1. Cloud computing dan peranannya dalam pendidikan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Oleh:
Nama
NIM
:Bagus Hutomo Nugrahanto
:1102412118
Prodi : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2. KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufik, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tentang Cloud computing.
Terselesaikannya penulisan makalah ini diharapkan akan memberi informasi lebih banyak
mengenai beberapa hal meliputi pengertian/konsep dasar, kegunaan, fitur, layanan dan berbagai
hal lain yang mendasari penggunaan layanan jaringan yang mampu menyebar luas dengan sistem
Cloud computing yang kegunaannya dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan.
Penulisan makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) dan berguna untuk memahami lebih jauh lagi tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan cara kerja dan proses instalasi Cloud computing. Penyusunan makalah
ini sudah pasti jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Semarang, 11 Desember 2013
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang kian cepat membuat semakin
cepatnya produk-produk teknologi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan akan
informasi yang selalu up to date ketika suatu peristiwa terjadi dan kabarnya dapat segera tersebar
dan diketahui semua orang. Teknologi komputasi terkini sangat memungkinkan penyampaian
informasi secara lebih cepat melalui koneksi internet dimana seluruh penduduk di dunia
tersambung melalui media internet.
Keterbatasan penyimpanan data sering dijumpai ketika kita akan menyimpan file-file
yang akan dipindah ke database internet seperti yang bisa kita lakukan saat ini adalah kita bisa
menyimpan data pada e-mail dan kemudian kita simpan. Cara ini cukup disarankan untuk
membuat kita tidak khawatir jika sewaktu-waktu kita kehilangan data, kita sudah mempunyai
simpanan pada email yang kita punya tadi.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile juga menjadi salah satu faktor
pendorong perkembangan teknologi komputasi menuju era cloud computing. Kebutuhan user
akan availability, reliability, flexibility, dan scalability menjadi tuntutan yang harus dipenuhi
sebagai sebuah garansi service atau layanan. Dengan menerapkan teknologi cloud computing,
maka keempat hal tadi akan dapat dipenuhi dan nantinya akan mencapai pada tingkat investasi
dalam term cloud service yang cepat dan mudah.
Dengan semua kemudahan dari data digital tersebut, data digital juga memiliki suatu
kekurangan yaitu dengan adanya ukuran size, maka storage(alat simpan) dari data tersebut harus
memiliki ukuran (Space Storage) yang sejumlah dengan data yang akan disimpan. Untuk
beberapa data memang masalah ini belum begitu terlihat, tapi jika data digital yang akan
disimpan terus menumpuk akibat dari pentingya dan banyaknya tugas. Melihat permasalahan ini
seorang pakar teknologi dan informasi (IT) yaitu John McCarthy sekitar pada tahun 1960 mulai
melakukan uji coba serta riset untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Perkembangan dunia modern sekarang ini telah melahirkan suatu teknologi komputasi
yang dinamakan Cloud computing merupakan tren baru di bidang komputasi terdistribusi dimana
berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented
Architecture) di jaringan internet.
4. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan tema yang diangkat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini antara lain adalah:
1. Apa yang dimaksud Cloud computing
2. Bagaimana sejarah perkembangan Cloud computing
3. Layanan apa saja yang ada pada Cloud Computing
4. Karakteristik Cloud Computing
5. Penyebaran Cloud Computing
6. Kelebihan dan kelemahan Cloud Computing
7. Memulai layanan Cloud
8. Sistem kerja cloud
9. Implementasi cloud dalam bidang pendidikan
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini harapannya bisa bermanfaat
bagi seluruh pembaca, karena informasi dalam makalah ini disajikan mulai dari dasar dan
bertahap hingga mengulas suatu permasalahan mengenai cloud computing.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cloud Computing
Cloud computing adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep
komputasi yang melibatkan sejumlah besar komputer yang terhubung melalui jaringan
komunikasi real-time seperti Internet. Cloud computing merupakan suatu sistem komputasi
terdistribusi melalui jaringan yang memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah program
atau aplikasi pada banyak komputer yang terhubung pada waktu yang sama.
Istilah cloud computing lebih sering merujuk pada layanan berbasis jaringan yang
tampaknya disediakan oleh hardware server sebenarnya, namun disajikan oleh hardware virtual,
simulasi oleh perangkat lunak yang berjalan pada satu atau lebih komputer.
Komputasi awan merupakan gabungan antara pemanfaatan teknologi komputer
(“komputasi”) dan pengembangan teknologi berbasis Internet (“awan”). Awan sebagai metafora
dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Awan
dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang
disembunyikannya, suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi
disajikan sebagai suatu layanan (as a service) sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat
Internet (“di dalam awan”) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau
memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing “Cloud
Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan pada server di
internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya
adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor
dan lain-lain”.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan definisi untuk teknologi komputasi
grid (grid computing) yang digunakan pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an. Jargon
cloud computing atau komputasi awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk
memindahkan layanan yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer lokal
lagi. Pada saat itu, layanan lain termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi telah
dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google menyediakan pengolah kata, spreadsheet dan
aplikasi presentasi di lingkungan komputasi awan dan terintegrasi dengan Gmail dan Google
Calendar, menyediakan lingkungan kantor di web (atau di awan).
6. Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen dengan mengalihkan programprogram ke awan untuk membuatnya lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh pengguna
komputer dan Internet. Perangkat lunak sebagai layanan (istilah Microsoft untuk cloud
computing atau komputasi awan) adalah barang yang sangat baru bagi kebanyakan orang di
Microsoft.
Cloud computing atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer
dan pengembangan berbasis Internet. Suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait
teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan sehingga pengguna dapat mengaksesnya
lewat Internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki
kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Suatu konsep umum yang
mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum
berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses
melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Teknologi Cloud computing bermaksud membantu menyelesaikan pekerjaan yang
dihadapi oleh manusia dalam penyimpanan data secara besar walapun untuk pengguna
individual, tentu cukup menyimpan data-datanya di sebuah laptop atau personal computer.
Namun bagaimana dengan sebuah perusahaan atau instansi pemerintah yang memiliki ribuan
data penting dan membutuhkan media simpan yang lebih besar dan lebih aman, cloud computing
atau komputasi awan adalah jawabannya. Teknologi ini dianggap dapat menekan ongkos
investasi server raksasa, lebih efektif, transparan, dan efisien dari jumlah sumber daya manusia.
Berbondong-bondong perusahaan-perusahaan IT dunia membangun infrastruktur untuk menuju
era penyimpanan data yang mutakhir ini. Tidak heran bila kemudian perusahaan besar seperti
Microsoft, Apple, Google, dan IBM mengembangkan teknologi ini dengan serius selama satu
dekade terakhir.
Teknologi komputasi dan teknik pemrograman baru atau teknik pengembangan berubah
dengan cepat, tujuan dalam komputasi awan nampaknya akan membuat teknologi menjadi sangat
mudah dimata user dan menjadikannya sesederhana mungkin. Pengembangan berbasis internet
sangat pesat saat ini dengan boomingnya blogging dan microblogging serta layanan jejaring
sosial yang bertujuan untuk menemukan cara baru membantu individu dan bisnis untuk dapat
berkomunikasi satu sama lain di arena cloud computing atau komputasi awan.
Dalam Cloud computing Sebuah komputer atau perangkat selular yang terhubung ke
jaringan cloud computing (komputasi awan) akan memiliki semua data dan program pada
hosting yang bisa terhubung setiap saat serta di manapun dengan pengguna.
Cloud Computing(Komputer Awan) adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi
(komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan).Maksudnya adalah sebuah metode
komputasi dimana kemampuan TI disediakan sebagai layanan berbasis internet.Jadi infrastruktur
7. server yang dimiliki oleh perusahaan penyedia layanan Cloud Computing menyediakan semua
sumber daya, perangkat lunak, dan informasi untuk komputer dan perangkat lain milik client
tanpa perlu client memiliki server/hardware tersebut dan mengetahui cara kerja sistem pada
infrastruktur yang digunakan,jadi client hanya fokus menjalani bisnis utama.
2.2 Sejarah perkembangan Cloud Computing
Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar
komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan
visi bahwa “suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya listrik
dan telepon”. Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle , memunculkan ide
“Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu
merajai desktop computing dengan Windows 95-nya. Larry Ellison menawarkan ide bahwa
sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai
software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah
terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang
berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.
Ide “Network Computing” ini sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan
seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client
sebagai pengganti desktop. Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan
sendirinya, terutama disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai,
sehingga akses Network Computing ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya
kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin murahnya harga PC.
Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service Provider) di akhir era
90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer, memungkinkan akses
aplikasi menjadi lebih cepat.
Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk menawarkan
fasilitasnya sebagai tempat „hosting‟ aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan
komputer. Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja
ASP ini masih bersifat “privat”, di mana layanan hanya dikastemisasi khusus untuk satu
pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu itu umumnya masih bersifat
client-server. Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di awal
abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web disertai peningkatan kapasitas jaringan
internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi
sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks.
Seperti sudah sedikit disinggung sebelumnya, popularitas Cloud Computing semakin
menjulang saat di awal 2000-an, Marc Benioff ex VP di Oracle, meluncurkan layanan aplikasi
CRM dalam bentuk Software as a Service, Salesforce.com, yang mendapatkan sambutan gegap
gempita. Dengan misinya yang terkenal yaitu “The End of Software”, Benioff bisa dikatakan
8. berhasil mewujudkan visi bos-nya di Oracle, Larry Elisson, tentang Network Computing menjadi
kenyataan satu dekade kemudian. Selanjutnya jargon Cloud Computing bergulir seperti bola
salju menyapu dunia teknologi informasi. Dimulai di tahun 2005, mulai muncul inisiatif yang
didorong oleh nama-nama besar seperti Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic
Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM
meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya. Semua inisiatif ini masih terus bergerak,
dan bentuk Cloud Computing pun masih terus mencari bentuk terbaiknya, baik dari sisi praktis
maupun dari sisi akademis. Bahkan dari sisi akademis, jurnal-jurnal yang membahas tentang ini
hal ini baru bermunculan di tiga tahun belakangan. Akhirnya seperti yang kita saksikan sekarang,
seluruh nama-nama besar terlibat dalam pertarungan menguasai awan ini. Bahkan pabrikan Dell,
pernah mencoba mempatenkan istilah “Cloud Computing”, namun ditolak oleh otoritas paten
Amerika.
Walaupun di luar negeri perebutan Cloud Computing ini begitu ingar-bingar, tidak
demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang benar-benar mencoba masuk di
area ini masih sangat sedikit. Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT
Telkom, yang setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a
Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang menawarkan layanan
aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah. Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia
dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk
kebutuhan kolaborasi/korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Sepinya sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud Computing ini,
mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas, bandwith masih terbatas;
2. Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet utamanya
sebagai media hiburan atau sosialisasi;
3. Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus merupakan
kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan software sekaligus.
Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini sampai di sini, tidak hanya pemain
asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja peran pemerintah sebagai
fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini.Tren perkembangan dunia komputer telah
berubah sejak satu dekade terakhir. Komputer terutama server yang pada awalnya berukuran
besar semakin ke sini semakin kecil dan ringkas. Sampai saat ini server yang terbilang cukup
9. ringkas adalah jenis blade server. Perubahan ini tidak lepas dari adanya penemuan dan kemajuan
dalam bidang processor. Sejak ditemukannya nano technology, telah merubah platform CPU
menjadi sebuah sistem yang sangat ringkas dari segi fisiknya.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile juga menjadi salah satu faktor
pendorong perkembangan teknologi komputasi menuju era cloud computing. Manfaat Cloud
Computing juga bisa kita rasakan pada aspek manajemen dan keuangan juga menjadi faktor lain
yang mendorong pertumbuhan cloud computing saat ini. Dahulu manajemen biasa untuk
menginvestasikan dana di awal dalam bentuk Capital Expense yang cukup besar agar ke
depannya dapat menekan Operational Expense. Tapi sejak ditemukannya teknologi cloud
computing, Capital Expense saat ini bisa dikurangi bahkan bisa ditiadakan dan cukup
mengeluarkan biaya untuk Operational Expense saja apabila kita menggunakan Public Cloud.
Bisa dibayangkan efisiensi yang di dapatkan jika kita menerapkan cloud computing dalam
organisasi kita.
2.3 Layanan pada Cloud Computing
Pada kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari banyak sekali aktifitas kita yang secara tidak
langsung berhubungan dengan apa yang dinamakan Cloud Computing misalnya setiap hari kita
menggunakan listrik dan setiap bulannya juga pasti memerlukan biaya sejumlah uang untuk
membeli biaya terhadap daya listrik yang dikeluarkan.
Nah, analogi PLN diatas, adalah sedikit gambaran Cloud Computing, dimana Cloud
Computing ini bertugas untuk memberikan layanan dan kita adalah user/pemakai dari layanan
tersebut. Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana mereka (penyedia layananan Cloud
Computing) menyedikan layanan tersebut, yang penting mereka bisa memberikan standar
layanan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Untuk biaya layanan kita tinggal bayar
berdasarkan pemakaian. Saat kita butuh tambahan layanan, kita bisa meminta segera
penambahan layanan tersebut, dan juga sebalik-nya (ELASTIS).
Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut ini:
1. Software as a Service (SaaS)
2. Platform as a Service (PaaS)
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
Dibawah ini kita bahas, masing-masing jenis layanan diatas:
Software as a Service (SaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal
memakai software(perangkat lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa
perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email
publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network(Facebook, Twitter, dsb) instant
10. messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain.
Dalam perkembangan-nya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati
dengan menginstall aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa kita
nikmati lewat Cloud Computing.Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi dan
tinggal terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang
sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat
Adobe Creative Cloud, dsb.
Platform as a Service (PaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita
menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network, database engine,
framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu
pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting
aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk
pemeliharaan “rumah” ini menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai
analogi, misal-nya kita sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita
sewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan-nya. Yang
penting, kita bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman,
tinggal cabut dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanan-nya. Contoh penyedia
layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional
hosting-pun merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai
pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional
dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.
Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita
bisa “menyewa” infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa
definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage)
, memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudahnya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah
komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa
install sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia layanan IaaS ini
adalah: Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dsb.
Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi
komputer virtual tersebut bisa kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai
contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU,
RAM, Storage dsb dengan segera.
11. Gambar 2.3 Cloud computing layer
Beberapa persyaratan keamanan data internal dan eksternal harus dipertimbangkan
berdasarkan klasifikasi penempatan, pengiriman atau pemrosesan informasi. Beberapa standar
seperti ISO 27001 biasanya menuntut perubahan teknis dan organisasi, dimana persyaratan
khusus seperti Payment Card Industry Data Security Standards (PCI DSS) untuk data kartu
kredit menjelaskan persyaratan-persyaratan yang sangat mendetil, sehingga membutuhkan usaha
yang cukup besar dari sisi waktu dan biaya konsumsi.
12. 2.4 Karakteristik Cloud Computing
Proyek-proyek cloud computing saat ini masih memiliki karakteristik yang diposisikan
pada fase testing dan ditunjukkan sebagai layanan TI yang diyakini tidak rumit. Tantangan yang
dihadapi oleh pengguna layanan cloud computing terletak pada wilayah keamanan data dan
kepatuhan terhadap regulasi atau standar.
Pada bagian karakteristik menjelaskan hubungan-hubungan dan beberapa perbedaan terhadap
layanan TI saat ini. Adapun karakteristik Cloud Computing bila dilihat dari penggunaannya,
Menurut NIST, ada lima karakteristik dari cloud computing agar sebuah sistem dapat disebut
sebagai cloud computing, yaitu:
1. On Demand Self Service (pelayanan mandiri diri sendiri saat diperlukan)
Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan
penyedia layanan, misalnya dengan mengguna-kan, sebuah portal web dan manajemen
antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumber daya yang terkait terjadi
secara otomatis pada penyedia. pengguna cloud dapat mengatur sendiri layanan yang
dipakai sesuai dengan kebutuhannya tanpa interaksi dari pihak penyedia layanan.
Contohnya menggunakan gmail, kita bisa menyimpan, memindahkan, menghapus email,
dsb tanpa campur tangan dari penyedia cloud.
2. Broad Network Access (akses jaringan yang besar)
Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat
diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik menggunakan thin client, thick
clien, ataupun media lain seperti smartphone. Akses jaringan yang luas dan bisa diakses
oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, dsb. Contohnya
facebook mobile, memungkinkan kita untuk mengakses layanan facebook melalui
handphone, smartphone ataupun tablet dimanapun kita berada.
3. Resource Pooling (resource menyatu)
Penyedia layanan cloud memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan
di satu atau berbagai lokasi data center yang terdiri dari sejumlah server dengan
mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi tenant ini memungkinkan sejumlah
sumberdaya komputasi digunakan bersama-sama oleh sejumlah user, dimana sumberdaya
tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis
untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan. Dengan demikian, pelanggan
tidak perlu tahu bagaimana dan darimana permintaan akan sumberdaya komputasinya
13. dipenuhi oleh penyedia layanan. Yang penting, semua permintaan dapat terpenuhi.
Sumberdaya komputasi ini meliputi media penyimpanan, memory, processor, pita
jaringan, mesin virtual. Sumber daya komputasi dari penyedia cloud harus memenuhi
banyak pelanggan dan bersifat dinamis tergantung kebutuhan pelanggannya. Contohnya
google, menyediakan ratusan ribu server yang tersebar di penjuru dunia sehingga dapat
melayani jutaan penggunanya.
4. Rapid Elasticity (elastisitas cepat)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu
dalam bentuk penambahan atau pengurangan kapasitas yang diperlukan. kapasitas
layanan bersifat fleksibel tergantung kebutuhan pengguna. Sehingga pengguna cloud
dapat dengan mudah meminta menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan sesuai
kebutuhannya. Jadi, kapasitas layanan ini seolah tak terbatas dan pengguna cloud dapat
memilih sesuai dengan kebutuhannya setiap saat. Misalnya office 365, kita bisa dengan
cepat mengubah layanan yang diinginkan dari small ke bussiness atau sebaliknya sesuai
denngan kebutuhan.
5. Measured Service (layanan pengukuran)
Sumber daya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya,
dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap
sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan,memory,processor,lebar pita, dan
aktivitas user, dan lainnya). Dengan demikian, jumlah sumber daya yang digunakan dapat
secara transparan diukur yang akan menjadi dasar bagi user untuk membayar biaya
penggunaan layanan. Sistem cloud menyediakan layanan yang dapat memonitor dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya terhadap layanan yang dipakai (misalnya
tempat penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan akun pengguna yang aktif). Sehingga
pelanggan dapat memonitor sumber daya komputasi yang dipakai secara transparan
antara penyedia layanan dan pelanggan. Misalnya dropbox, kita bisa memantau space
yang terpakai ataupun space yang masih kosong, mengetahui masa aktif akun, dsb.
Cloud Computing juga memiliki beberapa karakteristik lain seperti:
Agility, meningkatkan dengan kemampuan pengguna untuk menyediakan sumber daya
teknologi infrastruktur.
Antarmuka pemrograman aplikasi ( API ) aksesibilitas terhadap perangkat lunak yang
memungkinkan mesin untuk berinteraksi dengan perangkat lunak awan dengan cara yang
sama bahwa antarmuka pengguna tradisional (misalnya , sebuah komputer desktop )
memfasilitasi interaksi antara manusia dan komputer . Sistem komputasi awan biasanya
menggunakan transfer Negara Representasi API ( REST) berbasis .
Virtualisasi teknologi memungkinkan berbagi server dan perangkat penyimpanan dan
peningkatan utilisasi . Aplikasi dapat dengan mudah bermigrasi dari satu server fisik
yang lain .
14. Keandalan meningkatkan dengan penggunaan beberapa situs berlebihan , yang
membuat dirancang dengan baik komputasi awan yang cocok untuk kelangsungan bisnis
dan pemulihan bencana
2.5 Penyebaran Cloud Computing
. Menurut NIST, cloud
penyebarannya, yaitu:
computing dibagi
menjadi
empat
macam
berdasarkan
jenis
1. Private Cloud: Infrastruktur Cloud yang disediakan khusus untuk memenuhi kebutuhan
internal suatu perusahaan. Private cloud ini dimiliki, dioperasikan, dan diatur oleh
organisasi atau departemen IT pada suatu perusahaan sementara departemen lain sebagai
konsumennya.
2. Public Cloud: Layanan cloud computing yang terbuka untuk umum yang bersifat gratis
maupun berbayar. Pengguna dapat langsung menggunakan layanan dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku dari pihak provider.
3. Community Cloud: Layanan cloud computing yang eksklusif dibangun untuk komunitas
tertentu yang memiliki konsentrasi pada bidang yang sama.
4. Hybrid Cloud: Merupakan gabungan dua atau lebih dari jenis cloud
computing(private, public, atau community). Dalam hybrid cloud, perusahaan dapat
15. memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke public cloud dan proses bisnis
yang harus tetap berjalan pada private cloud.
2.6 Kelebihan dan kelemahan Cloud Computing
Sebagai suatu sistem jaringan dengan teknologi komputasi yang terkinipun Cloud
Computing memiliki aspek keuntungan dan kelemahannya masing-masing. Kelebihan dari
Cloud Computing diantarannya:
Kemudahan Akses
Kemudahan dalam mengakses data atau aplikasi merupakan kelebihan utama dari
cloud computing. Untuk mengakses aplikasi yang kita perlukan saat bekerja, kita tidak
perlu berada pada suatu computer yg sama karena aplikasi atau data yang kita butuhkan
dapat diakses dimanapun melalui server.
Efisiensi biaya
Penggunaan cloud computing akan mengurangi biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk operasional komputer terutama untuk hardware. Dengan menggunakan
cloud computing, perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya seperti maintenance,
biaya listrik (penggunaan listrik semakin berkurang), dan lain-lain.
Meningkatkan ROI dan Cash Flow
Hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah bahwa dengan cloud kita tidak perlu
melakukan investasi atau mengeluarkan capital expenditure. Perusahaan hanya perlu
membayar sewa sesuai pemakaian. Hal ini berarti mengkonversi capex menjadi opex
(operating expenditure). Bagi perusahaan, model seperti ini cukup menguntungkan
karena akan memperbesar ROI (return on Investment) dan melancarkan cash-flow.
Fleksibilitas dalam menambah kapasitas
Dengan cloud kita tidak perlu melakukan proses pengadaan komputer yang
memakan banyak waktu. Cukup dengan melakukan self-provisioning dalam hitungan
menit, kapasitas yang kita butuhkan telah siap digunakan.
Kemudahan monitoring dan manajemen server
Proses monitoring dan manajemen server akan jauh lebih mudah karena semua
terkoneksi dengan web portal pelanggan. Kita hanya tinggal melihat dashboard saja untuk
mengetahui status global server-server kita. Untuk membuat, meng-upgrade, dan memanage server serta menginstalasi software sangat mudah karena sudah disediakan
automation-tools untuk melakukan hal tersebut.
Meningkatkan ketersediaan data
Sistem cloud pada cloud provider biasanya dibuat dengan desain high availability.
Artinya, sistem tersebut berada pada suatu data center yang menjamin ketersediaan
listriknya, pendingin ruangan, dan lain-lain yang menjamin fasilitas pendukung bekerja
maksimal selama 24 jam sehari. Selain itu dari sisi perangkat, wajib hukumnya fully
redundancy, karena fitur ini adalah basic-features dari teknologi cloud. Hal ini membuat
16. server kita menjadi lebih besar availability-nya dibanding jika diletakkan di lokasi kita
sendiri. Selain itu storage system dari cloud umumnya juga di-backup, sehingga
memperbesar peluang data kita tidak hilang jika terjadi crash pada sistem storage.
Fokus dalam meningkatkan bisnis dan pengembangan usaha
Menurut survei, 80% dari waktu pekerjaan perusahaan IT digunakan untuk
kegiatanan operasi dan maintenance. Sisanya, 20% dari total waktu yang ada digunakan
untuk kegiatan pengembangan IT.
Keadaan tersebut tentunya sangat tidak efektif untuk pengembangan perusahaan
karena harus disibukkan dengan maintenance system. Berbeda halnya jika menggunakan
cloud computing, proses maintenance tidak terlalu banyak dilakukan karena sebagian
besar sumber daya berada di cloud. Selain itu dengan menggunakan cloud, perusahaan
dapat lebih fokus pada bisnis yang dijalankannya, bukan pada pengelolaan dan
maintenance IT.dari berbagai sumber.
Merujuk kepada (Robbins, 2009),
penggunaan Cloud Computing ini antara lain:
resiko
yang
harus
dihadapi user dalam
(1) service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten
dari provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery,
(2) privacy, yang berarti adanya resiko
karena hosting dilakukan secara bersama-sama,
data user akan
diakses
(3) compliance,
yang
mengacu
pada
resiko
adanya
compliance dari provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user,
oleh
orang
lain
penyimpangan level
(4) data ownership mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan
dalam cloud,
(5) data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloudservice dan cara
memperoleh kembali data jika suatu saat usermelakukan proses terminasi terhadap
layanan cloud Computing.
2.7 Memulai layanan Cloud
Kali ini kita mencoba membuat layanan cloud sendiri dengan Server Ubuntu maupun
CentOS. Setelah kita menginstall Server untuk Cloud, tahap selanjutnya kita Installkan Programprogram pendukung antara lain :
1.Apache Server 2 atau versi terbaru
17. 2.PHP 5.1 keatas : php5 php5-json php-xml php-mbstring php5-zip php5-gd php5-sqlite curl
libcurl3 libcurl3-dev php5-curl php-pdo
3.Database bisa menggunakan SQLite, MySQL 5.1, atau PostgreSQL 8 atau versi terbaru
4. Software owncloud 4.0
Operating System bisa menggunakan GNU Linux, Microsoft Windows, Solaris,
MacOSX maupun keluarga BSD (FreeBSD, NetBSD, OpenBSD, dll). Dengan syarat terdapat
web server HTTP dan PHP serta database engine (SQLite, MySQL, PostgreSQL).
Kemudian Install ownCloud di Ubuntu
Download Software ownCloud
http://owncloud.org/support/install/ownCloud 4.0 – md5
Extract file owncloud yang telah kita download : tar xfz owncloud-owncloud-master.tar.gz
Kemudian salin ke direktori Apache : sudo cp -r owncloud /var/www
Buat direktori owncloud di Apache: cd /var/www; sudo chown -R www-data:www-data
owncloud
Setelah selesai menginstall owncloud
Buka http://ip-address-anda/owncloud pada browser.
Jika terjadi kesalahan dan muncul messages
Could not open /var/www/.well-known/host-meta for writing, please check permissions!
Teman-teman harus mengecek kembali permission direktorinya.
Direktori /var/www/.well-known/host-meta harus writeable oleh user apache,
Misal usernya adalah www-data.
Cukup mengganti permission dengan command chown pada seluruh direktori /var/www.
chown -R www-data /var/www
Setelah berhasil Anda bisa membuka kembali http://ip-address-anda/owncloud dan melakukan
login dengan user dan password Anda.
20. 2.8 Sistem Kerja Cloud
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini terbagi menjadi dua bagian:
ujung depan dan ujung belakang. Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan, biasanya
adalah Internet. Ujung depan adalah sisi pengguna komputer (user), atau klien (client), melihat.
Bagian belakang adalah “cloud” bagian dari sistem.
21. Gambar 2. 1 Urutan Depan Belakang
Ujung depan termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan aplikasi yang
diperlukan untuk mengakses sistem komputasi awan. Tidak sistem komputasi awan semua
memiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti Web-based e-mail program
memanfaatkan browser Web yang ada seperti Internet Explorer atau Firefox. Sistem lain
memiliki aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di ujung belakang sistem adalah berbagai komputer, server dan sistem penyimpanan data
yang menciptakan “cloud” dari layanan komputasi. Secara teori, sebuah cloud computer
system dapat mencakup hampir semua program komputer yang dapat anda bayangkan, dari data
pengolahan hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki server khusus nya
sendiri.
22. Gambar 2. 2 Sistem Pengolahan Sistem
Sebuah server pusat mengelola sistem, memantau lalu lintas dan permintaan client untuk
memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut
protokol dan menggunakan jenis khusus dari perangkat lunak yang disebut middleware.
Middleware network memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian
besar, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada kekuatan pemrosesan yang hasil
buangannya tidak terpakai. Maka akan memerlukan sebuah cara. Teknik ini disebut virtualisasi
server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server, virtualisasi server mengurangi
kebutuhan pada mesin dalam bekerja.
23. 2.9 Implementasi Cloud Computing dalam bidang Pendidikan
Cloud computing menggunakan komputer server yang sangat pesat dan cepat yang kini
telah disediakan oleh banyak provider yang menyediakan media server, gunanya agar perusahaan
yang didirikan dapat meminimalisir dana dan tempat, secara dalam sebuah perusahaan pasti
membutuhkan banyak server dan tempat untuk menaruh server tersebut.
Contoh aplikasi yang berbasih cloud computing adalah, Dropbox, Google Drive dan
masih banyak lagi. Nah, ternyata cloud computing bisa diimplementasikan didalam bidang
apapun, misalnya dibidang pendidikan yang akan saya bahas pada blog saya kali ini. Cloud
Computing sangat berperan untuk membantu majunya dunia pendidikan, khususnya dinegeri ini,
dengan mengikuti perkembangan teknologi secara global saat ini mulai muncul terobosanterobosan seperti kehadiran E-book.
Suatu lembaga pendidikan sudah tidak perlu lagi menggunakan media buku dalam
menyelenggarakan pendidikan, para siswa hanya tinggal mendownload ebook melalui internet,
brarti secara finansial para siswa sudah tidak perlu diminta dana untuk membeli buku,mereka
bisa langsung mendownload buku tersebut yang berupa ebook di internet.
Pembuatan Sistem akademik online
Merupakan suatu jasa penyedia layanan cloud computing pada perguruan tinggi. Pihak
perguruan tinggi sebagai seorang pengguna cukup melakukan pendaftaran secara online untuk
dapat menggunakan layanan jasa cloud computing ini. Setelah itu perguruan tinggi tersebut akan
mendapat konfirmasi dari pihak penyedia layanan. Setelah mendapat konfirmasi, maka pihak
perguruan tinggi dapat langsung menikmati fitur-fitur sistem informasi yang disediakan oleh
penyedia layanan.SIAKAD ONLINE ini menerapkan model SaaS sehingga tidak membutuhkan
adanya pembelian server, biaya besar untuk pemeliharaan server, dan pembuatan aplikasi yang
rumit karena semua itu sudah menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.
http://www.siakad-online.com/
*Google Apps
Google Apps untuk Pendidikan (Google Apps for Education) saat ini menawarkan
kepada lembaga-lembaga pendidikan sebuah solusi “hosting gratis” untuk mengelola email,
Chat, kalender, berbagi dokumen, dll. Google sendiri menyebut layanan ini sebagai sebuah solusi
komunikasi dan kolaborasi yang terintegrasi (an integrated communication and collaboration
solution).
24. Fitur-fitur utama Google Apps untuk Pendidikan adalah sebagai berikut:
Gmail: Ini bukan Gmail yang biasa kita pakai dimana akun email kita beralamat dengan format:
contoh@gmail.com. Gmail dalam Google Apps adalah sebuah layanan webmail komunitas
(baca: lembaga pendidikan) yang dikelola oleh Administrator Google Apps lembaga yang
bersangkutan. Dengan demikian akun-akun email yang ada di dalamnya dibuat oleh
Administrator dengan format alamat khusus, misalnya: kepsek@smpn10-bdl.sch.id. Alamat
(URL)nya bukan lagi www.gmail.com atau mail.google.com tapi format url-nya dapat seperti
ini: mail.smpn10-bdl.sch.id.
Google Calendar: Administrator, Guru, dan siswa dapat mengatur jadwa mereka (schedules) dan
berbagi jadwal kegiatan dan kalender di antara mereka. Google Calendar bisa juga digunakan
untuk membuat jadwal akademik atau kalender pendidikan dan menampilkannya dalam satu
laman web yang bisa diakses oleh siapapun yang diinginkan
Google Talk: Administrator, Guru, dan siswa dapat berbincang (online) dan mengirim pesan
instan ke rekan mereka di seluruh dunia, kapanpun dan dimanapun
Google Docs: Berbagi dokumen, spreadsheet, and presentasi. Kolaborasi secara waktu nyata
(real-time) dengan tim Anda atau dengan seluruh civitas sekolah. Anda dapat juga
mempublikasikan dokumen akhir ke seluruh dunia.
Google Sites: Bekerja bersama untuk memelihara dokumen, isi web, dan informasi lainnya
dalam satu tempat, semacam sebuah website.
Google Video for education: Sebuah solusi dalam penempatan (hosting) dan berbagi video yang
memungkinkan sekolah dan organisasi lainnya untuk menggunakan video sebagai media efektif
untuk komunikasi dan kolaborasi online yang bersifat internal.
26. Secara teori, sebuah sistem cloud computing mencakup semua program computer yang dapat
anda bayangkan, dari data processing hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi dijalankan
dan memiliki server sendiri. Sebuah server pusat mengatur jalannya sistem, seperti memonitor
lalulintas, dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Bila sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak clien, maka kebutuhan akan
ruang penyimpanan data pun akan membengkak. Sistem cloud computing paling tidak
membutuhkan ruang penyimpanan data dua kali lebih besar daripada kebutuhan rill untuk
membuat salinan semua data client. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kehilangan data bila
terjadi pada media penyimpanan utama.
Implementasi Cloud Computing di Bidang Pendidikan
Teknologi cloud computing kini sudah banyak diimplementasikan di berbagai bidang,
salah satunya adalah di bidang pendidikan. Kalau kita simak dengan seksama di Indonesia
terdapat 3 kendala besar di bidang pendidikan:
Jumlah kursi yang tersedia atau daya tampung sekolah baik dari SD sampai perguruan
tinggi adalah sangat jauh dari kebutuhan yang ada.Kemampuan ekonomi yang sangat lemah
karena masih banyak keluarga yang hidup berkekurangan sehingga tidak mampu menyekolahkan
anak anak mereka di sekolah yang bermutu.
Kekurangan tenaga guru yang berkwalitas.
Dengan adanya cloud computing berbagai masalah ini dapat teratasi tentunya dengan
peran aktif dari peserta yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan tanpa harus datang ke kelas
tetapi bisa secara remote lewat internet. Dengan sistem yang seperti itu maka peserta dalam satu
kelasnya tidak dibatasi seperti pendidikan pada umumnya yang membutuhkan ruang kelas.
Dengan demikian maka kendala nomor 1 telah teratasi.
Kendala nomor 2 pun demikian halnya seperti nomor 1, dengan adanya cloud computing
di bidang pendidikan maka peserta hanya membutuhkan internet. Sekarang di berbagai kantor
desa khususnya Indonesia sudah disediakan layanan internet gratis untuk para warganya. Jadi
untuk mereka-mereka yang terkendala biaya untuk memperoleh pendidikan dapat fasilitas
tersebut. Terlebih lagi biasanya materi pembelajaran sudah dikemas dalam bentuk ebook yang
dapat diperoleh secara gratis. Contoh nyatanya adalah Universitas Gunadarma dengan layanan
OpenCourseWare (OCW)-nya yang dapat diakses secara gratis.
Dengan adanya cloud computing memungkinkan pengajar untuk memberikan materinya
dari jarak jauh tanpa harus hadir di kelas. Selain itu kita juga bisa mengkuti open course yang
sering diadakan oleh perusahaan besar di dunia sehingga kita dapat memperoleh pengetahuan
langsung dari tenaga pengajar yang benar-benar berbobot di bidanganya. Contoh nyatanya
27. adalah event google I/O yang diadakan di Universitas Gunadarma beberapa waktu yang lalu
dimana peserta mendapatkan pelajaran langsung dari pakar dunia IT.
Nah dengan cloud computing ketiga hal tersebut akan teratasi. Dengan Cloud Education
atau Cloud Campus maka siswa bisa mengikuti pelajaran tanpa harus datang ke sekolah tetapi
bisa secara remote lewat internet. Sehingga jumlah peserta per-satu kelas bisa menjadi tidak
terbatas seperti umumnya pendidikan yang membutuhkan ruangan secara fisik.
Dengan demikian untuk masalah yang kedua juga menjadi teratasi karena biaya
penyelenggaraan pendidikan jadi jauh lebih murah. Ditambah lagi dengan pemakaian ebook
sebagai sumber pustaka sehingga bisa diberikan secara gratis kepada para siswa. Microsoft baru
saja menginvestasikan US$300 juta untuk ebook.
Cloud Computing juga memungkinkan instruktur untuk mengajar dari jarak jauh tanpa
harus hadir ke satu lokasi tertentu atau kelas sehingga kita bisa mempunyai para instruktur
berbobot dari manca negara.
Arsitektur atau Diagram Konseptual dari Cloud Computing
28. Gambar di atas mengilustrasikan arsitektur atau diagram konseptual dari cloud computing
itu sendiri. Pada arsitektur cloud computing terdapat 2 komponen terpenting, yaitu front end dan
back end. Dimana front end adalah bagian atau sisi yang dilihat oleh pengguna, termasuk di
dalamnya adalah jaringan pengguna dan aplikasi yang digunakan, misalnya browser web.
Sedangkan back end adalah komponen dari cloud computing itu sendiri yang terdiri dari server,
komputer, dan perangkat penyimpanan data yang hanya dapat diakses oleh admin dari penyedia
jasa cloud computing.
Jika kita lihat pada gambar di atas terdapat Ponsel, laptop, dll (yang terdapat pada bagian
luar) itu merupakan front end atau perangkat user yang dapat digunakan untuk mengakses cloud,
sedangkan bagian yang terdapat di dalam awan (*anggap saja itu bentuk awan) merupakan back
end dari cloud computing yang terdiri dari aplikasi, platform dan infrastruktur yang masingmasing memiliki komponen lagi di dalamnya.
Seperti yang kita ketahui dalam penggunaan komputer terdapat 3 elemen penting yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu hardware, software dan brainware. Hardware berguna sebagai
media untuk software berjalan, sedangkan software sendiri digunakan untuk menjembatani
komunikasi antara brainware dengan hardware, dan brainware itu sendiri adalah pengguna (baik
dari sisi front end ataupun back end) yang bertugas untuk memberikan instruksi kepada hardware
melalui software.
Google Apps For Education
Penerapan Cloud Computing dalam bidang pendidikan yaitu segala hal yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar dengan cara pengaksesan file di server
menggunakan internet.Kegiatan belajar mengajar yaitu kegiatan memberikan informasi dari si
pengajar kepada yang di ajar.
Kegiatan ini otomatis membutuhkan tatap muka langsung, namun dengan adanya cloud
computing, kini antara siswa dengan pengajar tidak membutuhkan lagi yang namanya tatap
muka. Adalah google salah satu perusahaan yang memanfaatkan keadaan ini, google
menciptakan teknologi yang bernama GAFE atau “ Google Apps For Education”. Salah satu
produk dari GAFE adalah Google Video For Education.
Google Video memungkinkan kita untuk hosting dan sharing video di internal lemabaga
pendidikan. Sehingga para tenaga pengajar hanya perlu merekam kegiatan mengajar dari rumah
tanpa harus melakukan tatap muka secara langsung. Para siswa pun bisa mengaksesnya dimana
saja saja, tidak hanya di rumah menggunakan PC, Google Video pun dapat di akses di berbagai
device di luar rumah selama perangkat itu terhubung ke internet.
29. Pada intinya cloud computing itu memudahkan kegiatan yang dilakukan oleh manusia.
Namun tetap dalam penerapannya harus tetap dilakukan secara bijaksana, jangan sampai
disalahgunakan kedalam hal-hal negatif.
Melalui E-learning
Perkembangan perusahaan IT baik di Indonesia dan di dunia sudah jauh mengalami
lompatan teknologi mulai dari pemanfaatan internet secara lokal, intranet sampai dengan
pemanfaatan WiMax untuk perusahaan dan pendidikan dan pemanfaatan cloud computing di
dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam dunia pendidikan ada sebuah trend yang sedang berjalan
saat ini yakni model pembelajaran jarak jauh atau sering kali disebut dengan e-learning.
Sebagai mana dikutip dari Wikipedia, e-learning : “Sistem pembelajaran elektronik atau
e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses
belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak
perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru
secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan
tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.” Merupakan cara baru dalam pembelajaran, tidak selalu duduk di depan kelas dan
mendengarkan guru berceramah.
Sekarang banyak sekolah dan institusi pendidikan yang memanfaatkan e-learning untuk
pendidikan menggunakan aplikasi populer semacam Moodle, seperti yang dikembangkan oleh
BTKP DIY melalui portal JogjaBelajar yang menjadi sarana pembelajaran elektronik untuk
siswa siswi di DIY. Selain menggunakan Moodle yang diterapkan di portal Jogja Belajar kita
juga bisa menggunakan portal e-learning yang online yakni segala aktivitas dan pengelolaannya
secara online menggunakan internet. Penulis ketika surfing di internet membaca dari sebuah
artikel menarik yang berguna untuk pembelajaran e-learning yakni ada 2 situs e-learning berbasis
Moodle, bisa dilihat di situs edmodo.com dan schoology.com kedua situs ini menyajikan
halaman e-learning untuk pembelajaran, siswa bisa mengunduh materi pelajaran dari guru dan
mengupload langsung tugas atau materi yang diberikan guru.
Di kedua situs e-learning ini, disyaratkan guru membuat Group terlebih dahulu dan
membuat kelas virtual sesuai pelajaran yang diinginkan, apabila sudah terbentuk Group maka
nantinya para siswa bisa Join atau bergabung di Group ini seolah-olah menjadi kelas virtual
30. karena bisa dilakukan dari kediaman masing-masing baik guru atau siswa. Aplikasi Moodle
sangat kental di situs ini, artinya bila kita telah biasa menggunakan Moodle maka melihat situs elearning ini tidak akan terlalu lama mempelajarinya, sangat mirip juga dengan jejaring sosial
facebook.
Di situs ini siswa bisa juga mengirimkan hasil karya atau portofolio dan bisa tersimpan di
Group siswa masing-masing, jika sewaktu-waktu ingin ditampilkan atau diunduh tinggal login
dan mengakses halaman ini. Bisa juga guru membuat ruang diskusi di situs ini dan mengajak
siswa nya belajar bersama tidak harus dari kelas, dapat dilakukan dari rumah masing-masing.
Untuk siswa yang aktif dan berprestasi misalnya dapat diberikan penghargaan di forum ini
berupa sebuah “Badge” atau ikon tertentu yang menerangkan siswa bersangkutan punya
semacam record yang bisa dinilai sehingga layak diberi identitas berupa badge dengan corak dan
profil yang tentunya menarik buat anak-anak.
31. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cloud computing merupakan suatu sistem komputasi terdistribusi melalui jaringan yang
memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah program atau aplikasi pada banyak komputer
yang terhubung pada waktu yang sama.Istilah cloud computing lebih sering merujuk pada
layanan berbasis jaringan yang tampaknya disediakan oleh hardware server sebenarnya, namun
disajikan oleh hardware virtual, simulasi oleh perangkat lunak yang berjalan pada satu atau lebih
komputer.
Kehidupan manusia yang semakin dinamis dan mobile juga menjadi salah satu faktor
pendorong perkembangan teknologi komputasi menuju era cloud computing. Kebutuhan user
akan availability, reliability, flexibility, dan scalability menjadi tuntutan yang harus dipenuhi
sebagai sebuah garansi service atau layanan. Dengan menerapkan teknologi cloud computing,
maka keempat hal tadi akan dapat dipenuhi dan nantinya akan mencapai pada tingkat investasi
dalam term cloud service yang cepat dan mudah.
Cloud Computing adalah sebuah model komputasi/computing, dimana sumber daya seperti
processor/computing power, storage,network, dan software menjadi abstrak dan diberikan sebagai
layanan dijaringan/internetmenggunakan pola akses remote. Model biling dari layanan ini umumnya
mirip denganmodem layanan publik. Ketersediaan on-demand sesuai kebutuhan, mudah untuk
dikontrol,dinamis dan skalabilitas yang hamper tanpa limit adalah beberapa atribut penting dari
Cloud Computing.
3.2 Saran
Fungsi dan kegunaan yang sangat besar dengan adanya penyaluran sharing antar sumber
daya yang ada didalam suatu jaringan komputer menggunakan sistem cloud computing. Dunia
pendidikan merupakan ujung tombak peradaban bangsa harus selalu mendapatkan perhatian yang
lebih besar, segala sumberdaya pendukung haruslah dipersiapkan untuk menunjang sisi pemenuhan
kompetensi dari out put dunia pendidikan.
Semua jenjang dan lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi sangat memerlukan ketersediaan fasilitas jaringan yang terhubung melalui jaringan global,
sehingga semua peserta didik akan selalu mobiledan selalu mampu menangkap berbagi kejadian
dan peristiwa yang terjadi pada suatu kondisi tertentu. Hal inilah yang menjadi perhatian utama
mengapa sistem Cloud computing ini diperlukan.
32. DAFTAR PUSTAKA
http://asriarfah.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-cloud-computing.html. Diakses pada 7
Desember 2013
http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing.Diakses pada 7 Desember 2013
https://www.academia.edu/4810097/Analisi_Konsep_Dasar_Infromatika_Terhadap_Aplikasi_Dr
opboxhttp://www.amazine.co/201/apa-definisi-kelebihan-cloud-computing/. Diakses pada 8
Desember 2013
http://basingna.wordpress.com/2013/04/16/karakteristik-cloud-computing-seperti-apa/. Diakses
pada 8 Desember 2013
http://sraportofolio.blogspot.com/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-cloud-computing.html.
Diakses pada 8 Desember 2013
http://artidalamsituasi.blogspot.com/2013/05/implementasi-cloud-computing-dibidang.html
Diakses pada 8 Desember 2013
http://bennykaristiawan.wordpress.com/2013/05/06/implementasi-cloud-computing-padabidang-pendidikan/. Diakses pada 8 Desember 2013
http://andi0309.blogspot.com/2013/06/cloud-computing-review-implementasi-di.html. Diakses
pada 8 Desember 2013
http://www.purwadhikapress.com/manfaat-cloud-computing-untuk-dunia-pendidikan.html.
Diakses pada 8 Desember 2013
http://badamibareng.blogspot.com/2013/05/implementasi-cloud-computing-dalam.html.
Diakses pada 8 Desember 2013