2. Cairan tubuh
Air (H2O) merupakan komponen tubuh
manusia yang paling banyak, meliputi 60%
dari BB.
Komposisi: plasma (>90% H2O), Kulit-otot-
organ internal (70%-80% H2O), tulang (22%
H2O), lemak (10% H2O)
3. Cairan tubuh
Persentase H2O tubuh dipengaruhi oleh: jenis
kelamin & usia individu.
♀ memiliki kandungan H2O yang lebih rendah
dibandingkan dengan pria terutama karena hormon
seks ♀ yaitu estrogen meningkatkan deposit lemak
di payudara, bokong dan di tempat lain.
Persentase H2O juga menurun drastis secara
progresif seiring dengan pertambahan usia.
4. Klasifikasi cairan tubuh
kompartemen Volume % Cairan % Berat
cairan tubuh tubuh
(Liter)
Cairan tubuh 42 100% 60%
total
CIS 28 67% 40%
CES 14 33% 20
Plasma 2,8 6,6 4
C.interstisium 11,2 26,4 16
Limfe Diabaikan Diabaikan Diabaikan
C. lintas sel Diabaikan Diabaikan Diabaikan
5. Keseimbangan air harian
Pemasukan air Pengeluaran air
Jalan Jumlah Jalan Jumlah
(ml/hr) (ml/hr)
Asupan cairan 1.250 Insesible loss 900
H2O (makanan) 1.000 Keringat 100
H2O (metabolis) 350 Feses 100
Urin 1.500
Input total 2.600 Output total 2.600
6. Cairan tubuh
Cairan tubuh adalah: air beserta unsur-
unsur di dalamnya yang diperlukan untuk
kesehatan sel,dimana cairan tersebut berada
di dalam sel & sebagian di luar sel
Cairan tubuh tdd :
3. Cairan intra seluler (CIS)
4. Cairan ekstra seluler (CES)/Interstisill
5. Plasma darah
7. Cairan intra seluler (CIS)
Meliputi 50% dari berat tubuh
Letaknya di dalam sel
Mengandung elektrolit serta kalium dan fosfat
serta bahan makanan seperti glukosa & asam
amino
Dalam proses kerjanya dibantu oleh “enzim”
yang berfungsi memecahkan & membangun
kembali sel untuk mempertahankan
keseimbangan cairan.
8. Cairan ekstra seluler (CES)
Disebut juga cairan “interstisiil”
Membentuk 30% berat tubuh yaitu sekitar ±
12 liter
Merupakan medium di tengah-tengah sel
hidup, dimana sel menerima garam,
makanan, serta oksigen dan melepaskan
semua hasil buangannya kedalam cairan itu
juga.
9. Plasma darah
Meliputi 5% dari berat tubuh, yaitu sekitar ±
3 liter.
Merupakan sistem transpor yang melayani
semua sel melalui medium cairan ekstra
seluler
10. Pertukaran cairan dalam jaringan
Cairan dalam plasma berada di bawah tekanan
hidrostatik yang lebih besar dari tekanan interstisial,
oleh karena itu cairan dalam plasma cenderung untuk
keluar dari pembuluh kapiler.
Akan tetapi didalam plasma terdapat protein,
sedangkan cairan intertisial tidak mengandung
protein sehingga protein plasma ini mengeluarkan
tekanan osmotik yang berusaha menghisap cairan
masuk pembuluh kapiler.
11. Pertukaran cairan dalam jaringan
Di ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik
lebih besar dari pada tekanan onkotik. Maka
imbangan kekuatan mendorong cairan masuk
jaringan, sedangkan pada ujung vena tekanan
hidrostatik kosong, tekanan osmotik
mengatasinya dan menarik kembali cairan itu
masuk kapiler.
12. Pertukaran cairan dalam jaringan
Pertukaran antara CES dan CIS juga bergantung
pada tekanan osmotik, karena membran sel
mempunyai permeabilitas selektif dan mengijinkan
dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, CO2 dan
urea secara bebas, sehingga memompa bahan lain
masuk atau keluar untuk mempertahankan perbedaan
konsentrasi perbedaan konsentrasi dalam cairan intra
& ekstraseluler.
Mis : kalium dikonsentrasikan dalam CIS, sedangkan
natrium dipompa keluar
13. Keseimbangan cairan & elektrolit
Dalam keadaan “normal” jumlah cairan yang
masuk kedalam tubuh adalah sama
banyaknya dengan yang dibuang.
Air & elektrolit masuk ke tubuh adalah dalam
bentuk air minum, cairan & makanan
lainnya.
Air dibuang oleh tubuh melalui beberapa
organ-organ penting
14. Pembuangan cairan & elektrolit dari
dalam tubuh
Cairan/air dibuang oleh tubuh melalui :
n Ginjal : dalam bentuk air kencing
n Kulit : dalam bentuk keringat
n Saluran pencernaan : bersama kotoran
n Paru-paru : dalam bentuk uap air yang keluar
bersama-sama dengan udara pernafasan
Elektrolit ikut terbuang melalui air kencing,
keringat & kotoran
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan & elektrolit dikendalikan oleh
“ginjal
15. Pengaturan keseimbangan cairan oleh
ginjal
Pada pemeliharan keseimbangan cairan, Ginjal
berfungsi :
n Mengontrol volume CES: dengan
mempertahankan keseimbangan garam, untuk
membantu mempertahankan tekanan darah dalam
pengaturan jangka panjang volume CES
n Mengontrol osmolaritas CES: dengan
mempertahankan keseimbangan air (H2O), hal ini
harus diatur ketat untuk mencegah
pembengkakan/penciutan sel-sel.
16. Keseimbangan garam harian
Pemasukan garam Pengeluaran garam
Jalan Jumlah Jalan Jumlah
(gr/hr) (gr/hr)
Ingesti 10,5 Kehilangan 0,5
obligatorik mel
keringat & feses
Ekskresi terkontrol 10,0
mel urin
Input total 10,5 Output total 10,5
17. Pengaturan keseimbangan asam-basa
oleh ginjal & paru
Ginjal berperan dalam pemeliharaan
keseimbangan asam-basa dengan
menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen
(asam) & ion bikarbonat (basa) melalui urin
sesuai keperluan.
Paru-paru dapat menyesuaikan kecepatan
ekskresi Co2 penghasil ion hidrogen dan
sistem penyangga kimiawi di cairan tubuh
18. Difusi & OSMOSIS
Difusi adalah proses dimana suatu gas/bahan
dalam larutan mengembang, karena
pergerakan partikel-partikelnya untuk mengisi
semua volume yang tersedia.
Osmosis adalah proses difusi molekul pelarut
ke daerah dimana terdapat konsentrasi zat
terlarut yang lebih tinggi dengan membran
tidak permeabel terhadapnya
19. Filtrasi
Adalah proses dimana cairan didorong melalui
suatu membran atau sawar lain karena adanya
perbedaan tekanan di kedua sisi
Jumlah cairan yang difiltrasi dalam suatu interval
tertentu setara dengan perbedaan tekanan, luas
permukaan membran & permeabilitas membran.
Mis: ddg kapiler yg memisahkan plasma dari cairan
interstisium berbeda dg membran sel yang
memisahkan cairan interstisium & cairan intrasel krn
perbedaan tekanan di antara kedua sisi ddg tsb
menyebabkan filtrasi.
20. Keseimbangan asam-basa
Keseimbangan asam-basa sebenarnya
mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi
ion hidrogen (H+) bebas (tidak terikat) di
dalam cairan tubuh.
21. Asam
Adalah sekelompok zat yg mengandung hidrogen
yang mengalami disosiasi/terurai apabila berada
dalam larutan untuk menghasilkan H+ bebas & anion
(ion bermuatan negatif).
Asam kuat memiliki kecenderungan yg lebih besar
untuk mengalami disosiasi di dalam larutan daripada
asam lemah, mis: asam klorida (HCL) yg terurai
menjadi H+ bebas & Cl- apabila dilarutkan dalam
H2O
22. Basa
Adalah bahan yag dapat berikatan dengan H+
bebas dan dengan demikian menarik ion
tersebut dari larutan.
Basa kuat lebih mudah berikatan dengan H+
daripada basa lemah
23. Keseimbangan asam-basa
Keseimbangan asam-basa mengacu kepada
pengaturan [H+] di dalam cairan tubuh
Untuk mempertahankan [H+] maka pemasukan
H+ melalui pembentukan asam oleh reaksi
metabolisme didalam tubuh harus secara terus
menerus diseimbangkan dengan pengeluaran
melalui urin & pengeluaran CO2 (penghasil
H+) melalui sistem respirasi.
24. …
Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dalam
pH
pH normal plasma adalah 7,4 sedikit lebih
alkalis dibandingkan dengan H2O netral
(pH=7,0)
pH yang lebih rendah dari normal
mengindikasikan adanya “asidosis”,
sedangkan jika lebih tinggi dari normal disebut
“alkalosis”
25. Kontrol keseimbangan asam-basa
Tantangan utamanya adalah pemeliharaan
alkanitas plasma normal menghadapi penambahan
terus menerus H+ ke plasma dari aktivitas
metabolisme yang berlangsung kontinyu
Adapun 3 lini pertahanan yang menahan
perubahan [H+] adalah :
n Sistem penyangga kimiawi
n Kontrol pH oleh sistem respirasi
n Kontrol pH oleh ginjal
26. Sistem penyangga kimiawi sebagai
pengontrol keseimbangan asam-basa
Merupakan lini pertahanan pertama yang
masing-masing terdiri dari sepasang zat kimia
yang terlibat dalam suatu reaksi reversibel
yang salah satunya dapat membebaskan H+
sedangkan yang lain dapat mengikat H+
27. Sistem respirasi sebagai pengontrol
keseimbangan asam-basa
Merupakan lini pertahanan yang kedua
Secara normal mengeliminasi Co2 hasil
metabolisme, sehingga tidak terjadi penimbunan
H2CO3 di dalam cairan tubuh
Sistem ini akan mengubah kecepatan pengeluaran
Co2 nya, karena peningkatan H+ yg berasal dari
asam-asam non-karbonat merangsang pernafasan,
sehingga lebih banyak Co2 (penghasil H2CO3) yang
dihembuskan keluar untuk mengkompensasi asidosis
dg mengurangi produksi H+ dari H2CO3.
28. Ginjal sebagai pengontrol keseimbangan
asam-basa
Merupakan lini pertahanan yang paling kuat.
Kemampuannya adalah mengeliminasi
jumlah normal H+ yang dihasilkan oleh
sumber-sumber non-H2CO3 & dapat
mengubah kecepatan pengeluaran H+
sebagai respon terhadap perubahan baik
asam H2CO3 maupun non H2CO3
29. Edema
Adalah pembengkakan jaringan akibat kelebihan
cairan interstisium, dan ini terjadi karena terdapat
salah satu gaya fisik yang bekerja pada dinding
kapiler menjadi abnormal karena suatu sebab.
Penyebab edema :
1. Penurunan konsentrasi protein plasma
2. Peningkatan permeabilitas ddg kapiler
3. Peningkatan tekanan vena
4. Penyumbatan pembuluh limfe
30. Penurunan konsentrasi protein plasma
Menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid
plasma kearah dlm, shg terjadi filtrasi cairan
berlebihan keluar dari pembuluh sementara jumlah
cairan yg direabsorpsi < dari normal, dg demikian
terdapat cairan tambahan yang tertinggal di ruang –
ruang interstisium
Dapat terjadi mis: pd keadaan pengeluaran berlebihan
protein plasma di urin akibat penyakit ginjal,pe ↓
sintesis protein plasma akibat penyakit hati,makanan
< mengandung protein,pengeluaran protein krn luka
bakar
31. Peningkatan permeabilitas dinding
kapiler
Menyebabkan lebih banyak pengeluaran
protein plasma dari kapiler ke cairan
interstisium
Mis: pelebaran pori-pori kapiler yg dicetuskan
oleh histamin pd cedera jaringan atau rx alergi,
dimana terjadi kelebihan protein di cairan
interstisium shg terjadi peningkatkan tekanan
kearah luar
32. Peningkatan tekanan vena
Mis; ketika darah terbendung di vena maka akan
disertai peningkatan tekanan darah kapiler, karena
kapiler mengalirkan isinya kedalam vena, shg terjadi
peningkatan tekanan kearah luar ddg kapiler maka
terjadilah edema
Mis: pembengkakan pd tungkai & kaki yang sering
terjadi pada orang hamil. Dimana uterus yang
membesar menekan vena-vena besar yg mengalirkan
darah dari ekstremitas bawah, shg menyebabkan
peningkatan tek darah di kapiler tungkai & kaki yg
mendorong terjadinya edema regional di ekstremitas
bawah
33. Penyumbatan pembuluh limfe
Dapat menimbulkan edema karena kelebihan cairan
yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium
& tidak dapat dikembalikan ke darah melalui sistem
limfe
Mis : Selain itu pd penyakit elefantiasis dimana
ekstremitas bawah/kaki & skrotum bengkak yg
disebabkan oleh cacing filaria yang berasal dari
nyamuk di daerah tropis