SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
PEMBAGIAN WARISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SURAT
WASIAT
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Hubungan persaudaraan bisa berantakan jika masalah pembagian harta warisan seperti
rumah atau tanah tidak dilakukan dengan adil. Untuk menghindari masalah, sebaiknya
pembagian warisan diselesaikan dengan adil. Oleh karenanya, dalam pembagian warisan harus di
lihat terlebih dahulu hokum yang mana yang akan di gunakan oleh para ahli waris dalam
menyelesaikan sengketa waris yang terjadi. Pewaris adalah seseorang yang meninggal dunia,
baik laki-laki maupun perempuan yang meninggalkan sejumlah harta kekayaan maupun hak-hak
yang diperoleh beserta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan selama hidupnya, baik
dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat.
Dasar hukum seseorang ahli waris mewarisi sejumlah harta pewaris menurut sisten
hukum waris BW ada dua cara, yaitu:
a. menurut ketentuan undang-undang;
b. ditunjuk dalam surat wasiat (testamen).
Menurut pasal 832 kukperdata yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah,
baik yang sah menurut undang2 maupun diluar perkawinan, dan suami istri yang hidup terlama .
Undang-undang telah menentukan bahwa untuk melanjutkan kedudukan hukum seseorang yang
meninggal, sedapat mungkin disesuaikan dengan kehendak dari orang yang meninggal itu.
Undang-undang berprinsip bahwa seseorang bebas untuk menentukan kehendaknya tentang harta
kekayaannya setelah ia meninggal dunia.
Akan tetapi apabila ternyata seorang tidak menentukan sendiri ketika ia hidup tentang apa
yang akan terjadi terhadap harta kekayaannya maka dalam hal demikian undang-undang kembali
akan menentukan perihal pengaturan harta yang ditinggalkan seseorang tersebut.
Di samping undang-undang, dasar hukum seseorang mewarisi harta peninggalan pewaris
juga melalui cara ditunjuk dalam surat wasiat. Surat wasiat atau testamen adalah “suatu
pernyataan tentang apa yang dikehendaki setelah ia meninggal dunia”.Sifat utama surat wasiat
adalah mempunyai kekuatan berlaku setelah pembuat surat wasiat meninggal dan tidak dapat
ditarik kembali. Selama pembuat surat wasiat masih hidup, surat wasiat masih dapat diubah atau
dicabut, sedangkan setelah pembuat wasiat meninggal dunia surat wasiat tidak dapat lagi diubah,
dicabut, maupun ditarik kembali oleh siapa pun.
Seseorang dapat mewariskan sebagian atau seluruhnya hartanya dengan surat wasiat.
Apabila seseorang hanya menetapkan sebagian dari hartanya melalui surat wasiat, maka sisanya
merupakan bagian ahli waris berdasarkan undang-undang (ahli waris ab intestato). Jadi,
pemberian seseorang pewaris berdasarkan surat wasiat tidak bermaksud untuk menghapuskan
hak untuk mewaris secara ab intestato.
Undang-undang tidak membedakan ahli waris laki-laki dan perempuan, juga tidak
membedakan urutan kelahiran, hanya ada ketentuan bahwa ahli waris golongan pertama jika
masih ada maka akan menutup hak anggota keluarga lainnya dalam dalam garis lurus ke atas
maupun ke samping. Demikian pula golongan yang lebih tinggiderajatnya menutup yang lebih
rendah derajatnya. Sedangkan ahli Waris menurut surat wasiat atau testamen, jumlahnya tidak
tentu sebab ahli waris macam ini bergantung pada kehendak si pembuat wasiat.
Suatu surat wasiat seringkali berisi penunjukan seseorang atau beberapa orang ahli waris
yang akan mendapat seluruh atau sebagian dari warisan. Akan tetapi seperti juga ahli waris
menurut undang-undang atau ab intestato, ahli waris menurut surat wasiat atau ahli waris
testamenter akan memperoleh segala hak dan segala kewajiban dari pewaris.
Dari kedua macam ahli waris di atas, timbullah persoalan ahliwaris yang manakah yang
lebih diutamakan, apakah ahli waris menurut undang-undang atau ahli waris menurut surat
wasiat?
Permasalahan
1. Ahli waris manakah yang lebih di utamakan, apakah ahli waris menurut uu atau ahli
waris menurut surat wasiat ?
2. Apa saja syarat-syarat orang yang akan menerima harta peninggalan ?
Pembahasan
Menurut pasal 875 kuhper surat wasiat adalah akta yang berisi pernyataan seseorang
tentang apa yang di kehendakinya terjadi setelah ia meninggal, yang dapat di cabut kembali
olehnya. Berdasarkan beberapa peraturan-peraturan yang termuat dalam BW tentang surat wasiat
yaitu pada pasal 874-1022, dapat disimpulkan bahwa yang diutamakan adalah ahli waris menurut
undang-undang. Hal ini terbukti beberapa peraturan yang membatasi kebebasan seseorang untuk
membuat surat wasiat agar tidak sekehendak hatinya. Ketentuan yang terdapat dalam BW yang
isinya membatasi seseorang pembuat surat wasiat agar tidak merugikan ahli waris menurut
undang-undang antara lain dapat dilihat dari pasal 879 ayat (1),yaitu pengangkatan ahli waris
yang bersifat melompat atau substitusi fideicommissaire adalah di larang”, dan juga pada
substansi pasal 881 ayat (2), yaitu: “Dengan sesuatu pengangkatan waris atau pemberian hibah,
pihak yang mewariskan atau pewaris tidak boleh merugikan para ahli warisnya yang berhak atas
sesuatu bagian mutlak”.
Ahli waris yang memperoleh bagian mutlak atau “legitime portie” ini termasuk ahli waris
menurut undang-undang, mereka adalah para ahli waris dalam garis lurus ke atas maupun dalam
garis lurus ke bawah yang memperoleh bagian tertentu dari harta peninggalan dan bagian itu
tidak dapat dihapuskan oleh si pewaris.
R. Subekti, dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Perdata” menerangkan pengertian legaat
yaitu suatu pemberian kepada seseorang yang bukan ahli waris melalui surat wasiat, berupa :
1) satu atau beberapa benda tertentu;
2) seluruh benda dari satu macam atau satu jenis, misalnya memberikan seluruh benda
bergerak;
3) hak memungut hasil dari seluruh atau sebagian harta warisan;
4) sesuatu hak lain terhadap harta peninggalan.
Orang yang menerima legaat dinamakan legataris, karena ia bukan ahli waris maka ia
tidak diwajibkan membayar hutang-hutang pewaris, ia hanya mempunyai hak untuk menuntut
legaat yang diberikan kepadanya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, R. Subekti, mengemukakan dalam bukunya, bahwa
“peraturan mengenai legitime portie oleh undang-undang dipandang sebagai pembatasan
kemerdekaan seseorang untuk membuat wasiat atau testamen menurut sekehendak hatinya
sendiri”.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, seseorang yang akan menerima sejumlah harta
peninggalan terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut:
a. Harus ada orang yang meninggal dunia (pasal 830 BW);
b. Harus ahli waris atau para ahli waris harus ada pada saat pewaris meninggal
dunia. Ketentuan ini tidak berarti mengurangi makna ketentuan pasal 2 BW,
yaitu: “anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai
telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak menghendakinya”. Apabila ia
meninggal saat dilahirkan, ia dianggap tidak pernah ada. Dengan demikian berarti
bayi dalam kandungan juga sudah diatur haknya oleh hokum sebagai ahli waris
dan telah dianggap cakap untuk mewaris;
c. Seseorang ahli waris harus cakap serta berhak mewaris, dalam arti ia tidak
dinyatakan oleh undang-undang sebagai seorang yang tidak patut mewaris karena
kematian, atau tidak dianggap sebagi tidak cakap untuk menjadi ahli waris.
Setelah terpenuhi syarat-syarat tersebut di atas, para ahli waris diberi kelonggaran oleh
undang-undang untuk selanjutnya menentukan sikap terhadap suatu harta warisan. Ahli waris
diberi hak untuk berfikir selama empat bulan setelah itu ia harus menyatakan sikapnya apakah
menerima atau menolak warisan atau mungkin saja ia menerima warisan dengan syarat yang
dinamakan “menerima warisan secara beneficiaire”, yang merupakan suatu jalan tengah antara
menerima dan menolak warisan.
Selama ahli waris mempergunakan haknya untuk berfikir guna menentukan sikap
tersebut, ia tidak dapat dipaksa untuk memenuhi kewajiban sebagai ahli waris sampai jangka
waktu itu berakhir selama empat bulan (pasal 1024 BW). Setelah jangka waktu yang ditetapkan
undang-undang berakhir, seorang ahli waris dapat memilih antara tiga
kemungkinan, yaitu:
a. Menerima warisan dengan penuh;
b. Menerima warisan tetapi dengan ketentuan bahwa ia tidak akan diwajibkan membayar
hutang-hutang pewaris yang melebihi bagiannya dalam warisan itu, atau disebut dengan
istilah ”menerima warisan secara beneficiaire”;
c. Menolak warisan.
Seorang ahli waris yang menyatakan menerima warisan secara beneficiaire atau
menerima dengan mengadakan inventarisasi harta peninggalan, mempunyai beberapa kewajiban
yaitu:
a) wajib melakukan pencatatan atas jumlah harta peninggalan dalam waktu empat bulan
setelah ia menyatakan kehendaknya kepada panitera pengadilan negeri;
b) wajib mengurus harta peninggalan dengan sebaik-baiknya;
c) wajib membereskan urusan waris dengan segera;
d) wajib memberikan jaminan kepada kreditur, baik kreditur benda bergerak maupun
kreditur pemegang hipotik;
e) wajib memberikan pertanggung jawaban kepada seluruh kreditur pewaris, maupun
kepada orang-orang yang menerima pemberian secara “legaat”;
f) wajib memanggil para kreditur pewaris yang tidak dikenal melalui surat kabar resmi.
Kesimpulan
Dlam penentuan pembagian waris yang lebih di utamakan adalah berdasarkan uu. Dan
dalam pembagian warisan berdasarkan surat wasiat tidaklah boleh sesuka hati karna akan
merugian para ahli waris berdasarkan uu. Seseorang dinyatakan berhak atas warisan apabila telah
terpenuhi syarat berdasarkan uu. Apabila terjadi perselisian diantara ahli waris mana yang berhak
menerima wairan maka para ahli waris dapat mengajukan gugatan agar dia mendapatkan haknya
sebagai ahli waris. Seorang ahli waris juga berhak untuk menerima atau menolak warisan.
Daftar pustaka
Ali Afandi, Prof, SH, Hukum Waris, Hukum Keluarga Dan Hukum
Pembuktian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000.
Subekti, Prof. SH, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta,
1995.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Terjemahan
Prof. R. Subekti, S.H. dan R. Tjirosudibio, Pradnya Paramita, 1992.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
Nasria Ika
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
Nasria Ika
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
suiggetsu
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Sigit Riono
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
Nasria Ika
 

La actualidad más candente (20)

Surat kuasa termohon
Surat kuasa termohonSurat kuasa termohon
Surat kuasa termohon
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Surat kuasa khusus
Surat   kuasa khususSurat   kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
Contoh duplik tergugat (peradilan semu)
 
Pengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawinPengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawin
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
 

Destacado

Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli warisSurat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Operator Warnet Vast Raha
 

Destacado (14)

Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisanDraf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
Surat wasiat
Surat wasiatSurat wasiat
Surat wasiat
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli warisSurat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
 
Surat keterangan ahli waris
Surat keterangan ahli warisSurat keterangan ahli waris
Surat keterangan ahli waris
 
Surat keterangan
Surat keteranganSurat keterangan
Surat keterangan
 
Contoh Surat Kesepakatan bagi Waris
Contoh Surat Kesepakatan bagi WarisContoh Surat Kesepakatan bagi Waris
Contoh Surat Kesepakatan bagi Waris
 
Blanko surat pernyataan dan keterangan ahli waris
Blanko surat pernyataan dan keterangan ahli warisBlanko surat pernyataan dan keterangan ahli waris
Blanko surat pernyataan dan keterangan ahli waris
 
Surat keterangan waris
Surat keterangan warisSurat keterangan waris
Surat keterangan waris
 
Surat wasiat
Surat wasiat Surat wasiat
Surat wasiat
 

Similar a Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu

HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdfHUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
SAHasugian
 
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibacaMATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
GilmanSiahaan
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
Nasria Ika
 
4 hukum waris islam dan permasalahannya
4 hukum waris islam dan permasalahannya4 hukum waris islam dan permasalahannya
4 hukum waris islam dan permasalahannya
Muhammad Musta'in
 
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptxHukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
riansaputra79
 

Similar a Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu (20)

Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
 
Hukum Waris BW.pdf
Hukum Waris BW.pdfHukum Waris BW.pdf
Hukum Waris BW.pdf
 
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdfHUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
 
Hukum Waris by I Gede Auditta
Hukum Waris by I Gede AudittaHukum Waris by I Gede Auditta
Hukum Waris by I Gede Auditta
 
Hukum waris (1)
Hukum waris (1)Hukum waris (1)
Hukum waris (1)
 
Wasiat lompat tangan dalam sistim perdata
Wasiat lompat tangan dalam sistim perdataWasiat lompat tangan dalam sistim perdata
Wasiat lompat tangan dalam sistim perdata
 
hukum perdata.pptx
hukum perdata.pptxhukum perdata.pptx
hukum perdata.pptx
 
HUKUM_WARIS.ppt
HUKUM_WARIS.pptHUKUM_WARIS.ppt
HUKUM_WARIS.ppt
 
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxTUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
 
PIHukum
PIHukumPIHukum
PIHukum
 
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibacaMATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
MATERI 3 - HK WARIS ISLAM (2).ppt Silahkan dibaca
 
Hukum jaminan sudjito
Hukum jaminan   sudjitoHukum jaminan   sudjito
Hukum jaminan sudjito
 
Pewarisan dan Surat Keterangan Waris - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pewarisan dan Surat Keterangan Waris - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Pewarisan dan Surat Keterangan Waris - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Pewarisan dan Surat Keterangan Waris - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
1 pengertian
1 pengertian1 pengertian
1 pengertian
 
Warper sebelum uts
Warper sebelum utsWarper sebelum uts
Warper sebelum uts
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
 
4 hukum waris islam dan permasalahannya
4 hukum waris islam dan permasalahannya4 hukum waris islam dan permasalahannya
4 hukum waris islam dan permasalahannya
 
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptxHukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
Hukum PERDATA PENGANTAR (Subyek Hukum).pptx
 

Más de indra wijaya (6)

Tindakan yang di larang dalam persaingan usaha(uu no. 5 1999)
Tindakan yang di larang dalam persaingan usaha(uu no. 5 1999)Tindakan yang di larang dalam persaingan usaha(uu no. 5 1999)
Tindakan yang di larang dalam persaingan usaha(uu no. 5 1999)
 
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusiPenyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
Penyelesaian sengketa pemilu di mahkamah konstitusi
 
Islam dinamis
Islam dinamisIslam dinamis
Islam dinamis
 
Dampak positif dan negatif perilaku monopoli
Dampak positif dan negatif perilaku monopoliDampak positif dan negatif perilaku monopoli
Dampak positif dan negatif perilaku monopoli
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
Bantuan hukum golongan tidak mampu
Bantuan hukum golongan tidak mampuBantuan hukum golongan tidak mampu
Bantuan hukum golongan tidak mampu
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Pembagian harta warisan berdasarkan surat wasiat dan uu

  • 1. PEMBAGIAN WARISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SURAT WASIAT PENDAHULUAN Latar belakang masalah Hubungan persaudaraan bisa berantakan jika masalah pembagian harta warisan seperti rumah atau tanah tidak dilakukan dengan adil. Untuk menghindari masalah, sebaiknya pembagian warisan diselesaikan dengan adil. Oleh karenanya, dalam pembagian warisan harus di lihat terlebih dahulu hokum yang mana yang akan di gunakan oleh para ahli waris dalam menyelesaikan sengketa waris yang terjadi. Pewaris adalah seseorang yang meninggal dunia, baik laki-laki maupun perempuan yang meninggalkan sejumlah harta kekayaan maupun hak-hak yang diperoleh beserta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan selama hidupnya, baik dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat. Dasar hukum seseorang ahli waris mewarisi sejumlah harta pewaris menurut sisten hukum waris BW ada dua cara, yaitu: a. menurut ketentuan undang-undang; b. ditunjuk dalam surat wasiat (testamen). Menurut pasal 832 kukperdata yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang2 maupun diluar perkawinan, dan suami istri yang hidup terlama . Undang-undang telah menentukan bahwa untuk melanjutkan kedudukan hukum seseorang yang meninggal, sedapat mungkin disesuaikan dengan kehendak dari orang yang meninggal itu. Undang-undang berprinsip bahwa seseorang bebas untuk menentukan kehendaknya tentang harta kekayaannya setelah ia meninggal dunia. Akan tetapi apabila ternyata seorang tidak menentukan sendiri ketika ia hidup tentang apa yang akan terjadi terhadap harta kekayaannya maka dalam hal demikian undang-undang kembali akan menentukan perihal pengaturan harta yang ditinggalkan seseorang tersebut.
  • 2. Di samping undang-undang, dasar hukum seseorang mewarisi harta peninggalan pewaris juga melalui cara ditunjuk dalam surat wasiat. Surat wasiat atau testamen adalah “suatu pernyataan tentang apa yang dikehendaki setelah ia meninggal dunia”.Sifat utama surat wasiat adalah mempunyai kekuatan berlaku setelah pembuat surat wasiat meninggal dan tidak dapat ditarik kembali. Selama pembuat surat wasiat masih hidup, surat wasiat masih dapat diubah atau dicabut, sedangkan setelah pembuat wasiat meninggal dunia surat wasiat tidak dapat lagi diubah, dicabut, maupun ditarik kembali oleh siapa pun. Seseorang dapat mewariskan sebagian atau seluruhnya hartanya dengan surat wasiat. Apabila seseorang hanya menetapkan sebagian dari hartanya melalui surat wasiat, maka sisanya merupakan bagian ahli waris berdasarkan undang-undang (ahli waris ab intestato). Jadi, pemberian seseorang pewaris berdasarkan surat wasiat tidak bermaksud untuk menghapuskan hak untuk mewaris secara ab intestato. Undang-undang tidak membedakan ahli waris laki-laki dan perempuan, juga tidak membedakan urutan kelahiran, hanya ada ketentuan bahwa ahli waris golongan pertama jika masih ada maka akan menutup hak anggota keluarga lainnya dalam dalam garis lurus ke atas maupun ke samping. Demikian pula golongan yang lebih tinggiderajatnya menutup yang lebih rendah derajatnya. Sedangkan ahli Waris menurut surat wasiat atau testamen, jumlahnya tidak tentu sebab ahli waris macam ini bergantung pada kehendak si pembuat wasiat. Suatu surat wasiat seringkali berisi penunjukan seseorang atau beberapa orang ahli waris yang akan mendapat seluruh atau sebagian dari warisan. Akan tetapi seperti juga ahli waris menurut undang-undang atau ab intestato, ahli waris menurut surat wasiat atau ahli waris testamenter akan memperoleh segala hak dan segala kewajiban dari pewaris.
  • 3. Dari kedua macam ahli waris di atas, timbullah persoalan ahliwaris yang manakah yang lebih diutamakan, apakah ahli waris menurut undang-undang atau ahli waris menurut surat wasiat? Permasalahan 1. Ahli waris manakah yang lebih di utamakan, apakah ahli waris menurut uu atau ahli waris menurut surat wasiat ? 2. Apa saja syarat-syarat orang yang akan menerima harta peninggalan ? Pembahasan Menurut pasal 875 kuhper surat wasiat adalah akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang di kehendakinya terjadi setelah ia meninggal, yang dapat di cabut kembali olehnya. Berdasarkan beberapa peraturan-peraturan yang termuat dalam BW tentang surat wasiat yaitu pada pasal 874-1022, dapat disimpulkan bahwa yang diutamakan adalah ahli waris menurut undang-undang. Hal ini terbukti beberapa peraturan yang membatasi kebebasan seseorang untuk membuat surat wasiat agar tidak sekehendak hatinya. Ketentuan yang terdapat dalam BW yang isinya membatasi seseorang pembuat surat wasiat agar tidak merugikan ahli waris menurut undang-undang antara lain dapat dilihat dari pasal 879 ayat (1),yaitu pengangkatan ahli waris yang bersifat melompat atau substitusi fideicommissaire adalah di larang”, dan juga pada substansi pasal 881 ayat (2), yaitu: “Dengan sesuatu pengangkatan waris atau pemberian hibah, pihak yang mewariskan atau pewaris tidak boleh merugikan para ahli warisnya yang berhak atas sesuatu bagian mutlak”. Ahli waris yang memperoleh bagian mutlak atau “legitime portie” ini termasuk ahli waris menurut undang-undang, mereka adalah para ahli waris dalam garis lurus ke atas maupun dalam garis lurus ke bawah yang memperoleh bagian tertentu dari harta peninggalan dan bagian itu tidak dapat dihapuskan oleh si pewaris. R. Subekti, dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Perdata” menerangkan pengertian legaat yaitu suatu pemberian kepada seseorang yang bukan ahli waris melalui surat wasiat, berupa :
  • 4. 1) satu atau beberapa benda tertentu; 2) seluruh benda dari satu macam atau satu jenis, misalnya memberikan seluruh benda bergerak; 3) hak memungut hasil dari seluruh atau sebagian harta warisan; 4) sesuatu hak lain terhadap harta peninggalan. Orang yang menerima legaat dinamakan legataris, karena ia bukan ahli waris maka ia tidak diwajibkan membayar hutang-hutang pewaris, ia hanya mempunyai hak untuk menuntut legaat yang diberikan kepadanya. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, R. Subekti, mengemukakan dalam bukunya, bahwa “peraturan mengenai legitime portie oleh undang-undang dipandang sebagai pembatasan kemerdekaan seseorang untuk membuat wasiat atau testamen menurut sekehendak hatinya sendiri”. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, seseorang yang akan menerima sejumlah harta peninggalan terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut: a. Harus ada orang yang meninggal dunia (pasal 830 BW); b. Harus ahli waris atau para ahli waris harus ada pada saat pewaris meninggal dunia. Ketentuan ini tidak berarti mengurangi makna ketentuan pasal 2 BW, yaitu: “anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana kepentingan si anak menghendakinya”. Apabila ia meninggal saat dilahirkan, ia dianggap tidak pernah ada. Dengan demikian berarti bayi dalam kandungan juga sudah diatur haknya oleh hokum sebagai ahli waris dan telah dianggap cakap untuk mewaris; c. Seseorang ahli waris harus cakap serta berhak mewaris, dalam arti ia tidak dinyatakan oleh undang-undang sebagai seorang yang tidak patut mewaris karena kematian, atau tidak dianggap sebagi tidak cakap untuk menjadi ahli waris.
  • 5. Setelah terpenuhi syarat-syarat tersebut di atas, para ahli waris diberi kelonggaran oleh undang-undang untuk selanjutnya menentukan sikap terhadap suatu harta warisan. Ahli waris diberi hak untuk berfikir selama empat bulan setelah itu ia harus menyatakan sikapnya apakah menerima atau menolak warisan atau mungkin saja ia menerima warisan dengan syarat yang dinamakan “menerima warisan secara beneficiaire”, yang merupakan suatu jalan tengah antara menerima dan menolak warisan. Selama ahli waris mempergunakan haknya untuk berfikir guna menentukan sikap tersebut, ia tidak dapat dipaksa untuk memenuhi kewajiban sebagai ahli waris sampai jangka waktu itu berakhir selama empat bulan (pasal 1024 BW). Setelah jangka waktu yang ditetapkan undang-undang berakhir, seorang ahli waris dapat memilih antara tiga kemungkinan, yaitu: a. Menerima warisan dengan penuh; b. Menerima warisan tetapi dengan ketentuan bahwa ia tidak akan diwajibkan membayar hutang-hutang pewaris yang melebihi bagiannya dalam warisan itu, atau disebut dengan istilah ”menerima warisan secara beneficiaire”; c. Menolak warisan. Seorang ahli waris yang menyatakan menerima warisan secara beneficiaire atau menerima dengan mengadakan inventarisasi harta peninggalan, mempunyai beberapa kewajiban yaitu: a) wajib melakukan pencatatan atas jumlah harta peninggalan dalam waktu empat bulan setelah ia menyatakan kehendaknya kepada panitera pengadilan negeri; b) wajib mengurus harta peninggalan dengan sebaik-baiknya; c) wajib membereskan urusan waris dengan segera; d) wajib memberikan jaminan kepada kreditur, baik kreditur benda bergerak maupun kreditur pemegang hipotik;
  • 6. e) wajib memberikan pertanggung jawaban kepada seluruh kreditur pewaris, maupun kepada orang-orang yang menerima pemberian secara “legaat”; f) wajib memanggil para kreditur pewaris yang tidak dikenal melalui surat kabar resmi.
  • 7. Kesimpulan Dlam penentuan pembagian waris yang lebih di utamakan adalah berdasarkan uu. Dan dalam pembagian warisan berdasarkan surat wasiat tidaklah boleh sesuka hati karna akan merugian para ahli waris berdasarkan uu. Seseorang dinyatakan berhak atas warisan apabila telah terpenuhi syarat berdasarkan uu. Apabila terjadi perselisian diantara ahli waris mana yang berhak menerima wairan maka para ahli waris dapat mengajukan gugatan agar dia mendapatkan haknya sebagai ahli waris. Seorang ahli waris juga berhak untuk menerima atau menolak warisan.
  • 8. Daftar pustaka Ali Afandi, Prof, SH, Hukum Waris, Hukum Keluarga Dan Hukum Pembuktian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000. Subekti, Prof. SH, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 1995. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Terjemahan Prof. R. Subekti, S.H. dan R. Tjirosudibio, Pradnya Paramita, 1992.