SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 37
Analisis Penempatan Ruang Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing
Kabupaten Garut
Disusun Oleh :
Rizki Gumilar 201129002
BAB I
PENDAHULUAN
Diskursus mengenai sampah masih menjadi problema
hampir disetiap wilayah di Indonesia, terlebih di kota-kota besar
yang kepadatan penduduknya sangat tinggi. Akan tetapi tidak
hanya terbatas di kota-kota besar saja, problematika sampah juga
terjadi di Kabupaten Garut. Permasalahan sampah ini tidak bisa
dipandang biasa, karena tidak dapat di pungkiri bahwa
permasalahan sampah ini dalam tingkat yang cukup serius dan
sungguh sangat memprihatinkan.
Hal tersebut terjadi bukan hanya karena masalah
pengelolaan yang minim, tapi juga karena suatu budaya buruk
akan masyarakat yang senantiasa tidak peduli akan kebersihan
lingkungan.
Jika sampah sudah di buang maka masalah sudah selesai.
Tapi benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai?
Mereka lupa bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat
penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada
tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang
dibuang secara sembarangan di jalan akan membuat kota menjadi
kotor, sampah yang dibuang di sungai akan mencemari sungai dan
menimbulkan banjir, bahkan sampah yang dibuang di tempat
pembuangan akhir pun bisa menjadi masalah pengelolaan sampah
yang selama ini dilakukan apakah telah dikelola dengan baik
sesuai mekanisme yang disarankan atau tidak jelas kita tidak tahu.
Maka perlu dicermati setiap detail dari permasalah sampah
tersebut diatas karena tanpa kita ketahui dan sadari penempatan
pembuangan akhir yang tidak sesuai dengan penataan ruang akan
menjadi masalah yang mengancam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sampah
Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat dan sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Sumber-Sumber Sampah
Sumber-sumber sampah dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah juga dapat dibedakan menjadi beberapa,
yakni:
a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
Sampah anorganik, adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan
sebagainya.
Sampah organic, adalah sampah yang pada umumnya
dapat membusuk.
Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan
dan sebagainya
b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet,
kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya.
Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-
kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu (Ashes)
Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar,
baik di rumah, di kantor maupun industri
Sampah Jalanan (Street Sweeping), berasal dari
pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas,
kotoran dan daun-daunan.
Bangkai Binatang (Dead Animal), yaitu bangkai binatang
yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
Sampah pemukiman (Household refuse), yaitu sampah
campuran yang berasal dari daerah perumahan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas
Sampah
Menurut Slamet (2004) sampah baik kualitas maupun
kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf
hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :
a. Jumlah Penduduk
b. Keadaan sosial ekonomi
c. Kemajuan Teknologi
d. Tingkat pendidikan
Penerapan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah
misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R.
Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah
dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R
ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R
selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant
(menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting
untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat
perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat
mengurangi biaya pengelolaan sampah.
Reduce
Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan
minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan.
Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan
dengan program reduce:
Hindari pemakaian dan pembelian produk yang
menghasilkan sampah dalam jumlah besar
Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang
sama atau fungsi lain
Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang
memerlukan
Ubah pola makan (pola makan sehat : mengkonsumsi
makanan segar, kurangi makanan kaleng/instan)
Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan
sachet)
Reuse
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari
pemakaian barang-barang yang hanya sekali pakai. Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi
sampah.
Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan
dengan program reuse:
Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah
Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau
tempat sampah
Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam-
macam kerajinan
Recycle
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-
barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak
semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak
industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan
dengan program recycle:
Mengubah sampah plastik menjadi souvenir
Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos
Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan
miniatur
Replace
Prinsip replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan
barang yang digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama. Prinsip ini mengedepankan penggunaan bahan-bahan
yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan
keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam
karena banyak mengandung zat kimia berbahaya.
Replant
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau
lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran,
pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini
sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari
sampah
Hambatan dalam Pengelolaan Sampah
Menurut Slamet (2004) masalah pengelolaan sampah di
Indonesia merupakan masalah yang rumit karena :
1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami
persoalan persampahan
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai
dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan
3. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien
menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan estetika
dan memperbanyak populasi lalat dan tikus
4. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat
pembuangan akhir sampah, selain tanah serta formasi tanah yang
tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga terjadi kompetisi
yang semakin rumit akan penggunaan tanah.
5. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa
daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah
6. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan
7. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk,
karena cuaca yang panas.
8. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.
9. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai
saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.
Pengelolaan sampah dimasa lalu dan saat ini kurang
memperhatikan faktor non teknis seperti partisipasi masyarakat
dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.
Landasan Hukum
Landasan hukum :
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun
2011 - 2031
Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 6 s/d 11 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Garut
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian TPA
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat
dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya
sejak mulai timbul disumber, pengumpulan, pemindahan/
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan
tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.
Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama
ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA yang lebih sering
dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampahBeberapa
jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih
lambat bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah
sampai puluhan tahun; misalnya plastik.. Karenanya masih
diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.
Metoda Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam
pelaksanaannya yaitu:
a. Open Dumping
Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara
pembuangan sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada
suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan
setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan
cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana,
dll). Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya
potensi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkannya seperti:
Perkembangan vektor penyakitseperti lalat, tikus, dll
Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan
Polusi air akibat banyaknya lindi (cairan sampah) yang
timbul
Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang
kotor
b. Control Landfill
Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping
dimana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup
dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan
lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga
dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan
efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA.
Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk
diterapkan di kota sedang dan kecil. Untuk dapat melaksanakan
metoda ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas diantaranya:
Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
Pos pengendalian operasional
Fasilitas pengendalian gas metan
Alat berat
Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai
secara interansional dimana penutupan sampah dilakukan setiap
hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat diminimalkan.
Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana
yang cukup mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai
saat ini baru dianjurkan untuk kota besar dan metropolitan
Persyaratan Lokasi TPA
Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah; yang diantaranya
dalam kriteria regional dicantumkan :
1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan
longsor, rawan gempa, dll)
2. Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi
kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah
meresapkan air, dekat dengan sumber air (dalam hal tidak terpenuhi
harus dilakukan masukan teknologi)bukan daerah rawan topografis
(kemiringan lahan lebih dari 20%)
3. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di Bandara
(jarak minimal 1,5 – 3 km)
4. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi
Dari hasil data yang diperoleh mengenai lokasi penempatan
TPA Pasirbajing sudah dikategorikan ideal karena telah memenuhi
syarat diatas. TPA Pasirbajing berada di lokasi perbukitan dengan
kemiringan 30-40 derajat, jauh dari pemukiman, jauh dari sungai,
tidak ada sumber air resapan dan lain-lain.
Jenis dan Fungsi Fasilitas TPA
a. Prasarana Jalan
Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan
pengoperasian TPA. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan
semakin lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi
keduanya menjadi tinggi. Konstruksi jalan TPA cukup beragam
disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga dikenal jalan TPA
dengan konstruksi :
a. Hotmix
b. Beton
c. Aspal
d. Perkerasan situ
e. Kayu
b. Prasarana Drainase
Drainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran
limpasan air hujan dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang
masuk ke timbunan sampah. Seperti diketahui, air hujan
merupakan faktor utama terhadap debit lindi yang dihasilkan.
Semakin kecil rembesan air hujan yang masuk ke timbunan
sampah akan semakin kecil pula debit lindi yang dihasilkan yang
pada gilirannya akan memperkecil kebutuhan unitpengolahannya.
Berdasarkan data yang diperoleh,drainase yang terdapat di
TPA pasirbajing ada yang aktif dan ada yang tidak aktif,itu
artinya sebagai komponen penting dalam pengolahan sampah
drainase ini menjadi titik pangkal yang apabila kinerjanya tidak
maksimal maka akan menimbulkan ekses yang cukup
mengkhawatirkan.jelas tidak begitu berarti ketika musim
kemarau, namun akan menjadi bencana ketika musim penghujan.
c. Fasilitas Penerimaan
Fasilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan
sampah yang datang, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk
sampah. Pada umumnya fasilitas ini dibangun berupa pos pengendali di
pintu masuk TPA. Pada TPA besar dimana kapasitas pembuangan telah
melampaui 50 ton/hari maka dianjurkan penggunaan jembatan timbang
untuk efisiensi dan ketepatan pendataan. Sementara TPA kecil bahkan
dapat memanfaatkan postersebut sekaligus sebagai kantor TPA
sederhana dimana kegiatan administrasi ringan dapat dijalankan.
Dari hasil data yang diperoleh sampah yang masuk ke TPA
pasirbajing bisa mencapai 70 ton/hari. Jumlah ini memang tidak tetap
per harinya, namun berdasarkan materi diatas dapat diketahui bahwa
kapasitas pembuangan telah melampaui 50 ton/hari, maka dianjurkan
untuk menggunakan jembatan timbang. Namun pada kenyataan di
lapangan, jembatan timbang di Pasirbajing sudah tidak berfungsi.
Kembali lagi alasan krusialnya adalah dana sebagai sumber penyokong.
d. Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air
lindi yang terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di
bawahnya. Untuk itu lapisan ini harus dibentuk di seluruh
permukaan dalam TPA baik dasar maupun dinding. Bila tersedia
di tempat, tanah lempung setebal +50 cm merupakan alternative
yang baik sebagai lapisan kedap air. Namun bila tidak
dimungkinkan, dapat diganti dengan lapisan sintetis lainnya
dengan konsekuensi biaya yang relatif tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk lapisan kedap air
di TPA Pasirbajing ternyata tidak ada, alhasil air lindi yang
terbentuk di dasar TPA menjadi bersatu dengan sisa-sisa sampah
yang ada di sepanjang jalan zona aktif dan tidak aktif di TPA. Hal
ini membuat akses menuju zona aktif pengolahan sampah
menjadi begitu becek dan tak karuan.
e. Fasilitas Pengamanan Gas
Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas
karbondioksida dan metan dengan komposisi hampir sama,
disamping gas-gas lain yang sangat sedikit jumlahnya. Kedua gas
tersebut memiliki potensi besar dalam proses pemanasan global
terutama gas metan, karenanya perlu dilakukan pengendalian agar
gas tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke atmosferUntuk itu perlu
dipasang pipa-pipa ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan
sampah pada titik-titik tertentu.
Dari data yang diperoleh fasilitas pengamanan gas yang ada
di TPA Pasirbajing telah tersedia dengan baik dimana hampir di
sekeliling zona aktif pengolahan sampah telah terpasang pipa-pipa
ventilasi dengan kedalaman 3meter dan 3meter diatas permukaan
tanah, hal ini tentu sangat baik mengingat gas metan yang dihasilkan
dari tumpukan sampah akan menjadi penyumbang terbesar
terjadinya efek pemanasan global jika terlepas bebas ke atmosfer,
hal ini tentu akan mengakibatkan semakin menipisnya lapisan ozon
dan mengancam keberlangsungan kehidupan di bumi.
f. Fasilitas Pengamanan Lindi
Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan
sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada
sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik
sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran
air baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani
dengan baik. Tahap pertama pengamanan adalah dengan
membuat fasilitas pengumpul lindi yang dapat terbuat dari:
perpipaan berlubang-lubang, saluran pengumpul maupun
pengaturan kemiringan dasar TPA
Dari hasil data yang diperoleh fasilitas pengaman lindi di
TPA Pasirbajing ternyata tidak ada, entah karena SDM yang
kurang memadai atau karena dana yang menjadi hambatan utama
namun apapun alasannya fasilitas pengamanan lindi ini
seharusnya menjadi konsen penting dari pihak pengelola sampah
di TPA mengingat banyaknya senyawa yang memiliki kandungan
pencemar yang sangat tinggi sehingga memicu pencemaran air
tanah maupun permukaan tanah.menurut salah satu pengelola
TPA mengatakan bahwa warga Desa Leuweung Tiis sampai Desa
Warung Peuteuy tidak ada yang menggunakan air tanah (sumur)
dirumah mereka, melainkan menggunakan air yang berasal dari
mata air sekitar gunung di kawasan tersebut. Tentu hal tersebut
tidak menjadi pembenar dalam ketiadaan fasilitas pengaman lindi
di TPA karena jelas selain mencemari air tanah, lindi juga
merusak unsur hara tanah yang ada disekitarnya akibat
terserapnya air ke dalam tanah.
g. Alat Berat
Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnya
berupa: bulldozer,excavator dan loader. Setiap jenis perlatan
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam
operasionalnya. Bulldozer sangat efisien dalam operasi perataan
dan pemadatan tetapi kurang dalam kemampuan penggalian.
Excavator sangat efisien dalam operasi penggalian tetapi kurang
dalam perataan sampah. Sementara loader sangat efisien dalam
pemindahan baik tanah maupun sampah tetapi kurang dalam
kemampuan pemadatan. Untuk TPA kecil disarankan dapat
memiliki bulldozer atau excavator, sementara TPA yang besar
umumnya memiliki ketiga jenis alat berat tersebut
Dari hasil data yang diperoleh jumlah alat berat yang
terdapat di TPA Pasirbajing adalah Buldozer sebanyak 1 unit dan
loader sebanyak 2 unit. Bisa dibayangkan dengan jumlah volume
sampah yang tak menentu setiap harinya, jumlah alat berat yang
ada di TPA Psirbajing ini masihlah jauh dari kategori memadai,
mengingat masing-masing dari peralatan tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda, otomatis antara satu alat berat dengan
alat berat yang lain tentu akan saling melengkapi dalam hal
operasionalnya, minimal TPA Pasirbajing ini memliki baik
bulldozer, loader dan excavator meskipun dalam unit yang
terbatas tapi ada, sehingga proses pengolahan sampah mulai dari
perataan, pemadatan, penggalian, ataupun pemindahan tanah dan
sampah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
h. Penghijauan
Penghijauan lahan TPA diperlukan untuk beberapa
maksud diantaranya adalah: peningkatan estetika lingkungan,
sebagai buffer zone untuk pencegahan bau dan lalat yang
berlebihan.
Berdasarkan data yang diperoleh kegiatan di TPA
Pasirbajing ini ternyata tidak begitu baik, bila merujuk pada salah
satu tujuan penghijaun adalah sebagai buffer zone untuk
pencegahan bau dan lalat yang berlebihan. Hal ini berdasarkan
pada kenyataan yang ditemukan dilapangan bahwa 200 meter
dari zona aktif pengolahan sampah saja bau menyengat itu telah
begitu jelas tercium terlebih ketika berada di zona aktif
pengolahan sampah, lalat yang berterbangan begitu banyaknya,
sehingga sampai pada kesimpulan bahwa indikasi penghijauan di
TPA Pasirbajing ini memang tidak maksimal.
i. Fasilitas Penunjang
Beberapa fasilitas penunjang masih diperlukan untuk
membantu pengoperasian TPA yang baik diantaranya : pemadam
kebakaran, mesin pengasap/ mistblower, kesehatan/keselamatan
kerja, toilet, dan lain lain.
Dari data yang berhasil diperoleh sarana atau fasilitas
penunjang di TPA Pasirbajing ini nyaris tidak ditemukan,
mistblower atau alat pemadam kebakaran tidak ada, kemudian
toilet tidak berfungsi sementara fasilitas penunjang kesehatan
yang paling sederhana seperti masker atau tergos tidak ada, hal
ini atas apa yang terlihat di lapangan bahwa petugas baik
kordinator lapangan, petugas kantor sampai operator alat
beratpun tidak ada yang menggunakan alat atau fasilitas
penunjang kesehatan seperti itu.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai hasis ekonomi,
bahkan dapat mempunyai hasil ekonomi yang negatif karena dalam
penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya
memerukan biaya yang sangat besar. Sampah dan pengelolaannya
kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota di
Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penangan yang baik akan
mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan
yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari
lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Karena itu untuk
mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan
pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan
menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya
jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan semakin
majunya kebudayaan. Oleh karena itu penangan sampah di
perkotaan relative lebih sulit dibanding sampah di desa-desa.
Tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing yang telah
menerapkan sistem control landfill, pada kenyataannya masih
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga
secara operasional diperlukan penyempurnaan melalui proses
monitoring dan evaluasi secara berkala. Dampak negatif yang
perlu mendapat perhatian secara serius adalah teradinya
akumulasi berbagai bahan pencemar baik pada air, udara dan
tanah dan adanya bencana longsor sampah. Strategi pengelolaan
sistem lama yang mengandalkan sistem pengangkutan,
pembuangan, dan pengolahan menjadi bahan urugan perlu diubah
karena dirasakan sangat tidak ekonomis (cost centre). Disamping
memerlukan biaya operasional dan lahan bagi pembuangan akhir
yang besar jug amenimbulkan banyak dampak yang kurang
menguntungkan bagi kehidupan masyarakat serta akan
menumbuhkan masyarakat yang kurang peduli akan
lingkungannya.
Saran
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun
dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari
konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan
telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni
jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman
namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan
sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai
dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah
seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian
peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah
seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas
dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan
yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka
perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih
unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata
ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut
terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut,
karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita
bersama.
ANALISIS TPA
ANALISIS TPA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdf
jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdfjakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdf
jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdfMuhReperizaFurqon
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Oswar Mungkasa
 
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Joy Irman
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Joy Irman
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutikTV Desa
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Joy Irman
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Joy Irman
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanJoy Irman
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahJoy Irman
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanJoy Irman
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Joy Irman
 
Pola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah DomestikPola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah Domestikinfosanitasi
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanAgus Dwi Wicaksono
 

La actualidad más candente (20)

jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdf
jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdfjakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdf
jakstranas-dan-evaluasi-jakstrada-pengelolaan-sampah-rumah-tangga-39.pdf
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah
 
3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik3. ppt bu anastutik
3. ppt bu anastutik
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
 
Pengolahan sampah
Pengolahan sampahPengolahan sampah
Pengolahan sampah
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
 
Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 
Pola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah DomestikPola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah Domestik
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutan
 

Destacado

Patriotic symbols - National Anthem
Patriotic symbols -  National AnthemPatriotic symbols -  National Anthem
Patriotic symbols - National AnthemNora Gonzalez
 
M4 activity heidi potratz
M4 activity   heidi potratzM4 activity   heidi potratz
M4 activity heidi potratzhpotratz
 
Bilişim etiği ve öğretimi
Bilişim etiği ve öğretimiBilişim etiği ve öğretimi
Bilişim etiği ve öğretimiKaan Cingi
 
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sungtarabanoff
 
20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind
20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind
20130607 arecs web_forecast_video_winter_windgtarabanoff
 
Mali 2010215039
Mali 2010215039Mali 2010215039
Mali 2010215039Kaan Cingi
 
20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind
20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind
20130607 arecs web_forecast_video_summer_windgtarabanoff
 

Destacado (10)

Patriotic symbols - National Anthem
Patriotic symbols -  National AnthemPatriotic symbols -  National Anthem
Patriotic symbols - National Anthem
 
M4 activity heidi potratz
M4 activity   heidi potratzM4 activity   heidi potratz
M4 activity heidi potratz
 
Bilişim etiği ve öğretimi
Bilişim etiği ve öğretimiBilişim etiği ve öğretimi
Bilişim etiği ve öğretimi
 
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun
20130607 arecs web_forecast_video_summer_sun
 
My family game
My family game  My family game
My family game
 
20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind
20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind
20130607 arecs web_forecast_video_winter_wind
 
Literator April 2008
Literator April 2008Literator April 2008
Literator April 2008
 
öLçme sunu
öLçme sunuöLçme sunu
öLçme sunu
 
Mali 2010215039
Mali 2010215039Mali 2010215039
Mali 2010215039
 
20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind
20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind
20130607 arecs web_forecast_video_summer_wind
 

Similar a ANALISIS TPA

BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdfBAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdfNiyaCimut
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik'Dimas Keren
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiYahyawan Triyana
 
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampah
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampahBerikut ini adalah pengertian dan definisi sampah
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampahAdi Rastafarra
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahRustan Amarullah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081Asep Humaedi Aasseepp
 
Penanganan Limbah Padat IV
Penanganan Limbah Padat IVPenanganan Limbah Padat IV
Penanganan Limbah Padat IVMochammad Rizki
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopulimuhbaskoro
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081Annas Faturrochman
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahFreddy Sebastian
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananmuhsyahdam
 

Similar a ANALISIS TPA (20)

BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdfBAB II Tinjauan Pustaka.pdf
BAB II Tinjauan Pustaka.pdf
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasi
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampah
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampahBerikut ini adalah pengertian dan definisi sampah
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sampah
 
good governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampahgood governance dalam pengelolaan sampah
good governance dalam pengelolaan sampah
 
Proposal mewujudkan kota bebas sampah
Proposal mewujudkan kota bebas sampahProposal mewujudkan kota bebas sampah
Proposal mewujudkan kota bebas sampah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Penanganan Limbah Padat IV
Penanganan Limbah Padat IVPenanganan Limbah Padat IV
Penanganan Limbah Padat IV
 
Laporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuliLaporan Bank sampah todopuli
Laporan Bank sampah todopuli
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Jakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampahJakarta kewalahan mengelola sampah
Jakarta kewalahan mengelola sampah
 
Plh powerpoint citra
Plh powerpoint citraPlh powerpoint citra
Plh powerpoint citra
 
Peran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penangananPeran serta masyarakat dalam penanganan
Peran serta masyarakat dalam penanganan
 

Más de Rizki Gumilar

Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Rizki Gumilar
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamRizki Gumilar
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanRizki Gumilar
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanRizki Gumilar
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”Rizki Gumilar
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutRizki Gumilar
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Rizki Gumilar
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaRizki Gumilar
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalRizki Gumilar
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifRizki Gumilar
 

Más de Rizki Gumilar (18)

Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islam
 
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah
 
Presentation kps
Presentation kpsPresentation kps
Presentation kps
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasional
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 

Último

Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 

Último (20)

Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 

ANALISIS TPA

  • 1. Analisis Penempatan Ruang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing Kabupaten Garut Disusun Oleh : Rizki Gumilar 201129002
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Diskursus mengenai sampah masih menjadi problema hampir disetiap wilayah di Indonesia, terlebih di kota-kota besar yang kepadatan penduduknya sangat tinggi. Akan tetapi tidak hanya terbatas di kota-kota besar saja, problematika sampah juga terjadi di Kabupaten Garut. Permasalahan sampah ini tidak bisa dipandang biasa, karena tidak dapat di pungkiri bahwa permasalahan sampah ini dalam tingkat yang cukup serius dan sungguh sangat memprihatinkan. Hal tersebut terjadi bukan hanya karena masalah pengelolaan yang minim, tapi juga karena suatu budaya buruk akan masyarakat yang senantiasa tidak peduli akan kebersihan lingkungan.
  • 3. Jika sampah sudah di buang maka masalah sudah selesai. Tapi benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan akan membuat kota menjadi kotor, sampah yang dibuang di sungai akan mencemari sungai dan menimbulkan banjir, bahkan sampah yang dibuang di tempat pembuangan akhir pun bisa menjadi masalah pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan apakah telah dikelola dengan baik sesuai mekanisme yang disarankan atau tidak jelas kita tidak tahu. Maka perlu dicermati setiap detail dari permasalah sampah tersebut diatas karena tanpa kita ketahui dan sadari penempatan pembuangan akhir yang tidak sesuai dengan penataan ruang akan menjadi masalah yang mengancam.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sampah Menurut Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat dan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
  • 5. Sumber-Sumber Sampah Sumber-sumber sampah dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain : a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum c. Sampah yang berasal dari perkantoran d. Sampah yang berasal dari jalan raya e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes) f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan g. Sampah yang berasal dari pertambangan h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
  • 6. Jenis Sampah Jenis-jenis sampah juga dapat dibedakan menjadi beberapa, yakni: a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya Sampah anorganik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk. Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya. Sampah organic, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk. Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya
  • 7. b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng- kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu (Ashes) Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di kantor maupun industri Sampah Jalanan (Street Sweeping), berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan. Bangkai Binatang (Dead Animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan. Sampah pemukiman (Household refuse), yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan
  • 8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah Menurut Slamet (2004) sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain : a. Jumlah Penduduk b. Keadaan sosial ekonomi c. Kemajuan Teknologi d. Tingkat pendidikan
  • 9. Penerapan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah.
  • 10. Reduce Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reduce: Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain Gunakan baterai yang dapat di charge kembali Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan Ubah pola makan (pola makan sehat : mengkonsumsi makanan segar, kurangi makanan kaleng/instan) Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachet)
  • 11. Reuse Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari pemakaian barang-barang yang hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reuse: Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam- macam kerajinan
  • 12. Recycle Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang- barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program recycle: Mengubah sampah plastik menjadi souvenir Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur
  • 13. Replace Prinsip replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang- barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini mengedepankan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam karena banyak mengandung zat kimia berbahaya. Replant Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah
  • 14. Hambatan dalam Pengelolaan Sampah Menurut Slamet (2004) masalah pengelolaan sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena : 1. Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan 2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan 3. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan estetika dan memperbanyak populasi lalat dan tikus
  • 15. 4. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah. 5. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah 6. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan 7. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang panas. 8. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan. 9. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah. Pengelolaan sampah dimasa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih.
  • 16. Landasan Hukum Landasan hukum : Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 - 2031 Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 6 s/d 11 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Garut
  • 17. BAB III PEMBAHASAN Pengertian TPA Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul disumber, pengumpulan, pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampahBeberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya plastik.. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.
  • 18. Metoda Pembuangan Sampah Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam pelaksanaannya yaitu: a. Open Dumping Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll). Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkannya seperti: Perkembangan vektor penyakitseperti lalat, tikus, dll Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan Polusi air akibat banyaknya lindi (cairan sampah) yang timbul Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor
  • 19. b. Control Landfill Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan TPA. Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang dan kecil. Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas diantaranya: Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan Pos pengendalian operasional Fasilitas pengendalian gas metan Alat berat
  • 20. Sanitary Landfill Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara interansional dimana penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota besar dan metropolitan
  • 21. Persyaratan Lokasi TPA Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah; yang diantaranya dalam kriteria regional dicantumkan : 1. Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan gempa, dll) 2. Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air (dalam hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukan teknologi)bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih dari 20%) 3. Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di Bandara (jarak minimal 1,5 – 3 km) 4. Bukan daerah/kawasan yang dilindungi Dari hasil data yang diperoleh mengenai lokasi penempatan TPA Pasirbajing sudah dikategorikan ideal karena telah memenuhi syarat diatas. TPA Pasirbajing berada di lokasi perbukitan dengan kemiringan 30-40 derajat, jauh dari pemukiman, jauh dari sungai, tidak ada sumber air resapan dan lain-lain.
  • 22. Jenis dan Fungsi Fasilitas TPA a. Prasarana Jalan Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan pengoperasian TPA. Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan semakin lancar kegiatan pengangkutan sehingga efisiensi keduanya menjadi tinggi. Konstruksi jalan TPA cukup beragam disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga dikenal jalan TPA dengan konstruksi : a. Hotmix b. Beton c. Aspal d. Perkerasan situ e. Kayu
  • 23. b. Prasarana Drainase Drainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air hujan dengan tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan sampah. Seperti diketahui, air hujan merupakan faktor utama terhadap debit lindi yang dihasilkan. Semakin kecil rembesan air hujan yang masuk ke timbunan sampah akan semakin kecil pula debit lindi yang dihasilkan yang pada gilirannya akan memperkecil kebutuhan unitpengolahannya. Berdasarkan data yang diperoleh,drainase yang terdapat di TPA pasirbajing ada yang aktif dan ada yang tidak aktif,itu artinya sebagai komponen penting dalam pengolahan sampah drainase ini menjadi titik pangkal yang apabila kinerjanya tidak maksimal maka akan menimbulkan ekses yang cukup mengkhawatirkan.jelas tidak begitu berarti ketika musim kemarau, namun akan menjadi bencana ketika musim penghujan.
  • 24. c. Fasilitas Penerimaan Fasilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan sampah yang datang, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah. Pada umumnya fasilitas ini dibangun berupa pos pengendali di pintu masuk TPA. Pada TPA besar dimana kapasitas pembuangan telah melampaui 50 ton/hari maka dianjurkan penggunaan jembatan timbang untuk efisiensi dan ketepatan pendataan. Sementara TPA kecil bahkan dapat memanfaatkan postersebut sekaligus sebagai kantor TPA sederhana dimana kegiatan administrasi ringan dapat dijalankan. Dari hasil data yang diperoleh sampah yang masuk ke TPA pasirbajing bisa mencapai 70 ton/hari. Jumlah ini memang tidak tetap per harinya, namun berdasarkan materi diatas dapat diketahui bahwa kapasitas pembuangan telah melampaui 50 ton/hari, maka dianjurkan untuk menggunakan jembatan timbang. Namun pada kenyataan di lapangan, jembatan timbang di Pasirbajing sudah tidak berfungsi. Kembali lagi alasan krusialnya adalah dana sebagai sumber penyokong.
  • 25. d. Lapisan Kedap Air Lapisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air lindi yang terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Untuk itu lapisan ini harus dibentuk di seluruh permukaan dalam TPA baik dasar maupun dinding. Bila tersedia di tempat, tanah lempung setebal +50 cm merupakan alternative yang baik sebagai lapisan kedap air. Namun bila tidak dimungkinkan, dapat diganti dengan lapisan sintetis lainnya dengan konsekuensi biaya yang relatif tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, untuk lapisan kedap air di TPA Pasirbajing ternyata tidak ada, alhasil air lindi yang terbentuk di dasar TPA menjadi bersatu dengan sisa-sisa sampah yang ada di sepanjang jalan zona aktif dan tidak aktif di TPA. Hal ini membuat akses menuju zona aktif pengolahan sampah menjadi begitu becek dan tak karuan.
  • 26. e. Fasilitas Pengamanan Gas Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbondioksida dan metan dengan komposisi hampir sama, disamping gas-gas lain yang sangat sedikit jumlahnya. Kedua gas tersebut memiliki potensi besar dalam proses pemanasan global terutama gas metan, karenanya perlu dilakukan pengendalian agar gas tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke atmosferUntuk itu perlu dipasang pipa-pipa ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada titik-titik tertentu. Dari data yang diperoleh fasilitas pengamanan gas yang ada di TPA Pasirbajing telah tersedia dengan baik dimana hampir di sekeliling zona aktif pengolahan sampah telah terpasang pipa-pipa ventilasi dengan kedalaman 3meter dan 3meter diatas permukaan tanah, hal ini tentu sangat baik mengingat gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah akan menjadi penyumbang terbesar terjadinya efek pemanasan global jika terlepas bebas ke atmosfer, hal ini tentu akan mengakibatkan semakin menipisnya lapisan ozon dan mengancam keberlangsungan kehidupan di bumi.
  • 27. f. Fasilitas Pengamanan Lindi Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Tahap pertama pengamanan adalah dengan membuat fasilitas pengumpul lindi yang dapat terbuat dari: perpipaan berlubang-lubang, saluran pengumpul maupun pengaturan kemiringan dasar TPA
  • 28. Dari hasil data yang diperoleh fasilitas pengaman lindi di TPA Pasirbajing ternyata tidak ada, entah karena SDM yang kurang memadai atau karena dana yang menjadi hambatan utama namun apapun alasannya fasilitas pengamanan lindi ini seharusnya menjadi konsen penting dari pihak pengelola sampah di TPA mengingat banyaknya senyawa yang memiliki kandungan pencemar yang sangat tinggi sehingga memicu pencemaran air tanah maupun permukaan tanah.menurut salah satu pengelola TPA mengatakan bahwa warga Desa Leuweung Tiis sampai Desa Warung Peuteuy tidak ada yang menggunakan air tanah (sumur) dirumah mereka, melainkan menggunakan air yang berasal dari mata air sekitar gunung di kawasan tersebut. Tentu hal tersebut tidak menjadi pembenar dalam ketiadaan fasilitas pengaman lindi di TPA karena jelas selain mencemari air tanah, lindi juga merusak unsur hara tanah yang ada disekitarnya akibat terserapnya air ke dalam tanah.
  • 29. g. Alat Berat Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnya berupa: bulldozer,excavator dan loader. Setiap jenis perlatan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam operasionalnya. Bulldozer sangat efisien dalam operasi perataan dan pemadatan tetapi kurang dalam kemampuan penggalian. Excavator sangat efisien dalam operasi penggalian tetapi kurang dalam perataan sampah. Sementara loader sangat efisien dalam pemindahan baik tanah maupun sampah tetapi kurang dalam kemampuan pemadatan. Untuk TPA kecil disarankan dapat memiliki bulldozer atau excavator, sementara TPA yang besar umumnya memiliki ketiga jenis alat berat tersebut
  • 30. Dari hasil data yang diperoleh jumlah alat berat yang terdapat di TPA Pasirbajing adalah Buldozer sebanyak 1 unit dan loader sebanyak 2 unit. Bisa dibayangkan dengan jumlah volume sampah yang tak menentu setiap harinya, jumlah alat berat yang ada di TPA Psirbajing ini masihlah jauh dari kategori memadai, mengingat masing-masing dari peralatan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, otomatis antara satu alat berat dengan alat berat yang lain tentu akan saling melengkapi dalam hal operasionalnya, minimal TPA Pasirbajing ini memliki baik bulldozer, loader dan excavator meskipun dalam unit yang terbatas tapi ada, sehingga proses pengolahan sampah mulai dari perataan, pemadatan, penggalian, ataupun pemindahan tanah dan sampah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
  • 31. h. Penghijauan Penghijauan lahan TPA diperlukan untuk beberapa maksud diantaranya adalah: peningkatan estetika lingkungan, sebagai buffer zone untuk pencegahan bau dan lalat yang berlebihan. Berdasarkan data yang diperoleh kegiatan di TPA Pasirbajing ini ternyata tidak begitu baik, bila merujuk pada salah satu tujuan penghijaun adalah sebagai buffer zone untuk pencegahan bau dan lalat yang berlebihan. Hal ini berdasarkan pada kenyataan yang ditemukan dilapangan bahwa 200 meter dari zona aktif pengolahan sampah saja bau menyengat itu telah begitu jelas tercium terlebih ketika berada di zona aktif pengolahan sampah, lalat yang berterbangan begitu banyaknya, sehingga sampai pada kesimpulan bahwa indikasi penghijauan di TPA Pasirbajing ini memang tidak maksimal.
  • 32. i. Fasilitas Penunjang Beberapa fasilitas penunjang masih diperlukan untuk membantu pengoperasian TPA yang baik diantaranya : pemadam kebakaran, mesin pengasap/ mistblower, kesehatan/keselamatan kerja, toilet, dan lain lain. Dari data yang berhasil diperoleh sarana atau fasilitas penunjang di TPA Pasirbajing ini nyaris tidak ditemukan, mistblower atau alat pemadam kebakaran tidak ada, kemudian toilet tidak berfungsi sementara fasilitas penunjang kesehatan yang paling sederhana seperti masker atau tergos tidak ada, hal ini atas apa yang terlihat di lapangan bahwa petugas baik kordinator lapangan, petugas kantor sampai operator alat beratpun tidak ada yang menggunakan alat atau fasilitas penunjang kesehatan seperti itu.
  • 33. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai hasis ekonomi, bahkan dapat mempunyai hasil ekonomi yang negatif karena dalam penanganannya baik untuk membuang atau membersihkannya memerukan biaya yang sangat besar. Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penangan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara. Karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun komposisi dari sampah sejalan dengan semakin majunya kebudayaan. Oleh karena itu penangan sampah di perkotaan relative lebih sulit dibanding sampah di desa-desa.
  • 34. Tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing yang telah menerapkan sistem control landfill, pada kenyataannya masih memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga secara operasional diperlukan penyempurnaan melalui proses monitoring dan evaluasi secara berkala. Dampak negatif yang perlu mendapat perhatian secara serius adalah teradinya akumulasi berbagai bahan pencemar baik pada air, udara dan tanah dan adanya bencana longsor sampah. Strategi pengelolaan sistem lama yang mengandalkan sistem pengangkutan, pembuangan, dan pengolahan menjadi bahan urugan perlu diubah karena dirasakan sangat tidak ekonomis (cost centre). Disamping memerlukan biaya operasional dan lahan bagi pembuangan akhir yang besar jug amenimbulkan banyak dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan masyarakat serta akan menumbuhkan masyarakat yang kurang peduli akan lingkungannya.
  • 35. Saran Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.