SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
MENTERI KESEHATAN
                                 REPUBLIK INDONESIA


            PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
                    NOMOR 10101MENKES/PER/XI/2008

                                    TENTANG

                                REGISTRASI OBAT


Menimbang   : a.   bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat
                   yang tidak memenuhi persyaratan, keamanan, mutu dan kemanfaatan
                   perlu dilakukan penilaian melalui mekanisme registrasi obat;
              b.   bahwa ketentuan registrasi obat yang telah diatur dalam
                   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 perlu
                   disederhanakan dan disesuaikan dengan perkembangan globalisasi
                   dan kebijakan Pemerintah;
              c.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
                   huruf a dan b, perlu mengatur kembali registrasi obat dengan
                   Peraturan Menteri Kesehatan.


Mengingat   : 1.   Ordonansi Obat Keras (Stbl. 1949 No. 419)
              2.   Undang-undang Nomor 23             Tahun 1992 tentang Kesehatan
                   (Lembaran Negara Tahun             1992 Nomor 100, Tambahan
                   Lembaran Negara Nomor 3495);
              3.   Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikctropika (Lembaran
                   Negara Tahun 1997 No. 10 Tambahan Lembaran Negara Nomor
                   3671);
              4.   Undang-undang Nornor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran
                   Negara Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698);
              5.   Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
                   Konsumen. (Lembaran Negara Tahun 1999, Tambahan Lembaran
                   Negara Nomor 3821);
              6.   Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
                   Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998
                   Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3778);
              7.   Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
                   Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
                   Provinsidan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara
                   Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
MENTERI KESEHATAN
                                     REPUBLIK INDONESIA



                  8.   Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
                       Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
                       sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
                       Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
                  9.   Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
                       tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
                       sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
                       Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2U07.


                                      MEMUTUSKAN :
Menetapkan    :        PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI
                       OBAT


                                          BAB I
                                   KETENTUAN UMUM
                                         Pasal 1
Dalam Peraturan Mentari ini yang dimaksud dengan :
1.   Izin edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah
     Indonesia.
2.   Obat adalah obat jadi yang merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk
     produk biologi dan kontrasepsi, yang slap digunakan untuk mempengaruhi atau
     menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patolcgi dalam rangka pencegahan,
     penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan.
3.   Produk biologi adalah vaksin, imunosera, antigen, hormon, enzim, produk darah dan
     produk hasil fermentasi lainnya (termasuk antibodi monoklonal dan produk yang
     berasal dari teknologi rekombinan DNA) yang digunakan untuk mempengaruhi atau
     menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka pencegahan,
     penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan.
4.   Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mandapatkan izin
     edar.
5.   Obat kontrak adalah obat yang pembuatannya dilimpahkan kepada industri farmasi
     Iain.
6.   Pemberi kontrak adalah industri farmasi yang melimpahkan pekerjaan pembuatan obat
     berdasarkan kontrak.
7.   Penerima kontrak adalah industri farmasi yang menerima pekerjaan pembuatan obat
     berdasarkan kontrak.
8.   Obat impor adalah obat hasil produksi industri farmasi luar negeri.
MENTERI KESEHATAN
                                       REPUBLIK INDONESIA


9.    Penandaan adalah keterangan yang lengkap mengenai khasiat, keamanan, cara
      penggunaannya serta informasi lain yang dianggap perlu yang dicantumkan pada
      etiket, brosur dan kemasan primer dan sekunder yang disertakan pada obat.
10.   Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan
      perundang-undangan yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang
      meniru identitas obat lain yang telah memiliki izin edar.
11.   Psikotrnpika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat
      psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
      perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
12.   Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
      baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan, penurunan atau
      perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
      dan dapat menimbulkan ketergantungan.
13.   Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau
      penyerahan obat, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan, atau
      pemindahtanganan.
14.   Produk yang dilindungi paten adalah produk yang mendapatkan perlindungan paten
      berdasarkan Undang-undang Paten yang berlaku di Indonesia.
15.   Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di Bidang Kesehatan.
16.   Kepala Badan adalah Kepala Badan yang bertanggung jawab dibidang Pengawasan
      Obat dan Makanan.


                                            Pasal 2
(1)   Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya harus dilakukan registrasi
      untuk memperoleh Izin Edar,
(2)   Izin Edar diberikan oleh Menteri;
(3)   Menteri melimpahkan pemberian Izin Edar kepada Kepala Badan;
(4)   Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
      a. Obat penggunaan khusus atas permintaan dokter;
      b. Obat Donasi;
      c. Obat untuk Uji Klinik;
      d. Obat Sampel untuk Registrasi.


                                            Pasal 3
(1)   Obat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (4) dapat dimasukkan ke wilayah Indonesia,
      melalui Mekanisme Jalur Khusus.
(2)   Ketentuan tentang Mekanisme Jalur Khusus ditetapkan oleh Menteri.
MENTERI KESEHATAN
                                      REPUBLIK INDONESIA


                                          BAB II
                                         KRITERIA
                                           Pasal 4
Obat yang memiliki izin edar harus memenuhi kriteria berikut:
a.    Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui
      percobaan hewan dan uji klinis atau bukti-bukti lain sesuai dengan status
      perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan;
b.    Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara
      Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metoda pengujian terhadap
      semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang sahih;
c.    Penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin
      penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman;
d.    Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.
e.    Kriteria lain adalah khusus untuk psikotropika harus memiliki keunggulan kemanfaatan
      dan kaamanan dibandingkan dengan obat standar dan obat yang telah disetujui
      beredar di Indonesia untuk indikasi yang diklaim.
f.    Khusus kontrasepsi untuk program nasional dan obat program lainnya yang akan ditentukan
      kemudian, harus dilakukan uji klinik di Indonesia.


                                        Pasal 5
(1)   Obat untuk uji klinik harus dapat dibuktikan bahwa obat tersebut aman
      pengqunaannya pada manusia.
(2)   Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan uji klinik ditetapkan oleh Kepala Badan.


                                       BAB III
                               PERSYARATAN REGISTRASI
                                      Bagian Pertama
                           Regiatrsi Obat Produksi Dalam Negeri

                                           Pasal 6
(1)   Registrasi obat produksi dalam negeri hanya dilakukan oleh industri farrnasi yang
      memiliki izin industri farmasi yang dikeluarkan oleh Menteri.
(2)   Industri farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan
      CPOB.
(3)   Pemenuhan persyaratan CPOB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan
      dengan sertifikat CPOB yang dikeluarkan oleh Kepala Badan.
MENTERI KESEHATAN
                                       REPUBLIK INDONESIA


                                       Bagian Kedua
                                   Registrasi Obat Narkotika
                                            Pasal 7
(1)   Khusus untuk registrasi obat narkotika hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi
      yang memiliki izin khusus untuk memproduksi narkotika dari Menteri.
(2)   Industri farmasi sebagaimana dimaksud pada avat (1) wajib memenuhi persyaratan
      CPOB.
(3)   Pemenuhan persyaratan CPOB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan
      dengan sertifikat CPOB yang dikeluarkan oleh Kepala Badan.


                                       Bagian Ketiga
                                    Registrasi Obat Kontrak

                                            Pasal 8
(1) Registrasi obat Kontrak hanya dapat dilakukan oleh pemberi kontrak, dengan
    melampirkan dokumen kontrak;
(2) Pernberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah industri farmasi;
(3) Industri farmasi pemberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memiliki
    izin industri farmasi dan sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) fasilitas produksi
    sediaan lain yang telah memenuhi persyaratan CPOB
(4) Industri farmasi pemberi kontrak bertanggung jawab atas mutu obat jadi yang
    diproduksi berdasarkan kontrak
(5) Penerima kontrak adalah industri farmasi dalam negeri yang wajib memiliki izin
    industri farmasi dan telah menerapkan CPOB untuk sediaan yang dikontrakkan.


                                      Bagian. Keempat
                                     Registrasi Obat Impor

                                            Pasal 9
Obat Impor diutamakan untuk obat program kesehatan masyarakat, obat penemuan
baru dan obat yang dibutuhkan tapi tidak dapat diproduksl di dalam negerl.


                                            Pasal 10
(1)   Registrasi Obat Impor dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri yang mendapat persetujuan
      tertulis dari industri farmasi di luar negeri
(2)   Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencakup alih teknologi dengan
      ketentuan paling lambat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun harus sudah dapat diproduksi di
      dalam negeri.
MENTERI KESEHATAN
                                         REPUBLIK INDONESIA


(3)   Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) obat yang masih
      dilindungi paten.
(4)   Industri farmasi di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
      memenuhi persyaratan CPOB
(5)   Pemenuhan persyaratan CPOB bagi industri farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
      dibuktikan dengan dokumen yang sesuai atau jika diperlukan dilakukan pemeriksaan
      setempat oleh petugas yang berwenang.
(6)   Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus dilengkapi dengan data
      inspeksi terakhir paling lama 2 (dua) tahun yang dikeluarkan oleh pejabat
      berwenang setempat.
(7)   Ketentuan tentang tata cara pemeriksaan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
      ditetapkan oleh Kepala Badan.


                                        Bagian Kelima
                                 Registrasi Obat Khusus Ekspor

                                              Pasal 11
(1)   Registrasi obat khusus untuk ekspor hanya dilakukan oleh industri farmasi.
(2)   Obat khusus untuk ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria
      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b,
(3)   Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bila ada
      persetujuan tertulis dari negara tujuan.

                                         Bagian Keenam
                             Registrasi Obat Yang Dilindungi Paten

                                              Pasal 12

(1)   Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi paten di Indonesia hanya
      dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri pemegang hak paten, atau industri
      farmasi lain yang ditunjuk oleh pemegang hak paten.

(2)   Hak paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan sertifikat paten.


                                              Pasal 13
(1)   Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi paten di Indonesia dapat
      dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri bukan pemegang hak paten.
(2)   Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan mulai 2 (dua) tahun
      sebelum berakhirnya perlindungan hak paten.
MENTERI KESEHATAN
                                       REPUBLIK INDONESIA


(3)   Dalam hal registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui, obat yang
      bersangkutan hanya boleh diedarkan setelah habis masa perlindungan paten obat
      inovator.

                                      BAB IV
                          TATA CARA MEMPEROLEH IZIN EDAR

                                       Bagian Pertama
                                          Registrasi

                                             Pasal 14
(1)   Registrasi diajukan kepada Kepala Badan.
(2)   Kriteria dan tata Iaksana registrasi ditetapkan oleh Kepala Badan.
(3)   Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan hanya untuk
      keperluan evaluasi oleh yang berwenang.


                                         Bagian Kedua
                                             Biaya
                                             Pasal 15
(1)   Terhadap registrasi dikenakan biaya;
(2)   Ketentuan tentang biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai peraturan
      perundang-undangan;


                                         Bagain Ketiga
                                           Evaluasi
                                             Pasal 16
Terhadap dokumen registrasi yang telah memenuhi ketentuan dilakukan evaluasi sesuai
kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.




                                             Pasal 17
(1)   Untuk melakukan evaluasi dibentuk :
      a. Komite Nasional Penilai Obat
      b. Panitia Penilai Khasiat-Keamanan
      c. Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat
(2)   Pembentukan, Tugas dan Fungsi Komite Nasional Penilai Obat dan Panitia Penilai
      sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
MENTERI KESEHATAN
                                     REPUBLIK INDONESIA


                                     Bagian Keempat
                                    Pemberian Izin Edar

                                          Pasal 18
(1)   Kepala Badan memberikan persetujuan atau penolakan izin edar berdasarkan
      rekomendasi yang diberikan oleh Komite Nasional Penilai Obat, Panitia Penilai Khasiat-
      Keamanan dan Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat;
(2)   Kepala Badan melaporkan Izin Edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
      Menteri satu tahun sekali;
(3)   Dalam hal permohonan registrasi obat ditolak, biaya sebagaimana dimaksud dalam
      Pasal 15 ayat (1) tidak dapat ditarik kembali.


                                       Bagian Kelima
                                     Peninjauan Kembali

                                           Pasal 19
(1)   Dalam hal registrasi ditolak, pendaftar dapat mengajukan keberatan melalui tata cara
      peninjauan kembali.
(2)   Tata cara pengajuan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
      ditetapkan oleh Kepala Badan.

                                     Bagian Keenam
                                   Masa Berlaku lzin Edar

                                          Pasal 20
Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan yang
berlaku.
                                       BAB V
                                PELAKSANAAN IZIN EDAR

                                          Pasal 21
      Pendaftar yang telah mendapat izin edar wajib memproduksi atau mengimpor dan
(1)
      mengedarkan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal persetujuan
      dikeluarkan.
      Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Kepala
(2)
      Badan.

                                        BAB VI
                                   EVALUASI KEMBALI

                                          Pasal 22
(1)   Terhadap obat yang telah diberikan izin edar dapat dilakukan evaluasi kembali.
MENTERI KESEHATAN
                                       REPUBLIK INDONESIA


(2)   Evaluasi kembali obat yang sudah beredar dilakukan terhadap:
      a. Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan efektifitasnya
         yang terungkap sesudah obat dipasarkan.
      b. Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo.
      c. Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi.
(3)   Terhadap obat yang dilakukan evaluasi kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
      industri farmasi/pendaftar wajib menarik obat tersebut dari peredaran.
(4)   Evaluasi kembali juga dilakukan untuk perbaikan komposisi dan formula obat.


                                           BAB VII
                                          SANKSI

                                           Pasal 23
Dengan tidak mengurangi ancaman pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kepala Badan dapat memberikan sanksi administratif
berupa pembatalan izin edar apabila terjadi salah satu dari hal-hal berikut:
a.    Tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 berdasarkan data terkini.
b.    Penandaan dan promosi menyimpang dari persetujuan izin edar
c.    Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
d.    Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut obat yang bersangkutan tidak diproduksi,
      diimpor atau diedarkan.
e.    lzin lndustri Farmasi, yang mendaftarkan, memproduksi atau mengedarkan dicabut.
f.    Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang produksi dan/atau peredaran obat.


                                        BAB VIII
                                  KETENTUAN PERALIHAN

                                           Pasal 24
      Bagi yang telah mengajukan permohonan dan melengkapi dokumen registrasi sebelum
(1)
      diberlakukannya peraturan ini tetap akan diproses sesuai dengan Peraturan Menteri
      Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi;
      Obat yang telah mendapat izin edar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
(2)
      949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi yang habis masa berlakunya
      setelah ditetapkannya Peraturan ini, dapat diperpanjang untuk paling lama 2 (dua) tahun
      terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan ini.
MENTERI KESEHATAN
                                      REPUBLIK INDONESIA


                                          Pasal 25
Semua ketentuan tentang tata cara registrasi yang telah dikeluarkan sebelum ditetapkannya
peraturan ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
ini;

                                        BAB IX
                                  KETENTUAN PENUTUP

                                          Pasal 26
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi.

                                           Pasal 27
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik lndonesia.




                                                   Ditetapkan di JAKARTA
                                                   pada tanggal 3 November 2008

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptCitra pharmacist
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
 
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptx
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptxCARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptx
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptxTitisUtami5
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
Drug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.pptDrug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.pptssuserb3bce7
 
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang FarmasiLaporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang FarmasiFuad Qodiriyanti
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatankhoiril anwar
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalCIkumparan
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 

La actualidad más candente (20)

cpob (1).ppt
cpob (1).pptcpob (1).ppt
cpob (1).ppt
 
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek pptTugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
Tugas manajemen farmasi tentang perbekalan farmasi di apotek ppt
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Ppt CPOB Bangunan dan FasilitasPpt CPOB Bangunan dan Fasilitas
Ppt CPOB Bangunan dan Fasilitas
 
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptx
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptxCARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptx
CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK (CDOB).pptx
 
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Drug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.pptDrug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.ppt
 
Sejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasianSejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasian
 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
 
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang FarmasiLaporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
Laporaan Kegiatan Prakerin Di Gudang Farmasi
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
 
Galenika
GalenikaGalenika
Galenika
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
 
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat138658677 39255216-jenis-jenis-obat
138658677 39255216-jenis-jenis-obat
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 

Similar a Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008

Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiSainal Edi Kamal
 
Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011kurniabanta
 
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfADIJM
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOBPeraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOBBambang Priyambodo
 
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1Inna Muthma
 
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisPmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisKusuma Wijayanti
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_keAndi Ditha J
 
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisionalPermenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisionalSainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSAR
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSARHubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSAR
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSARService AC Makassar
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apoteklaniatmadja
 
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfPermenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfzelsapuspitasari1
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apoteklaniatmadja
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPetrusTogarma
 
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfDD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfOktasari13
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Chynthya Riiweuh
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekAlbertus Beny
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekTotok Sudjianto
 
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011 Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011 heyjuli
 

Similar a Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008 (20)

Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010
 
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
 
Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011
 
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOBPeraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
 
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1
Permenkes 006 2012-industri_usaha_obat_tradisional1
 
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasisPmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
Pmk no. 03_th_2010_ttg_saintifikasi_jamu_dalam_penelitian_berbasis
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
 
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisionalPermenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
Permenkes No. 006 ttg industri dan usaha obat tradisional
 
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBFPermenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
Permenkes No. 1148 Tahun 2011 Tentang PBF
 
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSAR
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSARHubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSAR
Hubungi 0852-2222-3459 SERVICE AC MAKASSAR
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdfPermenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotekPermenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
Permenkes 73 2016 standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfDD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011 Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
Cara pembuatan obat tradisional yang baik (cpotb) 2011
 

Último

SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxFORTRESS
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 

Último (20)

SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptxKUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
KUAT!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Besi Plat Polos di Serang .pptx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 

Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008

  • 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10101MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan, keamanan, mutu dan kemanfaatan perlu dilakukan penilaian melalui mekanisme registrasi obat; b. bahwa ketentuan registrasi obat yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 perlu disederhanakan dan disesuaikan dengan perkembangan globalisasi dan kebijakan Pemerintah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu mengatur kembali registrasi obat dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Mengingat : 1. Ordonansi Obat Keras (Stbl. 1949 No. 419) 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikctropika (Lembaran Negara Tahun 1997 No. 10 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3671); 4. Undang-undang Nornor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3698); 5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. (Lembaran Negara Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3778); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsidan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
  • 2. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2U07. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI OBAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Mentari ini yang dimaksud dengan : 1. Izin edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia. 2. Obat adalah obat jadi yang merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk produk biologi dan kontrasepsi, yang slap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patolcgi dalam rangka pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan. 3. Produk biologi adalah vaksin, imunosera, antigen, hormon, enzim, produk darah dan produk hasil fermentasi lainnya (termasuk antibodi monoklonal dan produk yang berasal dari teknologi rekombinan DNA) yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan. 4. Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mandapatkan izin edar. 5. Obat kontrak adalah obat yang pembuatannya dilimpahkan kepada industri farmasi Iain. 6. Pemberi kontrak adalah industri farmasi yang melimpahkan pekerjaan pembuatan obat berdasarkan kontrak. 7. Penerima kontrak adalah industri farmasi yang menerima pekerjaan pembuatan obat berdasarkan kontrak. 8. Obat impor adalah obat hasil produksi industri farmasi luar negeri.
  • 3. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 9. Penandaan adalah keterangan yang lengkap mengenai khasiat, keamanan, cara penggunaannya serta informasi lain yang dianggap perlu yang dicantumkan pada etiket, brosur dan kemasan primer dan sekunder yang disertakan pada obat. 10. Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah memiliki izin edar. 11. Psikotrnpika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 12. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan, penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 13. Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan obat, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan, atau pemindahtanganan. 14. Produk yang dilindungi paten adalah produk yang mendapatkan perlindungan paten berdasarkan Undang-undang Paten yang berlaku di Indonesia. 15. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di Bidang Kesehatan. 16. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang bertanggung jawab dibidang Pengawasan Obat dan Makanan. Pasal 2 (1) Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk memperoleh Izin Edar, (2) Izin Edar diberikan oleh Menteri; (3) Menteri melimpahkan pemberian Izin Edar kepada Kepala Badan; (4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk a. Obat penggunaan khusus atas permintaan dokter; b. Obat Donasi; c. Obat untuk Uji Klinik; d. Obat Sampel untuk Registrasi. Pasal 3 (1) Obat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (4) dapat dimasukkan ke wilayah Indonesia, melalui Mekanisme Jalur Khusus. (2) Ketentuan tentang Mekanisme Jalur Khusus ditetapkan oleh Menteri.
  • 4. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BAB II KRITERIA Pasal 4 Obat yang memiliki izin edar harus memenuhi kriteria berikut: a. Khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui percobaan hewan dan uji klinis atau bukti-bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan; b. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metoda pengujian terhadap semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang sahih; c. Penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman; d. Sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. e. Kriteria lain adalah khusus untuk psikotropika harus memiliki keunggulan kemanfaatan dan kaamanan dibandingkan dengan obat standar dan obat yang telah disetujui beredar di Indonesia untuk indikasi yang diklaim. f. Khusus kontrasepsi untuk program nasional dan obat program lainnya yang akan ditentukan kemudian, harus dilakukan uji klinik di Indonesia. Pasal 5 (1) Obat untuk uji klinik harus dapat dibuktikan bahwa obat tersebut aman pengqunaannya pada manusia. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan uji klinik ditetapkan oleh Kepala Badan. BAB III PERSYARATAN REGISTRASI Bagian Pertama Regiatrsi Obat Produksi Dalam Negeri Pasal 6 (1) Registrasi obat produksi dalam negeri hanya dilakukan oleh industri farrnasi yang memiliki izin industri farmasi yang dikeluarkan oleh Menteri. (2) Industri farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan CPOB. (3) Pemenuhan persyaratan CPOB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan sertifikat CPOB yang dikeluarkan oleh Kepala Badan.
  • 5. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian Kedua Registrasi Obat Narkotika Pasal 7 (1) Khusus untuk registrasi obat narkotika hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi yang memiliki izin khusus untuk memproduksi narkotika dari Menteri. (2) Industri farmasi sebagaimana dimaksud pada avat (1) wajib memenuhi persyaratan CPOB. (3) Pemenuhan persyaratan CPOB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan sertifikat CPOB yang dikeluarkan oleh Kepala Badan. Bagian Ketiga Registrasi Obat Kontrak Pasal 8 (1) Registrasi obat Kontrak hanya dapat dilakukan oleh pemberi kontrak, dengan melampirkan dokumen kontrak; (2) Pernberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah industri farmasi; (3) Industri farmasi pemberi kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memiliki izin industri farmasi dan sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) fasilitas produksi sediaan lain yang telah memenuhi persyaratan CPOB (4) Industri farmasi pemberi kontrak bertanggung jawab atas mutu obat jadi yang diproduksi berdasarkan kontrak (5) Penerima kontrak adalah industri farmasi dalam negeri yang wajib memiliki izin industri farmasi dan telah menerapkan CPOB untuk sediaan yang dikontrakkan. Bagian. Keempat Registrasi Obat Impor Pasal 9 Obat Impor diutamakan untuk obat program kesehatan masyarakat, obat penemuan baru dan obat yang dibutuhkan tapi tidak dapat diproduksl di dalam negerl. Pasal 10 (1) Registrasi Obat Impor dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri yang mendapat persetujuan tertulis dari industri farmasi di luar negeri (2) Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencakup alih teknologi dengan ketentuan paling lambat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun harus sudah dapat diproduksi di dalam negeri.
  • 6. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) obat yang masih dilindungi paten. (4) Industri farmasi di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan CPOB (5) Pemenuhan persyaratan CPOB bagi industri farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuktikan dengan dokumen yang sesuai atau jika diperlukan dilakukan pemeriksaan setempat oleh petugas yang berwenang. (6) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus dilengkapi dengan data inspeksi terakhir paling lama 2 (dua) tahun yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang setempat. (7) Ketentuan tentang tata cara pemeriksaan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Kepala Badan. Bagian Kelima Registrasi Obat Khusus Ekspor Pasal 11 (1) Registrasi obat khusus untuk ekspor hanya dilakukan oleh industri farmasi. (2) Obat khusus untuk ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b, (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bila ada persetujuan tertulis dari negara tujuan. Bagian Keenam Registrasi Obat Yang Dilindungi Paten Pasal 12 (1) Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi paten di Indonesia hanya dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri pemegang hak paten, atau industri farmasi lain yang ditunjuk oleh pemegang hak paten. (2) Hak paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan sertifikat paten. Pasal 13 (1) Registrasi obat dengan zat berkhasiat yang dilindungi paten di Indonesia dapat dilakukan oleh industri farmasi dalam negeri bukan pemegang hak paten. (2) Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan mulai 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya perlindungan hak paten.
  • 7. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (3) Dalam hal registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui, obat yang bersangkutan hanya boleh diedarkan setelah habis masa perlindungan paten obat inovator. BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH IZIN EDAR Bagian Pertama Registrasi Pasal 14 (1) Registrasi diajukan kepada Kepala Badan. (2) Kriteria dan tata Iaksana registrasi ditetapkan oleh Kepala Badan. (3) Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan hanya untuk keperluan evaluasi oleh yang berwenang. Bagian Kedua Biaya Pasal 15 (1) Terhadap registrasi dikenakan biaya; (2) Ketentuan tentang biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan; Bagain Ketiga Evaluasi Pasal 16 Terhadap dokumen registrasi yang telah memenuhi ketentuan dilakukan evaluasi sesuai kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Pasal 17 (1) Untuk melakukan evaluasi dibentuk : a. Komite Nasional Penilai Obat b. Panitia Penilai Khasiat-Keamanan c. Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat (2) Pembentukan, Tugas dan Fungsi Komite Nasional Penilai Obat dan Panitia Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan.
  • 8. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian Keempat Pemberian Izin Edar Pasal 18 (1) Kepala Badan memberikan persetujuan atau penolakan izin edar berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Komite Nasional Penilai Obat, Panitia Penilai Khasiat- Keamanan dan Panitia Penilai Mutu, Teknologi, Penandaan dan Kerasionalan Obat; (2) Kepala Badan melaporkan Izin Edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri satu tahun sekali; (3) Dalam hal permohonan registrasi obat ditolak, biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) tidak dapat ditarik kembali. Bagian Kelima Peninjauan Kembali Pasal 19 (1) Dalam hal registrasi ditolak, pendaftar dapat mengajukan keberatan melalui tata cara peninjauan kembali. (2) Tata cara pengajuan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan. Bagian Keenam Masa Berlaku lzin Edar Pasal 20 Izin edar berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan yang berlaku. BAB V PELAKSANAAN IZIN EDAR Pasal 21 Pendaftar yang telah mendapat izin edar wajib memproduksi atau mengimpor dan (1) mengedarkan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal persetujuan dikeluarkan. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Kepala (2) Badan. BAB VI EVALUASI KEMBALI Pasal 22 (1) Terhadap obat yang telah diberikan izin edar dapat dilakukan evaluasi kembali.
  • 9. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (2) Evaluasi kembali obat yang sudah beredar dilakukan terhadap: a. Obat dengan risiko efek samping lebih besar dibandingkan dengan efektifitasnya yang terungkap sesudah obat dipasarkan. b. Obat dengan efektifitas tidak lebih baik dari plasebo. c. Obat yang tidak memenuhi persyaratan ketersediaan hayati/bioekivalensi. (3) Terhadap obat yang dilakukan evaluasi kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2), industri farmasi/pendaftar wajib menarik obat tersebut dari peredaran. (4) Evaluasi kembali juga dilakukan untuk perbaikan komposisi dan formula obat. BAB VII SANKSI Pasal 23 Dengan tidak mengurangi ancaman pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kepala Badan dapat memberikan sanksi administratif berupa pembatalan izin edar apabila terjadi salah satu dari hal-hal berikut: a. Tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 berdasarkan data terkini. b. Penandaan dan promosi menyimpang dari persetujuan izin edar c. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. d. Selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut obat yang bersangkutan tidak diproduksi, diimpor atau diedarkan. e. lzin lndustri Farmasi, yang mendaftarkan, memproduksi atau mengedarkan dicabut. f. Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang produksi dan/atau peredaran obat. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 Bagi yang telah mengajukan permohonan dan melengkapi dokumen registrasi sebelum (1) diberlakukannya peraturan ini tetap akan diproses sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi; Obat yang telah mendapat izin edar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor (2) 949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi yang habis masa berlakunya setelah ditetapkannya Peraturan ini, dapat diperpanjang untuk paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan ini.
  • 10. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 25 Semua ketentuan tentang tata cara registrasi yang telah dikeluarkan sebelum ditetapkannya peraturan ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan ini; BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/Vl/2000 tentang Registrasi Obat Jadi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 27 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik lndonesia. Ditetapkan di JAKARTA pada tanggal 3 November 2008