SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ABSTRAKSI
Makalah yang berjudul PENDIDIKAN HAM DAN PENDIDIKAN
SEPANJANG HAYAT SERTA PENDIDIKAN UNTUK SEMUA ini
membahas tentang pengertian pendidikan HAM, pentingnya pendidikan HAM,
dan pelanggaran-pelanggaran terhadap HAM. Selain itu, makalah ini juga
membahas tentang pendidikan sepanjang hayat atau “long life education”, serta
pendidikan untuk semua atau “education for all”.
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu; yang pertama untuk memenuhi
tugas yang diberikan kepada penulis yaitu berupa makalah dengan pokok
bahasan yang sudah disiapkan, yang kedua yaitu untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan
pendidikan untuk semua, tujuan yang ketiga dan yang tidak kalah pentingnya
yaitu agar makalah ini bisa menjadi bahan referensi bagi semua pihak yang ingin
menjadikan makalah ini sebagai bahan rujukan dalam pembuatan makalah.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan membaca
sumber bacaan dari internet.

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
A. Pendahuluan
Pembicaraan tentang Hak Asasi Manusia mulai banyak mendapatkan
tanggapan yang berbeda-beda dari masyarakat. Di Indonesia khususnya,
isu ini telah menjadi bahan perbincangan yang sangat hebat lebih-lebih
setelah Presiden Soeharto lengser dari jabatannya. Masa kepemimpinan
Soeharto yang otoriter, turut menjadi sorotan masyarakat Indonesia yang
menjalani kehidupan pada masa orde baru. Banyak pemberantasanpemberantasan gerakan separatis pada masa orde baru yang selalu
menyisakan persoalan pembunuhan, pembantaian, dan seterusnya yang
erat kaitannya dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Namun, dari pengantar di atas, penulis tidak akan membahas secara
panjang lebar tentang pelaksanaan Hak Asasi Manusia pada masa orde
baru atau pada masa kepemimpinan Soeharto.

Dalam pembahasan

makalah ini, penulis akan lebih menekankan kepada sikap kita sebagai
masyarakat Indonesia untuk mengetahui pentingnya pendidikan HAM
bagi bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan usaha untuk membentuk
kepribadian seseorang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan
watak atau budi pekerti yang baik. Untuk itu, pendidikan HAM di sini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk watak yang
baik kepada masyarakat agar dalam pelaksanaan hak yang dimilikinya
tidak melanggar norma-norma atau peraturan yang berlaku.
Selain itu, sebagai masyarakat yang menjadi objek dalam
pendidikan. Sangat diharapkan agar kita menempuh pendidikan tidak
hanya dalam pembelajaran formal seperti di sekolah saja, melainkan kita
juga melaksanakan pendidikan di luar sekolah atau di lingkungan
masyarakat lebih penting lagi di lingkungan keluarga. Dalam kata lain,

2
yang dimaksud dalam pendidikan di atas adalah kita melakukan
pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat bukan berarti
kita melakukan pendidikan seumur hidup. Tetapi, sebagai manusia yang
kehidupannya selalu berkembang, kita dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan zaman yang terjadi dengan cara melakukan pendidikan
sepanjang hayat.
Dalam usaha untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada
masyarakat, forum pendidikan dunia yang terdiri dari 164 pemerintah
negara telah berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang bermutu
untuk semua anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tujuan dari
pendidikan untuk semua ini adalah agar kemiskinan yang terjadi di dunia
bisa teratasi, melahirkan lulusan pendidikan yang bermutu, dan mencapai
pendidikan dasar untuk semua.
Untuk itu, dalam makalah ini, penulis akan berusaha memberikan
informasi yang bermutu kepada pembaca berkenaan dengan pendidikan
HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang apa itu Hak Asasi
Manusia.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pendidikan HAM,
pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.
3. Memberikan

contoh-contoh

tindakan

yang

berkaitan

dengan

pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk
semua.
4. Mensosialisasikan kepada pembaca tentang pentingnya pendidikan
HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.

C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaiu:
1. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia.

3
2. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan HAM,
pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.
3. Pembaca mengetahui contoh-contoh tindakan dari pendidikan HAM,
pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.
4. Pembaca mendapat informasi tentang pendidikan HAM, pendidikan
sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua.

4
BAB II
PEMBAHASAN

I.

Pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM)
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
Menurut Frans Magnis Suseno (1987) Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh manusia, bukan
diberikan kepadanya oleh masyarakat, bukan berdasarkan hokum positif
(hukum-hukum yang berlaku), melainkan berdasarkat martabatnya
sebagai manusia. Manusia bisa dikatakan sebagai manusia jika memiliki
Hak Asasi Manusia. Namun, jika HAM telah hilang dan dihalangi oleh
kepentingan seseorang atau kelompok orang lain, maka telah hilang
kemanusiaan manusia.
Sedangkan menurut Pancasila dan UUD 1945, Hak Asasi Manusia
atau HAM bisa diartikan sebagai kehidupan yang selaras, serasi, dan
seimbang bertumpu kepada nilai dan budaya nusantara.
Dari beberapa sumber di atas bisa diambil kesimpulan bahwa Hak
Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang dipunyai seseorang sejak
ia dalam kandungan. Hak Asasi Manusia bersifat universal atau umum.
Dasar-dasar Ham telah terulang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat dan tercantum dalam UUD 1945 seperti pada pasal 27 ayat 1,
pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

B. Macam-macam Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia yang berkembang secara alami dari dalam diri
seseorang dibagi menjadi berbagai macam hak, diantaranya:
a.

Hak Asasi Pribadi (Personal Right)
Contohnya:
Hak mengemukakan pendapat;
Hak memeluk agama;

5
Hak untuk berorganisasi atau berserikat;
Hak untuk beribadah.
b.

Hak Asasi Ekonomi (Property Right)
Contohnya:
Hak memiliki sesuatu;
Hak membeli dan menjual;
Hak memilih dan memiliki pekerjaan.

c.

Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam keadilan
hukum dan pemerintahan (Right of Legal Equality)
Contohnya:
Hak persamaan hukum;
Hak asas praduga tak bersalah;
Hak untuk diakui sebagai Warga Negara Indonesia;
Hak untuk ikut dalam pemilihan umum;
Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan.

d.

Hak Asasi Politik (Political Right)
Contohnya:
Hak mendirikan partai politik;
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum;
Hak utuk diakui sebagai Warga Negara Indonesia.

e.

Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Cultural Right)
Contohnya:
Hak untuk memperoleh pendidikan;
Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan;
Hak untuk mengembangkan kebudayaan.

f. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan hukum (Procedural Right)
Contohnya:
Hak

untuk

mendapatkan

perlakuan

yang

wajar

dalam

penggeledahan, penyelidikan, penangkapan, peradilan, dan
pembelaan hukum.

6
C. Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia
a.

Bersifat Hakiki
Yang dimaksudkan bersifat hakiki di sini adalah HAM sudah ada
sejak manusia dilahirkan.

b.

Bersifat Universal
HAM berlaku umum untuk siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Hak asasi manusia tidak memandang jenis kelamin, ras, agama,
suku, negara, dan pandangan politik.

c.

Kepemilikannya Bersifat Kodrati dan Spiritual
Maksutnya adalah HAM dipandang sebagai kodrat manusia yang
diberikan oleh Tuhan sejak manusia dilahirkan, oleh karena itu hakhak asasi itu dipanang sebagai karunia pemberian Sang Pencipta.

d.

Bersifat Supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari
pihak lain, termasuk negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah
boleh dan tidak pernah bisa dilanggar, diperkosa, dibatasi dan
ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun termasuk Negara.

D. Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
a.

Peristiwa Tanjung Priok
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1984 dengan jumlah korban
sebanyak 74 orang. Peristiwa Tanjung Priok ditandai dengan
penyerangan

terhadap

masa

yang

berunjuk

rasa,

dan

penyelesaiannya sudah berlangsung di Pengadilan HAM ad hoc
Jakarta pada tahun 2003 sampai 2004.
b.

Penculikan Aktifis 1998
Terjadi pada tahun 1984 – 1998 dengan jumlah korban sebanyak 23
orang. Peristiwa ini ditandai dengan penghilangan secara paksa oleh
pihak Militer terhadap para aktifis pro demokrasi. Kemudian kasus
ini telah diselesaikan di Pengadilan Militer untuk anggota tim
mawar.

c.

Penembakan Mahasiswa Triksakti

7
Kasus ini terjadi pada tahun 1998 dengan jumlah korban sekitar 31
orang. Kasus ini ditandai dengan penembakan aparat terhadap
mahasiswa yang sedang berunjuk rasa, kemudian penyelesaian kasus
ini dilaksanakan di Pengadilan Militer bagi pelaku lapangan.
d.

Kerusuhan Timor-Timor Setelah Jajak Pendapat
Terjadi pada tahun 1999 dengan jumlah korban sebanyak 97 orang.
Peristiwa ini ditandai dengan Agresi Militer dan penyelesaiannya
dilakukan di Pengadilan HAM ad hoc Jakarta tahun 2002 sampai
2003.

e.

Peristiwa Abepura, Papua
Terjadi pada tahun 200 dengan jumlah korban sebanyak 63 orang.
Peristiwa ini ditandai dengan penyisiran secara membabi buta
terhadap pelaku

yang diduga menyerang Mapolsek Papua.

Penyelesaian kasus ini dilakukan di Pengadilan Ham di Makasar.

Dari

pelanggaran-pelanggaran

HAM

diatas

dapat

diambil

kesimpulan bahwa penegakan HAM di Indonesia masih sangat tidak
sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk itu, dalam rangka mensosialisasikan dan memberikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang Hak Asasi Manusia, perlu dikembangkan
sebuah pendidikan yang bertujuan agar masyarakat bisa melaksanakan
haknya dengan baik dan tidak bertentangan dengan hak orang lain.
Dalam hal ini, pendidikan yang dimaksud di atas adalah pendidikan Hak
Asasi Manusia atau pendidikan HAM.

E. Pendidikan Hak Asasi Manusia.
Pada saat ini banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi
karena kurangnya wawasan tentang pendidikan HAM yang ditanamkan
sejak dini. Hal ini bertujuan memberikan pengertian dan wawasan
kepada seluruh masyarakat tentang arti pentingnya memahami hak-hak
dan kewajiban setiap warga negara terhadap hak asasi manusia.
Pendidikan hak asasi manusia diberikan secara baik dan benar agar

8
kehidupan manusia lebih berkualitas di tengah eforia dalam kebebasan
dalam mensikapi penerapan hak asasi manusia.
Ada 2 aspek yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah sebagai
elemen pengontrol pelaksanaan HAM di Indonesia. Yang pertama yaitu
pendidikan HAM yang diberikan kepada masyarakat sejak dini melalui
pendidikan formal. Dan yang kedua yaitu pengenalan HAM kepada
masyarakat sejak usia dini melalui aspek kebudayaan.
Dalam pengenalan HAM sejak dini bisa dilakukan di pendidikan
formal dengan cara memberikan materi tentang pendidikan Hak Asasi
Manusia dalam kurikulum pembelajaran atau memberikan tambahan
ekstra kulikuler tentang pentingnya pendidikan Hak Asasi Manusia.
Sedangkan pengenalan HAM sejak dini melalui pendekatan
kebudayaan bisa dilakukan dengan cara meberikan sentuhan-sentuhan
budaya terhadapap segala sesuatu yang disukai oleh masyarakat seperti
musik, mall, perkampungan bersih, taman bermain, dan lain sebagainya.
Salah satu lembaga yang mempunyai kewenangan mengajarkan
HAM kepada masyarakat adalah pendidikan. Pendidikan tidak hanya
berarti sekolah, pesantren, perguruan tinggi, dan seterusnya. Pendidikan
juga berbentuk lembaga seperti keluarga, masyarakat itu sendiri, dan
pemerintah.
Selain itu, pendidikan Hak Asasi Manusia seharusnya diterapkan
dalam unsure-unsur pembentuk pendidikan yaitu:
a.

Keluarga
Dalam keluarga bisa ditanamkan nilai-nilai bertanggung jawab,
menghargai orang lain, dan bersopan santun. Tentunya, pengenalan
Hak Asasi manusia pada keluarga dilakukan kepada anak-anak dan
remaja yang diberikan oleh kedua orang tua mereka melalui
pendekatan kekeluargaan.

b.

Sekolah
Sekolah merupakan unsur yang tidak kalah penting dengan
pendidikan HAM di keluarga. Sekolah sebagai lembaga kedua
pembentukan

karakteristik

9

anak

dan

pengembangan

potensi
merupakan kelanjutan pengenalan HAM yang pertama. Ketika
keluarga mendasarkan pendidikan HAM pada pola atau tingkah laku
secara langsung, sekolah mengajarkan HAM pada taraf teori
aplikatif. Artinya, tidak hanya teori-teori perkembangan, pengertian
HAM, tetapi didukung oleh data atau contoh-contoh pelanggaran
HAM.
c.

Lingkungan atau Masyarakat
Selanjutnya adalah pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat.
Masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk mendidik. Artinya, ia
adalah bagian yang tak terpisahkan dari mata rantai pendidikan.
Anak belajar dengan orang tua, sekolah, dan akhirnya kembali
kepada masyarakat.

d.

Pemerintah
Terakhir adalah peran serta pemerintah. Sebagaimana telah
diungkapkan, pemerintah mempunyai tanggung jawab menjaga
(baca menegakkan HAM). Kementerian Pendidikan Nasional, dalam
hal ini, sudah seyogianya merumuskan pendidikan berbasis HAM
untuk diajarkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain.
Sebagai bekal pengenalan HAM secara teoretis sejak dini.

Pendidikan Hak Asasi Manusia pada dasarnya adalah sebuah usaha
nyata dari semua pihak untuk memberikan pengetahuan atau wawasan
kepada masyarakat agar pelekasanaan hak-hak mereka bisa terlaksana
dengan baik tanpa mengganggu hak-hak yang dimiliki orang lain. Selain
itu, pendidikan HAM juga bertujuan untuk menciptakan rasa persatuan
dan kesatuan masyarakat agar tercipta masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera.

II. Pendidikan Sepanjang Hayat atau Long Life Education
Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat
spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam
berbagai bentuk kelembagaan belajar.Holistik memiliki arti lebih mengarah
10
kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha untuk
mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar kita
berusahapun

tidak

akan

sampai

pada

kesempurnaan

itu.

Karena

kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam.
Pendidikan seumur hidup (Life-long Education) atau belajar seumur
hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah
banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap
dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud.
Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar
bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi
dan semua hal.
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti
telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai
manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja
tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan
secara universal.
Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan
(challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya
dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara
manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar
melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan
hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu)
dari ayunan sampai liang lahat”.Belajar merupakan tugas semua manusia, tuamuda, besar-kecil, kaya-miskin semua

mempunyai tugas tersebut. Kita

belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu
atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar
menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.

11
A. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses
pendidikan merupakan suatu proses Continue yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.

B. Dasar-dasar Pendidikan Sepanjang Hayat
a.

Menurut GBHN 1978
Dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan tanggung
jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

b.

Secara Yuridis Formal
Secara yuridis formal konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan
dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo Tap MPR No. IV/MPR/1978
tentang GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan nasional:
Pembangunan

nasional

dilaksanakan

dalam

rangka

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi
dasar tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun 1989
Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

C. Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Berbagai Perspektif
Dasar-dasar pemikiran pendidikan sepanjang hayat:
a.

Tinjauan Ideologis

12
Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal
pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup
untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.
b.

Tinjauan Ekonomis
Dalam

tinjauan

ekonomis,

pendidikan

sepanjang

hayat

memungkinkan seseorang untuk meningkatkan produktifitasnya,
memelihara sumber-sumber yang dimilikinya, dan memungkinkan
untuk hidup di lingkungan yang sehat.
c.

Tinjauan Sosiologis
Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan
solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua
bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.

d.

Tinjauan Filosofis
Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

e.

Tinjauan Teknologis
Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan
dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup
akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.

f.

Tinjauan Psikologis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk
membantu pengembangan

personal sepanjang hidup yang disebut

development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan
alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar
seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

D. Mengapa Pendidikan Sepanjang Hayat Diperlukan?
Pendidikan sepanjang hayat dilakukan mempunyai beberapa alasan
ketika terdapat pertanyaan tentang perlukan pendidikan sepanjang hayat
diterapkan, berikut alasan-alasannya:

13
a.

Alasan Keadilan
Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan masyarakat dapat
menciptakan iklim lingkungan yang memungkingkan terwujudnya
keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya
merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan.
Selanjutnya berarti pula paersamaan sosial,ekonomi dan politik.
Hinsen menunjukkan konteks yang lebih luas yaitu dengan
terselenggaranya PSH yang lebih baik akan membuka peluang bagi
perkembangan
internasional

nasional

untuk

(cropley:33).

mencapai

Dalam

tingkat

hubungan

mengemukakan statemen bahwa PSH

persamaan
ini

Bowle

pada prinsipnya dapat

mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan
ketidakadilan sosial (cropley:33).
b.

Alasan Ekonomi
Persoalan

PSH

dikaitkan

dengan

biaya

penyelenggaraan

pendidikan,produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di negara
sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan
meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan hampir-hampir tak
tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan
pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya
dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang
sudah maju teknologinya yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk
memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan.
c.

Alasan Perkembangan IPTEK
Bahwa

sudah

dijelaskan

bahwa

betapa

luasnya

pengaruh

perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun
diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum
sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri,transportasi dan
komunikasi, namun intervensinya di dalam dunia pendidikan telah
menggejala dalam banyak hal.
d.

Alasan Sifat Pekerjaan

14
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan Iptek di satu sisi
dalam skala besar menyita pekerjaan angan diganti dengan
mesin,tetapi tak dapat dipungkiri di sisi lain juga memberikan andil
kepada munculnya pekerjaan – pekerjaan baru yang menyerap
tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru untuk memproses
pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang
selalu saja berubah. Untuk dapat tetap menangani pekerjaan yang
menuntut

persyaratan

berkemauan

untuk

–
selalu

persyaratan

baru

meningkatkan

seseorang
pengetahuan

harus
dan

keterampilan secara terus menerus.

Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
sesungguhnya pendidikan sepanjang hayat merupakan sebuah konsep
yang memberikan pemahaman kepada setiap orang agar terus belajar
dalam perjalanan hidupnya, belajar sepanjang hayat tidak mengenal usia,
serta ruang dan waktu.

III. Pendidikan Untuk Semua
Pendidikan Untuk Semua : civil society oganizations initiative education
for all (csoiefa) adalah konsorsium organisasi sipil yang peduli akan
pentingnya pendidikan untuk semua, terutama untuk perempuan dan anakanak perempuan. Lebih dari 40 tahun yang lalu, bangsa-bangsa di dunia,
berbicara melalui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, menegaskan
bahwa: "Setiap orang memiliki hak untuk pendidikan". Meskipun negaranegara di seluruh dunia mengupayakan untuk menjamin hak pendidikan
untuk semua, tetapi masih saja ditemukan kendala.
Pada saat yang sama, dunia menghadapi masalah yang menakutkan
seperti, beban utang, ancaman stagnasi dan kemunduran ekonomi,
pertumbuhan penduduk yang cepat, pelebaran kesenjangan ekonomi antar
bangsa, perang, pendudukan, perang saudara, kejahatan, kekerasan, kematian
yang dapat dicegah jutaan anak-anak dan meluas ke kerusakan lingkungan.
Masalah ini menghambat upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar

15
dasar. Masalah-masalah ini telah menyebabkan kemunduran besar dalam
pendidikan dasar pada 1980-an di banyak negara sedang berkembang. Di
beberapa negara lain, pertumbuhan ekonomi telah tersedia untuk membiayai
perluasan pendidikan, namun meskipun demikian, banyak jutaan tetap dalam
kemiskinan, tidak mampu bersekolah atau buta huruf. Di negara-negara
industri tertentu juga, penghematan dalam pengeluaran pemerintah selama
tahun 1980-an telah menyebabkan kemerosotan pendidikan.
Akhirnya pada tanggal 5-9 Maret 1990 di Jomtien, Thailand, 115 negara
dan 150 oragnisasi saling bertemu dan mengadakan Konferensi Dunia
membahas Education for All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS).
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu koalisi yang luas dari
pemerintah nasional, masyarakat sipil kelompok, dan lembaga pembangunan
seperti UNESCO dan Bank Dunia. Mereka berkomitmen untuk mencapai
enam tujuan pendidikan yaitu:
a.

Memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang
komprehensif dan pendidikan, terutama bagi yang paling rentan dan
anak-anak yang kurang beruntung.

b.

Memastikan bahwa pada 2015 semua anak, khususnya anak perempuan,
yang dalam keadaan sulit, dan mereka yang termasuk etnik minoritas,
memiliki akses lengkap dan bebas ke wajib pendidikan dasar yang
berkualitas baik.

c.

Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua pemuda dan dewasa
dipenuhi melalui akses yang adil untuk pembelajaran yang tepat dan
program ketrampilan hidup.

d.

Mencapai 50% peningkatan dalam keaksaraan orang dewasa pada tahun
2015, khususnya bagi perempuan, dan akses ke pendidikan dasar dan
pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa secara adil.

e.

Menghilangkan perbedaan gender pada pendidikan dasar dan menengah
pada tahun 2005, dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan
dengan tahun 2015, dengan fokus pada perempuan bahwa mereka

16
dipastikan mendapat akses penuh dan sama ke dalam pendidikan dasar
dengan kualitas yang baik.
f.

Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin
keunggulan semua sehingga diakui dan diukur hasil pembelajaran yang
dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, berhitung dan
kecakapan hidup yang esensial.

A. Pendidikan Untuk Semua Di Indonesia
Indonesia telah mengalami kemajuan di bidang pendidikan dasar
dalam 20 tahun terakhir ini. Terbukti rasio bersih anak usia 7-12 tahun
yang bersekolah mencapai 94 persen. Tapi Indonesia tetap belum
berhasil memberikan jaminan hak atas pendidikan bagi semua anak.
Apalagi, masih banyak masalah yang harus dihadapi, masalah tersebut
antara lain:
a.

Anak yang putus sekolah diperkirakan masih ada dua juta anak.

b.

Kualifikasi guru yang masih kurang.

c.

Metode pengajaran yang tidak efektif. Yaitu masih berorientasi
kepada guru dan anak didik tidak diberi kesempatan memahami
sendiri.

d.

Manajemen sekolah yang buruk

e.

Kurangnya keterlibatan masyarakat.

f.

Kurangnya akses pengembangan dan pembelajaran usia dini bagi
sebagian besar anak usia 3 sampai 6 tahun terutama anak-anak yang
tinggal di pedalaman dan pedesaan.

g.

Alokasi anggaran dari pemerintah daerah dan pusat yang tidak
memadai.

h.

Biaya pendidikan yang tinggi.

Untuk mencapai tujuan Pendidikan Untuk Semua, pemerintah
Indonesia dibantu oleh UNICEF dan UNESCO melakukan kegiatankegiatan antara lain:
a.

Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat

17
UNICEF mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan akses pendidikan dasar melalui Sistem Informasi
Pendidikan Berbasis Masyarakat. Sistem ini memungkinkan
penelusuran semua anak usia di bawah 18 tahun yang tidak
bersekolah.
b.

Program Wajib Belajar 9 tahun
Dalam upayanya mencapai tujuan “Pendidikan untuk Semua” pada
2015, pemerintah Indonesia saat ini menekankan pelaksanaan
program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak Indonesia
usia 6 sampai 15 tahun. Dalam hal ini, UNICEF dan UNESCO
memberi dukungan teknis dan dana.

c.

Program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC).
Bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan anak-anak di
delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung program
Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC). Proyek
ini berkembang pesat dari 1.326 sekolah pada 2004 menjadi 1.496
pada 2005. Kondisi ini membantu 45.454 guru dan menciptakan
lingkungan belajar yang lebih menantang bagi sekitar 275.078 siswa.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan untuk
semua bertujuan untuk memberikan pendidikan yang bermutu kepada
masyarakat agar tercipta masyarakat yang memiliki kemampuan di
bidang tertentu dan tercipta masyarat yang bisa mengikuti perkembangan
zaman yang terus mengalami perubahan.

18
BAB III
KESIMPULAN

I.

Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan di atas, antara
lain:
a. Pendidikan Hak Asasi Manusia pada dasarnya adalah sebuah usaha nyata
dari semua pihak untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada
masyarakat agar pelekasanaan hak-hak mereka bisa terlaksana dengan
baik tanpa mengganggu hak-hak yang dimiliki orang lain. Selain itu,
pendidikan HAM juga bertujuan untuk menciptakan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat agar tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera.
b. Sesungguhnya pendidikan sepanjang hayat merupakan sebuah konsep
yang memberikan pemahaman kepada setiap orang agar terus belajar
dalam perjalanan hidupnya, belajar sepanjang hayat tidak mengenal usia,
serta ruang dan waktu.
c. Pendidikan untuk semua bertujuan untuk memberikan pendidikan yang
bermutu kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang memiliki
kemampuan di bidang tertentu dan tercipta masyarat yang bisa mengikuti
perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan.

19
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah makalah dari penulis yang berjudul PENDIDIKAN HAM
DAN

PENDIDIKAN

SEPANJANG

HAYAT

SERTA

PENDIDIKAN

UNTUK SEMUA. Harapan penulis, semoga makalah ini menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi sumber-sumber referensi bagi
semua pihak yang ingin menjadikan makalah ini sebagai sumber bacaan.
Kami sadar, bahwa penulisan makalah ini masih banyak dijumpai
kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat positif agar di kemudian hari penulisan makalah yang lain bisa bisa lebih
baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikan-info.blogspot.com/2010/01/long-life-education-pendidikanseumur.html
http://yunniajjah.blogspot.com/2012/04/pentingnya-pendidikan-ham.html
http://machrusromdloni.blogspot.com/2012/11/pengertian-pendidikan-seumurhidup.html
http://flowrentina.wordpress.com/2013/04/20/ham-hak-asasi-manusia-_prndidikan-pancasila/

21

More Related Content

What's hot

Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaWATI SRIWAHYUNINGSIH
 
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN Djoko Adi Walujo
 
Tugas 5 annisa nurul jannah
Tugas 5 annisa nurul jannahTugas 5 annisa nurul jannah
Tugas 5 annisa nurul jannahannisanj22
 
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILA
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILAHAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILA
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILAFanol Girindra
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaAhmad Royhan Nst
 
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaMateri subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaedo soehendro
 
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIPengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIAndhika Pratama
 
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...Mulia Fathan
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Ica Diennissa
 
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45InDraa putrybulan17
 
Hak asasi manusia dan implikasinya
Hak asasi manusia dan implikasinyaHak asasi manusia dan implikasinya
Hak asasi manusia dan implikasinyaapotek agam farma
 

What's hot (17)

Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 
Bahan ajar ham
Bahan ajar hamBahan ajar ham
Bahan ajar ham
 
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasilaBab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
Bab 1 kasus kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif pancasila
 
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN
 
Tugas 5 annisa nurul jannah
Tugas 5 annisa nurul jannahTugas 5 annisa nurul jannah
Tugas 5 annisa nurul jannah
 
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILA
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILAHAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILA
HAM DALAM NILAI IDEAL SILA-SILA PANCASILA
 
Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Tugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop editTugas ppkn workshop edit
Tugas ppkn workshop edit
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasilaMateri subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
Materi subtansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam pancasila
 
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIPengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
 
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...
Makalah Pkn Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia (untuk kel...
 
Ppt isna
Ppt isnaPpt isna
Ppt isna
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
 
HAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif PancasilaHAM Dalam Perspektif Pancasila
HAM Dalam Perspektif Pancasila
 
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45
konsep hak, HAM dan kewajiban dalam UUD 45
 
Hak asasi manusia dan implikasinya
Hak asasi manusia dan implikasinyaHak asasi manusia dan implikasinya
Hak asasi manusia dan implikasinya
 

Similar to Pendidikan HAM

Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaBab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaSilvester Nyawai
 
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudHam menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudJuand hølïс
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanLusiana Diyan
 
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi ManusiaMakalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi Manusiayuliansafa
 
Konsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaKonsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaagunges
 
Modul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatModul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatsman 2 mataram
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 
Ham
HamHam
Hamiypa
 
Pengertian dan macam macam ham
Pengertian dan macam macam hamPengertian dan macam macam ham
Pengertian dan macam macam hamYon Narendra Arie
 
Makalah keawrganegaraan hw 4
Makalah keawrganegaraan hw 4Makalah keawrganegaraan hw 4
Makalah keawrganegaraan hw 4Ijantik Ary
 
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasiAditya Setia Basuki
 
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pkn
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pknSejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pkn
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pknmu5t1k4
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalahkujays
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Anissa Carolina
 

Similar to Pendidikan HAM (20)

Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesiaBab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
Bab 1 nampak tilas ham manusia di indonesia
 
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uudHam menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
Ham menurut ajaran islam dan hukum positif dan kaitannya dengan uud
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Ppt pkn
Ppt pknPpt pkn
Ppt pkn
 
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi ManusiaMakalah PKn - Hak Asasi Manusia
Makalah PKn - Hak Asasi Manusia
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Konsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusiaKonsep hak dan kewajiban manusia
Konsep hak dan kewajiban manusia
 
Modul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajatModul p kn sma x persamaan derajat
Modul p kn sma x persamaan derajat
 
PKMakaah ham
PKMakaah hamPKMakaah ham
PKMakaah ham
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Ham
HamHam
Ham
 
Pengertian dan macam macam ham
Pengertian dan macam macam hamPengertian dan macam macam ham
Pengertian dan macam macam ham
 
Makalah keawrganegaraan hw 4
Makalah keawrganegaraan hw 4Makalah keawrganegaraan hw 4
Makalah keawrganegaraan hw 4
 
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi
362666914 hubungan-antara-ham-dgn-negara-hukum-dan-ham-dgn-demokrasi
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pkn
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pknSejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pkn
Sejarah perkembangan ham_tugas_hafifah_pkn
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]Pendidikan kewarganaan [autosaved]
Pendidikan kewarganaan [autosaved]
 

More from Adhi Panjie Gumilang

Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialAdhi Panjie Gumilang
 
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam Keluarga
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam KeluargaStrategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam Keluarga
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam KeluargaAdhi Panjie Gumilang
 
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di IndonesiaPengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di IndonesiaAdhi Panjie Gumilang
 
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupPendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupAdhi Panjie Gumilang
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 

More from Adhi Panjie Gumilang (10)

Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
 
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam Keluarga
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam KeluargaStrategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam Keluarga
Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Dalam Keluarga
 
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di IndonesiaPengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
 
Etika Pemerintahan
Etika PemerintahanEtika Pemerintahan
Etika Pemerintahan
 
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupPendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islam
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Ilmu Adab atau Etik
Ilmu Adab atau EtikIlmu Adab atau Etik
Ilmu Adab atau Etik
 

Pendidikan HAM

  • 1. ABSTRAKSI Makalah yang berjudul PENDIDIKAN HAM DAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT SERTA PENDIDIKAN UNTUK SEMUA ini membahas tentang pengertian pendidikan HAM, pentingnya pendidikan HAM, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap HAM. Selain itu, makalah ini juga membahas tentang pendidikan sepanjang hayat atau “long life education”, serta pendidikan untuk semua atau “education for all”. Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu; yang pertama untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis yaitu berupa makalah dengan pokok bahasan yang sudah disiapkan, yang kedua yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua, tujuan yang ketiga dan yang tidak kalah pentingnya yaitu agar makalah ini bisa menjadi bahan referensi bagi semua pihak yang ingin menjadikan makalah ini sebagai bahan rujukan dalam pembuatan makalah. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan membaca sumber bacaan dari internet. 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang A. Pendahuluan Pembicaraan tentang Hak Asasi Manusia mulai banyak mendapatkan tanggapan yang berbeda-beda dari masyarakat. Di Indonesia khususnya, isu ini telah menjadi bahan perbincangan yang sangat hebat lebih-lebih setelah Presiden Soeharto lengser dari jabatannya. Masa kepemimpinan Soeharto yang otoriter, turut menjadi sorotan masyarakat Indonesia yang menjalani kehidupan pada masa orde baru. Banyak pemberantasanpemberantasan gerakan separatis pada masa orde baru yang selalu menyisakan persoalan pembunuhan, pembantaian, dan seterusnya yang erat kaitannya dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia. Namun, dari pengantar di atas, penulis tidak akan membahas secara panjang lebar tentang pelaksanaan Hak Asasi Manusia pada masa orde baru atau pada masa kepemimpinan Soeharto. Dalam pembahasan makalah ini, penulis akan lebih menekankan kepada sikap kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mengetahui pentingnya pendidikan HAM bagi bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan usaha untuk membentuk kepribadian seseorang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan watak atau budi pekerti yang baik. Untuk itu, pendidikan HAM di sini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk watak yang baik kepada masyarakat agar dalam pelaksanaan hak yang dimilikinya tidak melanggar norma-norma atau peraturan yang berlaku. Selain itu, sebagai masyarakat yang menjadi objek dalam pendidikan. Sangat diharapkan agar kita menempuh pendidikan tidak hanya dalam pembelajaran formal seperti di sekolah saja, melainkan kita juga melaksanakan pendidikan di luar sekolah atau di lingkungan masyarakat lebih penting lagi di lingkungan keluarga. Dalam kata lain, 2
  • 3. yang dimaksud dalam pendidikan di atas adalah kita melakukan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat bukan berarti kita melakukan pendidikan seumur hidup. Tetapi, sebagai manusia yang kehidupannya selalu berkembang, kita dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cara melakukan pendidikan sepanjang hayat. Dalam usaha untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat, forum pendidikan dunia yang terdiri dari 164 pemerintah negara telah berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang bermutu untuk semua anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tujuan dari pendidikan untuk semua ini adalah agar kemiskinan yang terjadi di dunia bisa teratasi, melahirkan lulusan pendidikan yang bermutu, dan mencapai pendidikan dasar untuk semua. Untuk itu, dalam makalah ini, penulis akan berusaha memberikan informasi yang bermutu kepada pembaca berkenaan dengan pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. B. Tujuan Tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang apa itu Hak Asasi Manusia. 2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. 3. Memberikan contoh-contoh tindakan yang berkaitan dengan pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. 4. Mensosialisasikan kepada pembaca tentang pentingnya pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. C. Manfaat Manfaat dari makalah ini yaiu: 1. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia. 3
  • 4. 2. Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. 3. Pembaca mengetahui contoh-contoh tindakan dari pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. 4. Pembaca mendapat informasi tentang pendidikan HAM, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan untuk semua. 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN I. Pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM) A. Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Frans Magnis Suseno (1987) Hak Asasi Manusia (HAM) adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh manusia, bukan diberikan kepadanya oleh masyarakat, bukan berdasarkan hokum positif (hukum-hukum yang berlaku), melainkan berdasarkat martabatnya sebagai manusia. Manusia bisa dikatakan sebagai manusia jika memiliki Hak Asasi Manusia. Namun, jika HAM telah hilang dan dihalangi oleh kepentingan seseorang atau kelompok orang lain, maka telah hilang kemanusiaan manusia. Sedangkan menurut Pancasila dan UUD 1945, Hak Asasi Manusia atau HAM bisa diartikan sebagai kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang bertumpu kepada nilai dan budaya nusantara. Dari beberapa sumber di atas bisa diambil kesimpulan bahwa Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. Hak Asasi Manusia bersifat universal atau umum. Dasar-dasar Ham telah terulang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dan tercantum dalam UUD 1945 seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. B. Macam-macam Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia yang berkembang secara alami dari dalam diri seseorang dibagi menjadi berbagai macam hak, diantaranya: a. Hak Asasi Pribadi (Personal Right) Contohnya: Hak mengemukakan pendapat; Hak memeluk agama; 5
  • 6. Hak untuk berorganisasi atau berserikat; Hak untuk beribadah. b. Hak Asasi Ekonomi (Property Right) Contohnya: Hak memiliki sesuatu; Hak membeli dan menjual; Hak memilih dan memiliki pekerjaan. c. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam keadilan hukum dan pemerintahan (Right of Legal Equality) Contohnya: Hak persamaan hukum; Hak asas praduga tak bersalah; Hak untuk diakui sebagai Warga Negara Indonesia; Hak untuk ikut dalam pemilihan umum; Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan. d. Hak Asasi Politik (Political Right) Contohnya: Hak mendirikan partai politik; Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum; Hak utuk diakui sebagai Warga Negara Indonesia. e. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Cultural Right) Contohnya: Hak untuk memperoleh pendidikan; Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan; Hak untuk mengembangkan kebudayaan. f. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum (Procedural Right) Contohnya: Hak untuk mendapatkan perlakuan yang wajar dalam penggeledahan, penyelidikan, penangkapan, peradilan, dan pembelaan hukum. 6
  • 7. C. Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia a. Bersifat Hakiki Yang dimaksudkan bersifat hakiki di sini adalah HAM sudah ada sejak manusia dilahirkan. b. Bersifat Universal HAM berlaku umum untuk siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Hak asasi manusia tidak memandang jenis kelamin, ras, agama, suku, negara, dan pandangan politik. c. Kepemilikannya Bersifat Kodrati dan Spiritual Maksutnya adalah HAM dipandang sebagai kodrat manusia yang diberikan oleh Tuhan sejak manusia dilahirkan, oleh karena itu hakhak asasi itu dipanang sebagai karunia pemberian Sang Pencipta. d. Bersifat Supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari pihak lain, termasuk negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah boleh dan tidak pernah bisa dilanggar, diperkosa, dibatasi dan ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun termasuk Negara. D. Contoh Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia a. Peristiwa Tanjung Priok Peristiwa ini terjadi pada tahun 1984 dengan jumlah korban sebanyak 74 orang. Peristiwa Tanjung Priok ditandai dengan penyerangan terhadap masa yang berunjuk rasa, dan penyelesaiannya sudah berlangsung di Pengadilan HAM ad hoc Jakarta pada tahun 2003 sampai 2004. b. Penculikan Aktifis 1998 Terjadi pada tahun 1984 – 1998 dengan jumlah korban sebanyak 23 orang. Peristiwa ini ditandai dengan penghilangan secara paksa oleh pihak Militer terhadap para aktifis pro demokrasi. Kemudian kasus ini telah diselesaikan di Pengadilan Militer untuk anggota tim mawar. c. Penembakan Mahasiswa Triksakti 7
  • 8. Kasus ini terjadi pada tahun 1998 dengan jumlah korban sekitar 31 orang. Kasus ini ditandai dengan penembakan aparat terhadap mahasiswa yang sedang berunjuk rasa, kemudian penyelesaian kasus ini dilaksanakan di Pengadilan Militer bagi pelaku lapangan. d. Kerusuhan Timor-Timor Setelah Jajak Pendapat Terjadi pada tahun 1999 dengan jumlah korban sebanyak 97 orang. Peristiwa ini ditandai dengan Agresi Militer dan penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan HAM ad hoc Jakarta tahun 2002 sampai 2003. e. Peristiwa Abepura, Papua Terjadi pada tahun 200 dengan jumlah korban sebanyak 63 orang. Peristiwa ini ditandai dengan penyisiran secara membabi buta terhadap pelaku yang diduga menyerang Mapolsek Papua. Penyelesaian kasus ini dilakukan di Pengadilan Ham di Makasar. Dari pelanggaran-pelanggaran HAM diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penegakan HAM di Indonesia masih sangat tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, dalam rangka mensosialisasikan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang Hak Asasi Manusia, perlu dikembangkan sebuah pendidikan yang bertujuan agar masyarakat bisa melaksanakan haknya dengan baik dan tidak bertentangan dengan hak orang lain. Dalam hal ini, pendidikan yang dimaksud di atas adalah pendidikan Hak Asasi Manusia atau pendidikan HAM. E. Pendidikan Hak Asasi Manusia. Pada saat ini banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi karena kurangnya wawasan tentang pendidikan HAM yang ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan memberikan pengertian dan wawasan kepada seluruh masyarakat tentang arti pentingnya memahami hak-hak dan kewajiban setiap warga negara terhadap hak asasi manusia. Pendidikan hak asasi manusia diberikan secara baik dan benar agar 8
  • 9. kehidupan manusia lebih berkualitas di tengah eforia dalam kebebasan dalam mensikapi penerapan hak asasi manusia. Ada 2 aspek yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah sebagai elemen pengontrol pelaksanaan HAM di Indonesia. Yang pertama yaitu pendidikan HAM yang diberikan kepada masyarakat sejak dini melalui pendidikan formal. Dan yang kedua yaitu pengenalan HAM kepada masyarakat sejak usia dini melalui aspek kebudayaan. Dalam pengenalan HAM sejak dini bisa dilakukan di pendidikan formal dengan cara memberikan materi tentang pendidikan Hak Asasi Manusia dalam kurikulum pembelajaran atau memberikan tambahan ekstra kulikuler tentang pentingnya pendidikan Hak Asasi Manusia. Sedangkan pengenalan HAM sejak dini melalui pendekatan kebudayaan bisa dilakukan dengan cara meberikan sentuhan-sentuhan budaya terhadapap segala sesuatu yang disukai oleh masyarakat seperti musik, mall, perkampungan bersih, taman bermain, dan lain sebagainya. Salah satu lembaga yang mempunyai kewenangan mengajarkan HAM kepada masyarakat adalah pendidikan. Pendidikan tidak hanya berarti sekolah, pesantren, perguruan tinggi, dan seterusnya. Pendidikan juga berbentuk lembaga seperti keluarga, masyarakat itu sendiri, dan pemerintah. Selain itu, pendidikan Hak Asasi Manusia seharusnya diterapkan dalam unsure-unsur pembentuk pendidikan yaitu: a. Keluarga Dalam keluarga bisa ditanamkan nilai-nilai bertanggung jawab, menghargai orang lain, dan bersopan santun. Tentunya, pengenalan Hak Asasi manusia pada keluarga dilakukan kepada anak-anak dan remaja yang diberikan oleh kedua orang tua mereka melalui pendekatan kekeluargaan. b. Sekolah Sekolah merupakan unsur yang tidak kalah penting dengan pendidikan HAM di keluarga. Sekolah sebagai lembaga kedua pembentukan karakteristik 9 anak dan pengembangan potensi
  • 10. merupakan kelanjutan pengenalan HAM yang pertama. Ketika keluarga mendasarkan pendidikan HAM pada pola atau tingkah laku secara langsung, sekolah mengajarkan HAM pada taraf teori aplikatif. Artinya, tidak hanya teori-teori perkembangan, pengertian HAM, tetapi didukung oleh data atau contoh-contoh pelanggaran HAM. c. Lingkungan atau Masyarakat Selanjutnya adalah pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk mendidik. Artinya, ia adalah bagian yang tak terpisahkan dari mata rantai pendidikan. Anak belajar dengan orang tua, sekolah, dan akhirnya kembali kepada masyarakat. d. Pemerintah Terakhir adalah peran serta pemerintah. Sebagaimana telah diungkapkan, pemerintah mempunyai tanggung jawab menjaga (baca menegakkan HAM). Kementerian Pendidikan Nasional, dalam hal ini, sudah seyogianya merumuskan pendidikan berbasis HAM untuk diajarkan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain. Sebagai bekal pengenalan HAM secara teoretis sejak dini. Pendidikan Hak Asasi Manusia pada dasarnya adalah sebuah usaha nyata dari semua pihak untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada masyarakat agar pelekasanaan hak-hak mereka bisa terlaksana dengan baik tanpa mengganggu hak-hak yang dimiliki orang lain. Selain itu, pendidikan HAM juga bertujuan untuk menciptakan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat agar tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. II. Pendidikan Sepanjang Hayat atau Long Life Education Pendidikan seumur hidup bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar.Holistik memiliki arti lebih mengarah 10
  • 11. kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Manusia selalu berusaha untuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal, namun seberapa besar kita berusahapun tidak akan sampai pada kesempurnaan itu. Karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta Alam. Pendidikan seumur hidup (Life-long Education) atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal. Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita. Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari ayunan sampai liang lahat”.Belajar merupakan tugas semua manusia, tuamuda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal. 11
  • 12. A. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses Continue yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. B. Dasar-dasar Pendidikan Sepanjang Hayat a. Menurut GBHN 1978 Dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. b. Secara Yuridis Formal Secara yuridis formal konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan nasional: Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang). Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. C. Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Berbagai Perspektif Dasar-dasar pemikiran pendidikan sepanjang hayat: a. Tinjauan Ideologis 12
  • 13. Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup. b. Tinjauan Ekonomis Dalam tinjauan ekonomis, pendidikan sepanjang hayat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan produktifitasnya, memelihara sumber-sumber yang dimilikinya, dan memungkinkan untuk hidup di lingkungan yang sehat. c. Tinjauan Sosiologis Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah. d. Tinjauan Filosofis Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. e. Tinjauan Teknologis Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya. f. Tinjauan Psikologis Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat. D. Mengapa Pendidikan Sepanjang Hayat Diperlukan? Pendidikan sepanjang hayat dilakukan mempunyai beberapa alasan ketika terdapat pertanyaan tentang perlukan pendidikan sepanjang hayat diterapkan, berikut alasan-alasannya: 13
  • 14. a. Alasan Keadilan Terselenggaranya PSH secara meluas di kalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkingkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula paersamaan sosial,ekonomi dan politik. Hinsen menunjukkan konteks yang lebih luas yaitu dengan terselenggaranya PSH yang lebih baik akan membuka peluang bagi perkembangan internasional nasional untuk (cropley:33). mencapai Dalam tingkat hubungan mengemukakan statemen bahwa PSH persamaan ini Bowle pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial (cropley:33). b. Alasan Ekonomi Persoalan PSH dikaitkan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan,produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju teknologinya yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan. c. Alasan Perkembangan IPTEK Bahwa sudah dijelaskan bahwa betapa luasnya pengaruh perkembangan Iptek dalam semua sektor pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri,transportasi dan komunikasi, namun intervensinya di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal. d. Alasan Sifat Pekerjaan 14
  • 15. Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan Iptek di satu sisi dalam skala besar menyita pekerjaan angan diganti dengan mesin,tetapi tak dapat dipungkiri di sisi lain juga memberikan andil kepada munculnya pekerjaan – pekerjaan baru yang menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru untuk memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah. Untuk dapat tetap menangani pekerjaan yang menuntut persyaratan berkemauan untuk – selalu persyaratan baru meningkatkan seseorang pengetahuan harus dan keterampilan secara terus menerus. Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa sesungguhnya pendidikan sepanjang hayat merupakan sebuah konsep yang memberikan pemahaman kepada setiap orang agar terus belajar dalam perjalanan hidupnya, belajar sepanjang hayat tidak mengenal usia, serta ruang dan waktu. III. Pendidikan Untuk Semua Pendidikan Untuk Semua : civil society oganizations initiative education for all (csoiefa) adalah konsorsium organisasi sipil yang peduli akan pentingnya pendidikan untuk semua, terutama untuk perempuan dan anakanak perempuan. Lebih dari 40 tahun yang lalu, bangsa-bangsa di dunia, berbicara melalui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, menegaskan bahwa: "Setiap orang memiliki hak untuk pendidikan". Meskipun negaranegara di seluruh dunia mengupayakan untuk menjamin hak pendidikan untuk semua, tetapi masih saja ditemukan kendala. Pada saat yang sama, dunia menghadapi masalah yang menakutkan seperti, beban utang, ancaman stagnasi dan kemunduran ekonomi, pertumbuhan penduduk yang cepat, pelebaran kesenjangan ekonomi antar bangsa, perang, pendudukan, perang saudara, kejahatan, kekerasan, kematian yang dapat dicegah jutaan anak-anak dan meluas ke kerusakan lingkungan. Masalah ini menghambat upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar 15
  • 16. dasar. Masalah-masalah ini telah menyebabkan kemunduran besar dalam pendidikan dasar pada 1980-an di banyak negara sedang berkembang. Di beberapa negara lain, pertumbuhan ekonomi telah tersedia untuk membiayai perluasan pendidikan, namun meskipun demikian, banyak jutaan tetap dalam kemiskinan, tidak mampu bersekolah atau buta huruf. Di negara-negara industri tertentu juga, penghematan dalam pengeluaran pemerintah selama tahun 1980-an telah menyebabkan kemerosotan pendidikan. Akhirnya pada tanggal 5-9 Maret 1990 di Jomtien, Thailand, 115 negara dan 150 oragnisasi saling bertemu dan mengadakan Konferensi Dunia membahas Education for All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu koalisi yang luas dari pemerintah nasional, masyarakat sipil kelompok, dan lembaga pembangunan seperti UNESCO dan Bank Dunia. Mereka berkomitmen untuk mencapai enam tujuan pendidikan yaitu: a. Memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif dan pendidikan, terutama bagi yang paling rentan dan anak-anak yang kurang beruntung. b. Memastikan bahwa pada 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, yang dalam keadaan sulit, dan mereka yang termasuk etnik minoritas, memiliki akses lengkap dan bebas ke wajib pendidikan dasar yang berkualitas baik. c. Memastikan bahwa kebutuhan belajar semua pemuda dan dewasa dipenuhi melalui akses yang adil untuk pembelajaran yang tepat dan program ketrampilan hidup. d. Mencapai 50% peningkatan dalam keaksaraan orang dewasa pada tahun 2015, khususnya bagi perempuan, dan akses ke pendidikan dasar dan pendidikan berkelanjutan bagi semua orang dewasa secara adil. e. Menghilangkan perbedaan gender pada pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan dengan tahun 2015, dengan fokus pada perempuan bahwa mereka 16
  • 17. dipastikan mendapat akses penuh dan sama ke dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik. f. Meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulan semua sehingga diakui dan diukur hasil pembelajaran yang dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, berhitung dan kecakapan hidup yang esensial. A. Pendidikan Untuk Semua Di Indonesia Indonesia telah mengalami kemajuan di bidang pendidikan dasar dalam 20 tahun terakhir ini. Terbukti rasio bersih anak usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94 persen. Tapi Indonesia tetap belum berhasil memberikan jaminan hak atas pendidikan bagi semua anak. Apalagi, masih banyak masalah yang harus dihadapi, masalah tersebut antara lain: a. Anak yang putus sekolah diperkirakan masih ada dua juta anak. b. Kualifikasi guru yang masih kurang. c. Metode pengajaran yang tidak efektif. Yaitu masih berorientasi kepada guru dan anak didik tidak diberi kesempatan memahami sendiri. d. Manajemen sekolah yang buruk e. Kurangnya keterlibatan masyarakat. f. Kurangnya akses pengembangan dan pembelajaran usia dini bagi sebagian besar anak usia 3 sampai 6 tahun terutama anak-anak yang tinggal di pedalaman dan pedesaan. g. Alokasi anggaran dari pemerintah daerah dan pusat yang tidak memadai. h. Biaya pendidikan yang tinggi. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Untuk Semua, pemerintah Indonesia dibantu oleh UNICEF dan UNESCO melakukan kegiatankegiatan antara lain: a. Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat 17
  • 18. UNICEF mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar melalui Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat. Sistem ini memungkinkan penelusuran semua anak usia di bawah 18 tahun yang tidak bersekolah. b. Program Wajib Belajar 9 tahun Dalam upayanya mencapai tujuan “Pendidikan untuk Semua” pada 2015, pemerintah Indonesia saat ini menekankan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak Indonesia usia 6 sampai 15 tahun. Dalam hal ini, UNICEF dan UNESCO memberi dukungan teknis dan dana. c. Program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC). Bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan anak-anak di delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC). Proyek ini berkembang pesat dari 1.326 sekolah pada 2004 menjadi 1.496 pada 2005. Kondisi ini membantu 45.454 guru dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih menantang bagi sekitar 275.078 siswa. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan untuk semua bertujuan untuk memberikan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang tertentu dan tercipta masyarat yang bisa mengikuti perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan. 18
  • 19. BAB III KESIMPULAN I. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan di atas, antara lain: a. Pendidikan Hak Asasi Manusia pada dasarnya adalah sebuah usaha nyata dari semua pihak untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada masyarakat agar pelekasanaan hak-hak mereka bisa terlaksana dengan baik tanpa mengganggu hak-hak yang dimiliki orang lain. Selain itu, pendidikan HAM juga bertujuan untuk menciptakan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat agar tercipta masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. b. Sesungguhnya pendidikan sepanjang hayat merupakan sebuah konsep yang memberikan pemahaman kepada setiap orang agar terus belajar dalam perjalanan hidupnya, belajar sepanjang hayat tidak mengenal usia, serta ruang dan waktu. c. Pendidikan untuk semua bertujuan untuk memberikan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat agar tercipta masyarakat yang memiliki kemampuan di bidang tertentu dan tercipta masyarat yang bisa mengikuti perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan. 19
  • 20. BAB IV PENUTUP Demikianlah makalah dari penulis yang berjudul PENDIDIKAN HAM DAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT SERTA PENDIDIKAN UNTUK SEMUA. Harapan penulis, semoga makalah ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi sumber-sumber referensi bagi semua pihak yang ingin menjadikan makalah ini sebagai sumber bacaan. Kami sadar, bahwa penulisan makalah ini masih banyak dijumpai kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif agar di kemudian hari penulisan makalah yang lain bisa bisa lebih baik. 20