SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 25
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 1
Disusun Sebagai Tugas Individu
Mata Kuliah Management Control System
yang diasuh Oleh: Bapak Dr. Hardo Basuki, M.Soc. Sc
Oleh :
JOKO PRASETIYO
NIM. 11/327329/PEK/16768
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
(MANAGEMENT CONTROL SYSTEM)
PADA STANDAR PEMBIAYAAN
DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN,
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN KEPENGAWASAN PENDIDIKAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
`
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………………... i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. …. ii
Abstrak ……………………………………………………………………………….. 1
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………….. 2
B. Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………………. 4
C. Kajian Pustaka ……………………………………………………………………. 4
D. Metode Penelitian ………………………………………………………………… 10
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………………… 13
F. Kesimpulan dan Rekomendasi …………………………………………………… 20
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 22
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PADA STANDAR PEMBIAYAAN
DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN, PROV. KEPRI
ABSTRAK
Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi
manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling. Sistem
pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem
pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya,
sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur.
Sektor jasa salah satunya adalah jasa pendidikan (sekolah).
Applied paper ini merupakan small research sistem pengendalian manajemen
standar pembiayaan di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui sejauh mana pelaksanaan standar
pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan, (2) mengidentifikasi seberapa tinggi
penyimpangan pelaksanaan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan, (3)
mengidentifikasi upaya yang dilakukan untuk mengendalikan standar pembiayaan pada
SMK Negeri 1 Bintan.
Berdasarkan hasil penelitian sistem pengendalian manajemen standar pembiayaan
di SMK Negeri 1 Bintan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar pembiayaannya adalah
95.77 %, (2) penyimpangan yang terjadi yaitu sekolah tidak melaksanakan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), yaitu sekolah
melakukan pengalihan pos anggaran yang satu dengan yang lain yang tidak sesuai dengan
peruntukannya, sekolah masih melakukan pungutan diluar biaya personal dimana rata-rata
penyimpangannya sebesar 4 %.
Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar
pembiayaannya adalah 95.77 %, perlu ditingkatkan, (2) dalam penganggaran harus
berdasar kegiatan. Kegiatan untuk pencapaian tujuan dan bermuara pada terlaksananya
misi dan pencapaian visi yang telah disusun secara bersama-sama, (3) waktu penyusunan
anggaran harus dialokasikan dengan longgar dan melibatkan seluruh stakeholder yang ada
baik internal maupun eksternal, agar output yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran
yang benar-benar matang, sehingga tidak akan terjadi pengalihan pos anggaran ataupun
efisiensi ditengah jalan, (4) pembiayaan berdasarkan skala prioritas dan yang paling besar
kontribusinya pada pencapaian tujuan, (5) dalam penganggaran keuangan dan
pengelolaannya harus tetap berpegang teguh pada prinsip akuntabilitas keuangan dan
memperhatikan juga prinsip efektifitas dan efisiensi, (6) memberi kesempatan pada
masyarakat untuk berkontribusi secara lebih besar dalam bidang pendidikan dengan
membantu dalam hal pendanaan, bisa berwujud CSR (Corporate Social Responsibility)
bagi dunia usaha/dunia industri.
Kata Kunci: sistem pengendalian manajemen, standar pembiayaan.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 4
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi
manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling (Leslie
W.Rue and Lloyd L. Byars, 2000). Fungsi controlling berperan untuk mendeteksi deviasi
atau kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan balik dari suatu kegiatan yang
dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup dalam
fungsi controlling adalah menciptakan standar atau kriteria, membandingkan hasil
monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau penyimpangan,
merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil pengendalian
dan perubahan kondisi, serta mengomunikasikan revisi dan penyesuaian tersebut ke
seluruh proses manajemen.
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja.
Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses
pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding
sektor manufaktur. Sektor jasa salah satunya adalah jasa pendidikan (sekolah).
Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen
pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk
mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan
programnya. Sejalan dengan ini, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan perlunya ditetapkan delapan standar nasional
pendidikan secara lebih rinci, ketentuan ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3)
standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar
sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar
penilaian pendidikan. Agar kegiatan pendidikan dapat mencapai standar nasional
pendidikan, diperlukan sumber daya pendidikan yang standar. Karena kebutuhan sumber
daya pendidikan tersebut berimplikasi pada biaya maka kebutuhan sumber daya
pendidikan yang standar berimplikasi pada biaya pendidikan yang standar.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 5
Informasi standar pembiayaan pendidikan ini sangat diperlukan. Kebutuhan dana
pendidikan ini merupakan informasi yang berguna bagi penentuan dan pengalokasian
sumber dana pendidikan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,dan masyarakat sesuai
dengan peraturan-perundang-undangan. Standar pembiayaan pendidikan juga dapat
menjadi pedoman bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan melaksanakan anggaran
pendapatan dan belanja sekolah/madrasah.
Pentingnya standar pembiayaan di sekolah/madrasah adalah: (1) pencapaian dan
atau kemajuan suatu penyelengara Pendidikan sangat ditentukan oleh seberapa jauh suatu
standar yang menjadi ajuan benar-benar dilaksanakan, (2) standar pembiayaan pendidikan
yang menjadi acuan bagi pembiayaan penyelenggaran suatu satuan pendidikan ternyata
dalam penerjemahannya masih menimbulkan multi tafsir hingga kesalahan-kesalahan
teknis maupun fatal terus dilakukan, akibatnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan
terus saja terjadi, (3) implementasi standar pembiayaan dalam operasionalisasi harus sudah
seharusnya dilakukan sesuai dengan manajemen pengelolaan keuangan yang sewajar-
wajarnya dan untuk itu sekolah perlu untuk inisiatif dalam memperlengkapi organisasi
dengan pengetahuan dan ketrampilan, (4) pengawas pendidikan yang memiliki fungsi
pengawasan diharapkan untuk terus melihat dan mengendalikan bagaimana suatu
perencanaan, proses maupun hasil akhir dari suatu penyelenggara satuan pendidikan
berjalan.
Jadi ketika standar pembiayaan ini tidak dikendalikan dengan baik maka
Penggunaan anggaran sekolah tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan ini
akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup sekolah tersebut, karena tidak
dipungkiri lagi ketidaksehatan pembiayaan di suatu sekolah akan menyebabkan
terganggunya proses operasional sekolah yang berimplikasi juga dengan tidak optimalnya
proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah kemudian juga akan membuka peluang
penyelewengan dalam penggunaan anggaran.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa tinggi tingkat pencapaian standar pembiayaan pendidikan di SMK
Negeri 1 Bintan ?
2. Seberapa tinggi penyimpangan antara standar pembiayaan dengan
pelaksanaannya pada SMK Negeri 1 Bintan ?
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 6
3. Tindakan apa yang harus dilakukan agar standar pembiayaan dilaksanakan
dengan benar pada SMK Negeri 1 Bintan ?
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui seberapa tinggi pencapaian standar pembiayaan sekolah pada
SMK Negeri 1 Bintan,
2. Mengidentifikasi seberapa tinggi penyimpangan pelaksanaan standar
pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan,
3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan untuk mengendalikan standar
pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat untuk memberi umpan balik kepada SMK Negeri 1
Bintan dalam melaksanakan standar pembiayaan. Secara tidak langsung, penelitian ini juga
memberi masukan bagi pada SMK Negeri 1 Bintan untuk dapat meningkatkan efesiensi
dan efektifitas pada standar pembiayaannya, kemudian aannaalliissiiss ddaann hhaassiillnnyyaa sseebbaaggaaii bbaahhaann
ppeerrttiimmbbaannggaann ppeennggaammbbiillaann kkeeppuuttuussaann uunnttuukk ppeemmbbiinnaaaann sseekkoollaahh ddii lliinnggkkuunnggaann DDiinnaass
PPeennddiiddiikkaann PPeemmuuddaa ddaann OOllaahhrraaggaa KKaabbuuppaatteenn BBiinnttaann,, PPrroovviinnssii KKeeppuullaauuaann RRiiaauu..
C. KAJIAN PUSTAKA
1. Sistem Pengendalian Manajemen
Definisi sistem pengendalian manajemen (SPM) adalah suatu alat dari alat-alat
lainya untuk mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota-
anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Menurut definisi yang lain
SPM adalah perolehan dan penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan
proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan untuk
memandu perilaku manajemen.
Sugiyono (2012) mendefinisikan sistem pengendalian (management control)
adalah suatu proses, di mana manajer mempengaruhi anggota organisasi untuk
mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission)
mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut: suatu proses, yang dipengaruhi oleh
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 7
dewan komisaris suatu entitas, manajemen, dan personel lain, dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam
beberapa kategori yaitu: efektivitas dan efisiensi kegiatan, keandalan pelaporan keuangan,
ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Secara singkat fungsi pengendalian bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya
deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan perencanaan
sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan
dalam mencapai tujuan organisasi. Secara luas fungsi pengendalian juga mencakup usaha
pencegahan kemungkinan terjadinya suatu deviasi atau penyimpangan. Sistem
pengendalian manajemen mencakup pengendalian yang bersifat preventif berupa
perancangan suatu sistem pengendalian maupun pengendalian yang bersifat pendeteksian.
Elemen-elemen sistem pengendalian menurut Anthony dan Govindarajan (2007)
meliputi: (1) detector, (2) assessor, (3) effector, (4) communication network, yang
digambarkan sebagai berikut:
Gambar. Element of the Control Process
Sumber: Anthony & Govindarajan (2007:3)
Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen:
(1) Pelacak (detector) atau sensor adalah suatu perangkat yang mengukur apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses yang dikendalikan.
(2) Penilai (assessor) adalah suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa
aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari
apa yang seharusnya terjadi.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 8
(3) Effector adalah suatu perangkat (yang sering disebut dengan umpan balik) yang
mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal
tersebut.
(4) Jaringan komunikasi adalah perangkat yang meneruskan informasi antara detector
dengan assessor dan antara assessor dengan effector.
2. Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan tertentu dengan
mengerakkan tenaga orang lain, dengan demikian manajemen keuangan berarti suatau
proses melakukan kegiatan pengaturan keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain.
Menurut Depdiknas (2000: 277) bahwa manajemen keuangan adalah suatu tindakan
pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencacatan data, perencanaan,
pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan pelaporan. Kegiatan tersebut dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pengawasan. Dalam manajemen
keuangan di sekolah kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan
pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan. Adapun tujuan manajemen keuangan
sekolah adalah untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan. Sehingga urusan
keuangan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(Depdiknas,2000; 277). Sedangkan manfaat manajemen keuangan adalah (1) semua
kegiatan keuangan yang terkait dilaksanakan di sekolah dasar dapat diketahui dengan jelas.
(2) tersedianya bahan penyusunan laporan, (3) sebagai alat menganalisa terhadap data hasil
pencatatan, (4) pengendalian terhadap segala kegiatan yang akan berakibat pada keuangan
dan pertanggungjawaban dapat dilakukan dengan baik, (5) sebagai bahan penyusunan
RAPBS (Depdiknas, 2000:277).
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan
sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan
digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 9
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Menurut Soetopo (1982:221) bahwa sumber-sumber penerimaan keuangan dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu, (1) bantuan dari masyarakat, (2) bantuan dari
siswa atau orang tua murid, (3) bantuan dari pemerintah.
Soerjani (1989:165) menyatakan bahwa penggunaan anggaran dan keuangan
didasarakan pada prinsip-prinsip (1) hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) terarah dan terkendali sesuai dengan rencana,
program/kegiatan, (3) keharusan penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri
sejauh ini dimungkinkan.
3. Standar Pembiayaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Dalam permendiknas no. 69 tahun 2009 dijelaskan bahwa pembiayaan pendidikan
terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal sebagaimana
dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji,
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam
anggaran operasional adalah "belanja rutin". Belanja rutin adalah pengeluaran yang
manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau
kekayaan bagi penmerintah. Disebut "rutin" karena sifat pengeluaran tersebut berulang-
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 10
ulang ada setiap tahun. Secara umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran
operasional antara lain belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan
pemeliharaan.
Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang
besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi / modal adalah
pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin
untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang
digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
4. Supervisi Pembiayaan Pendidikan
Konsep dasar pengawasan anggaran bertujuan untuk mngukur, membandingkan,
menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain, pengawasan anggaran
diharapkan dapat mengetahui sampai dimana tingkat efektivitas dan efesiensi dari
penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia. Pertanyaan pokok yang berkaitan dengan
pengawasan anggaran adalah seberapa besar tingkat kesesuaian antara biaya yang
dialokasikan untuk setiap komponen dalam anggaran dengan realisasi anggaran.
Prinsip-Prinsip Pengawasan
Dalam kebijakan umum pengawasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Rakernas,
1999), dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus berorientasi pada hal-hal berikut:
a. Sistem pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut
aspek penilaian kehematan, efisiensi, efektivitas yang mencakup seluruh aktivitas
program di setiap bidang organisasi.
b. Hasil temuan pengawasan harus ditindaklanjuti dengan koordinasi antara
pengawasan dengan aparat penegak hukum serta instansi terkait turut meyamakan
persepsi mencari pemecahan bersama atas masalah yang dihadapi.
c. Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang
strategis dan memperhatikan aspek manajemen.
d. Kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyeleksian masalah
dengan konsepsional dan menyeluruh.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 11
e. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi
teknis, sikap, dedikasi, dan integritas pribadi yang baik.
f. Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan
data/informasi yang sangat tinggi.
g. Tepat waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat
untuk melakukan perbaikan.
h. Objektif dan komprehensif.
i. Tidak mengakibatkan pemborosan atau in-efisiensi.
j. Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana atau
keputusan yang telah dibuat.
k. Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Prosedur pengawasan
Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu:
(1) Memantau (monitoring),
(2) Menilai,
(3) Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau monitoring dilakukan terhadap
kinerja actual (actual performance), baik dalam proses maupun hasilnya.
Aktivitas yang sedang dan telah dilaksanakan diukur berdasarkan kriteria-kriteria yang
telah digariskan dalam perencanaan. Apakah terdapat penyimpangan (deviasi) maka
diusahakan adanya perbaikan atau korelasi yang direkomendasikan kepada pimpinan
evaluasi.
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
a. Unsur proses, yaitu usaha yang bersifat kontinu terhadap suatu tindakan yang
dimiliki dari pelaksanaan suatu rencana sampel dengan hasil akhir yang
diharapkan.
b. Unsur adanya objek pengawasan yaitu sesuatu yang menjadi sasaraan pengawasan,
baik penerimaan maupun pengeluaran.
c. Ukuran atau standarisasi dari pengawasan.
d. Teknik-teknik pengawasan.
Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan, yaitu:
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 12
· Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan berupa ukuran kuantitas,
kualitas, biaya, dan waktu.
· Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan
standar yang telah ditetapkan.
· Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi).
· Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi
rekomendasi.
Pemeriksaan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik catatan (record)
dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai
dengan peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku. Dalam pemeriksanaan
dilakukan oleh pihak luar lembaga (external audit), seperti BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) atau akuntan publik yang mempunyai sertifikasi, dan pimpinan langsung
(internal audit) terhadap penerimaan dan pengeluaran biaya.
D. METODE PENELITIAN
1. Subyek dan Responden Penelitian
1. Subyek Penelitian
Arikunto (1996) mendefinisikan Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk
diteliti oleh peneliti, kemudian adapun subyek penelitian ini adalah SMK negeri 1
Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Sekolah ini memiliki 4
program studi keahlian yaitu: TTeekknniikk KKoommppuutteerr JJaarriinnggaann ((TTKKJJ)),, TTeekknniikk
EElleekkttrroonniikkaa IInndduussttrrii ((TTEEII)),, TTeekknniikk OOttoommoottiiff KKeennddaarraaaann RRiinnggaann ((TTKKRR)),, TTeekknniikk
KKoonnssttrruukkssii BBaattuu BBeettoonn ((TTKKBBBB))
2. Responden Penelitian
Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta
atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu
ketika mengisi angket, atau lisan ketika menjawab wawancara, Responden
penelitian bisa subjek penelitian, bisa orang lain.
Dalam kasus ini responden kami bukan berujud orang tetapi berujud institusi secara
kelembagaan yang terdiri dari 4 responden program keahlian SMK Negeri 1 Bintan
di Kabupaten Bintan.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 13
Tabel 1
Perincian Responden
No Program Studi Keahlian
Status
Akreditasi
1 TTeekknniikk KKoommppuutteerr JJaarriinnggaann ((TTKKJJ)) B
2 TTeekknniikk EElleekkttrroonniikkaa IInndduussttrrii ((TTEEII)) A
3 TTeekknniikk OOttoommoottiiff KKeennddaarraaaann RRiinnggaann ((TTKKRR)) A
4 TTeekknniikk KKoonnssttrruukkssii BBaattuu BBeettoonn ((TTKKBBBB)) A
1. Metode Pengumpulan Data
Informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pendapat dari hal-hal yang
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Dokumentasi
Metode untuk mencari dan mengumpulkan data melalui pengetahuan, yaitu berupa
arsip-arsip/ bukti fisik pelaksanaan standar pembiayaan. Data ini untuk
mengungkap tingkat kesesuaian antara standar pembiayaan yang ada dengan
standar yang ditetapkan BNSP, seperti tertera pada instrumen akreditasi.
2. Metode Angket/ Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk dapat mengungkapkan data dari masing-masing variabel. Menurut
Sugiyono (2007:142) menyatakan bahwa ”Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Metode ini merupakan alat pengambil data yang dibagikan kepada kelompok
responden. Metode ini untuk mengetahui persepsi sekolah terhadap tingkat
pelaksanaan standar pembiayaan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai langkah- langkah yang dilakukan terkait
dengan penggunaan kuesioner :
a. Kuesioner ini dikenakan terhadap sekolah sebagai responden
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 14
b. Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan perincian
langkah- langkah sebagai berikut:
1) Angket dibagikan kepada responden (program studi keahlian/sekolah).
2) Instrumen mengacu pada instrumen akreditasi sekolah.
3) Responden hanya memilih satu jawaban yang dianggap paling sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya berupa rentang jawaban dari A, B, C, D
dan E. Dengan konversi keangka sebagai berikut:
4)
Tabel 2. Tabel konversi jawaban ke angka
No Option Jawaban Konversi Angka
1 A 4
2 B 3
3 C 2
4 D 1
5 E 0
5) Mengambil data dan menghitung atau mentabulasi data yang telah
diperoleh dari responden.
2. Menyusun Instrumen
Pada penelitian ini adalah untuk mengukur pelaksanaan standar pembiayaan
dengan mengukur beberapa butir item tingkat pelaksanaanya. Menggunakan skala
likert dengan rentang adalah 1 sampai 5 (tabel 2) semakin besar angka yang dipilih
artinya semakin setuju dengan pernyatan yang diberikan.
Tabel 3
Kisi- kisi Instrumen sesuai dengan Instrumen Akreditasi
No Indikator No. Butir Jumlah
1. Standar pembiayaan 139-164 26
Jumlah 26
3. Metode Analisa Data
Instrumen Evaluasi
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 15
Instrumen standar pembiayaan terdiri dari 26 pertanyaan yang berkaitan dengan
biaya investasi, biaya operasional, biaya personal, serta transparansi dan
akuntabilitas standar pembiayaan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menghitung skor rata-rata masing-masing
pertanyaan dengan cara merekap dalam satu tabel. Selanjutnya menentukan nilai
keseluruhan yang diperoleh sekolah yang kemudian dikonversi ke dalam nilai huruf
dan angka.
E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Detektor (Kenyataan yang terjadi )
Berdasarklan hasil observasi dan pengamatan pada keenam sekolah di atas maka
diperoleh hasil rata-rata standar pembiayaan sebagaimana terlihat pada tabel
berikut :
STANDAR PEMBIAYAAN
No
Butir
No
Butir
Bobot
Butir (BB)
Skor Butir (SB)
Skor Tertimbang
Huruf Angka
(0) (1) (2) (3) (4) (4) = (2) x (4)
1 139 4 4,00 16,00
2 140 3 3,67 11,00
3 141 4 4,00 16,00
4 142 3 3,67 11,00
5 143 3 4,00 12,00
6 144 4 4,00 16,00
7 145 3 4,00 12,00
8 146 4 4,00 16,00
9 147 3 3,67 11,00
10 148 3 3,83 11,50
11 149 3 3,50 10,50
12 150 3 3,83 11,50
13 151 2 3,50 7,00
14 152 1 3,67 3,67
15 153 3 3,67 11,00
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 16
16 154 3 3,83 11,50
17 155 2 3,67 7,33
18 156 3 3,83 11,50
19 157 3 4,00 12,00
20 158 3 4,00 12,00
21 159 2 3,67 7,33
22 160 3 4,00 12,00
23 161 4 4,00 16,00
24 162 3 4,00 12,00
25 163 3 3,83 11,50
26 164 3 3,83 11,50
78 95,77 300,83
2. Assesor
Setelah data hasil observasi diperoleh maka dilakukan pembandingan antara standar
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga diperoleh data-data sesuai
tabel di bawah ini :
a. Biaya Operasional
No. Item Item Pertanyaan Skor rata-
rata dicapai
%
1
(139)
Sekolah/Madrasah memiliki catatan tahunan berupa
dokumen investasi sarana dan prasarana secara
menyeluruh.
4 100
2
(140)
Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan dengan berbagai
kegiatan berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Sekolah
(RKAS) yang berasal dari beberapa sumber pendanaan,
dari anggaran pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan dalam tahun terakhir .
3.67 91.67
3
(141)
Sekolah memiliki modal kerja tetap untuk membiayai
seluruh kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir
dan tertuang dalam RKAS, seperti: gaji pendidik dan
tenaga kependidikan, biaya operasi, biaya
4 100
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 17
penyelenggaraan pendidikan, dll
Jumlah 15.34 338.3.
Rata-rata pencapaian 3.83 95.83
b. Biaya Investasi
No.
Item
Item Pertanyaan Skor yang
dicapai
%
4
(142)
Sekolah membelanjakan atau membayar gaji, insentif,
transport, dan tunjangan lain pendidik dari anggaran gaji
pendidikan, maka dari dana yang dialokasikan pada tahun
berjalan
4 100
5.
(143)
Sekolah membelanjakan atau membayar gaji, insentif,
transport, dan tunjangan lain tenaga kependidikan dari
anggaran gaji pendidikan, maka pada tahun berjalan
4
100
6
(144)
Sekolah membelanjakan biaya untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti: pengadaan alat
peraga, buku tekas, CD pembelajaran, pengadaan modul,
kamus, globe, peta, ensiklopedi, selama tiga tahun terakhir
dari dana yang dialokasikan sebagai dana penunjang.
4 100
7
(145)
Sekolah membelanjakan biaya untuk kegiatan kesiswaan
seperti: Kepramukaan, OSIS, UKS, LKIR, dll dari dana
yang dialokasikan bidang kesiswaan dalam tahun terakhir.
3.67 9167
8.
(146)
Sekolah membelanjakan biaya untuk pengadaan alat tulis
untuk kegiatan pembelajaran, seperti: pensil, penghapus,
pena, penggaris, stapler, kertas, buku administrasi,
penggandaan, foto copy, dll dari dana yang dialokasikan
pada tahun terakhir .
3.83 95.83
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 18
No.
Item
Item Pertanyaan Skor yang
dicapai
%
9
(147)
Sekolah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis
pakai untuk kegiatan pembelajaran seperti: bahan
praktikum, tinta, kapur, untuk kebersihan, dll dari dana
yang dialokasikan pada tahun terakhir
3,50 87.50
10
(148)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan alat
habis pakai untuk kegiatan pembelajaran.
3,50 87.50
11
(149)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk kegiatan
rapat.
3.83 95.83
12
(150)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya transport dan
perjalanan dinas.
4 100
13
(151)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya penggandaan
soal-soal ulangan/ujian.
4 100
14
(152)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya daya dan jasa 3.67 91.67
15
(153)
Sekolah/Madrasah membelanjakan anggaran untuk
mendukung kegiatan operasional tidak langsung selama
tiga tahun terakhir.
4 100
16
(154)
Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk menunjang
kegiatan prakerin, uji kompetensi, bimbingan karir, dan
program kewirausahaan.
4 100
Jumlah 23 575
Rata-rata pencapaian 3.83 95.8
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 19
c. Biaya Personal
No.
Item
Item Pertanyaan Skor yang
dicapai
%
17.
(155)
Sekolah menggunakan sumbangan pendidikan atau
dana dari masyarakat/komite sekolah untuk
peningkatan mutu pendidikan baik berupa sumbangan,
infaq, dan bantuan lain dan juga bantuan dari
pemerintah (pusat dan daerah) dalam tahun terakhir
dilakukan : (1) secara sistematis, (2) transparan, (3)
tanggungjawab, dan (4) dilaporkan kepada
masyarakat/komite sekolah dan stakeholders lain,
dalam tahun terakhir
3.83 95.83
18.
(No.156)
Sekolah menetapkan uang sekolah (iuran bulanan)
dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi
orangtua siswa dan dalam tahun terakhir
4 100
19
(157)
Siswa dikenakan biaya pendaftaran ulang pada setiap
awal tahun pelajaran.
4 100
20
(No.158)
Sekolah/Madrasah melaksanakan subsidi silang untuk
membantu siswa kurang mampu, dengan
melaksanakan subsidi silang untuk membantu minimal
90% siswa kurang mampu selama 4 tahun terakhir
4 100
21
(No.159)
Sekolah melakukan pungutan biaya operasional lain di
samping iuran komite rutin dan fisik sekolah untuk
pengingkatan mutu pendidikan seperti: biaya ujian,
biaya praktikum, study tour, perpisahan, dll.
3.67 91.67
22
(No.160)
Sekolah melaksanakan pengambilan keputusan dalam
penetapan dana dari masyarakat (sebagai penggalian
dana) sebagai biaya operasonal dilakukan dengan
melibatkan berbagai pihak terkait, yaitu: (1) kepala
sekolah, (2) komite sekolah, (3) guru, (4) tenaga
kependidikan lain, (5) siswa, dan (6) lainnya seperti
4 100
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 20
yayasan atau pemangku kepentingan, dalam tahun
terakhir
23
(No.161)
Sekolah mengelola dana dari masyarakat sebagai biaya
operasonal dilakukan secara: (1) sistematis, (2)
transparan, (3) efisien, dan (4) akuntabel, dalam tahun
terakhir
4 100
Jumlah 23 575
Rata-rata pencapaian 3.83 95.8
d. Transparansi dan Akuntabilitas
No.
Item
Item Pertanyaan Skor yang
dicapai
%
24
(No.162)
Apakah Sekolah/Madrasah memiliki pedoman
pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam
penyusunan RKA-S/M selama 4 tahun terakhir secara
berturut-turut ?
4 100
25
(No.163)
Apakah sekolah Sekolah/Madrasah memiliki Buku
Kas Umum (BKU) yang diisi dengan benar selama 4
tahun terakhir ?
3.83 95.83
26
(No.164)
Apakah sekolah membuat laporan pertanggung
jawaban pengelolaan keuangan sekolah baik kepada
pemerintah atau yayasan ?
3.83 95.83
Jumlah 11.66 291.66
Rata-rata pencapaian 3.88 97.22
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 21
Tabel
Komponen Ketercapaian Standar Pembiayaan
No No.Item Komponen Skor
yang
dicapai
Persentase %
1 1 - 3 Biaya investasi 3.5 98.95
2 4 - 16 Biaya
operasional
3.95 87.5
3 17 - 23 Biaya personal 3.83 95.8
4 24 - 26 Transparansi
dan
akuntabilitas
3.88 97.22
Jumlah 15.28 382.25
Rata-rata
pencapaian
3.82 95.77
3. Fungsi Efektor
Berdasarkan ketercapaian standar pembiayaan diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat dua masalah utam yaitu pada biaya operasional dan biaya personal,
sebab-sebabnya adalah :
1. Sekolah tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan RKAS,
2. Sekolah melakukan pengalihan pos anggaran yang satu dengan yang lain yang
tidak sesuai dengan peruntukannya,
3. Sekolah masih melakukan pungutan diluar biaya personal .
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah :
(1) Pelaksanaan biaya kegiatan operasional sesuai dengan yang telah ditetapkan,
(2) Pengalokasian anggaran sesuai dengan pos yang telah direncanakan,
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 22
(3) Mencari referensi/infromasi tentang mekanisme pengelolaan keuangan
sekolah, menyangkut penerimaan, pendapatan dan pengeluaran keuangan
sekolah serta pelaporan (manajemen keuangan sekotor publik).
(4) Mencari alternatif sumber dana dari masyarakat.
F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sistem pengendalian manajemen standar pembiayaan
di SMK Negeri 1 Bintan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 1 Bintan, secara
umum telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata
pencapaian standar pembiayaannya adalah 95.77 %.
2. Penyimpangan yang terjadi yaitu sekolah tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan
sesuai dengan RKAS, Sekolah melakukan pengalihan pos anggaran yang satu
dengan yang lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya,sekolah masih
melakukan pungutan diluar biaya personal dimana rata-rata penyimpangannya
sebesar 4 %.
3. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah :
a. Pelaksanaan biaya kegiatan operasional sudah sesuai dengan standar yang ada
dan perlu ditingkatkan.
b. Pengalokasian anggaran sesuai dengan pos yang telah direncanakan.
c. Mencari referensi/infromasi tentang mekanisme pengelolaan keuangan sekolah,
menyangkut penerimaan, pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah serta
pelaporan (manajemen keuangan sektor publik).
d. Mencari alternatif sumber dana dari masyarakat.
2. Saran dan Rekomendasi
Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum
telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian
standar pembiayaannya adalah 95.77 %, perlu ditingkatkan.
2. Dalam penganggaran harus berdasar kegiatan. Kegiatan untuk pencapaian tujuan dan
bermuara pada terlaksananya misi dan pencapaian visi yang telah disusun secara
bersama-sama.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 23
3. Waktu penyusunan anggaran harus dialokasikan dengan longgar dan melibatkan
seluruh stakeholder yang ada baik internal maupun eksternal, agar output yang
dihasilkan merupakan hasil pemikiran yang benar-benar matang, sehingga tidak akan
terjadi pengalihan pos anggaran ataupun efisiensi ditengah jalan
4. Pembiayaan berdasarkan skala prioritas dan yang paling besar kontribusinya pada
pencapaian tujuan.
5. Dalam penganggaran keuangan dan pengelolaannya harus tetap berpegang teguh
pada prinsip akuntabilitas keuangan dan memperhatikan juga prinsip efektifitas dan
efisiensi.
6. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk berkontribusi secara lebih besar dalam
bidang pendidikan dengan membantu dalam hal pendanaan, bisa berwujud CSR
(Corporate Social Responsibility) bagi dunia usaha/dunia industri.
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 24
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. N. & Govindarajan, V. 2007. Management Control System, Twelfth Edition.
New York: Mc Graw Hill International Edition.
Arikunto, S. (1996). Manajemen Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya.
BAN S/M. (2009). Perangkat Akreditasi SMK/MAK. Jakarta: Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah.
Erviningsih, S. (2011). Pengelolahan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan.
http://dc346.4shared.com/doc/QvqJsNsT/preview.html. diakses : 12 November
2012.
Fattah, N. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhyadi. (1989). Organisasi Teori Struktur dan Proses. Jakarta: Depdikbud.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas 22/23/24 tahun 2006 tentang Standar Isi, SKL dan Penerapan Standar Isi
Permendiknas No 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah.
Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rue, Leslie W., and Byars, Lloyd L. (2000) Management – Skills and Application. New
York: The McGraw-Hill, 9th edition.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2012). Sistem Pengendalian Manajemen. Materi kuliah program Magister
Manajemen UGM, Yogyakarta.
Suherman, A (2011). Pengawasan Anggaran, http://adesuherman.blogspot.com
/2011/10/pengawasan-anggaran.html, diakses tanggal 22 Desember 2012.
Sultonnyblogger. (2009). Sistem Pembiyaan Pendidikan, http://sultonnyb.blogspot.com/
2009/12/sistem-pembiayaan-pendidikan.html, di poskan 30 Desember 2012.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tugas Mata Kuliah | Management Control System 25

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
DIANA LESTARI
 
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaanHubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
andiirwan777
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Rudiah Purnami
 
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaPeranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
ahmad rasyidin
 

La actualidad más candente (20)

Tugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomiTugas 8 konsekuensi ekonomi
Tugas 8 konsekuensi ekonomi
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaanHubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaPeranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
 
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRSPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA MENUJU KONVERGENSI IFRS
 
Manajemen Risiko Menurut COSO
Manajemen Risiko Menurut COSOManajemen Risiko Menurut COSO
Manajemen Risiko Menurut COSO
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
Sejarah akuntansi internasional
Sejarah akuntansi internasionalSejarah akuntansi internasional
Sejarah akuntansi internasional
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Survei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internalSurvei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internal
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Pengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranPengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaran
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 

Destacado (12)

Spm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasiSpm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasi
 
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
 
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelolaMengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
Mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola
 
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITASJURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
 
Chapter#7
Chapter#7Chapter#7
Chapter#7
 
New jersey insurance company
New jersey insurance companyNew jersey insurance company
New jersey insurance company
 
Management Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda IndonesiaManagement Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda Indonesia
 
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB 7
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB 7SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB 7
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB 7
 
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 1
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 1Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 1
Sistem Pengendalian Manajemen :: Chapter 1
 
Chapter 4 corporate level strategies
Chapter 4 corporate level strategiesChapter 4 corporate level strategies
Chapter 4 corporate level strategies
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar a Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bintan.

monitoring dan evaluasi,ok.docx
monitoring dan evaluasi,ok.docxmonitoring dan evaluasi,ok.docx
monitoring dan evaluasi,ok.docx
Zahrah77
 
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-20131 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
Vimz SpecialOps
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
Fahmi Amrullah
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
Fahmi Amrullah
 
Penetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSPPenetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSP
Rahmat Hidayat
 
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasiBuku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
zainiarif2
 

Similar a Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bintan. (20)

monitoring dan evaluasi,ok.docx
monitoring dan evaluasi,ok.docxmonitoring dan evaluasi,ok.docx
monitoring dan evaluasi,ok.docx
 
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-20131 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
1 pelaksanaan-supervisi-manajerial-implementasi-kurikulum-2013
 
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
2. laporan pelaksanaan pemantauan 8 snp . pendidikangratis
 
TQM
TQMTQM
TQM
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
Buku kebijakan spmi stikes sby
Buku kebijakan spmi stikes sbyBuku kebijakan spmi stikes sby
Buku kebijakan spmi stikes sby
 
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
 
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan
 
Metode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan dataMetode dan teknik pengumpulan data
Metode dan teknik pengumpulan data
 
Manajemen Keuangan Sekolah, Mengelola keuangan sekolah
Manajemen Keuangan Sekolah, Mengelola keuangan sekolahManajemen Keuangan Sekolah, Mengelola keuangan sekolah
Manajemen Keuangan Sekolah, Mengelola keuangan sekolah
 
Penetapan kkm
Penetapan kkmPenetapan kkm
Penetapan kkm
 
Penetapan KKM
Penetapan KKMPenetapan KKM
Penetapan KKM
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Penetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSPPenetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSP
 
Buku kebijakan spmi stikes sby
Buku kebijakan spmi stikes sbyBuku kebijakan spmi stikes sby
Buku kebijakan spmi stikes sby
 
Panduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smpPanduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smp
 
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdfpanduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
panduan-penilaian-smp-revisi-2017.pdf
 
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasiBuku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
Buku 4 panduan pengisian instrumen akreditasi
 
Buku kebijakan spmi
Buku kebijakan spmiBuku kebijakan spmi
Buku kebijakan spmi
 

Más de Joko Prasetiyo

Más de Joko Prasetiyo (20)

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
 
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
 
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
 
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
 
The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleThe 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective People
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bintan.

  • 1. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 1 Disusun Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah Management Control System yang diasuh Oleh: Bapak Dr. Hardo Basuki, M.Soc. Sc Oleh : JOKO PRASETIYO NIM. 11/327329/PEK/16768 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (MANAGEMENT CONTROL SYSTEM) PADA STANDAR PEMBIAYAAN DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU MAGISTER MANAJEMEN MANAJEMEN KEPENGAWASAN PENDIDIKAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2013 `
  • 2. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 2 DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………………... i Daftar Isi ………………………………………………………………………….. …. ii Abstrak ……………………………………………………………………………….. 1 A. Pendahuluan ……………………………………………………………………….. 2 B. Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………………. 4 C. Kajian Pustaka ……………………………………………………………………. 4 D. Metode Penelitian ………………………………………………………………… 10 E. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………………… 13 F. Kesimpulan dan Rekomendasi …………………………………………………… 20 Daftar Pustaka ………………………………………………………………………… 22
  • 3. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 3 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA STANDAR PEMBIAYAAN DI SMK NEGERI 1 BINTAN, KAB. BINTAN, PROV. KEPRI ABSTRAK Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling. Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur. Sektor jasa salah satunya adalah jasa pendidikan (sekolah). Applied paper ini merupakan small research sistem pengendalian manajemen standar pembiayaan di SMK Negeri 1 Bintan, Kab. Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui sejauh mana pelaksanaan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan, (2) mengidentifikasi seberapa tinggi penyimpangan pelaksanaan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan, (3) mengidentifikasi upaya yang dilakukan untuk mengendalikan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan. Berdasarkan hasil penelitian sistem pengendalian manajemen standar pembiayaan di SMK Negeri 1 Bintan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar pembiayaannya adalah 95.77 %, (2) penyimpangan yang terjadi yaitu sekolah tidak melaksanakan kegiatan- kegiatan sesuai dengan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), yaitu sekolah melakukan pengalihan pos anggaran yang satu dengan yang lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya, sekolah masih melakukan pungutan diluar biaya personal dimana rata-rata penyimpangannya sebesar 4 %. Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar pembiayaannya adalah 95.77 %, perlu ditingkatkan, (2) dalam penganggaran harus berdasar kegiatan. Kegiatan untuk pencapaian tujuan dan bermuara pada terlaksananya misi dan pencapaian visi yang telah disusun secara bersama-sama, (3) waktu penyusunan anggaran harus dialokasikan dengan longgar dan melibatkan seluruh stakeholder yang ada baik internal maupun eksternal, agar output yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran yang benar-benar matang, sehingga tidak akan terjadi pengalihan pos anggaran ataupun efisiensi ditengah jalan, (4) pembiayaan berdasarkan skala prioritas dan yang paling besar kontribusinya pada pencapaian tujuan, (5) dalam penganggaran keuangan dan pengelolaannya harus tetap berpegang teguh pada prinsip akuntabilitas keuangan dan memperhatikan juga prinsip efektifitas dan efisiensi, (6) memberi kesempatan pada masyarakat untuk berkontribusi secara lebih besar dalam bidang pendidikan dengan membantu dalam hal pendanaan, bisa berwujud CSR (Corporate Social Responsibility) bagi dunia usaha/dunia industri. Kata Kunci: sistem pengendalian manajemen, standar pembiayaan.
  • 4. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 4 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling (Leslie W.Rue and Lloyd L. Byars, 2000). Fungsi controlling berperan untuk mendeteksi deviasi atau kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan balik dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup dalam fungsi controlling adalah menciptakan standar atau kriteria, membandingkan hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau penyimpangan, merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil pengendalian dan perubahan kondisi, serta mengomunikasikan revisi dan penyesuaian tersebut ke seluruh proses manajemen. Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur. Sektor jasa salah satunya adalah jasa pendidikan (sekolah). Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Sejalan dengan ini, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan perlunya ditetapkan delapan standar nasional pendidikan secara lebih rinci, ketentuan ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Agar kegiatan pendidikan dapat mencapai standar nasional pendidikan, diperlukan sumber daya pendidikan yang standar. Karena kebutuhan sumber daya pendidikan tersebut berimplikasi pada biaya maka kebutuhan sumber daya pendidikan yang standar berimplikasi pada biaya pendidikan yang standar.
  • 5. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 5 Informasi standar pembiayaan pendidikan ini sangat diperlukan. Kebutuhan dana pendidikan ini merupakan informasi yang berguna bagi penentuan dan pengalokasian sumber dana pendidikan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,dan masyarakat sesuai dengan peraturan-perundang-undangan. Standar pembiayaan pendidikan juga dapat menjadi pedoman bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja sekolah/madrasah. Pentingnya standar pembiayaan di sekolah/madrasah adalah: (1) pencapaian dan atau kemajuan suatu penyelengara Pendidikan sangat ditentukan oleh seberapa jauh suatu standar yang menjadi ajuan benar-benar dilaksanakan, (2) standar pembiayaan pendidikan yang menjadi acuan bagi pembiayaan penyelenggaran suatu satuan pendidikan ternyata dalam penerjemahannya masih menimbulkan multi tafsir hingga kesalahan-kesalahan teknis maupun fatal terus dilakukan, akibatnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan terus saja terjadi, (3) implementasi standar pembiayaan dalam operasionalisasi harus sudah seharusnya dilakukan sesuai dengan manajemen pengelolaan keuangan yang sewajar- wajarnya dan untuk itu sekolah perlu untuk inisiatif dalam memperlengkapi organisasi dengan pengetahuan dan ketrampilan, (4) pengawas pendidikan yang memiliki fungsi pengawasan diharapkan untuk terus melihat dan mengendalikan bagaimana suatu perencanaan, proses maupun hasil akhir dari suatu penyelenggara satuan pendidikan berjalan. Jadi ketika standar pembiayaan ini tidak dikendalikan dengan baik maka Penggunaan anggaran sekolah tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan ini akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup sekolah tersebut, karena tidak dipungkiri lagi ketidaksehatan pembiayaan di suatu sekolah akan menyebabkan terganggunya proses operasional sekolah yang berimplikasi juga dengan tidak optimalnya proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah kemudian juga akan membuka peluang penyelewengan dalam penggunaan anggaran. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa tinggi tingkat pencapaian standar pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 1 Bintan ? 2. Seberapa tinggi penyimpangan antara standar pembiayaan dengan pelaksanaannya pada SMK Negeri 1 Bintan ?
  • 6. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 6 3. Tindakan apa yang harus dilakukan agar standar pembiayaan dilaksanakan dengan benar pada SMK Negeri 1 Bintan ? B. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui seberapa tinggi pencapaian standar pembiayaan sekolah pada SMK Negeri 1 Bintan, 2. Mengidentifikasi seberapa tinggi penyimpangan pelaksanaan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan, 3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan untuk mengendalikan standar pembiayaan pada SMK Negeri 1 Bintan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberi manfaat untuk memberi umpan balik kepada SMK Negeri 1 Bintan dalam melaksanakan standar pembiayaan. Secara tidak langsung, penelitian ini juga memberi masukan bagi pada SMK Negeri 1 Bintan untuk dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas pada standar pembiayaannya, kemudian aannaalliissiiss ddaann hhaassiillnnyyaa sseebbaaggaaii bbaahhaann ppeerrttiimmbbaannggaann ppeennggaammbbiillaann kkeeppuuttuussaann uunnttuukk ppeemmbbiinnaaaann sseekkoollaahh ddii lliinnggkkuunnggaann DDiinnaass PPeennddiiddiikkaann PPeemmuuddaa ddaann OOllaahhrraaggaa KKaabbuuppaatteenn BBiinnttaann,, PPrroovviinnssii KKeeppuullaauuaann RRiiaauu.. C. KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Pengendalian Manajemen Definisi sistem pengendalian manajemen (SPM) adalah suatu alat dari alat-alat lainya untuk mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota- anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Menurut definisi yang lain SPM adalah perolehan dan penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan untuk memandu perilaku manajemen. Sugiyono (2012) mendefinisikan sistem pengendalian (management control) adalah suatu proses, di mana manajer mempengaruhi anggota organisasi untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan organisasi. COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut: suatu proses, yang dipengaruhi oleh
  • 7. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 7 dewan komisaris suatu entitas, manajemen, dan personel lain, dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori yaitu: efektivitas dan efisiensi kegiatan, keandalan pelaporan keuangan, ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. Secara singkat fungsi pengendalian bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya deviasi atau penyimpangan atas pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan perencanaan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi atau perbaikan bagi pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Secara luas fungsi pengendalian juga mencakup usaha pencegahan kemungkinan terjadinya suatu deviasi atau penyimpangan. Sistem pengendalian manajemen mencakup pengendalian yang bersifat preventif berupa perancangan suatu sistem pengendalian maupun pengendalian yang bersifat pendeteksian. Elemen-elemen sistem pengendalian menurut Anthony dan Govindarajan (2007) meliputi: (1) detector, (2) assessor, (3) effector, (4) communication network, yang digambarkan sebagai berikut: Gambar. Element of the Control Process Sumber: Anthony & Govindarajan (2007:3) Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen: (1) Pelacak (detector) atau sensor adalah suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang dikendalikan. (2) Penilai (assessor) adalah suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
  • 8. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 8 (3) Effector adalah suatu perangkat (yang sering disebut dengan umpan balik) yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut. (4) Jaringan komunikasi adalah perangkat yang meneruskan informasi antara detector dengan assessor dan antara assessor dengan effector. 2. Manajemen Keuangan Sekolah Manajemen diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengerakkan tenaga orang lain, dengan demikian manajemen keuangan berarti suatau proses melakukan kegiatan pengaturan keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Menurut Depdiknas (2000: 277) bahwa manajemen keuangan adalah suatu tindakan pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencacatan data, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan pelaporan. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pengawasan. Dalam manajemen keuangan di sekolah kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban keuangan. Adapun tujuan manajemen keuangan sekolah adalah untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan. Sehingga urusan keuangan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Depdiknas,2000; 277). Sedangkan manfaat manajemen keuangan adalah (1) semua kegiatan keuangan yang terkait dilaksanakan di sekolah dasar dapat diketahui dengan jelas. (2) tersedianya bahan penyusunan laporan, (3) sebagai alat menganalisa terhadap data hasil pencatatan, (4) pengendalian terhadap segala kegiatan yang akan berakibat pada keuangan dan pertanggungjawaban dapat dilakukan dengan baik, (5) sebagai bahan penyusunan RAPBS (Depdiknas, 2000:277). Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah: a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah. c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
  • 9. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 9 Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Menurut Soetopo (1982:221) bahwa sumber-sumber penerimaan keuangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu, (1) bantuan dari masyarakat, (2) bantuan dari siswa atau orang tua murid, (3) bantuan dari pemerintah. Soerjani (1989:165) menyatakan bahwa penggunaan anggaran dan keuangan didasarakan pada prinsip-prinsip (1) hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, (3) keharusan penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh ini dimungkinkan. 3. Standar Pembiayaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam permendiknas no. 69 tahun 2009 dijelaskan bahwa pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi: a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Anggaran Operasional Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah "belanja rutin". Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi penmerintah. Disebut "rutin" karena sifat pengeluaran tersebut berulang-
  • 10. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 10 ulang ada setiap tahun. Secara umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan pemeliharaan. Anggaran Modal/Investasi Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi / modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut. 4. Supervisi Pembiayaan Pendidikan Konsep dasar pengawasan anggaran bertujuan untuk mngukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain, pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai dimana tingkat efektivitas dan efesiensi dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia. Pertanyaan pokok yang berkaitan dengan pengawasan anggaran adalah seberapa besar tingkat kesesuaian antara biaya yang dialokasikan untuk setiap komponen dalam anggaran dengan realisasi anggaran. Prinsip-Prinsip Pengawasan Dalam kebijakan umum pengawasan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Rakernas, 1999), dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus berorientasi pada hal-hal berikut: a. Sistem pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek penilaian kehematan, efisiensi, efektivitas yang mencakup seluruh aktivitas program di setiap bidang organisasi. b. Hasil temuan pengawasan harus ditindaklanjuti dengan koordinasi antara pengawasan dengan aparat penegak hukum serta instansi terkait turut meyamakan persepsi mencari pemecahan bersama atas masalah yang dihadapi. c. Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang strategis dan memperhatikan aspek manajemen. d. Kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyeleksian masalah dengan konsepsional dan menyeluruh.
  • 11. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 11 e. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi teknis, sikap, dedikasi, dan integritas pribadi yang baik. f. Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan data/informasi yang sangat tinggi. g. Tepat waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat untuk melakukan perbaikan. h. Objektif dan komprehensif. i. Tidak mengakibatkan pemborosan atau in-efisiensi. j. Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana atau keputusan yang telah dibuat. k. Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Prosedur pengawasan Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu: (1) Memantau (monitoring), (2) Menilai, (3) Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau monitoring dilakukan terhadap kinerja actual (actual performance), baik dalam proses maupun hasilnya. Aktivitas yang sedang dan telah dilaksanakan diukur berdasarkan kriteria-kriteria yang telah digariskan dalam perencanaan. Apakah terdapat penyimpangan (deviasi) maka diusahakan adanya perbaikan atau korelasi yang direkomendasikan kepada pimpinan evaluasi. Dalam proses pengawasan terdapat beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian, yaitu: a. Unsur proses, yaitu usaha yang bersifat kontinu terhadap suatu tindakan yang dimiliki dari pelaksanaan suatu rencana sampel dengan hasil akhir yang diharapkan. b. Unsur adanya objek pengawasan yaitu sesuatu yang menjadi sasaraan pengawasan, baik penerimaan maupun pengeluaran. c. Ukuran atau standarisasi dari pengawasan. d. Teknik-teknik pengawasan. Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan, yaitu:
  • 12. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 12 · Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. · Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan. · Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi). · Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi rekomendasi. Pemeriksaan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik catatan (record) dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku. Dalam pemeriksanaan dilakukan oleh pihak luar lembaga (external audit), seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau akuntan publik yang mempunyai sertifikasi, dan pimpinan langsung (internal audit) terhadap penerimaan dan pengeluaran biaya. D. METODE PENELITIAN 1. Subyek dan Responden Penelitian 1. Subyek Penelitian Arikunto (1996) mendefinisikan Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, kemudian adapun subyek penelitian ini adalah SMK negeri 1 Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Sekolah ini memiliki 4 program studi keahlian yaitu: TTeekknniikk KKoommppuutteerr JJaarriinnggaann ((TTKKJJ)),, TTeekknniikk EElleekkttrroonniikkaa IInndduussttrrii ((TTEEII)),, TTeekknniikk OOttoommoottiiff KKeennddaarraaaann RRiinnggaann ((TTKKRR)),, TTeekknniikk KKoonnssttrruukkssii BBaattuu BBeettoonn ((TTKKBBBB)) 2. Responden Penelitian Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan ketika menjawab wawancara, Responden penelitian bisa subjek penelitian, bisa orang lain. Dalam kasus ini responden kami bukan berujud orang tetapi berujud institusi secara kelembagaan yang terdiri dari 4 responden program keahlian SMK Negeri 1 Bintan di Kabupaten Bintan.
  • 13. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 13 Tabel 1 Perincian Responden No Program Studi Keahlian Status Akreditasi 1 TTeekknniikk KKoommppuutteerr JJaarriinnggaann ((TTKKJJ)) B 2 TTeekknniikk EElleekkttrroonniikkaa IInndduussttrrii ((TTEEII)) A 3 TTeekknniikk OOttoommoottiiff KKeennddaarraaaann RRiinnggaann ((TTKKRR)) A 4 TTeekknniikk KKoonnssttrruukkssii BBaattuu BBeettoonn ((TTKKBBBB)) A 1. Metode Pengumpulan Data Informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pendapat dari hal-hal yang Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Dokumentasi Metode untuk mencari dan mengumpulkan data melalui pengetahuan, yaitu berupa arsip-arsip/ bukti fisik pelaksanaan standar pembiayaan. Data ini untuk mengungkap tingkat kesesuaian antara standar pembiayaan yang ada dengan standar yang ditetapkan BNSP, seperti tertera pada instrumen akreditasi. 2. Metode Angket/ Kuesioner Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk dapat mengungkapkan data dari masing-masing variabel. Menurut Sugiyono (2007:142) menyatakan bahwa ”Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Metode ini merupakan alat pengambil data yang dibagikan kepada kelompok responden. Metode ini untuk mengetahui persepsi sekolah terhadap tingkat pelaksanaan standar pembiayaan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai langkah- langkah yang dilakukan terkait dengan penggunaan kuesioner : a. Kuesioner ini dikenakan terhadap sekolah sebagai responden
  • 14. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 14 b. Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan perincian langkah- langkah sebagai berikut: 1) Angket dibagikan kepada responden (program studi keahlian/sekolah). 2) Instrumen mengacu pada instrumen akreditasi sekolah. 3) Responden hanya memilih satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berupa rentang jawaban dari A, B, C, D dan E. Dengan konversi keangka sebagai berikut: 4) Tabel 2. Tabel konversi jawaban ke angka No Option Jawaban Konversi Angka 1 A 4 2 B 3 3 C 2 4 D 1 5 E 0 5) Mengambil data dan menghitung atau mentabulasi data yang telah diperoleh dari responden. 2. Menyusun Instrumen Pada penelitian ini adalah untuk mengukur pelaksanaan standar pembiayaan dengan mengukur beberapa butir item tingkat pelaksanaanya. Menggunakan skala likert dengan rentang adalah 1 sampai 5 (tabel 2) semakin besar angka yang dipilih artinya semakin setuju dengan pernyatan yang diberikan. Tabel 3 Kisi- kisi Instrumen sesuai dengan Instrumen Akreditasi No Indikator No. Butir Jumlah 1. Standar pembiayaan 139-164 26 Jumlah 26 3. Metode Analisa Data Instrumen Evaluasi
  • 15. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 15 Instrumen standar pembiayaan terdiri dari 26 pertanyaan yang berkaitan dengan biaya investasi, biaya operasional, biaya personal, serta transparansi dan akuntabilitas standar pembiayaan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menghitung skor rata-rata masing-masing pertanyaan dengan cara merekap dalam satu tabel. Selanjutnya menentukan nilai keseluruhan yang diperoleh sekolah yang kemudian dikonversi ke dalam nilai huruf dan angka. E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Detektor (Kenyataan yang terjadi ) Berdasarklan hasil observasi dan pengamatan pada keenam sekolah di atas maka diperoleh hasil rata-rata standar pembiayaan sebagaimana terlihat pada tabel berikut : STANDAR PEMBIAYAAN No Butir No Butir Bobot Butir (BB) Skor Butir (SB) Skor Tertimbang Huruf Angka (0) (1) (2) (3) (4) (4) = (2) x (4) 1 139 4 4,00 16,00 2 140 3 3,67 11,00 3 141 4 4,00 16,00 4 142 3 3,67 11,00 5 143 3 4,00 12,00 6 144 4 4,00 16,00 7 145 3 4,00 12,00 8 146 4 4,00 16,00 9 147 3 3,67 11,00 10 148 3 3,83 11,50 11 149 3 3,50 10,50 12 150 3 3,83 11,50 13 151 2 3,50 7,00 14 152 1 3,67 3,67 15 153 3 3,67 11,00
  • 16. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 16 16 154 3 3,83 11,50 17 155 2 3,67 7,33 18 156 3 3,83 11,50 19 157 3 4,00 12,00 20 158 3 4,00 12,00 21 159 2 3,67 7,33 22 160 3 4,00 12,00 23 161 4 4,00 16,00 24 162 3 4,00 12,00 25 163 3 3,83 11,50 26 164 3 3,83 11,50 78 95,77 300,83 2. Assesor Setelah data hasil observasi diperoleh maka dilakukan pembandingan antara standar dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga diperoleh data-data sesuai tabel di bawah ini : a. Biaya Operasional No. Item Item Pertanyaan Skor rata- rata dicapai % 1 (139) Sekolah/Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh. 4 100 2 (140) Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dengan berbagai kegiatan berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang berasal dari beberapa sumber pendanaan, dari anggaran pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dalam tahun terakhir . 3.67 91.67 3 (141) Sekolah memiliki modal kerja tetap untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir dan tertuang dalam RKAS, seperti: gaji pendidik dan tenaga kependidikan, biaya operasi, biaya 4 100
  • 17. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 17 penyelenggaraan pendidikan, dll Jumlah 15.34 338.3. Rata-rata pencapaian 3.83 95.83 b. Biaya Investasi No. Item Item Pertanyaan Skor yang dicapai % 4 (142) Sekolah membelanjakan atau membayar gaji, insentif, transport, dan tunjangan lain pendidik dari anggaran gaji pendidikan, maka dari dana yang dialokasikan pada tahun berjalan 4 100 5. (143) Sekolah membelanjakan atau membayar gaji, insentif, transport, dan tunjangan lain tenaga kependidikan dari anggaran gaji pendidikan, maka pada tahun berjalan 4 100 6 (144) Sekolah membelanjakan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti: pengadaan alat peraga, buku tekas, CD pembelajaran, pengadaan modul, kamus, globe, peta, ensiklopedi, selama tiga tahun terakhir dari dana yang dialokasikan sebagai dana penunjang. 4 100 7 (145) Sekolah membelanjakan biaya untuk kegiatan kesiswaan seperti: Kepramukaan, OSIS, UKS, LKIR, dll dari dana yang dialokasikan bidang kesiswaan dalam tahun terakhir. 3.67 9167 8. (146) Sekolah membelanjakan biaya untuk pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran, seperti: pensil, penghapus, pena, penggaris, stapler, kertas, buku administrasi, penggandaan, foto copy, dll dari dana yang dialokasikan pada tahun terakhir . 3.83 95.83
  • 18. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 18 No. Item Item Pertanyaan Skor yang dicapai % 9 (147) Sekolah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran seperti: bahan praktikum, tinta, kapur, untuk kebersihan, dll dari dana yang dialokasikan pada tahun terakhir 3,50 87.50 10 (148) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya pengadaan alat habis pakai untuk kegiatan pembelajaran. 3,50 87.50 11 (149) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk kegiatan rapat. 3.83 95.83 12 (150) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya transport dan perjalanan dinas. 4 100 13 (151) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya penggandaan soal-soal ulangan/ujian. 4 100 14 (152) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya daya dan jasa 3.67 91.67 15 (153) Sekolah/Madrasah membelanjakan anggaran untuk mendukung kegiatan operasional tidak langsung selama tiga tahun terakhir. 4 100 16 (154) Sekolah/Madrasah membelanjakan biaya untuk menunjang kegiatan prakerin, uji kompetensi, bimbingan karir, dan program kewirausahaan. 4 100 Jumlah 23 575 Rata-rata pencapaian 3.83 95.8
  • 19. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 19 c. Biaya Personal No. Item Item Pertanyaan Skor yang dicapai % 17. (155) Sekolah menggunakan sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat/komite sekolah untuk peningkatan mutu pendidikan baik berupa sumbangan, infaq, dan bantuan lain dan juga bantuan dari pemerintah (pusat dan daerah) dalam tahun terakhir dilakukan : (1) secara sistematis, (2) transparan, (3) tanggungjawab, dan (4) dilaporkan kepada masyarakat/komite sekolah dan stakeholders lain, dalam tahun terakhir 3.83 95.83 18. (No.156) Sekolah menetapkan uang sekolah (iuran bulanan) dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi orangtua siswa dan dalam tahun terakhir 4 100 19 (157) Siswa dikenakan biaya pendaftaran ulang pada setiap awal tahun pelajaran. 4 100 20 (No.158) Sekolah/Madrasah melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu, dengan melaksanakan subsidi silang untuk membantu minimal 90% siswa kurang mampu selama 4 tahun terakhir 4 100 21 (No.159) Sekolah melakukan pungutan biaya operasional lain di samping iuran komite rutin dan fisik sekolah untuk pengingkatan mutu pendidikan seperti: biaya ujian, biaya praktikum, study tour, perpisahan, dll. 3.67 91.67 22 (No.160) Sekolah melaksanakan pengambilan keputusan dalam penetapan dana dari masyarakat (sebagai penggalian dana) sebagai biaya operasonal dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, yaitu: (1) kepala sekolah, (2) komite sekolah, (3) guru, (4) tenaga kependidikan lain, (5) siswa, dan (6) lainnya seperti 4 100
  • 20. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 20 yayasan atau pemangku kepentingan, dalam tahun terakhir 23 (No.161) Sekolah mengelola dana dari masyarakat sebagai biaya operasonal dilakukan secara: (1) sistematis, (2) transparan, (3) efisien, dan (4) akuntabel, dalam tahun terakhir 4 100 Jumlah 23 575 Rata-rata pencapaian 3.83 95.8 d. Transparansi dan Akuntabilitas No. Item Item Pertanyaan Skor yang dicapai % 24 (No.162) Apakah Sekolah/Madrasah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKA-S/M selama 4 tahun terakhir secara berturut-turut ? 4 100 25 (No.163) Apakah sekolah Sekolah/Madrasah memiliki Buku Kas Umum (BKU) yang diisi dengan benar selama 4 tahun terakhir ? 3.83 95.83 26 (No.164) Apakah sekolah membuat laporan pertanggung jawaban pengelolaan keuangan sekolah baik kepada pemerintah atau yayasan ? 3.83 95.83 Jumlah 11.66 291.66 Rata-rata pencapaian 3.88 97.22
  • 21. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 21 Tabel Komponen Ketercapaian Standar Pembiayaan No No.Item Komponen Skor yang dicapai Persentase % 1 1 - 3 Biaya investasi 3.5 98.95 2 4 - 16 Biaya operasional 3.95 87.5 3 17 - 23 Biaya personal 3.83 95.8 4 24 - 26 Transparansi dan akuntabilitas 3.88 97.22 Jumlah 15.28 382.25 Rata-rata pencapaian 3.82 95.77 3. Fungsi Efektor Berdasarkan ketercapaian standar pembiayaan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua masalah utam yaitu pada biaya operasional dan biaya personal, sebab-sebabnya adalah : 1. Sekolah tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan RKAS, 2. Sekolah melakukan pengalihan pos anggaran yang satu dengan yang lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya, 3. Sekolah masih melakukan pungutan diluar biaya personal . Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah : (1) Pelaksanaan biaya kegiatan operasional sesuai dengan yang telah ditetapkan, (2) Pengalokasian anggaran sesuai dengan pos yang telah direncanakan,
  • 22. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 22 (3) Mencari referensi/infromasi tentang mekanisme pengelolaan keuangan sekolah, menyangkut penerimaan, pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah serta pelaporan (manajemen keuangan sekotor publik). (4) Mencari alternatif sumber dana dari masyarakat. F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sistem pengendalian manajemen standar pembiayaan di SMK Negeri 1 Bintan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar pembiayaannya adalah 95.77 %. 2. Penyimpangan yang terjadi yaitu sekolah tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan RKAS, Sekolah melakukan pengalihan pos anggaran yang satu dengan yang lain yang tidak sesuai dengan peruntukannya,sekolah masih melakukan pungutan diluar biaya personal dimana rata-rata penyimpangannya sebesar 4 %. 3. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah : a. Pelaksanaan biaya kegiatan operasional sudah sesuai dengan standar yang ada dan perlu ditingkatkan. b. Pengalokasian anggaran sesuai dengan pos yang telah direncanakan. c. Mencari referensi/infromasi tentang mekanisme pengelolaan keuangan sekolah, menyangkut penerimaan, pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah serta pelaporan (manajemen keuangan sektor publik). d. Mencari alternatif sumber dana dari masyarakat. 2. Saran dan Rekomendasi Saran dan rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada SMK Negeri 1 Bintan, secara umum telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, dimana rata-rata pencapaian standar pembiayaannya adalah 95.77 %, perlu ditingkatkan. 2. Dalam penganggaran harus berdasar kegiatan. Kegiatan untuk pencapaian tujuan dan bermuara pada terlaksananya misi dan pencapaian visi yang telah disusun secara bersama-sama.
  • 23. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 23 3. Waktu penyusunan anggaran harus dialokasikan dengan longgar dan melibatkan seluruh stakeholder yang ada baik internal maupun eksternal, agar output yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran yang benar-benar matang, sehingga tidak akan terjadi pengalihan pos anggaran ataupun efisiensi ditengah jalan 4. Pembiayaan berdasarkan skala prioritas dan yang paling besar kontribusinya pada pencapaian tujuan. 5. Dalam penganggaran keuangan dan pengelolaannya harus tetap berpegang teguh pada prinsip akuntabilitas keuangan dan memperhatikan juga prinsip efektifitas dan efisiensi. 6. Memberi kesempatan pada masyarakat untuk berkontribusi secara lebih besar dalam bidang pendidikan dengan membantu dalam hal pendanaan, bisa berwujud CSR (Corporate Social Responsibility) bagi dunia usaha/dunia industri.
  • 24. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 24 DAFTAR PUSTAKA Anthony, R. N. & Govindarajan, V. 2007. Management Control System, Twelfth Edition. New York: Mc Graw Hill International Edition. Arikunto, S. (1996). Manajemen Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya. BAN S/M. (2009). Perangkat Akreditasi SMK/MAK. Jakarta: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. Erviningsih, S. (2011). Pengelolahan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan. http://dc346.4shared.com/doc/QvqJsNsT/preview.html. diakses : 12 November 2012. Fattah, N. (2004). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Muhyadi. (1989). Organisasi Teori Struktur dan Proses. Jakarta: Depdikbud. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas 22/23/24 tahun 2006 tentang Standar Isi, SKL dan Penerapan Standar Isi Permendiknas No 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah. Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Rue, Leslie W., and Byars, Lloyd L. (2000) Management – Skills and Application. New York: The McGraw-Hill, 9th edition. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2012). Sistem Pengendalian Manajemen. Materi kuliah program Magister Manajemen UGM, Yogyakarta. Suherman, A (2011). Pengawasan Anggaran, http://adesuherman.blogspot.com /2011/10/pengawasan-anggaran.html, diakses tanggal 22 Desember 2012. Sultonnyblogger. (2009). Sistem Pembiyaan Pendidikan, http://sultonnyb.blogspot.com/ 2009/12/sistem-pembiayaan-pendidikan.html, di poskan 30 Desember 2012. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • 25. Tugas Mata Kuliah | Management Control System 25