Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro
1. Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan
teori ekonomi makro & Ruang lingkup
teori ekonomi makro
Posted by Kamaluddin in Ekonomi Makro
Istilah Ekonomi Makro (Macroeconomics) baru muncul pada tahun 1930an, setelah
terjadinya depresi yang dahsyat di Eropa. Walaupun pembicaraan tentang ekonomi makro
sudah mulai jauh sebelum itu namun pembicaraan terbatas pada cara-cara mengatasi
permasalahan ekonomi akibat depresi tersebut. Pada waktu itu pemikiran ekonomi banyak
didominasi oleh pemikiran yang disebut sekarang dengan pemikiran Ekonomi Klasik.
1.1
Teori
Ekonomi
Mikro
dan
Ekonomi
Makro
Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan. Ekonomi mikro
membahas perilaku unit ekonomi secara individual seperti tingkah laku individual konsumen
rumah tangga, perusahaan atau produsen, dan pemerintah dengan unit-unitnya dalam
menetukan pilihan (choice). Ekonomi Mikro juga mempelajari bagaimana interaksi ketiga
pelaku ekonomi ini dikoordinasikan oleh kekuatan pasar. Pasar dalam Ekonomi Mikro
mempunyai tiga fungsi penting. Pertama, pasar berfungsi untuk menyebarkan informasi agar
sumberdaya yang terbatas jumlahnya dapat dipakai pada tempat yang paling efisien dan
menguntungkan. Pasar menyampaikan informasi ini kepada pelaku ekononmi melalui harga
barang dan jasa. Kedua, pasar berfungsi untuk memberikan insentif kepada pelaku ekonomi.
Konsumen akan menggunakan sumberdaya (uang) yang terbatas dengan hati-hati agar
mendapatkan kepuasan yang maksimal dari uang tersebut. Demikian juga produsen akan
terdorong meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi agar bisa meraih keuntungan
yang tinggi. Keuntungan adalah insentif yang sangat kuat dibelakang aktifitas manusia.
Ketiga, pasar juga mendistribusikan pendapatan sesuai dengan usaha dan ketrampilan yang
dimiliki oleh setiap individu. Bisnis yang berani mengambil resiko dan membuat keputusan
dengan benar besar kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi dibandingkan
dengan bisnis yang salah mengambil keputusan dan tidak berani mengambil resiko.
Ekonomi makro, sesuai dengan kata ’makro’ berarti besar, mengkaji tingkah laku pelaku
ekonomi dalam skala besar atau disebut juga dengan Aggregat dan kebijaksanaan ekonomi
Nasional secara keseluruhan yang meliputi antara lain interaksi antara pasar barang, tenaga
kerja, dan pasar aset dan interaksi antara ekonomi negara-negara yang berdagang satu sama
lainnya. Ekonomi makro juga mempelajari kebijakan ekonomi dan pengaruhnya terhadap
varaibel-variabel ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan variable
agregat
lainnya.
Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komoditi aggregate yang
ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uang atau financial.
Sedangkan pada ekonomi mikro pasar dibedakan menurut individu komoditi, misalnya pasar
beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain-lain dengan ketiga fungsinya seperti yang
diterangkan diatas. Karena ekonomi makro berbicara pada tataran aggregate maka pasar
barang adalah pasar aggregate bukan individu komoditi seperti pada ekonomi mikro. Artinya
kurva supply dan demand pada ekonomi makro adalah kurva yang menunjukkan hubungan
2. antara harga aggregate dan barang aggregate. Kedua kurva ini disebut dengan Aggregate
Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS). Dengan kata lain AD adalah penjumlahan dari
fungsi Demand induvidu konsumen. Pada ekonomi mikro hanya disebut Demand dan Supply.
Pengertian Aggregate Demand dan Aggegate Supply ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 2
dan
5.
Pada ekonomi mikro pasar juga dibedakan atas dua kutub ekstrim yaitu pasar bersaing
sempurna (perfectly competitive market) dan pasar monopoli (monopoly market) berdasarkan
sejauh mana para pelaku pasar bisa mengontrol harga barang. Pada ekonomi makro pasar
dapat juga dibedakan atas dua kutub ekstrim tetapi berdasarkan tingkat intervensi pemerintah,
yaitu pasar bebas (free market) dan pasar yang terkontrol (controlled market). Pasar bebas
adalah pasar dimana tidak ada campur tangan pemerintah atau sangat minimal, sedangkan
pasar terkontrol sangat sarat dengan intervensi pemerintah. Pasar bebas banyak dianut dan di
promosikan oleh negara-negara Barat dan pasar terkontrol banyak dianut oleh negara-negara
sosialis
dan
komunis.
Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga,
atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara
lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial). Pembagian ini dilakukan untuk
memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro
pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen.
Perbedaan-perbedaan selanjutnya antara ekonomi makro dan mikro akan dibahas lebih
mendalam pada bab-bab berikutnya sesuai dengan topik bahasan masing-masing.Dapat
dikatakan bahwa ekonomi makro banyak mengkaji kebijakan makro ekonomi suatu negara.
Tetapi perubahan kebijakan pada tingkat makro ini akan berpengaruh pada tingkat mikro.
Namun demikian fenomena ekonomi makro adalah fenomena yang terjadi sebagai akibat dari
perubahan yang terjadi pada jutaan individu rumah tangga, konsumen, perusahaan, dan
pemerintah atau merupakan penjumlahan dari unit-unit mikro ekonomi. Dengan demikian
setiap perubahan yang terjadi pada unit-unit ekonomi mikro akan berpengaruh terhadap
ekonomi makro, demikian juga sebaliknya. Kenapa harus mempelajari ekonomi makro? Dari
fenomena dan permasalahan ekonomi yang dihadapi sehari-hari, seperti harga-harga yang
selalu naik (inflasi), pengangguran, dan pendapatan yang rendah, maka para ekonom sejak
zaman dahulu selalu berfikir bagaimana untuk mengatasi permasalahan tersebut agar
kehidupan segera kembali ke keadaan normal atau bagaimana cara menghindar dari
permasalahan tersebut agar kehidupan tidak jatuh lebih buruk. Dari hasil berfikir, kemudian
melakukan pengamatan, kajian dan penelitian maka dihasilkan paket kebijakan ekonomi yang
kemudian diuji cobakan. Dampak dari kebijakan ini terus diamati dan dipelajari sehingga
dapat diketahui hubungan antara suatu kebijakan dengan perubahan variabel ekonomi makro.
Hasil dari pengamatan, kajian dan pengalaman yang panjang tersebut maka didapatkan suatu
petunjuk dan arahan umum mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk mengatasi suatu
permasalahan ekonomi tertentu atau kebijakan apa yang harus diambil untuk menghindari
terjadinya permasalahan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Tujuan akhir dari semua itu tentu adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui implementasi kebijakan ekonomi yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut.
Kesejahteraan masyarakat biasanya diukur dengan menggunakan indicator tertentu yang
dapat dipakai dengan mudah dan dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyakarat dengan
akurat. Seperti yang disebut diatas maka indikator umum ekonomi makro yang biasa dipakai
adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Apa saja permasalahan
ekonomi
pada
umumnya
yang
dihadapi?
3. 1.2
Permasalahan
Ekonomi
Makro
Dalam Ekonomi Mikro ada dua permasalahan pokok yang dihadapi yaitu bagaimana
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sekaligus mencapai kepuasan yang
maksimum, sementara sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut tersedia dalam
jumlah yang terbatas. Dalam Ekonomi Makro permasalahan yang dihadapi cukup banyak dan
kompleks karena ia tidak hanya terkait dengan variabel-variabel ekonomi saja tetapi juga
terkait dengan masalah politik dan kebijakan umum negara. Karena itu secara garis besar
permasalahan yang dibahas dalam ekonomi makro dibatasi pada beberapa masalah penting
saja
yaitu:
Pertama, masalah jangka pendek. Masalah jangka pendek adalah stabilitas ekonomi agar
terhindar dari penyakit utama ekonomi: a) inflasi, b) pengangguran dan c) ketimpangan
neraca pembayaran (balance of payment). Kedua, masalah jangka panjang, yaitu masalah
pertumbuhan ekonomi atau pendapatan masyarakat yang biasa diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) atau disebut juga Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan
ekonomi menjadi penting karena setiap orang ingin hidup lebih baik dari waktu ke waktu.
Masalah jangka pendek harus diselesaikan segera oleh pemerintah karena kalau tidak akan
menimbukan ketidakstabilan dalam negara. Inflasi, misalnya menjadi masalah dalam
ekonomi Negara karena inflasi sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat. Dengan inflasi yang tinggi maka pendapatan ril masyarakat menjadi turun
sehingga daya beli berkurang dan kesejahteraan masyarakat menurun. Jika inflasi tidak
dikontrol (harga naik melambung) maka sama artinya dengan memotong pendapatan seluruh
masyarakat. Hal ini jelas akan menimbulkan keresahan masyarakat karena berkurangnya
kemampuan
untuk
melakukan
konsumsi.
Pengangguran juga menjadi penting karena tanpa pekerjaan seseorang tidak bisa melakukan
konsumsi karena konsumsi memerlukan income yang didapatkan dari hasil bekerja. Bila
jumlah orang yang menganggur telah begitu banyak maka dapat menimbulkan keresahan
yang dapat mengoncang kestabilan negara, seperti demonstrasi para pengangur, tindakan
kriminal, konflik sosial, dan lain-lain. Hasil penelitian sosial juga menunjukkan adanya
korelasi yang positif antara tingkat pengangguran dengan tingkat kejahatan. Artinya bila
pengangguran meningkat maka tingkat kejahatan juga cenderung meningkat. Karena itu
pengangguran perlu diatasi dengan segera. Demikian juga dengan ketimpangan neraca
pembayaran perlu untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap nilai tukar,
perdagangan luar negeri, kepercayaan masyarakat internasional, dan lain-lain. Neraca
pembayaran adalah laporan keuangan yang menunjukkan transaksi barang dan jasa antara
penduduk suatu negara dengan negara-negara lain. Neraca pembayaran yang deficit dapat
menunjukkan bahwa negara tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap negara
lain sehingga menimbulkan krisis kepercayaan. Selanjutnya hal ini dapat berengaruh terhadap
nilai tukar. Bila nilai tukar tidak stabil maka dunia bisnis akan mengalami kesulitan dalam
membuat perencanaan. Nilai tukar yang tidak stabil akan mempengaruhi perdagangan dan
hubungan
ekonomi
antar
negara.
Permasalahan jangka panjang adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara terus menerus. Salah satu cara paling umum untuk peningkatan kesejahteraan adalah
melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kontinue sepanjang tahun. Pertumbuhan
ekonomi akan memperbesar nilai GDP dan income sehingga kesejahteraan masyarakat
meningkat. Ini hanya bisa dicapai bila permasalahan jangka pendek dapat diselesaikan
4. dengan baik sehingga dalam jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1.3
Peranan
ekonomi
makro
Seperti diuraikan diatas salam jangka panjang setiap negara terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduknya dimana kesejahteraan tersebut ditentukan oleh
kinerja dan arah dari variabel-variabel ekonomi makro. Untuk itu pemerintah harus
mengusahakan agar variabel-variable ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan
membawa perekonomian bergerak kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Timbul
pertanyaan apakah arah dan perkembangan variable-varibale tersebut dibiarkan saja
mengikuti kekuatan pasar bebas (laisses faire) atau perlu campur tangan pemerintah untuk
mempengaruhi arah perkembangan variable tersebut agar sesuai dengan yang dikehendaki.
Sampai sekarang tidak ada kata sepakat dan tidak akan pernah mencapai kata sepakat. Secara
empiris tidak ada negara di dunia ini yang menganut salah satu dari kedua ekstrim tersebut
tetapi pada umumnya berada diantara keduanya. Artinya ada intervensi pemerintah dalam
menentukan arah dan kinerja dari variable tersebut, tetapi sejauh mana sebaiknya intervensi
tersebut
adalah
merupakan
perdebatan
yang
panjang.
Karena tidak ada kesepakatan tersebut maka kebijakan makro ekonomi diarahkan pada
alternatif kebijakaan yang dapat dilakukan untuk mengarahkan varibale-variabe makro
tersebut sesuai dengan tujuan perekonomian suatu negara, karena pada hakekatnya tidak ada
suatu teori ekonomi yang cocok untuk mengatasi semua permasalahan dan cocok sepanjang
masa. Tetapi suatu teori ekonomi tersebut cocok untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu
di waktu tertentu. Misalnya pada saat terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang
dimulai pada tahun 1997 teori ekonomi makro Keynesian menawarkan beberapa alternatif
pemecahan untuk mengoreksi keadaan tersebut. Tetapi pada saat lain, misalnya dalam keadan
ekonomi yang stabil dan dalam jangka panjang, mungkin teori makro klasik lebih cocok
untuk
diterapkan.
1.4
Teori
dan
Implementasi
Implementasi kebijaksanaan yang diambil oleh suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem
ekonomi yang dianut oleh negara tersebut. Sistem ekonomi yang terdapat di dunia ini pada
dasarnya ada dua: kapitalis (ekonomi pasar bebas) dan sosialis (ekonomi yang terpusat, diatur
oleh pemerintah). Dalam kenyataaan tidak ada satu negarapun yang menganut salah satu
sistem tersebut secara murni tetapi bergerak antara keduanya. Bahkan sekarang sistem
ekonomi sosialis cenderung sudah ditinggalkan oleh banyak negara. Pada ekonomi pasar
bebas sekalipun kenyataannya tetap ada intervensi pemerintah. Juga tidak ada pasar yang
berbentuk "bersaing sempurna" seperti yang dikenal dalam teori ekonomi klasik atau
ekonomi mikro. Tidak adanya pasar bersaing sempurna ini disebabkan antara lain oleh karena
tidak sempurnanya informasi yang dipunyai oleh pelaku ekonomi sehingga tindakan pelaku
ekonomi ini kurang searah dengan tujuan dari perekonomian suatu negara. Karena tidak
sempurnanya ‘ekonomi pasar’ tersebut maka perlu campur tangan pemerintah sehingga pihak
yang kekurangan informasi tidak dirugikan. Misalnya krisis ekonomi menyebabkan nilai
tukar yang tidak stabil dapat meyebabkan kerugian pada segolongan masyarakat. Untuk itu
diperlukan perlindungan pemerintah. Demikian juga pemegang saham minoritas yang
cenderung dirugikan oleh pemegang saham mayoritas atau orang miskin dan tidak
berpendidikan
cenderung
dirugikan
dan
dieksploitasi.
Pada saat krisis ekonomi sistem ekonomi pasar kapitalispun dipertanyakan orang karena
ketidakmampuannya dalam memprediksi dan menanggulangi krisis yang berkepanjangan
5. yang terjadi pada tahun 1997. Merupakan perdebatan yang panjang sejauh mana ketepatan
dan peranan teori terhadap dampak dan implementasi terori tersebut dalam praktek dan
kebijakan ekonomi. Sejauh mana teori diperlukan dalam mengambil suatu kebijakan.
Teori ekonomi pada dasarnya dibangun dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh suatu
negara atau masyarakat dengan menggunakan dua pendekatan yaitu induktif (membangun
kesimpulan umum dari keadaan khusus) dan deduktif (membangun kesimpulan khusus dari
keadaan umum). Misalnya teori Keynesian yang dibangun atas pengalaman resesi (great
depression) di Eropah pada tahun 1930an. Berdasarkan pengalaman tersebut Keynesian
membuat kesimpulan yang melahirkan teori Keynesian yang ternyata cukup ampuh untuK
menyelesaikan permasalahan pada masa itu, tetapi belum tentu akan ampuh bila diterapkan
pada waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Juga harus diingat bahwa sebagian besar
teori ekonomi tersebut dibangun oleh orang Barat dengan latar belakang sosial budaya yang
ada pada masyarakat Barat yang berbeda dan belum tentu cocok dengan masyarakat negara
lain dimana teori tersebut akan diterapkan. Karena itu sebelum suatu teori diadopsi perlu
dipahami latar belakang dan kondisi sosial masyarakat dimana teori tersebut lahir dan kondisi
dan
latar
sosial
ekonomi
dimana
teori
tersebut
akan
diterapkan.
1.5
Bentuk-Bentuk
Pasar
Seperti sudah disebutkan diatas bahwa dalam ekonomi mikro dikenal dua bentuk pasar
ekstrim berdasarkan sejauh mana harga dapat dipengaruhi oleh para pelaku pasar, yaitu
‘pasar bersaing sempurna’ dan ‘pasar monopoli’. Dalam ekonomi makro juga dikenal bentuk
pasar tetapi berdasarkan kelompok komoditi yang ditransaksikan pada pasar tersebut.
Masing-masing pasar tersebut mempunyai karakteristik tersendiri dan saling berhubungan
satu dengan yang lain. Ada tiga pasar didalam ekonomi makro yang penting untuk dipelajari,
yaitu
a).
pasar
barang
dan
jasa,
b). pasar faktor produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja, dan
c).
pasar
financial
atau
aset.
Pada ekonomi terbuka ditambah dengan pasar luar negeri yaitu pasar ekspor dan import.
Ekonomi terbuka maksudnya adalah ekonomi yang berinteraksi dengan ekonomi negaranegara lain melalui perdagangan, aliran uang dan termasuk aliran manusia. Dalam ekonomi
terbuka pasar dalam negeri dengan dengan luar negeri dihubungkan oleh ekspor dan impor.
Ekspor dan impor masing-masing mempunyai perminataan (demand) dan penawaran
(supply) sendiri. Misalnya permintaan terhadap ekspor Indonesai oleh Jepang akan dipenuhi
oleh penawaran ekspor oleh Indonesai kepada Jepang sehingga kedua kurva demand dan
supply ekspor tersebut akan membentuk harga dan jumlah barang yang diminta dan
ditawarkan.
Demikian
juga
hal
untuk
import.
Sejalan dengan pengertian teori ekonomi mikro maka tiap pasar mempunyai permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Aspek utama pasar adalah harga dan jumlah barang yang
diminta atau ditawarkan. Masing-masing pasar tersebut saling terhubung melalui tingkat
bunga. Perhatikan Gambar 1.1. Pada Bab 6 akan dipelajari lebih lanjut tentang bunga ini.
Secara ringkas yang dipelajari pada masing-masing pasar tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut.
Pada pasar barang yang dipelajari adalah tingkat harga umum dan produksi barang dan jasa
dengan mengamati inflasi, biaya hidup, produksi domestic dan nasional, income, dan lainlain. Pada pasar uang yang dipelajari tingkat bunga tabungan, jumlah uang yang beredar, dan
6. factor-faktor yang mempengaruhinya. Pada pasar tenaga kerja yang dipelajari adalah tingkat
upah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja (menganggur). Pada pasar luar negeri yang
dipelajari adalah neraca perdagangan, term of trade, cadangan devisa dan lain-lain.
1.6
Pelaku
Ekonomi
Makro
Dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu
konsumen dan produsen. Dalam ekonomi makro ada lima pelaku utama yang menjalankan
kegiatan ekonomi di suatu Negara. Harap diingat walaupun jumlah pelaku ekonomi makro
ada lima tetapi semua pelaku tersebut bisa juga di sederhanakan menjadi dua kelompok
seperti dalam ekonomi mikro, yaitu produsen dan konsumen. Keduanya, produsen dan
konsumen, melakukan fungsi yang berbeda pada waktu yang sama atau pada waktu yang
berbeda.
Kelima
pelaku
tersebut
adalah:
1.
Rumah
tangga,
2.
Produsen,
3.
Pemerintah
4.
Negara-negara
lain
5. Lembaga keuangan (financial)
konsumen
bisnis
(foreign
(households)
(business)
(government)
countries)