"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang kinerja pemerintah dan dukungan terhadap partai berdasarkan survei nasional tahun 2012-2013. Survei menunjukkan adanya hubungan antara penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi dengan dukungan terhadap partai penguasa."
Rilis Survei Opinion Leader LSI-Majalah Indonesia 2014 Nov2012
Anomali ekonomi politik 2
1. KINERJA PEMERINTAH DAN
DUKUNGAN PADA PARTAI
TREND ANOMALI POLITIK 2012-2013
SUMBER DATA: SMRC DAN LSI
Jl. Kusumaatmaja No. 59, Menteng, Jakarta Pusat 10340
kontak@saifulmujani.com | www.saifulmujani.com
2. Latar belakang
Dalam demokrasi, keberlangsungan politik banyak dipengaruhi oleh
mekanisme reward and punishment.
Partai atau politisi akan mendapat dukungan dari rakyat bila
berkinerja baik, dan sebaliknya bila berkinerja buruk (Downs, 1957).
Mekanisme reward and punishment itu terutama menjelaskan dua
kekuatan politik utama yang bersaing: kekuatan yang sedang
berkuasa dan kekuatan oposisi.
Presiden dan partai utama pendukungnya kembali akan mendapat
dukungan dari rakyat bila rakyat menilai kinerja pemerintah baik,
dan sebaliknya bila kinerja pemerintah buruk maka yang akan
mendapat keuntungan adalah tokoh atau partai oposisi utama.
Dalam perspektif ini, partai Demokrat sebagai partai utama
pendukung pemerintah akan kembali mendapat dukungan dari
rakyat bila rakyat menilai kinerja pemerintah, terutama presiden,
baik.
3. Latar belakang
Kinerja presiden, dalam perspektif ini, terutama ditentukan oleh
bagaimana rakyat menilai kondisi ekonomi nasional, baik atau
buruk.
Bila rakyat merasakan kondisi ekonomi buruk maka rakyat akan
merasa tidak puas dengan kinerja presiden, dan kemudian pada
gilirannya menarik dukungan pada presiden maupun partai
pendukungnya.
Seberapa besar kecenderungan pola itu terjadi dalam politik kita?
Apakah dukungan pada Demokrat naik karena rakyat merasa puas
dengan kinerja presiden, dan sebaliknya apakah dukungan pada
Demokrat menurun karena rakyat merasa tidak puas dengan
kinerja presiden akibat dari buruknya penilaian masyarakat
terhadap kondisi ekonomi?
Presentasi di bawah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
4. Model Ekonomi Politik Perilaku
Memilih
Kinerja Presiden
Kondsi Ekonomi Dukungan
Nasional Pada Demokrat
5. Metodologi
• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak
pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun
atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
• Sampel: Jumlah sampel 1.220. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan
margin of error sebesar ±3% pada tingkat kepercayaan 95%.
• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang
telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang
terdiri hanya dari 10 responden
• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar
20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi
responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan
kesalahan berarti.
• Waktu wawancara lapangan 6 – 20 Desember 2012.
Survei Nasional (Desember 2012)
5
6. Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan
masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih
di masing-masing provinsi.
Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50%
laki-laki, dan 50% perempuan.
Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang
tinggal di pedesaan (desa, 50%) dan perkotaan (kelurahan, 50%).
Survei Nasional (Desember 2012)
6
7. Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih
sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar
ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary
sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah
pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa
dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila
di Jawa Barat prosentase pemilih 18%, dan di NTB 2%, maka kalau
di Jabar dipilih 18 desa/kelurahan maka di NTB dipilih hanya 2
desa/kelurahan, dst.
Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar
populasi RT atau yang setingkat . Kemudian dipilih secara
random 5 RT dengan ketentuan di masing-masing RT akan dipilih
secara random dua Keluarga.
Survei Nasional (Desember 2012)
7
8. Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga
didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga.
Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh
anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan,
dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi
responden di antara mereka.
Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden
perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.
Survei Nasional (Desember 2012)
8
9. Flow chat penarikan sampel
Populasi desa/kelurahan
tingkat Nasional
Prov 1 Prov k Desa/kelurahan di tingkat
… Provinsi dipilih secara random dengan
… jumlah proporsional
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n
RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak
5 RT dengan cara random
Di masing-masing RT/Lingkungan
KK1 KK2 dipilih secara random dua KK
Di KK terpilih dipilih secara random
Laki-laki Perempuan Satu orang yang punya hak pilih
laki-laki/perempuan
Survei Nasional (Desember 2012)
9
14. Keadaan ekonomi sekarang
dibanding tahun lalu (%)
Desember 2012
40 38
35 32
30
25 21
20
15
9
10
5
0
Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu
15. Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional
sekarang dibanding tahun lalu (%)
70
Le b ih b a ik
Sama
60 Le b ih b u ru k 58
T id a k ta h u 56
53
51 52
50 50 49
47
45 44
43
41 42 42
40 38 38
40
38
39 40 39 39 38
36 37 37 37 37 37
35 35 34
4 34 35
33 33 33 32 34
32 32 32 32
31 32 32 32
31 31
32 31 31 31 31 31 31
30 29 29
28 29 28
30 30 29 0
28 29 28 28
27 27 28
26 25 26
25 24 25 25 26 26 26 26 26 25
23 24 24 23 23 24 23 23 24
22 22 22 22 22 22
21 21 21 21 21
20 19 18
17
15
10 10
8 8 8 9 9 9
7 7 7 7 7 7 6 7 7 8
5 5 5 5 6 5 5 6 5 6 6 5 5 6 5
4 4 4 4
2
0 0
Jun '05
Aug'10
Jul'11
Jun '07
Jun '08
Jun'09
Jul'09
Jun'12
Sept
Sept
Apr '07
Sep'12
Sep '03
Okt '04
Apr '05
Des '05
Sep '07
Des '07
Apr '08
Sep '08
Okt '08
Apr'09
Mei'09
Nov'09
Jan'10
Okt'10
Des'10
Mei'11
Des'11
Mei'12
Des'12
Des '04
Des '06
Des '08
Mar'09
Mar'10
Feb '09
Feb'12
Survei Nasional (Desember 2012)
15
16. Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional
sekarang dibanding tahun lalu:
Lebih baik minus lebih buruk (%)
50
40 38
30 30 31
20 19
17
15 15 14 13
11
10 9 8 9 9
7
5 4
2 2 3
1 1
0 -1
-5 -5 -5
Jun '07
Jul'09
Aug'10
Jul'11
Jun'12
Jun '05
Jun '08
Jun'09
Sept
Sept
Nov'09
Mei'11
Sep'12
'04
'05
Des '05
Apr '07
Sep '07
Apr '08
Sep '08
Des '08
Apr'09
Mei'09
Jan'10
Okt'10
Des'10
Des'11
Mei'12
Des'12
'03
'04
Des '06
Des '07
Okt '08
Feb '09
Mar'09
Mar'10
Feb'12
-9
-10 - 11
Apr
- 14 - 14
Okt
Sep
Des
- 18 - 18 - 19
-20
-2 3
-25
-27
-30 -31
-40 -41
-50
Survei Nasional (Desember 2012)
16
17. Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional
sekarang dibanding tahun lalu:
Lebih baik minus lebih buruk yoy (%)
30
20 19
17
14
10
1 2
0
Des'12
Des '04
Des '06
Des '07
Des '08
Des'09
Des'10
Des'11
Des '05
-5 -5
-10
- 18
-20
-30 -31
-40
-50
Survei Nasional (Desember 2012)
17
18. Paralel antara persepsi ekonomi
nasional dengan tingkat inflasi (%)
70 18
17
16
60
15 58
53 14 persepsi
50 50 49 kondisi
47 1212 12
45 ekonom i
43 42 11 44 11 nasional:
40 41 40
38 10
37 37 sekarang
9 9 34
9 lebih buruk
30 8 32 32 318
30 31 30 8
2829 7 7 28 dari tahun
7 6 7 7 27 7
6 6 6 6 246 26 26 2625 6
6 lalu
6 2121 21 6 21 Inflasi YoY
20
18 5 4 (sum ber:
4 4 3 4 4 4 BPS)
10 3 2
2
0 0
Nov'09
Okt '04
Jun '05
Jun '07
Jun '08
Feb '09
Jun'09
Jul'09
Jan'10
Okt'10
Jul'11
Okt '08
Aug'10
Feb'12
Sep '03
Des '04
Apr '05
Des '06
Apr '07
Sep '07
Des '07
Apr '08
Sep '08
Des '08
Des '05
Apr'09
Des'10
Des'11
Des'12
Sept
Sept
Mar'09
Mei'09
Mar'10
Mei'11
Survei Nasional (Desember 2012)
18
19. Paralel antara persepsi ekonomi
nasional dengan tingkat inflasi (%)
60 18
17
53 16
50
47 14 persepsi
kondisi
40 40 12 ekonom i
38 11
nasional:
10
sekarang
30 29 30
lebih buruk
26 8
dari tahun
7 7 7
20 6 21 21 6 lalu
Inflasi YoY
4 (sum ber:
4 4 4
BPS)
10
2
0 0
Des '04
Des '06
Des '08
Des'09
Des'11
Des '05
Des '07
Des'10
Des'12
Survei Nasional (Desember 2012)
19
20. Temuan
Pada Desember 2012, masyarakat yang menilai bahwa kondisi
ekonomi sekarang lebih baik dibanding yang menyatakan
sebaliknya lebih banyak. Ini berarti kondisi ekonomi nasional pada
Desember 2012 secara umum dinilai lebih baik oleh masyarakat
secara nasional.
Kalau dibandingkan sepanjang pemerintahan SBY 2004-2012,
penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi cenderung semakin
positif.
Penilaian masyarakat ini reliable karena berkorelasi sangat kuat
dengan inflasi yang merupakan ukuran daya beli masyarakat.
Penilaian masyarakat bahwa kondisi ekonomi lebih baik sejalan
dengan fakta tingkat inflasi lebih rendah, dan sebaliknya.
Secara umum pada periode pertama pemerintahan SBY (2004-
2009), secara umum masyarakat menilai keadaan ekonomi negatif
(yang mengatakan lebih baik proporsinya kalah oleh yang
mengatakan lebih buruk).
21. Temuan … lanjutan
Pada periode kedua pemerintahan SBY, 2009-2012, sejauh ini
masyarakat nasional secara umum menilai keadaan ekonomi
nasional positif: yang mengatakan lebih baik proporsinya lebih
besar dari yang mengatakan sebaliknya.
Dilihat dari perspektif ekonomi politik ini, pemerintahan SBY
sebenarnya semakin kuat dan semakin legitimate. Apakah
demikian?
Dalam perspektif ini, penilaian yang positif atas kondisi ekonomi
nasonal ini harus tercermin dari tingkat kepuasan atas kinerja
Presiden, dan penilaian atas kondisi ekonomi nasional harus
berkorelasi positif dan signifikan dengan tingkat kepuasan atas
kinerja presiden tersebut.
Betulkah demikian?
23. Seberapa puas atau tidak puas
dengan kerja Presiden SBY sejauh
ini? (%)
60
51.6
50
40 34.8
30
20
10 4.2 5.1 4.3
0
Sangat cukup kurang tidak puastidak tahu
puas puas puas sama
sekali
25. Trend evaluasi atas kinerja presiden:
Puas dengan kinerja Presiden &
Wakil Presiden, Year on Year (%)
100
90
80
69 69 70
70 67
63
60
60 56 56
53
50
40
30
SBY
20
10
0
Des'004
Des' 05
Des'06
Des'07
Des'08
Des'09
Des'10
Des'11
Des'12
Survei Nasional (Desember 2012)
25
26. Temuan
Penilaian masyarakat secara nasional atas kinerja presiden SBY
pada Desember 2012 positif. Yang mengatakan sangat atau cukup
puas dengan kinerja presiden jauh lebih banyak dari yang
mengatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali.
Kalau dilihat kecenderungannya dalam 8 tahun Presiden SBY,
kecenderungannya secara umum positif.
Kalau dilihat year on year, kepuasan pada Desember 2012, satu
setengah tahun menjelang pemilu atau Pilpres 2014, lebih tinggi
dibanding pada Desember 2007, sekitar satu setengah tahun
menjelang Pemilu atau Pilpres 2009.
Penilaian pada SBY pada tiga tahun periode pertama
pemerintahannnya (2004-2007) kurang positif dibanding penilaian
pada tiga tahun periode kedua pemerintahannya (2009-2012).
27. Temuan
Dilihat dari fakta itu, SBY sebenarnya lebih kuat legitimasinya
secara populer sebagai presiden pada periode kedua ini
dibanding pada periode pertama dulu.
Sumber perbedaan legitimasi itu, dalam perspektif ekonomi
politik, adalah perbedaan penilaian atas kondisi ekonomi
nasional.
Pada periode pertama (2004-2009, atau 2004-2007) keadaan
ekonomi secara umum dinilai kurang positif, sedangkan pada
periode kedua lebih positif.
Pada periode pertama SBY memerintah, kenaikan harga BBM
dilakukan tiga kali, dan ini sumber utama penilaian negatif
masyarakat terhadap keadaan ekonomi nasional. Kebijakan
kenaikan harga BBM ini belum dilakukan sekalipun pada periode
kedua pemerintahannya.
Sejauh mana penilaian atas kondisi ekonomi nasional dan
kepuasan atas kinerja SBY ini terkait?
29. Korelasi ( r ’Pearson) Trend Kinerja
Presiden dan Kondisi Ekonomi
Nasional
r = .728 (P<.001; N = 36)
r (Sebelum skandal korupsi Demokrat)
= .879 (P<.001; N = 28)
r (sesudah skandal korupsi Demokrat) = .
902 (P<.01; N = 8)
30. Temuan
Secara umum korelasi antara penilaian masyarakat atas kondisi
ekonomi nasional dan kepuasan atas kinerja SBY sebagai presiden
sangat kuat, apakah pada periode pertama pemerintahannya
maupun pada periode kedua.
Ini mengindikasikan bahwa penilaian kedua hal itu dari masyarakat
valid kalau menggunakan perspektif ekonomi politik.
Selanjutnya, bagaimana kaitan antara kondisi ekonomi nasional,
kinerja SBY, dan dukungan terhadap Partai Demokrat vs partai
utama lainnya, terutama PDIP yang lebih jelas posisinya sebagai
partai oposisi?
Sebelum menjawab ini, kita lihat bagaimana dukungan pada partai
dan kecenderungannya dalam 3 tahun terakhir? Juga bagaimana
pola dukungan masyarakat menjelang Pemilu 2009 sebagai sebuah
pelajaran ke depan?
32. PARTAI-PARTAI YANG DISIMULASI
PADA SURVEI 2012
Nama-nama partai yang disimulasi dalam survei bukan
hasil penetapan KPU terakhir, dan karena itu hasilnya
mungkin sedikit berbeda bila simulasinya hanya sepuluh
partai sebagaimana ditetapkan KPU.
Dalam simulasi survei itu di samping 10 partai yang telah
ditetapkan KPU sementara ini juga disertakan sejumlah
partai lain yang lolos dalam verifikasi adminstratif awal
oleh KPU.
Dalam serangkaian survei sepanjang 2012, simulasi itu
berulang dilakukan, dan masing-masing partai di luar 10
itu, tidak ada yang mendapat pilihan lebih dari 0.5 persen.
Karena itu kalaupun simulasi hanya 10 partai
sebagaimana disahkan KPU sekarang, diperkirakan tidak
banyak mengubah perilaku pemilih dalam survei-survei
2012 tersebut.
33. Partai atau calon anggota DPR dari partai yang
dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan
sekarang (%)
Desember 2012
0 5 10 15 20 25
Golkar 21.3
PDIP 18.2
Demokrat 8.3
Gerindra 7.2
PKB 5.6
Nasdem 5.2
PPP 4.1
PKS 2.7
PAN 1.5
Hanura 1.4
Partai lain 3.1
Belum tahu 21.4
38. Temuan
Pada survei Desember 2012, Golkar mendapat suara sekitar 21%, diikuti PDIP 18%,
dan Demokrat 8%.
Selanjutnya, Gerindra 7%, PKB 6%, Nasdem 5%,PPP 4%, PKS 3%, PAN 2%, dan
Hanura 1%.
Partai-partai lain (PPN, Partai Sri, PBB, Nasrep, dll.) rata-rata di bawah 0.5%.
Partai yang terlihat cenderung mengalami kenaikan signifikan dalam 3 tahun terakhir
adalah Golkar, PDIP, Gerindra, dan Nasdem.
Partai yang terlihat mengalami kecenderungan penurunan tajam adalah Demokrat,
dan kemudian PKS.
Partai-partai lain cenderung stabil.
Dalam perspektif ekonomi politik, penilaian yang semakin positif terhadap kondisi
ekonomi nasional dan kinerja Presiden seharusnya membantu Demokrat naik
dukungannya atau setidaknya tidak menurun secara berarti seperti terlihat
kecenderungannya dalam tiga tahun terakhir.
Apakah kecenderungan di atas akan berkelanjutan sepanjang 2013 mendatang, dan
bahkan hingga Pemilu April 2014?
Pengalaman menjelang Pemilu 2009 mungkin memberi inpirasi?
43. Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan
hari ini? Trend 2004-2009 (%)
10
9
8 Hanura
7
6
Gerindra
5
4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 PBB
2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 PKNU
0
Juli'05
Jul' 07
Jun' 08
Jan'09
Apr'04
Jan' 08
Nov'08
Des' 05
Des' 06
Mar'07
Mar'09
Okt' 06
Mar' 06
44. Temuan
Pengalaman menjelang Pemilu 2009, kecenderungan dukungan pada
partai sangat dinamis.
Setahun setelah pemilu 2004, Demokrat mendapat lonjakan dukungan
hingga 24 persen.
Setelah pemerintah menaikkan harga BBM pertama, dukungan pada
Demokrat menurun tajam, dan kepemimpinan diambil alih oleh PDIP dan
Golkar. Ini berlangsung hingga Desember 2007. Ini mirip polanya dengan
kecenderungan tiga tahun terakhir.
Setelah pemilu 2009, Demokrat mengalami lonjakan suara, dan bertahan
selama setahun. Pada Pertengahan 2011, Demokrat sudah mulai
dikalahkan PDIP dan Golkar.
Posisi Demokrat Desember 2012 hampir sama dengan posisi Demokrat
Desember 2007, di bawah PDIP dan Golkar, tapi persentase Demokrat
lebih: baik 14% berbanding 8% (Desember 2012).
Posisi Demokrat 8% Desember 2012 tidak pernah dialami sepanjang
sejarah Demokrat setelah pemilu 2004. Angka terendah sebelumnya 8.7%
atau 9% pada April dan Juni 2008, sekitar setahun sebelum Pemilu 2009.
45. Temuan … lanjutan
Dengan kata lain posisi Demokrat sekarang lebih berat dibanding
menjelang Pemilu 2009.
Mengapa demikian padahal kondisi ekonomi lebih baik, dan kinerja
SBY juga dinilai lebih baik dalam kurun waktu yang sama.
Pada bulan April dan Juni 2008 penilaian atas kondisi ekonomi
memang sangat negatif (paling negatif sepanjang SBY berkuasa)
dan demikian juga kepuasan atas kinerja presiden SBY (45%) yang
juga terendah sepanjang ia menjadi presiden? penilaian atas
kondisi ekonomi nasional dan kinerja SBY yang negatif itu terkait
dengan kenaikan harga BBM ketiga.
Korelasi antara kondisi ekonomi, kinerja SBY, dan dukungan pada
Demokrat sangat kuat pada lima tahun pertama pemerintahannya.
Sedangkan pada paruh kedua pemerintahannya korelasi itu
melemah, dan bahkan tidak signifikan sejak satu setengah tahun
yang lalu seperti terlihat dari fakta statistik di bawah ini.