SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
                      N0. 42 Tahun 1996
     Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
              Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi



                MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,


Menimbang:
a.   bahwa untuk melestarikan fungsi dan tatanan lingkungan hidup agar
     tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk
     hidup lainnya perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan
     limbah cair ke lingkungan;
b.   bahwa tindak lanjut ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah
     Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, perlu
     ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair;
c.   bahwa kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi mempunyai potensi
     menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu
     dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan
     menetapkan Baku Mutu Limbah Cair;
d.   bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas dipandang perlu
     menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang
     Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas
     Bumi;


Mengingat :
1.   Mijnpolitie Reglement 1930 (Stbld. 1930 Nomor 341);
2.   Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Ketentuan-
     ketentuan Pokok Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
     Negara Tahun 1960 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor
     2070);
3.   Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
     Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,
     Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
4.   Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran
     Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor
     3046);
5.    Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan ketentuan
      Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
      Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
6.    Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1974 tentang Pengawasan
      Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di
      Daerah Lepas Pantai (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 20,
      Tambahan Lembaran Negara Nomor 3031);
7.    Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan
      Kerja Pada Pemurnian dan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
      (Lembaran Negara Nomor 18 Tahun 1979, Tambahan Lembaran
      Negara Nomor 3135);
8.    Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
      Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan
      Lembaran Negara Nomor 3409);
9.    Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai
      (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran
      Negara Nomor 3445);
10.   Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
      Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor
      84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 8538);
11.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993
      tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI;
12.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang
      Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan tata Kerja Menteri Negara Serta
      Susunan Organisasi staf Menteri Negara;
13.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 tentang
      Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;


                             MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU
   LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI


                                Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1.    Eksplorasi adalah segala cara penyelidikan geologi pertambangan
      untuk menetapkan adanya dan keadaan bahan-bahan galian minyak
      dan gas serta panas bumi.
2.    Eksploitasi adalah pekerjaan pertambangan dengan maksud untuk
      menghasilkan bahan-bahan galian minyak dan gas serta panas bumi
      dengan jalan yang lazim;
3.    Pengilangan minyak adalah usaha memproses minyak dan gas bumi di
      daratan atau di daerah lepas pantai dengan cara mempergunakan
      proses fisika, kimia guna memperoleh dan mempertinggi mutu bahan-
      bahan galian minyak dan gas serta panas bumi yang dapat digunakan;
4.    Depot adalah tempat kegiatan penerimaan, penimbunan dan
      penyaluran kembali Bahan Bakar Minyak (BBM) yang penerimaan /
      penyalurannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan
      pengairan (sungai, laut) sistem pipa, mobil tangki/bridgen dan Rail
      Tank Wagon (RTW);
5.    Baku Mutu Limbah cair Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
      adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang
      adanya dalam limbah cair untuk dibuang dan kegiatan Minyak dan Gas
      serta Panas Bumi;
6.    Limbah Cair adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh
      kegiatan dibidang minyak dan gas serta panas bumi yang dibuang ke
      lingkungan dan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan;
7.    Debit maksimum limbah cair adalah debit tertinggi yang masih
      diperbolehkan di buang ke lingkungan;
8.    Kadar maksimum limbah cair adalah kadar tertinggi yang masih
      diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
9.    Beban pencemaran maksimum adalah beban tertinggi yang masih
      diperbolehkan di buang ke lingkungan;
10.   Bapedal adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
11.   Instansi teknis ada instansi yang bertanggung jawab di bidang
      kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi;
12.   Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur Kepala
      Daerah Khusus Ibukota dan Gubernur Kepala Daerah Istimewa;
13.   Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup.


                                  Pasal 2
(1)   Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis kegiatan Minyak dan Gas serta
      Panas Bumi:
      a.    Eksplorasi dan produksi migas adalah sebaga tersebut dalam
            Lampiran I dan II;
      b.    Eksplorasi dan produksi panas bumi adalah sebagaimana
            tersebut dalam Lampiran III;
c.     Pengilangan minyak bumi adalah sebagaimana tersebut dalam
             Lampiran IV dan V;
      d.     Pengilangan LNG dan LPG adalah sebagaimana tersebut dalam
             Lampiran VI;
      e.     Instalasi, depot dan terminal minyak adalah sebagaimana
             tersebut dalam Lampiran VII;
(2)   Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal
      ini ditetapkan berdasarkan kadar, kecuali jenis kegiatan pengilangan
      minyak bumi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c pasal ini
      ditetapkan berdasarkan beban pencemaran dan kadar.


                                  Pasal 3
Bagi jenis kegiatan:
a.    Eksplorasi dan produksi migas yang:
      1)     Telah beroperasi sebelum ditetapkan keputusan ini, berlaku
             Baku Mutu Limbah Cair sebagammana dimaksud dalam
             Lampiran I;
      2)     Tahap perencanaannya dilakukan sebelum ditetapkan keputusan
             ini dan beroperasi setelah ditetapkan keputusan ini, berlaku
             Baku Mutu Lmmbah Cair sebagaimana dimaksud dalam
             lampiran I;
      3)     Tahap perencanaannya dilakukan setelah ditetapkan keputusan
             ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud
             dalam Lampiran II;
      4)     Apabila menggunakan fasilitas pengolahan yang lama untuk
             kegiatan pengembangan kilang Migas, berlaku Baku Mutu
             Limbab Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I;
b.    Pengilangan minyak bumi yang:
      1)     Telah beroperasi sebelum dmtetapkan keputusan ini, berlaku
             Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
             IV;
      2)     Tahap perencanaannya dilakukan sebelum ditetapkan keputusan
             ini dan beroperasi setelah ditetapkan keputusan ini berlaku
             Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
             IV;
      3)     Tahap perencanaannya dilakukan setetah ditetapkan keputusan
             ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud
             dalam Lampiran V;


                                  Pasal 4
Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini
setiap saat tidak boleh dilampaui.


                                  Pasal 5
Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan
in ditinjau secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 5(lima) tahun.


                                  Pasal 6
(1)   Gubernur dapat menetapkan parameter tambahan di luar parameter
      yang tercantum dalam Iampiran keputusan ini setelah mendapat
      persetujuan dan Menteri.
(2)   Menteri mengeluarkan keputusan mengenai parameter tambahan
      dengan memperhatikan saran dan pertimbangan instansi teknis yang
      bersangkutan.
(3)   Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan selambat
      lambatnya 4 (empat) bulan sejak diterimanya permohonan
      persetujuan.
(4)   Apabila telah melampaui jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam
      ayat (3) tidak diberikan keputusan, maka dianggap Menteri telah
      mengeluarkan keputusan penolakan.


                                  Pasal 7
(1)   Gubernur dapat menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dan
      ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini
      setelah berkonsultasi dengan Menteri dan Instansi teknis yang
      bersangkutan.
(2)   Apabila Gubernur tidak menetapkan Baku Mutu Limbah Cair
      sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini maka berlaku Baku
      Mutu Limbah Cair seperti tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.


                                  Pasal 8
Apabila analisis mengenai dampak lingkungan bagi kegiatan Minyak dan Gas
serta Panas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dan Baku Mutu Limbah Cair
sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan ini, maka untuk kegiatan
tersebut berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yang dipersyaratkan
oleh analisis mengenai dampak lingkungan.


                                  Pasal 9
Setiap penanggungjawab kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib untuk:
a.    Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang
      dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang
      telah ditetapkan.
b.    Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan
      pencatatan debit harian limbah cair tersebut khusus untuk kegiatan
      pengilangan Migas.
c.    Memeriksa kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana
      tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang
      kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan.
d.    Menyampaikan laporan tentang pencatatan debit harian khusus
      kegiatan Pengilangan Migas dan kadar parameter Baku Mutu Limbah
      Cair sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c sekurang-kurangnya
      3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Kepala Bapedal, Menteri dan
      instansi teknis serta pihak lain yang dipandang perlu.


                                 Pasal 10
Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 dicantumkan
ke dalam izin yang dianggap relevan untuk pengendalian pencemaran bagi
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini.


                                 Pasal 11
Apabila Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan sebelum keputusan ini:
a.    Baku Mutu Limbah Cairnya lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu
      Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini
      dinyatakan tetap berlaku;
b.    Baku Mutu Limbah Cairnya lebih longgar dan Baku Mutu Limbah Cair
      sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini, wajib
      disesuaikan dengan Baku Mutu Limbah Cair seperti yang tercantum
      dalam Lampiran Keputusan ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun
      setelah ditetapkan Keputusan ini.


                                 Pasal 12
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Di tetapkan di : Jakarta
Pada tanggal 9 Oktober 1996
Menteri Negara Lingkungan Hidup,


ttd,
Sarwono Kusumaatmadja


Salinan sesuai dengan aslinya
Asisten IV Menteri Negara Lingkungan Hidup
Bidang Pengembangan Pengawasan
dan Pengendalian


ttd
Hambar Martono




LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


              BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
                EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


          BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
            EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS




LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


          BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
            EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS




LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
               PENGILANGAN MINYAK BUMI




LAMPIRAN V
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


          BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
               PENGILANGAN MINYAK BUMI




LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


          BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
           PENGILANGAN LNG DAN LPG TERPADU
LAMPIRAN VII
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996


          BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN
          INSTALASI, DEPOT DAN TERMINAL MINYAK




          ______________________________________

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
 
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahTata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahJoy Irman
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalinfosanitasi
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliHesty Kartika Dewi
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPALRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPALJoy Irman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan SampahJoy Irman
 
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...helmut simamora
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
 
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalPengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalinfosanitasi
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.dockeslingkembangan
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Penataan Ruang
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sidik Darmanto
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Joy Irman
 

La actualidad más candente (20)

Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
 
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahTata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
 
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipalPedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
 
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur GaliPengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
Pengambilan Sampel dan Pemeriksaan Kekeruhan Air Sumur Gali
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPALRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPAL
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
 
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...
Tabel penghitung disain instalasi pengolahan limbah tinja dan jumlah bakteri ...
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
 
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalPengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Penge...
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
 

Similar a Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi

kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migaskepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migasMhella Muciil
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
201711061121261995-8-Peraturan.pdf
201711061121261995-8-Peraturan.pdf201711061121261995-8-Peraturan.pdf
201711061121261995-8-Peraturan.pdfPancaNababan1
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...WahyuHidayat345993
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineMarita Purnama Sari
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdftamihakim
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...walhiaceh
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdflilyoktavia2
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasWinarso Arso
 
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganModul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganjohnmaking
 
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriMas Kris
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Winarso Arso
 
Permen esdm nomor 18 tahun 2018
Permen esdm nomor 18 tahun 2018Permen esdm nomor 18 tahun 2018
Permen esdm nomor 18 tahun 2018ridwannoorfalah
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmSei Enim
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
 

Similar a Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi (20)

kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migaskepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Kep 01 thn 95
Kep 01 thn 95Kep 01 thn 95
Kep 01 thn 95
 
201711061121261995-8-Peraturan.pdf
201711061121261995-8-Peraturan.pdf201711061121261995-8-Peraturan.pdf
201711061121261995-8-Peraturan.pdf
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migas
 
Kepmen lh no.202-2004
Kepmen lh no.202-2004Kepmen lh no.202-2004
Kepmen lh no.202-2004
 
Peraturan perundang
Peraturan perundangPeraturan perundang
Peraturan perundang
 
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganModul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
 
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
 
Permen esdm nomor 18 tahun 2018
Permen esdm nomor 18 tahun 2018Permen esdm nomor 18 tahun 2018
Permen esdm nomor 18 tahun 2018
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
 

Más de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

Más de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi

  • 1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup N0. 42 Tahun 1996 Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a. bahwa untuk melestarikan fungsi dan tatanan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan; b. bahwa tindak lanjut ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, perlu ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair; c. bahwa kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan menetapkan Baku Mutu Limbah Cair; d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi; Mengingat : 1. Mijnpolitie Reglement 1930 (Stbld. 1930 Nomor 341); 2. Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2070); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);
  • 2. 5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1974 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di Daerah Lepas Pantai (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3031); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Nomor 18 Tahun 1979, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3135); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 8538); 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan tata Kerja Menteri Negara Serta Susunan Organisasi staf Menteri Negara; 13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Eksplorasi adalah segala cara penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan adanya dan keadaan bahan-bahan galian minyak dan gas serta panas bumi.
  • 3. 2. Eksploitasi adalah pekerjaan pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan-bahan galian minyak dan gas serta panas bumi dengan jalan yang lazim; 3. Pengilangan minyak adalah usaha memproses minyak dan gas bumi di daratan atau di daerah lepas pantai dengan cara mempergunakan proses fisika, kimia guna memperoleh dan mempertinggi mutu bahan- bahan galian minyak dan gas serta panas bumi yang dapat digunakan; 4. Depot adalah tempat kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran kembali Bahan Bakar Minyak (BBM) yang penerimaan / penyalurannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan pengairan (sungai, laut) sistem pipa, mobil tangki/bridgen dan Rail Tank Wagon (RTW); 5. Baku Mutu Limbah cair Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dan kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi; 6. Limbah Cair adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan dibidang minyak dan gas serta panas bumi yang dibuang ke lingkungan dan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan; 7. Debit maksimum limbah cair adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan di buang ke lingkungan; 8. Kadar maksimum limbah cair adalah kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 9. Beban pencemaran maksimum adalah beban tertinggi yang masih diperbolehkan di buang ke lingkungan; 10. Bapedal adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 11. Instansi teknis ada instansi yang bertanggung jawab di bidang kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi; 12. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota dan Gubernur Kepala Daerah Istimewa; 13. Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Pasal 2 (1) Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi: a. Eksplorasi dan produksi migas adalah sebaga tersebut dalam Lampiran I dan II; b. Eksplorasi dan produksi panas bumi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III;
  • 4. c. Pengilangan minyak bumi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV dan V; d. Pengilangan LNG dan LPG adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran VI; e. Instalasi, depot dan terminal minyak adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran VII; (2) Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan berdasarkan kadar, kecuali jenis kegiatan pengilangan minyak bumi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c pasal ini ditetapkan berdasarkan beban pencemaran dan kadar. Pasal 3 Bagi jenis kegiatan: a. Eksplorasi dan produksi migas yang: 1) Telah beroperasi sebelum ditetapkan keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagammana dimaksud dalam Lampiran I; 2) Tahap perencanaannya dilakukan sebelum ditetapkan keputusan ini dan beroperasi setelah ditetapkan keputusan ini, berlaku Baku Mutu Lmmbah Cair sebagaimana dimaksud dalam lampiran I; 3) Tahap perencanaannya dilakukan setelah ditetapkan keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II; 4) Apabila menggunakan fasilitas pengolahan yang lama untuk kegiatan pengembangan kilang Migas, berlaku Baku Mutu Limbab Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I; b. Pengilangan minyak bumi yang: 1) Telah beroperasi sebelum dmtetapkan keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV; 2) Tahap perencanaannya dilakukan sebelum ditetapkan keputusan ini dan beroperasi setelah ditetapkan keputusan ini berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV; 3) Tahap perencanaannya dilakukan setetah ditetapkan keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V; Pasal 4
  • 5. Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini setiap saat tidak boleh dilampaui. Pasal 5 Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan in ditinjau secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 5(lima) tahun. Pasal 6 (1) Gubernur dapat menetapkan parameter tambahan di luar parameter yang tercantum dalam Iampiran keputusan ini setelah mendapat persetujuan dan Menteri. (2) Menteri mengeluarkan keputusan mengenai parameter tambahan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan instansi teknis yang bersangkutan. (3) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan selambat lambatnya 4 (empat) bulan sejak diterimanya permohonan persetujuan. (4) Apabila telah melampaui jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak diberikan keputusan, maka dianggap Menteri telah mengeluarkan keputusan penolakan. Pasal 7 (1) Gubernur dapat menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dan ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini setelah berkonsultasi dengan Menteri dan Instansi teknis yang bersangkutan. (2) Apabila Gubernur tidak menetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini maka berlaku Baku Mutu Limbah Cair seperti tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 8 Apabila analisis mengenai dampak lingkungan bagi kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan ini, maka untuk kegiatan tersebut berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yang dipersyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan. Pasal 9
  • 6. Setiap penanggungjawab kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib untuk: a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan. b. Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut khusus untuk kegiatan pengilangan Migas. c. Memeriksa kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan. d. Menyampaikan laporan tentang pencatatan debit harian khusus kegiatan Pengilangan Migas dan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Kepala Bapedal, Menteri dan instansi teknis serta pihak lain yang dipandang perlu. Pasal 10 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 dicantumkan ke dalam izin yang dianggap relevan untuk pengendalian pencemaran bagi kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini. Pasal 11 Apabila Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan sebelum keputusan ini: a. Baku Mutu Limbah Cairnya lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini dinyatakan tetap berlaku; b. Baku Mutu Limbah Cairnya lebih longgar dan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini, wajib disesuaikan dengan Baku Mutu Limbah Cair seperti yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah ditetapkan Keputusan ini. Pasal 12 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Di tetapkan di : Jakarta Pada tanggal 9 Oktober 1996
  • 7. Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd, Sarwono Kusumaatmadja Salinan sesuai dengan aslinya Asisten IV Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengembangan Pengawasan dan Pengendalian ttd Hambar Martono LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS
  • 8. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN EKSPLORASI DAN PRODUKSI MIGAS LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996
  • 9. BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGILANGAN MINYAK BUMI LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGILANGAN MINYAK BUMI LAMPIRAN VI KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN PENGILANGAN LNG DAN LPG TERPADU
  • 10. LAMPIRAN VII KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 42 TAHUN 1996 TANGGAL 9 OKTOBER 1996 BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INSTALASI, DEPOT DAN TERMINAL MINYAK ______________________________________