SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 194
Descargar para leer sin conexión
Titik Temu Islam
  dan Kristen:
  Persepsi dan Salah Persepsi



  William Montgomery Watt




             1996
Titik Temu Islam
  dan Kristen:
Persepsi dan Salah Persepsi

   William Montgomery Watt




            1996
TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN
                Persepsi dan Salah Persepsi
                               
                 William Montgomery Watt
                   Penerjemah: Zaimudin
                               
Hak Terjemahan pada Penerbit Gaya Media Pratama Jakarta
              Desain Sampul: Salimi Akhmad
  Diterbitkan Oleh: Penerbit Gaya Media Pratama Jakarta
        Dicetak Oleh: Percetakan Radar Jaya Jakarta
                        Anggota IKAPI
                       Cetakan 1, 1996
                               
                     ISBN 979-578-007 7
Daftar Isi


Pengantar Penerjemah	                                         v
Kristen Dipertemukan Dengan Islam	                            1
        Berbagai Perbedaan Kebudayaan  1
        Ortodoksi 3
        Golongan Monofisit  4
        Golongan Nestorian  6
        Pengetahuan Kristen di Mekah  7
        Kelemahan Kristen  8
Persepsi Al-Qur'an Tentang Kristen	                          11
        Persepsi Umum Kenabian  11
        Persepsi Yahudi  15
        Persepsi Tentang Kristen  18
        Fungsi Persepsi yang Kurang Memadai  29
Elaborasi Persepsi Al  Qur'an	                               37
        Dugaan Ketidakmurnian Dalam Kitab Suci  37
        Muhammad Telah Diramalkan Didalam Bibel  41
        Persepsi Islam Tentang Sejarah  45
        Kesempurnaan dan Kemandirian Islam  50
        Persepsi Sejarah Selanjutnya  54
Titik Temu Dengan Filsafat Yunani	                           63
        Sikap Islam Terhadap Filsafat Yunani  63
        Sikap Kristen Terhadap Filsafat Yunani  67
        Refleksi Lebih Lanjut  68
Titik Temu Dalam Kekuasaan Islam	                            73
        Kolonialisme Islam  73
        Polemik dan Apologetika Al-Qur'an  78
        Apologetika Kristen  86
        Refleksi 89
Titik Temu Dengan Eropa Zaman Pertengahan	                   91
        Andalusia dan Spanyol Islam  91
        Perubahan Persepsi dari Perang Salib  94
        Persepsi Kristen Terhadap Islam  101
Latar Belakang Titik Temu Modern	                           109
Kerajaan Ottoman  109
       Penjajahan Eropa  111
       Gerakan Intelektual Baru di Eropa  115
       Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern  118
Titik Temu Modern	                                               123
       Hasrat Umat Islam Terhadap Pendidikan dan Teknologi Barat  123
       Golongan Misioner dan Persepsinya Terhadap Islam  127
       Golongan Orentalis Eropa  131
       Reaksi Islam Terhadap Orientalisme  141
       Kebangkitan Islam  145
       Awal Dialog  152
Menuju Hari Depan	                                               159
       Agama dan Kultur Keagamaan  159
       Hidup Berdampingan dengan Agama Lain  168
       Tuntutan Umat Kristen  177
       Tuntutan Umat Islam  181
       Menuju Sikap Hormat Kepada Agama-Agama  183
Tentang Pengarang	                                               185




 iv
Pengantar Penerjemah



W       illiam Montgomery Watt adalah seorang penulis barat
        tentang Islam. Ia pernah mendapatkan gelar "Emiritus
Professor," gelar penghormatan tertinggi bagi seorang ilmuwan.
Gelar ini diberikan kepadanya oleh Universitas Edinburgh.
Penghormatan ini diberikan kepada Watt atas keahliannya di
bidang bahasa Arab dan Kajian Islam (Islamic Studies). Tentu kajian
Islam ini beliau tekuni selama bertahun-tahun sehingga sampai
kepada keahlian yang dimilikinya. Hasilnya, berbagai buku telah
dilahirkan dari hasil pikiran dan penelitiannya tentang Islam.
    Di pihak lain, beliau juga banyak menulis tentang kajian non
Islam, misalnya tentang Kristen, Hindu, Budha, dan agama-agama
besar lainnya di dunia, termasuk di dalamnya adalah agama
Yahudi. Kajian-kajian yang dilakukan meliputi berbagai aspek, baik
aspek ajaran maupun aspek masyarakat beragama sesuai dengan
landasan pemikiran fenomenal dalam kehidupan keagamaan yang
dipeluknya.
    Dengan demikian, tidak salah bila dikatakan bahwa William
Montgomery Watt adalah sosok ilmuwan barat yang selalu
mengkaji masalah-masalah yang berkembang pada kehidupan
keberagamaan manusia di dunia. Perkembangan yang senantiasa
diikutinya ini mempengaruhi sikap Watt dalam menatap zaman
dan merangkumnya dalam sudut pandang yang lebih harmonis,
namun tetap menghorrnati peran agama yang dipeluk oleh
manusia di dunia.
    Buku ini mencoba mengkaji persoalan-persoalan yang
berkembang bagi setiap pemeluk agama, yang satu dengan
yang lainnya tentu mempunyai perbedaan, entah esensial entah
substansial. Walaupun demikian, disadari bahwa agama-agama
yang dipeluk oleh manusia itu benar-benar mempunyai landasan
ajaran agamanya masing-masing pemeluknya. Lalu, tiap-tiap
pemeluk agama itu memahami ajaran-ajaran agamanya sendiri
sesuai dengan persepsi dan asumsi tiap pemeluknya. Berdasarkan
asumsi-asumsi dan persepsi-persepsi yang dimiliki oleh pemeluk
agama itu dijadikan alat untuk menafsiri ajaran agamanya yang
diyakini sebagai kebenaran -- mungkin bersifat sementara
mungkin juga bersifat permanen. Kemudian dipegangi sesuai
dengan aksiomatika yang diyakininya sebagai kebenaran.
Oleh karenanya, tentu hasilnya berbeda-beda antara satu
     pemeluk agama dengan pemeluk agama yang lain. Ini pun
     masih dalam kerangka memahami satu agama yang dipahami
     oleh pemeluk-pemeluknya. Bagaimana jika pemeluk satu agama
     tertentu mencoba memahami satu agama yang lain? Tentu
     hasilnya akan berbeda dengan apa yang biasa dipahami oleh
     pemeluk agamanya sendiri ketimbang oleh pemeluk agama
     yang lain. Belum lagi apabila dikaitkan dengan sikap dan watak
     manusia, apakah pengkaji suatu agama itu bisa jujur ataukah juga
     bisa tidak jujur.
         Seluruh sejarah pertentangan Islam-Kristen yang telah
     berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar itu, menurut Watt,
     diliputi oleh mitos-mitos dan persepsi-persepsi yang salah. Namun
     sebagian persepsi dan mitos itu masih diabadikan sampai hari ini.
     Yang aneh bahwa mitos dan persepsi itu selalu bertumbuh dan
     berkembang sehingga merusak persepsi Islam dan Kristen satu
     sama lain.
         Bagi Watt, memperdebatkan kedua agama -- Islam dan
     Kristen -- itu diperlukan pengetahuan yang lebih akurat. Juga
     diperlukan apresiasi yang lebih positif dan kreatif terhadap
     agama lain. Jalan yang hendak ditempuhnya adalah bagaimana
     pemeluk agama yang satu dapat menghormati pemeluk agama
     yang lain, bagaimana menghormati agama satu dengan agama
     yang lain, dan bagaimana antara berbagai pemeluk agama itu
     memampukan dirinya untuk dapat melihat agama lain sebagai
     partner bukan sebagai lawan yang harus dimusuhi dalam
     kehidupan semesta.
         Akhirnya, kepada sidang pembaca buku ini dipersembahkan
     untuk sama,sama memahami isi dan maknanya dalam setiap
     kajian yang dilakukan oleh Watt. Ditangan pembacalah penilaian
     akan kebenaran dan manfaat yang terkandung dalam hasil
     pena seorang Barat yang mencoba memahami Islam Kristen
     dari sudut pandangnya sendiri. Sidang pembaca mempunyai
     hak sepenuhnya untuk merenungi maknanya dan untuk
     menjadikannya sebagai titik tolak memahami Islam-Kristen dalam
     perspektif masa depan yang lebih luas.
         Semoga Tuhan melindungi kita, dengan rahmat dan
     petunjukNya. Amin.
         Jakarta, 20 Januari 1996
         Penterjemah
         Zaimudin




vi
Kristen Dipertemukan




                                                                         Bab: I
                                                                         Bab: I
                      Dengan Islam



K    etika kita mulai berfikir tentang Kristen yang diketemukan
     oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin awal, dapat
dikatakan bahwa Kristen pada masa itu memang sungguh
amat berbeda dengan Kristen yang kita kenal hari ini. Sekitar
tahun 600 Masehi, ada sekelompok khusus umat Kristen yang
melembagakan Gereja Besar, yang belakangan terpisah dan kini
terpecah menjadi Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur,
dan Gereja Protestan. Namun ada pula segolongan umat Kristen
penting yang telah keluar dari Gereja Besar itu seperti golongan
heretik (bid'ah). Yang disebut terakhir ini seringkali dikenal sebagai
golongan Monofisit (golongan Yakobit dan Copt) dan golongan
Nestorian. Sebagian terbesar umat Kristen Mesir, Palestina, Syria
dan Iraq --wilayah-wilayah negeri yang dipimpin oleh umat
Islam-- yang kemungkinan besar mempunyai golongan-golongan
heretikal (bid'ah) itu. Golongan-golongan bid'ah ini sebagian besar
terdiri dari umat Kristen yang berada di Arabia sendiri.


    Berbagai Perbedaan Kebudayaan
    Perbedaan keagamaan antara ortodoksi dan heresi amat
dekat bertalian dengan perbedaan etnik ataupun mungkin lebih
bertalian dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan. Gereja Besar
yang secara akrab diasosiasikan dengan kelompok-kelompok
yang berkuasa di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang
secara esensial di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan
yang pada hakekatnya adalah berkebudayaan Yunani. Golongan
Heresy-Monofisit, di pihak lain, menjadi fokus perasaan anti-Yunani
di antara bangsa Mesir, pribumi dan Kopti serta di antara bangsa
Yakobit Syria, yang terkadang dilukiskan sebagai bangsa Syria
Barat. Golongan heresy Nestorian telah memainkan peranan yang
sama bagi orang-orang yang acapkali disebut sebagai bangsa
Syria Timur, dan bertentangan dengan pemikiran Yunani yang
menyebabkan mereka keluar dari Kekaisaran Byzantine. Semenjak
tahun 600 Masehi mereka membangun pusat kegiatannya yang
    utama di Iraq pada Kekaisaran Sassanian (Persia). Gereja Besar ini
    juga meliputi umat Kristen Eropa Barat, yang secara mendasar
    memiliki kebudayaan Latin dan yang pada tahun 600 Masehi
    mereka terpecah belah menjadi berbagai macam ajaran Prankish
    dan kerajaan-kerajaan kecil yang lain. Namun semenjak awal
    abad ke tujuh bangsa Arab tidak mempunyai kontak lagi dengan
    mereka.
        Pada konsili ekumenikal Gereja (misalnya Konsili Nicaea
    pada tahun 325 Masehi dan Konsili Chalcedon pada tahun 451
    Masehi) kultur uskup-uskup Gereja telah memainkan peranan
    yang dominan. Rumusan-rumusan Trinitas dan ajaran Kristologi
    secara resmi diterima oleh konsili tersebut, yang secara luas pada
    terma-terma khas filsafat Yunani, yang lalu belakangan pada
    terma-terma khas Kekaisaran Byzantine. Kultur uskup-uskup Latin
    pada umumnya kurang berfikir falsafi ketimbang bangsa Yunani
    melainkan menyetujui rumusan-rumusan Yunani. Kendatipun
    demikian, barangkali ada catatan penting yang bermanfaat
    sehingga terma-terma Latin untuk ajaran trinitas (satu substantia,
    tiga personae) diakui sebagai equivalen dengan bahasa filsafat
    Yunani (satu ousia, tiga hypostaseis), walaupun terma itu
    tidak identik benar, karena kata substantia secara etimologis
    berkorespondensi dengan kata hypostaseis. Uskup-uskup
    mewakili masyarakat Mesir serta masyarakat Syria Timur dan Syria
    Barat untuk menolak rumusan Yunani dan mengadopsi berbagai
    alternatif. Akibatnya mereka keluar dari Gereja Besar dan pada
    kasus golongan Nestorian, mereka keluar dari kekaisaran Kristen.
        Sebagian bangsa manusia dewasa ini, ketika mereka
    memperhatikan diskusi-diskusi doktrinal secara terinci tentang
    Trinitas dan pribadi Kristus. Mereka mempunyai kesan berada
    pada labirin abstraksi-abstraksi, yang mempuyai relevansi dengan
    kehidupan aktual Kristen yang kelihatannya keras. Saya berpegang
    pada pendapat bahwa kita dapat mulai membuat sedikit
    pengertian tentang diskusi-diskusi tersebut apabila kita bertanya
    mengapa para pendukung tersebut melakukan perhelatan
    dan menjawab pertanyaan ini dengan melihat gambaran dari
    latar belakang kebudayaan masing-masing. Apakah mereka
    berpikir akan menjadi problema pokok kehidupan manusia,
    dan bagaimana mereka memahami Yesus untuk memecahkan
    problema yang mereka hadapi tersebut? Dengankata lain, apakah
    kepercayaan dasariah itu yang melandasi argumen-argumen, dan
    bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut berkaitan dengan
    perbedaan-perbedaan kebudayaan?



2
Ortodoksi
    Memang benar, kebudayaan Yunani jauh dari realitas
homogenus, karena di bawah payung kebudayaan Yunani ini
bangsa manusia berasal dari berbagai macam latar belakang
dimana bahasa ibu, seperti logat Lycaonia, tidak mencapai status
bahasa kesusasteraan sebagaimana bahasa Koptik dan bahasa
Syria. Satu gambaran kebudayaan Yunani adalah kepercayaannya
kepada ortodoksi. Maka tak pelak lagi kalau kawasan timur Gereja
Besar itu dikenal sebagai Gereja Ortodoks, yang karenanya dapat
dikatakan di sini bahwa persetujuan-persetujuan paripurna
kepada kepercayaan tersebut diyakini menjadi landasan bagi
persatuan umat Kristen. Di pihak lain, kawasan barat lebih
berpihak kepada Katolisitas gereja, yakni persatuan gereja
sedunia, dan persatuan gereja sedunia ini dipertahankan oleh
makna otoritas hirarki yang berasal dari Rasul-rasul yang asli. Visi
ortodoks dari homoginitas komunitas pada iman dan persatuan
dalam peribadatan adalah penting bagi gereja sebagai suatu
keseluruhan. Namun pada prakteknya visi ini dapat diselewengkan
kepada alat mayoritas yang dominan untuk berbuat tirani kepada
minoritas. Ortodoksi menjadi berarti pengakuan rumusan-
rumusan kredal, dan dari pengertian inilah subyek negosiasi
antara berbagai macam golongan pada konsili-konsili ekumenikal
yang terjadi. Dalam negosiasi ini, golongan minoritas seperti
masyarakat Kristen di Mesir dan di Syria yang tidak mendapat
tempat, lalu harus memilih antara meninggalkan sebagian
kepercayaan mereka yang paling mendalam dan meninggalkan
Gereja Besar.
    KebudayaanYunani sebelum zaman Kristen mempuyai ciri
khas yang membentuk konsep dualistik tentang pribadi manusia,
dimana ruh dianggap sebagai esensinya dan tubuh sebagai
instrumen semata. Bahkan telah menjadi tradisi dalam pemikiran
Yunani yang menyebutkan bahwa tubuh (soma) adalah kuburan
dari ruh (jiwa), sehingga kehidupan yang sesungguhnya hanya
dimulai ketika ruh itu terbebas dari badan. Pemikir awal Kristen
yang berpandangan Yunani adalah Clement dari Alexandria
(meninggal pada tahun 215 Masehi?) yang jelas-jelas bukan
orang Mesir sekalipun menghabiskan masa hidupnya di Mesir,
dan yang bertujuan untuk mempertahankan iman Kristen pada
terma filsafat belakangan ini. Menurut Clement, Ruh (jiwa) rasional
adalah person yang esensial, akan tetapi manusia dalam pemikiran
dan sikap menjadi irrasional. Karenanya dosa itu berada pada
tunduknya akal dari tekanan hawa nafsu. Inilah yang menjadi
problema utama bagi kemanusiaan, maka karya Kristus yang

                                                                       3
unik itu dilihat sebagai membawa pengetahuan yang benar dan
    terbebasnya akal manusia dari batasan-batasan alam irrasional.
    Pengetahuan yang benar dipegangi membawa tindakan yang
    benar, dan kehidupan manusia yang ideal adalah satu hal dimana
    rasionalitas itu dikembangkan seluas-luasnya.
        Tingkat berikutnya pada pemikiran Yunani dapat dilihat pada
    karya Gregory dari Nyssa (meninggal tahun 395 Masehi) , adalah
    salah seorang yang paling bertanggung jawab atas ajaran Trinitas
    dalam Konsili Konstantinopel (tahun 381 Masehi). Dalam Konsili
    Konstantinopel ini dinyatakan bahwa Kristus adalah manusia
    seperti kita (homousios) sebagai sang Bapa, tidak sama seperti
    manusia biasa (homogousios). Gregory menekankan bahwa
    dalam diri Kristus kita lihat watak operasional yang identik dengan
    diri Sang Bapa, yakni memberi kehidupan dan kesehatan, yang
    membersihkan dosa dan memberi petunjuk. Bagi Gregory,
    pribadi manusia yang secara hakikiah adalah ruh atau jiwanya,
    diciptakan pada waktu yang sama seperti tubuh atau badan.
    Tubuh atau badan jasmani itu dengan sendirinya tidak sehat, akan
    tetapi lewat hubungannya dengan ruh, ruh jadi diwarnai dengan
    pengaruh nafsu syahwat dan cinta, dan karya Kristus adalah untuk
    membersihkan jiwa atau ruh dari pengaruh-pengaruh nafsu
    tersebut. Pada kebangkitan ruh itu akan memberikan tubuh baru
    yang tidak dilalui dan kekal abadi.
        Pernyataan ringkas ini barangkali cukup memberikan
    ide kebudayaan Yunani tentang rumusan suci (kredal) yang
    didasarkan pada Gereja Besar.


                    Golongan Monofisit
        Perbedaan antara kebudayaan Yunani, kebudayaan Mesir,
    serta umat Kristen Syria paling jelas ditampilkan oleh pandangan
    Kristen yang berkembang ke dalam Gereja Koptik. Diantara
    gambaran-gambaran yang dikenal oleh kebudayaan Mesir
    pra-Kristen adalah praktek mumifikasi dan bangunan piramida.
    Mumifikasi dan piramida ini menunjukkan kecenderungan
    yang intens kepada penguasaan mortalitas manusia dan
    kecenderungan yang sama sebagai yang didapatkan pada
    sebagian penulis Kristen yang berasal dari bangsa pribumi Mesir
    asli, diantara mereka yang terkenal adalah Athanasius (meninggal
    tahun 373 Masehi). Pada penulis-penulis tersebut kita ketahui
    konsep monistik pribadi manusia, yakni, walaupun pribadi
    manusia itu terdiri dari ruh dan badan, badan mendapat porsi
    yang sama dengan ruh dalam diri manusia. Menurut Athanasius,
    manusia pada hakekatnya adalah kekal abadi atau makhluk hidup

4
seperti binatang namun karena diberi akal oleh Tuhan (maka disini
binatang tidak identik manusia yang diberi ruh sehingga manusia
itu kekal abadi untuk selama-lamanya). Walaupun demikian,
manusia itu kehilangan keabadiannya karena diperdaya oleh iblis
atau setan dan bukan karena mempunyai tubuh yang dipandang
sebagai sumber kejahatan. Karya Kristus menurut Athanasius itu
ada dua hal. Di satu pihak, Kristus menerima hukuman mati atas
nama dosa kemanusiaan. Kendatipun demikian, ada yang lebih
penting dari ini adalah inkarnasi firman tuhan pada Yesus yang
menjadikan hakekat kemanusiaannya tidak dapat dikorupsi dan
akan dibangkitkan lagi nanti setelah manusia meninggal dunia.
Yesus benar-benar mati karena demi mencapai penyelamatan
bagi kemanusiaan, namun karena tubuhnya itu bersatu dengan
firman Tuhan maka tidak lama lagi akan mendapatkan korupsi
agar di hari ketiga akan dibangkitkan kembali. Melalui asosiasi
dengan tubuh Kristus ini, umat Kristen memberi sumbangan
kepada kebaikan dan keabadian. Athanasius mempunyai kalimat
yang menjelaskan: "Kristus mengalami inkarnasi karena dia yang
menjadikan sifat ketuhanan kita. Pada baris ini, tidak sulit untuk
memahami pemikiran Kristiani Mesir kuno sebelum penaklukan
dengan kematian dan membebaskannya.
    Dari pertimbangan pemikiran ajaran Athanasius ini,
kemungkinan besar dapat dipahami bagaimana hal itu tidak
dapat dihindarkan bagi para pemikir Mesir atau para pemikir
Koptik terkemudian untuk mengadopsi monofisitisme, ajaran
akan adanya ketuhanan yang tunggal --hakekat manusia pada diri
Kristus. Problema sentral kehidupan manusia, problema mortalitas,
diatasi oleh penyatuan Firman Tuhan dengan hakekat manusia,
bahwa hakekat manusia itu kekal abadi. Di pihak lain, apabila pada
diri Kristus itu hakekat ketuhanan dan hakekat kemanusiaan yang
kekal abadi dua-duanya. Sementara itu, hakekat manusia biasanya
masih tetap menjadi subyek yang meninggal dunia, diyakini
oleh umat Kristen. Berdasarkan pemikiran yang ada pada tradisi
Mesir kuno ini, maka pemikiran tersebut sebetulnya mirip dengan
penolakan tugas penyelamatan Kristus.
    Cabang dari golongan monofisit yang lain, golongan Yacobit
atau Syria Barat, bersikukuh dengan ajaran satu Tuhan --hakekat
manusia karena adanya perbedaan alasan yang rendah nan
sederhana. Pandangan mereka dengan baik sekali dapat dipelajari
pada tulisan-tulisan Severus dari Antioch (meninggal tahun 538
Masehi), yang menjadi penyokong pandangan Patriarch dari
Antioch sejak tahun 512 sampai 518 Masehi. Severus memegangi
pandangan monistik tentang pribadi manusia, paling kurang,
sampai meluas hingga dia tidak lagi mengakui penyelamatan
sebagai bebas merdeka dari tubuh. Menurut Severus sebagaimana

                                                                     5
pandangan sebagian bangsa Semit, problema besar bagi makhluk
    yang bemama manusia itu adalah tercapainya keselamatan
    pada sisi kehidupan ekonomi dan material. Penderitaan dan
    kesengsaraan, secara umum dipandang sebagai hukuman karena
    dosa yang diperbuat manusia, sekalipun dalam beberapa kasus
    digunakan oleh Tuhan untuk menarik kembali hamba-hambaNya
    menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam pemikiran Severus,
    Tuhan adalah "penguasa tindakan" - enezgeia - yang paling
    utama bukannya akal budi. Inkarnasi Firman Tuhan dalam Yesus
    berarti bahwa pada diri Yesuslah kita melihat hakekat ketuhanan-
    manusia atau energeia teandrik. Dengan energeia teandrik
    ini manusia dibebaskan dari kekuatan-kekuatan jahat yang
    membujuk dan memperdaya manusia untuk berbuat dosa dan
    dari perbuatan dosa inilah yang mendatangkan hukuman bagi
    manusia. Umat Kristen hendaknya mendapatkan keuntungan-
    keuntungan dari pembebasan tersebut dengan berpartisipasi
    pada Eucharist. Pemikiran Severus yang paling mendasar adalah
    konsepsi kekuasaan Tuhan ini yang mengejawantahkan dirinya
    pada seluruh hidup manusia, dan membawa keselamatan bagi
    kemanusiaan sebagai suatu keseluruhan. Kendatipun demikian,
    hasil ini tidak dapat diraih apabila hakekat ketuhanan dan hakekat
    kemanusiaan pada diri Yesus itu masih tetap terpisah tidak
    manunggal jadi satu pada satu orang. Lebih lanjut pandangannya
    bahwa Yesus itu sungguh-sungguh bersifat ketuhanan dan
    sekaligus bersifat kemanusiaan, akan tetapi hakekat kemanusiaan
    dan hakekat ketuhanan itu sesungguhnya berbeda satu dengan
    yang lain. Pandangan seperti ini pada pandangan resmi konsili-
    konsili eukumenikal dan sebagian besar umat Kristen dewasa
    ini, tak pelak lagi, meyakini pandangan yang dikenal sebagai
    Dyophysitisme.


                   Golongan Nestorian
        Ketika kita kembali ke golongan Nestorian atau bangsa Syria
    Timur, maka kita menemukan titik sentral pemikiran bahwa Tuhan
    itu kekal abadi dan tidak dapat dilampaui. Berdasarkan alasan
    ini maka golongan ini memberi obyek kepada terma theodokos
    atau "Tuhan-beranak", yang dikembalikan kepada Maria. Oleh
    karena Tuhan itu kekal abadi maka Tuhan tidak mungkin
    menjadi seorang bayi yang pernah dilahirkan manusia. Nestorius
    dan para pengikutnya memberi titik tekan kepada hakekat
    kemanusiaan Yesus sebab pendapat kemanusiaan Yesus sebab
    yang membawa kemenangan atas setan, melalui "kesahajaan
    dirinya sendiri dan mengambil bentuk seorang hamba." Sebagai

6
makhluk manusia, dia digoda namun godaan-godaan yang
diarahkan kepadanya itu selalu menemui kegagalan dan dalam
perjuangan inilah dia tidak punya kemajuan yang tidak kita miliki
juga. Rupanya Nestorius menyatakan bahwa bangsa manusia
terdahulu itu tidak dapat mendeteksi tipu daya setan dan tidak
percaya kalau hal itu mungkin terjadi bagi kemanusiaan untuk
memenuhi perintah-perintah serta petunjuk-petunjuk secara
sempurna, sehingga mereka yang tidak tunduk itu jatuh ke
lembah kekufuran. Di balik itu, kini mereka mengetahui bahwa
ketundukan itu adalah kemungkinan dapat terjadi bagi hakekat
alam manusia dan lalu menjadi punya kemampuan untuk tunduk
dan patuh. Kemanusiaan Kristus dan bagi kita membantu cinta
kasih ketuhanan tanpa kecuali. Dalam kemanusiaannya itu, Kristus
dapat menguasai setan, namun dalam kehampaan dirinya untuk
mengambil bentuk seorang hamba yang terjadi bagi kemanusiaan
Yesus adalah model kerendahan yang paling tinggi. Sungguhpun
demikian, Nestorius mempunyai beberapa kesulitan dalam
menjelaskan bagaimana keabadian Tuhan dan kemutlakannya
dapat dipersatukan dengan kemanusiaan yang bersifat temporal
(sementara), padahal Tuhan tidak mungkin dapat terkena sakit
atau menderita. Nestorius meletakkan beberapa penekanan atas
kesatuan kehendak, karena kehendak Tuhan tidak berlaku pada
adat-kebiasaan yang temporal, melainkan kesatuan kehendak
ini adalah suatu konsekuensi dari kesatuan kemanusiaan dan
ketuhanan dan bukan dasarnya.


      Pengetahuan Kristen di Mekah
    Umat Kristen pada masa Nabi Muhammd SAW, golongan
Nestorian dan golongan Monofisit, adalah kelompok kultural
yang paling penting yang berbeda dengan golongan yang
bercampur gaul di bawah kepemimpinan kultur "Yunani." Pada
gilirannya, seorang ahli teologi, Hans Kung, membicarakan garis
pemikiran yang diikuti oleh para ilmuwan Jerman terdahulu dan
menyatakan bahwa bentuk Kristiani yang paling baik yang dikenal
masyarakat Mekah di masa itu adalah kelompok-kelompok kecil
umat Kristen dari latar belakang Yahudi. Kelompok-kelompok
kecil ini tidak pernah mau mengakui rumusan kredal Gereja Besar,
namun teratur untuk mempertahankan keberadaannya pada
isolasi yang relatif. Kelompok-kelompok kecil itu tetap mengakui
Yesus sebagai Sang Juru Selamat (Messiah) namun bukan sebagai
hypostasis ketuhanan. Mustahil untuk mengetahui apakah yang
diperluas umat Kristen Yahudi tersebut ataukah jumlah yang lebih
besar dari golongan monofisit Arab dan golongan Nestorian yang

                                                                    7
mempengaruhi ide-ide tentang Kristianitas terakhir di Mekah
        Dalam beberapa cara pandang kultural umum masyarakat Arab
    Mekah kiranya paling dekat dengan golongan Nestorian. Lebih
    dari itu, disamping hadirnya sejumlah kelompok umat Kristen
    ditengah bangsa Arab yang nomadik dan bangsa Arab sebagai
    penduduk yang menetap, agaknya hanya sedikit orang yang
    mempunyai pengetahuan terpelajar tentang Kristen dan mereka
    hanya terdiri dari sebagian kecil biarawan dan anggota gereja
    (kleriks). Orang Kristen awam Arab ini diduga hanya mempunyai
    pengetahuan yang amat sedikit tentang agamanya sendiri.
        Tidak ada terjemahan kitab Bibel atau bahkan kitab Perjanjian
    Baru kedalam bahasa Arab, walaupun hanya sebagian kecil
    ayat-ayat pendek di biara-biara dan tempat-tempat yang sejenis.
    Pernyataan Ibnu Ishaq bahwa Waraqah Ibnu Nawfal, saudara
    sepupu Khadijah yang isteri Nabi Muhammad itu, adalah seorang
    yang beragama Kristen dan mengetahui tentang kitab-kitab suci.
    Pernyataan ini dimaksudkan bahwa orang ini hanya membaca
    kitab Bibel dalam bahasa Syria atau apa yang dia pahami dengan
    bahasa mereka sendiri. Sejumlah saudagar Mekah, termasuk
    Muhammad yang tengah berjalan menuju ke Gaza dan Damascus
    di wilayah kekaisaran Byzantine dan sebagian ke Abyssinia Kristen.
    Akan tetapi tiap orang pada umumnya hanya belajar tentang
    gambaran-gammbaran keabadian Kristianitas mereka yang
    tertarik secara khusus. Ada pula sebagian umat Kristen Byzantine
    di Mekah dari waktu ke waktu, boleh jadi terutama para ahli
    pertukangan. Terkadang dikenal dengan bangsa Yahudi di Mekah
    karena adanya klen-klen Yahudi di Madinah dan di berbagai oasis
    Arabia. Jadi masyarakat di Mekah mengetahui adanya agama
    Yahudi dan Kristen (Nasrani), namun informasi yang akurat tentang
    kedua agama ini hanya sedikit sekali dan kurang memadai.


                    Kelemahan Kristen
        Untuk mengapresiasi dengan benar titik temu pertama antara
    Islam dan Kristen yang diperlukan bagi umat yang beragama
    Kristen adalah agar mereka sadar akan kelemahan Kristiani di
    periode zaman itu. Maka ada tiga hal penting yang perlu diketahui
    tentang kelemahankelemahan mereka di zaman itu.
        Pertama, adalah golongan Kristen Ortodoks, yakni Gereja
    Besar pada umumnya, yang terlalu dekat diasosiasikan dengan
    kekaisaran Byzantine setelah menjadi agama resmi negeri
    kekaisaran ini pada kekuatan Konstantine. Haruskah masyarakat
    Mekah menjadi penganut agama Kristen yang setia, tak pelak lagi,
    mereka dalam beberapa segi telah menjadi subyek bagi kekuasaan

8
Byzantine. Walaupun demikian, demi interes mereka kepada
perdagangan, maka penting bagi mereka untuk mempertahankan
netralitas antara kekaisaran Byzantine dan kekaisaraan Sassanian.
Sekitar tahun 590 Masehi atau agak terkemudian sedikit, seorang
Mekah yang bernama Utsman Ibnu Al-Huwairits yang beragama
Kristen itu, agaknya mencoba mengajak masyarakat Mekah
untuk menerima agama Kristen sebagai sejenis pengertian
dengan menyatakan dia telah dapat mengajak perkampungan-
perkampungan khusus tertentu dari bangsa Byzantine; dan
barangkali aspek keagamaan yang baik sebaik pretensi-
pretensinya kepada keagungan yang menjadikan mereka itu
menolak rencana ajakan Al-Huwairits ini.
    Kedua, teologi Yunani resmi sebagai didefinisikan oleh
konsili-konsili ekumenikal yang menjadi terlalu abstrak dan
secara sempurna berada di luar genggaman pemahaman orang
Kristen awam. Golongan Monofisit dan golongan Nestorian
dalam mendefinisikan posisi mereka menentang rumusan-
rumusan resmi Greja Besar, juga nyaris menjadi abstrak. Ini berarti
bahwa sebagian umat Kristen yang berada di Mekah sekiranya
diketemukan ketidakmampuan mereka menjelaskan seluk beluk
ajaran Kristen. Tidak heran kalau ide-ide mereka itu tidak cukup
dan malah salah tentang Kristiani yang belakangan ada di Mekah,
namun inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab umat
Kristen dengan sendirinya.
    Ketiga dan yang terakhir, penolakan golongan Kopti, Yakobit,
dan Nestorian, oleh karena Gereja Besar hampir pasti merupakan
suatu faktor mudahnya bagi perpindahan agama mereka untuk
masuk ke agama Islam. Maka secara esensial, keputusan Gereja
Besar yang bersifat heretik (bid'ah) itu adalah suatu kegagalan
untuk membuat ketetapan yang benar bagi keanekaragaman
kultural diantara umat Kristen sendiri. Maka umat Kristen
hari ini seyogyanya berfikir serius tentang fakta tersebut di
tanah air tumpah darah agama mereka yang sebenarnya telah
digantikan oleh agama Islam, dan ummat Kristen hendaknya
mempertanyakan apakah Tuhan telah menitahkan kejadian ini
mengenai sebab kegagalan umat Kristen.




                                                                      9
10
Bab: II
                                                                   Bab: II
  Persepsi Al-Qur'an Tentang
                      Kristen



          Persepsi Umum Kenabian

S   ecara umum persepsi Al-Qur'an tentang agama-agama lain
    di luar Islam, khususnya Yahudi dan Kristen, tak pelak lagi,
tergantung atas tingkatan pemahaman historis mutakhir di Mekah
dan letak Arabia sekitar tahun 600 Masehi. Tingkatan pemahaman
ini jelas-jelas bersifat mendasar bagi persepsi tersebut. Bangsa
Arab tidak mempunyai dokumen sejarah tertulis. Ada beberapa
prasasti dari kerajaan-kerajaan terdahulu, namun apabila orang
dapat membacanya masih diragukan karena masih tetap kurang
mengapresiasikan signifikansinya. Jadi bagi bangsa Arab, sejarah
itu tergantung kepada tradisi oral dari mulut ke mulut. Mereka
mengetahui sesuatu dalam sejarah kesukuan dan klen-klen
mereka berkenaan dengan sebagian kecil generasi sebelumnya.
Akan tetapi kebanyakan sejarah suku-suku Arab ini berupa
bagaimana suku-suku ini tumbuh-kembang pada kekuasaan
lewat satu pemimpin terkemuka atau lebih, kemudian menjadi
makin kuat selama satu atau dua generasi, lalu kembali lagi
tidak menunjukkan peran signifikansinya. Arti kesementaraan
komunitas-komunitas manusia kemungkinan dapat diperteguh
oleh pengamatan tempat-tempat yang satu saat dapat ditempati
dalam waktu sekejap dan tidak tetap. Di sejumlah ayat Al-Qur'an,
umat Islam diberitahukan tentang perjalanan melewati negeri
dan melihat bencana-bencana yang menimpa bangsa-bangsa
terdahulu. Bencana yang menimpa ini disebabkan karena mereka
tidak mau memperhatikan ucapan-ucapan Nabi mereka.
     Para saudagar Mekkah telah mengunjungi kekaisaran
Byzantine, Sassania dan Abyssinia, namun dalam waktu yang
lama mereka tidak mempunyai ide dimana mereka harus berada
pada suatu wilayah tertentu. Pemikiran bangsa Arab pada terma
generasi-generasi manusia, bukannya dalam terma dekade atau
abad-abad lamanya. Oleh karena itu, mustahil bagi mereka untuk
mengakui suatu komunitas; misalnya komunitas Yahudi dengan
     mata rantai kesinambungan sejarah yang berakhir lebih dari seribu
     tahun lamanya, tiga puluh generasi atau empat puluh generasi.
         Gambaran lebih lanjut tentang pandangan historis Arab
     adalah percaya kepada keabadian kondisi kehidupan manusia
     dan masyarakat yang tidak pernah berubah, tetap, dan kebencian
     yang konsekuen kepada semua hal yang baru. Salah satu
     tuduhan permusuhan Muhammad SAW yang dilancarkan oleh
     para penyembah berhala Mekah adalah karena kenabian ini
     sebelumnya tidak dikenal di Arabia, dan di dalam Al-Qur'an Nabi
     Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah agar secara terang-
     terangan menyebarkan ajaran kenabian ini dengan mendesak
     bangsa Arab Mekah untuk meninggalkan kenabiannya yang
     sesungguhnya tidak baru itu (46: 9).

           "Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul
           dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan
           tidak pula terhadapmu. Aku tidak lain kecuali hanyalah mengikuti
           apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah
           seorang pemberi peringatan yang menjelaskan."
          Kisah-kisah yang menceritakan nabi-nabi terdahulu dijelaskan
     di dalam Al- Qur'an sekitar seperempat Al-Qur'an jumlahnya,
     bukan hanya memberikan penguatan bagi Nabi Muhammad SAW
     dan para pengikut beliau semata, melainkan juga tuntutan tegas
     agar beliau mempunyai rentetan asal-usul keturunan spiritual
     yang panjang dan bahwa nabi-nabi yang sebelum beliau itu
     mempunyai pengalaman-pengalaman yang mirip sama dengan
     pengalaman-pengalaman beliau sendiri. Bentuk umum kisah itu
     memberitahukan bagaimana setelah nabi mengajak bangsanya
     untuk beriman kepada Allah dan beribadah kepadaNya serta siap
     sedia berkurban menghambakkan diri kepada Allah satu-satunya
     yang tunggal dan Maha Esa. Namun mereka itu mengingkari
     pesan risalah nabinya dan lalu mereka ditimpa oleh bencana
     yang menghancurkan suatu bangsa tertentu itu. Pada surat 7, 11,
     dan 25, ada hitungan paralel Nabi Luth, Nabi Nuh dan tiga nabi
     dari bangsa Arab: Hud, Salih dan Syu'aib; dan ada acuan-acuan
     lebih ringkas terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi tersebut
     dimanapun berada; terkadang Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan nabi-
     nabi yang lain, dan seterusnya. Pada QS. 7: 59-64, menceritakan
     kisah Nabi Nuh AS., dari awal sampai akhir sebagaimana di bawah
     ini:

           Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu
           ia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
           Tuhan selainNya."(Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah

12
Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
      Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kamu
      berada dalam kesesatan yang nyata."


      Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun,
      tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam."

      "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku
      memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa
      yang tidak kamu ketahui melalui wahyu dari Allah."

      "Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepada
      kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-
      laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan
      mudah-mudahan kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat
      rahmat."
      "Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan
      dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan
      kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
      Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata
      hatinya)."
    Nabi-nabi bangsa Arab di atas, sama-sama menyeru bangsanya
masing-masing untuk beriman kepada Allah dan hanya
menyembah Allah, akan tetapi hukuman bencana yang dijatuhkan
kepada kaum nabi-nabi itu berbeda-beda. Nabi Luth menyalahkan
kaumnya melakukan hubungan seksual yang immoral. Lagi-lagi
mesti ditetapkan bahwa hukuman bencana yang dijatuhkan
kepada kaum Nabi Luth ini tetap diberikan oleh Allah meskipun
Nabi Luth berusaha menyelamatkan mereka dan hanya Nabi Luth
sajalah yang selamat dan orang-orang yang besertanya.
    Pada konteks kekinian ada hal penting yang perlu dicatat
bahwa biasanya seorang Nabi atau Rasul itu dikirim oleh Allah
untuk membawakan ajaran monoteisme kepada bangsanya.
Sementara mereka ini diyakini menjadi kaum atau bangsa
yang menyembah banyak tuhan atau bahkan ateis yang tidak
menyembah tuhan sama sekali. Ayat Al-Qur'an berikut ini (23:
44) akan dapat mengindikasikan bagaimana kaum muslimin
merasakan kenabian sungguhpun mereka ini masih tetap lebih
sadar akan oposisinya kepada Muhammad ketimbang kesuksesan
beliau.

      Kemudian Kami utus kepada umat-umat-Ku itu rasul-rasul Kami
      berturut-turut. Tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu
      mendustakannya, maka Kami binasakan sebagian mereka dengan
      sebagian yang lain berturut-turut. Dan Kami jadikan mereka buah

                                                                           13
tutur manusia, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak
            beriman.

         Kebanyakan seorang nabi agaknya berkumpul menjadi satu
     komunitas bersama orang-orang beriman yang mengelilinginya
     pada generasi pertama. Maka tidak ada bukti yang menyatakan
     bahwa seorang nabi atau seorang rasul itu datang ke suatu
     masyarakat orang beriman kepada Tuhan (Allah) dalam rangka
     mengajak kaumnya agar memperoleh pengetahuan tentangNya
     lebih jauh. Orang-orang seperti para nabi pembawa kitab yang
     berisi ajaran-ajaran. Kitab Perjanjian Lama (Ahl al-Kitab) yang tidak
     dapat dipikirkan dan hal ini barangkali yang paling signifikan
     adalah bahwa tak seorangpun dari mereka itu disebutkan di dalam
     Al-Qur'an tanpa kecuali, selain Jonah. Maka sekarang diyakini oleh
     para ilmuwan Kristen bahwa kitab dengan nama tersebut, selain
     profunditas spirittualnya, tidak ditulis oleh pribadi aktual yang
     disebut Jonah itu secara langsung.
         Al-Qur'an secara implisit menyatakan bahwa pada hakekatnya
     semua nabi/rasul itu mengajarkan pesan risalah yang secara
     esensial adalah sama, utamanya percaya bahwa tidak ada tuhan
     selain Allah, dan bahwa nanti di hari kiamat tiap-tiap manusia
     akan dihadapkan kepada Allah secara langsung untuk menerima
     pembalasan (diadili) atas perbuatan-perbuatan yang dilakukannya
     di muka bumi ketika masih hidup. Ayat berikut ini (3: 81, 85)
     menjelaskan perjanjian yang kemungkinan dapat diduga telah
     terjadi sebelum masa penciptaan:

            Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi:
            "Sungguh apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab
            dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang
            membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-
            sungguh beriman kepadanya dan menolongnya." Allah berfirman:
            "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap
            yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui ..." Barang
            siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
            akan diterima agama itu daripadanya.

        Di akhir ayat di atas ada kata Islam yang muncul dengan
     pengertiannya yang umum -- "tunduk patuh" (kepada Allah)
     dan lalu menjadi satu kata yang menjelaskan deskripsi agama
     yang diproklamirkan oleh semua nabi (rasul), bukan hanya
     diproklamirkan oleh nabi Muhammad SAW semata-mata.
     Dengan cara yang sama, kata muslim atau "orang yang tunduk
     menyerah" terkadang dipakai untuk penganut agama yang
     umum ini. Kata Rasul ketika dipakai untuk arti teknis benar-benar
     mempunyai arti yang persis sama dengan kata Nabi, yakni orang

14
yang menyampaikan suatu pesan (risalah) dari Tuhan kepada
umatnya. Sebutan paling umum bagi Muhammad dalam bahasa
Arab adalah Rasul Allah, dan oleh karena kata ini cenderung
mengandung arti pengembangan konsepsi kenabian atau risalah,
seperti yang terjadi di tahun-tahun terakhir Muhammad ketika
beliau sudah menjadi seorang pemimpin dan pimpinan komunitas
masyarakat atau bangsa. Akan tetapi konotasi ini tidak akan
diperoleh pada bacaan dalam pemakaian kata-kata Al-Qur'an yang
turun sebelumnya.
   Perjanjian nabi-nabi (rasul-rasul) ini rupanya terus berlangsung
semenjak masa perjanjian primordial antara Allah dan bangsa
manusia sebagai suatu keseluruhan (7: 172-173):

      Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak
      Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa
      mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka
      menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi." (Kami
      lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kelak kamu tidak
      mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang
      yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), atau agar kamu tidak
      akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah
      mempersekutukan Tuhan semenjak dahulu, sedang kami ini adalah
      anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah
      Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang
      yang sesat dahulu?

   Barangkali terlalu jauh untuk bersikukuh dengan pendapat
bahwa ayat di atas secara implisit menyatakan bahwa semua
manusia anak Adam itu mempunyai pengetahuan bawaan
semenjak lahir tentang Tuhan. Namun hal ini juga sekaligus
mengatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai
kapasitas untuk menanggapi atau memberi jawaban kepada
seorang nabi atau rasul. Pernyataan ini dijelaskan karena perjanjian
dan kesaksian di sini merupakan bagian dari latar belakang sejarah
keagamaan bangsa manusia sebagaimana dijelaskan di dalam
Al-Qur'an.


                   Persepsi Yahudi
    Karena ini adalah konsepsi kenabian dan sejarah nabi-nabi
yang dipegangi oleh kaum muslimin awal, maka bagi mereka
tidak mungkin mempunyai ide yang cukup tentang Yahudi dan
Nasrani (Kristen). Penting pula dikatakan berapa banyak yang tidak
disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena itu penulis modern barat
dengan pengetahuan agama-agama tersebut yang mempunyai

                                                                        15
kerangka pikir dengan rincian-rincian pas yang diberikan,
     tentu saja berbeda dengan yang dijelaskan di dalam Al- Qur'an.
     Didalamnya ada kisah-kisah tentang Nabi Nuh, Ibrahim dan Musa
     (yang semuanya dianggap sebagai nabi) dan karakter-karakter
     lain di dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya sama sekali tidak
     memuat indikasi yang diberikan tentang bagaimana nabi-nabi itu
     saling berkaitan satu sama lain dalam zaman. Demikian pula ada
     berbagai kisah tentang nabi Musa yang terinci semenjak masa
     infasinya, dan seterusnya, akan tetapi tentang kisah-kisah kejadian
     ini disuguhkan secara terpisah-pisah dan tidak disuguhkan secara
     kronologis dalam satu sajian yang berurutan.
         Ada ide yang terdapat pada serentetan nabi-nabi pada bangsa
     Israel. Bangsa ini disebut sebagai Banu Israel (anak-anak keturunan
     Israel) di banyak cara yang sama sebagai suku-suku Arab yang
     acapkali dipanggil sebagai Banu N (anak- anak keturunan N).
     Namun hal itu asal-usulnya diduga didasarkan pada kitab suci
     yang diberikan kepada Musa, kepada Nabi. Ayat Al-Qur'an berikut
     ini mengatakan:

           Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada
           Musa dan Kami telah menyusulinya berturut-turut sesudah itu
           dengan rasul-rasul.

         Kontinuitas Bani Israel sebagai sebuah suku bangsa boleh jadi
     ditandai oleh pernyataan di bawah ini:

           Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'kub, dan Kami
           jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya.

         Di pihak lain, ketika Muhammad SAW sendiri menghadapi
     penolakan dan penentangan oleh orang-orang Yahudi Madinah
     sebagai nabi, Al-Qur'an mengatakan (2: 130) bahwa setelah
     Ibrahim dipilih putra-putranya dan Ya'kub untuk tunduk menyerah
     (sebagai muslim) kepada Tuhan semesta alam, dan Ya'kub
     demikian pula Allah telah memilih anak-anaknya dan mereka telah
     memilih agama (Islam) ini, yaitu suatu komunitas yang telah lalu.
         Lebih jauh perlu dicatat bahwa di dalam Al-Qur'an, tidak ada
     kisah tentang Joshua dan perkampungan Bani Israel di Negeri
     Yang Dijanjikan. Tidak ada informasi tentang bangunan kerajaan
     yang dipimpin oleh nabi Dawud, tidak ada informasi tentang
     pengusiran dan kembali dari pengasingan bangsa Israel. Ada
     ayat Al-Qur'an (17: 4-7) yang mengisahkan tentang peringatan
     yang diberikan kepada Bani Israel dengan dua hukuman, dan
     satu hukuman menjadi pengusiran, namun pengusiran ini tidak
     diinformasikan secara eksplisit. Di dalam Al- Qur'an, Dawud

16
menyebut dirinya sebagai nabi yang menerima kitab suci yang
disebut dengan nama Zabur yang diambil menjadi kitab Mazmur
(Amsal Sulaiman) (4: 163; 17: 55). Gunung-gunung dan burung-
burung dikatakan telah bersama-sama dengan Dawud dalam
memuji Allah. Ini dapat menjadi petunjuk ke ayat-ayat (surat-
surat) dalam kitab Mazmur yang mengatakan tentang makhluk-
makhluk untuk memuji Tuhan. Baik Nabi Dawud maupun Nabi
Sulaiman, keduanya telah diberikan (batas) kekuasaan (21: 78-80)
yang menyebutkan bahwa raja Dawud adalah raja yang kuat (38:
20) . Demikian juga dikatakan bagaimana Nabi Dawud membuat
baju besi (34: 10 dan seterusnya; 38: 17-20). Walaupun demikian,
semuanya ini gagal membuat ide tentang signifikansi Dawud di
dalam sejarah bangsa Israel.
    Musa dikatakan sebagai nabi atau rasul yang menerima
sebuah kitab suci yang diturunkan oleh Allah yang diberi nama
kitab Taurat (6: 154; bandingkan dengan 5: 44). Sementara kata
Taurat ini dapat diidentikkan dengan nama Torah, yang di dalam
Al-Qur'an dinyatakan bahwa umat Islam tidak boleh memberi ide
tentang karakter Pentateuch, kitab Perjanjian Lama masih tetap
kurang sebagai suatu keseluruhan, karena kitab Taurat ini secara
luas berisikan tentang undang-undang hukum. Dimanapun juga
tidak dikatakan bahwa materi historis tentang Nabi Nuh, kepala
keluarga, awal kehidupan Nabi Musa dan Exodus yang berasal
dari Taurat. Memang benar, di dalam Al-Qur'an ada materi historis
tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada sejarah terdahulu,
namun, lebih dari memberi informasi segar tentang hal-hal
yang gaib. Hal ini rupanya malah menggambarkan pelajaran
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang segera akan mereka
ketahui. Berdasarkan tujuan ini, penjelasan ringkas atau petunjuk
yang cukup, seperti yang dapat dilihat oleh pembandingan ayat
tentang Nabi Nuh yang telah dikutip di dalam pernyataan Biblikal.
    Keterangan di atas tidak menjelaskan mengapa perlu adanya
nabi-nabi. Barangkali karena bangsa Israel jatuh lagi ke dalam
kekufuran yang hampir menuju paganisme (menyembah berhala):

      Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani
      Israel dan telah Kami ambil di antara dua belas orang pemimpin dan
      Allah berfirman: Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya
      jika kamu mendirikan shalat serta beriman kepada rasul-rasulKu dan
      kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman
      yang banyak (menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban
      dengan hati yang ikhlas), sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-
      dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan ke dalam
      surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang
      siapa yang kafir di antara kamu sesudah itu, sesungguhnya dia telah
      tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar

                                                                            17
janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras
           membatu. (5: 12, dan seterusnya)

        Pernyataan yang lebih positif adalah ayat di bawah ini:

           Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya,
           (ada) petunjuk dan cahaya yang menerangi. Yang dengan kitab
           itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
           menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka
           dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan
           memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya
           (5: 44).

          Juga ada petunjuk-petunjuk yang kurang jelas tentang
     pelanggaran-pelanggaran bangsa Yahudi di dalam 7: 167-169.
          Setelah hadir di Madinah, Nabi Muhamad SAW segera
     mengadakan kontak dengan kelompok-kelompok masyarakat
     Yahudi yang ada di sana, dan Al-Qur'an tidak memberikan
     argumen-argumen yang mengejutkan yang dapat digunakan
     untuk menyerang mereka, terutama menyerang pernyataan
     mereka yang tentu dengan sendirinya mereka telah mempunyai
     pengetahuan yang benar tentang Allah. Argumen apologetik
     utama yang dihadirkan bahwa Al-Qur'an mendatangkan agama
     Ibrahim yang benar, yang menjadi orang hanif atau orang muslim
     (dalam artian yang umum), dan bukan menjadi orang Yahudi
     atau orang Nasrani. Pernyataan terakhir ini dengan tegas-tegas
     menyatakan kebenaran, walaupun fakta menunjukkan bahwa
     umat Yahudi dan umat Nasrani merujuk Ibrahim sebagai asal-
     usul (bapak) agama mereka, dan ini membuktikan bahwa ada
     pengetahuan tentang Allah yang benar yang berasal dari agama
     Yahudi atau agama Nasrani. Walaupun demikian, semua argumen
     ini tidak membantu umat Islam untuk membentuk ide yang jelas
     tentang Judaisme atau agama Yahudi.


                Persepsi Tentang Kristen
         Pasal terdahulu mencoba menunjukkan bagaimana
     Muhammad dan penduduk Mekah yang lain berkesempatan
     untuk belajar tentang Kristiani yang terbatas. Berbagai
     kesempatan telah dilakukan dalam perjalanan dagangnya ke Syria,
     bahkan sebagaimana yang dilakukan sendiri oleh Muhammad,
     akan tetapi tidak banyak berpartisipasi dalam diskusi-diskusi
     keagamaan dengan orang-orang Kristen atau Nasrani. Sebagian
     kecil masyarakkat Mekah adalah para penghuni asing yang tidak
     tetap (atau masyarakkat yang berpindah-pindah). Sekalipun

18
demikian, dalam ayat-ayat Al-Qur'an terdahulu ada beberapa
petunjuk yang amat bersahabat tentang umat Kristen (Nasrani).

      Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-
      orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka
      yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal
      salih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
      kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (2:
      62).

   Pengakuan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai
golongan orang-orang yang beriman kepada Allah adalah sesuai
dengan jaminan yang diberikan oleh Waraqah, saudara sepupu
Khadijah isteri nabi Muhammad SAW itu, bahwa wahyu-wahyu
yang akan beliau terima itu dapat diperbandingkan dengan
wahyu-wahyu yang diterima oleh Nabi Musa.
   Segera setelah Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW
menerima wahyu berkenaan dengan kesulitan yang dialami
beliau terhadap orang-orang Yahudi di Madinah yang tengah
bermusuhan dengan orang-orang Nasrani:

      Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
      permusuhannya terhadap orang-orang beriman adalah orang-orang
      Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati
      yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman
      adalah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang
      Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka
      (orang-orang Nasrani itu) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-
      rahib, juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.
      (5: 82).

    Penghargaan dan pujian yang diberikan kepada orang-orang
Nasrani ini dapat mencerminkan kebaikan hati yang dahulu
ditunjukkan kepada segolongan umat Islam di kekaisaran Nasrani
Abyssinia (atau sekarang Ethiopia), ketika umat Islam melepaskan
diri dari penyiksaan dan penganiayaan masyarakat Quraish di
Mekah.
    Ayat di bawah ini lebih lanjut dapat menunjukkan kemurahan
hati orang-orang Nasrani, namun demikian ayat ini juga tetap
mengkritik tradisi monastik mereka:

      Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan
      Kami iringkan pula Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya
      Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya
      rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan
      rahbaniyyah (tradisi monastik yang membujang dan mengurung
      diri di dalam biara), padahal Kami tidak mewajibkan kepada

                                                                           19
mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakan untuk
           mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan
           semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang beriman di
           antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang
           fasik (5:27).
         Ayat berikut ini rupanya menunjukkan kesadaran antara
     perpecahan dan perselisihan di antara orang-orang Nasrani,
     meskipun menurut pemikiran dapat menunjukkan perselisihan
     antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Perjanjian
     itu dapat menjadi perjanjian atau statemen baru sebagaimana
     dipahami oleh orang-orang Nasrani pertama:

           Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami
           ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian
           mereka, tetapi mereka sengaja melupakan sebagian dari apa yang
           mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan
           di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat.
           Dan kelak Allah akan memberikan kepada mereka apa yang selalu
           mereka kerjakan (5: 14).

        Argumen-argumen yang ditunjukkan pada ayat di bawah ini di
     antara orang-orang Yahudi dan Nasrani:

           Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak
           mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata:
           "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal
           mereka sama-sama membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang
           yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu.
           Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat,
           tentang apa-apa yang mereka perselisihkan itu (2: 113).

         Ayat di atas menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan satu
     sama lain antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani,
     menyebabkan mereka saling menghapuskan pihak lain.
         Kecaman orang-orang Yahudi dan Nasrani satu sama lain di
     atas benar-benar membuktikan bahwa mereka sama-sama tidak
     mengakui kenabian Muhammad SAW, meskipun masing-masing
     tetap mempertahankan kebenaran mereka secara eksklusif,
     sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut ini:

           Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama
           Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah:
           "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, dan
           bukanlah Ibrahim itu dari golongan orang musyrik (2: 135).
        Bahkan dikatakan bahwa Ibrahim dan keturunan-keturunannya
     langsung itu bukan orang-orang Yahudi ataupun bukan orang-
     orang Nasrani. Ada yang perlu dicatat bahwa tak dapat disangkal

20
Nabi Ibrahim AS dan lain-lainnya adalah "petunjuk" dan tidak
mungkin mengakui petunjuk ini sebagai orang Yahudi atau orang
Nasrani; tentu saja ini secara implisit harus ada sumber petunjuk
yang lain. (Ibrahim dalam pandangan Islam adalah seorang
nabi/rasul, yang dengan sendirinya menerima dan mengakui
petunjuk). Kata hanif yang dipergunakan di dalam Al-Qur'an
menunjukkan seorang monoteis yang bukan Yahudi atau bukan
Nasrani, dan kata ini hanya digunakan untuk agama Nabi Ibrahim
dan Nabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut beliau.
Sebagian apologetika Al-Qur'an, ada yang menentang agama-
agama yang terlebih tua dan terlebih dahulu hadirnya di muka
bumi ini. Para ulama muslim terdahulu menyebutkan sebagian
kecil manusia yang menganggap rendah Muhammad, mereka
katakan menjadi orang-orang yang hanif terhadap para pengikut
Ibrahim dan Muhammad ini. Namun demikian, tidak ada bukti
yang menunjukkan sebutan orang-orang hanif itu adalah kata itu
sendiri, sungguhpun penjelasan demikian diberlakukan. Dalam
syair Jahili dan dalam bahasa Nasrani, kata hanif ini berarti kafir
atau penyembah berhala dikarenakan tidak mengikuti agama
Nasrani itu.
    Apa yang barangkali dapat dipandang sebagai awal mula kisah
Nasrani (Kristen) di dalam Al-Qur'an adalah materi legenda yang
tidak diketemukan pada Perjanjian Baru:

      Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim
      dan keluarga Imran, melebihi segala umat (di masa mereka masing-
      masing), sebagai satu keturunan yang sebagiannya keturunan
      dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
      Ingatlah ketika isteri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya
      aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku
      menjadi hamba yang salih dan berhidmat (di Bait al-Maqdis). Karena
      itu terimalah nadzar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang
      Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Maka tatkala isteri Imran
      melahirkan anaknya, iapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
      melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui
      apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah sama
      seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya
      Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
      keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang
      terkutuk." Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nadzar) dengan
      baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah
      menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk
      menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria
      berkata: "Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?"
      Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya
      Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab
      (3: 34-37).

                                                                           21
Imran dalam bahasa Arab dengan membentuk kata amran,
     ayah Musa, Aaron dan Miriam di dalam Bibel. Sebagian masyarakat
     Mekah seolah dibingungkan antara kata Mary dengan Miriam,
     karena nama tersebut menjadi sama dalam bahasa Arabnya dan
     bahkan Mary dialamatkan sebagai anak putri Aaron pada (19: 28).
        Ayat tersebut dilanjutkan dengan pertimbangan kelahiran
     John sang pembaptis (Yahya) yang kira-kira secara kasar sesuai
     dengan Lukas dalam 1: 5 25, 57-64:

           Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya
           Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
           Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a. Kemudian malaikat
           (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat
           di mihrab (katanya): Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
           dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan
           kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
           hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang orang
           salih." Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat
           anak sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun seorang yang
           mandul? Berfirman Allah: "Demikianlah Allah berbuat apa yang
           dikehendakiNya." Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda-tanda
           (bahwa istriku telah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya
           bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama
           tiga hari kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
           sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi
           hari." (3:38-41).

        Ada pula penjelasan yang sama namun dalam surat dan ayat
     yang lebih panjang pada 19: 1-15. Selanjutnya diikuti oleh kisah
     yang tersebar luas tentang Maryam dan kelahiran Isa:

           Dan ceritakanlah tentang kisah Maria (Maryam) di dalam Al-Qur'an,
           yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat
           di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya)
           dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya,
           maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
           sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung
           daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang
           yang taqwa." Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
           seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki
           yang Suci." Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang
           anak laki-laki, sedang tidak pernah ada seorang manusia pun
           menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina." Jibril berkata:
           "Demikianlah Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu;
           dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia
           dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara
           yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
           menyisihkan diri. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa


22
ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai,
      alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu
      yang tidak berarti, lagi dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari
      tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya
      Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan
      goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu
      akan menggugurkan buah kurma yang sudah masak kepadamu.
      Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu
      melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku
      telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
      aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun pada hari
      ini." Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
      menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya
      kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara
      perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat
      dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina," maka Maryam
      menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan
      berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan." Berkata
      Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab
      (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan
      aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
      memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan)
      zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak
      menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan sejahtera
      semoga dilimpahan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada
      hari aku meninggal dunia dan pada hari aku dibangkitkan hidup
      kembali." Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang
      benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya (19:
      16-34).

     Di samping kisah yang diceritakan ayat di atas bukannya
tidak sama dengan kisah yang ada pada Lukas 1: 26-38. Kisah
kelahiran tersebut sama sekali memang berbeda, agar sekiranya
umat Kristen membaca tentang peristiwa lain yang terjadi. Tidak
ada penjelasan tentang hubungan Maria (Maryam) dengan
Yusuf (Joseph), juga tidak ada hubungan dengan perjalanannya
ke Bethlehem, juga tidak ada kaitannya dengan kelemahan.
Sebelumnya tidak ada sumber-sumber lain tentang kisah kelahiran
ini, namun boleh jadi ada bagi orangorang Kristen di Arabia yang
berpegang teguh dengan pandangan yang demikian itu. Apa
yang penting adalah sesuai dengan sebagian besar tafsir Al-Qur'an
yang mengajarkan konsepsi keperawanan berkaitan dengan
kelahiran Yesus (Isa), walaupun sebagian komentator muslim
modern mencoba menolak keperawanan ini. Agaknya Al-Qur'an
lebih perduli ketimbang ajaran-ajaran yang mempertahankan
Maryam dari tuduhan ketidaksucian dan zina; dan kata-kata di ayat
terakhir yang dikutip -- "pernyataan kebenaran" -- kemungkinan
mengimplisitkan ayat tersebut yang berakhir dengan semua fitnah

                                                                         23
yang menjelaskan persoalan pokok konsepsi secara tepat yang
     sebenamya. Pengakuan konsepsi kesucian Yesus (Isa) oleh umat
     Islam bersamaan dengan penolakan mereka atas ketuhanannya,
     agaknya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan penting antara
     konsepsi keperawanan, kesucian dan ketuhanan, dan refleksi yang
     cenderung mendukung hal ini. Namun yang dapat dikatakan
     bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada hakekat ketuhanan
     Yesus atas dasar yang lain adalah menguntungkan pada konsepsi
     kesucian dan keperawanan.
         Pernyataan paling penuh tentang hakekat kenabian Yesus (Isa)
     diberikan pada kisah periwayatan yang lain:

           (Ingatlah) ketika malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya
           Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra
           yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang daripada Nya)
           Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di
           akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada
           Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika
           sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang orang yang salih."
           Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai
           anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-
           lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan malaikat Jibril):
           "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
           Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya
           cukup berkata kepadanya: "Jadilah," lalu jadilah dia. Dan Allah akan
           mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan
           (sebagai) Rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepada mereka):
           "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa
           sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk
           kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya,
           kemudian ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku
           menyembuhkkan orang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
           berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang yang mati dengan
           seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan
           dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada
           yang demikian itu adalah satu tanda (kebenaran kerasulanku)
           bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." Dan (aku datang
           kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan
           untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan
           untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu
           tanda (mukjizat) dari Tuhanku. Karena itu bertaqwalah kepada Allah
           dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya, Allah Tuhanku dan Tuhanmu,
           karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." Maka tatkala
           Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia:
           "Siapakah yang menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
           agama) Allah?" Para hawariyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:
           "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan
           saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang

24
berserah diri (muslimin). Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada
      apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena
      itu masukkanlah kami ke dalam gologan orang-orang yang menjadi
      saksi (tentang keesaan Allah)" (3: 45-53).
    Nama orang- orang yang menolong (ansar) yang diberikan
kepada para pendukung Nabi Muhammad SAW di Madinah, dan
juga penyatuannya dengan nasara (umat Kristen). Kata hawariyun
yang dipakai didalam Al-Qur'an hanya dimaksudkan bagi murid-
murid (sahabat-sahabat setia) Yesus (Isa).
    Mu'jizat yang dijelaskan pada ayat terdahulu juga terdapat
pada ayat lain, walaupun tanpa adanya preskripsi-preskripsi legal,
lalu ditambahkan:

      Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan
      mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada
      mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir
      di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata"
      (5: 110).
    Pada ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa Isa dikirim oleh
Tuhan kepada Bani Israel, dan dengan demikian mejadi salah
satu keturunan Ibrahim. Walaupun demikian, dia ini dipandang
sebagai seorang hakim, "memperkuat" Torah (Taurat), sekalipun
dengan berbagai variasi yang berbeda-beda satu sama lain.
Mu'jizat burung dari tanah yang kemudian dapat hidup, yang
tidak terdapat pada Perjanjian Baru, begitu dikenal sampai ke para
ilmuwan dari berbagai macam ajaran heretikal.
    Ada dua hal yang tampil di dalam Al-Qur'an untuk menolak
kepercayaan bahwa Isa itu mati di tiang salib. Hal yang kedua ialah
menolak hakekat ketuhanan Yesus (Isa). Mengenai penolakannya
terhadap kematian Yesus di tiang salib adalah ayat Al-Qur'an yang
menyebutkan:

      Dan karena kekafiran mereka (umat Yahudi terhadap Isa) dan
      karena tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan
      besar (zina), dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami
      telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal
      mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi
      (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
      bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham
      tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang
      yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang yang
      dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak
      pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang
      sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadaNya, dan adalah
      Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (4: 156-158).


                                                                              25
Sementara ada ayat lain yang kurang jelas:

           (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa, sesungguhnnya Aku
           akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat
           kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir,
           dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-
           orang kafir sampai hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah
           kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang
           selalu kamu berselisih padanya" (3: 55).

         Pada ayat yang kedua ini terma yang samar-samar
     diterjemahkan dengan "menyampaikan kamu ke akhir ajalmu"
     (mutawaffika) yang biasanya digunakan untuk pengertian
     "menyebabkan engkau mati" (selain arti mati di tiang salib).
     Orang-orang kafir yang mengikuti Isa yang disebutkan itu bisa
     jadi orang-orang Yahudilah yang tidak mengakui Yesus dan yang
     sekarang dalam posisi yang lebih rendah di Kekaisaran Byzantine.
         Ayat pertama menunjukkan serangan orang-orang Yahudi
     dan menegaskan bahwa mereka tidak membunuh Yesus. Dalam
     pengertian ini, sebenarnya karena penyaliban adalah perbuatan
     serdadu-serdadu Romawi; dan benar juga dalam artiannya
     yang lebih mendalam, karena penyaliban itu bukan merupakan
     kemenangan bagi orang-orang Yahudi dalam pandangan mereka
     tentang kebangkitan kembali Yesus setelah mati. Kalimat shubbiha
     lahun itu diterjemahkan "seolah olah menjadi seperti mereka"
     adalah samar-samar dan dapat diterjemahkan dengan cara-cara
     yang sangat berbeda. Penafsiran umum di tengah kaum muslimin
     adalah bahwa ada orang lain, kemungkinan sekali Yudas yang
     diserupakan dan menggantikan Yesus. Sekte heretik modern
     dari Ahmadiyah berpegang pada pendapat yang mengatakan
     bahwa Yesus hanyalah pingsan di atas tiang salib, masih tetap
     hidup dan pulih kembali menjadi sehat seperti sedia kala. Lalu
     pergi ke arah timur untuk menjalankan da'wah; dan golongan
     Ahmadiyah mengklaim telah menemukan kuburannya di Kashmir.
     Selama berabad-abad sebelum lahimya Nabi Muhammad
     SAW, berbagai macam kelompok heretikal Kristen mencoba
     menjelaskan kematian Yesus di tiang salib dengan cara yang sama.
     Di tahun-tahun belakangan ini satu atau dua orang muslim telah
     mencoba menemukan penafsiran-penafsiran ayat di atas yang
     tidak bertentangan dengan kepercayaan Kristen, karena Yesus
     benar-benar meninggal dunia. Walaupun demikian, masih tetap
     ada bukti bahwa hampir seluruh umat Islam sejak zaman Nabi
     Muhammad sampai hari ini telah menafsirkan ayat di atas dengan
     maksud bahwa Yesus itu tidak mati di tiang salib. Jadi persepsi
     Kristianitas mereka itu meliputi penolakan apa yang menjadi
     masalah sentral terhadap seluruh keimanan Kristen.

26
Penolakan hakekat ketuhanan Yesus (Isa) dikemukakan
dalam banyak ayat Al-Qur'an dan dengan demikian juga berarti
penolakan secara langsung terhadap ajaran Trinitas. Sebagaimana
dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini:

      Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam
      agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah
      kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, putra Maryam, itu
      adalah Rasulullah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya. Maka
      berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan jangan
      kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga." Berhentilah dari ucapan itu,
      itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa,
      Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di
      bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara (4:
      171).

      Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
      "Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam," padahal Al-
      Masih sendiri berkata: "Wahai Bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanmu
      dan Tuhanku." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
      (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
      surga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
      dzalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-
      orang yang mengatakan, "bahwasanya Allah salah satu dari yang
      tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
      selain Tuhan Yang Esa (5: 72-73).

      Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa putra Maryam,
      adakah kamu mengatakan kepada manusia. Jadikanlah aku dan
      ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci
      Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakkan apa yang bukan hakku
      dan mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya niscaya
      Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
      mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
      Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib ... Aku tidak pernah
      mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
      kepadaku mengatakannya, yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
      Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama
      aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan
      (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau
      adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (5: 116-117).
   Pada konteks di atas jelas tidak perlu mendiskusikan ayat-
ayat tersebut secara terinci. Masalah-masalah ilmiah yang
membicarakan tentang kematian Isa itu telah lama dibicarakan
oleh Geoffrey Parrinder. Al-Qur'an tidak mempunyai pertimbangan
sahih tentang kepercayaan mayoritas luas umat Kristen di masa
hayat Nabi Muhammad, baik kepercayaan umat Kristen yang
ada di Gereja Besar maupun golongan Monofisit dan golongan

                                                                            27
Nestorian. Ide bahwa Maryam adalah salah satu dari Trinitas
     barangkali berasal dari ketentuan kelompok Coliridian yang
     tidak jelas, di Arabia kedengarannya lebih dari dua abad sebelum
     Muhammad lahir. Juga mungkin adanya kebimbangan terhadap
     kenyataan bahwa dalam bahasa Semit, kata yang menunjukkan
     Ruh itu adalah feminim (mu'annats). Al-Qur'an juga agaknya
     berasumsi bahwa umat Kristen memahami "anak" dalam
     arti fisikal sebenarnya, sementara ketika bangsa Arab pagan
     mengatakan beriman kepada "anak perempuan Tuhan" ini tidak
     memungkinkan diartikannya secara fisik.
         Dalam kasus Kristen sebagaimana yang terjadi di dalam Yahudi,
     yang penting adalah untuk mencatat seberapa banyak yang tidak
     dikatakan. Tidak disebutkan kalau Yesus itu tidak ada kaitannya
     dengan orang-orang bidaah yang sebenarnya, melainkan
     berkenaan dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan
     tetapi memberikan penekanan-penekanan yang salah kedalam
     praktek-praktek keagamaan. Misalnya, menuntut dipenuhinya
     secara seksama kewajiban-kewajiban ritual namun lalai terhadap
     keadilan dan memelihara hal-hal yang lain; dan mereka juga tidak
     mau memperlakukan orang-orang yang mereka anggap berdosa
     secara benar. Untuk menemukan kerusakan yang terakhir inilah
     Yesus menegaskan bahwa dalam kasus penyesalan diri atau taubat
     bagi pelaku perbuatan dosa, Tuhan bukan hanya mengampuni
     hukuman melainkan malah memperbaiki orang-orang yang
     berbuat dosa agar bahagia dan terlepas dari dosa. Lagi-lagi di
     dalam Al-Qur'an tidak ada yang membicarakan tugas utama Yesus
     (Isa), baik yang disebutkan sebagai pengabsahan kerajaan Tuhan
     maupun penyelamatan dunia atau dengan beberapa nama yang
     lain. Sementara itu dikatakan bahwa Yesus menerima kitab suci
     dari Tuhan yang diberi nama Injil (Gospel atau Evangel). Maka tidak
     ada yang mengatakan bahwa ini sepertinya merupakan ajaran
     yang lebih aktual di dalam Perjanjian Baru ketimbang kitab Taurat
     yang diterima oleh Musa yang dianggap sama aktualnya dengan
     kitab Pentateuch. Selanjutnya umat Islam biasanya menolak
     ajaran-ajaran aktual kita, yaitu kitab yang diterima oleh Yesus,
     karena terdiri dari seluruh wahyu yang berasal dari Tuhan dan
     bukan merupakan pemyataan-pernyataan historis tentang Yesus.
         Ada ayat yang dapat dinyatakan dalam mana umat Kristen
     dapat melihat petunjuk Eucharist:

           (Ingatlah) ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Wahai Isa putra
           Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit
           kepada kami?" Isa menjawab: "Bertaqwalah kepada Allah jika
           betul-betul orang beriman." Mereka berkata: "Kami ingin memakan
           hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin

28
bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi
       orang-orang yang menyaksikan hidangan itu." Isa putra Maryam
       berdo'a: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu
       hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya
       bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang
       datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau;
       beri rizkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rizki Yang Paling Utama."
       Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu
       kepadamu."

   Dari ayat ini tidak mungkin memberikan ide yang signifikan
tentang Eucharist bagi umat Kristen.


        Fungsi Persepsi yang Kurang
                 Memadai
    Dari berbagai ayat yang dikutip dan komentar-komentar
yang dilakukan atas ayat-ayat tersebut, jelas bahwa bagi seorang
modern persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen itu secara serius
kurang cukup kuat dan dalam beberapa hal malah boleh jadi
salah atau keliru. Namun begitu, ada hal yang penting bahwa
Kristen hari ini tidak perlu mengambil ini sebagai alasan untuk
mengingkari bahwa Muhammad itu diberi petunjuk oleh Allah.
Apa yang menjadi penting adalah pertimbangan ulang tentang
hakekat kenabian. Hal ini penting terutama sekali bagi umat
Islam, karena menurut pandangan Islam tradisional Al-Qur'an
adalah benar-benar firman Allah dan sulit untuk melihat betapa
kesalahan-kesalahan yang terjadi itu dapat dikembalikan kepada
Allah. Solusi terbaik dengan adanya problem ini bagi umat Islam
yang berfikir dengan gaya tradisional itu kemungkinan hendak
mengatakan bahwa Allah berfirman dalam terma-terma yang
dipercayai di Madinah.
    Menurut para ahli teologi Kristen terkemuka dewasa ini, nabi/
rasul adalah seorang yang membawa pesan-pesan risalah dari
Tuhan kepada umat manusia pada ruang dan waktu dimana ia
hidup. Sejauh tentang persoalan-persoalan manusia universal
yang terlibat pada ruang dan waktu yang khusus ini, pesan-pesan
tersebut akan relevan dengan sedemikian banyak lingkungan
manusia yang lebih luas. Namun di tempat pertama nabi/rasul
hidup ini, mereka adalah orang-orang yang sezaman langsung
bagi tiap-tiap nabi. Isa sendiri berkata: "aku dikirim hanya untuk
cara hidup yang sesaat dari Bani Israel" (Matius: 15: 24), akan tetapi
setelah kebangkitannya kembali pengikut-pengikut Yesus itu
segera dikatakan bahwa pesan-pesan Yesus ini adalah pekabaran

                                                                             29
yang baik bagi orang-orang yang bukan Yahudi (kafir), begitu
     pula merupakan pekabaran yang baik bagi orang-orang Yahudi.
     Meramalkan masa depan acapkali dipandang sebagai aspek
     ramalan, akan tetapi kebanyakan ramalan-ramalan kenabian itu
     terutama agaknya berada pada titik konsekuensi-konsekuensi
     sikap kekinian dengan jalan hukuman atau pahala. Masalah ini
     agaknya akan dibicarakan lebih lengkap lagi pada bab yang akan
     datang.
          Agaknya Al Qur'an menyatakan relevansinya yang paling
     utama kepada bangsa Arab di masa Nabi Muhammad ketika
     menegaskan keberadaan Al Qur'an yang berbahasa Arab itu, dan
     bahwa nabi nabi/rasul rasul membawa wahyu dengan bahasa
     yang dimiliki bangsanya di mana nabi/rasul itu hidup. Bahasa
     suatu bangsa atau suatu kaum ini memasukkan keseluruhan
     cara berfikir (pandangan hidupnya) tentang dunia dan tentang
     makhluk yang bernama manusia itu. Jadi kata Arab -ijara dapat
     diterjemahkan dengan pengertian "pemberian perlindungan
     dengan baik hati", akan tetapi dalam frase bahasa Inggris
     sebenarnya tidak ada yang membawa kepada orang-orang yang
     tidak akrab dengan pandangan pandangan dan kebiasaan-
     kebiasaan bangsa Arab. Ayat "Allah melindungi (yujiru)", namun
     tidak ada yang dapat dilindungi dari azabNya la-yujaru 'alayh
     (23: 88), agaknya tidak dapat dipahami oleh orang barat tanpa
     keterangan lebih lanjut. Maksudnya, wahyu Allah kepada seorang
     nabi/rasul itu biasanya dikondisi oleh bahasa dan cara berfikir
     nabi/rasul dan bangsanya kepada siapa wahyu itu ditujukan di
     tempat yang pertama.
          Pada keterangan tentang wahyu itu, masalah ketidak sahihan
     persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen harus dilihat secara lebih
     teliti. Kekurangan ini secara pasti sebagai persepsi umat Islam
     terhadap Kristen yang sampai ke barat dalam kontaknya dewasa
     ini. Kekurangan ini juga terjadi pada persepsi terhadap kekristenan
     Kaisar Byzantine dan negeri-negeri lain yang mengelilingi Arabia
     di masa hayat Nabi Muhammad SAW. Tetapi apakah ada persepsi-
     persepsi yang sahih terhadap kekristenan dari orang Kristen
     dalam kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW sendiri? Ternyata
     untuk menjawab pertanyaan ini, juga tidak mudah. Tentu saja
     pertanyaan ini mengandung dua aspek: kebenaran faktual dan
     memadai sebagai suatu petunjuk terhadap tindakan. Karena
     kita tahu bahwa sesungguhnya tidak ada pandangan yang tepat
     dari umat Kristen yang hidup menetap atau yang berkunjung ke
     Mekah. Kita hendaknya menghargai bahwa persepsi Al-Qur'an
     terhadap kepercayaan mereka kemungkinan secara luas memang
     benar. Juga boleh dikatakan bahwa persepsi tersebut cukup benar
     menjadi petunjuk yang sahih bagi Nabi Muhammad SAW dalam

30
menghadapi umat Kristen Mekah dengan kelompok-kelompok
Kristen yang lain yang ada di Arabia yang ditemui pada dua tahun
terakhir di masa hayat Nabi Muhammad SAW.
    Ini bukan tempat untuk menguraikan secara terinci perlakuan
Nabi Muhammad SAW terhadap orang-orang Yahudi Madinah dan
tempat-tempat lain di Arabia. Masalah lain yang timbul dari sini
adalah karena Muhammad menyandarkan pernyataan kenabian
beliau berdasarkan atas kesamaan pengalaman kenabian beliau
dengan pengalaman Musa dan Isa (Yesus). Maka beliau tidak
dapat mengingkari kalau orang-orang Yahudi dan orang-orang
Kristen itu adalah ahli kitab, walaupun mereka nyaris hampir
menyimpang dari keaslian wahyu yang diberikan kepada Isa
dan Musa, sebagaimana yang diduga. Al-Qur'an memberikan
argumen-argumen yang menyerang orang-orang Nasrani
(Kristen). Sebagian terbesar umat mengatakan bahwa perubahan
serta ketidak murnian kitab suci Kristen dan Yahudi itu, secara
eksplisit disebutkan di dalam Al-Qur'an. Padahal dalam bab
ini akan dibicarakan kebenaran pernyataan tersebut, malahan
ajaran tersebut merupakan penafsiran yang meragukan terhadap
beberapa surat (dan ayat Al-Qur'an) dan hanya dikeluarkan oleh
ulama-ulama Islam setelah nabi Muhammad SAW wafat. Persepsi
pokok Al-Qur'an terhadap Yahudi dan Kristen dapat dikatakan
kalau mereka adalah ahli kiab, yang menerima kitab suci, pada
hakekatnya mengajarkan ajaran-ajaran yang sama seperti yang
ada pada Al-Qur'an. Sekalipun demikian, orang Yahudi dan Kristen
(ahli kitab) ini nyaris hampir menyimpang dari kebenaran kitab
suci yang asli, sekurang-kurangnya, mereka makin memperluas
ketidak mengertian dan ketidak menerimaannya kepada Nabi
Muhammad SAW.
    Berdasarkan landasan persepsi nabi Muhammad SAW pada
tahun-tahun pengasingan, beliau berinisiasi tentang apa yang
dikembangkan ke dalam sistem "minoritas yang terlindungi"
(dzimmi, ahl al-dzimmah) di dalam negeri Islam. Kelompok-
kelompok Yahudi dan Kristen diberi kadar otonomi internal di
bawah pemimpin-pemimpin agama mereka masing-masing,
menawarkan kepada mereka agar membayar pajak perlindungan
(jizyah) yang tidak memberatkan. Kebijakan perlindungan kepada
golongan minoritas ini sesuai dengan ide-ide tradisional Arab
untuk "melindungi" suku-suku yang lemah oleh suku-suku yang
kuat. Hal ini juga mendorong umat Islam untuk menghindarkan
hampir semua tanggung jawab yang tidak mungkin dapat dipikul
untuk mengubah orang-orang Yahudi dan Kristen atau mengusir
mereka dari wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan
Islam. Di mana para penyembah berhala dan orang-orang kafir itu
memilih Islam atau memilih pedang, maka orang-orang Kristen

                                                                   31
dan Yahudi dapat menjadi bangsa minoritas yang dilindungi. Maka
     dengan cara inilah persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen, walaupun
     hanya sebagian kecil saja yang benar dari umat Kristen di masa
     nabi Muhammad SAW, memberikan landasan-landasan bagi solusi
     pragmatis problema umat Kristen ke dalam negara Islam. Dalam
     hal ini, Al-Qur'an menambahkan sesuatu yang berguna bagi
     persepsi Kristiani terdahulu di Mekah.
         Setelah mengamati bagaimana persepsi Al-Qur'an terhadap
     Kristen, sungguhpun dalam berbagai cara yang tidak memadai,
     namun nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin awal mampu
     membuat kerangka kebijakan yang memuaskan terhadap
     umat Kristen, maka masalah kenabian Muhammad kembali
     dapat diperhatikan lagi. Ini adalah penting karena umat Kristen
     dewasa ini seharusnya mempunyai pandangan positif yang jelas.
     Sekalipun demikian, agaknya tidak mudah untuk menyusun
     rumusan pandangan, sebab memang ada perbedaan antara
     konsepsi Islam tentang nabi dan konsepsi Kristen kontemporer
     tentang nabi. Sementara bagi kristen, nabi itu mempunyai pesan
     risalah dari Tuhan untuk tempat dan zaman di mana nabi itu
     hidup. Dalam pada itu, dalam tradisi Islam nabi menerima wahyu
     yang aktual tanpa adanya campur tangan manusia selain bahasa
     dan sebagian pesan-pesan yang diwahyukan itu mempunyai
     validitas yang universal. Maka tidak dapat dipertahankan kalau
     segala hal yang ada di dalam Al-Qur'an itu universal, karena
     meliputi penegasan tentang kebijakan-kebijakan kontemporer,
     misalnya, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Perang Badar dan
     Uhud. Di abad ke delapan, seorang golongan Nestorian yang
     bernama Catholicos Timothy menyatakan bahwa Muhammad
     masuk ke jalan seorang "nabi", walaupun kenyataannya beliau
     bukanlah seorang nabi, dan hal ini mungkin saja terjadi karena
     Timothy ini sadar akan konsepsi kenabian Islam.
         Umat Kristen mulai mempertimbangkan masalah ini dengan
     menengok latar belakang historis karir Muhammad dan akibat
     historisnya. Sebagaimana yang nampak pada bab terdahulu,
     Kristen di masa itu mempunyai sejumlah kelemahan. Bangsa
     Arab Mekah yang tiba-tiba mempunyai kemakmuran ekonomi,
     menemukan jalan hidup tua mereka terdahulu yang sudah hilang,
     hingga mereka mengejar sesuatu misalnya suatu agama baru.
     Akan tetapi tidak satu pun bentuk yang ada di dalam Kristen yang
     mampu menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka itu. Dengan
     kata lain, ada kevakuman agama di Mekah pada saat itu, yang
     pada saat yang sama umat Kristen tidak dapat memenuhinya.
     Pengakuan berikutnya oleh sebagian yang hidup di Afrika Utara,
     tanah Bulan Sabit yang subur makmur dan Iran, menunjukkan
     bahwa ada pula kevakuman religius di wilayah-wilayah yang

32
disebutkan itu. Ada landasan-landasan untuk berpegang kepada
pendapat bahwa Allah di samping menunjukkan Islam untuk
memberi petunjuk yang lebih baik kepada umat manusia yang
sedang dirundung keruwetan. Dengan kata lain, Islam hadir di
muka bumi ini bukan disebabkan oleh usaha dan rencana manusia
melainkan oleh karena inisiatif ilahiah.
    Apabila inisiatif ilahiah ini diakui, maka dipertanyakan
bagaimana Tuhan telah bertitah melalui Muhammad. Dalam
semua tulisan saya tentang Muhammad yang dimulai hampir
selama empat puluh tahun yang lalu, saya senantiasa berpendapat
bahwa Muhammad itu tulus murni dalam berfikir karena Al-
Qur'an itu bukan ciptaannya sendiri, melainkan datang kepada
beliau dari luar dirinya. Oleh karena itu saya tidak pernah
menggunakan kata "Muhammad berkata" tentang pernyataan-
pernyataan Al-Qur'an sungguhpun saya sendiri menyalahkan ini,
namun saya selalu menggunakan frase yang netral "Al-Qur'an
berkata" atau "Al-Qur'an mengatakan." Pada tahun 1953 yang lalu
saya pernah berpandangan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan Ilahi,
namun diciptakan lewat kepribadian Muhammad SAW, maka
dalam cara yang sama bahwa gambaran-gambaran tertentu Al-
Qur'an terutama dianggap berasal dari kemanusiaan Muhammad."
Namun belakangan ini saya menyatakan bahwa pesan-pesan
risalah yang diwahyukan dapat dianggap sebagai diperantarai
oleh ketidaksadaran Nabi SAW, sekalipun langsung berasal dari
Tuhan. Pandangan tersebut akan mampu menjelaskan gambaran
persepsi-persepsi Al-Qur'an tentang Kristen, namun saya tidak
akan mempertahankan pandangan tersebut. Berdasarkan
pandangan Islam yang baku bahwa Al-Qur'an itu seluruhnya
berasal dari Allah dan bahwa kepribadian Muhammad SAW
itu sama sekali tidak memberi kontribusi terhadap Al-Qur'an.
Barangkali sulit untuk menjelaskan kekurangan dan kekeliruan
pernyataan-pernyataan tentang masalah-masalah yang dikandung
oleh Bibel. Walaupun demikian, apa yang penting di sini bukannya
memberikan penjelasan yang tepat tentang "cara" wahyu turun
dalam terma-terma modern, baik pemyataan ketidaksadaran
maupun yang lain. Sebaliknya, yang penting di sini adalah untuk
menegaskan tentang bagaimana kepribadian atau bagaimana
kepribadian yang lain dan pandangan dunia Muhammad masuk
ke dalam pesan-pesan wahyu yang diturunkan oleh Tuhan.
Petunjuk yang dapat dilacak berkenaan dengan kasus Hosea di
dalam Perjanjian Lama, karena Tuhan memperlihatkan kepada
Hosea dengan pengalaman isterinya sendiri yang tidak beriman,
maka ada suatu pengalaman yang paralel tentang pengalaman
ketidak berimanan (kekufuran) bangsa Israel kepada Tuhan.
    Yang terutama penting bagi umat Kristen dewasa ini adalah

                                                                   33
ketidak sempurnaan persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen itu tidak
     perlu membatasi nilai-nilai positif kebesaran ajaran Al-Qur'an, yang
     menambahkan bukti kebenaran-kebenaran sentral tradisi agama
     Ibrahim. Tuhan adalah Sang Pencipta sekalian manusia, yang
     telah menciptakan dunia sebagai tempat yang sesuai bagi makna
     kehidupan manusia. Tuhan menghendaki seluruh umat manusia
     itu beriman kepadaNya. Tuhan menghendaki keseimbangan
     kualitas moral kehidupan manusia di Hari Kemudian. Tuhan
     memanggil kepada semua manusia yang beriman untuk hanya
     menyembah kepada satu-satunya Allah bukan menyembah
     kepada yang lain selain Allah; agar berterima kasih kepadaNya dan
     mengikuti jalan hidup yang lurus, terutama dengan bersedekah
     dan bermurah hati mendermakan rejeki yang diberikan kepada
     mereka. Al-Qur'an juga menghadirkan Muhammad sebagai
     pribadi yang dipilih oleh Allah untuk membawa pesan risalah
     kenabian kepada penduduk Mekah, kepada bangsa Arab dan
     bahkan kepada publik manusia yang lebih luas. Dalam cahaya
     nilai-nilai positif yang agung tentang ajaran Al-Qur'an dan
     kesuksesan-kesuksesan praktis yang dihasilkan dari kenabian ini,
     persepsi-persepsi yang tak memadai terhadap Yahudi dan Kristen
     tidak dapat dinilai menjadi kelemahan yang serius, misalnya,
     untuk meniadakan semua hal yang disuarakan dan benar. Ada
     prinsip Kristiani yakni, "dari buah-buah mereka yang hendaknya
     engkau ketahui", dan secara pasti Islam membawa berjuta-juta
     kehidupan yang lebih baik ketimbang sisi lain yang sudah mereka
     miliki. Bahkan harus dikatakan agar dapat menolong menjadikan
     sebagian orang suci Kristen.
         Massignon dan Foucauld masuk Kristen dengan menyaksikan
     Islam kepada kebenaran hidup Tuhan. Seseorang menulis tentang
     Foucauld dan ketaatannya kepada kematian dalam Islam. Bagi
     seorang mistik, jiwa-jiwa yang mati itu dinilai sebanyak jiwa-jiwa
     yang hidup dan pekerjaan pokoknya yang khusus adalah untuk
     mensucikan keabadian Islam -- yang telah dan akan menjadi atas
     nama keabadian -- dalam menolong untuk memberikan seorang
     suci kepada Kristen.
         Lebih dari itu, ada banyak contoh dalam Bibel dan sejarah
     Kristiani, bagaimana Tuhan dapat mencapai tujuan-Nya lewat alat-
     alat apapun yang ada di tangan (kekuasaan)-Nya, bahkan ketika
     mereka memiliki kelemahan.
         Jadi umat Kristen harus mengikuti kebenaran mendalam pada
     pernyataan Al-Qur'an agar mengakui agama Ibrahim. Umat Yahudi,
     umat Kristen dan umat Islam, semua mempunyai keimanan
     yang kembali kepada Ibrahim, sungguhpun dengan nama apa
     saja keimanan itu diberi nama. Sementara, sebagian umat Islam
     agaknya berfikir bahwa suatu agama itu wajib tetap asli-murni

34
tidak berubah-ubah. Dalam pada itu, sebagian umat Kristen
melihat agama sebagai suatu hal yang hidup yang tumbuh dan
berkembang sampai-sampai menemukan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat manusia yang senantiasa menjadi dan berubah tak
kenal usai, dan hanya di pusatnyalah yang tetap dan yang tidak
berubah untuk selama-lamanya.




                                                                 35
36
Bab: III
                                                                    Bab: III
                        Elaborasi Persepsi
                              Al Qur'an



D     i masa Khalifah Umar bin Khatthab (634-644 Masehi),
      pasukan kaum muslimin menaklukkan Syria, Iraq dan
Mesir. Umat Kristen di negeri-negeri yang ditaklukkan oleh kaum
muslimin ini mengakui status minoritas yang dilindungi dan
tidak mendapat tekanan apa pun dari kaum muslimin. Ini berarti
bahwa umat Islam yang hidup di wilayah-wilayah negeri tersebut
memperoleh kesempatan pindah agama Kristen. Sementara
sebagian umat Kristen dapat menghasilkan argumen-argumen
yang kuat untuk menentang Islam dengan menunjukkan ketidak
sesuaian antara Al-Qur'an dan Bibel. Persepsi Al-Qur'an tentang
Kristen ketika dipublikasikan ke dalam situasi semacam ini benar-
benar tidak berdaya. Namun demikian, tak dapat disangkal bahwa
tanpa penolakan AI-Qur'an dan demikian pula tanpa penolakan
ulama Islam yang mulai mengelaborasi beberapa aspek persepsi
dengan masing-masing caranya untuk melemahkan argumen-
argumen yang anti Islam.


    Dugaan Ketidakmurnian Dalam
             Kitab Suci
    Salah satu prestasi paling penting para ulama Islam masa awal
adalah pengembangan ajaran pada titik pandang yang luas, dalam
mana masa lampau Yahudi dan Kristen telah mengkorupsi atau
mengubah kitab suci mereka. Pengubahan ini dilakukan tidak
lama setelah kitab Taurat dan Injil yang sebenamya asli diterima
oleh Nabi Musa dan Isa secara berturut-turut. Hal ini memudahkan
bagi umat Islam untuk menepis berbagai argumen dari umat
Kristen yang didasarkan atas kitab Bibel. Klaim bahwa ajaran
Kristen ini telah dikorupsi atau "berubah" --tahrif-- diketemukan
di dalam Al-Qur'an. Ada empat ayat Al-Qur'an yang memakai kata
yuharrifuna yang merupakan bentuk kata kerja dari kata tahrif
sebagai masdarnya. Pengujian keempat ayat ini menunjukkan
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen Daniel Saroengoe
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI lokobaltenius
 
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptx
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptxMATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptx
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptxAdhyMedia
 
Power point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuPower point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuIbn Mawardi
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gerejaonchy
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANSri Wiji Lestari
 
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilangan
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilanganSesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilangan
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilanganalbertus purnomo
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Maghfur Amien
 
Makalah Teologi perjanjian baru, allah
Makalah Teologi perjanjian baru, allahMakalah Teologi perjanjian baru, allah
Makalah Teologi perjanjian baru, allahYakub Unsula
 
Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia Alexander Priestly
 
Bedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab YakobusBedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab YakobusSABDA
 
Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anYulan Afriani
 
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Maulana Arief
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaKirenius Wadu
 

La actualidad más candente (20)

Aik ppt 1
Aik ppt 1Aik ppt 1
Aik ppt 1
 
Antropologi perspektif iman kristen
Antropologi  perspektif iman kristen Antropologi  perspektif iman kristen
Antropologi perspektif iman kristen
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptx
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptxMATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptx
MATERI BAB VII KARYA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN - Copy.pptx
 
Power point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nuPower point makalah muhammadiyah dan nu
Power point makalah muhammadiyah dan nu
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
 
Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
 
O catolicismo por laurence a. justice
O catolicismo por laurence a. justiceO catolicismo por laurence a. justice
O catolicismo por laurence a. justice
 
Chiesa ortodossa 1
Chiesa ortodossa 1 Chiesa ortodossa 1
Chiesa ortodossa 1
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
 
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilangan
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilanganSesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilangan
Sesi 6 Pengajaran Taurat KPKS kitab Imamat dan bilangan
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Makalah Teologi perjanjian baru, allah
Makalah Teologi perjanjian baru, allahMakalah Teologi perjanjian baru, allah
Makalah Teologi perjanjian baru, allah
 
Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia
 
Masa liturgi
Masa liturgiMasa liturgi
Masa liturgi
 
Bedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab YakobusBedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab Yakobus
 
Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'an
 
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah Apologetika
 
Ilmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - KhawarijIlmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - Khawarij
 

Destacado

Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaKirenius Wadu
 
Asal usul kitab suci
Asal usul kitab suciAsal usul kitab suci
Asal usul kitab suciIdul Choliq
 
Mengenal Alkitab - 2015
Mengenal Alkitab - 2015Mengenal Alkitab - 2015
Mengenal Alkitab - 2015Setia Wirawan
 
Alkitab adalah firman allah
Alkitab adalah firman allahAlkitab adalah firman allah
Alkitab adalah firman allahFred Umis
 
Mempelajari alkitab 24april2016
Mempelajari alkitab  24april2016Mempelajari alkitab  24april2016
Mempelajari alkitab 24april2016Setia Wirawan
 

Destacado (6)

Sekolah teologi online alkitabiah
Sekolah teologi online alkitabiahSekolah teologi online alkitabiah
Sekolah teologi online alkitabiah
 
Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lama
 
Asal usul kitab suci
Asal usul kitab suciAsal usul kitab suci
Asal usul kitab suci
 
Mengenal Alkitab - 2015
Mengenal Alkitab - 2015Mengenal Alkitab - 2015
Mengenal Alkitab - 2015
 
Alkitab adalah firman allah
Alkitab adalah firman allahAlkitab adalah firman allah
Alkitab adalah firman allah
 
Mempelajari alkitab 24april2016
Mempelajari alkitab  24april2016Mempelajari alkitab  24april2016
Mempelajari alkitab 24april2016
 

Similar a JUDUL

Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSuardi Al-Bukhari
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfDMI
 
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAjaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAhmadi Muslim
 
1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdfahmad219599
 
Asal usul orientalisme
Asal usul orientalismeAsal usul orientalisme
Asal usul orientalismeDedy Irawan
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaZhulkeflee Ismail
 
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonry
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonryBuku Harun Yahya : Ancaman global freemasonry
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonryBMG Training Indonesia
 
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi Dildaar Ahmad Dartono
 
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)BahRum Subagia
 
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)BahRum Subagia
 
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)BahRum Subagia
 
Islam dalam krisis multidimensi
Islam dalam krisis multidimensiIslam dalam krisis multidimensi
Islam dalam krisis multidimensiFatih Aziz
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaKodogg Kritingg
 
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap Islam
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap IslamSayyid qutb - Salah Faham terhadap Islam
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap IslamImran
 
Ancaman global freemasonry
Ancaman global freemasonryAncaman global freemasonry
Ancaman global freemasonryIbrahym Ullah
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfZukét Printing
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxZukét Printing
 

Similar a JUDUL (20)

Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAjaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
 
1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf
 
Asal usul orientalisme
Asal usul orientalismeAsal usul orientalisme
Asal usul orientalisme
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
 
Barat l iberal-insists
Barat l iberal-insistsBarat l iberal-insists
Barat l iberal-insists
 
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonry
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonryBuku Harun Yahya : Ancaman global freemasonry
Buku Harun Yahya : Ancaman global freemasonry
 
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi
Pengantar pengenalan Sejarah Agama Yahudi
 
Worldview Slide Lengkap
Worldview Slide LengkapWorldview Slide Lengkap
Worldview Slide Lengkap
 
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
 
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
Liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)
 
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
Makalah mata kuliah manajemen dakwah (orientalisme)
 
Islam dalam krisis multidimensi
Islam dalam krisis multidimensiIslam dalam krisis multidimensi
Islam dalam krisis multidimensi
 
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agamaSejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
Sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama
 
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap Islam
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap IslamSayyid qutb - Salah Faham terhadap Islam
Sayyid qutb - Salah Faham terhadap Islam
 
Ancaman global freemasonry
Ancaman global freemasonryAncaman global freemasonry
Ancaman global freemasonry
 
Pertemuan XI
Pertemuan XIPertemuan XI
Pertemuan XI
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
 

Último

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Último (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

JUDUL

  • 1. Titik Temu Islam dan Kristen: Persepsi dan Salah Persepsi William Montgomery Watt 1996
  • 2.
  • 3. Titik Temu Islam dan Kristen: Persepsi dan Salah Persepsi William Montgomery Watt 1996
  • 4. TITIK TEMU ISLAM DAN KRISTEN Persepsi dan Salah Persepsi   William Montgomery Watt Penerjemah: Zaimudin   Hak Terjemahan pada Penerbit Gaya Media Pratama Jakarta Desain Sampul: Salimi Akhmad Diterbitkan Oleh: Penerbit Gaya Media Pratama Jakarta Dicetak Oleh: Percetakan Radar Jaya Jakarta Anggota IKAPI Cetakan 1, 1996   ISBN 979-578-007 7
  • 5. Daftar Isi Pengantar Penerjemah v Kristen Dipertemukan Dengan Islam 1 Berbagai Perbedaan Kebudayaan  1 Ortodoksi 3 Golongan Monofisit  4 Golongan Nestorian  6 Pengetahuan Kristen di Mekah  7 Kelemahan Kristen  8 Persepsi Al-Qur'an Tentang Kristen 11 Persepsi Umum Kenabian  11 Persepsi Yahudi  15 Persepsi Tentang Kristen  18 Fungsi Persepsi yang Kurang Memadai  29 Elaborasi Persepsi Al  Qur'an 37 Dugaan Ketidakmurnian Dalam Kitab Suci  37 Muhammad Telah Diramalkan Didalam Bibel  41 Persepsi Islam Tentang Sejarah  45 Kesempurnaan dan Kemandirian Islam  50 Persepsi Sejarah Selanjutnya  54 Titik Temu Dengan Filsafat Yunani 63 Sikap Islam Terhadap Filsafat Yunani  63 Sikap Kristen Terhadap Filsafat Yunani  67 Refleksi Lebih Lanjut  68 Titik Temu Dalam Kekuasaan Islam 73 Kolonialisme Islam  73 Polemik dan Apologetika Al-Qur'an  78 Apologetika Kristen  86 Refleksi 89 Titik Temu Dengan Eropa Zaman Pertengahan 91 Andalusia dan Spanyol Islam  91 Perubahan Persepsi dari Perang Salib  94 Persepsi Kristen Terhadap Islam  101 Latar Belakang Titik Temu Modern 109
  • 6. Kerajaan Ottoman  109 Penjajahan Eropa  111 Gerakan Intelektual Baru di Eropa  115 Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern  118 Titik Temu Modern 123 Hasrat Umat Islam Terhadap Pendidikan dan Teknologi Barat  123 Golongan Misioner dan Persepsinya Terhadap Islam  127 Golongan Orentalis Eropa  131 Reaksi Islam Terhadap Orientalisme  141 Kebangkitan Islam  145 Awal Dialog  152 Menuju Hari Depan 159 Agama dan Kultur Keagamaan  159 Hidup Berdampingan dengan Agama Lain  168 Tuntutan Umat Kristen  177 Tuntutan Umat Islam  181 Menuju Sikap Hormat Kepada Agama-Agama  183 Tentang Pengarang 185 iv
  • 7. Pengantar Penerjemah W illiam Montgomery Watt adalah seorang penulis barat tentang Islam. Ia pernah mendapatkan gelar "Emiritus Professor," gelar penghormatan tertinggi bagi seorang ilmuwan. Gelar ini diberikan kepadanya oleh Universitas Edinburgh. Penghormatan ini diberikan kepada Watt atas keahliannya di bidang bahasa Arab dan Kajian Islam (Islamic Studies). Tentu kajian Islam ini beliau tekuni selama bertahun-tahun sehingga sampai kepada keahlian yang dimilikinya. Hasilnya, berbagai buku telah dilahirkan dari hasil pikiran dan penelitiannya tentang Islam. Di pihak lain, beliau juga banyak menulis tentang kajian non Islam, misalnya tentang Kristen, Hindu, Budha, dan agama-agama besar lainnya di dunia, termasuk di dalamnya adalah agama Yahudi. Kajian-kajian yang dilakukan meliputi berbagai aspek, baik aspek ajaran maupun aspek masyarakat beragama sesuai dengan landasan pemikiran fenomenal dalam kehidupan keagamaan yang dipeluknya. Dengan demikian, tidak salah bila dikatakan bahwa William Montgomery Watt adalah sosok ilmuwan barat yang selalu mengkaji masalah-masalah yang berkembang pada kehidupan keberagamaan manusia di dunia. Perkembangan yang senantiasa diikutinya ini mempengaruhi sikap Watt dalam menatap zaman dan merangkumnya dalam sudut pandang yang lebih harmonis, namun tetap menghorrnati peran agama yang dipeluk oleh manusia di dunia. Buku ini mencoba mengkaji persoalan-persoalan yang berkembang bagi setiap pemeluk agama, yang satu dengan yang lainnya tentu mempunyai perbedaan, entah esensial entah substansial. Walaupun demikian, disadari bahwa agama-agama yang dipeluk oleh manusia itu benar-benar mempunyai landasan ajaran agamanya masing-masing pemeluknya. Lalu, tiap-tiap pemeluk agama itu memahami ajaran-ajaran agamanya sendiri sesuai dengan persepsi dan asumsi tiap pemeluknya. Berdasarkan asumsi-asumsi dan persepsi-persepsi yang dimiliki oleh pemeluk agama itu dijadikan alat untuk menafsiri ajaran agamanya yang diyakini sebagai kebenaran -- mungkin bersifat sementara mungkin juga bersifat permanen. Kemudian dipegangi sesuai dengan aksiomatika yang diyakininya sebagai kebenaran.
  • 8. Oleh karenanya, tentu hasilnya berbeda-beda antara satu pemeluk agama dengan pemeluk agama yang lain. Ini pun masih dalam kerangka memahami satu agama yang dipahami oleh pemeluk-pemeluknya. Bagaimana jika pemeluk satu agama tertentu mencoba memahami satu agama yang lain? Tentu hasilnya akan berbeda dengan apa yang biasa dipahami oleh pemeluk agamanya sendiri ketimbang oleh pemeluk agama yang lain. Belum lagi apabila dikaitkan dengan sikap dan watak manusia, apakah pengkaji suatu agama itu bisa jujur ataukah juga bisa tidak jujur. Seluruh sejarah pertentangan Islam-Kristen yang telah berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar itu, menurut Watt, diliputi oleh mitos-mitos dan persepsi-persepsi yang salah. Namun sebagian persepsi dan mitos itu masih diabadikan sampai hari ini. Yang aneh bahwa mitos dan persepsi itu selalu bertumbuh dan berkembang sehingga merusak persepsi Islam dan Kristen satu sama lain. Bagi Watt, memperdebatkan kedua agama -- Islam dan Kristen -- itu diperlukan pengetahuan yang lebih akurat. Juga diperlukan apresiasi yang lebih positif dan kreatif terhadap agama lain. Jalan yang hendak ditempuhnya adalah bagaimana pemeluk agama yang satu dapat menghormati pemeluk agama yang lain, bagaimana menghormati agama satu dengan agama yang lain, dan bagaimana antara berbagai pemeluk agama itu memampukan dirinya untuk dapat melihat agama lain sebagai partner bukan sebagai lawan yang harus dimusuhi dalam kehidupan semesta. Akhirnya, kepada sidang pembaca buku ini dipersembahkan untuk sama,sama memahami isi dan maknanya dalam setiap kajian yang dilakukan oleh Watt. Ditangan pembacalah penilaian akan kebenaran dan manfaat yang terkandung dalam hasil pena seorang Barat yang mencoba memahami Islam Kristen dari sudut pandangnya sendiri. Sidang pembaca mempunyai hak sepenuhnya untuk merenungi maknanya dan untuk menjadikannya sebagai titik tolak memahami Islam-Kristen dalam perspektif masa depan yang lebih luas. Semoga Tuhan melindungi kita, dengan rahmat dan petunjukNya. Amin. Jakarta, 20 Januari 1996 Penterjemah Zaimudin vi
  • 9. Kristen Dipertemukan Bab: I Bab: I Dengan Islam K etika kita mulai berfikir tentang Kristen yang diketemukan oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin awal, dapat dikatakan bahwa Kristen pada masa itu memang sungguh amat berbeda dengan Kristen yang kita kenal hari ini. Sekitar tahun 600 Masehi, ada sekelompok khusus umat Kristen yang melembagakan Gereja Besar, yang belakangan terpisah dan kini terpecah menjadi Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Protestan. Namun ada pula segolongan umat Kristen penting yang telah keluar dari Gereja Besar itu seperti golongan heretik (bid'ah). Yang disebut terakhir ini seringkali dikenal sebagai golongan Monofisit (golongan Yakobit dan Copt) dan golongan Nestorian. Sebagian terbesar umat Kristen Mesir, Palestina, Syria dan Iraq --wilayah-wilayah negeri yang dipimpin oleh umat Islam-- yang kemungkinan besar mempunyai golongan-golongan heretikal (bid'ah) itu. Golongan-golongan bid'ah ini sebagian besar terdiri dari umat Kristen yang berada di Arabia sendiri. Berbagai Perbedaan Kebudayaan Perbedaan keagamaan antara ortodoksi dan heresi amat dekat bertalian dengan perbedaan etnik ataupun mungkin lebih bertalian dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan. Gereja Besar yang secara akrab diasosiasikan dengan kelompok-kelompok yang berkuasa di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang secara esensial di Byzantine atau Kekaisaran Roma Timur, dan yang pada hakekatnya adalah berkebudayaan Yunani. Golongan Heresy-Monofisit, di pihak lain, menjadi fokus perasaan anti-Yunani di antara bangsa Mesir, pribumi dan Kopti serta di antara bangsa Yakobit Syria, yang terkadang dilukiskan sebagai bangsa Syria Barat. Golongan heresy Nestorian telah memainkan peranan yang sama bagi orang-orang yang acapkali disebut sebagai bangsa Syria Timur, dan bertentangan dengan pemikiran Yunani yang menyebabkan mereka keluar dari Kekaisaran Byzantine. Semenjak
  • 10. tahun 600 Masehi mereka membangun pusat kegiatannya yang utama di Iraq pada Kekaisaran Sassanian (Persia). Gereja Besar ini juga meliputi umat Kristen Eropa Barat, yang secara mendasar memiliki kebudayaan Latin dan yang pada tahun 600 Masehi mereka terpecah belah menjadi berbagai macam ajaran Prankish dan kerajaan-kerajaan kecil yang lain. Namun semenjak awal abad ke tujuh bangsa Arab tidak mempunyai kontak lagi dengan mereka. Pada konsili ekumenikal Gereja (misalnya Konsili Nicaea pada tahun 325 Masehi dan Konsili Chalcedon pada tahun 451 Masehi) kultur uskup-uskup Gereja telah memainkan peranan yang dominan. Rumusan-rumusan Trinitas dan ajaran Kristologi secara resmi diterima oleh konsili tersebut, yang secara luas pada terma-terma khas filsafat Yunani, yang lalu belakangan pada terma-terma khas Kekaisaran Byzantine. Kultur uskup-uskup Latin pada umumnya kurang berfikir falsafi ketimbang bangsa Yunani melainkan menyetujui rumusan-rumusan Yunani. Kendatipun demikian, barangkali ada catatan penting yang bermanfaat sehingga terma-terma Latin untuk ajaran trinitas (satu substantia, tiga personae) diakui sebagai equivalen dengan bahasa filsafat Yunani (satu ousia, tiga hypostaseis), walaupun terma itu tidak identik benar, karena kata substantia secara etimologis berkorespondensi dengan kata hypostaseis. Uskup-uskup mewakili masyarakat Mesir serta masyarakat Syria Timur dan Syria Barat untuk menolak rumusan Yunani dan mengadopsi berbagai alternatif. Akibatnya mereka keluar dari Gereja Besar dan pada kasus golongan Nestorian, mereka keluar dari kekaisaran Kristen. Sebagian bangsa manusia dewasa ini, ketika mereka memperhatikan diskusi-diskusi doktrinal secara terinci tentang Trinitas dan pribadi Kristus. Mereka mempunyai kesan berada pada labirin abstraksi-abstraksi, yang mempuyai relevansi dengan kehidupan aktual Kristen yang kelihatannya keras. Saya berpegang pada pendapat bahwa kita dapat mulai membuat sedikit pengertian tentang diskusi-diskusi tersebut apabila kita bertanya mengapa para pendukung tersebut melakukan perhelatan dan menjawab pertanyaan ini dengan melihat gambaran dari latar belakang kebudayaan masing-masing. Apakah mereka berpikir akan menjadi problema pokok kehidupan manusia, dan bagaimana mereka memahami Yesus untuk memecahkan problema yang mereka hadapi tersebut? Dengankata lain, apakah kepercayaan dasariah itu yang melandasi argumen-argumen, dan bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan? 2
  • 11. Ortodoksi Memang benar, kebudayaan Yunani jauh dari realitas homogenus, karena di bawah payung kebudayaan Yunani ini bangsa manusia berasal dari berbagai macam latar belakang dimana bahasa ibu, seperti logat Lycaonia, tidak mencapai status bahasa kesusasteraan sebagaimana bahasa Koptik dan bahasa Syria. Satu gambaran kebudayaan Yunani adalah kepercayaannya kepada ortodoksi. Maka tak pelak lagi kalau kawasan timur Gereja Besar itu dikenal sebagai Gereja Ortodoks, yang karenanya dapat dikatakan di sini bahwa persetujuan-persetujuan paripurna kepada kepercayaan tersebut diyakini menjadi landasan bagi persatuan umat Kristen. Di pihak lain, kawasan barat lebih berpihak kepada Katolisitas gereja, yakni persatuan gereja sedunia, dan persatuan gereja sedunia ini dipertahankan oleh makna otoritas hirarki yang berasal dari Rasul-rasul yang asli. Visi ortodoks dari homoginitas komunitas pada iman dan persatuan dalam peribadatan adalah penting bagi gereja sebagai suatu keseluruhan. Namun pada prakteknya visi ini dapat diselewengkan kepada alat mayoritas yang dominan untuk berbuat tirani kepada minoritas. Ortodoksi menjadi berarti pengakuan rumusan- rumusan kredal, dan dari pengertian inilah subyek negosiasi antara berbagai macam golongan pada konsili-konsili ekumenikal yang terjadi. Dalam negosiasi ini, golongan minoritas seperti masyarakat Kristen di Mesir dan di Syria yang tidak mendapat tempat, lalu harus memilih antara meninggalkan sebagian kepercayaan mereka yang paling mendalam dan meninggalkan Gereja Besar. KebudayaanYunani sebelum zaman Kristen mempuyai ciri khas yang membentuk konsep dualistik tentang pribadi manusia, dimana ruh dianggap sebagai esensinya dan tubuh sebagai instrumen semata. Bahkan telah menjadi tradisi dalam pemikiran Yunani yang menyebutkan bahwa tubuh (soma) adalah kuburan dari ruh (jiwa), sehingga kehidupan yang sesungguhnya hanya dimulai ketika ruh itu terbebas dari badan. Pemikir awal Kristen yang berpandangan Yunani adalah Clement dari Alexandria (meninggal pada tahun 215 Masehi?) yang jelas-jelas bukan orang Mesir sekalipun menghabiskan masa hidupnya di Mesir, dan yang bertujuan untuk mempertahankan iman Kristen pada terma filsafat belakangan ini. Menurut Clement, Ruh (jiwa) rasional adalah person yang esensial, akan tetapi manusia dalam pemikiran dan sikap menjadi irrasional. Karenanya dosa itu berada pada tunduknya akal dari tekanan hawa nafsu. Inilah yang menjadi problema utama bagi kemanusiaan, maka karya Kristus yang 3
  • 12. unik itu dilihat sebagai membawa pengetahuan yang benar dan terbebasnya akal manusia dari batasan-batasan alam irrasional. Pengetahuan yang benar dipegangi membawa tindakan yang benar, dan kehidupan manusia yang ideal adalah satu hal dimana rasionalitas itu dikembangkan seluas-luasnya. Tingkat berikutnya pada pemikiran Yunani dapat dilihat pada karya Gregory dari Nyssa (meninggal tahun 395 Masehi) , adalah salah seorang yang paling bertanggung jawab atas ajaran Trinitas dalam Konsili Konstantinopel (tahun 381 Masehi). Dalam Konsili Konstantinopel ini dinyatakan bahwa Kristus adalah manusia seperti kita (homousios) sebagai sang Bapa, tidak sama seperti manusia biasa (homogousios). Gregory menekankan bahwa dalam diri Kristus kita lihat watak operasional yang identik dengan diri Sang Bapa, yakni memberi kehidupan dan kesehatan, yang membersihkan dosa dan memberi petunjuk. Bagi Gregory, pribadi manusia yang secara hakikiah adalah ruh atau jiwanya, diciptakan pada waktu yang sama seperti tubuh atau badan. Tubuh atau badan jasmani itu dengan sendirinya tidak sehat, akan tetapi lewat hubungannya dengan ruh, ruh jadi diwarnai dengan pengaruh nafsu syahwat dan cinta, dan karya Kristus adalah untuk membersihkan jiwa atau ruh dari pengaruh-pengaruh nafsu tersebut. Pada kebangkitan ruh itu akan memberikan tubuh baru yang tidak dilalui dan kekal abadi. Pernyataan ringkas ini barangkali cukup memberikan ide kebudayaan Yunani tentang rumusan suci (kredal) yang didasarkan pada Gereja Besar. Golongan Monofisit Perbedaan antara kebudayaan Yunani, kebudayaan Mesir, serta umat Kristen Syria paling jelas ditampilkan oleh pandangan Kristen yang berkembang ke dalam Gereja Koptik. Diantara gambaran-gambaran yang dikenal oleh kebudayaan Mesir pra-Kristen adalah praktek mumifikasi dan bangunan piramida. Mumifikasi dan piramida ini menunjukkan kecenderungan yang intens kepada penguasaan mortalitas manusia dan kecenderungan yang sama sebagai yang didapatkan pada sebagian penulis Kristen yang berasal dari bangsa pribumi Mesir asli, diantara mereka yang terkenal adalah Athanasius (meninggal tahun 373 Masehi). Pada penulis-penulis tersebut kita ketahui konsep monistik pribadi manusia, yakni, walaupun pribadi manusia itu terdiri dari ruh dan badan, badan mendapat porsi yang sama dengan ruh dalam diri manusia. Menurut Athanasius, manusia pada hakekatnya adalah kekal abadi atau makhluk hidup 4
  • 13. seperti binatang namun karena diberi akal oleh Tuhan (maka disini binatang tidak identik manusia yang diberi ruh sehingga manusia itu kekal abadi untuk selama-lamanya). Walaupun demikian, manusia itu kehilangan keabadiannya karena diperdaya oleh iblis atau setan dan bukan karena mempunyai tubuh yang dipandang sebagai sumber kejahatan. Karya Kristus menurut Athanasius itu ada dua hal. Di satu pihak, Kristus menerima hukuman mati atas nama dosa kemanusiaan. Kendatipun demikian, ada yang lebih penting dari ini adalah inkarnasi firman tuhan pada Yesus yang menjadikan hakekat kemanusiaannya tidak dapat dikorupsi dan akan dibangkitkan lagi nanti setelah manusia meninggal dunia. Yesus benar-benar mati karena demi mencapai penyelamatan bagi kemanusiaan, namun karena tubuhnya itu bersatu dengan firman Tuhan maka tidak lama lagi akan mendapatkan korupsi agar di hari ketiga akan dibangkitkan kembali. Melalui asosiasi dengan tubuh Kristus ini, umat Kristen memberi sumbangan kepada kebaikan dan keabadian. Athanasius mempunyai kalimat yang menjelaskan: "Kristus mengalami inkarnasi karena dia yang menjadikan sifat ketuhanan kita. Pada baris ini, tidak sulit untuk memahami pemikiran Kristiani Mesir kuno sebelum penaklukan dengan kematian dan membebaskannya. Dari pertimbangan pemikiran ajaran Athanasius ini, kemungkinan besar dapat dipahami bagaimana hal itu tidak dapat dihindarkan bagi para pemikir Mesir atau para pemikir Koptik terkemudian untuk mengadopsi monofisitisme, ajaran akan adanya ketuhanan yang tunggal --hakekat manusia pada diri Kristus. Problema sentral kehidupan manusia, problema mortalitas, diatasi oleh penyatuan Firman Tuhan dengan hakekat manusia, bahwa hakekat manusia itu kekal abadi. Di pihak lain, apabila pada diri Kristus itu hakekat ketuhanan dan hakekat kemanusiaan yang kekal abadi dua-duanya. Sementara itu, hakekat manusia biasanya masih tetap menjadi subyek yang meninggal dunia, diyakini oleh umat Kristen. Berdasarkan pemikiran yang ada pada tradisi Mesir kuno ini, maka pemikiran tersebut sebetulnya mirip dengan penolakan tugas penyelamatan Kristus. Cabang dari golongan monofisit yang lain, golongan Yacobit atau Syria Barat, bersikukuh dengan ajaran satu Tuhan --hakekat manusia karena adanya perbedaan alasan yang rendah nan sederhana. Pandangan mereka dengan baik sekali dapat dipelajari pada tulisan-tulisan Severus dari Antioch (meninggal tahun 538 Masehi), yang menjadi penyokong pandangan Patriarch dari Antioch sejak tahun 512 sampai 518 Masehi. Severus memegangi pandangan monistik tentang pribadi manusia, paling kurang, sampai meluas hingga dia tidak lagi mengakui penyelamatan sebagai bebas merdeka dari tubuh. Menurut Severus sebagaimana 5
  • 14. pandangan sebagian bangsa Semit, problema besar bagi makhluk yang bemama manusia itu adalah tercapainya keselamatan pada sisi kehidupan ekonomi dan material. Penderitaan dan kesengsaraan, secara umum dipandang sebagai hukuman karena dosa yang diperbuat manusia, sekalipun dalam beberapa kasus digunakan oleh Tuhan untuk menarik kembali hamba-hambaNya menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam pemikiran Severus, Tuhan adalah "penguasa tindakan" - enezgeia - yang paling utama bukannya akal budi. Inkarnasi Firman Tuhan dalam Yesus berarti bahwa pada diri Yesuslah kita melihat hakekat ketuhanan- manusia atau energeia teandrik. Dengan energeia teandrik ini manusia dibebaskan dari kekuatan-kekuatan jahat yang membujuk dan memperdaya manusia untuk berbuat dosa dan dari perbuatan dosa inilah yang mendatangkan hukuman bagi manusia. Umat Kristen hendaknya mendapatkan keuntungan- keuntungan dari pembebasan tersebut dengan berpartisipasi pada Eucharist. Pemikiran Severus yang paling mendasar adalah konsepsi kekuasaan Tuhan ini yang mengejawantahkan dirinya pada seluruh hidup manusia, dan membawa keselamatan bagi kemanusiaan sebagai suatu keseluruhan. Kendatipun demikian, hasil ini tidak dapat diraih apabila hakekat ketuhanan dan hakekat kemanusiaan pada diri Yesus itu masih tetap terpisah tidak manunggal jadi satu pada satu orang. Lebih lanjut pandangannya bahwa Yesus itu sungguh-sungguh bersifat ketuhanan dan sekaligus bersifat kemanusiaan, akan tetapi hakekat kemanusiaan dan hakekat ketuhanan itu sesungguhnya berbeda satu dengan yang lain. Pandangan seperti ini pada pandangan resmi konsili- konsili eukumenikal dan sebagian besar umat Kristen dewasa ini, tak pelak lagi, meyakini pandangan yang dikenal sebagai Dyophysitisme. Golongan Nestorian Ketika kita kembali ke golongan Nestorian atau bangsa Syria Timur, maka kita menemukan titik sentral pemikiran bahwa Tuhan itu kekal abadi dan tidak dapat dilampaui. Berdasarkan alasan ini maka golongan ini memberi obyek kepada terma theodokos atau "Tuhan-beranak", yang dikembalikan kepada Maria. Oleh karena Tuhan itu kekal abadi maka Tuhan tidak mungkin menjadi seorang bayi yang pernah dilahirkan manusia. Nestorius dan para pengikutnya memberi titik tekan kepada hakekat kemanusiaan Yesus sebab pendapat kemanusiaan Yesus sebab yang membawa kemenangan atas setan, melalui "kesahajaan dirinya sendiri dan mengambil bentuk seorang hamba." Sebagai 6
  • 15. makhluk manusia, dia digoda namun godaan-godaan yang diarahkan kepadanya itu selalu menemui kegagalan dan dalam perjuangan inilah dia tidak punya kemajuan yang tidak kita miliki juga. Rupanya Nestorius menyatakan bahwa bangsa manusia terdahulu itu tidak dapat mendeteksi tipu daya setan dan tidak percaya kalau hal itu mungkin terjadi bagi kemanusiaan untuk memenuhi perintah-perintah serta petunjuk-petunjuk secara sempurna, sehingga mereka yang tidak tunduk itu jatuh ke lembah kekufuran. Di balik itu, kini mereka mengetahui bahwa ketundukan itu adalah kemungkinan dapat terjadi bagi hakekat alam manusia dan lalu menjadi punya kemampuan untuk tunduk dan patuh. Kemanusiaan Kristus dan bagi kita membantu cinta kasih ketuhanan tanpa kecuali. Dalam kemanusiaannya itu, Kristus dapat menguasai setan, namun dalam kehampaan dirinya untuk mengambil bentuk seorang hamba yang terjadi bagi kemanusiaan Yesus adalah model kerendahan yang paling tinggi. Sungguhpun demikian, Nestorius mempunyai beberapa kesulitan dalam menjelaskan bagaimana keabadian Tuhan dan kemutlakannya dapat dipersatukan dengan kemanusiaan yang bersifat temporal (sementara), padahal Tuhan tidak mungkin dapat terkena sakit atau menderita. Nestorius meletakkan beberapa penekanan atas kesatuan kehendak, karena kehendak Tuhan tidak berlaku pada adat-kebiasaan yang temporal, melainkan kesatuan kehendak ini adalah suatu konsekuensi dari kesatuan kemanusiaan dan ketuhanan dan bukan dasarnya. Pengetahuan Kristen di Mekah Umat Kristen pada masa Nabi Muhammd SAW, golongan Nestorian dan golongan Monofisit, adalah kelompok kultural yang paling penting yang berbeda dengan golongan yang bercampur gaul di bawah kepemimpinan kultur "Yunani." Pada gilirannya, seorang ahli teologi, Hans Kung, membicarakan garis pemikiran yang diikuti oleh para ilmuwan Jerman terdahulu dan menyatakan bahwa bentuk Kristiani yang paling baik yang dikenal masyarakat Mekah di masa itu adalah kelompok-kelompok kecil umat Kristen dari latar belakang Yahudi. Kelompok-kelompok kecil ini tidak pernah mau mengakui rumusan kredal Gereja Besar, namun teratur untuk mempertahankan keberadaannya pada isolasi yang relatif. Kelompok-kelompok kecil itu tetap mengakui Yesus sebagai Sang Juru Selamat (Messiah) namun bukan sebagai hypostasis ketuhanan. Mustahil untuk mengetahui apakah yang diperluas umat Kristen Yahudi tersebut ataukah jumlah yang lebih besar dari golongan monofisit Arab dan golongan Nestorian yang 7
  • 16. mempengaruhi ide-ide tentang Kristianitas terakhir di Mekah Dalam beberapa cara pandang kultural umum masyarakat Arab Mekah kiranya paling dekat dengan golongan Nestorian. Lebih dari itu, disamping hadirnya sejumlah kelompok umat Kristen ditengah bangsa Arab yang nomadik dan bangsa Arab sebagai penduduk yang menetap, agaknya hanya sedikit orang yang mempunyai pengetahuan terpelajar tentang Kristen dan mereka hanya terdiri dari sebagian kecil biarawan dan anggota gereja (kleriks). Orang Kristen awam Arab ini diduga hanya mempunyai pengetahuan yang amat sedikit tentang agamanya sendiri. Tidak ada terjemahan kitab Bibel atau bahkan kitab Perjanjian Baru kedalam bahasa Arab, walaupun hanya sebagian kecil ayat-ayat pendek di biara-biara dan tempat-tempat yang sejenis. Pernyataan Ibnu Ishaq bahwa Waraqah Ibnu Nawfal, saudara sepupu Khadijah yang isteri Nabi Muhammad itu, adalah seorang yang beragama Kristen dan mengetahui tentang kitab-kitab suci. Pernyataan ini dimaksudkan bahwa orang ini hanya membaca kitab Bibel dalam bahasa Syria atau apa yang dia pahami dengan bahasa mereka sendiri. Sejumlah saudagar Mekah, termasuk Muhammad yang tengah berjalan menuju ke Gaza dan Damascus di wilayah kekaisaran Byzantine dan sebagian ke Abyssinia Kristen. Akan tetapi tiap orang pada umumnya hanya belajar tentang gambaran-gammbaran keabadian Kristianitas mereka yang tertarik secara khusus. Ada pula sebagian umat Kristen Byzantine di Mekah dari waktu ke waktu, boleh jadi terutama para ahli pertukangan. Terkadang dikenal dengan bangsa Yahudi di Mekah karena adanya klen-klen Yahudi di Madinah dan di berbagai oasis Arabia. Jadi masyarakat di Mekah mengetahui adanya agama Yahudi dan Kristen (Nasrani), namun informasi yang akurat tentang kedua agama ini hanya sedikit sekali dan kurang memadai. Kelemahan Kristen Untuk mengapresiasi dengan benar titik temu pertama antara Islam dan Kristen yang diperlukan bagi umat yang beragama Kristen adalah agar mereka sadar akan kelemahan Kristiani di periode zaman itu. Maka ada tiga hal penting yang perlu diketahui tentang kelemahankelemahan mereka di zaman itu. Pertama, adalah golongan Kristen Ortodoks, yakni Gereja Besar pada umumnya, yang terlalu dekat diasosiasikan dengan kekaisaran Byzantine setelah menjadi agama resmi negeri kekaisaran ini pada kekuatan Konstantine. Haruskah masyarakat Mekah menjadi penganut agama Kristen yang setia, tak pelak lagi, mereka dalam beberapa segi telah menjadi subyek bagi kekuasaan 8
  • 17. Byzantine. Walaupun demikian, demi interes mereka kepada perdagangan, maka penting bagi mereka untuk mempertahankan netralitas antara kekaisaran Byzantine dan kekaisaraan Sassanian. Sekitar tahun 590 Masehi atau agak terkemudian sedikit, seorang Mekah yang bernama Utsman Ibnu Al-Huwairits yang beragama Kristen itu, agaknya mencoba mengajak masyarakat Mekah untuk menerima agama Kristen sebagai sejenis pengertian dengan menyatakan dia telah dapat mengajak perkampungan- perkampungan khusus tertentu dari bangsa Byzantine; dan barangkali aspek keagamaan yang baik sebaik pretensi- pretensinya kepada keagungan yang menjadikan mereka itu menolak rencana ajakan Al-Huwairits ini. Kedua, teologi Yunani resmi sebagai didefinisikan oleh konsili-konsili ekumenikal yang menjadi terlalu abstrak dan secara sempurna berada di luar genggaman pemahaman orang Kristen awam. Golongan Monofisit dan golongan Nestorian dalam mendefinisikan posisi mereka menentang rumusan- rumusan resmi Greja Besar, juga nyaris menjadi abstrak. Ini berarti bahwa sebagian umat Kristen yang berada di Mekah sekiranya diketemukan ketidakmampuan mereka menjelaskan seluk beluk ajaran Kristen. Tidak heran kalau ide-ide mereka itu tidak cukup dan malah salah tentang Kristiani yang belakangan ada di Mekah, namun inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab umat Kristen dengan sendirinya. Ketiga dan yang terakhir, penolakan golongan Kopti, Yakobit, dan Nestorian, oleh karena Gereja Besar hampir pasti merupakan suatu faktor mudahnya bagi perpindahan agama mereka untuk masuk ke agama Islam. Maka secara esensial, keputusan Gereja Besar yang bersifat heretik (bid'ah) itu adalah suatu kegagalan untuk membuat ketetapan yang benar bagi keanekaragaman kultural diantara umat Kristen sendiri. Maka umat Kristen hari ini seyogyanya berfikir serius tentang fakta tersebut di tanah air tumpah darah agama mereka yang sebenarnya telah digantikan oleh agama Islam, dan ummat Kristen hendaknya mempertanyakan apakah Tuhan telah menitahkan kejadian ini mengenai sebab kegagalan umat Kristen. 9
  • 18. 10
  • 19. Bab: II Bab: II Persepsi Al-Qur'an Tentang Kristen Persepsi Umum Kenabian S ecara umum persepsi Al-Qur'an tentang agama-agama lain di luar Islam, khususnya Yahudi dan Kristen, tak pelak lagi, tergantung atas tingkatan pemahaman historis mutakhir di Mekah dan letak Arabia sekitar tahun 600 Masehi. Tingkatan pemahaman ini jelas-jelas bersifat mendasar bagi persepsi tersebut. Bangsa Arab tidak mempunyai dokumen sejarah tertulis. Ada beberapa prasasti dari kerajaan-kerajaan terdahulu, namun apabila orang dapat membacanya masih diragukan karena masih tetap kurang mengapresiasikan signifikansinya. Jadi bagi bangsa Arab, sejarah itu tergantung kepada tradisi oral dari mulut ke mulut. Mereka mengetahui sesuatu dalam sejarah kesukuan dan klen-klen mereka berkenaan dengan sebagian kecil generasi sebelumnya. Akan tetapi kebanyakan sejarah suku-suku Arab ini berupa bagaimana suku-suku ini tumbuh-kembang pada kekuasaan lewat satu pemimpin terkemuka atau lebih, kemudian menjadi makin kuat selama satu atau dua generasi, lalu kembali lagi tidak menunjukkan peran signifikansinya. Arti kesementaraan komunitas-komunitas manusia kemungkinan dapat diperteguh oleh pengamatan tempat-tempat yang satu saat dapat ditempati dalam waktu sekejap dan tidak tetap. Di sejumlah ayat Al-Qur'an, umat Islam diberitahukan tentang perjalanan melewati negeri dan melihat bencana-bencana yang menimpa bangsa-bangsa terdahulu. Bencana yang menimpa ini disebabkan karena mereka tidak mau memperhatikan ucapan-ucapan Nabi mereka. Para saudagar Mekkah telah mengunjungi kekaisaran Byzantine, Sassania dan Abyssinia, namun dalam waktu yang lama mereka tidak mempunyai ide dimana mereka harus berada pada suatu wilayah tertentu. Pemikiran bangsa Arab pada terma generasi-generasi manusia, bukannya dalam terma dekade atau abad-abad lamanya. Oleh karena itu, mustahil bagi mereka untuk
  • 20. mengakui suatu komunitas; misalnya komunitas Yahudi dengan mata rantai kesinambungan sejarah yang berakhir lebih dari seribu tahun lamanya, tiga puluh generasi atau empat puluh generasi. Gambaran lebih lanjut tentang pandangan historis Arab adalah percaya kepada keabadian kondisi kehidupan manusia dan masyarakat yang tidak pernah berubah, tetap, dan kebencian yang konsekuen kepada semua hal yang baru. Salah satu tuduhan permusuhan Muhammad SAW yang dilancarkan oleh para penyembah berhala Mekah adalah karena kenabian ini sebelumnya tidak dikenal di Arabia, dan di dalam Al-Qur'an Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah agar secara terang- terangan menyebarkan ajaran kenabian ini dengan mendesak bangsa Arab Mekah untuk meninggalkan kenabiannya yang sesungguhnya tidak baru itu (46: 9). "Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadapmu. Aku tidak lain kecuali hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan." Kisah-kisah yang menceritakan nabi-nabi terdahulu dijelaskan di dalam Al- Qur'an sekitar seperempat Al-Qur'an jumlahnya, bukan hanya memberikan penguatan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikut beliau semata, melainkan juga tuntutan tegas agar beliau mempunyai rentetan asal-usul keturunan spiritual yang panjang dan bahwa nabi-nabi yang sebelum beliau itu mempunyai pengalaman-pengalaman yang mirip sama dengan pengalaman-pengalaman beliau sendiri. Bentuk umum kisah itu memberitahukan bagaimana setelah nabi mengajak bangsanya untuk beriman kepada Allah dan beribadah kepadaNya serta siap sedia berkurban menghambakkan diri kepada Allah satu-satunya yang tunggal dan Maha Esa. Namun mereka itu mengingkari pesan risalah nabinya dan lalu mereka ditimpa oleh bencana yang menghancurkan suatu bangsa tertentu itu. Pada surat 7, 11, dan 25, ada hitungan paralel Nabi Luth, Nabi Nuh dan tiga nabi dari bangsa Arab: Hud, Salih dan Syu'aib; dan ada acuan-acuan lebih ringkas terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi tersebut dimanapun berada; terkadang Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan nabi- nabi yang lain, dan seterusnya. Pada QS. 7: 59-64, menceritakan kisah Nabi Nuh AS., dari awal sampai akhir sebagaimana di bawah ini: Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selainNya."(Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah 12
  • 21. Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kamu berada dalam kesesatan yang nyata." Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun, tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam." "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui melalui wahyu dari Allah." "Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki- laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat rahmat." "Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)." Nabi-nabi bangsa Arab di atas, sama-sama menyeru bangsanya masing-masing untuk beriman kepada Allah dan hanya menyembah Allah, akan tetapi hukuman bencana yang dijatuhkan kepada kaum nabi-nabi itu berbeda-beda. Nabi Luth menyalahkan kaumnya melakukan hubungan seksual yang immoral. Lagi-lagi mesti ditetapkan bahwa hukuman bencana yang dijatuhkan kepada kaum Nabi Luth ini tetap diberikan oleh Allah meskipun Nabi Luth berusaha menyelamatkan mereka dan hanya Nabi Luth sajalah yang selamat dan orang-orang yang besertanya. Pada konteks kekinian ada hal penting yang perlu dicatat bahwa biasanya seorang Nabi atau Rasul itu dikirim oleh Allah untuk membawakan ajaran monoteisme kepada bangsanya. Sementara mereka ini diyakini menjadi kaum atau bangsa yang menyembah banyak tuhan atau bahkan ateis yang tidak menyembah tuhan sama sekali. Ayat Al-Qur'an berikut ini (23: 44) akan dapat mengindikasikan bagaimana kaum muslimin merasakan kenabian sungguhpun mereka ini masih tetap lebih sadar akan oposisinya kepada Muhammad ketimbang kesuksesan beliau. Kemudian Kami utus kepada umat-umat-Ku itu rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami binasakan sebagian mereka dengan sebagian yang lain berturut-turut. Dan Kami jadikan mereka buah 13
  • 22. tutur manusia, maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. Kebanyakan seorang nabi agaknya berkumpul menjadi satu komunitas bersama orang-orang beriman yang mengelilinginya pada generasi pertama. Maka tidak ada bukti yang menyatakan bahwa seorang nabi atau seorang rasul itu datang ke suatu masyarakat orang beriman kepada Tuhan (Allah) dalam rangka mengajak kaumnya agar memperoleh pengetahuan tentangNya lebih jauh. Orang-orang seperti para nabi pembawa kitab yang berisi ajaran-ajaran. Kitab Perjanjian Lama (Ahl al-Kitab) yang tidak dapat dipikirkan dan hal ini barangkali yang paling signifikan adalah bahwa tak seorangpun dari mereka itu disebutkan di dalam Al-Qur'an tanpa kecuali, selain Jonah. Maka sekarang diyakini oleh para ilmuwan Kristen bahwa kitab dengan nama tersebut, selain profunditas spirittualnya, tidak ditulis oleh pribadi aktual yang disebut Jonah itu secara langsung. Al-Qur'an secara implisit menyatakan bahwa pada hakekatnya semua nabi/rasul itu mengajarkan pesan risalah yang secara esensial adalah sama, utamanya percaya bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa nanti di hari kiamat tiap-tiap manusia akan dihadapkan kepada Allah secara langsung untuk menerima pembalasan (diadili) atas perbuatan-perbuatan yang dilakukannya di muka bumi ketika masih hidup. Ayat berikut ini (3: 81, 85) menjelaskan perjanjian yang kemungkinan dapat diduga telah terjadi sebelum masa penciptaan: Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi: "Sungguh apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh- sungguh beriman kepadanya dan menolongnya." Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui ..." Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu daripadanya. Di akhir ayat di atas ada kata Islam yang muncul dengan pengertiannya yang umum -- "tunduk patuh" (kepada Allah) dan lalu menjadi satu kata yang menjelaskan deskripsi agama yang diproklamirkan oleh semua nabi (rasul), bukan hanya diproklamirkan oleh nabi Muhammad SAW semata-mata. Dengan cara yang sama, kata muslim atau "orang yang tunduk menyerah" terkadang dipakai untuk penganut agama yang umum ini. Kata Rasul ketika dipakai untuk arti teknis benar-benar mempunyai arti yang persis sama dengan kata Nabi, yakni orang 14
  • 23. yang menyampaikan suatu pesan (risalah) dari Tuhan kepada umatnya. Sebutan paling umum bagi Muhammad dalam bahasa Arab adalah Rasul Allah, dan oleh karena kata ini cenderung mengandung arti pengembangan konsepsi kenabian atau risalah, seperti yang terjadi di tahun-tahun terakhir Muhammad ketika beliau sudah menjadi seorang pemimpin dan pimpinan komunitas masyarakat atau bangsa. Akan tetapi konotasi ini tidak akan diperoleh pada bacaan dalam pemakaian kata-kata Al-Qur'an yang turun sebelumnya. Perjanjian nabi-nabi (rasul-rasul) ini rupanya terus berlangsung semenjak masa perjanjian primordial antara Allah dan bangsa manusia sebagai suatu keseluruhan (7: 172-173): Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kelak kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), atau agar kamu tidak akan mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan semenjak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu? Barangkali terlalu jauh untuk bersikukuh dengan pendapat bahwa ayat di atas secara implisit menyatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai pengetahuan bawaan semenjak lahir tentang Tuhan. Namun hal ini juga sekaligus mengatakan bahwa semua manusia anak Adam itu mempunyai kapasitas untuk menanggapi atau memberi jawaban kepada seorang nabi atau rasul. Pernyataan ini dijelaskan karena perjanjian dan kesaksian di sini merupakan bagian dari latar belakang sejarah keagamaan bangsa manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an. Persepsi Yahudi Karena ini adalah konsepsi kenabian dan sejarah nabi-nabi yang dipegangi oleh kaum muslimin awal, maka bagi mereka tidak mungkin mempunyai ide yang cukup tentang Yahudi dan Nasrani (Kristen). Penting pula dikatakan berapa banyak yang tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena itu penulis modern barat dengan pengetahuan agama-agama tersebut yang mempunyai 15
  • 24. kerangka pikir dengan rincian-rincian pas yang diberikan, tentu saja berbeda dengan yang dijelaskan di dalam Al- Qur'an. Didalamnya ada kisah-kisah tentang Nabi Nuh, Ibrahim dan Musa (yang semuanya dianggap sebagai nabi) dan karakter-karakter lain di dalam Perjanjian Lama. Sebaliknya sama sekali tidak memuat indikasi yang diberikan tentang bagaimana nabi-nabi itu saling berkaitan satu sama lain dalam zaman. Demikian pula ada berbagai kisah tentang nabi Musa yang terinci semenjak masa infasinya, dan seterusnya, akan tetapi tentang kisah-kisah kejadian ini disuguhkan secara terpisah-pisah dan tidak disuguhkan secara kronologis dalam satu sajian yang berurutan. Ada ide yang terdapat pada serentetan nabi-nabi pada bangsa Israel. Bangsa ini disebut sebagai Banu Israel (anak-anak keturunan Israel) di banyak cara yang sama sebagai suku-suku Arab yang acapkali dipanggil sebagai Banu N (anak- anak keturunan N). Namun hal itu asal-usulnya diduga didasarkan pada kitab suci yang diberikan kepada Musa, kepada Nabi. Ayat Al-Qur'an berikut ini mengatakan: Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menyusulinya berturut-turut sesudah itu dengan rasul-rasul. Kontinuitas Bani Israel sebagai sebuah suku bangsa boleh jadi ditandai oleh pernyataan di bawah ini: Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'kub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya. Di pihak lain, ketika Muhammad SAW sendiri menghadapi penolakan dan penentangan oleh orang-orang Yahudi Madinah sebagai nabi, Al-Qur'an mengatakan (2: 130) bahwa setelah Ibrahim dipilih putra-putranya dan Ya'kub untuk tunduk menyerah (sebagai muslim) kepada Tuhan semesta alam, dan Ya'kub demikian pula Allah telah memilih anak-anaknya dan mereka telah memilih agama (Islam) ini, yaitu suatu komunitas yang telah lalu. Lebih jauh perlu dicatat bahwa di dalam Al-Qur'an, tidak ada kisah tentang Joshua dan perkampungan Bani Israel di Negeri Yang Dijanjikan. Tidak ada informasi tentang bangunan kerajaan yang dipimpin oleh nabi Dawud, tidak ada informasi tentang pengusiran dan kembali dari pengasingan bangsa Israel. Ada ayat Al-Qur'an (17: 4-7) yang mengisahkan tentang peringatan yang diberikan kepada Bani Israel dengan dua hukuman, dan satu hukuman menjadi pengusiran, namun pengusiran ini tidak diinformasikan secara eksplisit. Di dalam Al- Qur'an, Dawud 16
  • 25. menyebut dirinya sebagai nabi yang menerima kitab suci yang disebut dengan nama Zabur yang diambil menjadi kitab Mazmur (Amsal Sulaiman) (4: 163; 17: 55). Gunung-gunung dan burung- burung dikatakan telah bersama-sama dengan Dawud dalam memuji Allah. Ini dapat menjadi petunjuk ke ayat-ayat (surat- surat) dalam kitab Mazmur yang mengatakan tentang makhluk- makhluk untuk memuji Tuhan. Baik Nabi Dawud maupun Nabi Sulaiman, keduanya telah diberikan (batas) kekuasaan (21: 78-80) yang menyebutkan bahwa raja Dawud adalah raja yang kuat (38: 20) . Demikian juga dikatakan bagaimana Nabi Dawud membuat baju besi (34: 10 dan seterusnya; 38: 17-20). Walaupun demikian, semuanya ini gagal membuat ide tentang signifikansi Dawud di dalam sejarah bangsa Israel. Musa dikatakan sebagai nabi atau rasul yang menerima sebuah kitab suci yang diturunkan oleh Allah yang diberi nama kitab Taurat (6: 154; bandingkan dengan 5: 44). Sementara kata Taurat ini dapat diidentikkan dengan nama Torah, yang di dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa umat Islam tidak boleh memberi ide tentang karakter Pentateuch, kitab Perjanjian Lama masih tetap kurang sebagai suatu keseluruhan, karena kitab Taurat ini secara luas berisikan tentang undang-undang hukum. Dimanapun juga tidak dikatakan bahwa materi historis tentang Nabi Nuh, kepala keluarga, awal kehidupan Nabi Musa dan Exodus yang berasal dari Taurat. Memang benar, di dalam Al-Qur'an ada materi historis tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada sejarah terdahulu, namun, lebih dari memberi informasi segar tentang hal-hal yang gaib. Hal ini rupanya malah menggambarkan pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang segera akan mereka ketahui. Berdasarkan tujuan ini, penjelasan ringkas atau petunjuk yang cukup, seperti yang dapat dilihat oleh pembandingan ayat tentang Nabi Nuh yang telah dikutip di dalam pernyataan Biblikal. Keterangan di atas tidak menjelaskan mengapa perlu adanya nabi-nabi. Barangkali karena bangsa Israel jatuh lagi ke dalam kekufuran yang hampir menuju paganisme (menyembah berhala): Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami ambil di antara dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat serta beriman kepada rasul-rasulKu dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang banyak (menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan hati yang ikhlas), sesungguhnya Aku akan menghapus dosa- dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antara kamu sesudah itu, sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Tetapi) karena mereka melanggar 17
  • 26. janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. (5: 12, dan seterusnya) Pernyataan yang lebih positif adalah ayat di bawah ini: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya, (ada) petunjuk dan cahaya yang menerangi. Yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya (5: 44). Juga ada petunjuk-petunjuk yang kurang jelas tentang pelanggaran-pelanggaran bangsa Yahudi di dalam 7: 167-169. Setelah hadir di Madinah, Nabi Muhamad SAW segera mengadakan kontak dengan kelompok-kelompok masyarakat Yahudi yang ada di sana, dan Al-Qur'an tidak memberikan argumen-argumen yang mengejutkan yang dapat digunakan untuk menyerang mereka, terutama menyerang pernyataan mereka yang tentu dengan sendirinya mereka telah mempunyai pengetahuan yang benar tentang Allah. Argumen apologetik utama yang dihadirkan bahwa Al-Qur'an mendatangkan agama Ibrahim yang benar, yang menjadi orang hanif atau orang muslim (dalam artian yang umum), dan bukan menjadi orang Yahudi atau orang Nasrani. Pernyataan terakhir ini dengan tegas-tegas menyatakan kebenaran, walaupun fakta menunjukkan bahwa umat Yahudi dan umat Nasrani merujuk Ibrahim sebagai asal- usul (bapak) agama mereka, dan ini membuktikan bahwa ada pengetahuan tentang Allah yang benar yang berasal dari agama Yahudi atau agama Nasrani. Walaupun demikian, semua argumen ini tidak membantu umat Islam untuk membentuk ide yang jelas tentang Judaisme atau agama Yahudi. Persepsi Tentang Kristen Pasal terdahulu mencoba menunjukkan bagaimana Muhammad dan penduduk Mekah yang lain berkesempatan untuk belajar tentang Kristiani yang terbatas. Berbagai kesempatan telah dilakukan dalam perjalanan dagangnya ke Syria, bahkan sebagaimana yang dilakukan sendiri oleh Muhammad, akan tetapi tidak banyak berpartisipasi dalam diskusi-diskusi keagamaan dengan orang-orang Kristen atau Nasrani. Sebagian kecil masyarakkat Mekah adalah para penghuni asing yang tidak tetap (atau masyarakkat yang berpindah-pindah). Sekalipun 18
  • 27. demikian, dalam ayat-ayat Al-Qur'an terdahulu ada beberapa petunjuk yang amat bersahabat tentang umat Kristen (Nasrani). Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang- orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal salih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (2: 62). Pengakuan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai golongan orang-orang yang beriman kepada Allah adalah sesuai dengan jaminan yang diberikan oleh Waraqah, saudara sepupu Khadijah isteri nabi Muhammad SAW itu, bahwa wahyu-wahyu yang akan beliau terima itu dapat diperbandingkan dengan wahyu-wahyu yang diterima oleh Nabi Musa. Segera setelah Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu berkenaan dengan kesulitan yang dialami beliau terhadap orang-orang Yahudi di Madinah yang tengah bermusuhan dengan orang-orang Nasrani: Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka (orang-orang Nasrani itu) terdapat pendeta-pendeta dan rahib- rahib, juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. (5: 82). Penghargaan dan pujian yang diberikan kepada orang-orang Nasrani ini dapat mencerminkan kebaikan hati yang dahulu ditunjukkan kepada segolongan umat Islam di kekaisaran Nasrani Abyssinia (atau sekarang Ethiopia), ketika umat Islam melepaskan diri dari penyiksaan dan penganiayaan masyarakat Quraish di Mekah. Ayat di bawah ini lebih lanjut dapat menunjukkan kemurahan hati orang-orang Nasrani, namun demikian ayat ini juga tetap mengkritik tradisi monastik mereka: Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan pula Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah (tradisi monastik yang membujang dan mengurung diri di dalam biara), padahal Kami tidak mewajibkan kepada 19
  • 28. mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakan untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik (5:27). Ayat berikut ini rupanya menunjukkan kesadaran antara perpecahan dan perselisihan di antara orang-orang Nasrani, meskipun menurut pemikiran dapat menunjukkan perselisihan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Perjanjian itu dapat menjadi perjanjian atau statemen baru sebagaimana dipahami oleh orang-orang Nasrani pertama: Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka sengaja melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberikan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan (5: 14). Argumen-argumen yang ditunjukkan pada ayat di bawah ini di antara orang-orang Yahudi dan Nasrani: Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka sama-sama membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka perselisihkan itu (2: 113). Ayat di atas menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan satu sama lain antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, menyebabkan mereka saling menghapuskan pihak lain. Kecaman orang-orang Yahudi dan Nasrani satu sama lain di atas benar-benar membuktikan bahwa mereka sama-sama tidak mengakui kenabian Muhammad SAW, meskipun masing-masing tetap mempertahankan kebenaran mereka secara eksklusif, sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut ini: Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Ibrahim itu dari golongan orang musyrik (2: 135). Bahkan dikatakan bahwa Ibrahim dan keturunan-keturunannya langsung itu bukan orang-orang Yahudi ataupun bukan orang- orang Nasrani. Ada yang perlu dicatat bahwa tak dapat disangkal 20
  • 29. Nabi Ibrahim AS dan lain-lainnya adalah "petunjuk" dan tidak mungkin mengakui petunjuk ini sebagai orang Yahudi atau orang Nasrani; tentu saja ini secara implisit harus ada sumber petunjuk yang lain. (Ibrahim dalam pandangan Islam adalah seorang nabi/rasul, yang dengan sendirinya menerima dan mengakui petunjuk). Kata hanif yang dipergunakan di dalam Al-Qur'an menunjukkan seorang monoteis yang bukan Yahudi atau bukan Nasrani, dan kata ini hanya digunakan untuk agama Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut beliau. Sebagian apologetika Al-Qur'an, ada yang menentang agama- agama yang terlebih tua dan terlebih dahulu hadirnya di muka bumi ini. Para ulama muslim terdahulu menyebutkan sebagian kecil manusia yang menganggap rendah Muhammad, mereka katakan menjadi orang-orang yang hanif terhadap para pengikut Ibrahim dan Muhammad ini. Namun demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan sebutan orang-orang hanif itu adalah kata itu sendiri, sungguhpun penjelasan demikian diberlakukan. Dalam syair Jahili dan dalam bahasa Nasrani, kata hanif ini berarti kafir atau penyembah berhala dikarenakan tidak mengikuti agama Nasrani itu. Apa yang barangkali dapat dipandang sebagai awal mula kisah Nasrani (Kristen) di dalam Al-Qur'an adalah materi legenda yang tidak diketemukan pada Perjanjian Baru: Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat (di masa mereka masing- masing), sebagai satu keturunan yang sebagiannya keturunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ingatlah ketika isteri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang salih dan berhidmat (di Bait al-Maqdis). Karena itu terimalah nadzar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, iapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah sama seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk." Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nadzar) dengan baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab (3: 34-37). 21
  • 30. Imran dalam bahasa Arab dengan membentuk kata amran, ayah Musa, Aaron dan Miriam di dalam Bibel. Sebagian masyarakat Mekah seolah dibingungkan antara kata Mary dengan Miriam, karena nama tersebut menjadi sama dalam bahasa Arabnya dan bahkan Mary dialamatkan sebagai anak putri Aaron pada (19: 28). Ayat tersebut dilanjutkan dengan pertimbangan kelahiran John sang pembaptis (Yahya) yang kira-kira secara kasar sesuai dengan Lukas dalam 1: 5 25, 57-64: Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a. Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang orang salih." Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul? Berfirman Allah: "Demikianlah Allah berbuat apa yang dikehendakiNya." Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda-tanda (bahwa istriku telah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari." (3:38-41). Ada pula penjelasan yang sama namun dalam surat dan ayat yang lebih panjang pada 19: 1-15. Selanjutnya diikuti oleh kisah yang tersebar luas tentang Maryam dan kelahiran Isa: Dan ceritakanlah tentang kisah Maria (Maryam) di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang taqwa." Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang Suci." Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina." Jibril berkata: "Demikianlah Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa 22
  • 31. ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang sudah masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun pada hari ini." Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina," maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan." Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan sejahtera semoga dilimpahan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dunia dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya (19: 16-34). Di samping kisah yang diceritakan ayat di atas bukannya tidak sama dengan kisah yang ada pada Lukas 1: 26-38. Kisah kelahiran tersebut sama sekali memang berbeda, agar sekiranya umat Kristen membaca tentang peristiwa lain yang terjadi. Tidak ada penjelasan tentang hubungan Maria (Maryam) dengan Yusuf (Joseph), juga tidak ada hubungan dengan perjalanannya ke Bethlehem, juga tidak ada kaitannya dengan kelemahan. Sebelumnya tidak ada sumber-sumber lain tentang kisah kelahiran ini, namun boleh jadi ada bagi orangorang Kristen di Arabia yang berpegang teguh dengan pandangan yang demikian itu. Apa yang penting adalah sesuai dengan sebagian besar tafsir Al-Qur'an yang mengajarkan konsepsi keperawanan berkaitan dengan kelahiran Yesus (Isa), walaupun sebagian komentator muslim modern mencoba menolak keperawanan ini. Agaknya Al-Qur'an lebih perduli ketimbang ajaran-ajaran yang mempertahankan Maryam dari tuduhan ketidaksucian dan zina; dan kata-kata di ayat terakhir yang dikutip -- "pernyataan kebenaran" -- kemungkinan mengimplisitkan ayat tersebut yang berakhir dengan semua fitnah 23
  • 32. yang menjelaskan persoalan pokok konsepsi secara tepat yang sebenamya. Pengakuan konsepsi kesucian Yesus (Isa) oleh umat Islam bersamaan dengan penolakan mereka atas ketuhanannya, agaknya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan penting antara konsepsi keperawanan, kesucian dan ketuhanan, dan refleksi yang cenderung mendukung hal ini. Namun yang dapat dikatakan bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada hakekat ketuhanan Yesus atas dasar yang lain adalah menguntungkan pada konsepsi kesucian dan keperawanan. Pernyataan paling penuh tentang hakekat kenabian Yesus (Isa) diberikan pada kisah periwayatan yang lain: (Ingatlah) ketika malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang daripada Nya) Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang orang yang salih." Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki- lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan malaikat Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah," lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, kemudian ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkkan orang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang yang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah satu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanku. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya, Allah Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang 24
  • 33. berserah diri (muslimin). Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam gologan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)" (3: 45-53). Nama orang- orang yang menolong (ansar) yang diberikan kepada para pendukung Nabi Muhammad SAW di Madinah, dan juga penyatuannya dengan nasara (umat Kristen). Kata hawariyun yang dipakai didalam Al-Qur'an hanya dimaksudkan bagi murid- murid (sahabat-sahabat setia) Yesus (Isa). Mu'jizat yang dijelaskan pada ayat terdahulu juga terdapat pada ayat lain, walaupun tanpa adanya preskripsi-preskripsi legal, lalu ditambahkan: Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata" (5: 110). Pada ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa Isa dikirim oleh Tuhan kepada Bani Israel, dan dengan demikian mejadi salah satu keturunan Ibrahim. Walaupun demikian, dia ini dipandang sebagai seorang hakim, "memperkuat" Torah (Taurat), sekalipun dengan berbagai variasi yang berbeda-beda satu sama lain. Mu'jizat burung dari tanah yang kemudian dapat hidup, yang tidak terdapat pada Perjanjian Baru, begitu dikenal sampai ke para ilmuwan dari berbagai macam ajaran heretikal. Ada dua hal yang tampil di dalam Al-Qur'an untuk menolak kepercayaan bahwa Isa itu mati di tiang salib. Hal yang kedua ialah menolak hakekat ketuhanan Yesus (Isa). Mengenai penolakannya terhadap kematian Yesus di tiang salib adalah ayat Al-Qur'an yang menyebutkan: Dan karena kekafiran mereka (umat Yahudi terhadap Isa) dan karena tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepadaNya, dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (4: 156-158). 25
  • 34. Sementara ada ayat lain yang kurang jelas: (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa, sesungguhnnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang- orang kafir sampai hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya" (3: 55). Pada ayat yang kedua ini terma yang samar-samar diterjemahkan dengan "menyampaikan kamu ke akhir ajalmu" (mutawaffika) yang biasanya digunakan untuk pengertian "menyebabkan engkau mati" (selain arti mati di tiang salib). Orang-orang kafir yang mengikuti Isa yang disebutkan itu bisa jadi orang-orang Yahudilah yang tidak mengakui Yesus dan yang sekarang dalam posisi yang lebih rendah di Kekaisaran Byzantine. Ayat pertama menunjukkan serangan orang-orang Yahudi dan menegaskan bahwa mereka tidak membunuh Yesus. Dalam pengertian ini, sebenarnya karena penyaliban adalah perbuatan serdadu-serdadu Romawi; dan benar juga dalam artiannya yang lebih mendalam, karena penyaliban itu bukan merupakan kemenangan bagi orang-orang Yahudi dalam pandangan mereka tentang kebangkitan kembali Yesus setelah mati. Kalimat shubbiha lahun itu diterjemahkan "seolah olah menjadi seperti mereka" adalah samar-samar dan dapat diterjemahkan dengan cara-cara yang sangat berbeda. Penafsiran umum di tengah kaum muslimin adalah bahwa ada orang lain, kemungkinan sekali Yudas yang diserupakan dan menggantikan Yesus. Sekte heretik modern dari Ahmadiyah berpegang pada pendapat yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah pingsan di atas tiang salib, masih tetap hidup dan pulih kembali menjadi sehat seperti sedia kala. Lalu pergi ke arah timur untuk menjalankan da'wah; dan golongan Ahmadiyah mengklaim telah menemukan kuburannya di Kashmir. Selama berabad-abad sebelum lahimya Nabi Muhammad SAW, berbagai macam kelompok heretikal Kristen mencoba menjelaskan kematian Yesus di tiang salib dengan cara yang sama. Di tahun-tahun belakangan ini satu atau dua orang muslim telah mencoba menemukan penafsiran-penafsiran ayat di atas yang tidak bertentangan dengan kepercayaan Kristen, karena Yesus benar-benar meninggal dunia. Walaupun demikian, masih tetap ada bukti bahwa hampir seluruh umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad sampai hari ini telah menafsirkan ayat di atas dengan maksud bahwa Yesus itu tidak mati di tiang salib. Jadi persepsi Kristianitas mereka itu meliputi penolakan apa yang menjadi masalah sentral terhadap seluruh keimanan Kristen. 26
  • 35. Penolakan hakekat ketuhanan Yesus (Isa) dikemukakan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan dengan demikian juga berarti penolakan secara langsung terhadap ajaran Trinitas. Sebagaimana dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini: Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, putra Maryam, itu adalah Rasulullah dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan jangan kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga." Berhentilah dari ucapan itu, itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara (4: 171). Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam," padahal Al- Masih sendiri berkata: "Wahai Bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanmu dan Tuhanku." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang- orang yang mengatakan, "bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa (5: 72-73). Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia. Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakkan apa yang bukan hakku dan mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya niscaya Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib ... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakannya, yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (5: 116-117). Pada konteks di atas jelas tidak perlu mendiskusikan ayat- ayat tersebut secara terinci. Masalah-masalah ilmiah yang membicarakan tentang kematian Isa itu telah lama dibicarakan oleh Geoffrey Parrinder. Al-Qur'an tidak mempunyai pertimbangan sahih tentang kepercayaan mayoritas luas umat Kristen di masa hayat Nabi Muhammad, baik kepercayaan umat Kristen yang ada di Gereja Besar maupun golongan Monofisit dan golongan 27
  • 36. Nestorian. Ide bahwa Maryam adalah salah satu dari Trinitas barangkali berasal dari ketentuan kelompok Coliridian yang tidak jelas, di Arabia kedengarannya lebih dari dua abad sebelum Muhammad lahir. Juga mungkin adanya kebimbangan terhadap kenyataan bahwa dalam bahasa Semit, kata yang menunjukkan Ruh itu adalah feminim (mu'annats). Al-Qur'an juga agaknya berasumsi bahwa umat Kristen memahami "anak" dalam arti fisikal sebenarnya, sementara ketika bangsa Arab pagan mengatakan beriman kepada "anak perempuan Tuhan" ini tidak memungkinkan diartikannya secara fisik. Dalam kasus Kristen sebagaimana yang terjadi di dalam Yahudi, yang penting adalah untuk mencatat seberapa banyak yang tidak dikatakan. Tidak disebutkan kalau Yesus itu tidak ada kaitannya dengan orang-orang bidaah yang sebenarnya, melainkan berkenaan dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan tetapi memberikan penekanan-penekanan yang salah kedalam praktek-praktek keagamaan. Misalnya, menuntut dipenuhinya secara seksama kewajiban-kewajiban ritual namun lalai terhadap keadilan dan memelihara hal-hal yang lain; dan mereka juga tidak mau memperlakukan orang-orang yang mereka anggap berdosa secara benar. Untuk menemukan kerusakan yang terakhir inilah Yesus menegaskan bahwa dalam kasus penyesalan diri atau taubat bagi pelaku perbuatan dosa, Tuhan bukan hanya mengampuni hukuman melainkan malah memperbaiki orang-orang yang berbuat dosa agar bahagia dan terlepas dari dosa. Lagi-lagi di dalam Al-Qur'an tidak ada yang membicarakan tugas utama Yesus (Isa), baik yang disebutkan sebagai pengabsahan kerajaan Tuhan maupun penyelamatan dunia atau dengan beberapa nama yang lain. Sementara itu dikatakan bahwa Yesus menerima kitab suci dari Tuhan yang diberi nama Injil (Gospel atau Evangel). Maka tidak ada yang mengatakan bahwa ini sepertinya merupakan ajaran yang lebih aktual di dalam Perjanjian Baru ketimbang kitab Taurat yang diterima oleh Musa yang dianggap sama aktualnya dengan kitab Pentateuch. Selanjutnya umat Islam biasanya menolak ajaran-ajaran aktual kita, yaitu kitab yang diterima oleh Yesus, karena terdiri dari seluruh wahyu yang berasal dari Tuhan dan bukan merupakan pemyataan-pernyataan historis tentang Yesus. Ada ayat yang dapat dinyatakan dalam mana umat Kristen dapat melihat petunjuk Eucharist: (Ingatlah) ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Wahai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab: "Bertaqwalah kepada Allah jika betul-betul orang beriman." Mereka berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin 28
  • 37. bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu." Isa putra Maryam berdo'a: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rizkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rizki Yang Paling Utama." Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu." Dari ayat ini tidak mungkin memberikan ide yang signifikan tentang Eucharist bagi umat Kristen. Fungsi Persepsi yang Kurang Memadai Dari berbagai ayat yang dikutip dan komentar-komentar yang dilakukan atas ayat-ayat tersebut, jelas bahwa bagi seorang modern persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen itu secara serius kurang cukup kuat dan dalam beberapa hal malah boleh jadi salah atau keliru. Namun begitu, ada hal yang penting bahwa Kristen hari ini tidak perlu mengambil ini sebagai alasan untuk mengingkari bahwa Muhammad itu diberi petunjuk oleh Allah. Apa yang menjadi penting adalah pertimbangan ulang tentang hakekat kenabian. Hal ini penting terutama sekali bagi umat Islam, karena menurut pandangan Islam tradisional Al-Qur'an adalah benar-benar firman Allah dan sulit untuk melihat betapa kesalahan-kesalahan yang terjadi itu dapat dikembalikan kepada Allah. Solusi terbaik dengan adanya problem ini bagi umat Islam yang berfikir dengan gaya tradisional itu kemungkinan hendak mengatakan bahwa Allah berfirman dalam terma-terma yang dipercayai di Madinah. Menurut para ahli teologi Kristen terkemuka dewasa ini, nabi/ rasul adalah seorang yang membawa pesan-pesan risalah dari Tuhan kepada umat manusia pada ruang dan waktu dimana ia hidup. Sejauh tentang persoalan-persoalan manusia universal yang terlibat pada ruang dan waktu yang khusus ini, pesan-pesan tersebut akan relevan dengan sedemikian banyak lingkungan manusia yang lebih luas. Namun di tempat pertama nabi/rasul hidup ini, mereka adalah orang-orang yang sezaman langsung bagi tiap-tiap nabi. Isa sendiri berkata: "aku dikirim hanya untuk cara hidup yang sesaat dari Bani Israel" (Matius: 15: 24), akan tetapi setelah kebangkitannya kembali pengikut-pengikut Yesus itu segera dikatakan bahwa pesan-pesan Yesus ini adalah pekabaran 29
  • 38. yang baik bagi orang-orang yang bukan Yahudi (kafir), begitu pula merupakan pekabaran yang baik bagi orang-orang Yahudi. Meramalkan masa depan acapkali dipandang sebagai aspek ramalan, akan tetapi kebanyakan ramalan-ramalan kenabian itu terutama agaknya berada pada titik konsekuensi-konsekuensi sikap kekinian dengan jalan hukuman atau pahala. Masalah ini agaknya akan dibicarakan lebih lengkap lagi pada bab yang akan datang. Agaknya Al Qur'an menyatakan relevansinya yang paling utama kepada bangsa Arab di masa Nabi Muhammad ketika menegaskan keberadaan Al Qur'an yang berbahasa Arab itu, dan bahwa nabi nabi/rasul rasul membawa wahyu dengan bahasa yang dimiliki bangsanya di mana nabi/rasul itu hidup. Bahasa suatu bangsa atau suatu kaum ini memasukkan keseluruhan cara berfikir (pandangan hidupnya) tentang dunia dan tentang makhluk yang bernama manusia itu. Jadi kata Arab -ijara dapat diterjemahkan dengan pengertian "pemberian perlindungan dengan baik hati", akan tetapi dalam frase bahasa Inggris sebenarnya tidak ada yang membawa kepada orang-orang yang tidak akrab dengan pandangan pandangan dan kebiasaan- kebiasaan bangsa Arab. Ayat "Allah melindungi (yujiru)", namun tidak ada yang dapat dilindungi dari azabNya la-yujaru 'alayh (23: 88), agaknya tidak dapat dipahami oleh orang barat tanpa keterangan lebih lanjut. Maksudnya, wahyu Allah kepada seorang nabi/rasul itu biasanya dikondisi oleh bahasa dan cara berfikir nabi/rasul dan bangsanya kepada siapa wahyu itu ditujukan di tempat yang pertama. Pada keterangan tentang wahyu itu, masalah ketidak sahihan persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen harus dilihat secara lebih teliti. Kekurangan ini secara pasti sebagai persepsi umat Islam terhadap Kristen yang sampai ke barat dalam kontaknya dewasa ini. Kekurangan ini juga terjadi pada persepsi terhadap kekristenan Kaisar Byzantine dan negeri-negeri lain yang mengelilingi Arabia di masa hayat Nabi Muhammad SAW. Tetapi apakah ada persepsi- persepsi yang sahih terhadap kekristenan dari orang Kristen dalam kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW sendiri? Ternyata untuk menjawab pertanyaan ini, juga tidak mudah. Tentu saja pertanyaan ini mengandung dua aspek: kebenaran faktual dan memadai sebagai suatu petunjuk terhadap tindakan. Karena kita tahu bahwa sesungguhnya tidak ada pandangan yang tepat dari umat Kristen yang hidup menetap atau yang berkunjung ke Mekah. Kita hendaknya menghargai bahwa persepsi Al-Qur'an terhadap kepercayaan mereka kemungkinan secara luas memang benar. Juga boleh dikatakan bahwa persepsi tersebut cukup benar menjadi petunjuk yang sahih bagi Nabi Muhammad SAW dalam 30
  • 39. menghadapi umat Kristen Mekah dengan kelompok-kelompok Kristen yang lain yang ada di Arabia yang ditemui pada dua tahun terakhir di masa hayat Nabi Muhammad SAW. Ini bukan tempat untuk menguraikan secara terinci perlakuan Nabi Muhammad SAW terhadap orang-orang Yahudi Madinah dan tempat-tempat lain di Arabia. Masalah lain yang timbul dari sini adalah karena Muhammad menyandarkan pernyataan kenabian beliau berdasarkan atas kesamaan pengalaman kenabian beliau dengan pengalaman Musa dan Isa (Yesus). Maka beliau tidak dapat mengingkari kalau orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen itu adalah ahli kitab, walaupun mereka nyaris hampir menyimpang dari keaslian wahyu yang diberikan kepada Isa dan Musa, sebagaimana yang diduga. Al-Qur'an memberikan argumen-argumen yang menyerang orang-orang Nasrani (Kristen). Sebagian terbesar umat mengatakan bahwa perubahan serta ketidak murnian kitab suci Kristen dan Yahudi itu, secara eksplisit disebutkan di dalam Al-Qur'an. Padahal dalam bab ini akan dibicarakan kebenaran pernyataan tersebut, malahan ajaran tersebut merupakan penafsiran yang meragukan terhadap beberapa surat (dan ayat Al-Qur'an) dan hanya dikeluarkan oleh ulama-ulama Islam setelah nabi Muhammad SAW wafat. Persepsi pokok Al-Qur'an terhadap Yahudi dan Kristen dapat dikatakan kalau mereka adalah ahli kiab, yang menerima kitab suci, pada hakekatnya mengajarkan ajaran-ajaran yang sama seperti yang ada pada Al-Qur'an. Sekalipun demikian, orang Yahudi dan Kristen (ahli kitab) ini nyaris hampir menyimpang dari kebenaran kitab suci yang asli, sekurang-kurangnya, mereka makin memperluas ketidak mengertian dan ketidak menerimaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan landasan persepsi nabi Muhammad SAW pada tahun-tahun pengasingan, beliau berinisiasi tentang apa yang dikembangkan ke dalam sistem "minoritas yang terlindungi" (dzimmi, ahl al-dzimmah) di dalam negeri Islam. Kelompok- kelompok Yahudi dan Kristen diberi kadar otonomi internal di bawah pemimpin-pemimpin agama mereka masing-masing, menawarkan kepada mereka agar membayar pajak perlindungan (jizyah) yang tidak memberatkan. Kebijakan perlindungan kepada golongan minoritas ini sesuai dengan ide-ide tradisional Arab untuk "melindungi" suku-suku yang lemah oleh suku-suku yang kuat. Hal ini juga mendorong umat Islam untuk menghindarkan hampir semua tanggung jawab yang tidak mungkin dapat dipikul untuk mengubah orang-orang Yahudi dan Kristen atau mengusir mereka dari wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam. Di mana para penyembah berhala dan orang-orang kafir itu memilih Islam atau memilih pedang, maka orang-orang Kristen 31
  • 40. dan Yahudi dapat menjadi bangsa minoritas yang dilindungi. Maka dengan cara inilah persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen, walaupun hanya sebagian kecil saja yang benar dari umat Kristen di masa nabi Muhammad SAW, memberikan landasan-landasan bagi solusi pragmatis problema umat Kristen ke dalam negara Islam. Dalam hal ini, Al-Qur'an menambahkan sesuatu yang berguna bagi persepsi Kristiani terdahulu di Mekah. Setelah mengamati bagaimana persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen, sungguhpun dalam berbagai cara yang tidak memadai, namun nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin awal mampu membuat kerangka kebijakan yang memuaskan terhadap umat Kristen, maka masalah kenabian Muhammad kembali dapat diperhatikan lagi. Ini adalah penting karena umat Kristen dewasa ini seharusnya mempunyai pandangan positif yang jelas. Sekalipun demikian, agaknya tidak mudah untuk menyusun rumusan pandangan, sebab memang ada perbedaan antara konsepsi Islam tentang nabi dan konsepsi Kristen kontemporer tentang nabi. Sementara bagi kristen, nabi itu mempunyai pesan risalah dari Tuhan untuk tempat dan zaman di mana nabi itu hidup. Dalam pada itu, dalam tradisi Islam nabi menerima wahyu yang aktual tanpa adanya campur tangan manusia selain bahasa dan sebagian pesan-pesan yang diwahyukan itu mempunyai validitas yang universal. Maka tidak dapat dipertahankan kalau segala hal yang ada di dalam Al-Qur'an itu universal, karena meliputi penegasan tentang kebijakan-kebijakan kontemporer, misalnya, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Perang Badar dan Uhud. Di abad ke delapan, seorang golongan Nestorian yang bernama Catholicos Timothy menyatakan bahwa Muhammad masuk ke jalan seorang "nabi", walaupun kenyataannya beliau bukanlah seorang nabi, dan hal ini mungkin saja terjadi karena Timothy ini sadar akan konsepsi kenabian Islam. Umat Kristen mulai mempertimbangkan masalah ini dengan menengok latar belakang historis karir Muhammad dan akibat historisnya. Sebagaimana yang nampak pada bab terdahulu, Kristen di masa itu mempunyai sejumlah kelemahan. Bangsa Arab Mekah yang tiba-tiba mempunyai kemakmuran ekonomi, menemukan jalan hidup tua mereka terdahulu yang sudah hilang, hingga mereka mengejar sesuatu misalnya suatu agama baru. Akan tetapi tidak satu pun bentuk yang ada di dalam Kristen yang mampu menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka itu. Dengan kata lain, ada kevakuman agama di Mekah pada saat itu, yang pada saat yang sama umat Kristen tidak dapat memenuhinya. Pengakuan berikutnya oleh sebagian yang hidup di Afrika Utara, tanah Bulan Sabit yang subur makmur dan Iran, menunjukkan bahwa ada pula kevakuman religius di wilayah-wilayah yang 32
  • 41. disebutkan itu. Ada landasan-landasan untuk berpegang kepada pendapat bahwa Allah di samping menunjukkan Islam untuk memberi petunjuk yang lebih baik kepada umat manusia yang sedang dirundung keruwetan. Dengan kata lain, Islam hadir di muka bumi ini bukan disebabkan oleh usaha dan rencana manusia melainkan oleh karena inisiatif ilahiah. Apabila inisiatif ilahiah ini diakui, maka dipertanyakan bagaimana Tuhan telah bertitah melalui Muhammad. Dalam semua tulisan saya tentang Muhammad yang dimulai hampir selama empat puluh tahun yang lalu, saya senantiasa berpendapat bahwa Muhammad itu tulus murni dalam berfikir karena Al- Qur'an itu bukan ciptaannya sendiri, melainkan datang kepada beliau dari luar dirinya. Oleh karena itu saya tidak pernah menggunakan kata "Muhammad berkata" tentang pernyataan- pernyataan Al-Qur'an sungguhpun saya sendiri menyalahkan ini, namun saya selalu menggunakan frase yang netral "Al-Qur'an berkata" atau "Al-Qur'an mengatakan." Pada tahun 1953 yang lalu saya pernah berpandangan bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan Ilahi, namun diciptakan lewat kepribadian Muhammad SAW, maka dalam cara yang sama bahwa gambaran-gambaran tertentu Al- Qur'an terutama dianggap berasal dari kemanusiaan Muhammad." Namun belakangan ini saya menyatakan bahwa pesan-pesan risalah yang diwahyukan dapat dianggap sebagai diperantarai oleh ketidaksadaran Nabi SAW, sekalipun langsung berasal dari Tuhan. Pandangan tersebut akan mampu menjelaskan gambaran persepsi-persepsi Al-Qur'an tentang Kristen, namun saya tidak akan mempertahankan pandangan tersebut. Berdasarkan pandangan Islam yang baku bahwa Al-Qur'an itu seluruhnya berasal dari Allah dan bahwa kepribadian Muhammad SAW itu sama sekali tidak memberi kontribusi terhadap Al-Qur'an. Barangkali sulit untuk menjelaskan kekurangan dan kekeliruan pernyataan-pernyataan tentang masalah-masalah yang dikandung oleh Bibel. Walaupun demikian, apa yang penting di sini bukannya memberikan penjelasan yang tepat tentang "cara" wahyu turun dalam terma-terma modern, baik pemyataan ketidaksadaran maupun yang lain. Sebaliknya, yang penting di sini adalah untuk menegaskan tentang bagaimana kepribadian atau bagaimana kepribadian yang lain dan pandangan dunia Muhammad masuk ke dalam pesan-pesan wahyu yang diturunkan oleh Tuhan. Petunjuk yang dapat dilacak berkenaan dengan kasus Hosea di dalam Perjanjian Lama, karena Tuhan memperlihatkan kepada Hosea dengan pengalaman isterinya sendiri yang tidak beriman, maka ada suatu pengalaman yang paralel tentang pengalaman ketidak berimanan (kekufuran) bangsa Israel kepada Tuhan. Yang terutama penting bagi umat Kristen dewasa ini adalah 33
  • 42. ketidak sempurnaan persepsi Al-Qur'an terhadap Kristen itu tidak perlu membatasi nilai-nilai positif kebesaran ajaran Al-Qur'an, yang menambahkan bukti kebenaran-kebenaran sentral tradisi agama Ibrahim. Tuhan adalah Sang Pencipta sekalian manusia, yang telah menciptakan dunia sebagai tempat yang sesuai bagi makna kehidupan manusia. Tuhan menghendaki seluruh umat manusia itu beriman kepadaNya. Tuhan menghendaki keseimbangan kualitas moral kehidupan manusia di Hari Kemudian. Tuhan memanggil kepada semua manusia yang beriman untuk hanya menyembah kepada satu-satunya Allah bukan menyembah kepada yang lain selain Allah; agar berterima kasih kepadaNya dan mengikuti jalan hidup yang lurus, terutama dengan bersedekah dan bermurah hati mendermakan rejeki yang diberikan kepada mereka. Al-Qur'an juga menghadirkan Muhammad sebagai pribadi yang dipilih oleh Allah untuk membawa pesan risalah kenabian kepada penduduk Mekah, kepada bangsa Arab dan bahkan kepada publik manusia yang lebih luas. Dalam cahaya nilai-nilai positif yang agung tentang ajaran Al-Qur'an dan kesuksesan-kesuksesan praktis yang dihasilkan dari kenabian ini, persepsi-persepsi yang tak memadai terhadap Yahudi dan Kristen tidak dapat dinilai menjadi kelemahan yang serius, misalnya, untuk meniadakan semua hal yang disuarakan dan benar. Ada prinsip Kristiani yakni, "dari buah-buah mereka yang hendaknya engkau ketahui", dan secara pasti Islam membawa berjuta-juta kehidupan yang lebih baik ketimbang sisi lain yang sudah mereka miliki. Bahkan harus dikatakan agar dapat menolong menjadikan sebagian orang suci Kristen. Massignon dan Foucauld masuk Kristen dengan menyaksikan Islam kepada kebenaran hidup Tuhan. Seseorang menulis tentang Foucauld dan ketaatannya kepada kematian dalam Islam. Bagi seorang mistik, jiwa-jiwa yang mati itu dinilai sebanyak jiwa-jiwa yang hidup dan pekerjaan pokoknya yang khusus adalah untuk mensucikan keabadian Islam -- yang telah dan akan menjadi atas nama keabadian -- dalam menolong untuk memberikan seorang suci kepada Kristen. Lebih dari itu, ada banyak contoh dalam Bibel dan sejarah Kristiani, bagaimana Tuhan dapat mencapai tujuan-Nya lewat alat- alat apapun yang ada di tangan (kekuasaan)-Nya, bahkan ketika mereka memiliki kelemahan. Jadi umat Kristen harus mengikuti kebenaran mendalam pada pernyataan Al-Qur'an agar mengakui agama Ibrahim. Umat Yahudi, umat Kristen dan umat Islam, semua mempunyai keimanan yang kembali kepada Ibrahim, sungguhpun dengan nama apa saja keimanan itu diberi nama. Sementara, sebagian umat Islam agaknya berfikir bahwa suatu agama itu wajib tetap asli-murni 34
  • 43. tidak berubah-ubah. Dalam pada itu, sebagian umat Kristen melihat agama sebagai suatu hal yang hidup yang tumbuh dan berkembang sampai-sampai menemukan kebutuhan-kebutuhan masyarakat manusia yang senantiasa menjadi dan berubah tak kenal usai, dan hanya di pusatnyalah yang tetap dan yang tidak berubah untuk selama-lamanya. 35
  • 44. 36
  • 45. Bab: III Bab: III Elaborasi Persepsi Al Qur'an D i masa Khalifah Umar bin Khatthab (634-644 Masehi), pasukan kaum muslimin menaklukkan Syria, Iraq dan Mesir. Umat Kristen di negeri-negeri yang ditaklukkan oleh kaum muslimin ini mengakui status minoritas yang dilindungi dan tidak mendapat tekanan apa pun dari kaum muslimin. Ini berarti bahwa umat Islam yang hidup di wilayah-wilayah negeri tersebut memperoleh kesempatan pindah agama Kristen. Sementara sebagian umat Kristen dapat menghasilkan argumen-argumen yang kuat untuk menentang Islam dengan menunjukkan ketidak sesuaian antara Al-Qur'an dan Bibel. Persepsi Al-Qur'an tentang Kristen ketika dipublikasikan ke dalam situasi semacam ini benar- benar tidak berdaya. Namun demikian, tak dapat disangkal bahwa tanpa penolakan AI-Qur'an dan demikian pula tanpa penolakan ulama Islam yang mulai mengelaborasi beberapa aspek persepsi dengan masing-masing caranya untuk melemahkan argumen- argumen yang anti Islam. Dugaan Ketidakmurnian Dalam Kitab Suci Salah satu prestasi paling penting para ulama Islam masa awal adalah pengembangan ajaran pada titik pandang yang luas, dalam mana masa lampau Yahudi dan Kristen telah mengkorupsi atau mengubah kitab suci mereka. Pengubahan ini dilakukan tidak lama setelah kitab Taurat dan Injil yang sebenamya asli diterima oleh Nabi Musa dan Isa secara berturut-turut. Hal ini memudahkan bagi umat Islam untuk menepis berbagai argumen dari umat Kristen yang didasarkan atas kitab Bibel. Klaim bahwa ajaran Kristen ini telah dikorupsi atau "berubah" --tahrif-- diketemukan di dalam Al-Qur'an. Ada empat ayat Al-Qur'an yang memakai kata yuharrifuna yang merupakan bentuk kata kerja dari kata tahrif sebagai masdarnya. Pengujian keempat ayat ini menunjukkan