KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Nursing care process (askep) turp syndrome
1. 03 Maret 2010
ASKEP KLIEN DENGAN
TURP SYNDROME
Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns
2. Review BPH
Apa itu BPH?
Cara pengukuran besar BPH?
Terapi BPH?
3. Transurethral resection of the prostate
(TURP)
a procedure frequently used to treat
moderate to severe BPH (Benign
Prostate Hyperplasia or
Obstruction).
removal of prostatic tissue by
electro-cautery.
7. Indications for TURP
Absolute Relative
Recurrent Episodes Moderate to
Severe Symptoms
of Urinary
(IPSS)
Retention
Bother / QoL
Recurrent UTI Increasing PVR
Gross Prostatic Low Flow rate
Haematuria Failure of medical
Bladder Stones therapy / clinical
Obstructive progression
Uropathy
8. Irrigation Solutions
Fungsi penggunaan cairan irigasi:
distend the bladder
clear the surgical site
remove blood and resected tissue
Ideally the irrigation solution should be:
Isotonic
Electrically inert
Non toxic
Transparent
inexpensive
9. CAIRAN IRIGAN
(yang pernah digunakan):
Distilled water (H20 murni) air suling
Keuntungan:
Transparent → Lapang pandang untuk area operasi >>
jelas
Electrically inert
Kerugian:
Extremely Hypotonic (osmolaritas serum <<) :
dapat menyebabkan intravascular hemolysis, shock
and renal failure
10. Glycine solution 5% (200 mOsm/L)
di-metabolisme di hati menjadi amonia + oxalic
acids
has direct toxic effects on the:
Heart: decrease of 17.5 %
in cardiac output,
arginine reversed myocardial
depression
Retina: transient visual
disturbance (blindness)
11. Sorbitol solution (165 mOsm/L)
di-metabolisme menjadi CO2 (70%) dan dextrose (30%)
Adalah non toxic isomer dari mannitol
Absorbsi dalam jumlah besar dapat memicu penambahan
komplikasi overload cairan menjadi hiperglikemi dan
hiperkarbi
12. Cytal solution (178 mOsm/L)
Kombinasi dari sorbitol dan mannitol
Bacterial containmination: kandungan gula dalam cairan
cytal menjadi medium yang sangat baik untuk bakteri
Memperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes
Mannitol solution
The only isoosmolar irrigant (275 mOsm/L)
Tidak di-metabolisme dan di-ekskresi secara utuh oleh
ginjal
Absorbsi mannitol dalam jumlah besar akan membantu
cairan masuk kompartemen vaskuler dan memicu
overload cairan yang cepat, odem paru dan gagal jantung
13. Normal saline
Hanya dapat digunakan pada bipolar resectoscope
Eliminates TUR syndrome and obturator ‘kick’.
Di Indonesia, cairan yang paling sering digunakan dan
harganya cukup murah adalah Normal Saline & H20 steril
14. Keuntungan TURP
Menghindari insisi abdomen
Lebih aman bagi pasien
Metode pemulihan lebih singkat
Angka morbiditas lebih rendah
Menimbulkan nyeri yang sedikit
Brunner & Suddart, 2002
15. Kerugian TURP
Membutuhkan dokter bedah yang ahli
Obstruksi kambuhan trauma uretra dan
dapat terjadi striktur
Perdarahan lama dapat terjadi
Brunner & Suddart, 2002
16. TURP SYNDROME
TURP syndrome: constellation of signs and symptoms caused
by the absorption of large volumes of isotonic irrigating fluids
through prostatic veins or breaches in the prostatic capsule.
(Saleem, 2008)
TRIAS TURP SYNDROME
• Hypervolemia (Fluid Overload)
• Dilutional hyponatremia
• Hypo-osmolarity
• Hiperammonemia (terjadi jika
menggunakan cairan glisin)
17. Etiologi TURP syndrome
Disebabkan oleh absorbsi masif dari cairan irigasi.
Absorbsi masif tergantung oleh:
Proses TURP yang lama.
absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan lebih dari 90
menit
Tekanan intravaskuler me↑.
krn tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas lokasi
pembedahan
Banyak sinus prostat yang terbuka.
semakin besar prostat yang direseksi, semakin banyak
sinus prostat yang terbuka
Jenis cairan irigan yang digunakan.
18. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis awal:
Restlessness, nyeri kepala, takipnea
Dapat berlanjut menjadi respiratory distress,
hypoxia, pulmonary oedema, nausea,
vomiting, confusion and coma
Tanda dan gejala dideteksi lebih dini
pada pasien sadar
Pada pasien tidak sadar (dianestesi),
tanda yang muncul hanya: takikardi dan
hipertensi
Titze, 2005
20. Komplikasi TURP Syndrome
Gagal napas
Disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak
adekuat karena odem paru
Gagal jantung
Terjadinya hiponatremia aritmia jantung gagal
jantung
Gagal ginjal akut
Disebabkan oleh aliran darah ke ginjal me↓ akibat
curah jantung me↓ karena overload cairan
21. Penatalaksanaan TURP Syndrome
Jika dideteksi saat intra operatif tindakan segera
dihentikan dan pemberian cairan IV dihentikan
Air yang diabsorbsi harus dikeluarkan: Furosemid
40 mg iv
Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau
masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)
Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan
kelemahan sampai koma harus diatasi dengan
cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai
gejala hilang
Titze, 2005
22. Periksa BGA, serum sodium dan Hb
Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam
(2-4 mg), diazepam (3-5 mg) atau thiopental (50-100
mg)
Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah
aspirasi sampai status mental kembali normal
Jika odem paru dan hipotensi berlanjut invasif
hemodinamik monitoring direkomendasikan sebagai
petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan
manajemen cairan
Titze, 2005
23. Pencegahan TURP Syndrome
Membatasi waktu operasi <1 jam
Melakukan operasi secara hati-hati untuk
meminimalkan sinus-sinus vena yang
terbuka
Memposisikan irrigation bag maksimal 60 cm
di atas area pembedahan
Menggunakan cairan irigan yang hangat
Imiak, 1999
24. Asuhan Keperawatan Klien dgn
Sindrom TURP
Pengkajian
Identitas
Terjadi akibat operasi TURP +50% laki-laki >60 thn,
+80% laki-laki usia 80 thn. (Purnomo, 2003)
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Kesehatan
Pasien BPH dengan post operasi TURP
25. Pemeriksaan Fisik
B1 breath: distress napas, odem paru,
hipoksia, sianosis
B2 blood: hipertensi, aritmia
B3 brain: pe↓an kesadaran, TIK↑, konfusi
sampai koma
B4 bladder: gagal ginjal akut
B5 bowel: mual, muntah
B6 bone: gatal-gatal pada kulit
26. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
Kelebihan volume cairan b.d adanya
penyerapan cairan irigasi yang berlebihan
Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan tekanan intrakranial
27. Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru
Tujuan
Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi
selama masa perawatan
Kriteria Hasil
SpO2 98-100%
Analisa gas darah:
PaO2 80 – 100 mmHg
PaCO2 35 – 45 mmHg
pH 7,35 – 7,45
Tidak ada tanda distress napas:
RR= 12 – 20 x/mnt, flaring nostril (-), tracheal tug (-),
intrekking (-)
28. Intervensi
Posisi semi fowler atau slide head up 30-45°
Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi
ekstensi
Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul
atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika
diperlukan)
Pertahankan istirahat klien
Kolaborasi pemberian furosemid
Monitor evaluasi BGA, pulse oxymeter
29. Kelebihan volume cairan adanya
penyerapan cairan irigasi yang berlebihan
Tujuan
Kelebihan volume cairan teratasi selama masa perawatan
Kriteria Hasil
Odem paru (-), odem seluruh tubuh (-)
Asites (-)
Hasil lab elektrolit:
Na+ 135 – 145 mEq/L
K+ 3,5 – 5,0 mEq/L
Hemodinamik CVP = 5 – 15 cmH20
Tanda vital: TD = 120/90 mmHg, nadi = 60 – 100 x/mnt
31. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan
Masalah perubahan perfusi jaringan serebral
teratasi selama masa perawatan
Kriteria Hasil
Tidak ada tanda pe↑an TIK
Nyeri kepala, muntah proyektil, kaku kuduk, papil edema
32. Intervensi
Slide head up 30°-45°
Cegah hal-hal yang dpt me↑kan TIK: batuk,
mengejan, posisi trendelenburg
Monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK↑