SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Descargar para leer sin conexión
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
                    NOMOR 38/PMK.Ol/2006
                          TENTANG
          PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN
      PENGELOLAAN RISIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

                DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
                        MENTERI KEUANGAN,

Menimbang :
a.  bahwa dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, Dipandang
    perlu adanya dukungan Pemerintah (government support) untuk
    mendorong keikutsertaan badan usaha dan meningkatkan investasi dalam
    penyediaan infrastruktur di Indonesia;
b.  bahwa agar dukungan dari Pemerintah (government support) yang
    diberikan terhadap investasi di bidang infrastruktur sejalan dengan prinsip
    pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam Anggatan
    Pendapatan dan Belanja Negara, perlu adanya suatu petunjuk pelaksanaan
    dalam pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur;
c.  bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
    dan b, perIu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk
    Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan
    Infrastruktur;

Mengingat:
1.  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor. 47, Tambahan
    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2.  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3.  Undang-Undang Nomor 25 Taboo 2004 tentang Sistem Perencanaan
    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
    2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
    4421);
4.  Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
    Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
    Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
5.  Peraturan PemerintahNomor 21 Tabun 2004 tentang Penyusunan Rencana
    Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara
    Republik Indonesia Taboo 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
    Republik Indonesia Nomor 4406);
6.  Keputusan PresidenNomor 201PTahoo 2005;
7.  Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan
    Percepatan Penyediaan Infrastruktur;
8.  Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2oo5 tentang Kerjasama Pemerintah
    dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
9.  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5I8/KMK.01/2005 tentang Komite
    Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan:        PERATURAN   MENTERI   KEUANGAN    TENTANG
                   PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN
                   PENGELOLAAN    RISIKO  ATAS    PENYEDIAAN
                   INFRASTRUKTUR.

                                  BAB I
                             KETENTUAN UMUM

                                    Pasal l

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:
1.  Menteril/Kepala Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembaga yang
    ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor inftastruktur
    sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005.
2.  Badan Usaha adalah badan usaha swasta yang berbentuk perseroan
    terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaba Milik Daerah,
    dan koperasi.
3.  Dukungan Pemerintah adalah kompensasi finansial dan/atau kompensasi
    dalam bentuk lain yang diberikan oleh Pemerintah kepada Badan Usaha
    melalui skema pembagian risiko dalam rangka pelaksanaan proyek
    kerjasama penyediaan inftastruktur.
4.  Korilite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, selanjutnya disebut
    KKPPI, adalah komite yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
    Nomor 42 Tahun 2005.
5.  Unit Pengelola Risiko adalah unit kerja di bawah Menteri Keuangan yang
    tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengelolaan risiko dalam rangka
    pelaksanaan proyek penyediaan inftastruktur.
6.  Risiko Politik (Political Risk) adalah risiko yang ditimbulkan oleh
    kebijakan/tindakan keputusan sepihak dari Pemerintah atau Negara yang
    secara langsung dan signifikan berdampak pada kerugian finansial Badan
    Usaha, yang meliputi risiko pengambilalihan kepemilikan aset, risiko
    perubahan peraturan perundang-undangan, dan risiko pembatasan
    konversi mata uang dan larangan repatriasi dana.
7.  Risiko Kinerja Proyek (Project Performance Risk) adalah risiko yang
    berkaitan dengan pelaksanaan proyek, yang antara lain meliputi risiko
    lokasi dan risiko operasional.
8.  Risiko Permintaan (Demand Risk) adalah risiko yang ditimbulkan akibat
    lebih rendahnya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek
    kerjasama dibandingkan dengan yang diperjanjikan.

                                 BAB II
                           MAKSUD DAN TUJUAN

                                   Pasa1 2

(1)   Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian datI Pengelolaan Risiko atas
      Penyediaan Infrastruktur dimaksudkan menjadi:
      a.   pedoman dalam melaksanakan pengendalian dan pengelolaan risiko
           atas penyediaan infrastruktur; dan
b.  sarana informasi publik bagi pihak yang berkepentingan terhadap
          pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur,
          termasuk hal-hal yang terkait dengan kewajiban kontinjensi
          (contingent liabilities) yang berpotensi membebani keuangan negara
          di masa mendatang.
(2)   Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat:
      a.  Ruang lingkup pengelolaan risiko;
      b.  Jenis risiko dan bentuk Dukungan Pemerintah;
      c.  Kriteria pemberian Dukungan Pemerintah dalam pengelolaan risiko;
      d.  Prosedur pemberian Dukungan Pemerintah;
      e.  Prosedur alokasi dana dalamrangka pengelolaao risiko atas
          penyediaan infrastruktur; dan
      f.  Pelaporan dan pengawasan.

                                   Pasal 3
Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko alas penyediaan
Infrastruktur ini ditujukan untuk:

a.    Mendukung tersedianya inftastruktur yang dapat menggerakkan dan
      meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional; dan
b.    mewujudkan terpeliharanya APBN yang berkelanjutan (fiscal sustainability).

                            BAB III
                      RUANG LINGKUP DAN
           ASPEK PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RlSIKO

                                   Pasal 4
Ruang lingkup pengendalian dan pengelolaan risiko alas penyediaan infrastruktur
meliputi kegiatan dan tanggungjawab atas :
a.   perencanaan penilaian kelayakan proyek secara teknis dan finansial,
     dilakukan oleh departemen teknis/lembaga;
b.   evaluasi kelayakan dan priorilas proyek sesuai prioritas pembangunan
     nasional dilakukan oleh KKPPI;
c.   evaluasi risiko keuangan dan fiskal, monitoring dan pelaporan pemenuhan
     kewajiban Pemerintah sehubungan dengan pemberian Dukungan
     Pemerintah dilakukan oleh Departemen Keuangan c.q. Unit Pengelola
     Risiko.
                                   Pasal 5

Aspek pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur
meliputi:
a.   aspek hukum;
b.   aspek kelembagaan; dan
c.   aspek kebijakan.

                               BAB IV
           JENIS RISIKO DAN BENTUK DUKUNGAN PEMERlNTAH

                                    Pasal 6

(1)   Jenis risiko yang perlu diatur skema pembagian risikonya antara
      Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan inftastruktur adalah:
      a.   Risiko Polilik;
b.   Risiko Kinerja Proyek; dan
      c.   Risiko Permintaan.
(2)   Dalam skema pembagian risiko untuk Risiko Politik sebagaimana dimaksud
      pada ayat (1) huruf a, dapat diperjanjikan untuk pemberian kompensasi
      kepada pemilik aset/Badan Usaha.
(3)   Dalam skema pembagian risiko untuk Risiko Kinerja Proyek sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat diperjanjikan untuk :
      a.   risiko lokasi, dalam hal terjadi:
           1) keterlambatan pengadaan tanah, dapat diberikan perpanjangan
                masa konsesi dan/atau memberikan kompensasi dalam bentuk
                lain yang disetujui oleh Menteri Keuangan sepanjang
                keterlambatan tersebut disebabkan oleh pihak Pemerintah;
           2) kenaikan harga tanah, dapat diberikan perjangan masa konsesi
                kepada Badan Usaha, menanggung kelebihan harga tanah
                dengan persentasi yang disepakati dengan Badan Usaha
                dan/atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain yang
                disetujui oleh Menteri Keuangan.
      b.   risiko operasional, dalam hal terjadi:
           1) keterlambatan dalam penetapan pengoperasian, keterlambatan
                dalam penyesuaian tarif, pembatalan penyesuaian tarif, atau
                penetapan tarif awal yang lebih rendah dari pada yang
                diperjanjikan, dapat diberikan perpanjangan masa konsesi pada
                Badan Usaha dan/atau memberikan kompensaSi dalam bentuk
                lain yang disetujui Menteri Keuangan;
           2) perubahan spesifikasi output di luar yang telah disepakati, yang
                dilakukan oleh Menteri/Kepaia Lembaga, yang menyebabkan
                kerugian finansial pada Badan Usaha, dapat diberikan
                kompensasi dengan memperhitungkan ulang biaya produksi.
(4)   Dalam skema pembagian risiko Wltuk Risiko Pennintaan sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat diperjanjikan dalam hal :
      a.   realisasi penerimaan lebih rendah daripada jumlah penerimaan
           minimum yang. dijamin oleh PemerinUlh yang disebabkan jumlah
           pennintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama
           lebih rendah dari jumlah pennintaan yang diperjanjikan, dapat
           diberikan kompensasi finansial dan/atau kompensasi dalam bentuk
           lain yang disetujui oleh Menteri Keuangan; dan
      b.   realisasi penerimaan lebih tinggi daripada jumlah penerimaan
           minimum yang dijamin oleh Pemerintah yang disebabkan jumlah
           permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama
           lebih tinggi dari jumlah permintaan yang diperjanjikan, Pemerintah
           mendapatkan manfaat finansial atas kelebihan penerimaan tersebut.

                              BAB V
             KRITERIA PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH
                     DALAM PENGELOLAAN RISIKO

                                   Pasal 7

Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diberikan
sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.   pemberian Dukungan Pemerintah harus sesuai dengan ketentuan
     peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (asas legalitas);
b.   pemberian Dukungan Pemerintah diberikan kepada proyek kerjasama
     penyediaan infrastruktur yang memenuhi kelayakan teknis dan finansial
     (kualitas proyek);
c.   biaya dan risiko fiskal yang timbul dari diberikannya Dukungan Pemerintah
     tidak melampaui batas kemampuan anggaran negara untuk
     menanggungnya; dan
d.   pemberian Dukungan Pemerintah harus memenuhi prinsip transparansi.

                            BAB VI
            PROSEDUR PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH

                                   Pasal 8

Prosedur pemberian Dukungan Pemerintah bagi proyek kerjasama penyediaan
infrastruktur dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a.    Menteril Kepala Lembaga yang bersangkutan mengajukan proposal
      permintaari Dukungan Pemerintah kepada Menteri Keuangan melalui
      KKPPI.
b.    Dalam pengajuan proposal sebagaimana dimaksud butir a, Menteri/Kepala
      Lembaga wajib melakukan penilaian dan perhitungan atas kelayakan
      proyek dengan atau tanpa Dukungan Pemerintah dalam pengelolaan risiko,
      dengan menyertakan copy dokumen sebagai berikut:
      1). laporan hasil pra-studi kelayakan;
      2). rencana bentuk keijasama;
      3). reneana petnbiayian proyek dan sumber dananya;
      4). rencanapenawanm keJjasama,yang mencakup jadwal, proses, dan
            cara penilaian; dan
      5). dokumen hasil konsultasi publik dengan mempertimbangkan
            pelaksanaan kriteria atas legalitas, kualitas proyek dan prinsip
            transparansi sebagaimana dimaksud daIam Pasa1 7 huruf a,b, dan d.
c.    Proposal,dievaluasi oleh KKPPI berdasarkan pada kriteria kualitas proyek
      sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 7 huruf b
d.    Setelah dievaluasi dan dinyatatain layak oleh KKPPI, proposal disampaikan
      oleh KKPPI kepada Menteri Keuangan c.q. Unit Pengelola Risiko untuk
      dievaluasi berdasarkan pada kriteria sebagaimana dimaaksud dalam Pasal
      7 huruf c dan d.
e.    Unit pengelola risiko menyampaikan rekomendasi kepada Menteri
      Keuangan untuk memberikan persetujuan prinsip dan bentuk Dukungan
      Pemerintah yang dapat diberikan, atau menolak untuk memberikan
      Dukungan Pemerintah.
f.    Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf e, memuat
      ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) sekurang-kurangnya:
      1). jangka waktu maksimum berlakunya Dukungan Pemerintah yang
            diberikan;
      2). skema pembagian risiko dengan Badan Usaha, perusahaan
            asuransi,dan/atau lembaga keuangan lainnya; dan
      3). altematif pengendalian risiko' lainnya yang dimungkinkan berdasarkan
            peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g.    Dalam hal Menteri Keuangan memberikan persetujuan prinsip pemberian
      Dukungan Pemerintah, alokasi dana Dukungan Pemerintah diusulkan
      dalam Rancangan APBN untuk mendapat persetujtian DPR.
h.     Berdasarkan persetujuan DPR di dalam Undang-undang APBN
       departemen teknis/lembaga melaksanakan proses lelang atau tender
       sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i.     Departemen teknis/lembaga menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan
       kepada Menteri Keuangan c.q, Unit Pengelola Risiko untuk memastikan
       kewajaran pelaksanaan pelelangan sebelum perjanjian kerjasama
       ditandatangani.
j.     Dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Unit Pengelola Risiko,
       Menteri Keuangan memberilain persetujuan final atau menolak pemberian
       Dukungan Pemerintah atas proyek dimaksud.
k.     Menteri/Kepala Lembaga atau Pejabat yang berwenang menandatangani
       perjanjian kerjasama setelah Menteri Keuangan memberikan persetujuan
       final atas pemberian Dukungan Pemerintah dimaksud.

                             BAB Vll
      PROSEDUR ALOKASI DANA DALAM RANGKA PENGENDALIAN DAN
        PENGELOLAAN RISIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

                                      Pasal 9

(1)    Pengajuan alokasi dana untuk pemberian Dukungan Pemerintah dapat
       dilakukan setelah Menteri Keuangan meinberikan persetujuan prinsip
       sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d.
(2)    Alokasi dana dalam bentuk pembiayaan untuk cadangan risiko dalam
       rangka pemberian Dukungan Pemerintah, dilakukan mengikuti mekanisme
       penyusunan dan pelaksanaan APBN yang berlaku.
(3)    Pengelolaan dana cadangan risiko dilakukan oleh Direktorat lenderal
       Perbendaharaan dalam bentuk rekening dana jaminan (guarantee fund).
(4)    Dalam hal dana untuk keperluan pemberian dukungan yang telah
       disediakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak digunakan dalam
       suatu tahun anggaran pada akhir tahun anggaran dana tersebut tetap
       berada dalam rekening dana jaminan (guarantee fund).

                                 BAB VIII
                        PELAPORANDAN PENGAWASAN

                                     Pasal 10

(1)    Unit Pengelola Risiko melakukan pencatatan dan pemantauan kewajiban
       Pemerintah, penilaian biaya dan risiko fiskal, pemutakhiran (updating) data,
       dan penyusunan laporan secara berkala.
(2)    Unit PengeIoIa Risiko melakukan langkah-langkah penyempurnaan dalam
       pengendalian dan pengelolaan risiko sesuai dengan perkembangan yang
       terjadi.
(3)    Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan pencatatan, pemantauan,
       pemutakhiran (updating) data, dan penyusunan laporan secaraberkala atas
       pengeIoIaan dana jaminan (guarantee fund).
Pasal 11

Menteril/Kepala Lembaga melakukan pengawasan pelaksanaan perjanjian
kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
menyampaikan laporan perkembangan proyek yang mendapatkan Dukungan
Pemerintah kepada Menteri Keuangan c.q. pelaksana fungsi Unit Pengelola
Risiko, secara berkala.
                               BAB IX
                        KETENTUAN PERALIHAN

                                   Pasal 12

(1)   Sebelum Unit PengeIoIa Risiko terbentuk dan efektif bekerja, tugas pokok
      dan fungsi Unit Pengelola Risiko.dilaksanakan oleh Komite Pengetolaan
      Risiko atas Penyediaan Inftastruktur yang dibentuk berdasarkan Keputusan
      Menteri Keuangan Nomor. 518/KMK.01/2005.
(2)   Untuk proyek yang proses pengadaannya telah dilakukau dan ditetapkan
      pemenangnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 1998
      tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam
      Pembangunan dan/atau Pengelolaan Infrastruktur, namun Perjanjian
      Kerjasama belum ditandatangani, maka Prosedur Pemberian Dukungan
      Pemerintah mengikuti prosedur sebagai berikut:
      a.    Menteri/Kepala Lembaga yang bersangkutan mengajukan proposal
            permintaan Dukungan Pemerintah dengan melampirkan dokumen-
            dokumen proyek yang terkait kepada Menteri Keuangan melalui
            KKPPI.
      b.    Proposal dan dokumen-dokumen proyek dievaluasi oleh KKPPI
            berdasarkan pada kriteria kualitas proyek sebagaimana dimaksud
            dalam Pasal 7 huruf b.
      c.    Setelah dievaluasi dan dinyatakan layak oleh KKPPI, proposal dan
            dokumen yang terkait dimaksud disampaikan oleh KKPPI kepada
            Menteri Keuangan c.q. Unit Pengelola Risiko untuk dievaluasi
            berdasarkan pada kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
            huruf c dan d.
      d.    Dalam hal Menteri Keuangan memberikan persetujuan pemberian
            Dukungan Pemerintah alokasi dana Dukungan Pemerintah diusulkan
            dalam Rancangan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR
      e.    Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
            memuat ketentuan dan persyaratan (terms and conditions)
            sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf f;
      f.    Dalam hal DPR menyetujui alokasi dana sebagaimna dimaksud
            dalam huruf b, Menteri/Kepala Lembaga atau Pejabat yang
            berwenang menandatangani perjanjian kerjasama dengan Badan
            Usaha.

                                 BABX
                           KETENTUAN PENUTUP
Pasal13

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri Keuangan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 2006
MENTERI KEUANGAN

SRlMULYANI INDRAWATI

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarCIkumparan
 
1. perpres nomor 54 tahun 2020
1. perpres nomor 54 tahun 20201. perpres nomor 54 tahun 2020
1. perpres nomor 54 tahun 2020adminrepublikaid
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbdPA_Klaten
 
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...Ridwan Ichsan
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahmas_kus
 
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Arif Efendi
 
Pmk 37 2012 - sb 2013 rev
Pmk 37   2012 - sb 2013 revPmk 37   2012 - sb 2013 rev
Pmk 37 2012 - sb 2013 revwinart000
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraJoy Irman
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsNandang Sukmara
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiCIkumparan
 
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPenataan Ruang
 
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021Salinan keppres nomor 24 tahun 2021
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021adityaherdika
 
Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020merdekacom
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 izaupdate
 

La actualidad más candente (16)

Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam Beredar
 
1. perpres nomor 54 tahun 2020
1. perpres nomor 54 tahun 20201. perpres nomor 54 tahun 2020
1. perpres nomor 54 tahun 2020
 
Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \Pp No 21 Th 2008 \
Pp No 21 Th 2008 \
 
2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd2011 Sot bpbd
2011 Sot bpbd
 
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...
2 kmk2007 74 tentang penyelenggaran pertanggungan asuransi pada lini usaha as...
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
 
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
 
Pmk 37 2012 - sb 2013 rev
Pmk 37   2012 - sb 2013 revPmk 37   2012 - sb 2013 rev
Pmk 37 2012 - sb 2013 rev
 
PPno 2 2012
PPno 2  2012PPno 2  2012
PPno 2 2012
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
 
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah
 
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021Salinan keppres nomor 24 tahun 2021
Salinan keppres nomor 24 tahun 2021
 
Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020Pp nomor 49 tahun 2020
Pp nomor 49 tahun 2020
 
PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009 PMK No.135/PMK.06/2009
PMK No.135/PMK.06/2009
 

Destacado

Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSS
Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSSMonitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSS
Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSSinfosanitasi
 
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus PrefabSpesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefabinfosanitasi
 
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...infosanitasi
 
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasi
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan SanitasiFasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasi
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Penganggaran Sanitasi Jangka MenengahPenganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Penganggaran Sanitasi Jangka Menengahinfosanitasi
 
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....infosanitasi
 
Penganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi TahunanPenganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi Tahunaninfosanitasi
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Airinfosanitasi
 
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izin
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izinPermen49 1990 tata cara dan persyaratan izin
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izininfosanitasi
 
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...infosanitasi
 
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah SungaiPermen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungaiinfosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasi
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi SanitasiAnalisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasi
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasiinfosanitasi
 
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...infosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...infosanitasi
 
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih SanitasiStudi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasiinfosanitasi
 
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi PermukimanDasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...infosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 

Destacado (20)

Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSS
Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSSMonitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSS
Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Dokumen MPSS
 
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus PrefabSpesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
Spesifikasi Sarana Umum Mandi Kakus Prefab
 
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...
SKB Menteri PU, Menhut dan Mendagri No. 19/1984, KH.059/KPTS-II/1984 dan PU 1...
 
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasi
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan SanitasiFasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasi
Fasilitator PPSP dalam Pembangunan Sanitasi
 
Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Penganggaran Sanitasi Jangka MenengahPenganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
 
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....
Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No....
 
Penganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi TahunanPenganggaran Sanitasi Tahunan
Penganggaran Sanitasi Tahunan
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
 
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izin
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izinPermen49 1990 tata cara dan persyaratan izin
Permen49 1990 tata cara dan persyaratan izin
 
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...
Inmendagri No.8 Tahun 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air M...
 
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah SungaiPermen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai
Permen PU No. 39/PRT/1989 tentang Pembagian Wilayah Sungai
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.52 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasi
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi SanitasiAnalisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasi
Analisis Internal Eksternal dalam Perumusan Strategi Sanitasi
 
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
Keppres No. 196 Tahun 1996 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPE...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
 
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih SanitasiStudi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
Studi EHRA dalam Buku Putih Sanitasi
 
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi PermukimanDasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 

Similar a Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas penyediaan infrastruktur

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...infosanitasi
 
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...infosanitasi
 
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfPerpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfAriefMurdiono1
 
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...infosanitasi
 
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Oswar Mungkasa
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015Irman Gapur
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Penataan Ruang
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfBilherSihombing2
 
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...infosanitasi
 
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...infosanitasi
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Joy Irman
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Joy Irman
 
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010Haureta Nova Aisyah
 

Similar a Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas penyediaan infrastruktur (20)

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijak...
 
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
Keputusan Presiden No.7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usa...
 
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdfPerpres No.78 Tahun 2010.pdf
Perpres No.78 Tahun 2010.pdf
 
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No. 4 Tahun 2006 tentang Tata Cara...
 
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
 
Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
 
Perpu No 1 2020.pdf
Perpu No 1 2020.pdfPerpu No 1 2020.pdf
Perpu No 1 2020.pdf
 
Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020
 
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
 
Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020
 
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presi...
 
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Pe...
 
PMK2602010.pdf
PMK2602010.pdfPMK2602010.pdf
PMK2602010.pdf
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
 
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
Penjelasan atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010
 
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010
B72ae13086c4 peraturan-menteri-keuangan-nomor-259-pmk-04-2010
 

Más de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

Más de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Permenkeu 38 2006 petunjuk pelaksanaan pengendalian dan pengelolaan atas penyediaan infrastruktur

  • 1. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 38/PMK.Ol/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RISIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur, Dipandang perlu adanya dukungan Pemerintah (government support) untuk mendorong keikutsertaan badan usaha dan meningkatkan investasi dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia; b. bahwa agar dukungan dari Pemerintah (government support) yang diberikan terhadap investasi di bidang infrastruktur sejalan dengan prinsip pengelolaan dan pengendalian risiko keuangan dalam Anggatan Pendapatan dan Belanja Negara, perlu adanya suatu petunjuk pelaksanaan dalam pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perIu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Taboo 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 5. Peraturan PemerintahNomor 21 Tabun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Taboo 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406); 6. Keputusan PresidenNomor 201PTahoo 2005; 7. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur; 8. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2oo5 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; 9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5I8/KMK.01/2005 tentang Komite Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur;
  • 2. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RISIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal l Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Menteril/Kepala Lembaga adalah pimpinan kementerian/lembaga yang ruang lingkup, tugas dan tanggung jawabnya meliputi sektor inftastruktur sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005. 2. Badan Usaha adalah badan usaha swasta yang berbentuk perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaba Milik Daerah, dan koperasi. 3. Dukungan Pemerintah adalah kompensasi finansial dan/atau kompensasi dalam bentuk lain yang diberikan oleh Pemerintah kepada Badan Usaha melalui skema pembagian risiko dalam rangka pelaksanaan proyek kerjasama penyediaan inftastruktur. 4. Korilite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, selanjutnya disebut KKPPI, adalah komite yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005. 5. Unit Pengelola Risiko adalah unit kerja di bawah Menteri Keuangan yang tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengelolaan risiko dalam rangka pelaksanaan proyek penyediaan inftastruktur. 6. Risiko Politik (Political Risk) adalah risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan/tindakan keputusan sepihak dari Pemerintah atau Negara yang secara langsung dan signifikan berdampak pada kerugian finansial Badan Usaha, yang meliputi risiko pengambilalihan kepemilikan aset, risiko perubahan peraturan perundang-undangan, dan risiko pembatasan konversi mata uang dan larangan repatriasi dana. 7. Risiko Kinerja Proyek (Project Performance Risk) adalah risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, yang antara lain meliputi risiko lokasi dan risiko operasional. 8. Risiko Permintaan (Demand Risk) adalah risiko yang ditimbulkan akibat lebih rendahnya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama dibandingkan dengan yang diperjanjikan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasa1 2 (1) Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian datI Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur dimaksudkan menjadi: a. pedoman dalam melaksanakan pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur; dan
  • 3. b. sarana informasi publik bagi pihak yang berkepentingan terhadap pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur, termasuk hal-hal yang terkait dengan kewajiban kontinjensi (contingent liabilities) yang berpotensi membebani keuangan negara di masa mendatang. (2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat: a. Ruang lingkup pengelolaan risiko; b. Jenis risiko dan bentuk Dukungan Pemerintah; c. Kriteria pemberian Dukungan Pemerintah dalam pengelolaan risiko; d. Prosedur pemberian Dukungan Pemerintah; e. Prosedur alokasi dana dalamrangka pengelolaao risiko atas penyediaan infrastruktur; dan f. Pelaporan dan pengawasan. Pasal 3 Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko alas penyediaan Infrastruktur ini ditujukan untuk: a. Mendukung tersedianya inftastruktur yang dapat menggerakkan dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional; dan b. mewujudkan terpeliharanya APBN yang berkelanjutan (fiscal sustainability). BAB III RUANG LINGKUP DAN ASPEK PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RlSIKO Pasal 4 Ruang lingkup pengendalian dan pengelolaan risiko alas penyediaan infrastruktur meliputi kegiatan dan tanggungjawab atas : a. perencanaan penilaian kelayakan proyek secara teknis dan finansial, dilakukan oleh departemen teknis/lembaga; b. evaluasi kelayakan dan priorilas proyek sesuai prioritas pembangunan nasional dilakukan oleh KKPPI; c. evaluasi risiko keuangan dan fiskal, monitoring dan pelaporan pemenuhan kewajiban Pemerintah sehubungan dengan pemberian Dukungan Pemerintah dilakukan oleh Departemen Keuangan c.q. Unit Pengelola Risiko. Pasal 5 Aspek pengendalian dan pengelolaan risiko atas penyediaan infrastruktur meliputi: a. aspek hukum; b. aspek kelembagaan; dan c. aspek kebijakan. BAB IV JENIS RISIKO DAN BENTUK DUKUNGAN PEMERlNTAH Pasal 6 (1) Jenis risiko yang perlu diatur skema pembagian risikonya antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan inftastruktur adalah: a. Risiko Polilik;
  • 4. b. Risiko Kinerja Proyek; dan c. Risiko Permintaan. (2) Dalam skema pembagian risiko untuk Risiko Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat diperjanjikan untuk pemberian kompensasi kepada pemilik aset/Badan Usaha. (3) Dalam skema pembagian risiko untuk Risiko Kinerja Proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat diperjanjikan untuk : a. risiko lokasi, dalam hal terjadi: 1) keterlambatan pengadaan tanah, dapat diberikan perpanjangan masa konsesi dan/atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain yang disetujui oleh Menteri Keuangan sepanjang keterlambatan tersebut disebabkan oleh pihak Pemerintah; 2) kenaikan harga tanah, dapat diberikan perjangan masa konsesi kepada Badan Usaha, menanggung kelebihan harga tanah dengan persentasi yang disepakati dengan Badan Usaha dan/atau memberikan kompensasi dalam bentuk lain yang disetujui oleh Menteri Keuangan. b. risiko operasional, dalam hal terjadi: 1) keterlambatan dalam penetapan pengoperasian, keterlambatan dalam penyesuaian tarif, pembatalan penyesuaian tarif, atau penetapan tarif awal yang lebih rendah dari pada yang diperjanjikan, dapat diberikan perpanjangan masa konsesi pada Badan Usaha dan/atau memberikan kompensaSi dalam bentuk lain yang disetujui Menteri Keuangan; 2) perubahan spesifikasi output di luar yang telah disepakati, yang dilakukan oleh Menteri/Kepaia Lembaga, yang menyebabkan kerugian finansial pada Badan Usaha, dapat diberikan kompensasi dengan memperhitungkan ulang biaya produksi. (4) Dalam skema pembagian risiko Wltuk Risiko Pennintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat diperjanjikan dalam hal : a. realisasi penerimaan lebih rendah daripada jumlah penerimaan minimum yang. dijamin oleh PemerinUlh yang disebabkan jumlah pennintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama lebih rendah dari jumlah pennintaan yang diperjanjikan, dapat diberikan kompensasi finansial dan/atau kompensasi dalam bentuk lain yang disetujui oleh Menteri Keuangan; dan b. realisasi penerimaan lebih tinggi daripada jumlah penerimaan minimum yang dijamin oleh Pemerintah yang disebabkan jumlah permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek kerjasama lebih tinggi dari jumlah permintaan yang diperjanjikan, Pemerintah mendapatkan manfaat finansial atas kelebihan penerimaan tersebut. BAB V KRITERIA PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN RISIKO Pasal 7 Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diberikan sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. pemberian Dukungan Pemerintah harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (asas legalitas);
  • 5. b. pemberian Dukungan Pemerintah diberikan kepada proyek kerjasama penyediaan infrastruktur yang memenuhi kelayakan teknis dan finansial (kualitas proyek); c. biaya dan risiko fiskal yang timbul dari diberikannya Dukungan Pemerintah tidak melampaui batas kemampuan anggaran negara untuk menanggungnya; dan d. pemberian Dukungan Pemerintah harus memenuhi prinsip transparansi. BAB VI PROSEDUR PEMBERIAN DUKUNGAN PEMERINTAH Pasal 8 Prosedur pemberian Dukungan Pemerintah bagi proyek kerjasama penyediaan infrastruktur dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Menteril Kepala Lembaga yang bersangkutan mengajukan proposal permintaari Dukungan Pemerintah kepada Menteri Keuangan melalui KKPPI. b. Dalam pengajuan proposal sebagaimana dimaksud butir a, Menteri/Kepala Lembaga wajib melakukan penilaian dan perhitungan atas kelayakan proyek dengan atau tanpa Dukungan Pemerintah dalam pengelolaan risiko, dengan menyertakan copy dokumen sebagai berikut: 1). laporan hasil pra-studi kelayakan; 2). rencana bentuk keijasama; 3). reneana petnbiayian proyek dan sumber dananya; 4). rencanapenawanm keJjasama,yang mencakup jadwal, proses, dan cara penilaian; dan 5). dokumen hasil konsultasi publik dengan mempertimbangkan pelaksanaan kriteria atas legalitas, kualitas proyek dan prinsip transparansi sebagaimana dimaksud daIam Pasa1 7 huruf a,b, dan d. c. Proposal,dievaluasi oleh KKPPI berdasarkan pada kriteria kualitas proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 7 huruf b d. Setelah dievaluasi dan dinyatatain layak oleh KKPPI, proposal disampaikan oleh KKPPI kepada Menteri Keuangan c.q. Unit Pengelola Risiko untuk dievaluasi berdasarkan pada kriteria sebagaimana dimaaksud dalam Pasal 7 huruf c dan d. e. Unit pengelola risiko menyampaikan rekomendasi kepada Menteri Keuangan untuk memberikan persetujuan prinsip dan bentuk Dukungan Pemerintah yang dapat diberikan, atau menolak untuk memberikan Dukungan Pemerintah. f. Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf e, memuat ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) sekurang-kurangnya: 1). jangka waktu maksimum berlakunya Dukungan Pemerintah yang diberikan; 2). skema pembagian risiko dengan Badan Usaha, perusahaan asuransi,dan/atau lembaga keuangan lainnya; dan 3). altematif pengendalian risiko' lainnya yang dimungkinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Dalam hal Menteri Keuangan memberikan persetujuan prinsip pemberian Dukungan Pemerintah, alokasi dana Dukungan Pemerintah diusulkan dalam Rancangan APBN untuk mendapat persetujtian DPR.
  • 6. h. Berdasarkan persetujuan DPR di dalam Undang-undang APBN departemen teknis/lembaga melaksanakan proses lelang atau tender sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. i. Departemen teknis/lembaga menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan kepada Menteri Keuangan c.q, Unit Pengelola Risiko untuk memastikan kewajaran pelaksanaan pelelangan sebelum perjanjian kerjasama ditandatangani. j. Dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Unit Pengelola Risiko, Menteri Keuangan memberilain persetujuan final atau menolak pemberian Dukungan Pemerintah atas proyek dimaksud. k. Menteri/Kepala Lembaga atau Pejabat yang berwenang menandatangani perjanjian kerjasama setelah Menteri Keuangan memberikan persetujuan final atas pemberian Dukungan Pemerintah dimaksud. BAB Vll PROSEDUR ALOKASI DANA DALAM RANGKA PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN RISIKO ATAS PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR Pasal 9 (1) Pengajuan alokasi dana untuk pemberian Dukungan Pemerintah dapat dilakukan setelah Menteri Keuangan meinberikan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d. (2) Alokasi dana dalam bentuk pembiayaan untuk cadangan risiko dalam rangka pemberian Dukungan Pemerintah, dilakukan mengikuti mekanisme penyusunan dan pelaksanaan APBN yang berlaku. (3) Pengelolaan dana cadangan risiko dilakukan oleh Direktorat lenderal Perbendaharaan dalam bentuk rekening dana jaminan (guarantee fund). (4) Dalam hal dana untuk keperluan pemberian dukungan yang telah disediakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak digunakan dalam suatu tahun anggaran pada akhir tahun anggaran dana tersebut tetap berada dalam rekening dana jaminan (guarantee fund). BAB VIII PELAPORANDAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Unit Pengelola Risiko melakukan pencatatan dan pemantauan kewajiban Pemerintah, penilaian biaya dan risiko fiskal, pemutakhiran (updating) data, dan penyusunan laporan secara berkala. (2) Unit PengeIoIa Risiko melakukan langkah-langkah penyempurnaan dalam pengendalian dan pengelolaan risiko sesuai dengan perkembangan yang terjadi. (3) Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan pencatatan, pemantauan, pemutakhiran (updating) data, dan penyusunan laporan secaraberkala atas pengeIoIaan dana jaminan (guarantee fund).
  • 7. Pasal 11 Menteril/Kepala Lembaga melakukan pengawasan pelaksanaan perjanjian kerjasama sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan menyampaikan laporan perkembangan proyek yang mendapatkan Dukungan Pemerintah kepada Menteri Keuangan c.q. pelaksana fungsi Unit Pengelola Risiko, secara berkala. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 (1) Sebelum Unit PengeIoIa Risiko terbentuk dan efektif bekerja, tugas pokok dan fungsi Unit Pengelola Risiko.dilaksanakan oleh Komite Pengetolaan Risiko atas Penyediaan Inftastruktur yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 518/KMK.01/2005. (2) Untuk proyek yang proses pengadaannya telah dilakukau dan ditetapkan pemenangnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan/atau Pengelolaan Infrastruktur, namun Perjanjian Kerjasama belum ditandatangani, maka Prosedur Pemberian Dukungan Pemerintah mengikuti prosedur sebagai berikut: a. Menteri/Kepala Lembaga yang bersangkutan mengajukan proposal permintaan Dukungan Pemerintah dengan melampirkan dokumen- dokumen proyek yang terkait kepada Menteri Keuangan melalui KKPPI. b. Proposal dan dokumen-dokumen proyek dievaluasi oleh KKPPI berdasarkan pada kriteria kualitas proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b. c. Setelah dievaluasi dan dinyatakan layak oleh KKPPI, proposal dan dokumen yang terkait dimaksud disampaikan oleh KKPPI kepada Menteri Keuangan c.q. Unit Pengelola Risiko untuk dievaluasi berdasarkan pada kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dan d. d. Dalam hal Menteri Keuangan memberikan persetujuan pemberian Dukungan Pemerintah alokasi dana Dukungan Pemerintah diusulkan dalam Rancangan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR e. Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam huruf b, memuat ketentuan dan persyaratan (terms and conditions) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf f; f. Dalam hal DPR menyetujui alokasi dana sebagaimna dimaksud dalam huruf b, Menteri/Kepala Lembaga atau Pejabat yang berwenang menandatangani perjanjian kerjasama dengan Badan Usaha. BABX KETENTUAN PENUTUP
  • 8. Pasal13 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 19 Mei 2006 MENTERI KEUANGAN SRlMULYANI INDRAWATI