Ghibah dan fitnah sama-sama dilarang dalam Islam. Ghibah adalah menceritakan keburukan seseorang tanpa kehadirannya, sedangkan fitnah adalah tuduhan tanpa bukti. Desas-desus perlu dihindari karena bisa memicu ghibah atau fitnah. Seorang muslim harus menjaga kehormatan saudaranya dan hanya boleh membicarakan orang lain jika untuk kepentingan yang baik seperti mengubah kemungkaran atau m
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
MENGHINDARI GIBAH DAN FITNAH
1. GHIBAH MENDEKATKAN FITNAH
Ghibah adalah menceritakan saudara kita dengan sesuatu yang tidak disukainya. Kalau kita
menceritakan yang tidak sebenarnya, maka itu adalah fitnah. Baik ghibah ataupun fitnah, keduanya
sama-sama haram.
Apa yang masuk dalam kategori ghibah dan fitnah?
Sebagai contoh: Misalnya ketika kita melihat ada satu peristiwa yang tidak enak pada diri teman kita.
Sebagai contoh, teman kita itu tanpa sengaja bertengkar dengan suaminya atau orang tuanya di
depan kita. Bagi dia, itu peristiwa yang tidak dia sukai atau memalukan. Tetapi kemudian kita
ceritakan kepada orang lain dan akhirnya peristiwa itu tersebarluas.
Nah itu namanya ghibah. Yang saat ini terkategori ghibah juga adalah apa yang dilakukan di berita-
berita infotainment. Misalnya berita perceraian artis, pertikaian dalam rumah tangga mereka,
kondisi anak yang tidak bahagia. Namun ternyata berita-berita ini ditunggu-tunggu oleh wartawan,
sehingga mereka mengejar kemana-mana. Dalam satu kondisi kita sering melihat mereka justru lari-
lari menghindari wartawan dengan wajah yang sedih, menangis dsbnya. Tetapi sepertinya ini berita
yang justru sangat disukai. Di era kapitalisme seperti sekarang ini bagi media ada ungkapan Bad
News is Good News.
Kadang-kadang tanpa sadar kita bisa saja melakukan ghibah. Bagaimana batasan-batasan dalam
ngobrol, agar tidak jatuh ke dalam ghibah.
Mungkin ghibah ini memang aktivitas yang disukai manusia. Kita sendiri sering menyaksikan, betapa
asyiknya ketika menggunjingkan atau membicarakan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang
sebenarnya bukan urusan kita, itu sering sekali kita bicarakan dan bahas. Padahal bisa jadi ini adalah
ghibah. Dan ketika terjadi ghibah, tidak jarang kemudian terserempet kepada fitnah. Ini jauh lebih
berbahaya lagi. Misalnya, kita melihat ada tetangga kita A (laki-laki) datang ke rumah tetangga kita
yang lain, kebetulan perempuan (B). Kemudian kita bercerita kepada tetangga kita yang lain lagi (C);
"Eh saya tadi liat A datang ke rumah B lho.. Dengan membawa bungkusan. Wajahnya senyum-
senyum".
Mungkin saja memang sampai berita ini faktanya benar. Tetapi kemudian dilanjutnya: "Eh sepertinya
suaminya B lagi keluar kota tuh. Ada apa ya kok A datang ke rumah B padahal suaminya lagi keluar
kota."
Nah sampai titik ini mulai muncul dugaan (karena ada kata "sepertinya"). Kemudian ketika
melanjutkan dengan kalimat: "Jangan-jangan mereka selingkuh tuh". Mulai muncul tuduhan.
Kemudian sesudah pertemuan itu, beredar berita bahwa A selingkuh dengan B, berita ini dari C.
Berkembanglah fitnah. Karena memang faktanya tidak demikian. Bisa jadi A menitipkan bungkusan
dari istrinya untuk B, Kemudian B ini suaminya sudah pulang dari luar kota, dan masih banyak fakta
lain yang sebenarnya dalam perbincangan tadi sifatnya masih menduga-duga. Membicarakan yang
benar saja, sudah masuk dalam ghibah, ketika tidak benar maka sudah terjerumus dalam fitnah.
Bagaimana hukumnya orang yang melakukan ghibah?
2. Hukumnya haram, sebagaimana firman Allah dalam QS al Hujurat: 12:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, Karena sebagian dari prasangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:”Tahukah kalian apa ghibah itu?” Para
shahabat berkata,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Rasulullah Saw bersabda: Dzikruka akhaaka
bimaa yakrahu. Ghibah adalah jika engkau menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak dia
sukai.” Para shahabat berkata,”Bagaimana pendapat engkau jika apa yang kukatakan itu ada
padanya?” Rasulullah Saw bersabda,”Apabila apa yang kau katakan ada padanya, maka engkau telah
menggunjingnya. Apabila yang engkau katakan tidak ada padanya, maka engkau telah
memfitnahnya.” (HR Muslim)
Terkait dengan desas desus, apakah dikategorikan dengan ghibah atau fitnah?
Desas-desus, adalah satu berita yang belum jelas faktanya. Sehingga membicarakan hal ini, selain
kategorinya ghibah ketika memang benar faktanya. Maka bisa termasuk dalam fitnah ketika faktanya
keliru. Di sinilah kita harus berhati-hati dan menghindari memperbincangkan atau bahkan
menghukumi suatu fakta berdasarkan desas desus. Apalagi kalau itu terkait dengan seorang muslim.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Setiap muslim atas muslim yang lain
haram darahnya, kehormatannya dan hartanya". (HR.Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda kepada para shahabat: "Maukah kalian
mengetahui riba yang paling besar di sisi Allah? Mereka berkata,”Allah dan rasulNya lebih
mengetahui. Rasulullah Saw bersabda,” Sesungguhnya riba yang paling besar di sisi Allah adalah
menghalalkan kehormatan seorang muslim untuk dicemari. Kemudian Rasulullah Saw membacakan
firman Allah (QS al Ahzab:58):”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan
dosa yang nyata.”
Orang yang tidak berusaha menjaga kehormatan saudaranya padahal ia mampu melakukannya,
berarti ia telah menghinakannya.
Hadits Jabir riwayat Abu Dawud, al Haitsami berkata:”Sanadnya hasan”, sesungguhnya Rasulullah
Saw bersabda: "Seorang muslim yang menghinakan muslim yang lain pada saat dirusak
kehormatannya dan harga dirinya, maka pasti Allah akan menghinakannya pada saat ia
menginginkan pertolongan dari Allah. Seorang yang membela seorang muslim pada saat dicemari
harga dirinya dan dirusak kehormatannya, maka Allah akan membelanya pada saat ia menginginkan
pertolongan dari Nya."
Apa yang harus dilakukan seorang muslim ketika mendengar desas-desus? Karena khawatir bisa
terperosok dalam perbuatan ghibah dan fitnah?
3. Terkait dengan masalah ghibah dan fitnah ini, memang yang terpenting adalah diri kita sendiri. Agar
kita bisa menghindari perbuatan tersebut. Secara khusus adalah melihat kepada diri kita sendiri
(introspeksi diri), apakah kita masih berghibah, sehingga bagaimana caranya agar kita menjauhkan
diri dari ghibah. Jadi bukan sekedar mengklaim orang lain berghibah atau tidak, karena orang lain,
biarkan itu menjadi urusan Allah. Tapi tentu pribadi kita sendiri, semoga saja selamat dari perbuatan
tersebut. Karena desas-desus adalah hal yang bisa menjerumuskan dalam ghibah dan fitnah
sekaligus, maka kita harus menghindari. Pertama bila mendengar desas-desus, maka jangan
dipedulikan. Jauhilah. Anggaplah itu godaan setan yang bisa menjerumuskan. Kemudian dalam
menerima berita, sangat sulit menerimanya dari yang bukan sumbernya. Untuk itu anggaplah desas-
desus yang harus dijauhi, sehingga kita tidak terjebak dalam kesalahan. Termasuk berita-berita
infotaintmen, sebenarnya itu termasuk berita yang kategorinya banyak yang masih desas-desus.
Apakah ada kondisi tertentu, kita dibolehkan membicarakan orang?
Ada hal tertentu, dimana para ulama membolehkan ghibah. Yakni karena enam alasan:
(1) mengadukan kezhaliman
(2) menjadikan ghibah sebagai jalan mengubah kemungkaran
(3) meminta fatwa
(4) memberikan peringatan kepada kaum muslimin dari kejahatan (Hal ini termasuk dalam kategori
nasihat),
(5) menceritakan orang yang terang-terangan melakukan kefasikan.
(6) mencari rawi dan saksi yang cacat.
Ini semua ditujukan untuk melakukan kebaikan. Tentu harus sangat berhati-hati karena semuanya
harus dilakukan untuk kepentingan yang baik dalam rangka menegakkan hukum syara'. Bukan yang
lain, seperti mencari manfaat atau kepentingan yang lain selain penegakan hukum syara’. Di sinilah
keimanan dan ketaqwaan yang kuat harus melekat pada diri setiap muslim.
Ashalaatu wassalaamu 'alaika wa 'ala aalaika yaa sayyidii yaa rasuulallah...
Semoga Allah melimpahkan hidayah-taufiq-Nya sehingga terhindar dari sifat ghibah dan fitnah.
Amiin...