Kandi Windoe has a total of 20 years’ experience in the communications industry, on both client and agency side. She joined McCann Erickson as Strategic Planning and Consumer Insights Director before moving to DDB Indonesia as their Strategic Planning Director and General Manager. She was later appointed General Manager PR and Business Development. Most recently, she was the business partner of Octovate Marketing Communication Group and is now the head of InterfaceBPN of IPG group as Director of Integration.
A staunch believer in storytelling, Kandi has a passion to keep alive the traditional arts that are fast dying out. She states, “The way our ancestors communicated before the advent of technology was through storytelling – whether it was via the Wayang theatrical performance, through craftsmanship of Candi reliefs, or the subtle movements of the Javanese dance – these old methods of storytelling have taught me that communication is at the heart of humanity.”
Through performances of Kediri Bertutur, tales are retold and reenacted amongst today’s communities in the kampung and revealed for those who seem to have lost touch with their cultural roots.
2. Selama masa kecilku hingga masa kuliah, 13 tahun aku hidup sebagai anak
pegawai Deplu. Terlahir di Kanada, sekolah SD-SMP di Amerika serta menjadi
mahasiswa di negara Belanda, aku telah merangkul kehidupan individualis serta
merasakan makmurnya negara -negara maju.
16 tahun aku berkecimpung di dunia komunikasi dan marketing, cukup
kupahami cara dunia kapitalis berputar. Kompetisi yang ketat serta gigihnya
manusia berusaha demi mencari keuntungan merupakan nilai yang
menggerakkan jiwa dan raga. Setelah 16 tahun aku bekerja dan berkarir
mencapai posisi General Manager di sebuah perusahaan iklan multinasional, aku
berhenti mendaki puncak karir. Aku memiliki suatu kesadaran yakni “keinginan
untuk mencari kekayaan dan jabatan tak akan ada hentinya.”
Di tahun 2011, saya berhenti bekerja dan melepaskan semua atribut-atribut
yang melekat dengan jabatan seorang General Manager. Kulepas kemapanan
yang terikat dengan jabatan, akan tetapi aku tetap bekerja sebagai pekerja
lepasan untuk mencari nafkah.
Kusadari bahwa untuk mencapai tingkat kualitas kehidupan yang lebih baik bukan
berarti mendapatkan status serta harta benda yang melimpah. Dalam
perjalananku, aku mencari kualitas hidup yang berarti dimana spirit humanis
yang menjadi penggerak jiwa ragaku, bukan status maupun kekayaan.
Pelajaran ini hanya bisa kudapatkan dengan melakukan perjalanan budaya.
3. Kutelusuri jalan di hadapanku yang membawa diriku mengapreasiasi wayang
orang Bharata di jalan Kalilio, Pasar Senin. Setiap hari Sabtu malam, aku
rajin hadir untuk setiap lakon yang dipentaskan. Kunikmati indahnya nilai-
nilai Jawa yang dibawakan melalui gerakan indah serta alunan gending yang
membuai jiwa. Pelajaran yang kudapati adalah dalam hidup ini ada baiknya
jika memiliki penyikapan yang lembut. Cara inilah yang lebih bijaksana.
Kusadari bahwa budaya Jawa memiliki tata cara dan penyikapan santun
yang lebih elegan dari budaya negara-negara maju. Suatu tradisi yang
dianggap orang-orang kota kuno ternyata menurutku justru lebih tinggi
derajatnya dan semakin dibutuhkan di masa kini.
4. Petualanganku kemudian membawaku ke halaman kampungku di Kediri, Jawa
Timur. Aku pelajari Cerita Panji dan Dewi Sekartaji/Candrakirana serta
kaitannya dengan seni tari rakyat Jaranan. Cerita "Raden Panji dan Dewi
Sekartaji/Galuh Candrakirana" adalah cerita populer di kalangan masyarakat
jawa dulu. Sejarah kerajaan Kediri adalah setting dari kidung asmara kisah
cinta antara Raden Panji dan Candrakirana. Kisah asmara mereka adalah
perjalanan cinta yang penuh liku bahkan melalui jalan "peperangan dan
pengembaraan".
Dibalik peristiwa peperangan, pengembaraan dalam perjalanan asmara yang
penuh liku terkandung nilai-nilai edukasi dan sarat dengan pesan moral yang
mencakup aspek politik (pemerintahan birokrasi), sosial, ekonomi, budaya,
religi, serta harmonisasi antara manusia dan alam.Andhe-andhe lumut, Kethek
Ogleng, Panji Laras, Keong Emas, Timun Emas, Panji Anggreni, Panji
Angkronakung adalah lakon-lakon cerita yang sangat populer di kalangan
masyarakat jawa dulu dan di kalangan dalam keraton diantara ratusan bahkan
ribuan cerita Panji yang ada.
5. Perwujudan pentas lakon Panji ditampilkan melalui seni wayang beber,
wayang krucil/kayu, wayang gedog, tari topeng, ketoprak, tembang(macapat),
relief, arca dan tradisi/ budaya bertutur orang tua dulu. Lakon-lakon cerita
Panji dan Candrakirana pada peradaban dan budaya masyarakat kekinian,
sudah tidak mendapat tempat lagi sehingga terpendam dalam budaya jaman
kekinian dan dianggap usang dan kuno.
Nenek moyang kita dulu telah mewariskan budaya yang sangat cerdas dan
eksotis. Bertutur adalah salah satu kegeniusan tradisi (“lokal genius”) yang
disebarkan dari kampung ke kampung. Tembang, dongeng adalah bentuk-
bentuk tradisi bertutur. Hanya dengan merangkai daun, tangkai, suket jadilah
bentuk wayang. Tembang dan wayang daun/suket dipakai untuk melakonkan
cerita dan dongeng.
6. Tradisi bertutur ini bisa dilakukan kapanpun dan dimana saja. Di gubug tengah
sawah, di kebun, di bawah pohon bambu, di tepi sungai atau di pekarangan
halaman rumah, tradisi bertutur ini –“tembang dan dongeng” dilakonkan.
Kemudian saatnya tiba, dimana aku berkarya bersama saudara sepupu untuk
menciptakan “rumah budaya” di kampung-kampung Kediri. Suatu srawung
kampung dimana terjadi proses budaya yang melekat dengan masyarakat
setempat secara sosiologis (terjadinya peristiwa hidup bersama dalam
masyarakat dan ikatan-ikatan antar manusia dengan cara membentuk
budaya dalam keseharian untuk tumbuh bersama mereka). Srawung kampung
budaya ini disebutkan Kediri Bertutur.
7. Lewat Kediri Bertutur, lakon-lakon cerita Panji dan Candrakirana diketengahkan
dan diceritakan lagi di tengah masyarakat kita yang kekinian dan telah
kehilangan jejak akar budayanya sendiri.
Melalui seni rakyat (jaran kepang), tradisi bertutur nenek moyang dulu "wayang
dari merang (batang padi) dan daun" sampai pentas wayang krucil adalah
perwujudan Kampung Bertutur dalam menjaga, merawat dan melestarikan harta
karun budaya milik bangsa sendiri "Budaya Panji" yang juga sangat populer di
luar jawa sampai mancanegara.
8. Terciptanya iklim masyarakat yang guyub
“kebersamaan” dan rukun di tempo dulu serta
penanaman nilai-nilai budi pekerti kepada anak-
anak, tidak bisa dipisahkan dari peranan dan fungsi
“tradisi bertutur.”
Lewat Kediri Bertutur ini, “kegeniusan tradisi”
nenek moyang dulu yaitu “bertutur” tidak lagi
menjadi “tradisi yang hilang” dalam masyarakat
sekarang yang berkiblat pada budaya modernitas.
9. Kediri Bertutur diadakan sebanyak 8 pentas di berbagai desa-desa di Kediri:
Kediri Bertutur 1:
I. Hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2012, jam 15:00
Desa: Bujel , Kecamatan: Mojoroto Kota: Kediri
Dalang: Mas Pri
Tema: Cerita panji dan pasukan berkuda
1. Komedi kethek
2. Kepang godong
3. Kepang anak pang wit (jaranan dari ranting pohon)
4. Wayang damen (merang): lakon songgolangit patemboyo
5. Instrumen musik dolananAcara
2. Hari Minggu, tanggal 26 Februari 2012, jam 16:00
Desa Sonoageng, Kecamatan Prambon, Nganjuk
Dalang: Mbah Ran
Tema: Bocah dolanan kisah Panji
1. Wayang angkrok (wayang2an dari kertas) dan musik tembang dolanan anak
2. Jaranan dolanan bocah
3. Dongeng (wayang krucil): lakon asmoro bangun e' lek
4. Wayang angkrok (wayang2an dari kertas) dan musik tembang dolanan anak
10. 3. Hari Sabtu, tanggal 3 Maret 2012, jam 16:00
Desa Selodono, Kecamatan Ringin Rejo, Sambi
Dalang: Imam Safi’i
Tema: Cerita dan seni rakyat panji
1. Jaranan anak lestari budoyo-budoyo
2. Dongeng wayang krucil: Ande-ande lumut
4. Hari Minggu, tanggal 4 Maret 2012, jam 09:00
Desa: Ngronggo, Kediri
Dalang: Rudy
Tema: Sambung roso dalam kisah panji
1. wayang angkrok (wayang dari kertas) dan musik tembang dolanan anak
(dari desa sonoageng)
2. Jaranan bocah dolanan (dari desa sonoageng)
3. Wayang damen/merang: lakon panji laras
4. Wayang angkrok dan musik tembang dolanan anak (dari desa sonoageng)
11. 5. Kediri Bertutur 2:
Hari Sabtu, tanggal 2 Juni 2012, jam 19:00
Di desa: Bujel, RT/RW 05/03
Kecamatan: Mojoroto, Kota: Kediri
Pementasan
A. Dongeng ande-ande lumut
B. Reog Dodok/Reog Kendang dari Tulungagung
C. Jaranan Sekartaji
6. Hari Minggu, tanggal, 3 Juni 2012, jam 15:00
Di desa: Sonoageng, RT/RW 08/02
Kecamatan Prambon,Nganjuk
Pementasan
A. Wayang kayu oleh mbah Jumiran dengan tari gambyong
B. Kepang godong anak2 desa Kawi
C. Jaranan dolanan bocah sawah desa Sonoageng
12. 7. Kediri Bertutur 3:
Hari Sabtu, tanggal 24 November 2012, jam 19:30
Di desa: Sonoageng, RT/RW08/02, Kecamatan Prambon, Nganjuk
Kelompok anak-anak Kawi, Kelompok anak-anak Turonggo Belo, Dalang
wayang klitik Mbah Jumiran dari desa Sonoageng, Nganjuk
Pementasan
A. Musik Klotekan dan barisan Patrol
B. Pentas Wayang Kayu
C. Koreografi Tari ‘Kelir Bolong Bumi Kediri”
8. Hari Minggu, tanggal 25 November 2012, jam 16:00
Di Sendang Pamenang, Kediri
A. Tari Gambyong
B. Pentas Wayang Janur dan Wayang Kayu
C. Jaranan anak-anak Desa Pamenang
13.
14.
15. 8. Kediri Bertutur 4, 29 Juni 2013: Desa Sonoageng, Prambon, Nganjuk
dengan pementasan “Sesaji Bumi Sekartaji” – Koreografi Tari
Airlangga dalam mitologi jawa kuno diyakini sebahai awatara (titisan) Dewa
Wisnu. Kerajaan Kahuripan adalah kerajaan yang pernah didirikan Airlangga
“Sang Awatara dari Dewa Wisnu.” Diatas bumi Jawa inilah Dewa Wisnu
pernah menjelma menjadi seorang raja yang termasyhur dan dipuja
sepanjang masa.
Atas permintaan Airlangga, dengan menyiramkan air kendi “Empu Barada”
membelah/membagi Kahuripan menjadi Kerajaan Jenggala dan Kerajaan
Kediri (Daha). Dewi Sekartaji, putri mahkota kerajaan Kediri (Daha) yang
dikenal dengan Candra Kirana yang berarti ‘Cahaya Bulan Purnama”
memiliki garis keturunan dari “Sang Dewa.” Prabhamandala (Cahaya
Kedewaan) itu memancar kemilau dalam diri Sekartaji dan menyinari tanah
kerajaan sang putri mahkota.
“Sesaji Bumi Sekartaji,”menggambarkan Prabhamandala (cahaya kedewaan)
Dewi Sekartaji, kesakralan bumi Daha, beserta budaya ritual pemujaan dan
sesaji masyarakat jawa kuno. Karya ini juga mengangkat kesenian rakyat
jaran kepang yang meruapkan salah satu bentuk dari budaya Panji. Kesenian
jaran kepang ini mengisahkan peristiwa cerita cinta Dewi Sekartaji dan Panji
Asmarabangun.
Disertai dengan adanya Kolaborasi Dalang Wayang Krucil dan Seni Tari lakon
“Panji Semirang” dan pertunjukkan Reyog Ponorogo.