SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
LAPORAN PRAKTIKUM
           MESIN INDUSTRI PERTANIAN
                       ACARA I
    SISTEM PELISTRIKAN MOTOR BAKAR




                      Disusun oleh:
     Nama               : Robiyatul Adawiyah
     NIM                : 11/313858/DTP/00635
     Kelompok/Shift     : A1/2
     Hari, Tanggal      : Senin, 03 Desember 2012
     Asisten            : 1.Fajar Tsani R.
                          2. Tri Bayu


LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
     FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
           UNIVERSITAS GADJAH MADA
                     YOGYAKARTA
                         2012
BAB I
                              PENDAHULUAN


A. Latarbelakang
           Pada    era   modern     ini   manusia     tidak    bisa   luput    dari
  teknologi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat
  membawa dampak bagi perkembangan dunia industri terutama industri
  otomotif.Teknologi selalu berada selangkah didepan kita, namun yang selalu
  manjadi acuan dan kebutuhan sehari-hari ialah teknologi yang berhubungan
  dengan mesin kendaraan, karena mesin pada kendaraan atau motor bakar
  sangat memacu kenyamanan dan kelayakan suatu kendaraan dan motor untuk
  melakukan usaha. Mesin ialah suatu kontruksi yang menggunakan bahan bakar
  untuk menghasilkan tenaga gerak.Mengingat kebutuhan yang terus meningkat,
  para produsen mobil kini berlomba-lomba menampilkan mobil-mobil baru
  dengan berbagai keunggulan baik dari segi desain maupun keunggulan
  teknologinya.
           Istilah lain dari mesin yaitu motor bakar. Motor bakar adalah salah satu
  fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di suatu usahasebagai penggerak
  untuk berbagai keperluan. Motor bakar mempunyai peran penting di bidang
  pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai pemanfaatan, antara lain:
  traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi, penggerak pada mesin-
  mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di perkebunan untuk
  pengangkutan alat, bahan, hasil pertanian, dan lain-lain.
           Ditinjau dari cara memperoleh panas dari pembakaran, motor bakar
  dibagi menjadi 2 golongan, yaitu motor pembakaran luar (motor bakar luar)
  dan motor pembakaran dalam (motor bakar dalam). Pada praktikum ini
  membahas mengenai pengenalan motor bakar dan sistem pelistrikan motor
  bakar.
B. Tujuan
  1. Mengetahui rangkaian dan bagian-bagian sistem pelistrikan pada motor
    bakar.
  2. Memperdalam pemahaman mengenai fungsi dan mekanisme kerja dari
    suatu sistem pelistrikan


C. Manfaat
  Dengan mengamati beberapa komponen dalam motor bakar, diharapkan bisa :
  1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem pelistrikan pada motor bakar.
  2. Dapat mengetahui fungsi dari komponen-komponen penyusun sistem
    pelistrikan pada motor bakar.
  3. Dapat mengetahui jenis-jenis/macam sistem pelistrikan berdasarkan
    fungsinya.
  4. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari sistem pengapian, pengengkolan,
    dan pengisian batere pada motor bakar.
BAB II
                               DASAR TEORI



         Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang
mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga
kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses
pembakaran, proses pembakaran juga mengubah energi tersebut yang terjadi
didalam dan diluar mesin kalor. Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal
atau beberapa silinder. Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung
terjadinya pembakaran pada motor bakar (Mubarok, 2012).
         Motor bakar dapat dibedakan menjadi 2 yakni motor bakar pembakaran
didalam silinder dan diluar silinder. Sedangkan untuk pembakaran didalam dapat
dibedakan lagi menjadi motor bakar letup dan motor bakar diesel yang masing
masing terdapat jenis 2 tak dan 4 tak. Motor bakar merupakan system yang
merubah energi kimia bahan bakar menjadi energi panas pada proses pembakaran,
kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik yang berupa perputaran poros dan
dapat diteruskan untuk menggerakkan alat dan mesin pertanian (Soemodihardjo,
1984).
         Baterei yang digunakan untuk suplai darurat harus sesuai untuk
penggunaan ini.Baterai kendaraan bermotor tidak cocok untuk penerangan
darurat, kecuali pada sistem penstart generator yang dijalankan motor. Suplai
bahan bakar kegenerator yang dijalankan motor harus cek. Ruang batery dari
sistem baterei sentral harus memiliki ventilasi yang baik.Dan dalam hal generator
yang dijalankan motor, harus dipanaskan dengan memadai untuk menjamin
penyalaan yang tepat dan cuaca dingin.Sistem darurat biasanya diwadahi dalam
sistem penerangan, bersamaan dengan pengisian dan relay, membuat unnit
lengkap.Unit yang lengkap lebih mudah dipasang dibandingkan sistem batery
sentral.Tetapi baterey sentral memiliki kapasitas dan durasi yang lebih besar, dan
membolehkan sederetan lampu besar dipasang (Lensley, 2004).
Pada umumnya pengisi batere menggunakan generator/alternator yang
diputasr oleh motor itu sendiri untuk menghasilkan arus listrik. Oleh karen aitu
tegangan dan arus yang dihasilkan generator tidak konstan (tergantung kecepatan
putarasn poros engkol motor), maka agar proses pengisian berjalan baik
diperlukan generator regulator. Generator regulator umumnya terdiri dari 2 buah
relai, yaitu (Purwadi, 2008) :
1. Cut Out Relay
   Cut Out Relay berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari batere
   ke generator pada saat tegangan batere lebih besar dari tegangan generator.
2. Voltage Regulator
   Voltage Regulator (pembatas tegangan) berfungsi untuk mengontrol besarnya
   tegangan listrik yang terbangkit dari generator agar tidak merusak alat-alat
   lainnya.
3. Current Regulator
   Current Regulator (pembatas arus) berfungsi untuk mengontrol besarnya arus
   yang terjadi agar tidak terjadi terbakarnya komponen-komponen dalam
   generator
         Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin/menghidupkan mesin
pertama kalinya. Tidak hidupnya starter dapat disebabkan oleh bermacam-macam
hal yaitu rusaknya bagian-bagian sistem starter tersebut. Sistem starter terdiri atas
dua macam yaitu sistem starter mekanis dan sistem starter elektris. Pada sistem
starter mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memutar poros engkol.
Sedang pada motor starter elektris menggunakan motor starter. Motor starter akan
berputar jika ada arus listrik yang berasal dari baterai (Arends, 1996).
BAB III
                    METODOLOGI PRAKTIKUM



A. Alat dan Bahan
  1. Alat
     a. Papan diagram sistem pelistrikan batere pada motor bensin 4 silinder
     b. Unit pelayanan sistem magneto
     c. Unit pelayanan CDI
     d. Generator dan regulator
  2. Bahan
     a. Buku panduan praktikum


B. Prosedur Praktikum
  1. Masing-masing komponen pada setiap subsistem pelistrikan diamati dan
     disebutkan namanya.
  2. Fungsi dan mekanisme kerja masing-masing komponen pelistrikan
     diuraikan.
BAB IV
         HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA



A. Bagian-Bagian Rangkaian Penyalaan
  1. Rangkaian Penyalaan dengan Battery




    Bagian-bagian rangkaian penyalaan batere dan fungsinya adalah:
       a. Baterai, fungsinya: sebagai sumber arus atau tegangan
       b. Kontak   penyalaan,    fungsinya:    sebagai   saklar   pemutus   dan
         penghubung arus
       c. Coil, fungsinya: menaikkan tegangan
       d. Kabel, fungsinya: menyalurkan arus
       e. Kapasitor, fungsinya: mempercepat pemutusan arus
       f. Platina, fungsinya: memutus dan menyambung arus
g. Distributor, fungsinya: menyalurkan arus pada masing-masing busi
         secara bergantian
     h. Busi, fungsinya: untuk pengapian


  Mekanisme kerja:
            Baterai menghidupkan motor starter kemudian menghidupkan atau
  memutar fly wheel, fly wheel yang berputar membangkitkan GGL induksi,
  koil menaikkan tegangan berkali-kali sehingga membangkitkan penyalaan
  busi. Untuk memutus dan menyambung arus pada busi menggunakan knock
  cam.


2. Rangkaian Penyalaan dengan Magnet




  Bagian-bagian rangkaian penyalaan magneto dan fungsinya adalah:
     1. Magnet , fungsinya: menghasilkan GGL pada saat diputar
     2. Inti besi lunak, fungsinya: menghasilkan GGL pada saat diputar
3. Coil, fungsinya: menaikkan tegangan
       4. Breaker Coin, fungsinya: memutus dan menyambung arus
       5. Cam Shaft, fungsinya: pengatur saklar
       6. Kapasitor, fungsinya: mempercepat pemutusan arus
       7. Distributor, fungsinya: membagi arus ke masing-masing busi secara
          bergantian
       8. Busi, fungsinya: untuk pengapian


       Mekanisme kerja:
             Mesin menggerakkan rotor yang kemudian akan menghasilkan
       GGL induksi akibat adanya kumparan dan starter statis. GGL induksi ini
       kemudian akan digunakan untuk menghasilkan voltase tinggi pada busi
       untuk menghasilkan percikan bunga api listrik. Distributor sebagai
       pembagi tegangan tinggi untuk disalurkan ke busi, sehingga dapat diatur
       penyalaannya. Sebagian tegangan disimpan di dalam kapasitor. Nok
       camp digunakan untuk menggerakkan platina sebagai alat pemutus dan
       penghubung arus.


B. Bagian-Bagian Rangkaian Pengisian
Generator Regulator




 Bagian-bagian generator regulator adalah:
   1. Baterai, fungsinya : sumber tegangan
   2. Kumparan, fungsinya : pembangkit tegangan
   3. Armature, fungsinya : bagian yang berputar
   4. Sikat, fungsinya : penghasil tegangan yang dihasilkan komutator
   5. Ruang generator, fungsinya : pelindung generator
   6. Resistor, fungsinya : menghambat arus dan memutar tegangan yang
      tinggi ke cut out relay dan voltage regulator
   7. Voltage regulator, fungsinya : mengontrol besarnya tegangan listrik
   8. Curent regulator, fungsinya : mengontrol besarnya arus yang terjadi
9. Cut out relay, fungsinya : mengatur proses pengisian kembali


Mekanisme kerja:
Generator berputar lalu ada gesekkan sehingga menghasilkan ggl induksi.
Arus kemudian masuk ke Cut Of Relay, sehingga besi menjadi medan
magnet. Lalu daya medan magnet menarik gas kontak sehingga platina
menutup. Arus listrik dari generator masuk ke baterai.
BAB V
                                PEMBAHASAN



       Dalam praktikum ini, menggunakan beberapa rangkaian dalam motor
bakar diantaranya yaitu rangkainan penyalaan, rangkaian pengisian dan starter.
Sistem penyalaan listrik (pengapian) terdapat pada motor bakar guna
menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran dengan cara
menyalakan busi di ruang bakar di dalam silinder. Pada motor diesel tidak
dilengkapi sistem penyalaan listrik karena untuk menghasilkan suhu yang cukup
tinggi untuk memulai pembakaran ditempuh dengan cara memampatkan
(mengompresi) udara yang masuk ke ruang bakar di dalam silinder.Penyalaan
pada Motor BensinPembakaran di ruang bakar di dalam silinder pada motor
bensin dapat berlangsung apabila ketiga syarat pembakaran terpenuhi, yaitu: (1)
bahan bakar (bensin), (2) udara (oksigen), dan (3) suhu yang cukup tinggi untuk
memulai pembakaran.
       Suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran pada motor bensin
diperoleh dari percikan atau loncatan bunga api listrik (spark) pada busi (spark
plug). Bunga api listrik dihasilkan oleh sistem penyalaan listrik (ignition system)
berupa unit alat penyala listrik (ignition unit), yaitu terdiri atas dua jenis: (1) unit
alat penyala batere (battery ignition unit), dan (2) unit alat penyala magnet
(magneto ignition unit).Fungsi Alat Penyala ListrikSuhu yang cukup tinggi untuk
memulai pembakaran pada motor bensin diperoleh dari loncatan (percikan) bunga
api listrik antara elektroda busi pada saat torak menjelang mencapai TMA (titik
mati atas) pada akhir langkah kompresi. Saat terjadinya percikan tersebut
ditentukan oleh unit alat penyala listrik.Unit alat penyala listrik (ignition unit)
berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik pada busi pada sesaat
menjelang torak mencapai TMA pada akhir langkah kompresi.
       Rangkaian yang kedua yaitu pengisian. Sstem pelistrikan juga memiliki
fungsi sebagai sistem pengisian kembali. Ada dua jenis sistem pengisian kembali
pada motor bakar, yaitu generator dan generator regulator.Bagian-bagian dari
generator adalah magnet kumparan, kawat, magnet permanen, saklar, accu, sikat dan
komutator. Pengisisan batere mengunakan generator yang diputar oleh motor itu
sendiri untuk menghasilkan listrik. Karena tegangan dan arus yangg dihasilkan
generator tidak konstan maka agar proses pengisian berjalan dengan baik diperlukan
generator regulator. Untuk generator regulator terdiri dari generator yang berfungsi
sebagai penghasil tegangan,cut out relay (COR) yang berfungsi untuk mencegah
mengalirnya arus listrik dari baterai ke generator pada saat tegangan baterai lebih
besar dari generator. Kemudian current regulator (CR) yang berfungsi untuk
mengontrol besarnya arus yang terjadi agar tidak terjadi terbakarnya komponen dalam
generator dan terakhir adalah voltage regulator (VR) yang berfungsi untuk
mengontrol besar tegangan listrik yang berasal dari generator agar tidak merusak alat-
alat lainnya.Pada generator regulator juga terdapat baterai. Generator bergerak, ada
arus ke CR bila arus tinggi maka COR mengisi baterai, bila arus kecil maka
digunakan untuk alat yang lain. Jika tegangan tinggi maka akan diputar melalui
resistor dan akan kembali ke CR lagi dan voltage regulator kemudian ke generator.
         Sistem pengengkolan (starter) berfungsi untuk memberikan gerakan awal
ada motor, sehingga motor hidup. Sistem starter dibedakan atas 2 macam, yaitu
sistem mekanis dan sistem starter elektris. Starter mekanis menggunakan engkol
pemutar untuk memutar poros engkol, sedang starter elektris menggunakan motor
starter. Macam-macam motor stater antara lain sistem starter solenoid switch,
motor starter model bendix, motor starter model overrunning clutch makanik, dan
motor sterter model overrunning clutch magnetik.
         Suatu mesin pembakaran dalam tidak dapat distarter oleh dirinya
sendiri,tetapi harus diengkol/ diputar oleh energi lain sehingga mendapatkan
pembakaranyakni dengan memutar/ mengengkol poros engkolnya. Pada
umumnya metodeyang sering digunakan untuk itu adalah denag sistem elektrik.
Sistem starterelektrik terdiri atas beberapa komponen, yaitu baterai, sakelar
penyalaan, sakelarinhibitor (untuk kendaraan dengan transmisi otomatis),
solenoid, motor starter,peralatan penggerak, roda gigi reduksi, kabel baterai, kabel
LT.
Pada siklus usaha yaitu pada siklus pembakaran motor yang berfungsi
untuk menghasilkan sumber pembakaran adalah rangkaian penyalaan. Kemudian
sistem penyalaan atau pengapian dalam motor bakar terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
sistem penyalaan batere konvensional, sistem penyalaan magneto dan sistem
penyalaan transistor. Pada sistem penyalaan batere konvensional terdiri dari
beberapa komponen yaitu batere, kunci kontak dan kil pengapian. Kinerja sistem
pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran
di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa
mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem
pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik.
Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel
komponen atau mesin.Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi,
platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor.Bagian tersebut diatas
perlu   diperiksa    dan    dibersihkan       kotorannya   menggunakan     amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing
block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.Penyetelan sistem pengapian meliputi
penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat
pengapian.
         Kemudian sistem pengapian magnet merupakan sistem pengapian yang
paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi dan telah
terkenal penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya
pengapian elektronik. Sistem pengapian ini mempunyai keuntungan yaitu tidak
tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin karena sumber tegangan
langsung berasal dari source coil (koil sumber/pengisi) sendiri.Sistem pengapian
magnet terdiri dari rotor yang berisi magnet permanen/tetap, dan stator yang berisi
ignition coil (koil/spool pengapian) dan spool lampu.Arus listrik dihasilkan oleh
sistem pengapian magneto adalah arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating
Currrent).Hal ini terjadi karena arah kutub magnet berubah secara terus menerus
dari utara ke selatan saat magnet berputar.
         Pada Sistem pengapian magnetoterdapat beberapa kekurangan, yaitu
kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi yang
besar, sehingga unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang memuaskan;
Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar; Pemakaian kontak
pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan penggantian komponen
tersendiri; dan membutuhkan Pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan
Beda potensial listrik yang relatif rendah dan Kuat arus listrik yang relatif besar.
Hal ini menuntut pemakaian komponen penghubung yang mempunyai nilai
Resistansi serendah mungkin.Walaupun pada nantinya dikembangkan Sistem
pengapian transistor atau TSI (Transistorized Switching Ignition) atau TCI
(Transistor   Controlled    Ignition)   yang    menggunakan      transistor    untuk
menggantikan kontak pemutus, perlahan-lahan kurang diminati seiring dengan
kemajuan teknologi.
         Sistem pengapian transistor ini hasil modifikasi dari sistem pengapian
konvensional.Sistem pengapian transistor merupakan sistem pengapian elektronik
yang masih menggunakan platina. Namun demikian, fungsi dari platina (breaker
point) tidak sama persis seperti pada pengapian konvensional. Aliran arus dari
rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan dihubungkan oleh platina, tapi
perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih awet (tidak
cepat aus) karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari rangkaian
primer tersebut. Dalam hal ini platina hanyalah bertugas sebagai switch (saklar)
untuk meng-on-kan dan meng-off-kan transistor. Arus listrik yang mengalir
melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung
dengan kumparan primer agar tidak arus induksi yang mengalir saat platina
membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off
disebabkan oleh arus dari rangkaian primer yang menuju ke massa (ground)
terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian.
         Setiap sistem penyalaan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Namun bila dilakukan perbandingan antara ketiga sistem penyalaan
tersebut, maka yang paling baik kinerjanya adalah sistem yang menggunakan
sistem   pengapian    transistor.   Keuntungan     penggunaan     transistor   akan
meningkatkan sistem pengapian, busi akan lebih tahan lama, mesin menjadi irit
dan akan lebih cepat distarter pada saat udara dingin. Serta suara mesin yang
ditimbulkan akan lebih halus walaupun mesin belum cukup panas.           Hal ini
dikarenakan pada sistem transistor arus yang dihasilkan lebih stabil, sebab
pengaturannya telah dikontrol dengan rangkaian elektronik. Sedangkan pada
sistem magneto dan batere konvensional menggunakan platina yang menempel
pada nok camp. Selain itu masih menggunakan kondensator sebagai penyetabil,
hal tersebut menambah kerumitan, dan untuk mendapatkan arus yang tepat pada
pembakaran masih perlu dilakukan penyetelan pada porsisi nok camp dengan
platina.
           Untuk kali akan membandingkan antara sistem starter model bendix
dengan sistem starter model overruning clucth. Pada motor starter model Bendix
terdiri dari terminal, insulation, kumparan medan dan mounting plange.
Kumparan medan berfungsi sebagai penghasil medan magnet. Di dalam kumparan
medan terdapat armature. Terdapat pula komutator yang dapat membalikkan arus.
Kemudian terdapat pula brounze bushing, pinion, spiral group, coil spiring, pole
piece serta lubang oli.
           Sistem starter model overrunning dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem
starter model overrunning clucth mekanik dan starter model overrunning clucth
magnetik. Starter model overrunning clucth terdiri dari armature, kumparan
medan, terminal, switch, tuas, pegas, spline shaft, bushing, pinion, over running
clutch, houshing, pole piece, sikat, komutator, dan lubang oli. Kumparan medan
berfungsi sebagai penghasil medan magnet. Sedangkan motor starter model
overrunning clucth magnetik terdiri dari baterai, lempengan logam, kumparan,
switch, batang kumparan, pegas, lengan bobot, gear, bearing, motor starter, dan
kabel.
BAB VI
                                    PENUTUP



A. Kesimpulan
  1. Rangkaian      dalam     sistem      pelistrikan   yaitu     pengapian/penyalaan,
     pengengkolan (starter), penerangan, instrumentasi dan pengisian kembali.
     Jenis penyalaan pada motor bensin ada tiga macam, yaitu sistem batere
     konvensional, CDI/transistor dan magneto.
  2. Jenis sistem pengengkolan secara elektris pada mesin antara lain sistem
     starter solenoid switch, model Bendix, starter Overrunning clutch mekanik,
     dan overrunning clutch magnetik.
  3. Sistem pengisian batere pada mesin menggunakan generator dan generator
     regulator.


B. Saran
  1. Pratikan     diajarkan      untuk    memakai       alat    biar   pratikan   lebih
     mengenal bagaimana mempergunkan bukan hanya mengetahui bagian-
     bagian dari alattersebut.
  2. Ruang laboratorim praktikum dibuat agar lebih nyaman
Daftar Pustaka



Arends, Berenschot.H. 1996. Motor Bensin. Erlangga. Jakarta


Lensley, Trevor.2004. Instalasi Listrik Dasar.Erlangga. Jakarta


Mubarok,             Husni.            2012.             Motor        Bakar.
         Http://comes.umy.ac.id/file.php/1/.../BAB_II_husni_mubarok_C2_1_.doc
         (diakses pada tanggal 09 Desember 2012, pada pukul 18.02)


Purwadi, Tri. 2008. Buku Panduan Praktikum Azas Konversi dan Konservasi
         Energi. FTP UGM. Yogyakarta


Soemodihardjo,Soenjoto. 1987.Motor Bakar dengan Pembakaran didalam. FTP
         UGM.Yogyakarta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingAmrih Prayogo
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
Elemen Mesin
Elemen MesinElemen Mesin
Elemen MesinlombkTBK
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikIrwanWitono
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangDeviana Ambar
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiFirdika Arini
 
Tekanan dalam fluida
Tekanan dalam fluidaTekanan dalam fluida
Tekanan dalam fluidashelterboy
 
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi EnergilombkTBK
 
Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"555
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastianFarrrsa
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Performansi pompa
Performansi pompaPerformansi pompa
Performansi pompaWicah
 

La actualidad más candente (20)

Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Makalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearingMakalah Produksi bearing
Makalah Produksi bearing
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Elemen Mesin
Elemen MesinElemen Mesin
Elemen Mesin
 
Potensial listrik
Potensial listrikPotensial listrik
Potensial listrik
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem Transmisi
 
Tekanan dalam fluida
Tekanan dalam fluidaTekanan dalam fluida
Tekanan dalam fluida
 
Konversi Energi
Konversi EnergiKonversi Energi
Konversi Energi
 
Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Teori ketidakpastian
Teori ketidakpastianTeori ketidakpastian
Teori ketidakpastian
 
pompa
pompapompa
pompa
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Performansi pompa
Performansi pompaPerformansi pompa
Performansi pompa
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 

Similar a Sistem Pelistrikan Motor Bakar

Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Septian Muna Barakati
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Septian Muna Barakati
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Septian Muna Barakati
 
Sistem pengisian
Sistem pengisianSistem pengisian
Sistem pengisianvaniasrofi
 
Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Novia Putri
 
6348 16779-4-pb (1)
6348 16779-4-pb (1)6348 16779-4-pb (1)
6348 16779-4-pb (1)Peci Bergh
 
Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Novia Putri
 
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Prasetya22
 
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianModul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianRyan Firmansyah
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianModul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianJamal Wahdi
 
Laporan kegiatan praktek ddo
Laporan kegiatan praktek ddoLaporan kegiatan praktek ddo
Laporan kegiatan praktek ddoloppoon
 
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkit
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkitKk02 mengoperasi generator untuk pembangkit
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkitEko Supriyadi
 
Makalah alternator
Makalah alternatorMakalah alternator
Makalah alternatorDesta_92
 

Similar a Sistem Pelistrikan Motor Bakar (20)

Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 
ACARA 1
ACARA 1ACARA 1
ACARA 1
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
 
15. starter motor
15. starter motor15. starter motor
15. starter motor
 
Sistem pengisian
Sistem pengisianSistem pengisian
Sistem pengisian
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(1)
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
Makalahalternator 120506091754-phpapp02(2)
 
Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10
 
6348 16779-4-pb (1)
6348 16779-4-pb (1)6348 16779-4-pb (1)
6348 16779-4-pb (1)
 
Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10
 
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
Luhur Adi Prasetya_180534632056_Materi Instalasi Motor Listrik (Jenis dan Kar...
 
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianModul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianModul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
 
Laporan kegiatan praktek ddo
Laporan kegiatan praktek ddoLaporan kegiatan praktek ddo
Laporan kegiatan praktek ddo
 
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkit
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkitKk02 mengoperasi generator untuk pembangkit
Kk02 mengoperasi generator untuk pembangkit
 
Makalah alternator
Makalah alternatorMakalah alternator
Makalah alternator
 
3
33
3
 

Sistem Pelistrikan Motor Bakar

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MESIN INDUSTRI PERTANIAN ACARA I SISTEM PELISTRIKAN MOTOR BAKAR Disusun oleh: Nama : Robiyatul Adawiyah NIM : 11/313858/DTP/00635 Kelompok/Shift : A1/2 Hari, Tanggal : Senin, 03 Desember 2012 Asisten : 1.Fajar Tsani R. 2. Tri Bayu LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Pada era modern ini manusia tidak bisa luput dari teknologi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat membawa dampak bagi perkembangan dunia industri terutama industri otomotif.Teknologi selalu berada selangkah didepan kita, namun yang selalu manjadi acuan dan kebutuhan sehari-hari ialah teknologi yang berhubungan dengan mesin kendaraan, karena mesin pada kendaraan atau motor bakar sangat memacu kenyamanan dan kelayakan suatu kendaraan dan motor untuk melakukan usaha. Mesin ialah suatu kontruksi yang menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga gerak.Mengingat kebutuhan yang terus meningkat, para produsen mobil kini berlomba-lomba menampilkan mobil-mobil baru dengan berbagai keunggulan baik dari segi desain maupun keunggulan teknologinya. Istilah lain dari mesin yaitu motor bakar. Motor bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di suatu usahasebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Motor bakar mempunyai peran penting di bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi, penggerak pada mesin- mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, hasil pertanian, dan lain-lain. Ditinjau dari cara memperoleh panas dari pembakaran, motor bakar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu motor pembakaran luar (motor bakar luar) dan motor pembakaran dalam (motor bakar dalam). Pada praktikum ini membahas mengenai pengenalan motor bakar dan sistem pelistrikan motor bakar.
  • 3. B. Tujuan 1. Mengetahui rangkaian dan bagian-bagian sistem pelistrikan pada motor bakar. 2. Memperdalam pemahaman mengenai fungsi dan mekanisme kerja dari suatu sistem pelistrikan C. Manfaat Dengan mengamati beberapa komponen dalam motor bakar, diharapkan bisa : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari sistem pelistrikan pada motor bakar. 2. Dapat mengetahui fungsi dari komponen-komponen penyusun sistem pelistrikan pada motor bakar. 3. Dapat mengetahui jenis-jenis/macam sistem pelistrikan berdasarkan fungsinya. 4. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari sistem pengapian, pengengkolan, dan pengisian batere pada motor bakar.
  • 4. BAB II DASAR TEORI Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga mengubah energi tersebut yang terjadi didalam dan diluar mesin kalor. Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar (Mubarok, 2012). Motor bakar dapat dibedakan menjadi 2 yakni motor bakar pembakaran didalam silinder dan diluar silinder. Sedangkan untuk pembakaran didalam dapat dibedakan lagi menjadi motor bakar letup dan motor bakar diesel yang masing masing terdapat jenis 2 tak dan 4 tak. Motor bakar merupakan system yang merubah energi kimia bahan bakar menjadi energi panas pada proses pembakaran, kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik yang berupa perputaran poros dan dapat diteruskan untuk menggerakkan alat dan mesin pertanian (Soemodihardjo, 1984). Baterei yang digunakan untuk suplai darurat harus sesuai untuk penggunaan ini.Baterai kendaraan bermotor tidak cocok untuk penerangan darurat, kecuali pada sistem penstart generator yang dijalankan motor. Suplai bahan bakar kegenerator yang dijalankan motor harus cek. Ruang batery dari sistem baterei sentral harus memiliki ventilasi yang baik.Dan dalam hal generator yang dijalankan motor, harus dipanaskan dengan memadai untuk menjamin penyalaan yang tepat dan cuaca dingin.Sistem darurat biasanya diwadahi dalam sistem penerangan, bersamaan dengan pengisian dan relay, membuat unnit lengkap.Unit yang lengkap lebih mudah dipasang dibandingkan sistem batery sentral.Tetapi baterey sentral memiliki kapasitas dan durasi yang lebih besar, dan membolehkan sederetan lampu besar dipasang (Lensley, 2004).
  • 5. Pada umumnya pengisi batere menggunakan generator/alternator yang diputasr oleh motor itu sendiri untuk menghasilkan arus listrik. Oleh karen aitu tegangan dan arus yang dihasilkan generator tidak konstan (tergantung kecepatan putarasn poros engkol motor), maka agar proses pengisian berjalan baik diperlukan generator regulator. Generator regulator umumnya terdiri dari 2 buah relai, yaitu (Purwadi, 2008) : 1. Cut Out Relay Cut Out Relay berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari batere ke generator pada saat tegangan batere lebih besar dari tegangan generator. 2. Voltage Regulator Voltage Regulator (pembatas tegangan) berfungsi untuk mengontrol besarnya tegangan listrik yang terbangkit dari generator agar tidak merusak alat-alat lainnya. 3. Current Regulator Current Regulator (pembatas arus) berfungsi untuk mengontrol besarnya arus yang terjadi agar tidak terjadi terbakarnya komponen-komponen dalam generator Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin/menghidupkan mesin pertama kalinya. Tidak hidupnya starter dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal yaitu rusaknya bagian-bagian sistem starter tersebut. Sistem starter terdiri atas dua macam yaitu sistem starter mekanis dan sistem starter elektris. Pada sistem starter mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memutar poros engkol. Sedang pada motor starter elektris menggunakan motor starter. Motor starter akan berputar jika ada arus listrik yang berasal dari baterai (Arends, 1996).
  • 6. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan 1. Alat a. Papan diagram sistem pelistrikan batere pada motor bensin 4 silinder b. Unit pelayanan sistem magneto c. Unit pelayanan CDI d. Generator dan regulator 2. Bahan a. Buku panduan praktikum B. Prosedur Praktikum 1. Masing-masing komponen pada setiap subsistem pelistrikan diamati dan disebutkan namanya. 2. Fungsi dan mekanisme kerja masing-masing komponen pelistrikan diuraikan.
  • 7. BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA A. Bagian-Bagian Rangkaian Penyalaan 1. Rangkaian Penyalaan dengan Battery Bagian-bagian rangkaian penyalaan batere dan fungsinya adalah: a. Baterai, fungsinya: sebagai sumber arus atau tegangan b. Kontak penyalaan, fungsinya: sebagai saklar pemutus dan penghubung arus c. Coil, fungsinya: menaikkan tegangan d. Kabel, fungsinya: menyalurkan arus e. Kapasitor, fungsinya: mempercepat pemutusan arus f. Platina, fungsinya: memutus dan menyambung arus
  • 8. g. Distributor, fungsinya: menyalurkan arus pada masing-masing busi secara bergantian h. Busi, fungsinya: untuk pengapian Mekanisme kerja: Baterai menghidupkan motor starter kemudian menghidupkan atau memutar fly wheel, fly wheel yang berputar membangkitkan GGL induksi, koil menaikkan tegangan berkali-kali sehingga membangkitkan penyalaan busi. Untuk memutus dan menyambung arus pada busi menggunakan knock cam. 2. Rangkaian Penyalaan dengan Magnet Bagian-bagian rangkaian penyalaan magneto dan fungsinya adalah: 1. Magnet , fungsinya: menghasilkan GGL pada saat diputar 2. Inti besi lunak, fungsinya: menghasilkan GGL pada saat diputar
  • 9. 3. Coil, fungsinya: menaikkan tegangan 4. Breaker Coin, fungsinya: memutus dan menyambung arus 5. Cam Shaft, fungsinya: pengatur saklar 6. Kapasitor, fungsinya: mempercepat pemutusan arus 7. Distributor, fungsinya: membagi arus ke masing-masing busi secara bergantian 8. Busi, fungsinya: untuk pengapian Mekanisme kerja: Mesin menggerakkan rotor yang kemudian akan menghasilkan GGL induksi akibat adanya kumparan dan starter statis. GGL induksi ini kemudian akan digunakan untuk menghasilkan voltase tinggi pada busi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik. Distributor sebagai pembagi tegangan tinggi untuk disalurkan ke busi, sehingga dapat diatur penyalaannya. Sebagian tegangan disimpan di dalam kapasitor. Nok camp digunakan untuk menggerakkan platina sebagai alat pemutus dan penghubung arus. B. Bagian-Bagian Rangkaian Pengisian
  • 10. Generator Regulator Bagian-bagian generator regulator adalah: 1. Baterai, fungsinya : sumber tegangan 2. Kumparan, fungsinya : pembangkit tegangan 3. Armature, fungsinya : bagian yang berputar 4. Sikat, fungsinya : penghasil tegangan yang dihasilkan komutator 5. Ruang generator, fungsinya : pelindung generator 6. Resistor, fungsinya : menghambat arus dan memutar tegangan yang tinggi ke cut out relay dan voltage regulator 7. Voltage regulator, fungsinya : mengontrol besarnya tegangan listrik 8. Curent regulator, fungsinya : mengontrol besarnya arus yang terjadi
  • 11. 9. Cut out relay, fungsinya : mengatur proses pengisian kembali Mekanisme kerja: Generator berputar lalu ada gesekkan sehingga menghasilkan ggl induksi. Arus kemudian masuk ke Cut Of Relay, sehingga besi menjadi medan magnet. Lalu daya medan magnet menarik gas kontak sehingga platina menutup. Arus listrik dari generator masuk ke baterai.
  • 12. BAB V PEMBAHASAN Dalam praktikum ini, menggunakan beberapa rangkaian dalam motor bakar diantaranya yaitu rangkainan penyalaan, rangkaian pengisian dan starter. Sistem penyalaan listrik (pengapian) terdapat pada motor bakar guna menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran dengan cara menyalakan busi di ruang bakar di dalam silinder. Pada motor diesel tidak dilengkapi sistem penyalaan listrik karena untuk menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran ditempuh dengan cara memampatkan (mengompresi) udara yang masuk ke ruang bakar di dalam silinder.Penyalaan pada Motor BensinPembakaran di ruang bakar di dalam silinder pada motor bensin dapat berlangsung apabila ketiga syarat pembakaran terpenuhi, yaitu: (1) bahan bakar (bensin), (2) udara (oksigen), dan (3) suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran. Suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran pada motor bensin diperoleh dari percikan atau loncatan bunga api listrik (spark) pada busi (spark plug). Bunga api listrik dihasilkan oleh sistem penyalaan listrik (ignition system) berupa unit alat penyala listrik (ignition unit), yaitu terdiri atas dua jenis: (1) unit alat penyala batere (battery ignition unit), dan (2) unit alat penyala magnet (magneto ignition unit).Fungsi Alat Penyala ListrikSuhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran pada motor bensin diperoleh dari loncatan (percikan) bunga api listrik antara elektroda busi pada saat torak menjelang mencapai TMA (titik mati atas) pada akhir langkah kompresi. Saat terjadinya percikan tersebut ditentukan oleh unit alat penyala listrik.Unit alat penyala listrik (ignition unit) berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik pada busi pada sesaat menjelang torak mencapai TMA pada akhir langkah kompresi. Rangkaian yang kedua yaitu pengisian. Sstem pelistrikan juga memiliki fungsi sebagai sistem pengisian kembali. Ada dua jenis sistem pengisian kembali pada motor bakar, yaitu generator dan generator regulator.Bagian-bagian dari
  • 13. generator adalah magnet kumparan, kawat, magnet permanen, saklar, accu, sikat dan komutator. Pengisisan batere mengunakan generator yang diputar oleh motor itu sendiri untuk menghasilkan listrik. Karena tegangan dan arus yangg dihasilkan generator tidak konstan maka agar proses pengisian berjalan dengan baik diperlukan generator regulator. Untuk generator regulator terdiri dari generator yang berfungsi sebagai penghasil tegangan,cut out relay (COR) yang berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari baterai ke generator pada saat tegangan baterai lebih besar dari generator. Kemudian current regulator (CR) yang berfungsi untuk mengontrol besarnya arus yang terjadi agar tidak terjadi terbakarnya komponen dalam generator dan terakhir adalah voltage regulator (VR) yang berfungsi untuk mengontrol besar tegangan listrik yang berasal dari generator agar tidak merusak alat- alat lainnya.Pada generator regulator juga terdapat baterai. Generator bergerak, ada arus ke CR bila arus tinggi maka COR mengisi baterai, bila arus kecil maka digunakan untuk alat yang lain. Jika tegangan tinggi maka akan diputar melalui resistor dan akan kembali ke CR lagi dan voltage regulator kemudian ke generator. Sistem pengengkolan (starter) berfungsi untuk memberikan gerakan awal ada motor, sehingga motor hidup. Sistem starter dibedakan atas 2 macam, yaitu sistem mekanis dan sistem starter elektris. Starter mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memutar poros engkol, sedang starter elektris menggunakan motor starter. Macam-macam motor stater antara lain sistem starter solenoid switch, motor starter model bendix, motor starter model overrunning clutch makanik, dan motor sterter model overrunning clutch magnetik. Suatu mesin pembakaran dalam tidak dapat distarter oleh dirinya sendiri,tetapi harus diengkol/ diputar oleh energi lain sehingga mendapatkan pembakaranyakni dengan memutar/ mengengkol poros engkolnya. Pada umumnya metodeyang sering digunakan untuk itu adalah denag sistem elektrik. Sistem starterelektrik terdiri atas beberapa komponen, yaitu baterai, sakelar penyalaan, sakelarinhibitor (untuk kendaraan dengan transmisi otomatis), solenoid, motor starter,peralatan penggerak, roda gigi reduksi, kabel baterai, kabel LT.
  • 14. Pada siklus usaha yaitu pada siklus pembakaran motor yang berfungsi untuk menghasilkan sumber pembakaran adalah rangkaian penyalaan. Kemudian sistem penyalaan atau pengapian dalam motor bakar terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sistem penyalaan batere konvensional, sistem penyalaan magneto dan sistem penyalaan transistor. Pada sistem penyalaan batere konvensional terdiri dari beberapa komponen yaitu batere, kunci kontak dan kil pengapian. Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor.Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas. Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian. Kemudian sistem pengapian magnet merupakan sistem pengapian yang paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi dan telah terkenal penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya pengapian elektronik. Sistem pengapian ini mempunyai keuntungan yaitu tidak tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin karena sumber tegangan langsung berasal dari source coil (koil sumber/pengisi) sendiri.Sistem pengapian magnet terdiri dari rotor yang berisi magnet permanen/tetap, dan stator yang berisi ignition coil (koil/spool pengapian) dan spool lampu.Arus listrik dihasilkan oleh sistem pengapian magneto adalah arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating Currrent).Hal ini terjadi karena arah kutub magnet berubah secara terus menerus dari utara ke selatan saat magnet berputar. Pada Sistem pengapian magnetoterdapat beberapa kekurangan, yaitu kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi yang
  • 15. besar, sehingga unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang memuaskan; Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar; Pemakaian kontak pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan penggantian komponen tersendiri; dan membutuhkan Pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan Beda potensial listrik yang relatif rendah dan Kuat arus listrik yang relatif besar. Hal ini menuntut pemakaian komponen penghubung yang mempunyai nilai Resistansi serendah mungkin.Walaupun pada nantinya dikembangkan Sistem pengapian transistor atau TSI (Transistorized Switching Ignition) atau TCI (Transistor Controlled Ignition) yang menggunakan transistor untuk menggantikan kontak pemutus, perlahan-lahan kurang diminati seiring dengan kemajuan teknologi. Sistem pengapian transistor ini hasil modifikasi dari sistem pengapian konvensional.Sistem pengapian transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih menggunakan platina. Namun demikian, fungsi dari platina (breaker point) tidak sama persis seperti pada pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih awet (tidak cepat aus) karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari rangkaian primer tersebut. Dalam hal ini platina hanyalah bertugas sebagai switch (saklar) untuk meng-on-kan dan meng-off-kan transistor. Arus listrik yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian primer yang menuju ke massa (ground) terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian. Setiap sistem penyalaan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing- masing. Namun bila dilakukan perbandingan antara ketiga sistem penyalaan tersebut, maka yang paling baik kinerjanya adalah sistem yang menggunakan sistem pengapian transistor. Keuntungan penggunaan transistor akan meningkatkan sistem pengapian, busi akan lebih tahan lama, mesin menjadi irit dan akan lebih cepat distarter pada saat udara dingin. Serta suara mesin yang
  • 16. ditimbulkan akan lebih halus walaupun mesin belum cukup panas. Hal ini dikarenakan pada sistem transistor arus yang dihasilkan lebih stabil, sebab pengaturannya telah dikontrol dengan rangkaian elektronik. Sedangkan pada sistem magneto dan batere konvensional menggunakan platina yang menempel pada nok camp. Selain itu masih menggunakan kondensator sebagai penyetabil, hal tersebut menambah kerumitan, dan untuk mendapatkan arus yang tepat pada pembakaran masih perlu dilakukan penyetelan pada porsisi nok camp dengan platina. Untuk kali akan membandingkan antara sistem starter model bendix dengan sistem starter model overruning clucth. Pada motor starter model Bendix terdiri dari terminal, insulation, kumparan medan dan mounting plange. Kumparan medan berfungsi sebagai penghasil medan magnet. Di dalam kumparan medan terdapat armature. Terdapat pula komutator yang dapat membalikkan arus. Kemudian terdapat pula brounze bushing, pinion, spiral group, coil spiring, pole piece serta lubang oli. Sistem starter model overrunning dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem starter model overrunning clucth mekanik dan starter model overrunning clucth magnetik. Starter model overrunning clucth terdiri dari armature, kumparan medan, terminal, switch, tuas, pegas, spline shaft, bushing, pinion, over running clutch, houshing, pole piece, sikat, komutator, dan lubang oli. Kumparan medan berfungsi sebagai penghasil medan magnet. Sedangkan motor starter model overrunning clucth magnetik terdiri dari baterai, lempengan logam, kumparan, switch, batang kumparan, pegas, lengan bobot, gear, bearing, motor starter, dan kabel.
  • 17. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Rangkaian dalam sistem pelistrikan yaitu pengapian/penyalaan, pengengkolan (starter), penerangan, instrumentasi dan pengisian kembali. Jenis penyalaan pada motor bensin ada tiga macam, yaitu sistem batere konvensional, CDI/transistor dan magneto. 2. Jenis sistem pengengkolan secara elektris pada mesin antara lain sistem starter solenoid switch, model Bendix, starter Overrunning clutch mekanik, dan overrunning clutch magnetik. 3. Sistem pengisian batere pada mesin menggunakan generator dan generator regulator. B. Saran 1. Pratikan diajarkan untuk memakai alat biar pratikan lebih mengenal bagaimana mempergunkan bukan hanya mengetahui bagian- bagian dari alattersebut. 2. Ruang laboratorim praktikum dibuat agar lebih nyaman
  • 18. Daftar Pustaka Arends, Berenschot.H. 1996. Motor Bensin. Erlangga. Jakarta Lensley, Trevor.2004. Instalasi Listrik Dasar.Erlangga. Jakarta Mubarok, Husni. 2012. Motor Bakar. Http://comes.umy.ac.id/file.php/1/.../BAB_II_husni_mubarok_C2_1_.doc (diakses pada tanggal 09 Desember 2012, pada pukul 18.02) Purwadi, Tri. 2008. Buku Panduan Praktikum Azas Konversi dan Konservasi Energi. FTP UGM. Yogyakarta Soemodihardjo,Soenjoto. 1987.Motor Bakar dengan Pembakaran didalam. FTP UGM.Yogyakarta