SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
METODOLOGIMETODOLOGI
STUDI EHRASTUDI EHRA
Pelatihan Studi EHRA
Metoda Sampling EHRA
a. Metoda penentuan target area survei secara
geografi dan demografi didahului proses yang
dinamakan Klastering.
b. Hasil klastering digunakan sebagai indikasi awal
lingkungan berisiko.
c. Teknik sampling/pengambilan sampel yang
digunakan adalah ”Probability Sampling” 
memberikan peluang yang sama pada semua
populasi.
d. Metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster
Random Sampling”
Metoda Sampling - Lanjutan
e. Penentuan Klaster Desa/Kelurahan
berdasarkan pada 4 Kriteria 
menunjukkan indikasi awal lingkungan
beresiko di Tingkat Desa/Kelurahan
f. Klastering Desa/Kelurahan dilakukan oleh
Pokja bersama Camat atau oleh Camat
saja
4 Kriteria Penetapan Klaster
1. Kepadatan penduduk  ∑ penduduk
per Luas wilayah
2. Angka kemiskinan 
(∑ Pra-KS + ∑ KS-1) x 100%
∑ KK
3. Daerah/wilayah yang dialiri
sungai/kali/sal. Drainase/sal.irigasi dg
potensi digunakan sbg MCK &
pembuangan sampah
4. Daerah yang sering terkena banjir dan
dinilai mengganggu
Metoda Sampling – Jumlah Sampel/Responden
Menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota
dapat juga menggunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana:
•n adalah jumlah sampel
•N adalah jumlah populasi
•d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05)
•Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05,
sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan
menjadi Z=2.
•Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan
adalah P(1-P), dimana P = 0,5
Metoda Sampling – Jumlah sampel/responden
Contoh:
 Jumlah populasi rumah tangga di Kabupaten A adalah
155.000 KK  dengan menggunakan Rumus Slovin
pada tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang
harus diambil adalah 155,000/(1+155,000 x 0.05^2)
= 399.
 Apabila dikehendaki pengambilan sampel yang lebih
tinggi presisi dengan tingkat kesalahan 2.5% dan
anggaran biaya survey mencukupi maka jumlah sampel
respondennya menjadi 155,000/(1+155,000 x
0.025^2) = 1,584.
Metoda Sampling – Jumlah sampel/responden
Menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota
dapat juga menggunakan “Tabel Krejcie-Morgan”  yang dihitung
dg “Rumus Krejcie-Morgan”:
Dimana:
•n adalah jumlah sampel
•N adalah jumlah populasi
•X2
adalah nilai Chi kuadrat  asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena
menggunakan nilai Chi kuadrat = 3.841 yang artinya memakai =0,05α
pada derajat bebas 1
•d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05)
•Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah
P(1-P), dimana P = 0,5
Metoda Sampling – penentuan jumlah responden
a. Bilamana Kabupaten/Kota mempunyai dana studi
terbatas,, maka penentuan jumlah lokasi target area
survey untuk tiap klaster dapat menggunakan
metoda “Proporsionate Startified Random
Sampling” artinya populasi tidak homogen dan
strata berbeda, sehingga sampel diambil berdasarkan
Persentase (%) untuk tiap strata/klaster
b. Jumlah sampel RT per Kelurahan/Desa  minimal 8
RT, yang dipilih secara random
c. Jumlah Responden per Kelurahan/Desa  minimal
40 rumah tangga, yang tersebar di minimal 8 RT
terpilih dan pemilihan responden secara random 
jumlah minimal responden @ 5 responden per RT
Ilustrasi Klastering
Target Area Survei
EHRA
Ilustrasi Hasil Klastering Desa/Kelurahan
(setelah kompilasi)
Desa
m1
Desa e1Desa b1Desa l1 Desa f1
Desa
m2
Desa e2Desa b2Desa l2 Desa f2
Desa q1Desa k1 Desa n1
Desa
m3
Desa g1Desa b3Desa j3 Desa f3
Desa q2Desa k2 Desa n2
Desa q3Desa k3
Desa ...Desa ...
Klaster
0
Klaster
4
Klaster
1
Klaster
3
Klaster
2
Desa ...
Desa ...Desa ...
Penentuan Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Area Survei (bila dana terbatas)
Alternatif 1:
1. Ambil porsi tertentu dari jumlah desa/kelurahan pada tiap
klasternya sebagai area survey
2. Misalkan:
a. Jumlah desa/kelurahan dalam kabupaten/kota = 225 dengan
komposisi klaster sebagaimana pada slide berikutnya
b. Diambil 10% dari tiap klaster sebagai desa/kelurahan area survey
sehingga jumlah desa/kelurahan area survey =25
c. Dalam 1 desa/kelurahan harus ada 40 responden maka jumlah
sampel yang dibutuhkan sebanyak 25 X 40 = 1.000 responden
(>384 maka secara statistik mencukupi).
3. Untuk keperluan penyesuaian dengan ketersediaan anggaran
biaya survey, tentukan besaran prosentase jumlah
desa/kelurahan yang akan djadikan area survey
4. Setiap klaster harus terwakili minimal oleh 1 desa/kelurahan
Penentuan Desa/Kelurahan
Area Survey
No.
Jumlah Total
Sampel
Target
Desa/Kel.
(10%)
Jumlah yg tdk
diambil
Desa/Kel. Desa/Kel.
Klaster 0 45 5 40
Klaster 1 75 8 67
Klaster 2 15 2 13
Klaster 3 75 8 67
Klaster 4 15 2 13
Klaster 5 0 0 0
Jumlah 225 25 200
Alternatif 2:
Penentuan
Kecamatan dan
Desa/Kelurahan
Area Survey
Misal:
Dana tersedia untuk
600 responden.
Maka jumlah
desa/kelurahan yang
bisa dijadikan area
survei sebanyak
600/40 = 15
desa/kelurahan.
Ilustrasi Klastering Desa/Kelurahan
Desa
m1
Desa e1Desa b1Desa l1 Desa f1
Desa
m2
Desa e2Desa b2Desa l2 Desa f2
Desa q1Desa k1 Desa n1
Desa
m3
Desa g1Desa b3Desa j3 Desa f3
Desa q2Desa k2 Desa n2
Desa q3Desa k3
Desa q4Desa k4
Klaster
0
Klaster
4
Klaster
1
Klaster
3
Klaster
2
Desa n3
Desa g2Desa j5
14% 25% 25% 21% 14%
4/28=14% 4/28=14%
7/28=25% 7/28=25%
6/28=21%
Ilustrasi Hasil Penentuan Desa/Kelurahan area survei
Manfaat Klastering
a. Penentuan target area survei
EHRA, bilamana anggaran survei
terbatas
b. Gambaran umum profil risiko
kesehatan lingkungan berdasarkan 4
kriteria (geografi dan demografi)
c. Dapat digunakan sebagai dasar
penentuan prioritas lokasi target
pemicuan STBM
Metoda Studi EHRA:
Kelebihan dan Kelemahan
a. Kelebihan:
• Enumerator oleh anggota masyarakat setempat (kader PKK,
Posyandu, dll) sehingga aspek pengamatan bisa lebih akurat
• Meningkatkan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan
masyarakat yang bersangkutan
• Para Enumerator tersebut bisa menjadi agen perubahan di
tengah lingkungannya
• Sebelum wawancara, Enumerator membacakan ”pernyataan
kesediaan” sehingga responden memahami betul hak-haknya dan
bebas memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar
a. Kelemahan:
• Enumerator bisa jadi tidak/ kurang memahami makna pertanyaan
dalam survey sehingga bisa mengakibatkan error responses atau
bias
• Responden menolak
• Berpotensi data entry salah
NILAI TAMBAH EHRA 2011
1. Kemandirian Pokja dalam menyelenggarakan studi EHRA lebih
terjamin:
a. Kriteria penetapan area survey/studi sangat jelas sehingga diperoleh
klaster wilayah (kecamatan dan desa/kelurahan)
b. Kuesioner lebih sederhana, dengan pengolahan data yang mudah 
waktu wawancara dan pengamatan untuk tiap responden menjadi lebih
singkat
c. Penyediaan Alat bantu gambar (Visual Aid) bagi Enumerator 
mengurangi tingkat kesalahan respon oleh responden (meminimasi
error respon)
2. Dengan metoda Cluster Random Sampling dan “Proporsionate
Startified Random Sampling” memberikan fleksibilitas kepada Pokja
untuk menyesuaikan jumlah sampel yang pada akhirnya berpengaruh
pada pembiayaan, dengan tetap memperhatikan kualitas/validitas hasil
studi
3. Lebih banyak mengandalkan atau memakai SDM lokal dari
Pokja
4. Waktu pelaksanaan yang relatif sama, tetapi dapat
memberikan dampak advokasi yang lebih besar kepada
Camat dan Lurah
5. Ketersediaan data dan informasi tentang indikasi
lingkungan beresiko dari tingkat Desa/Kelurahan, dapat
membantu Pokja untuk melihat secara garis besar kondisi
seluruh Kabupaten/Kota (“Helicopter View”)
NILAI TAMBAH EHRA 2011
Terima kasihTerima kasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
Pengorganisasian dan Langkah Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pengorganisasian dan Langkah Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)Pengorganisasian dan Langkah Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pengorganisasian dan Langkah Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
 
Survei Sambungan Rumah Pelayanan Air Limbah (SR)
Survei Sambungan Rumah Pelayanan Air Limbah (SR)Survei Sambungan Rumah Pelayanan Air Limbah (SR)
Survei Sambungan Rumah Pelayanan Air Limbah (SR)
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Penyajian EHRA (Environmental Health RIsk Assessment) dalam Buku Putih Sanitasi
Penyajian EHRA (Environmental Health RIsk Assessment) dalam Buku Putih SanitasiPenyajian EHRA (Environmental Health RIsk Assessment) dalam Buku Putih Sanitasi
Penyajian EHRA (Environmental Health RIsk Assessment) dalam Buku Putih Sanitasi
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
 
Pemahaman Kuesioner EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pemahaman Kuesioner EHRA (Environmental Health Risk Assessment)Pemahaman Kuesioner EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pemahaman Kuesioner EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
 
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
Menentukan Prioritas, Akar Penyebab Masalah, dan Cara Pemecahan Masalah Keseh...
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 1/3)
 
Sanitarian DO
Sanitarian DOSanitarian DO
Sanitarian DO
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
SOP IPAL.docx
SOP IPAL.docxSOP IPAL.docx
SOP IPAL.docx
 
Proses penyusunan strategi sanitasi kota (ssk) step by step
Proses penyusunan strategi sanitasi kota (ssk) step by stepProses penyusunan strategi sanitasi kota (ssk) step by step
Proses penyusunan strategi sanitasi kota (ssk) step by step
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Coaching pra 26 maret (yuti)
Coaching pra 26 maret (yuti)Coaching pra 26 maret (yuti)
Coaching pra 26 maret (yuti)
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur OrganisasiKelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
 
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 

Destacado

Destacado (20)

Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
Supervisor, Enumerator & Entry Data Studi EHRA (Environmental Health Risk Ass...
 
Pelaksanaan Kajian EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pelaksanaan Kajian EHRA (Environmental Health Risk Assessment)Pelaksanaan Kajian EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
Pelaksanaan Kajian EHRA (Environmental Health Risk Assessment)
 
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran SanitasiSinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
 
Program PPSP dan Kebijakan Pembangunan Sanitasi Indonesia
Program PPSP dan Kebijakan Pembangunan Sanitasi IndonesiaProgram PPSP dan Kebijakan Pembangunan Sanitasi Indonesia
Program PPSP dan Kebijakan Pembangunan Sanitasi Indonesia
 
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di DaerahPenguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
 
Strategi dan Kebijakan Advokasi Sanitasi
Strategi dan Kebijakan Advokasi SanitasiStrategi dan Kebijakan Advokasi Sanitasi
Strategi dan Kebijakan Advokasi Sanitasi
 
Buku Putih Sanitasi - 3.5 Identifikasi Masalah dan Program Pengembangan Sanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3.5 Identifikasi Masalah dan Program Pengembangan SanitasiBuku Putih Sanitasi - 3.5 Identifikasi Masalah dan Program Pengembangan Sanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3.5 Identifikasi Masalah dan Program Pengembangan Sanitasi
 
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih SanitasiStudi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
 
Buku Putih Sanitasi - 3-1 Wilayah Kajian
Buku Putih Sanitasi - 3-1 Wilayah KajianBuku Putih Sanitasi - 3-1 Wilayah Kajian
Buku Putih Sanitasi - 3-1 Wilayah Kajian
 
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
 
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan SanitasiBuku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasi
Buku Putih Sanitasi - 3-2 Pemetaan Sanitasi
 
Buku Putih Sanitasi - 1 Pendahuluan
Buku Putih Sanitasi - 1 PendahuluanBuku Putih Sanitasi - 1 Pendahuluan
Buku Putih Sanitasi - 1 Pendahuluan
 
Buku Putih Sanitasi - 2 Gambaran Umum Wilayah
Buku Putih Sanitasi - 2 Gambaran Umum WilayahBuku Putih Sanitasi - 2 Gambaran Umum Wilayah
Buku Putih Sanitasi - 2 Gambaran Umum Wilayah
 
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan KeuanganBuku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
 
Metodologi EHRA
Metodologi EHRAMetodologi EHRA
Metodologi EHRA
 
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSPTeknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
 
Pola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah DomestikPola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah Domestik
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
Pengantar Studi EHRA
Pengantar Studi EHRAPengantar Studi EHRA
Pengantar Studi EHRA
 

Similar a Metodologi Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
MahruriSaputra
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
Derima Febrike
 
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptxTEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
diah739734
 

Similar a Metodologi Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) (20)

BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
 
3.Metodologi Studi EHRA 2015.ppt
3.Metodologi Studi EHRA 2015.ppt3.Metodologi Studi EHRA 2015.ppt
3.Metodologi Studi EHRA 2015.ppt
 
Rumus slovin
Rumus  slovinRumus  slovin
Rumus slovin
 
Rumus slovin
Rumus  slovinRumus  slovin
Rumus slovin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
 
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.pptStatistika Pengambilan Contoh.ppt
Statistika Pengambilan Contoh.ppt
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
 
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptxTEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
TEMU 06. POPULASI DAN SAMPEL.pptx
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
 
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
Ppt Metodologi Penelitian: 7. Teknik Sampling | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk Putr...
 
Penetapan Area (Permukiman) Beresiko Sanitasi
Penetapan Area (Permukiman) Beresiko SanitasiPenetapan Area (Permukiman) Beresiko Sanitasi
Penetapan Area (Permukiman) Beresiko Sanitasi
 
Biostatistika Dasar
Biostatistika DasarBiostatistika Dasar
Biostatistika Dasar
 
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyekobyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
obyek F 17268 penentuansubpengamatanyek
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 

Más de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
infosanitasi
 

Más de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Metodologi Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

  • 2. Metoda Sampling EHRA a. Metoda penentuan target area survei secara geografi dan demografi didahului proses yang dinamakan Klastering. b. Hasil klastering digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. c. Teknik sampling/pengambilan sampel yang digunakan adalah ”Probability Sampling”  memberikan peluang yang sama pada semua populasi. d. Metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”
  • 3. Metoda Sampling - Lanjutan e. Penentuan Klaster Desa/Kelurahan berdasarkan pada 4 Kriteria  menunjukkan indikasi awal lingkungan beresiko di Tingkat Desa/Kelurahan f. Klastering Desa/Kelurahan dilakukan oleh Pokja bersama Camat atau oleh Camat saja
  • 4. 4 Kriteria Penetapan Klaster 1. Kepadatan penduduk  ∑ penduduk per Luas wilayah 2. Angka kemiskinan  (∑ Pra-KS + ∑ KS-1) x 100% ∑ KK 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/sal. Drainase/sal.irigasi dg potensi digunakan sbg MCK & pembuangan sampah 4. Daerah yang sering terkena banjir dan dinilai mengganggu
  • 5. Metoda Sampling – Jumlah Sampel/Responden Menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota dapat juga menggunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut: Dimana: •n adalah jumlah sampel •N adalah jumlah populasi •d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) •Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. •Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah P(1-P), dimana P = 0,5
  • 6. Metoda Sampling – Jumlah sampel/responden Contoh:  Jumlah populasi rumah tangga di Kabupaten A adalah 155.000 KK  dengan menggunakan Rumus Slovin pada tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang harus diambil adalah 155,000/(1+155,000 x 0.05^2) = 399.  Apabila dikehendaki pengambilan sampel yang lebih tinggi presisi dengan tingkat kesalahan 2.5% dan anggaran biaya survey mencukupi maka jumlah sampel respondennya menjadi 155,000/(1+155,000 x 0.025^2) = 1,584.
  • 7. Metoda Sampling – Jumlah sampel/responden Menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kota dapat juga menggunakan “Tabel Krejcie-Morgan”  yang dihitung dg “Rumus Krejcie-Morgan”: Dimana: •n adalah jumlah sampel •N adalah jumlah populasi •X2 adalah nilai Chi kuadrat  asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan nilai Chi kuadrat = 3.841 yang artinya memakai =0,05α pada derajat bebas 1 •d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) •Asumsi keragaman populasi yang dimasukan dalam perhitungan adalah P(1-P), dimana P = 0,5
  • 8. Metoda Sampling – penentuan jumlah responden a. Bilamana Kabupaten/Kota mempunyai dana studi terbatas,, maka penentuan jumlah lokasi target area survey untuk tiap klaster dapat menggunakan metoda “Proporsionate Startified Random Sampling” artinya populasi tidak homogen dan strata berbeda, sehingga sampel diambil berdasarkan Persentase (%) untuk tiap strata/klaster b. Jumlah sampel RT per Kelurahan/Desa  minimal 8 RT, yang dipilih secara random c. Jumlah Responden per Kelurahan/Desa  minimal 40 rumah tangga, yang tersebar di minimal 8 RT terpilih dan pemilihan responden secara random  jumlah minimal responden @ 5 responden per RT
  • 10. Ilustrasi Hasil Klastering Desa/Kelurahan (setelah kompilasi) Desa m1 Desa e1Desa b1Desa l1 Desa f1 Desa m2 Desa e2Desa b2Desa l2 Desa f2 Desa q1Desa k1 Desa n1 Desa m3 Desa g1Desa b3Desa j3 Desa f3 Desa q2Desa k2 Desa n2 Desa q3Desa k3 Desa ...Desa ... Klaster 0 Klaster 4 Klaster 1 Klaster 3 Klaster 2 Desa ... Desa ...Desa ...
  • 11. Penentuan Kecamatan dan Desa/Kelurahan Area Survei (bila dana terbatas) Alternatif 1: 1. Ambil porsi tertentu dari jumlah desa/kelurahan pada tiap klasternya sebagai area survey 2. Misalkan: a. Jumlah desa/kelurahan dalam kabupaten/kota = 225 dengan komposisi klaster sebagaimana pada slide berikutnya b. Diambil 10% dari tiap klaster sebagai desa/kelurahan area survey sehingga jumlah desa/kelurahan area survey =25 c. Dalam 1 desa/kelurahan harus ada 40 responden maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 25 X 40 = 1.000 responden (>384 maka secara statistik mencukupi). 3. Untuk keperluan penyesuaian dengan ketersediaan anggaran biaya survey, tentukan besaran prosentase jumlah desa/kelurahan yang akan djadikan area survey 4. Setiap klaster harus terwakili minimal oleh 1 desa/kelurahan
  • 12. Penentuan Desa/Kelurahan Area Survey No. Jumlah Total Sampel Target Desa/Kel. (10%) Jumlah yg tdk diambil Desa/Kel. Desa/Kel. Klaster 0 45 5 40 Klaster 1 75 8 67 Klaster 2 15 2 13 Klaster 3 75 8 67 Klaster 4 15 2 13 Klaster 5 0 0 0 Jumlah 225 25 200
  • 13. Alternatif 2: Penentuan Kecamatan dan Desa/Kelurahan Area Survey Misal: Dana tersedia untuk 600 responden. Maka jumlah desa/kelurahan yang bisa dijadikan area survei sebanyak 600/40 = 15 desa/kelurahan.
  • 14. Ilustrasi Klastering Desa/Kelurahan Desa m1 Desa e1Desa b1Desa l1 Desa f1 Desa m2 Desa e2Desa b2Desa l2 Desa f2 Desa q1Desa k1 Desa n1 Desa m3 Desa g1Desa b3Desa j3 Desa f3 Desa q2Desa k2 Desa n2 Desa q3Desa k3 Desa q4Desa k4 Klaster 0 Klaster 4 Klaster 1 Klaster 3 Klaster 2 Desa n3 Desa g2Desa j5 14% 25% 25% 21% 14% 4/28=14% 4/28=14% 7/28=25% 7/28=25% 6/28=21%
  • 15. Ilustrasi Hasil Penentuan Desa/Kelurahan area survei
  • 16. Manfaat Klastering a. Penentuan target area survei EHRA, bilamana anggaran survei terbatas b. Gambaran umum profil risiko kesehatan lingkungan berdasarkan 4 kriteria (geografi dan demografi) c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan prioritas lokasi target pemicuan STBM
  • 17. Metoda Studi EHRA: Kelebihan dan Kelemahan a. Kelebihan: • Enumerator oleh anggota masyarakat setempat (kader PKK, Posyandu, dll) sehingga aspek pengamatan bisa lebih akurat • Meningkatkan kepedulian terhadap sanitasi lingkungan masyarakat yang bersangkutan • Para Enumerator tersebut bisa menjadi agen perubahan di tengah lingkungannya • Sebelum wawancara, Enumerator membacakan ”pernyataan kesediaan” sehingga responden memahami betul hak-haknya dan bebas memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar a. Kelemahan: • Enumerator bisa jadi tidak/ kurang memahami makna pertanyaan dalam survey sehingga bisa mengakibatkan error responses atau bias • Responden menolak • Berpotensi data entry salah
  • 18. NILAI TAMBAH EHRA 2011 1. Kemandirian Pokja dalam menyelenggarakan studi EHRA lebih terjamin: a. Kriteria penetapan area survey/studi sangat jelas sehingga diperoleh klaster wilayah (kecamatan dan desa/kelurahan) b. Kuesioner lebih sederhana, dengan pengolahan data yang mudah  waktu wawancara dan pengamatan untuk tiap responden menjadi lebih singkat c. Penyediaan Alat bantu gambar (Visual Aid) bagi Enumerator  mengurangi tingkat kesalahan respon oleh responden (meminimasi error respon) 2. Dengan metoda Cluster Random Sampling dan “Proporsionate Startified Random Sampling” memberikan fleksibilitas kepada Pokja untuk menyesuaikan jumlah sampel yang pada akhirnya berpengaruh pada pembiayaan, dengan tetap memperhatikan kualitas/validitas hasil studi
  • 19. 3. Lebih banyak mengandalkan atau memakai SDM lokal dari Pokja 4. Waktu pelaksanaan yang relatif sama, tetapi dapat memberikan dampak advokasi yang lebih besar kepada Camat dan Lurah 5. Ketersediaan data dan informasi tentang indikasi lingkungan beresiko dari tingkat Desa/Kelurahan, dapat membantu Pokja untuk melihat secara garis besar kondisi seluruh Kabupaten/Kota (“Helicopter View”) NILAI TAMBAH EHRA 2011