2. PENDAHULUAN
Menurut WHO, obesitas sudah merupakan epidemi
global dan menjadi problem kesehatan yang harus segera
diatasi. Di Indonesia, perubahan gaya hidup yang
menjurus ke westernisasi dan sedentary mengakibatkan
perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada
pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, sehingga
berdampak meningkatkan risiko obesitas.
3. pengertian
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
(Mayer, 1973)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau
penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan
lemak tubuh secara berlebihan. (Hartono, 2004)
4. Penyebab obesitas
Meskipun masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas
pada anak-anak, kebanyakan kasus kelebihan berat badan disebabkan karena anak-anak
makan terlalu banyak dan terlalu sedikit bergerak. Bila anak-anak mengkonsumsi lebih
banyak kalori daripada kalori yang mereka buang melalui olah gerak dan perkembangan
fisik yang normal, mereka akan mendapatkan kelebihan berat.
Penyebab lain selain gaya hidup adalah penyakit genetik yang dapat menyebabkan seorang
anak mengalami obesitas. Penyakit-penyakit seperti ini, misalnya sindrom Prader-Willi dan
sindrom Bardel-Biedl hanya terjadi pada sebagian kecil anak-anak. Pada populasi umum,
pola makan dan kebiasaan berolahraga memainkan peran yang lebih besar atas terjadinya
obesitas.
5. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan,
sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak
hanya berbagi gen, tetapi juga
makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya
obesitas. Seringkali sulit untuk
memisahkan faktor gaya hidup dengan
faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar
33% terhadap berat badan seseorang.
6. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting
dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang
peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola
gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang
makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat
mengubah pola genetiknya, tetapi dia
dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
7. Faktor Status sosial ekonomi
Berkaitan dengan gaya
hidup, sikap, dan perilaku.
Di Indonesia, orang
cenderung salah kaprah
mengasosiasikan gemuk
adalah baik. Anak harus
gemuk, montok, baru
dibilang anak yang sehat.
8. Faktor penurnan aktifitas fisik
Apa yang ada di dalam
pikiran seseorang bisa
memengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang
yang memberikan reaksi
terhadap emosinya
dengan makan.
9. Gejala klinis penderita obesitas
Anak terlihat sangat gemuk
Wajah membulat
Pipi tembem
Leher relatif pendek
Dada membusung, dengan payudara yang
membesar karena mengandung jaringan lemak
Sering terlihat dagu yang berganda (double chin)
Perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat
Pada umumnya anak demikian lebih tinggi
daripada anak normal seumur
Perut menggantung ke bawah
Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh
karena sebagian organ tersebut tersembunyi
dalam jaringan lemak pubis (burried penis)
10. Komplikasi pada anak obesitas
Diabetes tipe 2
Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi.
Asma dan masalah saluran pernapasan lainnya
(misalnya, napas pendek yang dapat membuat olah raga,
senam atau aktivitas fisik lainnya sulit untuk dilakukan)
Masalah tidur
Penyakit liver dan kantong empedu
Pubertas atau menarche dini
Masalah makan
Infeksi kulit
Masalah pada tulang dan persendian
11. pengobatan obesitas
Makan dengan Pola Makan yang Sehat
Meningkatkan Aktivitas Fisik
Buat sebagai Komitmen Keluarga
Pembedahan dan Penggunaan Obat
Memilih program penurunan berat badan yang
aman dan berhasil
12. Pencegahan obesitas
Makanan sehat yang
seimbang
Biasakan anak mengonsumsi
makanan berserat, seperti sayur
dan buah-buahan.
Ubah kebiasaan makan
Batasi kebiasaan makan diluar
rumah, terutama bila yang
dikonsumsi makanan jenis cepat
saji. Beri porsi yang kecil untuk
anak saat mengkonsumsi makanan
cepat saji. Hindari asupan kalori
tambahan dalam jumlah besar
dengan mengonsumsi es krim atau
minuman ringan setelah makan.
Lakukan kegiatan fisik
Biasakan anak melakukan kegiatan
fisik diluar sekolah selama 20-30
menit per hari.
13. Kesimpulan dan saran
Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di Indonesia. Susahnya,
perubahan yang dilakukan harus secara sosial dan besar-besaran. Literatur kedokteran yang
ada pun tidak ada yang dengan tepat mencantumkan bagaimana cara terbaik untuk melakukan
perubahan di bidang ini.
Orangtua yang memiliki pola makan yang baik dan berolahraga secara rutin dan dapat
memasukkan kebiasaan yang sehat dalam kegiatan keluarga sehari-hari, berarti telah
membentuk gaya hidup yang sehat bagi anak yang dapat berlangsung terus hingga ia beranjak
dewasa. Bicarakan pada anak mengenai pentingnya pola makan yang baik, dan pentingnya
kegiatan fisik, tapi buatlah kedua hal tersebut sebagai kegiatan keluarga sehingga menjadi
kebiasaan yang baik bagi orangtua dan anak-anak. Terakhir, biarkan anak-anak mengetahui
bahwa keluarga mencintai mereka, tidak peduli berapapun berat badan mereka, dan ingin
membantu mereka menjadi sehat dan bahagia.
Saran
Orangtua dapat membantu mendietkan anak, misalnya dengan tidak memberinya
makanan yang manis-manis. Jangan menyediakan kue-kue kering, coklat, permen di rumah.
Sajikan makanan yang tidak berlemak. Sediakan buah-buahan, sehingga jika ia kelaparan ia
bisa makan buah-buahan ini untuk menghilangkan rasa laparnya. Jika anak ingin diet, bawalah
ia ke dokter, sehingga kedaannya lebih terkontrol. Jangan memberi anak obat-obat penurun
berat badan di luar pengetahuan dokter.