SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
PENENTUAN Ni DALAM FERRONIKEL SECARA GRAVIMETRI 
TUJUAN 
 Menentukan Ni dalam sampel dengan gravimetri 
 Menentukan klorida terlarut dalam sampel dengan gravimetri 
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN 
o Penentuan nikel dalam sampel  Massa hasil = 0,37 gram  Massa Ni = 0,0752 gram  % Ni dalam sampel = 0,752% (m/v)  Warna = merah keunguan 
o Penentuan klorida terlarut dalam sampel Massa (gram) Percobaan 1 Percobaan 2 Kertas saring Kertas saring + AgCl 0,35 g 0,54 g 0,34 g 0,58 g Sampel 0,19 g 0,24 g  Massa Cl rata-rata = 0,053 gram  % Cl dalam sampel = 66,25%  Warna = keunguan 
 PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan dua analisis dengan menggunakan metode gravimetri. Yang pertama yakni analisis penentuan nikel dalam sampel dan yang kedua yakni analisis penentuan klorida terlarut dalam sampel. Metode gravimetri yang digunakan yakni gravimetri pengendapan, di mana pada hasil akhir akan diperoleh endapan senyawa yang diinginkan yang dari endapan tersebut dapat dihitung massanya. 
Penentuan nikel dengan gravimetri dengan cara ion nikel diendapkan dalam bentuk nikel dimetilglioksimat dengan cara menambahkan larutan dimetilglioksim (DMG) pada sampel. Namun, sampel yang mengandung nikel terlebih dahulu diencerkan dengan akuades. Tujuan pengenceran ini untuk melarutkan garam yang mudah bercampur dengan air. Selain itu, pengenceran ini juga akan menyebabkan
keenceran larutan sampel bertambah, sehingga dengan menggunakan larutan dan pereaksi yang encer maka kemungkinan larutan tersebut menghasilkan endapan sangat besar. Dengan larutan yang lebih encer juga menjadikan perubahan-perubahan yang terjadi selama reaksi dapat teramati dengan baik. Penambahan asam tartrat berfungsi untuk mencegah interferensi dari Cr, Fe, dan logam-logam lain. Anion-anion akan selektif mengikat logam-logam tersebut membentuk kompleks yang larut dan mencegah pembentukan logam yang tidak larut dalam larutan buffer. Sedangkan ammonia pekat yang ditambahkan sebelum penambahan DMG yakni sebagai larutan buffer, di mana pH larutan dijaga pada pH antara 5-9 (ammonia bersifat basa, sehingga pH nya dapat di atas 7), karena jika pH terlaru rendah akan menyebabkan kesetimbangan reaksi mengarah pada pembentukan ion nikel (II), menyababkan pelarutan Ni(DMG)₂ kembali ke dalam larutan. Larutan perlu dipanaskan dan ditambahakan HCl. Penambahan HCl pada larutan bertujuan untuk menjadikan kondisi larutan asam. Selain itu, dengan adanya pemanasan akan menyebabkan suhu larutan meningkat, sehingga dengan suhu yang panas dan kondisi larutan yang asam diharapkan dapat diperoleh hasil endapan yang berukuruan lebih besar sesuai yang diharapkan. Penambahan HCl juga bertujuan untuk mencegah terbentuknya endapan nikel dimetilglioksimat [Ni(DMG)₂] di awal penambahan DMG. Apabila pengendapan tersebut terjadi di awal maka endapan yang terbentuk akan berukuran kecil dan akan sulit saat proses pemisahannya (penyaringan), sehingga menyebabkan kadar nikel yang nantinya dihitung akan menjadi lebih kecil (sedikit) dari kadar sebenarnya. Maka dari itu reaksi dilakukan dalam suasana asam (antara pH 3-4) dan pada suhu tinggi. Reaksi yang terbentuk saat larutan sampel Ni ditambahkan dengan HCl adalah sebagai berikut 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ion nikel dapat diendapkan dengan menambahkan larutan dimetilglioksim (DMG) 1%. Penambahan dimetilglioksim ini perlu hati-hati karena penambahannya harus sedikit berlebih tapi juga penambahannya tidak boleh terlalu berlebih. Penambahan yang terlalu berlebih dikhawatirkan yang terjadi justru terbentuknya kristal dari DMG yang tidak akan larut dalam air. Kristal yang terbentuk ini dapat bercampur dengan endapan dan dengan begitu maka berat endapan yang dihasilkan akan jauh lebih besar dari yang seharusnya. Penambahan dimetilglioksim ini akan membentuk kompleks dengan nikel membentuk Ni(DMG)₂. Reaksi yang terjadi saat sampel Ni bereaksi dengan dimetilglioksim adalah sebagai berikut.
Penambahan dimetilglioksim berlangsung dalam keadaan asam. Oleh karena itu, perlu ditambahkan ammonia 6 M sedikit demi sedikit yang bertujuan untuk membentuk suasana netral dalam larutan (karena ammonia bersifat basa) dan kemudian ditambahkan berlebih agar larutan beralih menjadi bersifat basa. Hal ini dikarenakan untuk memperoleh endapan nikel dimetilglioksimat [Ni(DMG)₂] yang mana akan mengendap sempurna dalam suasana basa. Penambahan ammonia yang dilakukan sampai ada bau ammonia menandakan larutan telah bersifat netral, sehingga penambahan ditambahkan beberapa tetes agar berlebih dan larutan menjadi bersifat basa. 
Larutan tersebut dipanaskan untuk lebih memperlihatkan endapan Ni(DMG)₂ yang terbentuk. Endapan yang terbentuk berwarna merah keunguan. Endapan itulah yang merupakan endapan Ni(DMG)₂ yang terbentuk dari reaksi antara nikel dan dimetilglioksim. 
Endapan dapat diperoleh dengan penyaringan. Endapan yang diperoleh pun perlu dimurnikan untuk membebaskan ion-ion yang masih terkandung di dalamnya, misalnya Cl⁻. Sehingga, pencucian dilakukan dengan menggunakan akuades. Untuk menguji bahwa sudah tidak ada lagi ion Cl⁻ yang terkandung, maka diuji dengan meneteskan larutan AgNO₃. Ion Cl⁻ akan membentuk endapan putih dengan larutan tersebut membentuk endapan AgCl. Sehingga, jika masih terbentuk endapan putih setelah ditetesi AgNO₃, maka harus terus dicuci dengan akuades hingga tidak terbentuknya endapan putih dari AgCl. Endapan yang masih basah perlu dikeringkan (menguapkan sisa-sisa air/senyawa di dalamnya) dengan pengovenan pada suhu tinggi (110⁰C). 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa hasil endapannya yakni 0,04 g. Massa yang diperoleh tersebut masih merupakan massa endapan Ni(DMG)₂, sehingga jika dicari massa Ni nya saja diperoleh 0,00813 gram. Sehingga, persesntase Ni dalam 10 ml sampel yakni 0,0813% dengan warna endapan merah keunguan. 
Percobaan kedua yakni penentuan klorida terlarut secara gravimetri. Pada percobaan ini digunakan sampel NaCl. Sampel NaCl berbentuk padatan, sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu dalam akuades. Pelarutan ini bertujuan agar mempermudah proses reaksi karena jika NaCl masih berbentuk padatan maka akan menyulitkan untuk memperoleh klorida yang diinginkan. Pelarutan ini dilakukan hingga menjadi larutan NaCl yang homogen. 
Pada larutan NaCl ditambahkan larutan HNO₃ yang bertujuan untuk menjadikan suasana larutan menjadi asam karena jika suasananya asam maka endapannya lebih dapat terlihat, sedangkan jika dalam keadaan basa justru akan meningkatkan kelarutan AgCl (endapan yang terbentuk dari reaksi NaCl dan AgNO₃). Sehingga, larutannya harus dalam keadaan asam.
Sementara itu, penambahan AgNO₃ akan menjadikan terbentuknya endapan berwarna putih dari AgCl (larutan lewat jenuh). Hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan HNO3 dan AgNO3 yang berasal dari ion yang sama yaitu NO₃⁻. sehingga, dapat memberikan efek padatan klorida yang ada di dalam larutan akuades yaitu akan mengurangi kelarutan dari endapan klorida yakni AgCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. 
Pemberian AgNO₃ dilakukan berlebih pada larutan. Hal ini agar konsentrasi ion Cl⁻ dalam kesetimbangan dapat diabaikan. Sedangkan apabila pemberian AgNO₃ tidak mencukupi (terlalu sedikit/kurang banyak) akan mengakibatan endapan AgCl yang terbentuk tidak sesuai (kurang sempurna), karena nantinya endapan AgCl hanya sedikit hasilnya. Dalam proses penentuan klorida di sini, larutan perlu dijauhkan dari sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan pada larutan maupun endapan tidak terurai, karena perak klorida (AgCl) sangat peka terhadap cahaya di mana pada reaksinya AgCl dapat terurai menjadi Ag⁺ dan Cl⁻, dengan perak tetap terdispersi sebagai koloid dalam perak klorida (AgCl). Larutan perlu dipanaskan (hangat) tapi tidak boleh sampai mendidih, setidaknya hingga muncul gelambung-gelembung. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi yang trejadi, sehingga proses pengendapan pun dapat berlangsung lebih cepat. Endapan dapat diperoleh dengan cara penyaringan. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan antara endapan dengan cairannya. Sebelum larutan dituangkan, kertas saring terlebih dahulu dibasahi dengan larutan tersebut agar pori-pori pada kertas saring dapat terbuka. Dengan penyaringan ini maka antara endapan AgCl dan larutan NaNO₃ dapat dipisahkan. Endapan AgCl ini kemudian dapat dicuci dengan pencucian awalnya dilakukan menggunakan akuades yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan aseton. Pencucian akhir dengan aseton ini bertujuan untuk mencuci sisa-sisa pengotor yang masih terkandung di dalam endapan yang mungkin bersifat non polar sehingga jika dengan pencucian menggunakan akuades saja tentu pengotornya tidak akan ikut larut. Endapan AgCl yang telah bersih perlu dikeringkan dengan cara didiamkan selama 24 jam pada ruang yang gelap karena AgCl sangat peka terhadap cahaya sehingga jika terkena cahaya AgCl justru dapat terurai. Pendiaman ini bertujuan untuk menghilangkan sisa air/senyawa lain yang masih terkandung. Sehingga dapat diperoleh endapan AgCl yang murni dan endapan juga tidak menempel pada kertas saring.
Hasil percobaan diperoleh massa klorida rata-rata yakni 0,053 gram. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditentukan persentase klorida terlarut dalam 0,08 gram sampel yakni sebesar 66,25% dengan warna endapan keunguan.

More Related Content

What's hot

Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliLolla Mustafa
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)UIN Alauddin Makassar
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 

Similar to ANALISIS KIMIA

Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3aprijal_99
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfLarasPutri35
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatIrham Maladi
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docaufia w
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
PPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxPPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxHasanAja1
 

Similar to ANALISIS KIMIA (20)

Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
Penetapan kadar Ca dalam CaCO3
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam Oksalat
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia KaliumSifat Fisik dan Kimia Kalium
Sifat Fisik dan Kimia Kalium
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.docLaporan praktikum titrasi argentometri.doc
Laporan praktikum titrasi argentometri.doc
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
PPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptxPPT SEMINAR permangano.pptx
PPT SEMINAR permangano.pptx
 
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
 
Makalah kaf iv
Makalah kaf ivMakalah kaf iv
Makalah kaf iv
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 

More from qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 

Recently uploaded

Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

ANALISIS KIMIA

  • 1. PENENTUAN Ni DALAM FERRONIKEL SECARA GRAVIMETRI TUJUAN  Menentukan Ni dalam sampel dengan gravimetri  Menentukan klorida terlarut dalam sampel dengan gravimetri HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN o Penentuan nikel dalam sampel  Massa hasil = 0,37 gram  Massa Ni = 0,0752 gram  % Ni dalam sampel = 0,752% (m/v)  Warna = merah keunguan o Penentuan klorida terlarut dalam sampel Massa (gram) Percobaan 1 Percobaan 2 Kertas saring Kertas saring + AgCl 0,35 g 0,54 g 0,34 g 0,58 g Sampel 0,19 g 0,24 g  Massa Cl rata-rata = 0,053 gram  % Cl dalam sampel = 66,25%  Warna = keunguan  PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan dua analisis dengan menggunakan metode gravimetri. Yang pertama yakni analisis penentuan nikel dalam sampel dan yang kedua yakni analisis penentuan klorida terlarut dalam sampel. Metode gravimetri yang digunakan yakni gravimetri pengendapan, di mana pada hasil akhir akan diperoleh endapan senyawa yang diinginkan yang dari endapan tersebut dapat dihitung massanya. Penentuan nikel dengan gravimetri dengan cara ion nikel diendapkan dalam bentuk nikel dimetilglioksimat dengan cara menambahkan larutan dimetilglioksim (DMG) pada sampel. Namun, sampel yang mengandung nikel terlebih dahulu diencerkan dengan akuades. Tujuan pengenceran ini untuk melarutkan garam yang mudah bercampur dengan air. Selain itu, pengenceran ini juga akan menyebabkan
  • 2. keenceran larutan sampel bertambah, sehingga dengan menggunakan larutan dan pereaksi yang encer maka kemungkinan larutan tersebut menghasilkan endapan sangat besar. Dengan larutan yang lebih encer juga menjadikan perubahan-perubahan yang terjadi selama reaksi dapat teramati dengan baik. Penambahan asam tartrat berfungsi untuk mencegah interferensi dari Cr, Fe, dan logam-logam lain. Anion-anion akan selektif mengikat logam-logam tersebut membentuk kompleks yang larut dan mencegah pembentukan logam yang tidak larut dalam larutan buffer. Sedangkan ammonia pekat yang ditambahkan sebelum penambahan DMG yakni sebagai larutan buffer, di mana pH larutan dijaga pada pH antara 5-9 (ammonia bersifat basa, sehingga pH nya dapat di atas 7), karena jika pH terlaru rendah akan menyebabkan kesetimbangan reaksi mengarah pada pembentukan ion nikel (II), menyababkan pelarutan Ni(DMG)₂ kembali ke dalam larutan. Larutan perlu dipanaskan dan ditambahakan HCl. Penambahan HCl pada larutan bertujuan untuk menjadikan kondisi larutan asam. Selain itu, dengan adanya pemanasan akan menyebabkan suhu larutan meningkat, sehingga dengan suhu yang panas dan kondisi larutan yang asam diharapkan dapat diperoleh hasil endapan yang berukuruan lebih besar sesuai yang diharapkan. Penambahan HCl juga bertujuan untuk mencegah terbentuknya endapan nikel dimetilglioksimat [Ni(DMG)₂] di awal penambahan DMG. Apabila pengendapan tersebut terjadi di awal maka endapan yang terbentuk akan berukuran kecil dan akan sulit saat proses pemisahannya (penyaringan), sehingga menyebabkan kadar nikel yang nantinya dihitung akan menjadi lebih kecil (sedikit) dari kadar sebenarnya. Maka dari itu reaksi dilakukan dalam suasana asam (antara pH 3-4) dan pada suhu tinggi. Reaksi yang terbentuk saat larutan sampel Ni ditambahkan dengan HCl adalah sebagai berikut Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ion nikel dapat diendapkan dengan menambahkan larutan dimetilglioksim (DMG) 1%. Penambahan dimetilglioksim ini perlu hati-hati karena penambahannya harus sedikit berlebih tapi juga penambahannya tidak boleh terlalu berlebih. Penambahan yang terlalu berlebih dikhawatirkan yang terjadi justru terbentuknya kristal dari DMG yang tidak akan larut dalam air. Kristal yang terbentuk ini dapat bercampur dengan endapan dan dengan begitu maka berat endapan yang dihasilkan akan jauh lebih besar dari yang seharusnya. Penambahan dimetilglioksim ini akan membentuk kompleks dengan nikel membentuk Ni(DMG)₂. Reaksi yang terjadi saat sampel Ni bereaksi dengan dimetilglioksim adalah sebagai berikut.
  • 3. Penambahan dimetilglioksim berlangsung dalam keadaan asam. Oleh karena itu, perlu ditambahkan ammonia 6 M sedikit demi sedikit yang bertujuan untuk membentuk suasana netral dalam larutan (karena ammonia bersifat basa) dan kemudian ditambahkan berlebih agar larutan beralih menjadi bersifat basa. Hal ini dikarenakan untuk memperoleh endapan nikel dimetilglioksimat [Ni(DMG)₂] yang mana akan mengendap sempurna dalam suasana basa. Penambahan ammonia yang dilakukan sampai ada bau ammonia menandakan larutan telah bersifat netral, sehingga penambahan ditambahkan beberapa tetes agar berlebih dan larutan menjadi bersifat basa. Larutan tersebut dipanaskan untuk lebih memperlihatkan endapan Ni(DMG)₂ yang terbentuk. Endapan yang terbentuk berwarna merah keunguan. Endapan itulah yang merupakan endapan Ni(DMG)₂ yang terbentuk dari reaksi antara nikel dan dimetilglioksim. Endapan dapat diperoleh dengan penyaringan. Endapan yang diperoleh pun perlu dimurnikan untuk membebaskan ion-ion yang masih terkandung di dalamnya, misalnya Cl⁻. Sehingga, pencucian dilakukan dengan menggunakan akuades. Untuk menguji bahwa sudah tidak ada lagi ion Cl⁻ yang terkandung, maka diuji dengan meneteskan larutan AgNO₃. Ion Cl⁻ akan membentuk endapan putih dengan larutan tersebut membentuk endapan AgCl. Sehingga, jika masih terbentuk endapan putih setelah ditetesi AgNO₃, maka harus terus dicuci dengan akuades hingga tidak terbentuknya endapan putih dari AgCl. Endapan yang masih basah perlu dikeringkan (menguapkan sisa-sisa air/senyawa di dalamnya) dengan pengovenan pada suhu tinggi (110⁰C). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa hasil endapannya yakni 0,04 g. Massa yang diperoleh tersebut masih merupakan massa endapan Ni(DMG)₂, sehingga jika dicari massa Ni nya saja diperoleh 0,00813 gram. Sehingga, persesntase Ni dalam 10 ml sampel yakni 0,0813% dengan warna endapan merah keunguan. Percobaan kedua yakni penentuan klorida terlarut secara gravimetri. Pada percobaan ini digunakan sampel NaCl. Sampel NaCl berbentuk padatan, sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu dalam akuades. Pelarutan ini bertujuan agar mempermudah proses reaksi karena jika NaCl masih berbentuk padatan maka akan menyulitkan untuk memperoleh klorida yang diinginkan. Pelarutan ini dilakukan hingga menjadi larutan NaCl yang homogen. Pada larutan NaCl ditambahkan larutan HNO₃ yang bertujuan untuk menjadikan suasana larutan menjadi asam karena jika suasananya asam maka endapannya lebih dapat terlihat, sedangkan jika dalam keadaan basa justru akan meningkatkan kelarutan AgCl (endapan yang terbentuk dari reaksi NaCl dan AgNO₃). Sehingga, larutannya harus dalam keadaan asam.
  • 4. Sementara itu, penambahan AgNO₃ akan menjadikan terbentuknya endapan berwarna putih dari AgCl (larutan lewat jenuh). Hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan HNO3 dan AgNO3 yang berasal dari ion yang sama yaitu NO₃⁻. sehingga, dapat memberikan efek padatan klorida yang ada di dalam larutan akuades yaitu akan mengurangi kelarutan dari endapan klorida yakni AgCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. Pemberian AgNO₃ dilakukan berlebih pada larutan. Hal ini agar konsentrasi ion Cl⁻ dalam kesetimbangan dapat diabaikan. Sedangkan apabila pemberian AgNO₃ tidak mencukupi (terlalu sedikit/kurang banyak) akan mengakibatan endapan AgCl yang terbentuk tidak sesuai (kurang sempurna), karena nantinya endapan AgCl hanya sedikit hasilnya. Dalam proses penentuan klorida di sini, larutan perlu dijauhkan dari sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan pada larutan maupun endapan tidak terurai, karena perak klorida (AgCl) sangat peka terhadap cahaya di mana pada reaksinya AgCl dapat terurai menjadi Ag⁺ dan Cl⁻, dengan perak tetap terdispersi sebagai koloid dalam perak klorida (AgCl). Larutan perlu dipanaskan (hangat) tapi tidak boleh sampai mendidih, setidaknya hingga muncul gelambung-gelembung. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi yang trejadi, sehingga proses pengendapan pun dapat berlangsung lebih cepat. Endapan dapat diperoleh dengan cara penyaringan. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan antara endapan dengan cairannya. Sebelum larutan dituangkan, kertas saring terlebih dahulu dibasahi dengan larutan tersebut agar pori-pori pada kertas saring dapat terbuka. Dengan penyaringan ini maka antara endapan AgCl dan larutan NaNO₃ dapat dipisahkan. Endapan AgCl ini kemudian dapat dicuci dengan pencucian awalnya dilakukan menggunakan akuades yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan aseton. Pencucian akhir dengan aseton ini bertujuan untuk mencuci sisa-sisa pengotor yang masih terkandung di dalam endapan yang mungkin bersifat non polar sehingga jika dengan pencucian menggunakan akuades saja tentu pengotornya tidak akan ikut larut. Endapan AgCl yang telah bersih perlu dikeringkan dengan cara didiamkan selama 24 jam pada ruang yang gelap karena AgCl sangat peka terhadap cahaya sehingga jika terkena cahaya AgCl justru dapat terurai. Pendiaman ini bertujuan untuk menghilangkan sisa air/senyawa lain yang masih terkandung. Sehingga dapat diperoleh endapan AgCl yang murni dan endapan juga tidak menempel pada kertas saring.
  • 5. Hasil percobaan diperoleh massa klorida rata-rata yakni 0,053 gram. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditentukan persentase klorida terlarut dalam 0,08 gram sampel yakni sebesar 66,25% dengan warna endapan keunguan.