Dokumen tersebut merupakan laporan Marketing Strategic Planning untuk Museum Brawijaya Malang. Laporan ini membahas tentang situasi saat ini Museum Brawijaya yang mengalami penurunan pengunjung akibat kurangnya promosi dan inovasi, serta persaingan yang semakin ketat dari tempat hiburan lain. Laporan ini juga berisi analisis internal dan eksternal museum beserta SWOT analysis, yang menyimpulkan bahwa strategi agresif perlu diambil untuk memanfaatkan keku
1. MARKETING STRATEGIC PLANNING
MUSEUM BRAWIJAYA MALANG
Dosen pembimbing : Bpk. Dimas Hendrawan, SE., MM.
Disusun oleh
ANKHA RHAZIQIEN
115020200111079
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Marketing Strategic Planning untuk Museum Brawijaya sebagai tugas Akhir mata
kuliah Marketing Strategic Planning.
1. Bpk. Dimas Hendrawan, SE., MM,. Selaku dosen pembimbing.
2. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa saya sebutkan
satu- persatu.
Kami sangat berharap marketing strategic planning dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta memberikan ide – ide segar untuk pembangunan
Museum Brawijaya kedepannya.
. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Marketing Strategic
Planning ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga Marketing Strategic Planning sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan ataupun tata bahasa yang tidak sempurna. Kritik dan saran kami
harapkan demi penyempurnaan
Penulis
Januari 2013
3. I.
1.1
EXECUTIVE SUMMARY
Synopsis
Museum Brawijaya adalah museum yang didirikan oleh Brigjend TNI (Purn)
Soerachman (mantan Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962)
dan Arsitek
museum adalah Kapten Czi Ir.Soemadi pada tanggal 4 Mei 1968 yang terletak di
jalan Ijen no 25 . Pembangunan gedung museum mendapat dukungan pemerintah
daerah kotamadya Malang dengan penyediaan lokasi tanah seluas 10.500 meter
persegi, dan dukungan biaya dari Sdr.Martha, pemilik hotel di Tretes Pandaan.
Semboyan dari Museum Brawijaya sendiri adalah “Citra Uthapana Cakra”yang
berarti “Sinar yang membangkitkan kekuatan”.
Peranan Museum Brawijaya lainnya antara lain :
1. Sebagai media pendidikan
2. Sebagai tempat rekreasi
3. Sebagai tempat penelitian ilmiah
4. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai-nilai '45
dan TNI '45 bagi prajurit TNI dan masyarakat umum
5. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka pembinaan
wilayah
Museum terbagi atas 2 area utama. Yaitu area pamer dan perkantoran..Di depan
museum dipajang koleksi tank yang digunakan pada pertempuran 10 november
1945 di Surabaya Kemudian senjata penangkis serangan udara yang disita oleh
BKR pada September 1945 dari tangan tentara Jepang. Meriam cannon 3,5 Inch
yang diberi nama “Si buang”. Tank AMP-Track yang digunakan dalam pertempuran
para pejuang TRIP.
Koleksi di dalam museum juga tak kalah menarik. Antara lain koleksi senjata yang
digunakan pada zaman kemerdekaan. Foto-foto jaman perang kemerdekaan.Fotofoto pemberontakan. Foto-foto Malang Tempo Dulu, komputer jadul jaman dahulu
kala yang cukup besar walau hanya digunakan untuk menghitung, benda
peninggalan panglima besar Sudirman dan lain-lain. Terdapat juga gerbong maut
yang menjadi ikon dari museum ini.
4. 1.2
Major aspect of the marketing plan
Berbeda dengan tempat wisata yang lain. Museum adalah tempat wisata yang
bertujuan untuk mengingatkan kita pada kejadian di masa lampau.Dan merupakan
wisata sejarah dan kejuangan yang banyak memberikan pendidikan sejarah bagi
pelajar maupun kalangan umum yang berkunjung. Begitu juga Museum brawijaya
yang berada di kota Malang. Museum ini berisi benda-benda bersejarah pada
zaman perang kemerdekaan hingga koleksi foto-foto malang pada tempo dulu..
Pada masyarakat saat ini ketika mendengar kata “museum” hal yang akan terlintas
dalam benakkita adalah suatu tempat penyimpanan benda-benda tua yang sudah
usang dan kotor serta tidak terawat. Sehingga tidak sedikit masyarakat yang lebih
memilih menghabiskan waktu luang atau akhir pekan mereka untuk mengunjungi
pusat perbelanjaan, bioskop, taman hiburan, atau sekedar berkumpul di sebuah
restoran atau cafe. Museum tidak lagi dijadikan alternatif utama sebagai media
pembelajaran, hiburan, dan kesenangan.Sudah sulit ditemui masyarakat yang
memilihmengunjungi tempat-tempat bersejarah maupun bangunan budaya sebagai
alternatif hiburan di akhir pekan.Hal ini sangat disayangkan karena tempat
bersejarah (museum) sesungguhnya menyimpan banyak potensi yang masih sangat
bisa dimaksimalkan.
Jumlah keseluruhan pengunjung Museum Brawijaya dalam tiga tahun terakhir
mengalami penurunan signifikan namun terjadi sedikit peningkatan pada jumlah
pengunjung dari kalangan pelajar khususnya pelajar kota Malang. Hal ini perlu
mendapat perhatian khusus dari pihak pengelola museum.
Berkembang secara pesatnya tempat hiburan sejenis seperti taman bermain dan
mall yang memiliki keunikan sendiri dalam menarik pendatang, hal ini membuat
museum yang memiliki paradigma “kuno” ini sendiri terkikis dan keluar dari
kompetisi. Yang mana hal ini membuat Museum Brawijaya semakin sulit dalam
mempertahankan posisinya dalam persaingan .Hal ini diakibatkan oleh modernisasi
dan keinginan konsumen dalam berkunjung ke tempat wisata. Menurut data
5. ,konsumen lebih menyenangi untuk menghabiskan akhir pekan di keramaian, tempat
cozy dan menyenangkan.
Kurangnya promosi dan inovasi pada museum juga menjadi faktor penting
didalamnya karena pendatang / turiskurang mengetahui museum tersebut.
Untuk itu, Dibutuhkan sebuah pengembangan marketingisasi museum lebih lanjut
agar museum mampu menunjukkan nilai-nilai koleksi yang tersimpan kepada
publik.Dibutuhkan kerjasama dengan pihak – pihak tertentu dalam marketingisasi
museum ,diferensiasi namun dengan tetap memegang kekhasan sebuah “museum”
serta inovasi dalam struktur organisasi museum itu sendiri.
6. II.
SITUATION ANALYSIS
2.1 Analysis of the internal environment
Ciri khas
Memiliki keaslian barang otentik koleksi bekas perang pada tahun 1945
Keaslian barang yang sarat akan nilai sejarah
·
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia memiliki kelemahan dalam regenerasi, kurangnya
SDM
berkualitas
dalam
struktur
organisasi
mengakibatkan
adanya
kurangnya kekereatifan dan inovasi dalam perusahaan (museum) yang
mengakibatkankan
museum
tidak
mengalami
perkembangan
dan
modernisasi yang mumpuni yang dapat bersaing dengan tempat wisata
sejenis.
Rencana tidak suksesi merupakan hal yang kritikal mengingat jumlah
angkatan muda yang sedikit.
Kurangnya rasa ingin memajukan perusahaan karena berlandaskan
idealisme museum itu sendiri
·
Infastruktur
Infastruktur yang kurang baik dan kurangnya renovasi didalam museum
Lahan museum yang luas (10.500 meter)
Sarana dan prasana yang masih kurang
·
Teknologi
Kurang andilnya teknologi dalam pemasaran yang mengakibatkan tidak
adanya marketingisasi secara online
Belum adanya pemesanan secara online dan informasi yang dapat diolah
pada internet
2.2. Analysis of the customer environment
·
Pelanggan
Pengunjung lebih menyenangi mall dan tempat wisata sejenis untuk
meluangkan akhir pekannya.
7. Anggapan pengunjung tentang “museum” adalah tempat kuno yang
membosankan
Pengunjung masa sekarang lebih menyenangi tempat yang nyaman dan
menyenangkan.
Kurangnya nasionalisme
·
Tren
Tren traveling yang berkembang di kalangan masyarakat mendorong
Museum untuk melakukan kegiatan promosi secara intensif. Traveling atau
hiking menjadi pilihan lebih utama bagi masyarakat untuk menghilangkan
penat atau stress yang terakumulasi dari kegiatannya sehari-hari di akhir
pekan.
Keunikan ethnic museum sendiri bisa dijadikan sebuah keunikan sebagai
tempat wisata yang diferensiatif
2.3 Analysis of the external environment
·
Persaingan
Seiring dengan perkembangan tren masyarakat dan industri tempat wisata,
persaingan dalam industri tempat wisata semakin meningkat pula. Pesaing
berasal dari usaha sejenis. Yang lebih diferensiatif dan inovatif yang lebih
dapat memuaskan konsumen
Seperti pusat perbelanjaan, bioskop, taman hiburan, restoran ataupun cafe.
·
Ekonomi
Kondisi ekonomi yang semakin membaik menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pelilaku pembelian jasa masyarakat. Kenaikan pendapatan
perkapita masyarakat membuat enggan mendatangi tempat yang dinilai kuno
·
Sosial budaya
Perubahan budaya masyarakat yang tidak lagi berorientasi tren pada
kerabat, teman sebaya maupun pergaulannya.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah pada masa sekarang.
·
Perubahan Teknologi
8. Perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong museum untuk cepat
dan tanggap dalam mengadaptasi teknologi baru agar marketingisasi ,
inovasi dan promosi dalam meningkatkan kondisi museumnya.
III.
SWOT ANALYSIS
3.1 Faktor Internal Strategi
Faktor Internal Strategi
Kekuatan / Strenght
1. Museum dengan koleksi perjuangan sejak tahun 1945
2. Keaslian benda yang kaya akan nilai sejarah
3. Letak strategis
4. Memiliki lahan yang luas
5.Objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan
pengetahuan
JUMLAH
Kelemahan/ Weakness
1. Kurangnya promosi
2. Standarisasi pelayanan
3. Sarana dan prasarana yang masih kurang
4. Kurangnya daya kreativitas
5. Konsep bangunan
JUMLAH
TOTAL
Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
terbobot
(axb)
0.16
0.11
0.15
0.12
0,9
4
3
4
3
3
0,64
0.33
0,6
0,36
0,27
0,63
2,2
0,09
0,06
0,07
0,00
0,06
0,37
1
3
1
2
3
2
0,27
0,06
0,14
0,27
0,12
0,86
3,06
3.2 Faktor Eksternal Strategi
Faktor Internal Strategi
Peluang/ Opportunities
1. Memiliki potensi menarik untuk dikembangkan
2. Peningkatan jumlah wisatawa di masa mendatang
3. Dukungan pemerintah
4. Hubungan kerjasama
5.Perkembangan informasi dan teknologi
Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
terbobot
(axb)
0.16
0.14
0.11
0.9
0,8
4
4
2
3
3
0,64
0.56
0,22
0,27
0,27
9. JUMLAH
Threat/ Ancaman
1. Objek wisata sejenis yang sudah berkembang
2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah
3. Kurang pahamnya masyarakat mengenai museum
4. Munculnya pusat hiburan seperti mall
5. Berubahnya gaya hidup masyarakat
JUMLAH
TOTAL
0,58
0,08
0,07
0,1
0,09
0,08
0,42
1
1,93
3
2
3
3
2
Keterangan Angka :
1. Bobot
>0.04 sangat tidak penting
0.05- 0.08 tidak penting
0.09 - 0.12 cukup penting
0.13 - 0.16 penting sekali
2. Rating
Pada S dan O
Pada W dan T
2 (kurang)
1 (kurang)
3 (cukup)
2 (cukup)
4 (penting)
3 (penting)
Dari hasil perhitungan pada perbandingan antara kekuatan dan kelemahan
pada table IFAS dan EFAS antara peluang dan ancaman pada table EFAS
diketahui jumlah sebagai berikut :
Kekuatan (S) = 2,2
Kelemahan (W) = 0.86
Peluang (O) = 1,93
Ancaman ( T) = 1,11
0,24
0,14
0,3
0,27
0,16
1,11
3,04
10. Dapat dilihat bahwa pada hasil perhitungan IFAS S(2,2) > W (0,86)sementara pada
hasil perhitungan EFAS peluang O(1,93) > T (1,11). Sehinggajelas Museum
Brawijaya harus memilih dan menggunakan strategi agresif atauberkembang,
dimana mencakup kondisi kekuatan dan peluang berada pada posisi yang baik
(strategi SO)
Faktor-faktor internal
strategi
(IFAS)
Faktor-faktor eksternal
strategi
(EFAS)
Peluang (O)
1. Memiliki potensi yang
menarik untuk
dikembangkan lagi
2. Peningkaan jumlah
wisatawan di masa
mendatang
3. Dukungan pemerintah
4. Hubungan kerjasama
5. Perkembangan
teknologi
dan informasi
Kekuatan (S)
1. Museum dengan
koleksi
perjuangan sejak tahun
1945
2. Keaslian benda yang
kaya
akan nilai sejarah
3. Letak strategis
4. Memiliki lahan yang
luas
5. Objek wisata yang
menarik, penuh sejarah
dan
pengetahuan
Kelemahan (W)
1. Kurangnya promosi
2. Standarisasi
pelayanan
3. Sarana dan prasarana
yang masih kurang
4. Kurangnya daya
kreativitas
5. Konsep bangunan
Strategi SO
1. Koleksi perjuangan
sejak
tahun 1945 yang
merupakan potensi untuk
lebih dikembangkan lagi
2. Mengadakan event
kerjasama
3. Pendekatan lebih
mendalam dengan
masyarakat
4. Lebih memanfaatkan
lahan
secara maksimal
Strategi WO
1. Meningkatkan promosi
oleh para personil
2. Hubungan kerjasama
yang bisa dikembangkan
3. Mengajukan proposal
kerjasama dengan
beberapa pihak
11. Ancaman (T)
1. Objek wisata sejenis
yang
sudah cukup
berkembang
2. Rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap
peninggalan sejarah
3. Kurangnya
pemahaman
masyarakat terhadap
museum
4. Munculnya pusat
hiburan
baru seperti mall
5. Berubahnya gaya
hidup
masyarakat
Strategi ST
1. Letak strategis yang
bisa
dikembangkan untuk
bisa
bersaing dengan objek
wisata
sejenis
2. menciptakan museum
dengan nuansa baru
yang lebih
modern mengikuti pasar
Strategi WT
1. memperbaiki sarana
prasarana yang masih
kurang
2. memberikan
pelayanan
yang lebih maksimal
dengan guide yang
selalu
siap sedia
Dari analisa diatas menyebutkan bahwa, Museum Brawijaya dalam strategi
pengembangannya seharusnya memilih strategi berkembang. Dimana, kekuatan (S)
lebih besar daripada peluang (O), artinya pilihan strateginya bedasarkan tabel
pilihan strategi diatas, maka pilihan strateginya adalah pertumbuhan cepat dengan
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh museum.
Adapun
cara
yang
dapat
dilakukan
oleh
Museum
Brawijaya
dalampengembangannya sebagai berikut :
1. Museum Brawijaya memiliki koleksi perjuangan yang kaya makna dan nilai
sejarah. Ini merupakan potensi yang dapat dipromosikan oleh pengelola Museum
2. Museum Brawijaya berada dibawah naungan Bintaldam V Kodam Brawijaya yang
memiliki jaringan sampai ditingkat kecamatan. Hal ini menjadi potensi untuk promosi
dan pengembanganMuseum
3. Letak strategis museum yang berada di pusat kota Malang menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan
4. Memanfaatkan sisa lahan yang tersedia sebagai arena edukasi tambahan
5. Melakukan promosi melalui internet dan memperbanyak informasi terkait museum
Brawijaya
12. IV.
MARKETING GOAL AND OBJECTIVES
Marketing Goals
Membuat Museum Brawijaya menjadi tempat wisata pilihan pertama di Indonesia
Marketing Objectives :
1. Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat dibandingkan 3 tahun
silam
a) Melakukan promosi secara gencar dengan memanfaatkan teknologi
informasi secara lebih itensif
b) Melakukan kerjasama dengan pihak biro perjalanan di Indonesia ,
dengan hal ini memberikan keuntungan bagi museum untuk
mendapatkan pengunjung
c) Melakukan
inovasi
dalam
infastruktur
dan
museum
guna
meningkatkan daya tarik pengunjung
d) Melakukan riset yang mengutamakan customer behavior .
2. Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi kepentingan pengunjung
museum
a) Memanfaatkan sisa lahan dengan tetap mempertahankan keontetikan
museum itu sebagai tempat bersejarah
b) Memberikan fasilitas tambahan dengan mendirikan tempat yang
nyaman untuk beristirahat pada para pengunjung
3. Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada museum di Indonesia
(sejenis)
a) Membuat beberapa program kreatif yang belum didapatkan oleh
seluruh museum di Indonesia
b) Membuat isu – isu tentang museum , contohnya adalah seperti isu
adanya pintu rahasia di museum , hal – hal lainnya yang dapat
mengundang pengunjung yang penasaran untuk datang
c) Orientasi
konsumen
barang
museum
yang
didasarkan
pada
keinginan
13. 4. Memberikan promosi gencar – gencaran pada online maupun offline
a) Membuat tim marketing kreatif dalam pelaksanaan promosi online
dan offline.
b) Menjalin relasi dengan menggandeng biro – biro perjalanan serta
franchise terkemuka
c) Bantuan pemerintah dalam melestarikan dan menjaga museum
tersebut.
14. V.
MARKETING STRATEGIES
5.1
Primary target and marketing mix
Segmenting
SEGMENTASI
GEOGRAFIS
SEGMENTASI
DEMOGRAFIS
SEGMENTASI
PSIKOGRAFIS
SEGMENTASI
PERILAKU
- Tempat
Strategis (pusat
kota)
- Berada di kota
wisata Malang
- Iklim dingin
• Pengunjung
semua usia
• Jenis Kelamin :
Pria dan Wanita
Kelas sosial : Semua
kelas
Gaya Hidup :
Menyenangi traveling
Alasan :
• Meluangkan
waktu akhir
pekan
• Ingin merasa
wisata yang
berbeda
15. Pada segmentasi geografis , Museum Brawijaya yang terletak di pusat kota Malang
memiliki berbagai keuntungan yaitu mudah dijangkau dan transportasi yang mudah ,
selain itu faktor lain seperti berada di Malang yang terkenal sebagai kota wisata
menjadi suatu
keuntungan karena museum bisa menjadi tempat singgah para
pengunjung , iklan dingin juga menjadi faktor geografis yang membuat masyarakat
nyaman saat berada di Malang maupun museum.
Pada segmentasi Demografis , museum Brawijaya memiliki calon pengunjung dari
semua umur dan semua gender , karena tempat ini tidak memilki batasan. Hal ini
membuat keuntungan karena pengunjung bisa didapat dari kalangan balita sampai
kepada veteran yang ingin mengenang masa perebutan kemerdekaan pada saat itu.
Pada segmentasi psikografis, memiliki segmen semua kelas dari bawah , menengah
maupun atas dalam memperoleh pengunjung, serta tren konsumen yang
menyenangi traveling apalagi ditambah dengan tempat yang unik akan memberikan
keuntungan tersendiri bagi museum.
Pada Segmentasi perilaku, Alasan konsumen datang kepada museum adalah untuk
meluangkan waktu akhir pekan , memperoleh pendidikan tambahan oleh sekolahnya
(untuk SD-SMP) , serta beberapanya ingin memperoleh wisata yang unik dengan
mengenang jasa pahlawan.
Targetting
Seteleh melewati tahap segmentasi , pemilihan targeting menjadi acuan penting bagi
Museum Brawijaya. Dari variable – variabel segmentasi diatas dapat disimpulkan
bahwa museum memiliki keuntungan karena banyak target pelanggan dalam
pemasarannya , karena pemasarannya mencakupi semua usia , semua gender
maupun semua pendidikan, Alasan untuk datang berkunjung kepada museum
sendiri hanya dengan sekedar menghabiskan akhir pekan, mendapatkan pendidikan
nasionalisme dan juga ingin memperoleh wisata yang berbeda. Hal ini menjadi
simpulan bahwa orang – orang membutuhkan tempat akhir pekan yang dapat
16. menghilangkan penat dan menjadi tempat langganan mereka dalam menghabiskan
akhir pekannya.
Positioning
Penentuan posisi perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan image konsumen
terhadap museum terhadap tempat wisata sejenis .Penempatan posisi museum
sebagai tempat pameran wisata otentik yang berisi hasil warisan – warisan para
pahlawan kemerdekaan menjadi keunikan tersendiri dari wisata sejenis. Dan juga
posisinya yang berada di kota wisata Malang . Hal ini menjadi suatu diferensiasi
terhadap wisata sejenis khususnya yang berada di kota Malang.
4P (Marketing Mix)
Product
Produk museum sendiri museum lebih bersifat psikologis daripada secara dirasakan
fisik.Artinya pengunjung mendapatkan hiburan dan kesan pada produk yang
diberikan museum yang berbentuk pameran. Berarti sebuah pameran pada museum
tersebut disebut „core‟produk museum tersebut , yang berarti produk inti untuk
memajukan misi museum tersebut. Produk atau layanan lain yang disediakan oleh
museum adalah berupa „secondary‟ produk atau produk pendukung yang berfungsi
untuk melengkapi dan memfasilitasi konsumen dalam menikmati „core‟ product atau
produk inti itu sendiri. Keontetikan produk ini museum sendiri memiliki nilai
diferensiasi yang berbeda pada usaha sejenis , namun seringkali tidak adanya
penemabahan produk yang sesuai dengan keinginan pasar yang akhirnya kurang
dapatnya nilai tambah yang diterima konsumen.
Produk yang dapat disediakan oleh museum Brawijaya ini sendiri adalah :
●
Pelestarian warisan (Stewardship)
Seperti tujuan awal museum yaitu melestarikan warisan, dan bertanggung
jawab untuk melestarikan macam – macam warisan revolusioner kita pada
masa merebut kemerdekaan tahun 1945.Warisan ini kemudian dapat dilihat
sebagai produk inti museum. Struktur Bangunan museum juga merupakan
17. produk yang dapat diperoleh konsumen karena berbentuk keontetikan
bangunan yang dibangun oleh Brigjend TNI (Purn) Soerachman dan Kapten
Czi Ir.Soemadi,
●
Informasi
Penyediaan informasi terkait dengan peninggalan masa perang 1945.
Informasi ini sendiri berguna untuk konsumen dengan memahami sejarah
dan melihat secara langsung peninggalan masa kemerdekaaan 45 oleh
Indonesia. Karena normalnya, sejarah yang mereka dapatkan hanya berupa
pendidikan secara formal yang diberikan pada SD dan SMP.
●
Pendidikan
Pendidikan juga menjadi kekuatan pendorong utama. Museum Brawijaya
harus mempertimbangkan cara untuk memperkenalkan lembaga mereka
kepada masyarakat dewasa sebagai sumber pengayaan intelektual, sebagai
tempat belajar dimana proses belajar akan lebih spontan dan lebih personal
dan peluang untuk pertumbuhan dan pemikiran pengunjung serta sebagai
penumbuhan rasa nasionalisme pengunjung tersebut.
●
Layanan Umum Pengunjung
Program acara dan kegiatan dimana museum dapat mengaturnya namun
untuk menikmatinya lebih baik dibuat berdasar customer oriented.
People
Sumber daya Manusia oraganisasi museum seperti Customer service dan internal
marketing telah menjadi perhatian utama dari organisasi pelayanan dalam beberapa
tahun terakhir ini. Layanan yang mengandalkan interaksi antara staff yang dengan
pelanggan, perlu dipastikan bahwa staf mereka cukup berpengalaman dalam
pelayanan pelanggan.Kontak dengan staf biasanya dijaga agar tetap minimum di
museum, dimana petugas adalah personel hanya terlihat.Museum dengan
interpretasi secara lansung jelas memerlukan kontak secara personal dengan
pengunjungnya, terutama pada cafe dan toko yang ada di museum.
18.
Place
Lokasi, yaitu kenyamanan lokasi dan kemudahan akses, juga merupakan faktor
penentu kedatangan pengunjung .Ada ketidakfleksibelan yang cukup besar,
meskipun, di lokasi museum.Keuntungannya museum ini sudah berada di pusat kota
Malang sebagai tempat wisata yang sudah dibilang ideal sebagai tempat
wisata..Aksesibilitas memerlukan jaringan transportasi yang baik.Museum dapat
mendorong
perbaikan
transportasi
umum,
namun
tidak
dapat
mengontrol
mempengaruhi struktur di luar kendali mereka. Parkir mobil dan bis parkir juga bisa
menjadi faktor acuan ,
Rambu – rambu yang berada di jalan sebagai arah penunjuk museum juga dapat
membantu turis – turis yang belum mengenal kota Malang untuk dapat mengetahui
posisi Museum Brawijaya tersebut.
Promotion
Promosi memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara pengunjung.
Hal ini juga harus digunakan dalam membangun hubungan dengan pasar penting
lainnya, khususnya karyawan, penyandang dana, dan sponsor. Promosi adalah
sarana berkomunikasi antar museum dengan target pasarnya. Setidaknya museum
Brawijaya
harus
memberitahu
orang-orang
apa
yang
ada
di
sana
dan
menggambarkan bagaimana produk yang ditampilkan). Karena Penelitian telah
menemukan bahwa kurangnya kesadaran adalah salah satu alasan utama mengapa
orang tidak mengunjungi museum (Ada berbagai macam metode alternatif
berkomunikasi yang dapat digunakan dalam program komunikasi. Mengembangkan
program komunikasi meliputi empat tugas utama: identifikasi kelompok sasaran,
menentukan tujuan promosi, pengembangan pesan, dan pemilihan communications
mix.
Tujuan promosi perlu ditentukan di bawah tiga bagian: untuk menginformasikan,
untuk membujuk, untuk mengingatkan. Tujuan kemudian dapat termasuk:
●
Mengembangkan dan meningkatkan citra museum
●
Menginformasikan pengguna potensial tentang museum dan atribut yang
relevan
●
Mengingatkan pengguna tentang museum secara terus menerus
19. ●
Mengingatkan penyandang dana mengenai nilai dari museum
●
Mengembangkan motivasi dan komitmen di antara karyawan.
Pengembangan pesan melibatkan empat hal:
●
Isi - apa yang harus dikatakan
●
Struktur - bagaimana mengatakannya secara logis
●
Gaya - menciptakan kesan yang kuat
●
Sumber- siapa yang harus mengembangkannya
20. VI. MARKETING IMPLEMETATION
Issue
Marketing Objectives A:
Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat dibandingkan 3 tahun silam
Implementation
:
a) Melakukan promosi secara gencar dengan memanfaatkan teknologi
informasi secara lebih itensif
Menggunakan media sosial , website pribadi yang memuat informasi
museum dan lainnya.
b) Melakukan kerjasama dengan pihak travel di Indonesia , dengan hal ini
memberikan keuntungan bagi museum untuk mendapatkan pengunjung
c) Melakukan inovasi dalam infastruktur dan museum guna meningkatkan daya
tarik pengunjung
d) Membuat suatu event besar yang berlokasi di museum yang dimaksudkan
memperkenalkan museum secara lebih menarik guna membuat nilai
tersendiri bagi calon pengunjung museum.
Marketing Objectives B:
Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi kepentingan pengunjung museum
Implementation
:
a) Memanfaatkan sisa lahan dengan mendirikan arena simulasi perang –
perangan untuk anak – anak , dengan hal ini dapat menciptakan rasa
nasionalisme karena secara tidak langsung pada mereka
b) Membuat event outbound di sekitaran lahan museum untuk anak – anak
hingga remaja dengan program pengenalan pahlawan, sejarah pahlawan –
pahlawan Indonesia pada masanya
c) Memberikan fasilitas tambahan dengan mendirikan tempat yang nyaman
untuk beristirahat pada para pengunjung dengan menggandeng franchise
makanan dan minuman seperti Jco dan Starbucks
21. Marketing Objective C:
Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada museum di Indonesia (sejenis)
Implementation
:
a) Membuat program “Night at the Museum” yaitu merasakan wisata malam di
museum hal ini menjadi suatu ciri khas tersendiri karena banyak masyarakat
sendiri sangat menyenangi hal – hal yang berbau mistik.
b) Membuat isu – isu tentang museum , contohnya adalah seperti isu adanya
pintu rahasia di museum , hal – hal lainnya yang dapat mengundang
pengunjung yang penasaran untuk datang
c) Mendatangkan otentik museum dari luar negeri yang sesuai dengan keadaan
tren masyarakt pada saat itu. Contoh : boneka Annabelle pada film Conjuring
atau lainnya yang sesuai dengan permintaan pasar.
d) Membuat event yaitu ketika pengunjung dapat membawa barang – barang
yang dinilai otentik dan bernilai sejarah jika diteliti memiliki nilai sejarah maka
pengunjung mendapat reward dan barang tersebut akan disimpan dalam
museum.
Marketing Objective D:
Memberikan promosi gencar – gencaran pada online maupun offline
a) Membuat akun twitter yang memuat museum brawijaya secara informatif
maupun jenaka (dengan catatan admin akun tersebut orang yg aktif di dunia
twitter dan memiliki selera humor ). Karena pada masa sekarang anak muda
pengguna twitter sangat menyenangi sesuatu yang humoris .
b) Membangun suatu komunitas pencinta Museum, dengan hal ini membuat
marketingisasi sendiri dari skala mikro sampai kepada makro
c) Menggandeng public figure dalam promosi museum Brawijaya tersebut.
22. Tactical marketing activities
Spesific tactical activities
Person
Required
responsible
Completion date
Budget
Marketing Objectives A:
Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat
dibandingkan 3 tahun silam
a) Melakukan promosi secara gencar dengan Tim Marketing
Rp. 5.000.000
Tidak terbatas
memanfaatkan teknologi informasi secara
lebih itensif
b) Melakukan kerjasama dengan pihak travel di Tim Marketing
Indonesia , dengan hal ini memberikan
keuntungan
bagi
museum
Rp.
1.500.000- 1-2 tahun
5.000.000
untuk
mendapatkan pengunjung
c) Melakukan inovasi dalam infastruktur dan Tim Kreatif
Kondisional
1 tahun
museum guna meningkatkan daya tarik
pengunjung
d) Membuat suatu event besar yang berlokasi di Humas dan tim Rp. 15.000.000 1 tahun 1x
museum
yang
memperkenalkan
museum
dimaksudkan kreatif
secara
lebih
(dibantu
oleh
pemerintah)
menarik guna membuat nilai tersendiri bagi
calon pengunjung museum.
Marketing Objectives B:
Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi
kepentingan pengunjung museum
Implementation
:
a) Memanfaatkan sisa lahan dengan mendirikan Pengembangan
arena simulasi perang – perangan untuk dan tim kreatif
anak – anak , dengan hal ini dapat
Rp. 15.000.000
1 tahun
23. menciptakan
rasa
nasionalisme
karena
secara tidak langsung pada mereka
b) Membuat event outbound di sekitaran lahan Sejarahwan
Rp. 500.000
Tidak terbatas
museum untuk anak – anak hingga remaja
dengan
program
pengenalan
pahlawan,
sejarah pahlawan – pahlawan Indonesia
pada masanya
c) Memberikan
mendirikan
fasilitas
tempat
tambahan
yang
dengan Humas
nyaman
dan Kondisional
5 tahun
untuk Marketing
beristirahat pada para pengunjung dengan
menggandeng
franchise
makanan
dan
minuman seperti Jco dan Starbucks
Marketing Objective C:
Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada
museum di Indonesia (sejenis)
Implementation
:
a) Membuat program “Night at the Museum” Tim
kreatif
, Rp. 0
Tidak terbatas
yaitu merasakan wisata malam di museum sejahrawan dan
hal ini menjadi suatu ciri khas tersendiri penjaga
karena banyak masyarakat sendiri sangat museum
menyenangi hal – hal yang berbau mistik.
b) Membuat isu – isu tentang museum , Tim Kreatif
Rp. 0
Tidak terbatas
contohnya adalah seperti isu adanya pintu
rahasia di museum , hal – hal lainnya yang
dapat
mengundang
pengunjung
yang
penasaran untuk datang
c) Mendatangkan otentik museum dari luar Humas
dan Kondisional
negeri yang sesuai dengan keadaan tren pengembangan
masyarakt pada saat itu. Contoh : boneka
Annabelle pada film Conjuring atau lainnya
yang sesuai dengan permintaan pasar.
Per 2 bulan
24. d) Membuat event yaitu ketika pengunjung Sejarahwan dan Dana
dapat membawa barang – barang yang peneliti
Tidak terbatas
pemerintah
dinilai otentik dan bernilai sejarah jika diteliti
memiliki nilai sejarah maka pengunjung
mendapat reward dan barang tersebut akan
disimpan dalam museum.
Marketing Objective D:
Memberikan promosi gencar – gencaran pada online
maupun offline
a) Membuat akun twitter yang memuat museum Admin (oleh tim Rp. 0
Tidak terbatas
brawijaya secara informatif maupun jenaka Humas ) dan tim
(dengan catatan admin akun tersebut orang kreatif
yg aktif di dunia twitter dan memiliki selera
humor ). Karena pada masa sekarang anak
muda pengguna twitter sangat menyenangi
sesuatu yang humoris .
b) Membangun
Museum,
suatu
dengan
marketingisasi
sendiri
komunitas
hal
dari
ini
pencinta Humas
Rp.0
Tidak terbatas
membuat
skala
mikro
sampai kepada makro
c) Menggandeng public relawan dalam promosi Humas
museum Brawijaya tersebut.
Marketing
dan Kondisional
1 tahun
25. VII. EVALUATION AND CONTROL
7.1
Formal marketing control
Customer Feedback
Customer feedback adalah serangkaian kegiatan yang memberikan informasi
tentang produk atau servis yang sudah diterima oleh konsumen . Hal ini
memudahkan
pihak
Museum
Brawijaya
tentang
pengembangannya
dan
meningkatkan suatu nilai profabilitas pada Museum Brawijaya ini sendiri . Hal ini
dapat dilakukan dengan cara
1) Menyediakan kotak feedback diarah jalur keluar museum yang berguna
untuk pengunjung dalam menuliskan feedbacknya terhadap jasa yang sudah
diterima.
2) Menyediakan e-feedback yaitu konsep feedback secara online yang tersedia
di website Museum
3) Membuat voting tentang barang apa saja yang cocok untuk diimpor dan
dipamerkan pada Museum Brawijaya
Target Market Sales
Target market sales adalah serangkaian rencana kegiatan yang dimaksudkan untuk
memberikan tujuan dan target marketing dalam waktu tertentu. Untuk hal ini pihak
Museum dapat memberikan target marketing secara berkala yang berhubungan
dengan cara untuk menarik pengunjung.
1) Memberikan perencanaan dan target marketing berdasar dengan waktu
tertentu dan membentuk tim yang bertanggung jawab dalam kegiatan
tersebut.
2) Mengevaluasi kegiatan organisasi secara period guna memastikan target
sudah sepenuhnya terpenuhi atau tidak.
26. 7.2
Informal Marketing Control
Dengan cara memastikan komunitas – komunitas atau orang – orang yang
menyenangi
museum
berkembang
atau
tidaknya
,
komunitas
adalah
sekelompok sosial dari beberapa orang – orang yang tinggal di lingkungan yang
sama , umumnya memiliki ketertarikan yang sama . Dengan mengontrol
perkembangan komunitas tersebut maka mudah mendapati data yang konkrit
terhadap minat orang terhadap museum
Adapun dengan cara mengetahui tren dan sosial budaya yang berkembang di
masyarakat , dengan hal ini dapat mengetahui apa yang diinginkan konsumen dan
kapan aka nada masa „retro‟ kembali muncul pada tahun tahun tersebut.
27. VIII. SUMMARY AND CONCLUSION
Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa Museum Brawijaya memiliki keunikan
tersendiri dalam positioningnya sebagi tempat wisata karena Museum Brawijaya
memiliki :
1. Museum Brawijaya memiliki koleksi perjuangan yang kaya makna dan nilai
sejarah. Ini merupakan potensi yang dapat dipromosikan oleh pengelola Museum
2. Museum Brawijaya berada dibawah naungan Bintaldam V Kodam Brawijaya yang
memiliki jaringan sampai ditingkat kecamatan. Hal ini menjadi potensi untuk promosi
dan pengembanganMuseum
3. Letak strategis museum yang berada di pusat kota Malang menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan
4. Lahan yang masih dapat dimanfaatkan
Hal ini menjadi potensi yang sangat besar bagi Museum Brawijaya sendiri , menurut
analisa
SWOT
sendiri
Museum
Brawijaya
harus
melakukan
strategi
agresif/berkembang yaitu meminimalisir ancaman dan kelemahan . Dengan cara
melakukan promosi besar – besaran dan memberikan berbagai macam inovasi
dalam pengembangannya namun dengan tetap mempertahankan kekuatan
internalnya sebagai sebuah museum , Hal ini dapat didapat dengan cara program –
program yang sudah dituliskan pada marketing implementation seperti :
a) Melakukan kerjasama dengan pihak biro perjalanan di seluruh Indonesia
b) Memanfaatkan lahan dengan menciptakan simulasi perang – perangan anak
anak
c) Membuat berbagai program yang berkaitan museum seperti : system reward
bagi penemu barang otentik , outbound di museum dan lainnya.
d) Mengembangkan komunitaspecinta museum di Indonesia
e) Dan lainnya.
Dan tidak lupa Museum Brawijaya harus tetap melakukan evaluation control yang
berfungsi sebagai media pengembangan museum Brawijaya sendiri agar dapat
bersaing dengan tempat wisata sejenis.