SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dalam perkembangannya, sastra Jawa bukan hanya berkembang di
pulau jawa saja, di daerah-daerah terpencil sastra mulai dikenal, tumbuh dan
berkembang. Perkembangan ini disebabkan oleh semakin banyaknya
masyarakat yang mengenal dan mulai memusatkan perhatiannya pada sastra.
Hal ini dapat kita lihat dengan adanya Dewan Kesenian Daerah yang secara
langsung berbicara tentang sastra, sehingga banyak masyarakat awam yang
mulai menyukai dan menikmati sebagai bacaan hiburan. Dan secara pasti sastra
pun mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat.
Sebagai salah satu wujud sastra, karya sastra fiksi cerita wayang
juga akan memberikan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan
pendidikan, kebangsaan, keagamaan, hukum, sosial, ekonomi, politik yang
dipaparkan pengarang melalui penggambaran atau imajinatif. Karena karya fiksi
cerita wayang menceritakan sesuatu yang terjadi di dalam pikiran dan perasaan
pengarang. Jadi bukan merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi.
Sesuai dengan kompleksitas makna yang di kandung suatu karya
sastra, kegiatan apresiasi karya sastra fiksi cerita wayang akan
memberikan berbagai macam manfaat bagi pembaca. Oleh sebab itu dapatlah
dikatakan bahwa karya fiksi cerita wayang dapat menolong pembaca mengenali
dirinya sendiri
1
dan dapat memberikan arah yang baik bagi pembaca dalam mengembangkan
emosi atau pikirannya, juga memberikan kesadaran kepada pembaca tentang
kebenaran-kebenaran hidup ini.
Dengan adanya berbagai macam manfaat mengapresiasi karya sastra
itu, pengajaran apresiasi sastra sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam
menunjang kemampuan berbahasa Jawa siswa dan dalam mengembangkan
kepekaan pikiran serta perasaan siswa, melainkan juga bermanfaat dalam
memperkaya pandangan hidup serta membentuk kepribadian siswa. Kenyataan
dewasa ini pengajaran di sekolah-sekolah tampaknya menghadapi masalah. Hal
ini dapat disimpulkan dari banyak keluhan baik tentang jumlah dan mutu
pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan maupun tentang hasil
belajar yaitu tingkat minat, kemampuan menikmati dan menghargai karya-karya
sastra dari pihak siswa itu sendiri.
Untuk itulah menyadari betapa besar manfaat mengapresiasi karya
sastra dan dalam kenyataannya masih kurang berhasilnya pengajaran sastra itu
sendiri di sekolah-sekolah, maka timbullah berbagai macam penelitian tentang
sastra yang hasilnya nanti dapat memberikan berbagai informasi yang dapat
membantu mengatasi permasalahan pengajaran sastra serta membantu siswa
dalam mengapresiasi sastra. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai
kemampuan mengapresiasi yang berbeda. Tinggi rendahnya kemampuan
mengapresiasi sastra pada siswa dipengaruhi dua hal pokok yaitu :
1. Minat, kesungguhan, kepekaan emosional, pengetahuan dan pengalaman
kehidupan intelektual
2. Pengetahuan dan penguasaan teori sastra .
2
Oleh karena itu dalam usaha mengembangkan minat membaca perlu
diberikan dorongan – dorongan, motif-motif dan respon yang positif agar siswa
mencintai buku dan berkeinginan untuk mengerti dan memahami makna yang
tersurat dalam buku itu ( Lester D. Crow Ph.D, dan Alice Crow Ph.D
( terjemahan Drs. Kasiyan ) 1984 : 315-352 )
Pengajaran sastra yang diharapkan adalah pengajaran sastra yang dapat
membuat siswa benar-benar mampu mengapresiasi karya sastra, bukan hanya
teori saja.Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat
menggunakan berbagai metode dan tehnik yang sesuai dengan materi yang
diberikan. Metode dan tehnik yang digunakan dalam pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa.
Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil
belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh
tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam
pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Tugas guru
dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi pengetahuan dari
buku atau dari guru kepada siswa didik dan tugas siswa adalah menerima,
mengingat dan menghafal informasi tersebut. Proses belajar mengajar perlu
diupayakan agar lebih menarik dan berkesan dalam benak para siswa.
Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru
dengan mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan anak kurang
berperan sehingga akhirnya nilai yang diraihpun kurang dari yang diharapkan.
Banyak metode mengajar yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.
3
Salah satu diantaranya adalah cooperative learning. Dengan pendekatan
cooperative learning diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok
materi secara bersama-sama dalam kelompok atau sacara individu. Sedangkan
akhirnya merasa senang, dan materi yang dipelajari melekat dalam benaknya
karena didapatkan melalui pengalamannya sendiri. Sedangkan bentuk karya
sastra yang diapresiasi dalam penelitian ini adalah bentuk cerita wayang, karena
cerita wayang disini mempunyai ciri sebagai sebuah cerita yang selesai dibaca
dalam sekali duduk, kira-kira berkisar setengah sampai dua. Di samping itu
plot dan tema dalam cerita wayang pada umumnya tunggal, tokoh dalam
cerita wayang lebih sedikit, pelukisan setting dalam cerita wayang tidak
memerlukan detil-detil khusus dan keterpaduan cerita wayang biasanya lebih
padat, sehingga untuk siswa SMP lebih cocok untuk bahan apresiasi.
Disamping hal-hal yang telah disebutkan di atas, dalam penelitian
kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini tidak dapat terlepas dari unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik yang membangun cerita wayang itu.Unsur
intrinsik disini meliputi unsur gaya, tema , setting, alur dan tokoh. Sedangkan
unsur ekstrinsik adalah yang mencakup unsur sejarah,lingkungan, alam ,dan
sosial.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti:
“Meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang melalui model
cooperative learning siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun tahun
pelajaran 2009/2010”.
B. Analisis Masalah
4
Setelah mengadakan studi literatur yang relevan dengan masalah apresiasi
fiksi cerita wayang , ternyata penelitian kemampuan mengapresiasi cerita
wayang ini memiliki cakupan masalah yang cukup luas. Kemampuan
mengapresiasi cerita wayang adalah sebagai hasil proses belajar mengajar
yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang berperan dalam
pengajaran itu, sehingga penelitian ini seharusnya dikerjakan secara menyeluruh
menjangkau semua faktor baik kurikulum, guru, maupun siswa, fasilitas,
metode dan tehnik pengajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat menggunakan
berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan materi yang diberikan . Metode
dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan siswa. Ada beberapa macam metode mengajar menurut Winarno
Surakhmad ( 1982 : 86 ) antara lain : (1) metode ceramah, (2) metode latihan
siap (drill), (3) metode Tanya jawab, (4) metode diskusi, (5) metode
demonstrasi , (6) metode eksperimen, (7) metode pemberian trugas, (8)
metode kerja kelompok (kooperatif), (9) metode karya wisata, (10) metode
sosiodrama dan role play ( bermain peran ).
Struktur sebuah karya sastra merupakan kesatuan yang bulat dan
otonomi.Makanya ditentukan oleh hubungan dengan semua unsur –unsur yang
terkandung dalam karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang membangun sebuah
karya sastra cerita wayang adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, Unsur
intrinsik adalah unsur yang secara lahiriah hadir secara langsung turut
membangun cerita rekaan dari dalam teks cerita tersebut yang oleh Panuti
Sudjiman ( 1990 : 37 ) unsur ini dikatakan sebagai unsur batiniah yang
5
merupakan sifat atau bagian dasar dari cerita rekaan. Unsur intrinsik ini antara
lain adalah : tema, tokoh dan penokohan, alur cerita, setting atau latar, sudut
pandang, gaya dan amanat.
Unsur pembangun karya sastra selain unsur intrinsik adalah unsur
ekstrinsik. Secara leksikal kata ekstrinsik berarti berasal dari luar, tidak
termasuk dalam intinya . Akan tetapi dalam karya sastra , hal-hal yang berada
di luar karya sastra secara tidak langsung dapat mempengaruhi bangunan atau
organisasi karya sastra itu . Secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan
sebagai unsur-unsur yang dapat mempengaruhi karya sastra , tetapi tidak ikut
menjadi bagian di dalamnya. Unsur ini lebih banyak mempengaruhi proses
penciptaan karya sastra . Seperti unsur instrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri
dari sejumlah unsur , Wellek dan Warren ( 1989 : 72-154 ) menggolongkan ke
dalam unsur-unsur biografi pengarang ( menyangkut riwayat hidup,
keyakinan,ideologi, agama, pendidikan, karier dan sebagainya ), psikologi
pengarang ( menyangkut proses kreatifnya dari masyarakat yang meliputi
masalah sosial, ekonomi, budaya, politik , agama dan sebagainya ).
C. Rumusan Masalah
Melihat permasalahan yang ada dalam penelitian upaya meningkatan
kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini dikhususkan pada kemampuan
apresiasi siswa yang berkaitan dengan unsur intrinsik yang membangun sebuah
cerita wayang dengan aspek tokoh, setting dan gaya melalui model
pembelajaran cooperative learning pada siswa IX-C SMP Negeri 2 Balerejo
Madiun. Jadi dapat dikatakan bahwa, dalam mengapresiasi cerita wayang ini
terdiri dari 3 aspek kemampuan yaitu :
6
1. Kemampuan menemukan tokoh dalam cerita wayang
2. Kemampuan menemukan setting dalam cerita wayang
3. Kemampuan menemukan gaya dalam cerita wayang .
Pemilihan ketiga unsur itu sebagai masalah dalam penelitian ini
dilatarbelakangi pemikiran bahwa ketiga unsur ini merupakan komposisi yang
membangun karya fiksi cerita wayang . Disamping itu, juga dilatarbelakangi
oleh adanya kemampuan biaya, tenaga serta waktu yang terbatas. Selain itu
juga gambaran kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra cerita
wayang . Untuk mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana kemampuan
siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun dalam menemukan ketiga
masalah tersebut di atas, maka perlulah dibuat suatu rumusan. Adapun rumusan
masalah itu adalah : “ Apakah pemakaian metode cooperative learning dapat
meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang siswa kelas IX-C
SMP Negeri 2 Balerejo Madiun?”
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita
wayang melalui pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita wayang , maka tujuan
dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
Mendiskipsikan ada tidaknya peningkatan kemampuan mengapresiasi karya
sastra cerita wayang dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya melalui
model pembelajaran cooperative learning siswa kelas IX-C SMP Negeri 2
Balerejo Madiun tahun pelajaran 2009/2010.
7
E. Manfaat Hasil Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat
bukan hanya bagi siswa melainkan bermanfaat pula bagi guru dan sekolah.
1. Bagi siswa : Dapat meningkatkan motivasi untuk mengapresiasi karya
sastra cerita wayang , membiasakan untuk memahami
unsur-unsur intrinsik cerita wayang , meningkatkan hasil
belajar bahasa Jawa, dapat memecahkan kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran.
2. Bagi guru : Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mem-
belajarkan pemahaman unsur-unsur instrinsik cerita
wayang , meningkatkan kemampuan dalam
mengapresiasi sastra, mengetahui strategi pembelajaran
yang tepat sehingga dapat memperbaiki dan
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, menentukan
metode yang tepat dan dapat melakukan perbaikan
pembelajaran.
3. Bagi sekolah : Dapat meningkatkan mutu dan wibawa sekolah, dan dapat
memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan
pembelajaran.
8

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

This is the html version of the file http
This is the html version of the file httpThis is the html version of the file http
This is the html version of the file httpSyawiril Syawiril
 
contoh olahan karya novel "Tok Guru"
contoh olahan karya novel "Tok Guru"contoh olahan karya novel "Tok Guru"
contoh olahan karya novel "Tok Guru"KPM- ex KPLI students
 
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XII
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XIIRPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XII
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XIIDiva Pendidikan
 
Rpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuRpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuseptiputri
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiMul Yadi
 
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIII
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIIIRPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIII
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIIIDiva Pendidikan
 
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADUKAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADUMomee Rain
 
seni dalam pendidikan
seni dalam pendidikanseni dalam pendidikan
seni dalam pendidikanrathibujie
 
Slide pembelajaran tematik ktsp
Slide pembelajaran tematik  ktspSlide pembelajaran tematik  ktsp
Slide pembelajaran tematik ktspIsmail Nasution
 
Kurikulum ktsp (4)
Kurikulum ktsp (4)Kurikulum ktsp (4)
Kurikulum ktsp (4)Drak Fear
 
Contoh rpp sejarah
Contoh rpp sejarahContoh rpp sejarah
Contoh rpp sejarahalafanta
 
RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1sman1teras
 

La actualidad más candente (19)

This is the html version of the file http
This is the html version of the file httpThis is the html version of the file http
This is the html version of the file http
 
contoh olahan karya novel "Tok Guru"
contoh olahan karya novel "Tok Guru"contoh olahan karya novel "Tok Guru"
contoh olahan karya novel "Tok Guru"
 
Ips t 8 nanang
Ips t 8 nanangIps t 8 nanang
Ips t 8 nanang
 
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XII
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XIIRPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XII
RPP SMA Bahasa Indonesia Kelas XII
 
Rpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmuRpp sejarah sebagai ilmu
Rpp sejarah sebagai ilmu
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
 
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIII
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIIIRPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIII
RPP SMP Bahasa Indonesia Kelas VIII
 
Sidang skripsi ppt asli
Sidang skripsi ppt asliSidang skripsi ppt asli
Sidang skripsi ppt asli
 
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADUKAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
 
M uas
M uasM uas
M uas
 
Assg seni wan
Assg seni wanAssg seni wan
Assg seni wan
 
seni dalam pendidikan
seni dalam pendidikanseni dalam pendidikan
seni dalam pendidikan
 
Slide pembelajaran tematik ktsp
Slide pembelajaran tematik  ktspSlide pembelajaran tematik  ktsp
Slide pembelajaran tematik ktsp
 
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13 - 2
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13 - 2Contoh RPP Bahasa Indonesia K13 - 2
Contoh RPP Bahasa Indonesia K13 - 2
 
Kurikulum ktsp (4)
Kurikulum ktsp (4)Kurikulum ktsp (4)
Kurikulum ktsp (4)
 
Contoh rpp sejarah
Contoh rpp sejarahContoh rpp sejarah
Contoh rpp sejarah
 
Kepentingan sdp
Kepentingan sdpKepentingan sdp
Kepentingan sdp
 
215 antropologi-sma
215 antropologi-sma215 antropologi-sma
215 antropologi-sma
 
RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1RPP Bahasa Indonesia XII/1
RPP Bahasa Indonesia XII/1
 

Similar a MENINGKATKAN APPRESIASI CERITA WAYANG

UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...Muhammad Idris
 
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Guruku
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...weny maniez
 
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalApresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalbuwarnisutopo
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Bagus Kurnianto
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Bagus Kurnianto
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
Strategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumStrategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumEdutaintmentSuwarjiy
 

Similar a MENINGKATKAN APPRESIASI CERITA WAYANG (20)

Nota bmm-3116
Nota bmm-3116Nota bmm-3116
Nota bmm-3116
 
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
 
Seni rupa
Seni rupaSeni rupa
Seni rupa
 
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
 
Buku IPS kelas 8
Buku IPS kelas 8Buku IPS kelas 8
Buku IPS kelas 8
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
 
Sesi 2 Bedah Literasi.pptx
Sesi 2 Bedah Literasi.pptxSesi 2 Bedah Literasi.pptx
Sesi 2 Bedah Literasi.pptx
 
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnalApresiasi puisi kontemporer jurnal
Apresiasi puisi kontemporer jurnal
 
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan PembelajaranUTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
UTS Semester Ganjil Kurikulum dan Pembelajaran
 
Rony husniah fak.sastra um
Rony husniah fak.sastra umRony husniah fak.sastra um
Rony husniah fak.sastra um
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
analisis materi
analisis materianalisis materi
analisis materi
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
Strategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umumStrategi pembelajaran konsepn umum
Strategi pembelajaran konsepn umum
 

Más de Iwan Hariyanto (20)

DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docxDIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
 
Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3
 
Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
 
Proposal bab iii r
Proposal bab iii rProposal bab iii r
Proposal bab iii r
 
Proposal bab iii
Proposal bab iiiProposal bab iii
Proposal bab iii
 
Proposal bab ii
Proposal bab iiProposal bab ii
Proposal bab ii
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa mariaRpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa maria
 
Rpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa mariaRpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa maria
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 

MENINGKATKAN APPRESIASI CERITA WAYANG

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam perkembangannya, sastra Jawa bukan hanya berkembang di pulau jawa saja, di daerah-daerah terpencil sastra mulai dikenal, tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini disebabkan oleh semakin banyaknya masyarakat yang mengenal dan mulai memusatkan perhatiannya pada sastra. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya Dewan Kesenian Daerah yang secara langsung berbicara tentang sastra, sehingga banyak masyarakat awam yang mulai menyukai dan menikmati sebagai bacaan hiburan. Dan secara pasti sastra pun mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Sebagai salah satu wujud sastra, karya sastra fiksi cerita wayang juga akan memberikan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan pendidikan, kebangsaan, keagamaan, hukum, sosial, ekonomi, politik yang dipaparkan pengarang melalui penggambaran atau imajinatif. Karena karya fiksi cerita wayang menceritakan sesuatu yang terjadi di dalam pikiran dan perasaan pengarang. Jadi bukan merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Sesuai dengan kompleksitas makna yang di kandung suatu karya sastra, kegiatan apresiasi karya sastra fiksi cerita wayang akan memberikan berbagai macam manfaat bagi pembaca. Oleh sebab itu dapatlah dikatakan bahwa karya fiksi cerita wayang dapat menolong pembaca mengenali dirinya sendiri 1
  • 2. dan dapat memberikan arah yang baik bagi pembaca dalam mengembangkan emosi atau pikirannya, juga memberikan kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini. Dengan adanya berbagai macam manfaat mengapresiasi karya sastra itu, pengajaran apresiasi sastra sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa Jawa siswa dan dalam mengembangkan kepekaan pikiran serta perasaan siswa, melainkan juga bermanfaat dalam memperkaya pandangan hidup serta membentuk kepribadian siswa. Kenyataan dewasa ini pengajaran di sekolah-sekolah tampaknya menghadapi masalah. Hal ini dapat disimpulkan dari banyak keluhan baik tentang jumlah dan mutu pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan maupun tentang hasil belajar yaitu tingkat minat, kemampuan menikmati dan menghargai karya-karya sastra dari pihak siswa itu sendiri. Untuk itulah menyadari betapa besar manfaat mengapresiasi karya sastra dan dalam kenyataannya masih kurang berhasilnya pengajaran sastra itu sendiri di sekolah-sekolah, maka timbullah berbagai macam penelitian tentang sastra yang hasilnya nanti dapat memberikan berbagai informasi yang dapat membantu mengatasi permasalahan pengajaran sastra serta membantu siswa dalam mengapresiasi sastra. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai kemampuan mengapresiasi yang berbeda. Tinggi rendahnya kemampuan mengapresiasi sastra pada siswa dipengaruhi dua hal pokok yaitu : 1. Minat, kesungguhan, kepekaan emosional, pengetahuan dan pengalaman kehidupan intelektual 2. Pengetahuan dan penguasaan teori sastra . 2
  • 3. Oleh karena itu dalam usaha mengembangkan minat membaca perlu diberikan dorongan – dorongan, motif-motif dan respon yang positif agar siswa mencintai buku dan berkeinginan untuk mengerti dan memahami makna yang tersurat dalam buku itu ( Lester D. Crow Ph.D, dan Alice Crow Ph.D ( terjemahan Drs. Kasiyan ) 1984 : 315-352 ) Pengajaran sastra yang diharapkan adalah pengajaran sastra yang dapat membuat siswa benar-benar mampu mengapresiasi karya sastra, bukan hanya teori saja.Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat menggunakan berbagai metode dan tehnik yang sesuai dengan materi yang diberikan. Metode dan tehnik yang digunakan dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Tugas guru dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi pengetahuan dari buku atau dari guru kepada siswa didik dan tugas siswa adalah menerima, mengingat dan menghafal informasi tersebut. Proses belajar mengajar perlu diupayakan agar lebih menarik dan berkesan dalam benak para siswa. Penggunaan metode mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan sehingga akhirnya nilai yang diraihpun kurang dari yang diharapkan. Banyak metode mengajar yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. 3
  • 4. Salah satu diantaranya adalah cooperative learning. Dengan pendekatan cooperative learning diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau sacara individu. Sedangkan akhirnya merasa senang, dan materi yang dipelajari melekat dalam benaknya karena didapatkan melalui pengalamannya sendiri. Sedangkan bentuk karya sastra yang diapresiasi dalam penelitian ini adalah bentuk cerita wayang, karena cerita wayang disini mempunyai ciri sebagai sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar setengah sampai dua. Di samping itu plot dan tema dalam cerita wayang pada umumnya tunggal, tokoh dalam cerita wayang lebih sedikit, pelukisan setting dalam cerita wayang tidak memerlukan detil-detil khusus dan keterpaduan cerita wayang biasanya lebih padat, sehingga untuk siswa SMP lebih cocok untuk bahan apresiasi. Disamping hal-hal yang telah disebutkan di atas, dalam penelitian kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini tidak dapat terlepas dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang membangun cerita wayang itu.Unsur intrinsik disini meliputi unsur gaya, tema , setting, alur dan tokoh. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah yang mencakup unsur sejarah,lingkungan, alam ,dan sosial. Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti: “Meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang melalui model cooperative learning siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun tahun pelajaran 2009/2010”. B. Analisis Masalah 4
  • 5. Setelah mengadakan studi literatur yang relevan dengan masalah apresiasi fiksi cerita wayang , ternyata penelitian kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini memiliki cakupan masalah yang cukup luas. Kemampuan mengapresiasi cerita wayang adalah sebagai hasil proses belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai faktor yang berperan dalam pengajaran itu, sehingga penelitian ini seharusnya dikerjakan secara menyeluruh menjangkau semua faktor baik kurikulum, guru, maupun siswa, fasilitas, metode dan tehnik pengajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, guru dapat menggunakan berbagai metode dan teknik yang sesuai dengan materi yang diberikan . Metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Ada beberapa macam metode mengajar menurut Winarno Surakhmad ( 1982 : 86 ) antara lain : (1) metode ceramah, (2) metode latihan siap (drill), (3) metode Tanya jawab, (4) metode diskusi, (5) metode demonstrasi , (6) metode eksperimen, (7) metode pemberian trugas, (8) metode kerja kelompok (kooperatif), (9) metode karya wisata, (10) metode sosiodrama dan role play ( bermain peran ). Struktur sebuah karya sastra merupakan kesatuan yang bulat dan otonomi.Makanya ditentukan oleh hubungan dengan semua unsur –unsur yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra cerita wayang adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, Unsur intrinsik adalah unsur yang secara lahiriah hadir secara langsung turut membangun cerita rekaan dari dalam teks cerita tersebut yang oleh Panuti Sudjiman ( 1990 : 37 ) unsur ini dikatakan sebagai unsur batiniah yang 5
  • 6. merupakan sifat atau bagian dasar dari cerita rekaan. Unsur intrinsik ini antara lain adalah : tema, tokoh dan penokohan, alur cerita, setting atau latar, sudut pandang, gaya dan amanat. Unsur pembangun karya sastra selain unsur intrinsik adalah unsur ekstrinsik. Secara leksikal kata ekstrinsik berarti berasal dari luar, tidak termasuk dalam intinya . Akan tetapi dalam karya sastra , hal-hal yang berada di luar karya sastra secara tidak langsung dapat mempengaruhi bangunan atau organisasi karya sastra itu . Secara khusus unsur ekstrinsik dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang dapat mempengaruhi karya sastra , tetapi tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Unsur ini lebih banyak mempengaruhi proses penciptaan karya sastra . Seperti unsur instrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri dari sejumlah unsur , Wellek dan Warren ( 1989 : 72-154 ) menggolongkan ke dalam unsur-unsur biografi pengarang ( menyangkut riwayat hidup, keyakinan,ideologi, agama, pendidikan, karier dan sebagainya ), psikologi pengarang ( menyangkut proses kreatifnya dari masyarakat yang meliputi masalah sosial, ekonomi, budaya, politik , agama dan sebagainya ). C. Rumusan Masalah Melihat permasalahan yang ada dalam penelitian upaya meningkatan kemampuan mengapresiasi cerita wayang ini dikhususkan pada kemampuan apresiasi siswa yang berkaitan dengan unsur intrinsik yang membangun sebuah cerita wayang dengan aspek tokoh, setting dan gaya melalui model pembelajaran cooperative learning pada siswa IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun. Jadi dapat dikatakan bahwa, dalam mengapresiasi cerita wayang ini terdiri dari 3 aspek kemampuan yaitu : 6
  • 7. 1. Kemampuan menemukan tokoh dalam cerita wayang 2. Kemampuan menemukan setting dalam cerita wayang 3. Kemampuan menemukan gaya dalam cerita wayang . Pemilihan ketiga unsur itu sebagai masalah dalam penelitian ini dilatarbelakangi pemikiran bahwa ketiga unsur ini merupakan komposisi yang membangun karya fiksi cerita wayang . Disamping itu, juga dilatarbelakangi oleh adanya kemampuan biaya, tenaga serta waktu yang terbatas. Selain itu juga gambaran kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra cerita wayang . Untuk mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana kemampuan siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun dalam menemukan ketiga masalah tersebut di atas, maka perlulah dibuat suatu rumusan. Adapun rumusan masalah itu adalah : “ Apakah pemakaian metode cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan mengapresiasi cerita wayang siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun?” D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengapresiasi cerita wayang melalui pemahaman unsur-unsur intrinsik cerita wayang , maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah : Mendiskipsikan ada tidaknya peningkatan kemampuan mengapresiasi karya sastra cerita wayang dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya melalui model pembelajaran cooperative learning siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Balerejo Madiun tahun pelajaran 2009/2010. 7
  • 8. E. Manfaat Hasil Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bukan hanya bagi siswa melainkan bermanfaat pula bagi guru dan sekolah. 1. Bagi siswa : Dapat meningkatkan motivasi untuk mengapresiasi karya sastra cerita wayang , membiasakan untuk memahami unsur-unsur intrinsik cerita wayang , meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa, dapat memecahkan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran. 2. Bagi guru : Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mem- belajarkan pemahaman unsur-unsur instrinsik cerita wayang , meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi sastra, mengetahui strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, menentukan metode yang tepat dan dapat melakukan perbaikan pembelajaran. 3. Bagi sekolah : Dapat meningkatkan mutu dan wibawa sekolah, dan dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran. 8