Dokumen tersebut membahas hubungan antara hukum dan kebudayaan dari perspektif antropologi hukum. Perspektif ini menyoroti bahwa hukum lahir dan berkembang dari kebudayaan suatu masyarakat, sehingga tidak ada hukum yang seragam karena tidak ada kebudayaan yang seragam. Antropologi hukum mempelajari realitas berbagai corak hukum yang muncul dari beragam corak kebudayaan.
2. • Salah satu ilmu bantu hukum yang
menyoroti hukum dari aspek perilaku
adalah antropologi hukum.
• Dalam tataran normatif yang dipelajari
adalah asas hukum dan kaedah hukum.
• Asas hukum merupakan nilai, dan nilai
merupakan inti dari kebudayaan yang
menjadi
tinjauan
utama
dari
antropologi.
3. Harus disadari bahwa hukum lahir dan
berkembang dari sebuah kebudayaan,
SEHINGGA
Akan menjadi logis bahwa tidak ada hukum yang
seragam, karena tidak ada kebudayaan yang
bersifat seragam.
(Hukum yang berlaku bagi masyarakat Batak tentu saja
akan berbeda dengan hukum yang berlaku pada
masyarakat Minang, dan tentu saja akan berbeda dengan
hukum yang berlaku pada masyarakat Jawa dan
Sunda, atau bahkan hukum yang berlaku pada masyarakat
Eskimo berbeda dengan hukum yang berlaku bagi
masyarakat Indian di Amerika).
Untuk negara sebesar dan seluas Indonesia
tentunya memberlakukan hukum secara
seragam terhadap masyarakat yang
4. • Dalam perspektif antropologi hukum, hukum
lahir dari kebudayaan.
• Melihat hal tersebut di atas menyadarkan
kepada kita akan peran Antropologi Hukum
sebagai sebuah perspektif untuk melihat
berbagai macam corak hukum yang lahir dan
berkembang pula dari berbagai corak dan
ragam kebudayaan.
• Mempelajari Antropologi Hukum berarti kita
melihat sebuah realitas, kenyataan atas
kehidupan hukum yang sesungguhnya berjalan
di masyarakat.
5. KEBUDAYAAN
• Culture, merupakan istilah bahasa asing yang
sama artinya dengan kebudayaan, berasal
dari kata latin “colere” yang berarti mengolah
atau mengerjakan (Mengolah tanah atau
bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere”
kemudian “culture” diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah
dan merubah alam.
7. Ki Hajar Dewantara
• “Kebudayaan adalah buah budi manusia
dalam hidup bermasyarakat”
Sultan Takdir Alisyahbana
“Kebudayaan adalah manifestasi dari cara
berfikir”
8. Moh. Hatta
“Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari
suatu bangsa”
Selo Soemarjan dan
Soelaeman Soemardi
“Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa
dan cipta masyarakat”.
9. • KEBUDAYAAN :
BUDDHAYAH (SANSEKERTA) – bentuk
jamak dari buddhi : budi dan akal, hal-hal
yang bersangkutan dengan budi dan akal
11. • Dalam pengertian sehari-hari, istilah
kebudayaan sering diartikan sama dengan
kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
Akan tetapi apabila istilah kebudayaan
diartikan menurut ilmu-ilmu sosial, maka
kesenian merupakan salah-satu bagian saja
dari kebudayaan (Soerjono Soekanto.
2004:172).
12. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut Prof Koentjaraningrat:
Wujud Kebudayaan digambarkan dalam 4
lingkaran konsentris yaitu :
• Lingkaran inti adalah nilai-nilai budaya
(sistem ideologis)
• Lingkaran kedua dari dalam adalah sistem
budaya (sistem gagasan)
• Lingkaran ketiga adalah sistem sosial (sistem
tingkah laku)
• Lingkaran keempat adalah kebudayaan fisik
(benda-benda fisik).
14. 1. Suatu kompleks dari ideide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan, dsb
2. Suatu kompleks aktivitas kelakukan
berpola dari manusia dlm masyarakat.
3. Benda-benda hasil karya manusia.
15. Wujud 1
•
•
•
•
•
Merupakan wujud ideal dari kebudayaan
Sifatnya abstrak,
Berada dialam pikir manusia
Berupa tata kelakuan
Bisa mengatur, mengendali dan memberi arah
kelakuan dan perbuatan manusia
• Nilai – norma - hukum
16. 2.
• Sering disebut sistem sosial, terdiri dari
aktivitas manusia yg
berinteraksi, berhubungan dan bergaul
satu sama lain di dalam masyarakat.
• Sifatnya konkret
• Bisa didokumentasikan
17. 3.
• Merupakan kebudayaan fisik, hasil karya
manusia dalam masyarakat
• Sifatnya lebih konkret
• Berupa benda-benda
19. Hubungan Hukum Dengan
Kebudayaan
• Dalam Antropologi Hukum, hukum ditinjau
sebagai aspek dari kebudayaan.
• Manusia dalam hidup bermasyarakat telah
dibekali nilai-nilai budaya untuk berlaku dengan
menjunjung tingi nilai-nilai budaya tertentu.
• Nilai-nilai budaya tercakup secara lebih konkret
dalam norma-norma sosial, yang diajarkan
kepada setiap warga masyarakat supaya dapat
menjadi pedoman berlaku pada waktu
melakukan berbagai peranan dalam berbagai
situasi sosial.
20. • Norma-norma sosial sebagian tergabung dalam
kaitan dengan norma lain,
• Menjelma sebagai pranata atau lembaga sosial yang
lebih mempermudah manusia mewujudkan perilaku
yang sesuai dengan tuntutan masyarakatnya atau
yang sesuai dengan gambaran ideal mengenai cara
hidup yang dianut dalam kelompoknya.
• Gambaran ideal atau desain hidup atau cetak biru,
yang merupakan kebudayaan dari masyarakat itu
hendak dilestarikan melalui cara hidup warga
masyarakat, dan salah satu cara untuk mendorong
para anggota masyarakat supaya melestarikan
kebudayaan itu adalah hukum.
• Contoh: Sistem Kekerabatan Masy. Bali.