Sistem pendinginan berfungsi untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 derajat Celcius dengan menyerap dan menghilangkan panas yang dihasilkan mesin. Sistem ini menggunakan media air atau udara untuk mendinginkan mesin.
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sistem pada engine
1. SISTEM PENDINGIN
A. Pengertian Sistem Pendinginan
Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan
bakar menjadi tenaga gerak.
Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga
penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–
gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu
sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas
yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak,
untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin dengan media air atau udara
untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C.
Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk
menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar,
dengan media air yang disirkulasi oleh pompa.
Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas
hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan
hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk
mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis,
daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur
sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis,
sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan
manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat
rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem
2. pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur
kerja yang ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung
dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan
fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.
1. Fungsi Sistem Pendinginan
Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk mengurangi keausan komponen-
komponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak terjadi over heating
(panas berlebihan). karena over heating dapat mengakibatkan pemuaian
serta tingkat gesekan yang lebih besar.
3.
4. Nama Komponen :
1. Radiator
2. Slang Karet (upper hose)
3. Slang Karet (lower hose)
4. Thermostat
5. Kipas (fan)
6. Pompa Air (water pump)
7. Kantong air (Water Jacket)
2. Fungsi Komponen Pendingin
Fungsi Komponen-komponen Sistem Pendinginan Mesin :
radiator
Radiator berfungsi mendinginkan cairan pendingin
yang telah menjadi panas setelah melalui saluran
water jacket.
radiator cap
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan dan
menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan
(mengatur tekanan air)
5. reservoir
Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan
untuk menyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas
hose
Slang Karet (upper hose dan lower hose ) berfungsi
memindahkan air pendingin dari/ke water jacket
melalui radiator
thermostat
Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka
dan menutup secara otomatis sesuai temperatur
cairan pendingin.
fan
Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah
pendinginan pada radiator untuk membantu
mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara
luar.
water pump
Pompa Air (water pump) berfungsi mengirimkan
cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan
tekanan.
6. water jacket
Kantong Air (Water Jacket) berfungsi sebagai
tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin
untuk menyerap panas pembakaran secara
langsung.
B. Jenis-Jenis Sitem Pendingin
1. Pendinginan udara
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin
dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin
terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang
singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas bisa
berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas eletkris
atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin, sebagian
yang lain tanpa menggunakan kipas.
Kelebihan
Tipe ini memiliki kelebihan :
o Desain mesin lebih ringkas.
o Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe
pendinginan air.
o Mudah perawatannya.
Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan di
daerah dingin atau panas terutama mesin berkapasitas besar.
Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar
sepeda motor, mobil tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru. Hampir
semua mesin dengan kapasitas kecil menggunakan tipe ini, seperti mesin
pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin pemotong kayu
(chain saw) dan sebagainya.
7. 2. Pendinginan air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk
melepaskan panas ke udara.
a. Komponen utama
Komponen utama dalam sistem ini adalah :
1) Radiator, berfungsi untuk melepaskan panas.
2) Saluran berupa pipa (tube) atau selang karet (hose).
3) Pompa, berfungsi untuk sirkulasi air dalam sistem.
4) Thermostat, berfungsi untuk menutup atau membuka jalur sirkulasi.
5) Kipas, berfungsi untuk membantu pelepasan panas pada radiator.
Sistem ini sangat umum dipakai pada mobil, sedangkan sepeda
motor jarang menggunakan tipe ini
C. Cara Kerja Sistem Pendinginan
1. Ketika Mesin Masih Dalam Keadaan Dingin
Pendingin diberi tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Ketika mesin
masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin
dan thermostat masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang
bypass dan kembali ke pompa air.
2. Ketika Mesin Dalam Keadaan Panas
Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup baypass
tertutup dalam baypass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas
di dalam water jacket (yang menyerap panas dari mesin) kemudian
disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara
8. dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang
sudah dingin ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.
9. SISTEM PELUMASAN
A. Pengertian Sistem Pelumasan
Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan
lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-
komponen yang bergesekan.
1. Fungsi Sistem Pelumasan
a. Fungsi Oli Pelumasan Mesin :
Membentuk oil film untuk mencegah kontak langsung permukaan
logam dengan logam. Mengurangi gesekan, mencegah keausan
dan panas.
Mendinginkan pada bagian bagian mesin
Sebagai seal (perapat) antara torak dengan dinding silinder.
Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin
Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.
2. Fungsi Komponen Pelumasan
a. Keterangan Komponen
1) Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)
kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang
bergerak. Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear
dan tipe external gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor
(rotor penggerak dan rotor yang digerakkan).
10. tipe roda gigi
tipe trochoid
2) Sistem pengaturan tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli
di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan
3) Saringan oli (oil filter) berfungsi membantu menjaga kebersihan oli
dan menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak
bantalan-bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya.
11. 4) Saringan kasar (oil strainer)
5) Bak Oli (oil pan)
Bak oli
diletakan bak
engkol dengan
diberi paking seal
atau gasket. Bak
oli dibuat dari baja
yang dicetak dan
di lengkapi
dengan penyekat
(separator) untuk menjaga permukaan oli tetap rata ketika kendaraan
pada posisi miring. selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli
12. mesin tidak akan berpindah (brubah posisi permukaanya) pada saat
kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa
oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli atu
disebut juga (drain plug) letaknya dibagian bawah bak oli dan
fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
B. Cara Kerja Pelumasan Mesin
Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli
melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang
terhisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter
oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli
oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi
terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.
13. SISTEM PEMASUKAN DAN PEMBUANGAN
1. Sistem Pemasukan (Intake System)
Sistem pemasukan terdiri dari saringan udara dan intake manifold.
Saringan udara berfungsi untuk memisahkan udara yang masuk kedalam silinder
dari debu dan kotoran sebelum bercampur dengan bahan bakar, dan intake
manifold menyalurkan udara yang sudah bercampur dengan bensin kedalam
silinder. Intake manifold didesain sedemikian rupa agar bisa membagi campuran
udara dan bensin sama rata tiap silinder.
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar
untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam
mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap
mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah
menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda
motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah,
namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan
bakar
a. Sarinag Udara
Saringan Udara (air filter): berfungsi untuk menahan kotoran (misalnya debu)
yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Ujung
pengeluaran saringan udara dihubungkan dengan karburator (motor bensin)
ataupun saluran isap (motor diesel.
Dilihat dari cara kerjanya saringan udara dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Saringan udara kering.
2) Saringan udara basah
1) Saringan udara kering.
Konstruksinya sangat sederhana, dimana udara dilewatkan pada
elemen penyaring (terbuat dari kertas, kawat kasa, spon busa, dll).
14. Seringkali elemen penyaring dibasahi dengan sedikit minyak utk
mempertinggi daya ikat terhadap kotoran yang melewatinya.
Kotoran yang terikat lama kelamaan menyebabkan kotornya elemen
penyaring yang dapat menimbulkan gangguan kerja motor, maka pada
sejumlah jam kerja tertentu diperlukan pencucian elemen penyaring.
2) Saringan udara basah.
Berbeda dengan saringan udara kering, disamping menggunakan
elemen penyaring, konstruksinya ditambah dengan panci minyak. Minyak
digunakan untuk mengikat kotoran yang tercampur udara, maka kemampuan
minyak mengikat kotoran sangat tergantung dari tinggi rendahnya permukaan
minyak. Jika permukaan minyak terlampau tinggi menyebabkan motor
berjalan terlampau cepat, dan jika terlampau rendah menyebabkan kurang
sempurnanya proses penyaringan.
b. Intake Manifold
Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara.
Sementara pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang
bercampur kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung.
Jumlahnya bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake
manifold). Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat
dudukan karburator.
c. Sistem Karburator atau Injeksi
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan
bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan
dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang
untuk balap mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-
an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi.
Mayoritas sepeda motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih
ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru
diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.
Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam
mesin pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara
15. sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan
tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena
injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini,
menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar
dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.
Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran
dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an
mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern
menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah
unit kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh
karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan
mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.
2. Sistem Pembuangan (Exhaust System)
Sistem pembuangan terdiri dari exhaust manifold, exhaust pipe, dan
muffler. Exhaust manifold menampung sisa gas buang dari dalam silinder untuk
dikeluarkan melalui exhaust pipe (knalpot). Muffler berfungsi meredam bunyi
yang disebabkan keluarnya gas bekas. Sistem exhaust untuk mesin tipe tertentu
juga dilengkapi catalytic converter, dimana gas buang sebelum dikeluarkan akan
dinetralisir dari zat tertentu, mengenai catalytic converter akan dijelaskan lebih
lanjut pada bab lain.
16. Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil
pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil
pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan
panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh
melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah
rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan
cukup berpengaruh terhadap performa mesin.
Umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri dari :
Kepala silinder, dimana pipa pembuangan dimulai, kecuali pada mesin
dua langkah dimana saluran pembuangan ditempatkan dibagian bawah
dinding silender.
Exhaust manifold atau exhaust header, dimana pipa dari beberapa
ruang bakar/silinder bergabung.
Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan
NOx
Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran.
Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk
meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam
knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa
tabung sebelum ujung pipa pembuangan.
Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocharger, yang menggunakan
tenaga/energi yang masih tersisa untuk memutar turbin agar udara yang akan
dimasukkan ke ruang bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
17. SISTEM BAHAN BAKAR
A. Sistem bahan bakar Konvensional
1. Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan
bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada
dua macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan
bahan bakar dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem
bahan bakar konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan
bakar. Sistem injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar
mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa disebut
EFI (Electronic Fuel Injection).
2. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan
mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Bahan
bakar dalam tangki akan disalurkan ke karburator oleh pompa bensin melalui
selang dan saringan bensin. Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah
bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar yang
dikabutkan danmasuk melalui manifold ke ruang silinder.
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik dan Fungsinya:
a. Tangki bahan bakar
Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja
yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian
belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan.
Namun ada beberapa kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya di
tengah. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat. Disamping
18. itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk mencegah
perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan
yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama
terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam
bensin ikut terhisap ke dalam saluran.
b. Saluran bahan bakar
Saluran bahan bakar menghubungkan tangki bahan bakar dengan
karburator. Kondisinya, harus benar lancar tanpa hambatan demi
mengalirkan bahan bakar yang akan dikabutkan oleh karburator ke ruang
bakar.
a. saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa
bahan bakar,
b. Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari
karburator ke tangki,
c. Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari
dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister
c. Pompa bahan bakar
1) Penghisapan : Langkah isap bekerja ketika diaphrgma turun kebawah
dan membuka katup masuk sedangkan katup buang tertutup dan
menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin terhisap .
2) Penyaluran : langkah penyaluran bekerja ketika diaphragma terangkat
keatas dan menekan katup buang sehingga terbuka ,sedangkan katup
masuk tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran buang.
3) Pump idling : Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator sudah
cukup maka diaphragma tidak tertekan keatas oleh pegas ,itu berarti
kondisi diaphragma diam tidak melakukan pemompaan.
d. Charcoal canister
Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin
yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang
dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki naik
19. karena bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar tidak
terbuang keluar.
e. Karburator
1) Macam-Macam Karburator
a) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi
Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
Karburator variable venture
Karburator air valve venture
2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
a) Karburator arus turun
b) Karburator arus datar
3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:
a) Karburator single barel
b) Karburator double barel.
B. Sistem Bahan Bakar Elektronik
1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang
sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi
sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah
terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian
berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut
juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan
secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan
sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel
Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara
elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline
Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel
Injenction) dan Engine Management.
20. 2. Konstruksi Dasar Sistem EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik
(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air
induction system).
21. a) Sistem Bahan Bakar
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan
bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan
bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur
(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk
menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksi-
kan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut
adalah sebagai berikut:
(1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
(2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem
bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin
berubahubah.
22. (3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem
aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X
125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2
, 43 psi).
Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan
bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2
, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
(4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat
dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh
pompa.
(5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang
ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu
pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur
oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).
23. Gambar Konstruksi Injektor
b. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP
(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank
angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor
lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau
ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan
regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU,
baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link
Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer
untuk mecari sumber kerusakan komponen
24. Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol
elektronik antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang
diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin.
Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang
suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah
udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros
engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada
tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk
menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor
bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan
listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih
sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU
berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.
Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake
manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.
Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter,
sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air
mass sensor.
25. 3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold.
Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara
masuk.
4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang
lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang
mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi
sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat
memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi
generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena
yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan
oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi
terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih
karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan
ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh
ECU secara elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda
motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank
angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh
dengan sudut kemiringan 550
26. c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air
box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup
gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang
diperlukan untuk pembakaran.
27. SISTEM PENGAPIAN
A. Definisi sistem pengapian
Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Percikan api
yang terjadi pada busi harus terjadi pada saat yang tepat (pada akhir langkah
kompresi) untuk menjamin pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja
dengan halus dan ekonomis. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri
dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di
dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak
pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor,
cam, vakum dan sentrifugal advancer
1. Syarat dari sistem pengapian
a. Sistem pengapian harus mempunyai suatu sumber energi,
b. Sistem pengapian harus mampu mensuplai arus yang cukup (ke koil)
untuk menghasilkan medan magnet yang kuat untuk mendapatkan energi
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan bunga api untuk membakar
campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar,
c. Sistem pengapian harus menghasilkan tegangan puncak yang lebih tinggi
dari pada syarat batas tegangan busi pada semua tingkat kecepatan,
d. Durasi loncatan api harus cukup lama dengan energi yang cukup untuk
menjamin terjadinya penyalaan campuran udara dan bahan bakar,
e. Sistem pengapian harus mendistribusikan tegangan tinggi ke tiap busi
pada saat yang tepat dalam tiap siklus,
f. Sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk
menahan getaran dan panas yang dihasilkan oleh mesin.
2. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Pengapian
28. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang
kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam
ruang bakar. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai,
kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam
distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak
pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik),
kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer.
a. Baterai
Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus unt rangkaian
primer koil sehingga dapat terbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup,
kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian disuplai oleh sistem pengisian.
b. Kunci kontak
Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus atau
menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Dengan fungsi
tersebut, kunci kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin, karena dengan
tidak aktifnya system pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak
ada yang memulai pembakaran pada ruang bakar (motor bensin).
29. c. Koil pengapian
Koil pengapian
berfungsi untuk
menaikan tegangan
baterai 12 V menjadi
tegangan tinggi lebih
dari 10.000 V. Untuk
sistem pengapian yang
modern, tegangan tinggi
yang dihasilkan bisa
mencapai 30.000
sampai 40.000 V. Di
dalam koil terdapat dua
buah kumparan (lihat gambar 9.7), yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal
negative koil. Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan
terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi. Jumlah kumparan primer
sekitar 100 sampai 200 lilit dengan diameter kawat 0,5 sampai 1 mm dan
jumlah kumparan sekunder sekitar 15000 sampai 30.000 lilit dengan diameter
kawat 0,05 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan tegangan baterai menjadi
tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder koil jauh lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah kumparan primernya. Koil pengapian
biasanya dilengkapi dengan resistor yang dihubungkan seri dengan
kumparan primer koil. Ada dua macam koil yang dilengkapi dengan
resistor,yaitu koil dengan resistor yang terpasang di luar (external resistor)
dan koil denganresistor di dalam (internal resistor). Koil dengan resistor di
luar mempunyai tiga terminal, yaitu terminal positif, terminal negatif, dan
terminal tegangan
tinggi (terminal
sekunder). Koil
30. dengan resistor di dalam mempunyai empat terminal, yaitu terminal B,
terminal positif, terminal negatif dan terminal tegangan tinggi. Besarnya
resistansi pada rangkaian primer koil adalah 3 ohm, terdiri dari 1,5 ohm nilai
resistansi resistor luar dan 1,5 ohm dari kumparan primernya. Jika tegangan
baterai 12 V, maka arus maksimum yang dapat mengalir ke kumparan primer
koil adalah I = V/R = 12/3 = 4 A. Jika tidak dipasang resistor pada koil, maka
jumlah kumparan primer koil harus lebih banyak untuk memenuhi tahanan 3
ohm. Jumlah kumparan yang banyak akan menyebabkan tegangan induksi
diri yang lebih tinggi atau dapat menyebabkan terjadinya gaya lawan
elektromotif yang lebih besar yang arahnya melawan aliran arus dari baterai
ke koil sehingga dapat menyebabkan pencapaian arus maksimum pada koil
makin lambat.
d. Distributor
Distributor
pada sistem
pengapian berfungsi
untuk
mendistribusikan
atau membagi-
bagikan tegangan
tinggi yang
dihasilkan oleh koil
ke tiap-tiap busi
sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Pada distributor dengan sistem
pengapian model konvensional, terdapat beberapa komponen lain misalnya
kontak pemutus(platina), cam, vakum advancer, sentrifugal adancer, rotor,
dan kondensor. Pada distributor dengan sistem pengapian elektronik, di
dalam distributor tidak ada lagi kontak pemutus. Sebagai penggantinya
adalah komponen penghasil pulsa (pulsegenerator) yang terdiri dari rotor,
pick up coil, dan magnet permanen untuk pengapian sistem induktif. Pada
sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model Hall effect,terdapat bilah
rotor, magnet, dan IC Hall. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa
31. model cahaya terdapat lampu infra merah, sensor cahaya (pototransistor),
dan bilah rotor.
e. Kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi
adalah kabel yang
berfungsi untuk
mangalirkan tegangan
tinggi dari koil ke tutup
distributor dan dari
distributor ke tiap-tiap
busi. Kabel ini
mempunyai kurang lebih
10 buah tahanan yang
dipasang ke semua kabel untuk mencegah terjadinya noise akibat frekwensi
tinggi pada sirkuit pengapian.
3. Jenis-jenis Sistem Pengapian
a. Sistem Pengapian Konvensional (Platina)
Sistim pengapian konvensional adalah system pengapian yang masih
menggunakan gerakan-gerakan mekanis, dengan sistem pengapian
platina.
Sumber arusnya dapat kita bedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1) Sistim magneto : sumber arus berasal dari generator AC.
2) Sistim battery : sumber arusnya berasal dari battery.
32. Komponen-Komponen Yang Mendukung Sistim Pengapian Platina Ini
Dengan Sumber Arus Yaitu :
1) Sumber arus berupa generator AC.
2) Coil pengapian.
3) Condensator.
4) Busi
1) Generator AC
Generator Ac atau alternator ialah suatu alat pembangkit tenaga
listrik arus AC
Bagian-bagian yang terdapat pada generator AC ialah :
Rotor : ialah bagian yang mengandung manet dan berputar di
antara kumparan-kumparan
Stator : ialah bagian yang terdiri atas kumparan-kumparan dan
dalam keadaan dalam (statis).
2) Coil pengapian
Arus listrik yang datang dari sumber akan masuk kedalam coil
pengapian, dimana tegangan arus tersebut akan dinaikkan
sampai ± 10.000 volt.
3) Platina
Platina berfungsi sebagai sakelar pada kumparan primer dari
coil pengapian.dengan bekerjanya platina ini maka medan
magnet pada coil selalu berubah-ubah yang mengakibatkan
tegangan tinggi pada kumparan sekunder
Membuka menutupnya platina diatur oleh camshaft, sehingga
saat penyalaan bahan bakar dalam ruang bakar dapat diatur
menurut ketentuan.
33. 4) Busi
Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkanbunga api
listrik di dalam ruang bakar. Bunga api listrik ini diloncatkan
karena adanya perbedaan tegangan di kedua katup elektroda
busi.
5) Condenser
Condensor sifatnya dapat menyimpan sejumlah muatan listrik
Condensor bersifat dapat menyimpan sejumlah muatan listrik
menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu.
b. Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
34. Model sistem pengapian elektronik jenis CDI bekerja berdasarkan
prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor. Unjuk kerja sistem
pengapian CDI jauh lebih baik dibandingkan dengan model konvensional,
terutama pada kestabilan tegangan tinggi yang dihasilkan pada semua
putaran mesin. Sistem CDI banyak diaplikasikan untuk mesin putaran
tinggi karena kemampuannya bekerja pada frekuensi yang tinggi. Aplikasi
sistem ini banyak dijumpai terutama pada kendaraan-kendaraan ringan
(sepeda motor).
1) Sensor untuk Sistem Pengapian
Kelompok sensor memberikan data bagi ECU agar dapat menentukan
besar dan waktu pengapian. Masing-masing sensor memberikan data
yang berbeda yang diperlukan oleh ECU. Adapun fungsi masing-
masing sensor untuk sistem pengapian adalah sebagai berikut:
(a) Camshaft Pisition Sensor
(b) Crankshaft Position Sensor
Gambar Capasitor Discharge Ignition (CDI)
c. Sistem pengapian full transistor (tanpa platina)
Dalam banyak hal, sistem pengapian elektronik full tansistor sama
dengan pangapian elektronik CDI. Diantaranya adalah tidak terdapatnya
bagian-bagian yang bergerak (secara mekanik) dan mengandalkan
magnetic trigger (magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk
memberikan sinyal ke control unit guna menghasilkan percikan bunga api
pada busi. Sedangkan salah satu perbedaannya adalah pada sistem
pengapian transistor menggunakan prinsip “field collapse”(menghilangkan/
35. menjatuhkan kemagnetan) dan pada sistem pengapian CDI menggunakan
prinsip “field build-up” (membangkitkan kemagnetan).
Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian
yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring
dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan
berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital,
perusahaan/pabrik mulai mengembangkan sistem pengapian transistor.
Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor
Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1
(transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter
yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON
sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke
massa melalui terminal C – E pada TR1.
Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing
plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian
telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil
dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa.
Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini
disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini
TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju
kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi
36. pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena
perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer,
maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang
bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran
campuran bahan bakar dan udara.
SISTEM PENGISIAN
A. Kegunaan Sistem Pengisian
Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik
untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup
dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk
menghidupkan beban listrik saat mesin mati.
Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil
atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau
bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian
juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah
hidup.
Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk
menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar
bateraitetap terisi penuh.
Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya :
1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat
mesin hidup.
2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap
pakai.
37. Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika
berlebihan menyebabkan baterai "tekor“.
2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh
tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt.
3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban
alternator.
4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem
sekecil muingkin
1. Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan
a. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai
ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut ini :
Tampak Depan Tampak Belakang
b. Baterai
38. Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Baterai
mempunyai kotak yang terbuat dari ebonite atau dammar sintetis, bertugas
untuk memegangi sel dan penampung sintetis , bertugas untuk memegangi
sel dan penampang eletrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel
tersebut dihubungkan secara seri dengan demikian tegangan listrik yang
tebangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel.
Dalam baterai terdapat dua macam plat yaitu plat positif dan plat negative,
plat ini berbentuk kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam atau campuran dari
timah hitam dengan antimony dan ditambah dengan bahan yang aktif
sehingga menambah daya penyimpanan.
Baterai terdiri dari beberapa sel-sel yang dihubung secara seri, Setiap sel
mempunyai plat / elektrode positif (PbO2) berwarna coklat dan plat / elektrode
negatif (Pb) berwarna abu-abu yang terendam dalam elektrolit (H2SO4).
Antara plat positip dan negatip dipisahkan dengan separator dari ebonit
berpori dan serat serat gelas, Setiap sel mengahsilkan 2 volt sehingga untuk
12 volt perlu 6 sel yang dihubung seri.
Bagian-bagian Baterai
Spesifikasi Baterai
39. Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu artinya bahwa 12 Volt
adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar kapasitas baterai.
Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah muatan energi
listrik dengan satuan Amper Hour (AH).
Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat baterai, jumlah bahan aktif
PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas penampang plat-plat baterai yang
terendam elektrolit. Kapasitas baterai menentukan besar kecilnya ukuran
baterai.
c. Lampu Charging
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian
bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi
pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.
d. Alternator
Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah
energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin
diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan
arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah
oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi
baterai.
1) Konstruksi Alternator
Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang
membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik
dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula
40. sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis
gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas
untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut
dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang),
a) Rotor
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga
disebut dengan rotor coil), slip ring dan rotor shaft. Field coil digulung
dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub
dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis
gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan,
salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip
ring/cincin gesek tersebut dari logam seperti stainless steel dengan
41. permukaan yang berhubungan dengan brush dikerjakan sangat halus.
Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.
b) Stator
Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan
medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta belakang. Stator core
terdiri dari lapisan steel plating yang tipis (inti besi berlapis). Di bagian
dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator
coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja
sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang
dari pole core ke stator coil.
42. c) Diode
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga
buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan
dari diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dari end frame.
Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas sehingga plat
dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode
menjadi terlalu panas.
d) Regulator
Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung
pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output)
alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga
putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC
Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi
pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan
tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan
oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap
perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt
43. tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24
volt tegangan regulasi pada 28 volt Untuk meregulasi tegangan
keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur arus yang
mengalir ke kumparan rotor (arus medan).
Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan
cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F alternator.
Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang
menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan
(kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga
phase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti
besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat
dialiri arus.
44. 2) Rangkaian Sistem Pengapian
Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan
regulator konvensional :
45. Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian
regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai
tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang
berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan
menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.
47. Sutiman, 2011. Sistem Pengapian Elektronik, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama
Nugraha, Beni Setya, 2005. Sistem Pengapian, Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY