Ketidakseimbangan antara Kebutuhan dan Ketersediaan mengharuskan
manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif yang lebih terjangkau
dan efisien. Pemerintah sebagai Regulator telah memberikan alternatif
sumberdaya melalui Badan Usahanya yaitu PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk. Namun, sebagai Badan Usaha Milik Negara, proses penentuan
harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara masih belum tepat sasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses penentuan harga
gas bumi ditinjau dari fungsi produksi dan kelayakan bagi masyarakat pada PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Metode Penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi dan Studi kasus.
Teknik analisis data yang digunakan dimulai dari reading, coding, reducing,
displaying, dan interpreting.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses penentuan harga
gas bumi melalui analisis fungsi produksi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk menetapkan harga sesuai kebutuhan bisnis yang berorientasi keuntungan
kepada pelanggan Industri, dari keuntungan tersebut akan disubsidi silang
kepada pelanggan Rumah Tangga dengan penetapan harga gas bumi yang
terjangkau. Sedangkan pada proses penentuan harga gas bumi melalui analisis
kelayakan bagi masyarakat, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
menetapkan harga yang lebih terjangkau, karena gas merupakan bahan dasar
yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Maka, untuk pelanggan
Industri, penentuan harga Gas Bumi memang lebih mempertimbangkan
kebutuhan bisnis, tetapi keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk
meningkatkan pendapatan pemerintah, yang nantinya digunakan untuk
pemerataan kemakmuran masyarakat. Tetapi untuk pelanggan Rumah Tangga
dan Pelanggan Kecil, penentuan harga Gas Bumi lebih mempertimbangkan
kelayakan dan kemampuan daya beli masyarakat daripada kebutuhan bisnis.
Peran warga negara dalam upaya mendukung kebutuhan listrik bangsa indonesia
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN HARGA GAS BUMI
1. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN
BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN
HARGA GAS BUMI
(Studi Kasus pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk)
Mahendra Adi Nugraha
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
Abstrak
Ketidakseimbangan antara Kebutuhan dan Ketersediaan mengharuskan
manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif yang lebih terjangkau
dan efisien. Pemerintah sebagai Regulator telah memberikan alternatif
sumberdaya melalui Badan Usahanya yaitu PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk. Namun, sebagai Badan Usaha Milik Negara, proses penentuan
harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara masih belum tepat sasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses penentuan harga
gas bumi ditinjau dari fungsi produksi dan kelayakan bagi masyarakat pada PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Metode Penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi dan Studi kasus.
Teknik analisis data yang digunakan dimulai dari reading, coding, reducing,
displaying, dan interpreting.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses penentuan harga
gas bumi melalui analisis fungsi produksi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk menetapkan harga sesuai kebutuhan bisnis yang berorientasi keuntungan
kepada pelanggan Industri, dari keuntungan tersebut akan disubsidi silang
kepada pelanggan Rumah Tangga dengan penetapan harga gas bumi yang
terjangkau. Sedangkan pada proses penentuan harga gas bumi melalui analisis
kelayakan bagi masyarakat, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
menetapkan harga yang lebih terjangkau, karena gas merupakan bahan dasar
yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Maka, untuk pelanggan
Industri, penentuan harga Gas Bumi memang lebih mempertimbangkan
kebutuhan bisnis, tetapi keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk
meningkatkan pendapatan pemerintah, yang nantinya digunakan untuk
pemerataan kemakmuran masyarakat. Tetapi untuk pelanggan Rumah Tangga
dan Pelanggan Kecil, penentuan harga Gas Bumi lebih mempertimbangkan
kelayakan dan kemampuan daya beli masyarakat daripada kebutuhan bisnis.
Kata Kunci : Penentuan Harga, Gas Bumi, Fungsi Produksi, Kelayakan, BUMN
2. Pendahuluan
Seluruh kalangan masyarakat, baik rumah tangga, instansi/perusahaan,
industri, hingga kalangan pemerintah, mengandalkan BBM sebagai sumber
energi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bahan Bakar Minyak atau
yang lebih dikenal dengan BBM, selama ini menjadi primadona bagi masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, jika bisa digolongkan, BBM sudah menjadi
kelompok barang primer bagi masyarakat. Kini, cadangan BBM menjadi sangat
menipis dikarenakan eksploitasi secara besar-besaran oleh masyarakat dunia,
termasuk Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia yang tinggi akan
sumber energi minyak ini mengharuskan pemerintah Indonesia untuk
menghasilkan BBM dengan jumlah yang besar, dengan konsekuensi harga BBM
yang mahal karena harus diimpor. Dengan penggunaan yang terus menerus ini,
maka terjadi eksploitasi besar-besaran dan menjadikan BBM semakin langka.
Kelangkaan ini pun juga memicu kenaikan harga BBM dan menyebabkan
penghapusan subsidi atas beberapa jenis BBM. Kelangkaan BBM ini
mengharuskan pemerintah dan seluruh masyarakat memikirkan alternatif
penggantinya. Melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai
BUMN, pemerintah memberikan alternatif sumber energi untuk masyarakat
dengan produknya berupa gas bumi yang lebih murah dan efisien.
Pada hakikatnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan
suatu perusahaan Negara (BUMN) yang membawa misi khusus dari pemerintah
untuk menyejahterakan masyarakat, mulai dari masyarakat umum, komersial,
sampai sektor industri yang berdampak tidak langsung pada masyarakat. Akan
tetapi sifat sebuah BUMN adalah profit oriented yaitu segala kegiatannya
didasari pada mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tugas berat BUMN ini
juga diperberat dengan adanya pesaing dalam bidang distribusi gas bumi. Pada
BUMN yang produknya menguasai hajat hidup orang banyak, terbentuklah pasar
oligopoli. Dengan adanya pesaing dari pihak swasta, pemerintah masih bisa
menetapkan kebijakan dan harga untuk suatu produk dari perusahaannya
dengan tujuan tertentu seperti untuk stabilitas harga dan kesejahteraan
masyarakat. Terkadang ada beberapa perusahaan negara yang tidak bisa
langsung menetapkan kebijakan dan harga produknya walaupun terjadi
perubahan – perubahan di lingkungan dan pasar, hal ini dikarenakan harus
adanya persetujuan dari pemerintah (negara) agar tidak terjadi masalah
dikemudian hari.
Dalam hal ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menyiasati
dengan penggolongan jenis tarif gas bumi, mulai dari tarif pelanggan golongan
rumah tangga dan pelanggan kecil, tarif pelanggan komersial, sampai pada
pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik. Untuk pelanggan kecil dan
pelanggan rumah tangga PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mematok
harga dari keputusan pemerintah yang sebenarnya merugikan PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk, sedangkan harga untuk pelanggan komersial,
industry dan pembangkit listrik adalah harga yang ditetapkan oleh PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dari Pemasok gas dan disahkan oleh
pemerintah pusat yang merupakan sumber keuntungan bagi PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk karena harga yang dipatok adalah harga yang sesuai
dengan kebutuhan bisnis gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Untuk mengetahui proses penentuan harga gas bumi PT
Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk, maka dilakukan metode Analisis
produksi. Dan untuk mengetahui besarnya nilai sosial atau nilai ekonomi yang
sesungguhnya dari proses penentuan harga gas bumi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk, maka akan dilakukan metode analis kelayakan.
1 | Adi N.Mahendra.2012
3. Oleh karena itu, disusun skripsi yang berjudul “Analisis fungsi produksi
dan kelayakan pada proses penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk” ini dengan tujuan untuk Untuk mengidentifikasi proses
penentuan harga gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ditinjau
dari fungsi produksi dan kelayakan bagi masyarakat.
Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya
Malthus, dalam Reksohadipriodjo (1988) mengemukakan pendapatnya
bahwa ada kecenderungan betambahnya penduduk lebih cepat dibanding
dengan persediaan makanan atau penduduk bertambah secara deret ukur
sedang makanan bertambah secara deret hitung, yang secara umum dapat
diartikan sebagai kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya yang tidak seimbang.
Pemikiran masalah sumber daya alam terus berlanjut dari waktu ke waktu. Kita
dapat melihat kegelisahan manusia dalam menghadapi problema sumberdaya
terutama yang berkaitan dengan kelangkaan.
Terbatasnya persediaan sumberdaya alam khususnya energi dan terus
meningkatnya kebutuhan akan energi dapat menyebabkan sumber energi habis,
selanjutnya masalah ini akan mengakibatkan kelangkaan dan akhirnya
menyebabkan lonjakan harga yang sangat tinggi. Apabila konsumen sumber
energi tidak membatasi penggunaannya dan pemerintah tidak segera mengambil
tindakan maka yang akan terjadi adalah kelangkaan disusul dengan kenaikan
harga sumberdaya energi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa mendatang.
Pemerintah telah mengambil kebijakan melalui upaya peningkatan program
penghematan (konservasi) energi, maupun penggunaan sumber energi alternatif
(diversifikasi).
Sedangkan menurut Reksohadipriodjo (1988), kelangkaan sumberdaya
energi dapat dihambat dengan teknologi. Proses subtitusi, eksprorasi,
perdagangan, transportasi, daur ulang, dan lain-lain memang membutuhkan
teknologi untuk berubah lebih baik dan lebih efisien agar dapat menghemat
konsumsi sumber energi. Realita yang terjadi sekarang sudah banyak sumber-
sumber energi baru yang digunakan untuk kehidupan, seperti penggunaan Gas
Bumi sebagai alternatif Bahan Bakar Minyak yang telah populer terlebih dahulu.
Begitu pula pernyataan Reksohadipriodjo (1988), bahwa Gas Bumi yang dahulu
hanya dibakar dalam kegiatan eksplorasi, sekarang merupakan sumberdaya
energi ramah lingkungan dan efisien yang dapat digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari.
Hakikat Perusahaan Negara
Dalam suatu Negara diperlukan penggerak dalam perekonomian.
Perekonomian sendiri dapat digerakkan dengan berbagai kegiatan ekonomi
mulai produksi sampai konsumsi. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Suatu
Negara memiliki Badan yang menangani kegiatan-kegiatan tersebut yan biasa
disebut Perusahaan Negara. Pengertian Perusahaan Negara atau yang
sekarang dikenal dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menurut (Pasal 1
Undang-udang No. 19 Prp 1960), ialah semua perusahaan dalam bentuk apapun
yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan negara Republik
Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang.
Perusahaan Negara sendiri memiliki tiga bentuk (Perusahaan Jawatan (Perjan),
Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Perseroaan (Persero)).
Melihat perkembangan yang demikian, sejak semula terjadi kerancuan
aspek hukum BUMN. Walaupun upaya penyederhanaan bentuk, penegasan
fungsi ke dalam Perjan, Perum, dan Persero belum cukup. Karena masih
2 | Adi N.Mahendra.2012
4. banyaknya BUMN yang mempunyai dasar hukum lain dan bentuknya berbeda,
seperti PN, PT, PT Campuran, Yayasan, Bulog, dan lainnya. Keanekaragaman
aspek hukum masih ditunjukkan dalam proses sejarah sampai sekarang.
Perkembangan tiga bentuk BUMN sesuai dengan misinya, hal ini ditandai
dengan perubahan-perubahan bentuk perusahaan. Perubahan bentuk
mengakibatkan pergeseran fungsi dan makna bidang usaha yang dianggap vital
dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Perubahan tersebut mulai tampak
tahun 1980-an, seperti pada Perjan dan Perjan menjadi Perum, dari Perum
menjadi Persero.
Penelusuran lebih lanjut, ada baiknya melihat perkembangan status
BUMN. Klasifikasi mana didasarkan kepada pengertian bahwa modal atau
sahamnya dimiliki langsung oleh Pemerintah dan usaha patungan yang seluruh
sahamnya dimiliki Pemerintah bersama-sama Pemerintah Daerah atau BUMN
lainnya tanpa memperhatikan komposisi kepemilikan Pemerintah. Jumlah
Persero mengalami kenaikan, sedangkan Perum, Perjan, PN, dan PT Lama
semakin berkurang.
Bagaimanapun juga, apabila BUMN telah berbentuk Persero, dalam
prakteknya BUMN akan melaksanakan multifungsi, yaitu sebagai berikut;
Pertama, sebagai agen Pembangunan, artinya bertugas untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Orientasinya menyediakan barang
dan jasa dengan harga yang terjangkau, karena barang dan jasa yang
bersangkutan mempunyai sifat meningkatkan perekonomian secara keseluruhan.
Misalnya pembangunan jalan jembatan, irigasi, dan membuka daerah baru,
sehingga peranannya, sebagai berikut; memberikan sumbangan untuk
mengembangkan perekonomian negara di samping menambah pendapatan
negara, menjadi pioner dalam hal kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, dan melaksanakan dan
menunjang pelaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan. Kedua, Pemerataan Kemakmuran dan Kesejahteraan, seperti
bidang transportasi umum dan air bersih, listrik, telekomunikasi, minyak dan gas.
Komoditi tersebut menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau ingin
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran rakyat secara merata, barang dan
jasa harus disediakan dengan harga yang cukup rendah (atau gratis sama
sekali), sehingga berperan sebagai; memberikan kemanfaatan umum, baik
berupa barang dan jasa kepada masyarakat banyak, melengkapi kegiatan
swasta dan koperasi dalam hal penyediaan barang dan jasa, yang dibutuhkan
oleh masyarakat, dan sebagai instrumen Penjaga Harga, BUMN dipertahankan
dalam tingkat persaingan yang ketat dengan swasta, karena ingin dipakai
sebagai instrumen penjaga harga. Ketika pasar mengendur dan berkembang
menuju bentuk monopolistik, maka BUMN bisa dipakai untuk menjual barang
dengan harga murah, agar pesaing-pesaing dihambat dalam hal kenaikan harga.
Seperti peranan untuk memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya
pengusaha bermodal kecil dan koperasi.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu
perusahaan Negara (Badan Usaha Milik Negara) yang berbentuk Perusahaan
Perseroan Terbatas, Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas adalah
perusahaan yang dimiliki oleh banyak orang, akan tetapi bentuk perseroan pada
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk belum lepas dari pemerintah karena
bidang bisnis pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan
sumber daya energi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak.
3 | Adi N.Mahendra.2012
5. Konsep Pasar pada Perusahaan Negara
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang
dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari perekonomian. Menurut Mankiw, N. G. (2004), Pasar
adalah sekelompok pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa. Sebagai
suatu kelompok, para pembeli menentukan seberapa banyak permintaan barang
atau jasa tersebut, dan sebagai suatu kelompok yang lain, para penjual
menentukan seberapa banyak penawaran barang atau jasa tersebut.
Dari strukturnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang
memiliki sedikit pesaing berbentuk pasar oligopoli. Pasar oligopoli adalah pasar
di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan.
Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam
pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang
terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan
tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi,
iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan
dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan
juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha
untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan
harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku
usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar
oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive
yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Jenis pasar oligopoli dan monopoli ini juga berpengaruh pada harga yang
ditetapkan karena di pasar jenis ini penjual bertindak sebagai price maker dan
pembeli bertindak sebagai price taker. Mengingat pasar yang terbentuk dalam
perusahaan negara adalah pasar jenis monopoli dan oligopoli, seharusnya harga
yang terbentuk dalam perusahaan negara tidak dapat dikendalikan karena
penjual di pasar jenis ini sedikit bahkan hanya satu penjual, tetapi disinilah peran
pemerintah sebagai penjaga stabilitas perekonomian yang menetapkan patokan
harga yang sesuai di masyarakat agar masyarakat semakin sejahtera dan
perekonomian semakin berkembang.
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2005) “metodologi penelitian pada dasarnya
merupakan cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang bersifat
deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian
digunakan untuk memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian
dilakukan, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang dikehendaki sesuai
dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan karakteristik masalah yang
diteliti, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi
dengan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan studi kasus. Fenomenologi
merupakan suatu pengalaman subyektif dan studi tentang kesadaran dari
perspektif seseorang, sedangkan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
bersifat menerangkan dan dapat dilakukan apabila pengetahuan tentang
masalahnya sudah cukup, artinya sudah ada beberapa teori dan penelitian
empiris, sehingga terkumpul generalisasi empiris. Sementara itu, penelitian studi
4 | Adi N.Mahendra.2012
6. kasus menggunakan teori yang sudah ada sebagai acuan untuk menentukan
posisi hasil penelitian terhadap teori yang ada tersebut. Posisi teori yang
dibangun dalam penelitian studi kasus dapat sekedar bersifat memperbaiki,
melengkapi atau menyempurnakan teori yang ada berdasarkan perkembangan
dan perubahan fakta terkini. Meskipun demikian, banyak hasil penelitian studi
kasus yang berhasil mamatahkan teori yang ada dan menggantikannya dengan
teori yang baru.
Berdasarkan unit analisis yaitu proses penentuan harga produk gas bumi
pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, maka pihak-pihak yang akan
dijadikan informan dalam penelitian ini ; Pertama, Karyawan Kantor Pusat PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (divisi yang terkait langsung dengan
proses penentuan harga gas bumi). Kedua,Karyawan Kantor Strategic Bussines
Unit PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (divisi yang terkait langsung
dengan kegiatan jual beli gas bumi).
Teknik analisis data menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2009)
adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain”. Analisis data dalam penelitian kualitatif deskriptif ini
menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif. Proses analisis
data itu sendiri lebih cenderung pada deskripsi data yang diperoleh berupa
langkah reading, coding, reducing, displaying, dan interpreting.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pada pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kualitatif dimana data yang diperoleh sangat bergantung pada
informasi yang diberikan oleh para informan. Oleh karena itu informan yang
dipilih untuk proses pengambilan data penelitian ini, pertama karyawan dari
Kantor pusat PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dimana informan ini
telah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang proses
penentuan produk gas bumi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Selain itu juga posisi jabatan struktural informan berkaitan dengan masalah
penentuan harga gas sehingga mampu mengungkapkan bagaimana proses
penentuan produk gas bumi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Selain informan kunci, peneliti juga membutuhkan informan pendukung yang
berfungsi sebagai uji validitas data, antara lain karyawan Kantor Unit PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Strategic Bussines Unit Distribusi
Wilayah II yang menangani penjualan langsung pada pelanggan. Secara rinci
informan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1: Nama-nama Informan Penelitian
Nama Jabatan
Nurul Manajer Pemasaran PT PGN Pusat
Widhi Staff Pemasaran PT PGN Pusat
Agung Staff Pemasaran PT PGN Pusat
Nina Staff Pemasaran PT PGN Pusat
Wahyu Staff Sumberdaya PT PGN Pusat
Bagus Staff Anggaran PT PGN SBU DW II
5 | Adi N.Mahendra.2012
7. Boss (disamarkan) Staff Penjualan PT PGN SBU DW II
Faisal Staff Akuntansi PT PGN SBU DW II
Sumber: Penelitian Lapang, 2012
Bidang Bisnis dan Penetapan Harga pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, atau yang biasa disingkat
dengan PT PGN, adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan
distribusi gas bumi. Sampai saat ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
masih menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi terbesar di
Indonesia.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai distributor
melakukan transaksi baik dengan pemasok gas bumi maupun dengan
pelanggan. Dengan pemasok gas bumi , PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk melakukan Gas Sales and Purchase Agreement (GSPA). Hal ini bersifat
jangka panjang. Transaksi take-or-pay ini memberlakukan harga dalam US
Dollar. Dengan pelanggan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
melakukan Perjanjian Jual Beli Gas bumi (PJBG) yang bersifat jangka pendek
Transaksi ini memberlakukan harga dalam US Dollar dan Rupiah sesuai dengan
harga minimum kontrak. Sedangkan sebagai transporter, PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk bukan sebagai pemilik gas bumi. Namun, PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai penyalur gas bumi dari pemilik gas
sampai ke tempat tujuan dengan dilengkapi oleh Surat Perjanjian Transportasi
Gas bumi dan Kontrak yang bersifat jangka panjang. Transaksi Ship-or-pay ini
memberlakukan tarif dalam US Dollar.
Gas bumi memiliki nilai keekonomian yang sangat baik. Selain
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, harga gas bumi juga lebih
murah dan lebih stabil dibanding harga minyak ataupun sumber energi lain.
Dengan keunggulan tersebut, gas bumi memberikan kemampuan bersaing bagi
penggunanya terutama sektor industri. Dengan harga yang lebih murah, industri
dapat menurunkan biaya produksinya sehingga harga jual industri dapat
bersaing terutama untuk pasar ekspor. Gas bumi juga memberikan multiplier
effect berupa tumbuhnya industri-industri di sekitar jaringan pipa sehingga
mengangkat perekonomian daerah sekitar.Dengan munculnya industri-industri
baru, maka lapangan kerja dan kesempatan kerja terbuka bagi penduduk sekitar.
Tidak seperti minyak bumi yang memerlukan proses yang kompleks untuk
mengubahnya menjadi energi, gas alam hanya menggunakan teknologi yang
sederhana setelah dieksploitasi. Proses yang pendek ini menyebabkan harga
bahan bakar gas lebih murah daripada bahan bakar minyak. Gas alam juga tidak
memerlukan tempat penyimpanan karena sistem pemipaan sendiri sudah
berfungsi sebagai penyimpanan gas. Penggunaan sistem pemipaan sangat
menguntungkan pelanggan karena tidak ada biaya fasilitas penyimpanan.
Harga gas memang tidak sama dengan sumber energi lain, gas
ditetapkan menurut variabel-variabel tersendiri yang berbeda penghitungannya
dengan sumber energi lain. Seperti yang diungkapkan oleh Widhi, bahwa :
....Gas bumi itu ndak perlu diolah seperti LPG, jadi ndak ada biaya yang
ditambahkan dalam harga jualnya. Setelah dari pemasok, gas ini di
transmisikan ke SBU dan langsung didistribusikan ke pelanggan-
pelanggan masing-masing SBU. Harga gas bumi sekarang lebih murah
dari harga sumber energi lain karena sistem jual beli gas bumi beda dari
sember energi lain, yaitu adanya kontrak harga dan volume gas bumi baik
sebelum sebelum dieksplorasi, saat dieksprorasi, sampai pada jangka
6 | Adi N.Mahendra.2012
8. waktu yang ditentukan oleh kontrak dan kontrak ini juga menggunakan
harga-harga lama yang tetap mulai dari awal kontrak sampai pada waktu
kontrak habis. Jadi ini yang menyebabkan harga gas bumi di PT PGN
lebih murah dari harga sumber energi lain.
Senada dengan Widhi, Nina menguraikan :
....Ya emang lebih murah sih, biaya produksinya ya, kan paling murah
batubara, kalo kita 6,5 dia 4,5 tapi kalo make batu bara kan mreka harus
nyediain penampungan kan,makannya ditumpuk2 gitu kan batu baranya
sama biaya maintenance nya gede, kan pembakarannya item kan,
pembakarannya kurang sempurna, sama kalo buat makanan gak bisa,
memang secara banderol batubara memang lebih murah, kalo
dibandingin bbm, bbm yang paling sering dipake industri tu kan solar, nah
solar tu harganya berubah-ubah yah, tiap bulan ada update dua kali
harganya sekarang sekitar 29 US$/mmbtu jadi harga solar 29
US$/mmbtu, harga gas 6,5 US$/mmbtu, harga batubara 4,5 US$/mmbtu
tapi keseluruhan yang paling murah gas.
Senada dengan Widhi dan Nina, Bagus menguraikan :
....Harga gas dihitung per MMBTU sehingga komposisi gas seperti
apapun tidak diperhatikan secara langsung, jadi komposisi gas akan
menentukan berapa nilai kalor gas tsb, selanjutnya menentukan harga
gas, sementara harga minyak dilihat per barrel, sehingga komposisi
minyak menjadi penting, dan akibatnya minyak mentah memiliki harga yg
bervariasi tergantung dari komposisinya.
Lebih lanjut Bagus menurut Bagus :
....Harga gas cenderung konstan karena sumur gas hanya dapat
diekploitasi jika sudah ada pembeli ,ga mungkin buat storage tank untuk
gas di permukaan, biarkan saja reservoir di bawah sana menjadi
storagenya. Kalau pemasok mengebor sumur-sumur eksplorasi dan
menemukan gas, maka langkah selanjutnya melakukan kalkulasi
cadangan gas yang tersimpan di bawah, lalu mencari buyer dan
menegosiasikan harga gas yang dapat diterima kedua pihak. Jadi harga
gas tidak fluktuatif selama masa kontrak karena sudah dihitung di depan.
Variasi harga gas terjadi untuk setiap transaksi yang berbeda menjadi
berbeda karena disesuaikan dengan skala ekonomis masing-masing
producer-buyer. Sementara kalau pemasok mengebor sumur-sumur
eksplorasi dan menemukan minyak, pemasok bisa meneruskan ke
program eksploitasi, karena minyak mentah yang dihasilkan bisa
disimpan dan split antara oil company dan BPMIGAS adalah dalam
bentuk produk, sementara split untuk gas adalah dalam bentuk uang.
Karena minyak bisa disimpan, dan pembeli selalu ada, maka harga
minyak akan ditentukan oleh faktor supply & demand.
Senada dengan Bagus, Faisal Mengungkapkan :
....Bisa dikatakan, mayoritas ramalan harga minyak jangka menengah
atau panjang yang dipublikasikan sama kajian kajian international itu
cenderung meleset. Ini adalah gambaran betapa volatile nya situasi harga
minyak saat ini. Harga minyak bumi itu lebih ditentukan dari demand dan
supply, kita liat aja, minyak sama saham bisa diperdagangkan dan diambil
selisihnya.
7 | Adi N.Mahendra.2012
9. Proses Penentuan Harga melalui analisis Fungsi Produksi
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu Badan
Usaha Milik Negara dituntut untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya,
dalam mekanisme harga jual di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
terdapat sistem penentuan harga yang profit oriented yaitu pada harga jenis
pelanggan industri dan sebagian pelanggan komersial. PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk menetapkan harga tersebut untuk menjaga kualitas produk
gas bumi, menyesuaikan biaya-biaya produksi gas bumi, mencari keuntungan
dan memenuhi kebutuhan Perusahaan, sesuai dengan tujuan utama Badan
Usaha Milik Negara yaitu mencari keuntungan.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menetapkan harga gas
pelanggan industri dan komersial melalui analisa fungsi produksi untuk
menyesuaikan harga agar keuntungan yang didapat tetap stabil dan
memperkecil resiko kerugian. Ketika terjadi perubahan variabel penyusun harga
gas industri dan komersial, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk harus
melakukan penyesuaian harga jual gas kepada pelanggan agar dapat menjamin
keamanan pasokan gas dalam jangka panjang. Penyesuaian harga jual gas PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dilakukan tetap dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan daya beli pelanggan. Sebelum
memberlakukan penyesuaian harga, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
terlebih dahulu mengkomunikasikan rencana penyesuaian kepada pelanggan di
seluruh area/Strategic Bussines Unit.
Diketahui bahwa memang tujuan BUMN adalah untuk mencari laba,
disamping untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya, BUMN juga memberikan
sumbangsih pada pendapatan Negara yang nantinya akan berdampak pada
perekonomian Negara secara keseluruhan. Dalam masing-masing jenis harga
gas di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terdapat berbagai variabel
penyusunnya, satu dengan yang lain saling berhubungan dan berkaitan. Jadi
Ketika ada perubahan dari salah satu variabel penyusun harga gas, maka harga
akan segera disesuaikan atau akan ada kompensasi pada variabel lain. Seperti
pengungkapan Widhi :
....Harga gas bumi yang ditentukan oleh PT PGN adalah harga yang
diperuntukkan bagi pelanggan Industri, karena dari harga inilah PT PGN
memenuhi kebutuhannya dalam berbisnis gas.
Senada dengan Widhi, Bagus mengungkapkan :
....Tiap unit di PGN tetap membeli gas dari pemasok baik itu unit distribusi
maupun unit transmisi, unit distribusi mengambil gas dan langsung
menyalurkan gas ke pelanggan sedangkan transmisi mengambil gas dan
menyalurkannya ke unit distribusi untuk di salurkan ke pelanggan,
biasanya dalam volume yang besar Jadi unit distribusi dapat membeli dari
unit transmisi , sehingga tiap unit memberi sumbangsih pendapatan pada
PGN.
Senada dengan Widhi dan Bagus, dalam UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas
juga terungkap bahwa:
....Fungsi BUMN adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan
perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada
khususnya, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis
kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
8 | Adi N.Mahendra.2012
10. swasta dan koperasi, turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan
kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Harga Industri merupakan Murni Bisnis PT Perushaan Gas Negara
(Persero) Tbk
Harga jenis pelanggan industri inilah yang murni untuk kebutuhan bisnis
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, karena hanya dari pelanggan industri
ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat meraup keuntungan yang
besar sesuai dengan tujuan utamanya sebagai Badan Usaha Milik Negara.
Harga untuk Pelanggan Industri ditentukan melalui analisa fungsi produksi yang
banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel penyusun harga. Harga yang
ditetapkan untuk pelanggan industri tidak hanya dipengaruhi oleh variabel Jarak
Transmisi dan Distribusi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi juga
dipengaruhi oleh variabel lain seperti harga pokok produksi. Dapat diketahui
bahwa secara umum variabel yang mempengaruhi harga adalah beban dan laba
yang diinginkan. Ketika terjadi perubahan beban seperti kenaikan harga beli,
pajak,biaya dan toll fee maka harga jual juga akan terjadi penyesuaian, begitu
pula dengan perubahan kebutuhan laba, ketika PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk membutuhkan lebih banyak keuntungan maka harga jual pun akan
terjadi perubahan.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menentukan Harga untuk
pelanggan industri dan sebagian harga untuk pelanggan komersial untuk
mencari keuntungan sebesar-besarnya, harga tersebut ditentukan sendiri oleh
PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk yang tersusun atas Harga beli gas
bumi dari Pemasok, biaya tansmisi gas (toll Fee), biaya operasional, iuran Niaga,
Pajak, dan yang terakhir adalah margin keuntungan yang ingin diperoleh. Seperti
yang diungkapkan Agung :
....Kalo harga industri kan buat be to be nya bisnis PGN, jadi sangat
terpengaruh dengan harga jual, margin, biaya, dan investasi pipa.
Investasi pipa itu juga di pertimbangkan lo,soalnya biayanya besar, kalo
gak ada keuntungannya bisa jadi masalah besar.
Senada dengan Agung, Nurul mengungkapkan :
....Kalo kita sekarang itu kan kita biasanya harga tergantung dari beli,
dimana kita beli, kalo dari sana nanti kita mikirkan marginnya berapa,
targetnya berapa, nanti tiap daerah tu beda-beda harganya,karena
sumber beli gasnya pun juga beda, Jadi nanti kalo jawa timur, nanti
sumbernya mana aja, jawa timur kan ada santos, lapindo, kodeco, na itu
masing-masing harga bedanya, kalo dari santos nanti berapa sih per
mmbtu ,nanti di blended, dijadikan satu dibagi dengan volume yang
disalurkan, nah nanti baru kita tetapin harga ada industri, komersil, nanti
ada juga operasionalnya.
Senada dengan Agung dan Nurul, Widhi mengungkapkan :
....Yang mempengaruhi harga gas itu unsur-unsur penyusun harga pokok
penjualan, seperti harga beli, biaya, pajak, toll fee dan keuntungan yang
diinginkan. Karena Harga jual gas untuk pelanggan industri ini adalah
untuk kebutuhan bisnis, harga yang ditetapkan merupakan jumlah dari
harga pokok produksi yaitu; Harga beli gas bumi dari Pemasok, biaya
tansmisi gas dan iuran transportasi gas pada BPH Migas, biaya
operasional baik internal PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk
9 | Adi N.Mahendra.2012
11. maupun iuran Niaga BPH Migas dan Pajak, dan yang terakhir adalah
margin keuntungan yang ingin diperoleh PT Perusahaan Gas Negara
(persero) Tbk.
Penjelasan lain dari Bagus :
....PGN juga dapat bertransaksi pada BUMN lain sebagai penjual dan
pembeli dengan menggunakan harga yang sesuai dengan bisnis gas
bumi PGN, Jadi PGN mendapatkan profit dari selisih harga jual gas dan
harga pasokan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemasok gas.
Senada dengan Bagus, BOSS mengungkapkan :
....Harga untuk pelanggan industri dibatasi minimum dan maximumnya
karena menyesuaikan jumlah pasokan dari pemasok gas dan untuk
meminimalisir kerugian atas volume gas yang terbuang atau dipakai
berlebih jadi harga gas PGN naik seiring dengan kenaikan harga gas dari
pemasok karena Harga gas untuk pelanggan industri ditentukan dari
harga beli, iuran BPH migas, pajak, dan prosentase keuntungan yang
diinginkan
Diskriminasi Harga Gas Pelanggan Industri : Subsidi silang terhadap Harga
gas pelanggan Rumah Tangga
Dalam penentuan harga di PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk
terdapat diskriminasi harga, hal ini dimaksudkan untuk membedakan porsi yang
diperuntukkan bagi pelanggan-pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (persero)
Tbk yaitu pelanggan rumah tangga, komersial, dan industri. Selain dikarenakan
hal tersebut, poin penting diskriminasi ini dibentuk karena PT Perusahaan Gas
Negara (persero) Tbk merupakan perusahaan negara yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan sebesar-besarnya dan tidak lupa membawa misi sosial
untuk menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan sumber energi
alternatif yang lebih murah dari sisi harganya maupun lebih efisien dalam
penggunaannya yaitu gas bumi. Dapat dikatakan bahwa harga gas bumi untuk
pelanggan Komersial dan Industri ditentukan oleh PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk walaupun realitanya masih ada intervensi dari Kementrian ESDM
pada proses penentuan harga gas bumi untuk pelanggan komersial, yang
dimaksudkan untuk memberikan sumber energi yang lebih terjangkau harganya
dan melindungi perusahan-perusahaan kecil dari praktek monopoli harga.
Keuntungan yang diperoleh dari penjualan gas untuk pelanggan industri
digunakan untuk menutup kerugian yang ditimbulkan dari harga Gas Bumi untuk
pelanggan rumah tangga. Seperti yang terungkap dari Laporan Keuangan PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tahun 2010:
....Harga jual gas PGN kepada pelanggan (diluar pelanggan rumah
tangga) ditentukan berdasarkan beberapa komponen antara lain: harga
beli gas dari pemasok, biaya transportasi & distribusi, biaya internal dan
margin yang memadai untuk menjamin keamanan pasok gas.
Berdasarkan keputusan Menteri ESDM No 19/2009, PGN dapat
menetapkan harga jual gas kepada general users (pelanggan industri dan
pembangkit listrik yang tidak disubsidi). Sementara harga jual gas kepada
pelanggan rumah tangga ditetapkan oleh Pemerintah. Kenaikan harga
jual gas yang cukup signifikan dari pemasok untuk perpanjangan kontrak
atau pun kontrak pasokan baru tahun 2010, eskalasi kenaikan harga gas
setiap tahun untuk kontrak gas existing dan inflasi serta kenaikan biaya
operation dan maintenance menyebabkan Perseroan harus
menyesuaikan harga jual gas kepada pelanggan. Hal tersebut harus
10 | Adi N.Mahendra.2012
12. dilakukan agar dapat menjamin keamanan pasokan gas dalam jangka
panjang dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan daya beli pelanggan.
Sebenarnya Diskriminasi harga ditujukan untuk memenuhi dua tugas
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yaitu meraup keuntungan dan turut
menyejahterakan masyarakat. Dengan jalan diskriminasi harga ini PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mencari keuntungan dari Penjualan Gas
bumi pada pelanggan industri yang harganya dibentuk menurut kebutuhan bisnis
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk itu sendiri dan turut menyejahterakan
masyarakat melalui kesediaan menutup kerugian dari penetapan harga yang
telah dievaluasi oleh BPH Migas untuk pelanggan Rumah Tangga dan
Pelanggan Kecil (Komersial). Seperti pengungkapan Nurul :
....Tiap daerah bberbeda, Kan dari banyak sumber,mana mana kita
jadikan satu, nanti kita beli volume gas blended itu, nah itu lah acuan kita
buat nentuin,kan ada pajak, margin. Biaya macem2 nya, nah keuntungan
koorporat itu lah yang dipake nutup kerugian di rumah tangga.
Proses Penentuan Harga Gas Bumi melalui Analisis Kelayakan bagi
Masyarakat
Selain dari fungsi BUMN yaitu mencari keuntungan, ada fungsi lain yaitu
memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional (UU No 22
Tahun 2001 tentang Migas). Jadi, harga Gas di PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk ditetapkan oleh pemerintah dan ada subsidi gas untuk rakyat di PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yaitu dari harga Gas golongan Rumah
Tangga dan pelanggan kecil yang ditetapkan oleh pemerintah tapi walaupun
begitu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan go public,
jadi pemerintah tidak banyak campur tangan atau memberi kebijakan untuk
subsidi. Seperti yang diungkapkan Bagus:
....Saya dak tau pastinya, kemungkinan orang atau badan usaha yang
disubsidi mereka rata-rata belum go public, pertamina belum go publik,
jadi banyak disubsidi. Harga pelanggan rumah tangga bukan subsidi dari
pemerintah, jadi udah ada ketentuan untuk gas rumah tangga sekian gas
komersial sekian na mengenai mengenai penentuan yg seperti itu aq gak
ngerti detailnya, mungkin pemerintah yang ngerti.
Dengan fungsi BUMN yang telah dijelaskan sebelumnya, PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk telah menjalankan misinya sebagai Badan Usaha
Milik Negara yaitu; memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya,
menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak, dan yang terpenting adalah turut serta membantu pemerintah untuk
menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan sumber energi alternatif
yang terjangkau masyarakat.
Dari seluruh penjelasan dapat diketahui bahwa PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk menentukan harga untuk pelanggan rumah tangga dengan
mempertimbangkan kelayakan bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar
masyarakat mampu membeli sumber energi ini dan dapat menjalankan
perekonomian secara mikro tanpa terbebani oleh harga. Seperti pengungkapan
BOSS:
....Harga gas untuk pelanggan Rumah tangga dan pelanggan kecil
sebenarnya merugikan PGN, tetapi ini merupakan kewajiban PGN
11 | Adi N.Mahendra.2012
13. sebagai Public company jadi harga gas untuk pelanggan Rumah tangga
dan pelanggan kecil diibaratkan sebagai subsidi untuk rakyat karena
harga jualnya tidak sesuai dengan harga beli yaitu harga jual yang
ditetapkan lebih rendah daripada harga beli dari pemasok dan realitanya
merugikan PGN. Pemerintah itu cuma memberi range-range harga yang
layak untuk masyarakat, Harga gas rumah tangga dan pelanggan kecil
tetap ditentukan oleh direksi tapi atas persetujuan pemerintah, jadi Gas
untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil tidak
menguntungkan tapi merupakan kewajiban PGN sebagai Public company
untuk ikut mensejahterakan masyarakat dengan pengadaan sumber
energi alternatif yang lebih murah.
Misi Sosial dalam Harga yang ditentukan berdasarkan kebutuhan bisnis
Pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mayoritas adalah
pelanggan rumah tangga (perorangan), tetapi jumlah pelanggan ini hanya
mengkonsumsi gas dalam jumlah kecil karena terkendala masalah jaringan. Oleh
karena itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga membantu
pemerintah dalam bentuk penjualan gas pada sektor industri dengan harga yang
ditentukan dengan analisis fungsi produksi yang bertujuan untuk meraup
keuntungan sebesar-besarnya. Pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan jumlah terbesar, tetapi diikuti
volume pemakaian yang berbanding terbalik dengan jumlah pelanggan tersebut.
Berbeda dengan pelanggan industri yang memiliki jumlah sedikit tetapi memiliki
volume pemakaian yang besar melebihi volume pemakaian pelanggan rumah
tangga dan komersial.
Pelanggan Industri PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
merupakan pelanggan yang jumlahnya paling sedikit diantara pelanggan lain,
akan tetapi pelanggan inilah yang paling banyak mengkonsumsi gas, mengingat
pelanggan ini sangat membutuhkan gas dalam kegiatan produksinya. Dalam
menjalankan kewajibannya sebagai BUMN, PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk juga membawa misi sosial dalam penjualan gas dengan harga
yang ditetapkan melalui analisis fungsi produksi yaitu pada pelanggan Industri,
melalui penjualan ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membantu
sektor industri dengan menyediakan gas berkualitas yang didistribusikan dengan
cepat melalui pipa-pipa gas. Oleh karena itu, Sektor industri pelanggan PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat melakukan kegiatan produksi
dengan baik dan cepat, yang nantinya akan berpengaruh pada keuntungan
industri tersebut. Ketika keuntungan meningkat, maka produksi dapat ditambah
yang juga akan meningkatkan keuntungan lebih banyak lagi. Dari peningkatan
output dan keuntungan industri ini, juga akan menimbulkan kekurangan SDM,
akhirnya lapangan pekerjaan terbuka dan masyarakat dapat bekerja pada sektor
industri yang akhirnya dapat meningkatkan besarnya konsumsi masyarakat
tersebut serta dapat meningkatkan GDP dikarenakan terjadi peningkatan
konsumsi agregat.
Selain sebagai agen dalam pembangunan, PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk juga berperan sebagai perusahaan yang membantu pemerintah
dalam menambah pendapatan. Melalui keuntungan yang dihasilkan dari
penjualan gas untuk pelanggan industri yang “profit oriented” , PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk turut membantu pemerintah dalam redistribusi
kemakmuran masyarakat yang dimbil dari APBN. Seperti yang diungkapkan
Bagus :
....Tiap unit di PGN tetap membeli gas dari pemasok baik itu unit distribusi
maupun unit transmisi, unit distribusi mengambil gas dan langsung
12 | Adi N.Mahendra.2012
14. menyalurkan gas ke pelanggan sedangkan transmisi mengambil gas dan
menyalurkannya ke unit distribusi untuk di salurkan ke pelanggan,
biasanya dalam volume yang besar Jadi unit distribusi dapat membeli dari
unit transmisi , sehingga tiap unit memberi sumbangsih pendapatan pada
PGN. Lha PGN sendiri juga setor ke pemerintah tiap taunnya.
Senada dengan Bagus, pada Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk tahun 2010 terungkap :
....Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, mengejar
keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, turut aktif
memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Diskriminasi Harga: Harga rumah tangga lebih rendah daripada harga
industri
Dalam penetapan harga gas bumi di PT Perusahaan Gas Negara
(persero) Tbk untuk pelanggan Rumah tangga, ditemukan perbedaan harga dan
metode penetapannya. Bila dibandingkan dengan harga gas bumi untuk
pelanggan industri, harga gas pelanggan rumah tangga jauh lebih murah,
metode penetapannya pun berbeda, harga gas rumah tangga hanya murni biaya
pemakaian gas, tapi pada pelanggan industri harga gas bumi selalu disertai
biaya maintenance dan biaya toll fee.
Terjadi perbedaan harga dan metode penetapannya, dimana harga gas
untuk pelanggan industri dan komersial profit oriented lebih tinggi daripada harga
gas untuk pelanggan komersial non profit oriented dan rumah tangga. Berbeda
dengan harga gas untuk pelanggan industri yang ditetapkan untuk meraup
keuntungan sebesar-besarnya, harga gas untuk pelanggan rumah tangga di
tetapkan jauh lebih murah dibawah harga gas untuk pelanggan indistri. Seperti
pengungkapan BOSS:
....Kalo pk antara 50-1000m3 sama pk juga dibagi pk1 , pk2. Pk1
contohnya gereja, pelanggan kecil yang tdk mengandung unsur profit
oriented, kayak gereja, jd yg tdk ada unsur laba. Kalo pelanggan 2 itu ada
unsur komersil, kalo org make segini bnyknya biasanya kan buat
katering,RS. Jadi pelanggan komersial non profit oriented diberi harga
yang berbeda dari pelanggan industri.
Diskriminasi harga ini bukan semata-mata ditetapkan untuk sekedar
membedakan jenis pelanggan, tetapi perbedaan harga yang signifikan antara
pelanggan industri dan rumah tangga ,dimana harga gas untuk pelanggan
industri jauh lebih mahal daripada harga gas untuk pelanggan rumah tangga, ini
dimaksudkan agar terjadi keseimbangan setelah harga untuk pelanggan rumah
tangga ditetapkan oleh pemerintah dengan nominal yang sangat rendah dan
dimaksudkan pula untuk menutup kerugian yang terjadi dari penjualan gas pada
pelanggan rumah tangga tersebut.
Harga yang ditetapkan pada pelanggan rumah tangga merupakan harga
yang berfungsi sebagai perwujudan misi sosial yang diemban oleh PT
Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk sebagai salah satu Perusahaan milik
Negara. Harga tersebut ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar, walaupun
13 | Adi N.Mahendra.2012
15. sebenarnya harga tersebut merugikan PT Perusahaan Gas Negara (persero)
Tbk. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak terbebani harga gas bumi yang
tinggi, maka harga gas lah yang menyesuaikan kemampuan daya beli
masyarakat, agar masyarakat dapat memperoleh sumber energi dengan mudah
dan lebih murah. Seperti yang diungkapkan Nurul:
....Kenapa kita gak ngenakan sama tiap daerah, karena sumbernya pun
sendiri beda, tiap-tiap daya belinya masyarakat yang juga beda juga
menjadi faktor, kaya cirebon, itukan derah minus yah,, daya beli
masyarakatnya juga rendah, itu harga rumah tangga jauh lebih murah.
Cirebon tu bukan kategori investasi, karena sumber gas nya dari situ, jadi
mau gak mau sebagian harus di kembalikan ke rakyat disana,mau gak
mau kita alirin, kan begitu aturan pemerintah, gak bisa semaunya juga.
Sedangkan menurut Nina:
....Emangnya harganya harus disamain? smua kayanya diskriminasi
harga deh. Bbm kan juga beda ya ada bbm subsidi ada bbm non subsidi
ya ya mungkin smua itu kembali ke daya beli pelanggannya ya.
Senada dengan Nurul, Widhi mengungkapkan :
....Keuntungan yang diterima PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk
pun paling banyak di peroleh dari penjualan gas bumi untuk pelanggan
Industri dan dari keuntungan penjualan inilah yang digunakan untuk
menutup kerugian dari penjualan gas untuk pelanggan rumah tangga dan
pelanggan komersial.
Harga Gas Rumah Tangga merupakan Peraturan dari pemerintah
Harga Gas Bumi untuk pelanggan rumah tangga memang bukan
ditujukan untuk meraup keuntungan bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk, Harga jenis pelanggan ini ditujukan untuk memenuhi kewajiban PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai public company yaitu turut
menyejahterakan masyarakat. Dalam penetapannya, harga untuk pelanggan
rumah tangga tidak dipatok seperti halnya harga untuk pelanggan industri yang
sesuai dengan kebutuhuan, tetapi dipatok lebih rendah dari harga yang
seharusnya ditetapkan lalu selanjutnya di evaluasi dan disahkan oleh
pemerintah. Seperti pada Peraturan Menteri No 19 / 2009 (Pasal 21) yang
mengatur bahwa Harga jual Gas Bumi melalui pipa:
....Harga jual Gas Bumi melalui pipa untuk pengguna rumah tangga dan
pelanggan kecil → diatur oleh BPH Migas. Harga jual Gas Bumi melalui
pipa untuk pengguna tertentu (Pelanggan komersial)→ ditetapkan oleh
Menteri ESDM. Harga jual Gas Bumi melalui pipa untuk pengguna umum
(Pelanggan Industri)→ ditetapkan Badan Usaha.
Sesuai dengan peraturan menteri tersebut PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk juga telah menetapkan jenis-jenis pelanggan. Pelanggan PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori,
yaitu Rumah Tangga, Komersial dan Industri. Dari sisi jumlah, pelanggan rumah
tangga mewakili 97% dari total pelanggan, sisanya 3% merupakan pelanggan
komersial dan industri. Namun demikian pelanggan industri menyerap 98% dari
total volume dan sisanya 2% diserap oleh pelanggan rumah tangga dan
komersial. Walaupun jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan industri dan
pelanggan dengan jumlah terkecil adalah pelanggan rumah tangga, PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tidak bisa seenaknya menetapkan harga
kedua pelanggan tersebut, mau tidak mau PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
14 | Adi N.Mahendra.2012
16. Tbk memang harus menerima ketetapan yang dibuat oleh pemerintah, dan
memang pemerintah khususnya BP Migas, BPH Migas, dan Menteri ESDM.
Seperti pengungkapan BOSS:
....Walaupun tiap Strategic Bussines Unit distribusi membeli dan
menyalurkan gas, General Manager Strategic Bussines Unit tidak berhak
menetapkan harga jual gas untuk pelanggan rumah tangga dan komersial
non profit oriented, harga ditetapkan oleh direksi atas persetujuan dari
pemerintah.
Lebih lanjut Widhi mengungkapkan :
....Yang netapin harga rumah tangga itu BPH Migas, jadi kita pure Cuma
bisa nrima aja setelah kita ajuin harga beli kita.
Formula yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
lebih mempertimbangkan aspek kemampuan daya beli masyarakat, daripada
kepentingan Badan Usaha. Harga harus dapat diterima masyarakat luas, begitu
pula dengan jangkauan distribusinya, jadi harga ditetapkan jauh dibawah harga
gas yang sebenarnya agar masyarakat mampu membeli gas. Seperti Keputusan
Menteri ESDM no 2932K-2010 tentang harga jual BBG untuk transportasi :
.... Kesatu, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk
transportasi di wilayah Jakarta termasuk Bogor, Bekasi, Depok, dan
Tangerang adalah Rp. 3.100,00,- (tiga ribu seratus rupiah) untuk tiap 1
(satu) liter setara premium (LSP) termasuk pajak-pajak, Kedua,
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi melakukan pengawasan atas
pelaksanaan penetapan harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan
untuk Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, Ketiga,
Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk Transportasi
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu dapat disesuaikan setiap
tahun, dan Keempat, Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
penetapan.
Lebih lanjut sektor lain, yang terungkap dari BPH Migas tentang Harga Jual
Bahan Bakar Gas Yang Digunakan Untuk Transportasi :
....Pertama, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk
transportasi ditetapkan sesuai formula : [ Harga = Hctp + Toll Fee +
Investasi + O&M + Margin SPBG + Pajak ]. Kedua, Harga jual Bahan
Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi ditetapkan Menteri untuk
setiap wilayah dengan memperhitungkan volume penjualan. Ketiga,
Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi
dievaluasi oleh Menteri setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
Serta pada pelanggan Rumah Tangga yang diungkap dari Peraturan Badan
Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor : 03/P/BPH MIGAS/I/2005 tentang
pedoman penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil:
....Badan Pengatur menetapkan harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan
pelanggan kecil dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli
masyarakat dan kepentingan badan usaha; Badan Usaha yang
melakukan kegiatan penjualan Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan
Pelanggan Kecil mengajukan usulan harga Gas Bumi kepada Kepala
Badan Pengatur secara tertulis dengan melampirkan :Usulan besaran
harga Gas Bumi; Analisis Keekonomian yang berkaitan dengan
penetapan harga Gas Bumi; Jumlah Rumah Tangga dan/atau Pelanggan
15 | Adi N.Mahendra.2012
17. Kecil beserta peta pemasarannya; Volume penjualan; Salinan Izin Usaha
Niaga; Salinan Perjanjian Jual Beli Gas Bumi; Lalu Badan Usaha wajib
menyampaikan paparan mengenai usulannya kepada Badan Pengatur;
Badan Usaha wajib mensosialisasikan alasan-alasan atas rencana
kenaikan harga Gas Bumi kepada masyarakat sebelum diajukan kepada
Badan Pengatur; Badan pengatur melaksanakan evaluasi dan analisis ats
usulan harga Gas Bumi ; Badan Pengatur mengadakan dengar pendapat
dengan pihak-pihak terkait sebelum menetapkan harga gas bumi; terkhir,
Badan Pengatur menetapkan harga Gas Bumi melalui sidang Komite.
Disisi lain, Badan Usaha yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
yang menjual gas bumi sebenarnya merugi atas penjualan pada pelanggan
rumah tangga ini, tetapi dengan adanya ketetapan dari Badan Pengatur Hilir
Minyak dan Gas Bumi, kerugian yang ditanggung oleh PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk dapat dibatasi untuk meminimalisir kerugian.
Kesimpulan
Hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Identifikasi penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk berkaitan dengan fungsi bisnisnya dilakukan dengan;
Pertama, menetapkan harga bisnis yang mempertimbangkan harga
pokok produksi dalam ini dikenakan pada sektor industri, yang berarti
sektor industri harus membayar harga yang sebenarnya yaitu harga
produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. Kedua, karena
diharuskan menjalankan fungsi sosial, PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk untuk dapat memenuhi kebutuhan bisnisnya melakukan
diskriminasi harga dalam hal ini industri dan perorangan, hal ini
dimaksudkan bahwa sektor industri mempunyai tugas lain yaitu
memberikan subsidi pada perorangan. PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk dapat menetapkan harga gas industri dibawah harga gas di
pasar internasional dikarenakan gas diambil dari pemasok lokal tanpa
ada impor. Walaupun harga gas bumi sudah sangat murah PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk masih dapat memberikan subsidi
silang bagi perorangan dari harga gas sektor industri.
2. Identifikasi penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk berkaitan dengan fungsi sosialnya, PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk; Pertama, Menyediakan Gas Bumi dengan harga
yang terjangkau, karena gas merupakan bahan dasar yang sangat
berpengaruh terhadap produksi barang-barang jadi, Kedua, untuk
konsumen Industri penentuan harga Gas Bumi memang lebih
mempertimbangkan kebutuhan bisnis, tetapi keuntungan tersebut yang
akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, yang
nantinya digunakan untuk pendistribusian kemakmuran masyarakat
dengan pembangunan atau subsidi, Ketiga, Untuk konsumen Rumah
Tangga dan Pelanggan Kecil, penentuan harga Gas Bumi lebih
mempertimbangkan kelayakan dan kemampuan daya beli masyarakat
daripada kebutuhan bisnis bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk, dan Keempat, Memperluas jaringan transmisi dan distribusi, untuk
menjaga keterjangkauan gas ke masyarakat.
16 | Adi N.Mahendra.2012
18. Referensi
Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun rencana penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Bogdan, R.C & Biklen. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction
to Theory and Methods. Boston : Allyn & Bacon.
BPH Migas. 2009. Daftar Harga Bahan Bakar Nasional. www.bphmigas.com
(diunduh per 31 Okt 2011)
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Creswell, J. W. 1998. Qualitative inquiry and research design : choosing among
five tradition. London : Sage Publication.
Ermiati. 2010. Analisis Kelayakan Dan Kendala Pengembangan. Bul. Littro , 21
No. 1, 2010, 80 - 92.
Instruksi Presiden Republik Indonesia No.17 Tahun 1967
Lincoln, Yvonna S. Dan Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inguiry. Beverly Hills, st
edition. Sage Publication.
Mankiw, N. G. 2004. Principles of Economics (third ed.). Jakarta: Salemba
Empat.
Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi.
Moleong, J Lexy . 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya.
Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakaya.
Nasution. 2006. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.). 1978. Handbook of qualitative research (pp.
485-499). Thousand Oaks. CA: Sage.
PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk . 2010. Laporan Keuangan. Jakarta :
PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk .
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2006. Gas – bunga rampai info .
Jakarta : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Reksohadipriodjo, Sukanto, Dr dan Pradono,Drs. 1988. Ekonomi Sumberdaya
Alam dan Energi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sitorus. Tulus Burhanuddin, St, Mt . 2002. Tinjauan Pengembangan Bahan
Bakar Gas Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Medan : USU digital library.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik.
Bandung: Transito.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Prp Tahun 1960
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 TAHUN 2003 Tentang Badan
Usaha Milik Negara
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 TAHUN 2001 Tentang Minyak
dan Gas bumi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 TAHUN 2007 Tentang Energi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 TAHUN 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
17 | Adi N.Mahendra.2012
19. Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus: Disain dan Metode. M. Djauzi Mudjakir
(Penerjemah). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
18 | Adi N.Mahendra.2012