Tiga karakteristik marah dalam Islam yaitu rendah, tinggi, dan moderat. Marah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti hipertensi dan gangguan jantung. Untuk mengendalikannya perlu menahan amarah, berwudhu, berdoa, dan mengingat balasan di akhirat.
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Marah harus dikendalikan
1.
2. Marah ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang
dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang
menimpakan gangguan yang terjadi padanya
Marah adalah bara yang dilemparkan setan ke dalam hati anak Adam sehingga ia
mudah emosi, dadanya membara, urat sarafnya menegang, wajahnya memerah,
dan terkadang ungkapan dan tindakannya tidak masuk akal
Ja’far bin Muhammad rahimahullah mengatakan, “Marah adalah pintu segala
kejelekan.” Dikatakan kepada Ibnu Mubarak rahimahullah , “Kumpulkanlah untuk
kami akhlak yang baik dalam satu kata!” Beliau menjawab, “Meninggalkan
amarah.” Demikian juga Imam Ahmad rahimahullah dan Ishaq rahimahullah
menafsirkan bahwa akhlak yang baik adalah dengan meninggalkan amarah
3. "Sesungguhnyaa marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak
adam.Ingatlah bahwa sebaik baik orang adalah orang yang melambatkan
(menahan) amarah dan mempercepat keridhaan, dan sejelek-jelek orang
adalah orang yang mempercepat amarah dan dan melambatkan ridha"
(HR. Ahmad dari Abu Sa' id al-Khudriy)
4. Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh,"
Bukanlah disebut kuat orang yang pandai bergulat. Sesungguhnya orang yang
kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ia marah"
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau
jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-
Bukhâri]
5. Karena sumber marah adalah setan, sehingga godaannya bisa diredam dengan
memohon perlindungan kepada Allah
Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini,
marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas
syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Orang yang berdiri, mudah untuk bergerak dan memukul, orang yang duduk,
lebih sulit untuk bergerak dan memukul, sementara orang yang tidur, tidak
mungkin akan memukul. Seperti ini apa yang disampaikan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Perintah beliau untuk duduk, agar orang yang sedang dalam
posisi berdiri atau duduk tidak segera melakukan tindakan pelampiasan
marahnya, yang bisa jadi menyebabkan dia menyesali perbuatannya setelah
itu. (Ma’alim As-Sunan, 4/108)
7. tiga karakter marah dalam Islam
Pertama, yaitu rendah, dimana kemarahan yang mempunyai tingkat ekstrim
rendah ini ditandai dengan ketidak mampuan seseorang untuk marah, pun
disaat yang sebenarnya mengharuskan orang tersebut marah. Seperti saat
menghadapi kemungkaran dan musuh-musuh Allah. (QS. AL-Fath: 29 dan At-
Taubat:73).
Yang kedua dari karakter marah adalah tinggi. Kemarahan yang mempunyai
tingkat ekstrim yang berlawanan dengan yang pertama ini ditandai dengan
adanya sifat marah yang tidak terkontrol dan keluar dari akal sehat serta norma
agama. Suatu hal yang sepele bisa menimbulkan kemarahan yang sangat bagi
orang yang memiliki karakter kedua ini. Atau dalam Psikologi disebut sebagai
orang tempremental
Yang terakhir dan yang paling baik adalah karakter marah moderat. yaitu
suatu sikap yang terpuji yaitu tetap berada dalam kendali akal sehat dan
kesadaran agama, sekalipun dalam keadaan marah
8. Kiat Mengendalikan Marah
Meluapkan kemarahan apalagi yang berlebihan, merupakan salah satu ekspresi
memanjakan ego yang cenderung bersifat negatif, atau dalam al-Qur'an sering
disebutdengan nafsu amarah
Nabi dalam hadits Abu Dawud, " Duduk ketika sedang berdiri, tiduran ketika
sedang duduk, jika masih marah, berwudhu atau mandilah dengan air dingin
Memaafkan, sikap lembut dan tegar dengan mengharap ridha dan balasan baik
dariAllah (QS. Al-Alraf.199, Ali Imran:134)
Mengingat qishas di akherat, jika kita melampiaskan kemarahan. Riwayat Abu Ya'la
ketika merasa kesal dengan Washif yang lambat melaksanakan tugas. Rasulullah
menegurnya secara bijak seraya berkata, " Kalaulah tidak
mencemaskan pembalasan di akhirat, niscaya aku beri engkau pelajaran"
9. Memikirkan kembali dengan tenang, tentang faktor yang menjadi pemicu marah,
apakahmemang sepatutnya disikapi dengan marah atau tidak
Positif thinking (husnudzon) dan mencoba memahami alasan sikap dan prilaku
orang lain
Membaca taawwudz seraya berdoa kepada Allah agar terhindar dari provokasi
syetandan jebakan fitnah yang menyesatkan." Allahumma Rabban Nabi
Muhammad, ighfirlii dzambi wa adzbib ghaiddha qoIbii wa ajimii min mudhilatil
fitan
Kiat Mengendalikan Marah
Berlatih menunda amarah, dengan tidak mealampiaskan marah secara spontan
danrefleks
10. Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa
dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR.
Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784)
“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya,
maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat,
sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu
Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)
11. "Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, sehingga menjadi lembut pula setiap
tindakanyang kami lakukan. Lembutkanla hati kami untuk mudah menerima
setiap ketetapan-Mu, lembutkanlah hati kami untuk mudah menerima segala
perintah-Mu, sehinggga ia dapat kami jadikan sebagai penerang dalam hidup,
sebagai pembimbing dalam langkah kami
Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, agar kami dapat memahami dan menjalani
takdirmu dengan keikhlasan dan kelapangan Karena tiada yang dapat
membuatnya menjadi lapang selain Engkau wahai menguasa jagad
Ya Ghofar, ampunilah segala dosa kami dan kedua orang tua kami, ampunilah
segalakehilafan dan kemarahan yang pernah kami lakukan, kemarahan yang
pernah kami luapkan pada kedua orang tua kami, kemarahan yang pernah kami
luapkan pada suami kami, anak-anak tak berdosa kami, teman-teman
kami, tetangga-tetangga kami, guru-guru kami, murid-murid kami dan yang
lainnya
12. Ya Shabur, berikanlah kesabaran pada kami dalam menghadapi setiap cobaan
yang engkau berikan, sehingga tidak ada kemarahan dalam menghadapi cobaan
tersebut
Ya Muqalibal Qulub, tetapkanlah hati kami, tetapkan ia untuk tetap komitmen
dalamikatanMu, tetapkan ia untuk terus mencari ridhaMu, sehingga setiap detik
dari waktu yang kami lalui, setiap desah dari nafas yang terbuang, setiap tapak
dari jalan yang kami susuri adalah ladang amal kebaikan, tetapkanlah hati kami,
tetapkanlah ia pada jalan yang telah kau gariskan, tetapkanlah ia berpegang
pada Qur'an dan SunahMu, sehingga kami tidak akan sesat pada jalan yang
salah. Bersihkanlah ia dari penyakit-penyakit yang akan menggerogoti keimanan
kami
Ya Lathif, Ya Ghofar, Ya Shobur, Ya Muqolibal qulub, Amien Ya robbal `alamin.
13. Marah Aspek medis
tubhuh kita
kemarahan dapat menimbulkan hipertensi, maag, gaugguan fungsi jantung,
insomnia, kelelahan bahkan serangan jantung
luapan kemarahan mungkin dapat "menenangkan atau melegakan", tetapi
efek lain dari luapan ini adalah dapat memutuskan tali cinta kasih, silaturahmi,
dan mengacaukan komunikasi yang terjalin
Seseorang yang marah cenderung mengedepankan nafsunya dan
mengesampingkan akal sehat dan agama. Maka berhati-hatilah karma ledakan
amarah dapat menimbulkan permusuhan dan berefek buruk terhadap kesehatan
mental kita
14. Demikianlah dampak dari emosi yang
bernama kemarahan ini. Seseorang yang
pemarah, akan mendapatkan kesulitan
di semua wilayah kehidupan. Dalam
pergaulan sosial, kebanyakan orang akan
menjauh, karena tak satupun orang
yang suka menjadi obyek kemarahan.
Dalam kehidupan rumah tangga, bara
dan perpecahan rumah tangga akan
terjadi, karena amarah dari salah satu
pihak akan memancing amarah dari
pihak lainnya. Dan perang antar suami
istri di dalam rumah tangga tak akan
kalah dahsyat dari perang dunia
manapun. Dalam dunia bisnis,
kemarahan juga merusak.
Orang-orang terbaik akan pergi karena
mereka tak akan mau bersama sosok
pemarah yang membuat suasana kerja
menjadi tak nyaman. Loyalitas tak akan
terbentuk; siapa yang mau loyak pada
sosok yang sering menyakit,
kekurangan rasa cinta dan lebih peduli
pada perasaannya sendiri? Sebuah
perusahaan tak akan berkembang
menjadi perusahaan yang solid dan
berkelas di tangan orang yang pemarah
dan senang menjadikan berbagai hal
sepele sebagai alasan untuk meledak