SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Descargar para leer sin conexión
03 Maret 2010

     ASKEP KLIEN DENGAN
     TURP SYNDROME




 Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns
Review BPH

   Apa itu BPH?
   Cara pengukuran besar BPH?
   Terapi BPH?
Transurethral resection of the prostate
(TURP)

   a procedure frequently used to treat
    moderate to severe BPH (Benign
    Prostate Hyperplasia or
    Obstruction).
   removal of prostatic tissue by
    electro-cautery.
Resectoscope
              Continuous
              flow irrigation

Bipolar                             Light tower
Resctoscope
loop



                       Rotatable   Lens (30o)
                       Sheath
Indications for TURP
 Absolute                Relative

   Recurrent Episodes      Moderate to
                             Severe Symptoms
    of Urinary
                             (IPSS)
    Retention
                              Bother /  QoL
   Recurrent UTI             Increasing PVR
   Gross Prostatic           Low Flow rate
    Haematuria              Failure of medical
   Bladder Stones           therapy / clinical
   Obstructive              progression
    Uropathy
Irrigation Solutions
   Fungsi penggunaan cairan irigasi:
       distend the bladder
       clear the surgical site
       remove blood and resected tissue

   Ideally the irrigation solution should be:
       Isotonic
       Electrically inert
       Non toxic
       Transparent
       inexpensive
CAIRAN IRIGAN
(yang pernah digunakan):
   Distilled water (H20 murni)  air suling
       Keuntungan:
         Transparent → Lapang pandang untuk area operasi >>
           jelas
         Electrically inert

       Kerugian:
         Extremely Hypotonic (osmolaritas serum <<) :
           dapat menyebabkan intravascular hemolysis, shock
           and renal failure
   Glycine solution 5% (200 mOsm/L)
       di-metabolisme di hati menjadi amonia + oxalic
        acids
       has direct toxic effects on the:
            Heart: decrease of 17.5 %
            in cardiac output,
            arginine reversed myocardial
            depression
            Retina: transient visual
            disturbance (blindness)
   Sorbitol solution (165 mOsm/L)
       di-metabolisme menjadi CO2 (70%) dan dextrose (30%)
       Adalah non toxic isomer dari mannitol
       Absorbsi dalam jumlah besar dapat memicu penambahan
        komplikasi overload cairan menjadi hiperglikemi dan
        hiperkarbi
   Cytal solution (178 mOsm/L)
       Kombinasi dari sorbitol dan mannitol
       Bacterial containmination: kandungan gula dalam cairan
        cytal menjadi medium yang sangat baik untuk bakteri
       Memperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes

   Mannitol solution
       The only isoosmolar irrigant (275 mOsm/L)
       Tidak di-metabolisme dan di-ekskresi secara utuh oleh
        ginjal
       Absorbsi mannitol dalam jumlah besar akan membantu
        cairan masuk kompartemen vaskuler dan memicu
        overload cairan yang cepat, odem paru dan gagal jantung
   Normal saline
       Hanya dapat digunakan pada bipolar resectoscope
       Eliminates TUR syndrome and obturator ‘kick’.


   Di Indonesia, cairan yang paling sering digunakan dan
    harganya cukup murah adalah Normal Saline & H20 steril
Keuntungan TURP
      Menghindari insisi abdomen
      Lebih aman bagi pasien
      Metode pemulihan lebih singkat
      Angka morbiditas lebih rendah
      Menimbulkan nyeri yang sedikit




Brunner & Suddart, 2002
Kerugian TURP
      Membutuhkan dokter bedah yang ahli
      Obstruksi kambuhan trauma uretra dan
       dapat terjadi striktur
      Perdarahan lama dapat terjadi




Brunner & Suddart, 2002
TURP SYNDROME
    TURP syndrome: constellation of signs and symptoms caused
     by the absorption of large volumes of isotonic irrigating fluids
     through prostatic veins or breaches in the prostatic capsule.
     (Saleem, 2008)

    TRIAS TURP SYNDROME
      • Hypervolemia (Fluid Overload)
      • Dilutional hyponatremia
      • Hypo-osmolarity
      • Hiperammonemia (terjadi jika
        menggunakan cairan glisin)
Etiologi TURP syndrome
 Disebabkan oleh absorbsi masif dari cairan irigasi.

 Absorbsi masif tergantung oleh:
   Proses TURP yang lama.
   absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan lebih dari 90
   menit
   Tekanan intravaskuler me↑.
   krn tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas lokasi
   pembedahan
   Banyak sinus prostat yang terbuka.
   semakin besar prostat yang direseksi, semakin banyak
   sinus prostat yang terbuka
   Jenis cairan irigan yang digunakan.
Manifestasi Klinis

    Tanda dan gejala klinis awal:
      Restlessness, nyeri kepala, takipnea
      Dapat berlanjut menjadi respiratory distress,
       hypoxia, pulmonary oedema, nausea,
       vomiting, confusion and coma
  Tanda dan gejala dideteksi lebih dini
   pada pasien sadar
  Pada pasien tidak sadar (dianestesi),
   tanda yang muncul hanya: takikardi dan
   hipertensi
     Titze, 2005
Patofisiologi
Komplikasi TURP Syndrome

    Gagal napas
        Disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak
         adekuat karena odem paru
    Gagal jantung
        Terjadinya hiponatremia   aritmia jantung    gagal
         jantung
    Gagal ginjal akut
        Disebabkan oleh aliran darah ke ginjal me↓ akibat
         curah jantung me↓ karena overload cairan
Penatalaksanaan TURP Syndrome

    Jika dideteksi saat intra operatif   tindakan segera
     dihentikan dan pemberian cairan IV dihentikan
    Air yang diabsorbsi      harus dikeluarkan: Furosemid
     40 mg iv
    Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau
     masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)
    Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan
     kelemahan sampai koma         harus diatasi dengan
     cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai
     gejala hilang



     Titze, 2005
   Periksa BGA, serum sodium dan Hb
   Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam
    (2-4 mg), diazepam (3-5 mg) atau thiopental (50-100
    mg)
   Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah
    aspirasi sampai status mental kembali normal
   Jika odem paru dan hipotensi berlanjut    invasif
    hemodinamik monitoring direkomendasikan sebagai
    petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan
    manajemen cairan




    Titze, 2005
Pencegahan TURP Syndrome

   Membatasi waktu operasi <1 jam
   Melakukan operasi secara hati-hati untuk
    meminimalkan sinus-sinus vena yang
    terbuka
   Memposisikan irrigation bag maksimal 60 cm
    di atas area pembedahan
   Menggunakan cairan irigan yang hangat

Imiak, 1999
Asuhan Keperawatan Klien dgn
Sindrom TURP
   Pengkajian
       Identitas
           Terjadi akibat operasi TURP +50% laki-laki >60 thn,
            +80% laki-laki usia 80 thn. (Purnomo, 2003)
       Keluhan Utama
           Sesak napas
       Riwayat Kesehatan
           Pasien BPH dengan post operasi TURP
Pemeriksaan Fisik

   B1 breath: distress napas, odem paru,
    hipoksia, sianosis
   B2 blood: hipertensi, aritmia
   B3 brain: pe↓an kesadaran, TIK↑, konfusi
    sampai koma
   B4 bladder: gagal ginjal akut
   B5 bowel: mual, muntah
   B6 bone: gatal-gatal pada kulit
Diagnosa Keperawatan

   Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
   Kelebihan volume cairan b.d adanya
    penyerapan cairan irigasi yang berlebihan
   Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
    peningkatan tekanan intrakranial
Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
   Tujuan
       Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi
        selama masa perawatan
   Kriteria Hasil
       SpO2 98-100%
       Analisa gas darah:
           PaO2 80 – 100 mmHg
           PaCO2 35 – 45 mmHg
           pH 7,35 – 7,45
       Tidak ada tanda distress napas:
           RR= 12 – 20 x/mnt, flaring nostril (-), tracheal tug (-),
            intrekking (-)
   Intervensi
       Posisi semi fowler atau slide head up 30-45°
       Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi
        ekstensi
       Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul
        atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika
        diperlukan)
       Pertahankan istirahat klien
       Kolaborasi pemberian furosemid
       Monitor evaluasi BGA, pulse oxymeter
Kelebihan volume cairan adanya
penyerapan cairan irigasi yang berlebihan
   Tujuan
       Kelebihan volume cairan teratasi selama masa perawatan
   Kriteria Hasil
       Odem paru (-), odem seluruh tubuh (-)
       Asites (-)
       Hasil lab elektrolit:
           Na+ 135 – 145 mEq/L
           K+ 3,5 – 5,0 mEq/L
       Hemodinamik CVP = 5 – 15 cmH20
       Tanda vital: TD = 120/90 mmHg, nadi = 60 – 100 x/mnt
   Intervensi
       Restriksi cairan I=IWL
       Kolaborasi pemberian terapi diuretik
       Kolaborasi tindakan invasif hemodinamik
        (pemasangan CVP)
       Atasi hiponatremi dengan cairan hipertonik (NaCl
        3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang
       Pantau tanda dan gejala hiponatremi
       Pantau TTV
Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan tekanan intrakranial
   Tujuan
       Masalah perubahan perfusi jaringan serebral
        teratasi selama masa perawatan
   Kriteria Hasil
       Tidak ada tanda pe↑an TIK
           Nyeri kepala, muntah proyektil, kaku kuduk, papil edema
   Intervensi
       Slide head up 30°-45°
       Cegah hal-hal yang dpt me↑kan TIK: batuk,
        mengejan, posisi trendelenburg
       Monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK↑

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pangestu S
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
Noveldy Pitna
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
Cornelius Liza
 
2. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 112. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 11
Benny Gustian
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
Listiana Dewi
 

La actualidad más candente (20)

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar S
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
2. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 112. airway and breathing management 11
2. airway and breathing management 11
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 

Similar a Nursing care process (askep) turp syndrome

Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Ners Syamsi
 
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
ssuser225f491
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPB
Ida Simanjuntak
 

Similar a Nursing care process (askep) turp syndrome (20)

Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
 
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptxPRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Batuk darah-des
Batuk darah-desBatuk darah-des
Batuk darah-des
 
Tetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPBTetralogi of fallot in CPB
Tetralogi of fallot in CPB
 
Haemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptxHaemoptysis.pptx
Haemoptysis.pptx
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
 
Dengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptxDengue Haemorragic Fever.pptx
Dengue Haemorragic Fever.pptx
 
Laparotomi
LaparotomiLaparotomi
Laparotomi
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
MANAJEMEN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
MANAJEMEN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxMANAJEMEN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
MANAJEMEN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Hematemesis Melena
Hematemesis MelenaHematemesis Melena
Hematemesis Melena
 

Último

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Último (20)

Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 

Nursing care process (askep) turp syndrome

  • 1. 03 Maret 2010 ASKEP KLIEN DENGAN TURP SYNDROME Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns
  • 2. Review BPH  Apa itu BPH?  Cara pengukuran besar BPH?  Terapi BPH?
  • 3. Transurethral resection of the prostate (TURP)  a procedure frequently used to treat moderate to severe BPH (Benign Prostate Hyperplasia or Obstruction).  removal of prostatic tissue by electro-cautery.
  • 4.
  • 5. Resectoscope Continuous flow irrigation Bipolar Light tower Resctoscope loop Rotatable Lens (30o) Sheath
  • 6.
  • 7. Indications for TURP  Absolute  Relative  Recurrent Episodes  Moderate to Severe Symptoms of Urinary (IPSS) Retention  Bother /  QoL  Recurrent UTI  Increasing PVR  Gross Prostatic  Low Flow rate Haematuria  Failure of medical  Bladder Stones therapy / clinical  Obstructive progression Uropathy
  • 8. Irrigation Solutions  Fungsi penggunaan cairan irigasi:  distend the bladder  clear the surgical site  remove blood and resected tissue  Ideally the irrigation solution should be:  Isotonic  Electrically inert  Non toxic  Transparent  inexpensive
  • 9. CAIRAN IRIGAN (yang pernah digunakan):  Distilled water (H20 murni)  air suling  Keuntungan:  Transparent → Lapang pandang untuk area operasi >> jelas  Electrically inert  Kerugian:  Extremely Hypotonic (osmolaritas serum <<) : dapat menyebabkan intravascular hemolysis, shock and renal failure
  • 10. Glycine solution 5% (200 mOsm/L)  di-metabolisme di hati menjadi amonia + oxalic acids  has direct toxic effects on the: Heart: decrease of 17.5 % in cardiac output, arginine reversed myocardial depression Retina: transient visual disturbance (blindness)
  • 11. Sorbitol solution (165 mOsm/L)  di-metabolisme menjadi CO2 (70%) dan dextrose (30%)  Adalah non toxic isomer dari mannitol  Absorbsi dalam jumlah besar dapat memicu penambahan komplikasi overload cairan menjadi hiperglikemi dan hiperkarbi
  • 12. Cytal solution (178 mOsm/L)  Kombinasi dari sorbitol dan mannitol  Bacterial containmination: kandungan gula dalam cairan cytal menjadi medium yang sangat baik untuk bakteri  Memperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes  Mannitol solution  The only isoosmolar irrigant (275 mOsm/L)  Tidak di-metabolisme dan di-ekskresi secara utuh oleh ginjal  Absorbsi mannitol dalam jumlah besar akan membantu cairan masuk kompartemen vaskuler dan memicu overload cairan yang cepat, odem paru dan gagal jantung
  • 13. Normal saline  Hanya dapat digunakan pada bipolar resectoscope  Eliminates TUR syndrome and obturator ‘kick’.  Di Indonesia, cairan yang paling sering digunakan dan harganya cukup murah adalah Normal Saline & H20 steril
  • 14. Keuntungan TURP  Menghindari insisi abdomen  Lebih aman bagi pasien  Metode pemulihan lebih singkat  Angka morbiditas lebih rendah  Menimbulkan nyeri yang sedikit Brunner & Suddart, 2002
  • 15. Kerugian TURP  Membutuhkan dokter bedah yang ahli  Obstruksi kambuhan trauma uretra dan dapat terjadi striktur  Perdarahan lama dapat terjadi Brunner & Suddart, 2002
  • 16. TURP SYNDROME  TURP syndrome: constellation of signs and symptoms caused by the absorption of large volumes of isotonic irrigating fluids through prostatic veins or breaches in the prostatic capsule. (Saleem, 2008)  TRIAS TURP SYNDROME • Hypervolemia (Fluid Overload) • Dilutional hyponatremia • Hypo-osmolarity • Hiperammonemia (terjadi jika menggunakan cairan glisin)
  • 17. Etiologi TURP syndrome Disebabkan oleh absorbsi masif dari cairan irigasi. Absorbsi masif tergantung oleh: Proses TURP yang lama. absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan lebih dari 90 menit Tekanan intravaskuler me↑. krn tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas lokasi pembedahan Banyak sinus prostat yang terbuka. semakin besar prostat yang direseksi, semakin banyak sinus prostat yang terbuka Jenis cairan irigan yang digunakan.
  • 18. Manifestasi Klinis  Tanda dan gejala klinis awal:  Restlessness, nyeri kepala, takipnea  Dapat berlanjut menjadi respiratory distress, hypoxia, pulmonary oedema, nausea, vomiting, confusion and coma  Tanda dan gejala dideteksi lebih dini pada pasien sadar  Pada pasien tidak sadar (dianestesi), tanda yang muncul hanya: takikardi dan hipertensi Titze, 2005
  • 20. Komplikasi TURP Syndrome  Gagal napas  Disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak adekuat karena odem paru  Gagal jantung  Terjadinya hiponatremia aritmia jantung gagal jantung  Gagal ginjal akut  Disebabkan oleh aliran darah ke ginjal me↓ akibat curah jantung me↓ karena overload cairan
  • 21. Penatalaksanaan TURP Syndrome  Jika dideteksi saat intra operatif tindakan segera dihentikan dan pemberian cairan IV dihentikan  Air yang diabsorbsi harus dikeluarkan: Furosemid 40 mg iv  Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)  Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan kelemahan sampai koma harus diatasi dengan cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang Titze, 2005
  • 22. Periksa BGA, serum sodium dan Hb  Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam (2-4 mg), diazepam (3-5 mg) atau thiopental (50-100 mg)  Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental kembali normal  Jika odem paru dan hipotensi berlanjut invasif hemodinamik monitoring direkomendasikan sebagai petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan manajemen cairan Titze, 2005
  • 23. Pencegahan TURP Syndrome  Membatasi waktu operasi <1 jam  Melakukan operasi secara hati-hati untuk meminimalkan sinus-sinus vena yang terbuka  Memposisikan irrigation bag maksimal 60 cm di atas area pembedahan  Menggunakan cairan irigan yang hangat Imiak, 1999
  • 24. Asuhan Keperawatan Klien dgn Sindrom TURP  Pengkajian  Identitas  Terjadi akibat operasi TURP +50% laki-laki >60 thn, +80% laki-laki usia 80 thn. (Purnomo, 2003)  Keluhan Utama  Sesak napas  Riwayat Kesehatan  Pasien BPH dengan post operasi TURP
  • 25. Pemeriksaan Fisik  B1 breath: distress napas, odem paru, hipoksia, sianosis  B2 blood: hipertensi, aritmia  B3 brain: pe↓an kesadaran, TIK↑, konfusi sampai koma  B4 bladder: gagal ginjal akut  B5 bowel: mual, muntah  B6 bone: gatal-gatal pada kulit
  • 26. Diagnosa Keperawatan  Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru  Kelebihan volume cairan b.d adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan  Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial
  • 27. Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru  Tujuan  Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi selama masa perawatan  Kriteria Hasil  SpO2 98-100%  Analisa gas darah:  PaO2 80 – 100 mmHg  PaCO2 35 – 45 mmHg  pH 7,35 – 7,45  Tidak ada tanda distress napas:  RR= 12 – 20 x/mnt, flaring nostril (-), tracheal tug (-), intrekking (-)
  • 28. Intervensi  Posisi semi fowler atau slide head up 30-45°  Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi ekstensi  Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)  Pertahankan istirahat klien  Kolaborasi pemberian furosemid  Monitor evaluasi BGA, pulse oxymeter
  • 29. Kelebihan volume cairan adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan  Tujuan  Kelebihan volume cairan teratasi selama masa perawatan  Kriteria Hasil  Odem paru (-), odem seluruh tubuh (-)  Asites (-)  Hasil lab elektrolit:  Na+ 135 – 145 mEq/L  K+ 3,5 – 5,0 mEq/L  Hemodinamik CVP = 5 – 15 cmH20  Tanda vital: TD = 120/90 mmHg, nadi = 60 – 100 x/mnt
  • 30. Intervensi  Restriksi cairan I=IWL  Kolaborasi pemberian terapi diuretik  Kolaborasi tindakan invasif hemodinamik (pemasangan CVP)  Atasi hiponatremi dengan cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang  Pantau tanda dan gejala hiponatremi  Pantau TTV
  • 31. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial  Tujuan  Masalah perubahan perfusi jaringan serebral teratasi selama masa perawatan  Kriteria Hasil  Tidak ada tanda pe↑an TIK  Nyeri kepala, muntah proyektil, kaku kuduk, papil edema
  • 32. Intervensi  Slide head up 30°-45°  Cegah hal-hal yang dpt me↑kan TIK: batuk, mengejan, posisi trendelenburg  Monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK↑