SlideShare a Scribd company logo
1 of 202
Download to read offline
Tim Penyusun
Panduan Administrasi Kepegawaian

                          Pelindung
              Direktur Jenderal Perbendaharaan


                           Pengarah
      Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan


                         Ketua Tim
                               Ludiro


                       Dewan Editor
                        Heran Subagio
                      Bimanyu Eka Yuda
                     Raden Bagus Nursalim
                       Muhammad Arif


                        Kontributor
                          Koordinator
                          Sigid Mulyadi

                           Anggota
                        Nurmalindah
                       Ethica Wijayanti
                           Suyono
                       Ahmad Nurholis
                     Bambang Wisnugroho
                        Arif Setyawan
                        Hery Yulianto
                        Samsul Huda
                          Ari Indarti


                     Desainer Grafis
                         Ethica Wijayanti


                          Hak Cipta © 2011
   Bagian Administrasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Perbendaharaan



                  Diterbitkan dan didistribusikan oleh
                  Sekretariat Ditjen Perbendaharaan
SAMBUTAN
                        SEKRETARIS DITJEN PERBENDAHARAAN


       Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Buku Panduan
Administrasi Kepegawaian ini dapat disusun.
       Kami menyambut baik diterbitkannya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian untuk
para pengelola kepegawaian khususnya dan bagi seluruh pegawai di lingkungan Ditjen
Perbendaharaan.
       Kami menyampaikan terima kasih atas kerjasama serta partisipasi dari semua elemen di
lingkungan Sekretariat Ditjen Perbendaharaan. Buku ini dapat terwujud atas inisiatif Tim
Penyusun di Bagian Administrasi Kepegawaian, dengan tujuan agar buku ini dapat menjadi
panduan bagi para pengelola kepegawaian unit kerja terkait tugas pokok dan fungsinya.
       Pengelolaan kepegawaian terkadang sering dianggap hal yang remeh oleh sebagian
orang, padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, mengingat pegawai merupakan
sumber daya terbesar organisasi kita, oleh karenanya patut dikelola dengan baik. Kepuasan
pegawai atas pengelolaan kepegawaian akan menghasilkan kinerja pegawai yang baik,
sebaliknya ketidakpuasan pegawai atas pengelolaan kepegawaian dapat menghasilkan penurunan
kinerja. Diharapkan dengan buku ini dapat terwujud keseragaman pemahaman mengenai
pengelolaan kepegawaian, sehingga para pengelola kepegawaian dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik.
       Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat, tidak hanya sebagai panduan bagi para
pengelola kepegawaian, tapi juga dampaknya terhadap seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan.


                                                          Jakarta,   September 2011
                                                          Sekretaris Ditjen Perbendaharaan


                                                          Ttd


                                                          Tata Suntara




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                        Halaman 1
KATA PENGANTAR


       Selamat datang di Buku Panduan Administrasi Kepegawaian !!!
Kami harap Buku ini dapat membantu dan memudahkan Anda sebagai pengelola kepegawaian
dalam melaksanakan tugas rutin dalam urusan kepegawaian.
       Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif
dari Tim Penyusun Bagian Administrasi Kepegawaian.
       Dengan adanya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini, maka pihak-pihak yang
terkait diharapkan lebih terarah dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kepegawaian,
sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
       Menyadari segala keterbatasan yang ada, kami mengharapkan segala saran untuk
penyempurnaan buku ini. Kami menyadari bahwa dinamika perubahan peraturan akan
berpengaruh kepada materi buku ini. Maka, kedepan buku ini akan terus dilakukan
penyempurnaan dan penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku.




                                                 Jakarta,   September 2011
                                                 Bagian Administrasi Kepegawaian




                                                 Tim Penyusun




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                   Halaman 2
KALIMAT INSPIRATIF



Pria diburu oleh keabadian, dan kita bertanya pada diri sendiri, …akankah sikap kita dikenang
hingga berabad kemudian? …akankah orang asing yang mendengar nama kita lama setelah kita
mati, ingin tahu siapa kita, betapa gagah berani kita berperang, betapa besar kita mencintai…”
(opening – film TROY)


Jika tinggal di Larissa......kau akan temukan kedamaian. Kau akan menemukan wanita cantik.
Kau akan punya putra dan putri dan mereka akan punya keturunan. Dan mereka akan
menyayangimu. Jika kau mati, mereka akan mengingatmu. Tapi jika anakmu mati, juga
keturunan mereka......namamu akan hilang.
Jika kau pergi ke Troya......kau akan mendapatkan kemuliaan. Selama ribuan tahun mereka akan
menulis cerita kemenanganmu. Dunia akan mengingat namamu. Tapi jika kau pergi ke
Troya......kau takkan pernah kembali. Karena kemuliaanmu berjalan seiring dengan
kematianmu. (Pesan untuk Achilles dari Ibunya)




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 3
DAFTAR ISI

Sambutan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan                                           1
Kata Pengantar                                                                      2
Kalimat Inspiratif                                                                  3
Daftar Isi                                                                          4
Bab    I       Pendahuluan                                                          5
Bab    II      Penatausahaan Dosir Pegawai                                          7
Bab    III     Usulan Kenaikan Pangkat                                              11
Bab    IV      Kenaikan Gaji Berkala                                                20
Bab    V       Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan                               24
Bab    VI      Cuti Pegawai                                                         29
Bab    VII     Cuti Yang Dijalankan Di Luar Negeri Dan Izin ke Luar Negeri          38
Bab    VIII    Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat Pernyataan Pelantikan,
               dan Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan                         41
Bab    IX      Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian                      49
Bab    X       Pedoman Administrasi Kehadiran Pegawai                               54
Bab    XI      Pedoman Penyusunan Laporan Kepegawaian                               68
Bab    XII     Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga, Laporan
               Perkawinan dan Perceraian Dan Laporan Pegawai Meninggal Dunia        75
Bab    XIII    Prosedur Teknis Izin Perceraian dan Surat Keterangan Untuk
               Melakukan Perceraian                                                 84
Bab    XIV     Penegakan Disiplin Pegawai                                           95
Bab    XV      Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai                                117
Bab    XVI     Bantuan Hukum dan Saksi /Saksi Ahli                                  129
Bab    XVII Mutasi Pegawai Mengikuti Suami                                          132
Bab    XVIII Evaluasi dan Penilaian Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana            138
Bab    XIX     Pengusulan Penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Satya       149
Bab    XX      Kesejahteraan Pegawai                                                159
Bab    XXI     Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara                          164
Bab    XXII Tugas Belajar/Beasiswa                                                  168
Bab    XXIII Ijin Melanjutkan Pendidikan Atas Inisiatif Sendiri                     175
Bab    XXIV Standar Kompetensi Jabatan                                              184
Bab    XXV Pelaksanaan Tugas Kepegawaian Lainnya (Kartu PNS, Karis/Karsu,
               Sumpah PNS, Hari Libur Pilkada, LP2P dan Laporan Gratifikasi)        187
Bab    XXVI Pegawai Yang Diperkerjakan/Diperbantukan                                199
Bab    XXVII Penutup                                                                201

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                   Halaman 4
BAB I
                                      PENDAHULUAN


       Sebagai aparatur pemerintah, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengetahui dan
memahami hak dan kewajibannya selama menjalankan tugas, sehingga dapat bekerja sesuai
dengan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepegawaian. Hal ini
juga menjadi tuntutan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terhadap seluruh pegawainya. Beban
tugas Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang semakin berat harus didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas, disamping memiliki kepribadian yang baik, etos kerja yang tinggi,
cakap, tanggap terhadap kondisi yang terjadi, kreatif dan inovatif, sehingga banyak berperan luas
dalam menunjang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
       Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola kepegawaian di
lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam memahami peraturan yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil maka disusunlah buku ini agar dapat menjadi
pedoman dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
       Selama ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pengelola kepegawaian di
lingkungan Ditjen Perbendaharaan dihadapkan pada sejumlah peraturan yang tersebar dan belum
dibukukan. Meski telah disusun SOP dalam pengelolaan tugas-tugas kepegawaian, tetapi
pedoman yang menjadi dasar pijakan pengelola kepagawaian masih harus dicari dan terkadang
tidak ada dalam kantor tersebut.
       Di masing-masing lingkungan eselon I tentunya memiliki kekhasan masing-masing dalam
urusan administrasi kepegawaian. Terkadang beberapa pelaksanaan tugas kepegawaian belum
memiliki dasar peraturan yang diterbitkan Pemerintah dan BKN. Atau di lingkungan tersebut
telah menetapkan kriteria tertentu dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah di bidang
kepegawaian. Begitu juga dengan di Ditjen Perbendaharaan yang memiliki instansi vertikal yang
tersebar di seluruh nusantara.
       Pengelolaan kepegawaian yang baik dan terstandar memiliki tujuan, diantaranya adalah
menjamin hak-hak para pegawai terkait penghasilan, validitas data-data kepegawaian yang
merupakan dasar untuk penetapan kebijakan karier seseorang dan tujuan-tujuan lainnya, seperti
penyeragaman pengelolaan yang memudahkan dalam proses evaluasi dan monitoring.
       Berangkat dari gagasan bahwa harus ada yang dihasilkan dan menjadikan sesuatu yang
akan terus dikenang, Bagian Administrasi Kepegawaian memiliki kemauan besar untuk
mewujudkan dan menerbitkan sebuah buku pedoman administrasi kepegawaian bagi pengelola
kepegawaian baik di tingkat pusat maupun di daerah.


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 5
Buku ini harus dibaca berdampingan dengan beberapa ketentuan/peraturan kepegawaian
yang berlaku selama ini. Buku ini dimaksudkan juga memberikan metode penyelenggaraan tata
usaha kepegawaian secara garis besar.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                Halaman 6
BAB II
                           PENATAUSAHAAAN DOSIR PEGAWAI


A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
2. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tentang
   Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor Induk Pegawai dan Kartu Pegawai
   Negara Sipil.


B. KEARSIPAN
       Fungsi arsip bagi organisasi sangat strategis, sebab dalam sebuah lembaga, segala
sesuatunya dimulai dengan surat sebagai alat komunikasi tertulis resmi. Arsip bukan saja sebagai
sarana komunikasi dan informasi belaka, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengelola
arsip itu berguna dalam mendukung dan menyusun perencanaan dan kebijakan organisasi.
       Agar kegiatan administrasi dapat berjalan lancar dan teratur maka diperlukan sistem
kearsipan yang baik. Arsip-arsip yang dimiliki tidak semuanya akan terus digunakan. Ada arsip-
arsip tertentu yang harus dimusnahkan atau dipindah menjadi arsip inaktif. Dalam kegiatan
pengarsipan, terutama dalam proses penyimpanan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tenaga-
tenaga profesional juga dibutuhkan dalam kegiatan pengarsipan supaya arsip dapat
dengan mudah ditemukan jika sewaktu-waktu diperlukan.
       Jika sistem kearsipan berjalan dengan baik maka kegiatan administrasi akan berjalan
dengan lancar. Dan sebaliknya jika sistem kearsipan kurang diperhatikan, maka kegiatan
adminstrasi akan sedikit terhambat. Hal ini dikarenakan arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang
sulit ditemukan atau bahkan tidak diketahui keberadaannya.
       Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, arsip
adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Menurut kamus
administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan
dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi, dokumen-dokumen itu
dapat ditemukan kembali secara cepat.
       Arsip menurut fungsinya terbagi menjadi :
1. Arsip Statis, yaitu arsip yang dihasilkan oleh kementerian atau unit organisasi karena
   memiliki nilai guna kesejarahan, yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak
   langsung oleh Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Contoh Arsip Statis :


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 7
Arsip Pendirian, Arsip Mantan Pimpinan, Arsip Pembangunan Gedung Kantor, Arsip
   Bantuan Pemerintah untuk pembangunan masjid, dsb.
2. Arsip Dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan dalam proses penyelenggaraan
   administrasi pada unit-unit organisasi dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Contoh
   Arsip Dinamis : Laporan Bulanan th. 2009 – 2010, Surat Edaran th. 2009 – 2010, dll.
   Arsip Dinamis dibedakan lagi menjadi Arsip Aktif dan Arsip Inaktif.
       Pengelompokkan arsip menurut subjek dan isinya dapat dibagi sebagai berikut :
1. Arsip Keuangan. Arsip keuangan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah keuangan.
   Contoh : laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, surat perintah
   membayar, dsb.
2. Arsip Kepegawaian. Arsip kepegawaian adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-
   masalah kepegawaian. Contoh : data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat
   pengangkatan pegawai, rekaman presensi, dsb.
3. Arsip Pemasaran. Arsip pemasaran adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah
   pemasaran. Contoh : surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar
   pelanggan, daftar harga, surat perjanjian sewa,dsb.
4. Arsip Pendidikan. Arsip pendidikan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah
   pendidikan.     Contoh    :     kurikulum,   satuan   pelajaran,   daftar   hadir   siswa,   rapor,
   transkrip mahasiswa, dsb.


C. DOSIR PEGAWAI
       Dosir adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan urusan atau kegiatan. Dalam
kegiatan administrasi yang dilakukan, pasti dihasilkan produk-produk kantor seperti surat,
formulir, dan laporan. Jadi, kegiatan administrasi pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima,
mengolah, dan menyimpan berbagai surat, formulir laporan dan lain sebagainya. Kata "dosir"
sendiri berasal dari istilah Belanda "dossier" yang berarti kumpulan dokumen.
       Penyelenggaraan tata usaha kepegawaian dapat diartikan merupakan segala rangkaian
kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penelitian, pencatatan, penyimpanan,
pengolahan, penyusunan dan pemeliharaan setiap berkas mutasi kepegawaian perorangan
pegawai sesuai dengan Nomor Induk Pegawai.
       Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara Nomor 01/SE/1975 tentang Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor
Induk Pegawai dan Kartu Pegawai Negara Sipil, antara lain ditentukan bahwa satu NIP hanya
untuk satu pegawai negeri dan tidak boleh dialihkan, diantaranya berfungsi sebagai dasar
penyusunan dan memelihara Tata Usaha Kepegawaian.

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                            Halaman 8
Dengan fungsi tersebut, penyimpanan, pemeliharaan, dan pembinaan segala mutasi
kepegawaian, harus dicantumkan NIP untuk mempermudah pengelolaan data kepegawaian.
Dalam hal ini mutasi kepegawaian merupakan setiap perubahan mengenai seseorang pegawai
negeri, sejak pengangkatan pertama kali sampai pegawai negeri tersebut berhenti, yang
dituangkan dalam suatu keputusan resmi dan sah, baik yang menyangkut kedinasan maupun
pribadi beserta keluarganya, yang pada hakekatnya adalah berupa perkembangan data
kepegawaian.
       Dosir Kepegawaian adalah himpunan arsip dari seorang pegawai yang disusun secara
kronologis dari mulai lamaran sampai dengan pemberhentiannya. Dosir kepegawaian dapat
dikemas dalam sebuah map atau odner. Kadang-kadang, isi dosir diklasifikasi menurut
kelompok-kelompok, misalnya kelompok surat keputusan, kelompok DP3, dan sebagainya.
       Untuk keseragaman, keindahan dan untuk mempermudah dalam proses pencarian, odner
dosir pegawai agar diberi label dengan mencantumkan data-data, seperti : nama pegawai, NIP,
tanggal lahir, tmt. CPNS dan tanggal pensiun serta ditempelkan foto pegawai.
       Dokumen-dokumen kepegawaian yang harus ada dalam dosir pegawai, terdiri dari :
1. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;
2. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil;
3. Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala;
4. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat;
5. Surat Keputusan Inpassing Gaji;
6. Surat Keputusan Pengangkatan/Pembebasan/Mutasi Jabatan;
7. Surat Keputusan Pemberhentian dan Pensiun;
8. Surat Keputusan Pemberian Uang Tunggu;
9. Surat Keputusan Hukuman Disiplin/Surat Peringatan;
10. Surat Tanda Lulus Pendidikan Formal & Sertifikat Diklat;
11. Surat Ijin Tugas Belajar/Surat Ijin Melanjutkan Pendidikan AIS;
12. Surat Nikah/Cerai;
13. Surat Izin Pernikahan/Perceraian/Melaksanakan perceraian;
14. Surat Kematian Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya;
15. Akte Kelahiran Anak;
16. KP4 2 tahun terakhir;
17. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil;
18. Sumpah Jabatan/Surat Pernyataan Pelantikan/menduduki jabatan dan SPMT;
19. DP3;
20. Tanda Penghargaan;

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                  Halaman 9
21. Surat izin cuti dan atau Surat Izin ke luar negeri;
22. Surat Keputusan Pengangkatan kembali untuk cuti di luar tanggungan negara;
23. Surat Keputusan Pelimpahan/Pencabutan perbantuan/dipekerjakan;
24. KARPEG, KARIS/KARSU, Kartu Taspen;
25. Surat Keputusan Peringkat Jabatan/Grading;
26. Evaluasi Kinerja terkait penilaian Peringkat Jabatan/Grading;
27. dan lain-lain yang menyangkut kepegawaian.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                 Halaman 10
BAB III
                               USULAN KENAIKAN PANGKAT


A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tanggal 10 November 2000 jo. PP No. 12
     tahun 2002 tanggal 17 April 2002;
2. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor
     99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002;
3. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian Setjen Depkeu Nomor SE-01/SJ.2/2005 tanggal 25
     Juli 2005;
4. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia Setjen Depkeu Nomor S-144/SJ.5/2010 tanggal 25
     Januari 2010;
5. Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010.


B. JENIS-JENIS KENAIKAN PANGKAT
        Berdasarkan PP Nomor 99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002 kenaikan pangkat
dibagi menjadi 5 jenis yaitu : Pilihan, Reguler, Anumerta, Pengabdian dan Prajurit Wajib.
1.    Kenaikan Pangkat Pilihan
      Jenis Kenaikan Pengkat Pilihan :
      a. PNS yang menduduki jabatan struktural
      b. PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
      c. PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya
      d. PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara
      e. PNS yang diangkat menjadi pejabat Negara
      f. PNS yang memperoleh STTB/Ijazah
      g. PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural
          atau jabatan fungsional tertentu
      h. PNS yang telah selesai dan lulus tugas belajar
      i. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang
          diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau
          jabatan fungsional tertentu
      j. PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan
          Keputusan Presiden




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 11
a.    Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Struktural
           Kenaikan pangkat pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan dapat diberikan dalam
           batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan ybs. Jenjang Pangkat dalam
           Jabatan tsb adalah sbb :
                                               Jenjang Pangkat Golongan
                                   No Eselon
                                                Terendah     Tertinggi
                                   1    Ia        IV/d         IV/e
                                   2    Ib        IV/c         IV/e
                                   3    IIa       IV/c         IV/d
                                   4    IIb       IV/b         IV/c
                                   5    IIIa      IV/a         IV/b
                                   6    IIIb      III/d        IV/a
                                   7    IVa       III/c        III/d
                                   8    IVb       III/b        III/c
           1) PNS mempunyai pangkat yg masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat
               terendah suatu jabatan dapat dinaikkan pangkatnya apabila :
               a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;
               b) Telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya terhitung sejak
                   pelantikan, dan bersifat kumulatif tetapi tidak terputus dalam tingkat jabatan
                   struktural yang sama.
               c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
           2) PNS telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk suatu
               jabatan, dapat diberikan kenaikan pangkat apabila :
               a) Sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam pangkat terakhir
               b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik
                   dalam 2 tahun terakhir.
           3) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah SK pangkat terakhir;
               b) copy sah SK jabatan terakhir;
               c) Surat Pernyataan Pelantikan
               d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir
     b.    Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional
           tertentu
           1) Syarat :
               a) Telah 2 tahun dalam pangkat terakhir
               b) Memenuhi angka kredit yang ditentukan

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 12
c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
           2) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah SK jabatan terakhir;
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;
               d) Asli penetapan angka kredit
     c.    Kenaikan Pangkat PNS Yang Menunjukkan Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya
           1) Syarat :
               a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir
               b) DP3 bernilai amat baik dalam 1 tahun terakhir.
           2) Yang dimaksud perestasi kerja luar biasa baiknya adalah prestasi kerja yang
               menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungan kerjanya, sehingga
               PNS yang bersangkutan secara nyata menjadi teladan bagi pegawai lainnya.
           3) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya
               diberikan tanpa terikat ketentuan ujian dinas.
           4) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya
               dapat melampaui pangkat atasan langsungnya.
           5) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) Tembusan keputusan yang ditandatangani asli oleh Pejabat Pembina
                   Kepegawaian tentang penetapan prestasi kerja luar biasa baiknya
               d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir.
     d.    Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS Yang Menemukan Penemuan Baru Yang
           Bermanfaat Bagi Negara
           1) Kenaikan pangkat dapat diberikan :
               a) tanpa terikat dengan jenjang pangkat
               b) tanpa terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas.
               c) dapat melampaui pangkat atasan langsungnya.
           2) Syarat :
               a) 1 tahun dalam pangkat terakhir
               b) DP3 dalam 1 tahun terakhir rata-rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada
                   unsur penilaian prestasi kerja yang bernilai kurang.
           3) Kriteria penemuan baru dan kriteria kemanfaatan terhadap Negara diatur dalam
               Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1981 dan peraturan pelaksanaannya diatur

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 13
dengan SE Kepala BAKN dan Ketua LIPI Nomor 15/SE/1982 dan Nomor
               704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982.
           4) Kelengkapan Administrasi:
               a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi
                   Badan/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden;
               d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir.
     e.    Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS Yang Menjadi Pejabat Negara
           1) Syarat :
               a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir
               b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
           2) Kelengkapan Administrasi:
               a) copy sah SK sebagai pejabat negara;
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;
               d) copy sah keputusan pemberhentian dari jabatan organiknya;
           3) PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari jabatan
               organiknya,     kenaikan   pangkatnya     dipertimbangkan   berdasarkan    jabatan
               organiknya.
           4) Kelengkapan Administrasi:
               a) Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :
                        copy sah SK jabatan terakhir;
                        copy sah SK pangkat terakhir;
                        copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;
                        Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan
                         fungsional.
               b) Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :
                        copy sah SK pangkat terakhir;
                        copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.
     f.    Kenaikan Pangkat PNS yang Memperoleh STTB/Ijazah/ Diploma
             PNS yang memperoleh ijasah dapat dinaikkan pangkatnya sehingga menjadi :




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 14
No                                   Ijazah                               Golongan
                    1    SLTP atau yang setingkat                                               I/c
                    2    SLTA, Diploma I, atau yang setingkat                                  II/a
                    3    Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II Sarjana            II/b
                    4    Muda, Akademi, atau Diploma III                                       II/c
                    5    Sarjana (S1) atau Diploma IV                                          III/a
                    6    Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan Magister (S2)     III/b
                         atau Ijazah lain yang setara
                    7    Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II                                  III/c
           1) Kenaikan pangkat diatas, dapat diberikan apabila :
               a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian
                   yang sesuai Ijazah yang diperoleh;
               b) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;
               c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir;
               d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan
                   fungsional
               e) Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah
           2) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah STTB/Ijazah/Diploma;
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;
               d) Asli Penetapan Angka Kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional
               e) Surat Keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya pejabat
                   eselon II tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang
                   bersangkutan kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu;
               f) copy sah surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kecuali
                   bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu.
     g.    Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas Belajar dan
           Sebelumnya Menduduki Jabatan Struktural Atau Jabatan Fungsional Tertentu
           1) Syarat :
               a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir
               b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
           2) Kenaikan pangkat di atas, diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan
               dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu yang terakhir
               didudukinya sebelum melaksanakan tugas belajar.
           3) Kelengkapan Administrasi :

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                      Halaman 15
a) copy sah SK jabatan terakhir;
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah keputusan/perintah tugas belajar;
               d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.
     h.    Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Telah Selesai Mengikuti dan Lulus
           Tugas Belajar
           PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh ijasah
           dapat dinaikkan pangkatnya menjadi :
                 No                             Ijazah                       Golongan
                  1    Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II      II/b
                  2    Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III                 II/c
                  3    Sarjana (S1) atau Diploma IV                            III/a
                  4    Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan     III/b
                       Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara
                  5    Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II                    III/c
           1) Syarat :
               a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;dan
               b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
           2) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah SK jabatan terakhir;
               b) copy SK pangkat terakhir;
               c) copy sah kepututusan/perintah untuk tugas belajar;
               d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;
               e) copy sah Ijazah/Diploma yang diperolehnya.
     i.    Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar
           Instansi Induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan
           1) Syarat :
               a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;
               b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
           2) Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan sesuai
               jenjang pangkat yang ditetapkan untuk eselon jabatannya.
           3) Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar
               Instansi Pemerintah hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3 kali kecuali
               bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga kependidikan, sosial,
               kesehatan, dan perusahaan jawatan.


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                        Halaman 16
4) PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan di luar
               instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih
               tinggi.
           5) Kelengkapan Administrasi :
               a) copy sah SK jabatan terakhir;
               b) copy sah SK pangkat terakhir;
               c) copy sah keputusan tentang penugasan di luar instansi induknya;
               d) Tembusan penetapan angka kredit bagi yang menduduki jabatan fungsional
               e) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.
2.   Kenaikan Pangkat Reguler
     a. Syarat kenaikan pangkat reguler :
           1) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;dan
           2) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
           3) Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya
     b. Batas tertinggi kenaikan pangkat reguler yang dapat dicapai berdasarkan ijasah yang
         dimiliki PNS adalah sbb :
                                                                                               Golongan
               No                          Bagi yang mempunyai Ijazah
                                                                                               Tertinggi
                1     SD atau yang setingkat                                                     II/a
                2     SLTP atau yang setingkat                                                   II/c
                3     Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama                                  II/d
                4     SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (3 tahun), Sekolah            III/b
                      Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (4 tahun), Diploma I, Diploma II
                5     Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa , Diploma III, Sarjana Muda,            III/c
                      Akademi, Ijasah Bakaloreat
                6     Sarjana (S1) atau Diploma IV                                               III/d
                7     Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara     IV/a
                8     Doktor (S3)                                                                IV/b
     c. PNS yang Kenaikan Pangkat Regulernya mengakibatkan pindah golongan dari
         golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan IV, harus telah
         mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi PNS yang :
           1) Telah mengikuti dan lulus Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk
               ujian dinas Tingkat I;
           2) Telah mengikuti dan lulus Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat III untuk ujian
               dinas Tingkat II;
           3) Telah memperoleh Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas
               Tingkat I;
Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                Halaman 17
4) Telah memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain
                yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian Dinas Tingkat I atau Ujian Dinas
                Tingkat II.
     d. Kelengkapan Administrasi :
           1) copy sah SK pangkat terakhir;
           2) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;
           3) copy sah STTB/Ijazah/Diploma bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan;
           4) copy sah SK mutasi lainnya apabila terjadi perubahan data kepegawaian
                (misalnya SK Pindah Kerja, SK Alih Status, dan sebagainya).
           5) copy sah surat perintah tugas belajar (Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas
                Belajar dan Sebelumnya Tidak Menduduki Jabatan Struktural atau Fungsional
                Tertentu)
           6) Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya. (bagi PNS
                yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar Instansi Induk dan
                tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya
                atau jabatan fungsional tertentu)
3.   Kenaikan Pangkat Anumerta
      PNS yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi.
      yakni :
     a. Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.
     b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya, sehingga
         kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas
         kewajibannya.
     c. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat jasmani atau cacat
         rohani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.
     d. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun
         sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu
4.   Kenaikan Pangkat Pengabdian
     Kenaikan pangkat pengabdian diberikan bagi PNS yang meninggal dunia atau akan
     diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun,
     dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, apabila :
     a. Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama :
           1) 30 tahun secara terus-menerus dan telah 1 bulan dalam pangkat terakhir.
           2) 20 tahun secara terus-menerus dan telah 1 tahun dalam pangkat terakhir.
           3) 10 tahun secara terus-menerus dan telah 2 tahun dalam pangkat terakhir.

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 18
b. DP3 bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
      c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 tahun
         terakhir.
      Kenaikan pangkat pengabdian juga diberikan kepada PNS yang oleh Tim Penguji
      Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan
      negeri.
5.    Kenaikan Pangkat Prajurit Wajib
      PNS selama menjalani dinas prajurit wajib tidak diberikan kenaikan pangkat. Pemberian
      pangkatnya dapat dipertimbangkan pada saat pengangkatan kembali pada instansi induknya
      setelah ia selesai menjalankan dinas prajurit wajib dengan memperhitungkan penuh masa
      kerja selama menjalankan dinas prajurit wajib dan dengan memperhatikan pangkat yang
      dimilikinya sebagai prajurit wajib.


C. KELENGKAPAN TAMBAHAN USUL KENAIKAN PANGKAT
       Untuk internal Ditjen Perbendaharaan, sesuai dengan Surat Sekretaris Ditjen
Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010, terdapat tambahan
kelengkapan untuk usul kenaikan pangkat, yaitu:
1.   copy sah surat keputusan jabatan terakhir atasan langsung pegawai yang diusulkan kenaikan
     pangkatnya;
2.   copy sah surat keputusan/surat/nota dinas penempatan terakhir pegawai yang diusulkan
     kenaikan pangkatnya.
       Bagi PNS yang lokasi pada saat memperoleh ijazah berbeda dengan tempat tugas saat
pengusulan kenaikan pangkat,        maka usul kenaikan pangkat disertai pula dengan surat
keterangan kronologis penempatan yang dibuktikan dengan SK mutasi.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 19
BAB IV
                                   KENAIKAN GAJI BERKALA


A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
2. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.


B. KENAIKAN GAJI BERKALA
1. Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji pokok
   berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji calon pegawai
   negeri sipil sebesar 80% dari gaji pokoknya;
2. Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang
   telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala yaitu setiap
   2 (dua) tahun sekali dan apabila telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan
   perundang-undangan yang berlaku;
3. Kenaikan gaji berkala untuk pertama kali bagi seorang pegawai negeri sipil yang diangkat
   dalam golongan I, II, III diberikan setelah mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun sejak
   diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil dan selanjutnya 2 (dua) tahun sekali, kecuali
   untuk pegawai negeri sipil yang pertama kali diangkat dalam golongan II/a diberikan
   kenaikan gaji berkala pertama kali setelah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun dan
   selanjutnya setiap 2 (dua) tahun sekali;
4. Pegawai Negeri Sipil mendapatkan kenaikan gaji berkala apabila :
       a. telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala
       b. penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya “cukup”
5. Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan oleh kepala
   kantor/satuan organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang dan
   diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum kenaikan gaji berkala itu berlaku;
6. Keputusan kenaikan gaji berkala tidak dapat berlaku surut lebih dari 2 (dua) tahun;
7. Sebelum diterbitkan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, agar dilakukan proses
   penilaian dengan Nota Rahasia.


C. PENUNDAAN KENAIKAN GAJI BERKALA
1. Seorang Pegawai Negeri Sipil yang belum memenuhi syarat (nilai rata-rata DP-3 kurang dari
   “cukup”), maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu) tahun;


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                         Halaman 20
2. Apabila dalam waktu penundaan 1 (satu) tahun tersebut Pegawai Negeri Sipil yang
   bersangkutan belum juga memenuhi syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-
   tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun;
3. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji berkala tersebut
   diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu;
4. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang;
5. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
   berikutnya;
6. Penundaan kenaikan gaji berkala dimaksud bukan merupakan hukuman disiplin Pegawai
   Negeri Sipil melainkan sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan.


D. DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KENAIKAN GAJI BERKALA
1. Foto copy sah keputusan dalam pangkat terakhir;
2. Foto copy sah berkala terakhir;
3. DP-3 1 (satu) tahun terakhir.


E. CONTOH FORMAT DOKUMEN




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                  Halaman 21
Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala


                                                      KOP SURAT


Nomor            : PEM-                                                                                          ............. 2011
Lampiran         :-
Hal              : Kenaikan Gaji Berkala a.n.: .................................
                   NIP .................................

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara .................................
     di .................................

        Dengan ini diberitahukan, bahwa berhubung telah dipenuhinya masa kerja dan syarat-syarat
lainnya kepada :
        1. Nama                        : .................................
        2. NIP / No.Karpeg             : ................................. / .................................
        3. Pangkat                     : .................................
        4. Jabatan                     : .................................
        5. Unit Organisasi             : .................................
        6. Gaji Pokok Lama             : Rp. .................................
                                         (.................................)
                                         (PP No. .................................)
atas dasar Surat Keputusan terakhir tentang gaji/pangkat yang ditetapkan :
        a. oleh pejabat                        : .................................
        b. tanggal                             : .................................
           nomor                               : .................................
        c. terhitung mulai tanggal             : .................................
        d. masa kerja golongan                 : .................................
           pada tanggal tersebut
diberikan kenaikan gaji berkala hingga memperoleh :
        7. Gaji Pokok Baru                     : Rp. .................................
                                                 (.................................)
                                                 (PP No. ................................. )
        8. Berdasarkan masa kerja              : .................................
        9. Dalam Golongan                      : .................................
        10. Terhitung Mulai Tanggal            : .................................

        Diharapkan agar sesuai dengan pasal 29 ayat (1) Keppres nomor 42 tahun 2002 kepada pegawai
tersebut dapat dibayarkan penghasilannya berdasarkan gaji pokok yang baru.

                                                                         a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan
                                                                         Kepala .................................



                                                                         .................................
                                                                         NIP .................................

Tembusan : (disesuaikan dengan pihak yang berkebutuhan)
………………………



Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                                       Halaman 22
Nota Rahasia

                                              KOP SURAT

                                              Nota Rahasia

Dari            : Kepala Subbagian Umum …………….
Kepada          : Yth. Kepala Seksi ……………

      Dengan ini diberitahukan bahwa pegawai tersebut dibawah ini :
Nama          : ………….
Pangkat       : ………….
Sudah saatnya diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI
PNS *) terhitung mulai tanggal ……………….
      Diminta agar dapat diberikan penegasan mengenai daftar penilaian pegawai tersebut
dengan berpedoman pada pertanyaan sebagaimana tersebut dibawah ini :

                                                             Kepala Subbagian Umum


                                                             …………………………


Pertimbangan Kepala Seksi …………….
Mengenai Sdr………………………. NIP………………… Gol…………………..
a. Kecakapan teknis                :
b. Kerajinan                       :
c. Kelakuan (Watak)                :
d. Bakat kecakapan memimpin **) :
e. Hubungan pergaulan dengan       :
    Teman-teman sekerja (baik dg
    Pimpinan atau bawahan)
       Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas pegawai tersebut DAPAT/BELUM DAPAT *)
diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI PNS *) terhitung
mulai tanggal ……………

Menyetujui/Tidak Menyetujui                                  …………………………..
Kepala ………………………                                             Kepala Seksi ……………



………………………………                                                 ……………………………

Pertimbangan agar dinyatakan dengan istilah :
1. Amat baik         4. Sedang
2. Baik              5. Kurang
3. Cukup

*) Coret yang tidak perlu
**) Hanya diisi untuk yang memangku jabatan




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 23
BAB V
                    DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian
   Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;
2. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor SE-02/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980 tentang
   Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 256/KMK.01/2011 tanggal 3 Agustus 2011 tentang
   Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan atau Diperbantukan di Luar Kementerian Keuangan.


B. UMUM
1. Unsur-unsur yang dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah:
     a. kesetiaan;
     b. prestasi kerja;
     c. tanggung jawab;
     d. ketaatan;
     e. kejujuran;
     f. kerjasama;
     g. prakarsa; dan
     h. kepemimpinan.
   Unsur kepemimpinan hanya dinilai bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berpangkat
   Pengatur Muda golongan ruang II/a ke atas yang memangku suatu jabatan.
2. Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan, apabila telah
   membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan.
3. Apabila PNS yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam DP3, maka dapat mengajukan
   keberatan disertai dengan alasan-alasannya, kepada atasan pejabat penilai melalui hirarkis
   dalam jangka waktu 14 hari sejak diterimanya DP3 tersebut.


C. PEJABAT PENILAI DP3
1. Pejabat penilai baru dapat memberikan penilaian apabila telah membawahi PNS yang
    bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan.
2. Apabila DP3 diperlukan, sedang pejabat penilai belum 6 bulan membawahi PNS yang
    dinilai, maka pejabat penilai tersebut dapat melakukan penilaian dengan menggunakan
    bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai yang lama.

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                   Halaman 24
3. Pejabat yang berwenang membuat DP3 wajib membuat dan memelihara catatan tentang PNS
    di lingkungannya.
4. Jangka waktu penilaian adalah mulai bulan Januari s.d bulan Desember dalam tahun yang
    bersangkutan.


D. DP3 CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), DP3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan
    apabila sampai dengan bulan Desember telah mencapai 6 bulan menjadi CPNS. Apabila
    CPNS dalam tahun yang bersangkutan belum 6 bulan menjadi CPNS, penilaian DP3
    dilakukan dalam tahun berikutnya.
2. Contoh: seorang CPNS diangkat pada awal bulan Agustus 1980. Dalam hal ini, ia tidak dapat
    dinilai dalam tahun 1980, tetapi baru dapat dinilai pada tahun 1981.
3. Bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan
    setelah sekurang-kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai melaksanakan tugas
    secara nyata.
4. CPNS yang telah dibuat DP3-nya untuk kepentingan pengangkatan menjadi PNS, tidak usah
    lagi dibuat DP3nya pada bulan Desember tahun yang bersangkutan.
5. Contoh: seorang diangkat menjadi CPNS terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1980. Untuk
    pengangkatan sebagai PNS, maka DP3 dibuat tanggal 1 September 1981. Dalam hal ini, DP3
    tersebut berlaku untuk tahun 1982 atau DP3nya tidak usah dibuat lagi pada bulan Desember
    1981.
6. Pada saat seseorang yang diangkat menjadi PNS tetapi DP3-nya belum 1 tahun, maka
    pengangkatannya sebagai PNS tidak sah.


E. DP3 PEGAWAI TUGAS BELAJAR
1. DP3 bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, dibuat oleh pejabat penilai dengan
    menggunakan bahan-bahan yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi, sekolah atau
    kursus yang bersangkutan.
2. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar negeri, bahan-bahan penilaian
    pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di
    negara yang bersangkutan.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                  Halaman 25
F. DP3 PEGAWAI DIPEKERJAKAN/PEGAWAI DIPERBANTUKAN
1. Pegawai     Dipekerjakan        yang   penugasannya   sebelum   Keputusan   Menteri   Nomor
   256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Direktur Jenderal
   Perbendaharaan u.p. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2. Pegawai     Dipekerjakan        yang   penugasannya   setelah   Keputusan   Menteri   Nomor
   256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Menteri Keuangan u.p.
   Sekretaris Jenderal.
3. DP3 bagi Pegawai Diperbantukan dibuat oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai di
   unit eselon I terakhir tercatat sebagai pegawai, dengan bahan dari atasan langsung di tempat
   penugasannya, dengan ketentuan:
     a. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon I, pejabat penilai dan atasan
         pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;
     b. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya sebelum
         Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah
         Direktur Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;
     c. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya setelah
         Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah
         Sekretaris Jenderal dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;
     d. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana,
         dan penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan,
         pejabat penilai adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat
         penilai adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan;
     e. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana,
         dan penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan,
         pejabat penilai adalah Kepala Biro SDM dan atasan pejabat penilai adalah Sekretaris
         Jenderal.


G. PENGAJUAN KEBERATAN
1. PNS yang merasa keberatan atas nilai dalam DP3, baik secara keseluruhan maupun sebagian,
    dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasannya kepada atasan pejabat
    penilai melalui hirarkis. Keberatan tersebut dituliskan dalam DP3 pada ruangan yang telah
    disediakan.
2. Keberatan harus sdh diajukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung mulai ia menerima DP3.
    Keberatan yang melebihi batas waktu 14 hari menjadi kedaluwarsa, sehingga tidak dapat
    dipertimbangkan lagi.

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 26
3. Walaupun PNS yang dinilai keberatan, ia harus membubuhkan tanda tangan.
4. Setelah menerima keberatan, pejabat penilai membuat tanggapan secara tertulis pada ruangan
    yang telah disediakan dalam DP3.
5. Atasan pejabat penilai wajib memeriksa dan memperhatikan keberatan dan tanggapan.
6. Apabila atasan pejabat penilai mempunyai alasan yang cukup, maka ia dapat mengadakan
    perubahan terhadap nilai baik menaikan atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yang
    dilakukan oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat lagi
    diajukan keberatan.
7. Perubahan nilai dicantumkan dalam DP3 yang bersangkutan dengan mencoret nilai yang
    lama dan mencantumkan nilai yang baru. Nilai lama yang dicoret harus tetap terbaca. Setiap
    coretan harus diparaf oleh atasan pejabat penilai.
8. DP3 yang dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan pejabat penilai tidak
    dapat diganggu gugat.


H. HAL-HAL PENTING LAINNYA
1. Tanggal penilaian DP3 tahun 20X1 (tanggal dibuat oleh pejabat penilai) adalah tanggal 31
   Desember 20X1 tanpa dibatasi jam kerja atau hari libur. Sedangkan tanggal diterima pegawai
   yang dinilai dan atasan pejabat penilai adalah setelah 31 Desember 20X1. Misalnya: tanggal
   diterima pegawai yang dinilai: 5 Januari 20X2 dan tanggal diterima atasan pejabat penilai: 5
   Januari 20X2.
2. Dalam Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 02/SE/1980 angka romawi V perihal Tata Cara
   Penilaian, angka 2 tentang Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan contoh
   bahwa setiap unsur penilaian selalu dinilai dengan angka bulat dan hasil penilaian pejabat
   penilai selalu angka bulat. Sehingga apabila setelah dirata-rata dalam penilaian unsur yang
   dinilai diperoleh angka pecahan < 0,50 (lebih kecil atau sama dengan 0,50) maka dibulatkan
   ke bawah dan apabila mendapatkan angka pecahan >0,50 (lebih besar dari 0,50) maka
   dibulatkan keatas.
3. Dalam rangka penilaian DP3, untuk para pejabat/pegawai yang pangkatnya lebih tinggi dari
   pejabat penilai dan/atau pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari atasan pejabat penilai,
   maka pejabat penilai dan atasan pejabat penilai agar secara berjenjang ditarik naik satu
   tingkat. Contoh:
       a. untuk penilaian DP3 pejabat eselon IV (yang pangkatnya lebih tinggi daripada pejabat
           eselon III), pejabat penilainya adalah Kepala Kanwil dan atasan pejabat penilai adalah
           Direktur Jenderal Perbendaharaan;


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 27
b. untuk penilaian DP3 pelaksana (dimana pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari
           atasan pejabat penilai), atasan pejabat penilai adalah Kepala Bagian Umum Kanwil;
       c. contoh tersebut berlaku juga bagi instansi yang pejabat eselon III definitif belum
           ditetapkan (tidak ada). Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) tidak berhak
           memberikan penilaian DP3.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 28
BAB VI
                                           CUTI PEGAWAI


A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
   Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
   43 Tahun 1999;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
   Negeri Sipil;
3. Keputusan Bersama Tiga Menteri mengenai Cuti Bersama;
4. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559 /MK.1/2009 tanggal 10 Desember 2009.


B. CUTI TAHUNAN
          Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan
rohani.
1. Hak Cuti Tahunan
   a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1
          (satu) tahun.
   b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang
          berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.
   c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN.
2. Penggunaan Cuti Tahunan
   a. Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling
          sedikit menjadi 3 (tiga) hari kerja.
   b. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya dapat ditambah
          untuk paling lama 14 hari termasuk hari libur. Ketentuan ini tidak berlaku apabila cuti
          tahunan yang diambil kurang dari 12 hari.
   c. Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan berdasarkan surat
          tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS.
3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa
   a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang
          bersangkutan.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 29
b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan
       oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan
       dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.
   c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti tahunan paling
       lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.
   d. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang
       memberikan cuti untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa
   a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun
       yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama:
       ●   18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan
       ●   24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila
           cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.
   b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya
       dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus mencantumkan jumlah cuti tahunan yang
       tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.
   c. Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti,
       lamanya cuti tahunan yang dapat diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi
       paling lama 18 (delapan belas) hari kerja.
   d. Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 hari
       kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.


C. CUTI BESAR
1. Hak Cuti Besar
   a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus
       menerus.
   b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun
       yang bersangkutan.
   c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan
       jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.
2. Penggunaan Cuti Besar
   a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.
   b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk
           ●   memenuhi kewajiban agama;


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 30
●   persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai
               hak cuti besar menjelang persalinan; atau
           ●   keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
   c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan mengambil cuti besar pada tahun
       yang    bersangkutan        harus   mengembalikan   TKPKN    yang   diterimanya      selama
       melaksanakan cuti tahunan.
   d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas:
           ●   cuti bersama;
           ●   cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
           ●   cuti sakit;
           ●   cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga;
           ●   cuti karena alasan penting.
   e. Apabila kepentingan dinas mendesak cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya
       pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 tahun,.
   f. Selama menjalankan cuti besar, PNS menerima penghasilan penuh namun tunjangan
       jabatan tidak dibayarkan.
   g. Cuti besar yang tidak diambil PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya, dapat
       diambil pada tahun-tahun berikutnya tetapi keterlambatan pengambilan cuti besar itu
       tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya. Seseorang
       diangkat sbg CPNS pada 1 April 2000. Pada tanggal 1 April 2001 ia diangkat menjadi
       PNS. Pada tanggal 1 April 2006, PNS yang bersangkutan baru berhak atas cuti besar.


D. CUTI SAKIT
1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur
   kandungan.
2. Penggunaan Cuti Sakit
   a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan
       dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.
   b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6
       (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas:
           ●   cuti bersama;
           ●   cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada
               tahun sebelum digunakan cuti sakit;
           ●   cuti besar;
           ●   cuti bersalin;

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                         Halaman 31
●      cuti karena alasan penting.
   c. PNS yang sakit selama 1 atau 2 hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia
        harus memberitahukan kepada atasannya.
   d. Cuti sakit lebih dari 2 hari sampai dengan 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan
        surat keterangan dokter
   e. Cuti sakit lebih dari 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan surat keterangan dokter
        yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
   f. Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun dan dapat ditambah untuk paling
        lama 6 bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk
        oleh Menteri Kesehatan.
   g. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di
        atas, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
        Apabila berdasarkan hasil pengujian yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya,
        maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang
        tunggu.
   h. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1
        ½ bulan. Permohonan cuti harus dilampiri surat keterangan dokter atau bidan.
   i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
        kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia
        sembuh dari penyakitnya. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan
        menerima penghasilan penuh.


E. CUTI BERSALIN
1. Hak Cuti Bersalin
   a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
        ketiga.
   b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama
        akan mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS.
2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin
   a.    PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas:
           ●      cuti bersama;
           ●      cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada
                  tahun sebelum digunakan cuti bersalin;
           ●      cuti besar;
           ●      cuti sakit;

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 32
●    cuti karena alasan penting.
   b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat, apabila
       yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan.
   c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar untuk persalinan anaknya yang
       keempat tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
   d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas:
           ●    cuti bersama;
           ●    cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar;
           ●    cuti sakit;
           ●    cuti karena alasan penting.
   e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan anaknya
       yang kelima dan seterusnya.
   f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak
       atas:
           ●    cuti bersama;
           ●    cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada
                tahun sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara;
           ●    cuti besar setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus-
                menerus;
           ●    cuti sakit;
           ●    cuti karena alasan penting.
   g. Lamanya cuti bersalin adalah 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan.
   h. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan menerima penghasilan
       penuh.


F. CUTI KARENA ALASAN PENTING
1. Hak Cuti Karena Alasan Penting
   a. Merupakan hak PNS.
   b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan tidak
       memperoleh TKPKN.
2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting
   a. Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena:
           ●    ibu, bapak, Isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau
                meninggal dunia;


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 33
●   salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia
               dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus
               mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;
           ●   melangsungkan perkawinan yang pertama;
           ●   alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden
   b. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang
       mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan penting karena terjadinya
       kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan gempa bumi.
   c. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas:
           ●   cuti bersama;
           ●   cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada
               tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting;
           ●   cuti besar;
           ●   cuti sakit;
           ●   cuti bersalin.
   d. Cuti paling lama 2 bulan.
   e. Selama menjalankan cuti menerima penghasilan penuh yakni gaji pokok dan penghasilan
       lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
       kecuali tunjangan jabatan pimpinan.


G. HAK CUTI BAGI PNS YANG SEDANG TUGAS BELAJAR
1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas:
   a. cuti bersama;
   b. cuti bersalin;
   c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai
       hak cuti besar menjelang persalinan;
2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan
   cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang
   bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan
   permohonan cuti kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui Pimpinan
   Perguruan Tinggi atau Kepala Perwakilah Republik Indonesia di nagara yang bersangkutan.


H. HAK CUTI BAGI PNS YANG TELAH SELESAI TUGAS BELAJAR
1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian
   Keuangan berhak atas:

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 34
a. cuti bersama;
   b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai
       hak cuti besar menjelang persalinan;
   c. cuti sakit;
   d. cuti bersalin;
   e. cuti karena alasan penting.
2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian
   Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas:
   a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan;
   b. cuti besar.


I. PENGAJUAN PERMOHONAN HAK CUTI
1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah mendapat persetujuan dari
   pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang
   berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal
   pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:
   a. cuti sakit;
   b. cuti karena alasan penting.
2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari Menteri Keuangan.
3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri dibuat sesuai
   ketentuan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan diajukan
   kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan secara hirarkis.


J. CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan
   cuti di luar tanggungan negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak.
2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
   diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk
   memperpanjangnya.
3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh
   atasan langsung PNS yang bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang
   mendukung.
4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan Kementerian Keuangan setelah melaksanakan cuti
   di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas:
       ●   cuti bersama;

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 35
●   cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3
           (tiga) bulan;
       ●   cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus-
           menerus;
       ●   cuti sakit;
       ●   cuti bersalin;
       ●   cuti karena alasan penting.
5. PNS ybs. dibebaskan dari jabatannnya, jabatan yang menjadi lowong tsb. dengan segera
   dapat diisi. Kecuali cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan anak ke 4 dst ybs tidak
   dibebaskan dari jabatannya.
6. Cuti diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan
   dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.
7. Selama cuti tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
8. Selama cuti tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
9. PNS yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa
   menjalankan cuti diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
10. PNS yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan
   cuti, maka :
   a. apabila ada lowongan di tempatkan kembali;
   b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya
       kepada kepala Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada
       instansi lain;
   c. apabila penempatan yang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka PNS yang
       bersangkutan diberhentikan dari PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian.


K. IZIN CUTI KURANG DARI 3 HARI
1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS menyatakan bahwa cuti
   tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja.
   Terkait hal tersebut, Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : SE-3559/MK.1/2009 tentang
   Pelaksanaan Cuti di Lingkungan Kementerian Keuangan, juga menyatakan bahwa
   penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling
   sedikit menjadi tiga hari kerja.
2. Untuk itu, pelaksanaan cuti tahunan agar berpedoman pada ketentuan tersebut. Adapun ijin
   cuti tahunan kurang dari tiga hari dapat diberikan kepada pegawai yang :
   a. memang sisa hak cuti pada tahun berkenaan dengan jumlah kurang dari tiga hari

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 36
b. cuti tahunan tersebut disambung dengan cuti bersama, sehingga jumlah cuti tahunan
       ditambah cuti bersama jumlahnya minimal 3 hari.
       Contoh : Badu masih memiliki hak cuti 6 hari kerja. Cuti bersama idul fitri tahun 2011
       adalah 3 hari yaitu 29 Agustus, 1 dan 2 September 2011. Dalam hal ini Badu dapat
       diberikan ijin cuti satu hari pada tanggal 26 Agustus 2011 atau pada tanggal 4 September
       2011. Atau dapat pula diberikan ijin cuti dua hari pada tanggal 26 Agustus dan 4
       September, atau 25 – 26 Agustus, atau 4 – 5 September.
3. Untuk kepentingan dinas yang mendesak, pegawai yang sedang menjalankan cuti tahunan
   dapat dipanggil untuk kembali masuk kerja. Sisa cuti yang belum dijalani tetap menjadi hak
   pegawai yang bersangkutan dan dapat diambil kembali pada kesempatan selanjutnya.


L. PELAKSANAAN CUTI TAHUNAN DAN CUTI BERSAMA PADA HARI RAYA
   IDUL FITRI
1. Pelaksanaan cuti tahunan dan cuti bersama dapat digabungkan sepanjang tidak mengganggu
   kegiatan organisasi dan pelayanan kepada masyarakat. Pejabat yang berwenang memberikan
   cuti mengatur pemberian cuti pegawai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976
   dan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977
   tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil serta Surat Edaran Menteri
   Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009;
2. Setiap pimpinan unit kerja/satuan organisasi yang berfungsi memberikan pelayanan langsung
   kepada masyarakat di Pusat dan Daerah yang mencakup kepentingan masyarakat luas,
   mengatur penugasan pegawai pada hari libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan,
   sehingga pemberian pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya;
3. Setiap pimpinan unit kerja melakukan pengaturan dan pemantauan terhadap pelaksanaan hari
   libur nasional dan cuti bersama di lingkungannya masing-masing dan apabila ada pegawai
   negeri sipil yang tidak masuk kerja/pulang sebelum waktunya/terlambat masuk kantor tanpa
   alasan yang jelas sebelum dan sesudah melaksanakan cuti bersama, hendaknya diambil
   langkah-langkah peningkatan disiplin pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan
   yang berlaku.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                     Halaman 37
BAB VII
                    CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN
                                   IZIN KE LUAR NEGERI


A. DASAR HUKUM
1. Keputusan Menteri Keuangan nomor 180/KMK.01/2009 tanggal 12 Mei 2009 tentang
   Pendelegasian Sebagian Wewenang Kepada Para Pejabat Eselon I Di Lingkungan
   Departemen Keuangan Untuk Menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian Dan
   Lain Sebagainya Di Bidang Kepegawaian;
2. Surat Edaran Menteri Keuangan RI nomor SE-49/MK.1/1999 tanggal 27 Agustus 1999;
3. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia nomor S-1122/SJ.4/2007 tanggal 5 September
   2007;
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor SE-38/PB/2007 tanggal 2 Oktober
   2007 tentang izin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar
   kedinasan.


B. PERMOHONAN CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN IZIN KE
   LUAR NEGERI
       Dalam hal cuti yang dijalankan di luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar
kedinasan, pengajuan permohonan dimaksud diatur dengan ketentuan sebagaimana dibawah ini.
1. Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya yang
   akan melakukan perjalanan ke luar negeri tidak dalam rangka dinas diwajibkan untuk
   mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.
2. Guna mendapatkan izin dimaksud, PNS yang bersangkutan mengajukan surat permohonan
   kepada Menteri Keuangan RI u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui Dirjen
   Perbendaharaan dan disampaikan kepada Sekretaris Ditjen secara hirarkis.
3. Permohonan dimaksud agar mencantumkan keperluan cuti, tanggal pelaksanaan dan jenis
   cuti yang digunakan (sesuai ketentuan mengenai cuti PNS yang berlaku) dengan contoh
   format terlampir.
4. Permohonan tersebut diajukan sedini mungkin dengan maksud agar pada saat keberangkatan
   ke luar negeri yang bersangkutan sudah menerima surat izin dimaksud.
5. Berkas permohonan tersebut agar sudah diterima di Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan
   paling lambat 20 hari kerja sebelum saat pelaksanaan keberangkatan ke luar negeri (usulan
   dalam keadaan lengkap), kecuali permohonan cuti sakit dan cuti karena alasan penting.


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 38
6. Bagi PNS di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya, sebelum mendapatkan
   izin secara tertulis dari Menteri Keuangan tidak diperkenankan berangkat ke luar negeri.
7. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti besar
   (maksimal 50 hari kalender) dan tidak diperkenankan menggunakan cuti karena alasan
   penting.
8. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti tahunan
   apabila jangka waktu pelaksanaannya tidak melebihi jumlah maksimal hak cuti tahunan yang
   diperkenankan pada tahun berkenaan dan pemohon masih memiliki hak tersebut.
9. Dalam hal di kemudian hari terjadi perbedaan atau perubahan jadwal pemberangkatan dan
   pemulangan jamaah haji dari Kementerian Agama, agar tanggal pelaksanaan cuti pegawai
   yang bersangkutan disesuaikan oleh Kepala Kantor masing-masing dengan jumlah hari cuti
   sesuai permohonan awal;
10. Surat izin cuti besar untuk keperluan ibadah keagamaan yang dijalankan di luar negeri
   lingkup Ditjen Perbendaharaan ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan setelah surat izin ke
   luar negeri berkenaan ditetapkan Menteri Keuangan. Untuk pelaksanaan cuti (kecuali cuti
   besar untuk keperluan ibadah keagamaan) yang dijalankan di luar negeri termasuk cuti
   tahunan untuk keperluan ibadah keagamaan, surat izin cuti akan ditetapkan oleh Menteri
   Keuangan bersama dengan surat izin ke luar negerinya.
11. Dalam hal keadaan yang memaksa yakni hal-hal yang di luar rencana atau darurat dan
   mengharuskan PNS yang bersangkutan ke luar negeri, segera memberitahukan dan
   mengajukan izin kepada pejabat yang berwenang melalui saluran hirarkis.


C. CONTOH FORMAT DOKUMEN




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                      Halaman 39
Surat Permohonan




                                                                               Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun
Yth.        Menteri Keuangan R.I.
u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
melalui
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jakarta


            Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama                                  :
NIP                                   :
Pangkat/Golongan                      :
Jabatan                               :
Unit Kerja                            :
Masa Kerja Golongan                   :
            Dengan ini mengajukan permohonan izin melakukan perjalanan keluar negeri selama
.......... untuk ....................... yang diperkirakan berangkat pada tanggal .............. dan kembali ke
tanah air pada tanggal ......................
            Adapun untuk keperluan tersebut saya bermaksud menggunakan cuti .................
Selanjutnya perlu disampaikan pula bahwa perjalanan keluar negeri tersebut saya laksanakan
.......... (sendiri/bersama-sama dengan isteri/suami).
            Demikian            permohonan      ini   saya   sampaikan,          mohon         kiranya      Bapak
mempertimbangkannya.


Mengetahui
Atasan Langsung                                                     Hormat saya,




.............................                                       .......................
NIP......................                                           NIP.....................


Tembusan :
Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                         Halaman 40
BAB VIII
                    SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS,
      SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN DAN SURAT PERNYATAAN MASIH
                                   MENDUDUKI JABATAN


A. DASAR HUKUM
1. Peraturan Kepala BKN Nomor 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
   Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2005;
2. Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan CPNS;
3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan
   Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai
   Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan
   Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.


B. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS (SPMT) CPNS/PNS
       Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan CPNS, dalam Romawi II Huruf C angka 2 c, dinyatakan bahwa Surat Perintah
Melaksanakan Tugas ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan Surat
Keputusan pengangkatan menjadi CPNS, dengan demikian SPMT seharunya dibuat setelah
tanggal ditetapkan SK CPNS.
       Beberapa Ketentuan tentang SPMT dan Hak atas Gaji CPNS sesuai Peraturan Kepala
BKN Nomor : 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri
Sipil Tahun 2005, antara lain menyatakan :
CPNS yang telah menerima surat keputusan pengangkatan sebagai CPNS, segera diperintahkan
untuk melaksanakan tugas pada instansi pemerintah. CPNS yang telah melaksanakan tugas,
segera dibuat Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) oleh pejabat pimpinan unit kerja
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas. SPMT
ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan surat keputusan pengangkatan
menjadi CPNS. Gaji CPNS dibayarkan setelah yang bersangkutan dinyatakan telah
melaksanakan tugas berdasarkan SPMT.
       Pelaksanaan tugas yang dimulai tanggal 1, maka gajinya dibayarkan pada bulan yang
bersangkutan/bulan berjalan. Dalam hal tanggal 1 bertepatan dengan hari libur sehingga
pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pada tanggal berikutnya, maka gajinya dibayarkan mulai
bulan itu juga. Pelaksanaan tugas yang dimulai pada tanggal 2 (apabila tanggal 1 bukan hari


Panduan Administrasi Kepegawaian                                                 Halaman 41
libur) dan seterusnya, maka gajinya dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah dinyatakan
melaksanakan tugas.
       Pegawai yang dimutasi dan telah melapor/bekerja ditempat tugas yang baru agar
dibuatkan SPMT terhitung sejak tanggal pegawai tersebut melapor. Begitu halnya dengan
pegawai yang telah selesai tugas belajar agar dibuatkan SPMT.


C. SURAT        PERNYATAAN           PELANTIKAN        (SPP)     DAN        SPMT   PEJABAT
    STRUKTURAL
1. Ketentuan tentang Pelantikan
       Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu organisasi negara. Seorang PNS
yang diangkat dalam jabatan struktural harus dilakukan pelantikan. Selain itu, pelantikan juga
menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan tunjangan jabatan struktural.
a. Tunjangan jabatan struktural dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 bulan berikutnya setelah
   PNS yang bersangkutan dilantik.
b. Apabila PNS ybs dilantik pada tanggal 1 maka tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan
   pada bulan itu juga.
c. Dalam hal tanggal 1 merupakan hari libur, dan pelantikan dilakukan pada tanggal 2, maka
   tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan pada bulan itu juga.
d. Untuk mengajukan usul permintaan pembayaran tunjangan jabatan struktural bersamaan
   dengan permintaan gaji, harus dilampirkan SPP dan SPMT.
e. SPP dan SPMT dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan instansi ybs atau pejabat lain yang
   ditunjuk.
f. SPP dan SPMT sekurang-kurangnya dibuat dalam rangkap 5, dengan ketentuan asli
   disampaikan kepada Kepala KPPN/Pemegang Kas/Kepala Biro/Bagian Keuangan ybs
   sebagai dasar pembayaran, dan tembusannya kepada :
       1) Kepala BKN up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian;
       2) Kepala Kanreg BKN ybs;
       3) Pejabat Pembuat Daftar Gaji ybs;
       4) Pejabat lain yang dipandang perlu.
2. Pelaksanaan Pelantikan
       Untuk pelaksanaan pelantikan, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan dan agar dibuat
ceklist Dokumen Pelantikan, sebagai berikut :
a. Pra Acara
   1) Surat Panggilan Pelantikan

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                    Halaman 42
2) Surat Undangan
    3) Surat Permohonan Rohaniwan
    4) Nota Dinas Para Saksi
    5) Nota Dinas Petugas Pelantikan
    6) Registrasi Peserta Pelantikan
    7) Honor Rohaniwan
    8) Honor Petugas Pelantikan bila dana tersedia
    9) Nota Dinas Permohanan tempat, perlengkapan dan konsumsi ke unit yang menangani
b. Hari – H :
    1) Berita Acara Pelantikan/Pengangkatan Sumpah Jabatan (BAP) masing-masing agama
    2) Naskah Pelantikan
    3) Naskah Sumpah
    4) Ringkasan SK Plus Ringkasan Lampiran SK
    5) Susunan Acara
    6) Name Table (Rohaniwan, Saksi (Saksi,I+II), Undangan, Dirjen/Direktur/Kepala…. ,
       Masing-Masing Agama, Petugas Pembawa Naskah)
c. Pasca Acara:
    1) Nota Dinas Penandatangan BAP ke masing-masing saksi
    2) Nota Dinas Penandatangan BAP ke Dirjen setelah ditandatangani oleh para saksi
    3) Surat Pernyataan Pelantikan (SPP)
    4) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT)
    5) Surat Pengantar ke KPKN dengan tembusan seperlunya
       Secara umum tata tertib dalam pelaksanaan pelantikan adalah :
   Peserta, rohaniwan, undangan dan para saksi hadir 30 menit sebelum acara dimulai
   Pakaian Putih Hitam (Gelap), berdasi atau disesuaikan
   Barisan Peserta sesuai dengan kelompok agama masing-masing
   Ditunjuk peserta yang mewakili masing-masing agama untuk penandatanganan BAP secara
    simbolis.
   BAP yang bukan simbolis sebaiknya ditandatangani segera setelah acara pelantikan. Untuk
    itu, perlu diatur agar peserta pelantikan untuk menunggu dan tidak meninggalkan lokasi
    acara terlebih dulu sebelum menandatangani BAP.


D. SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN (SPMMJ)
1. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang
    Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Panduan Administrasi Kepegawaian                                                       Halaman 43
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan
   Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, dijelaskan bahwa setiap permulaan tahun
   anggaran, pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk membuat Surat Pernyataan
   Masih Menduduki Jabatan (SPMMJ).
2. Untuk kepastian dan memperlancar pelaksanaan pembayaran tunjangan jabatan struktural,
   diminta agar SPMMJ tahun berkenaan disampaikan kepada PPABP masing-masing
   selambat-lambatnya minggu pertama bulan Januari tahun berkenaan dan tembusan kepada
   Bagian Administrasi Kepegawaian.


E. PEJABAT YANG MENETAPKAN
       Pejabat yang berwenang menetapkan SPMT CPNS/PNS, SPP/SPMT dan SPMMJ agar
berpedoman pada Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-97/PB/2011 tanggal 27 Juni
2011 tentang Pemberian Kuasa Dari Dirjen Perbendaharaan kepada Para Pejabat Lingkup Ditjen
Perbendaharaan untuk atas nama Dirjen Perbendaharaan Menandatangani Surat Keputusan
Mutasi Kepegawaian dan Lain Sebagainya di Bidang Kepegawaian.


F. CONTOH FORMAT DOKUMEN




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                Halaman 44
1. Contoh Surat Pernyataan Pelantikan

                                          KOP SURAT

                             SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN
                                NOMOR : S-.............................

Yang bertanda tangan di bawah ini :
      Nama         : .............................
      NIP          : .............................
      Pangkat/Gol. : .............................
      Jabatan      : Direktur Jenderal Perbendaharaan

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa :
      Nama         : .............................
      NIP          : .............................
      Pangkat/Gol. : .............................
      Jabatan      : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi .........................
      Eselon       : II.A

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari
2011 telah diangkat dalam jabatan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi
............................. dan telah dilantik oleh Menteri Keuangan pada tanggal 21 Januari 2011.

Demikian Surat Pernyataan Pelantikan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat
sumpah jabatan, dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang
mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.

Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
..............................

                                                                     Jakarta,    Januari 2011
                                                                     Direktur Jenderal,




                                                                     .............................
                                                                     NIP .............................

Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan)
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ..................;
4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                 Halaman 45
2. Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas

                                             KOP SURAT


                      SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS
                              NOMOR : S- .............................


Yang bertanda tangan di bawah ini :

        Nama         :   .............................
        NIP          :   .............................
        Pangkat/Gol. :   .............................
        Jabatan      :   Direktur Jenderal Perbendaharaan

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Pegawai Negeri Sipil yang tersebut di bawah ini:

        Nama         :   .............................
        NIP          :   .............................
        Pangkat/Gol. :   .............................
        Jabatan      :   Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ..................
        Eselon       :   II.A

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari
2011 telah nyata melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan
Provinsi ............................. dan diberi tunjangan jabatan sebesar Rp 3.250.000,00 (tiga juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya terhitung mulai tanggal 1 Februari 2011.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
jabatan dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan
kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.
Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
..........................


                                                                     Jakarta,           Januari 2011

                                                                     Direktur Jenderal,



                                                                     .............................
                                                                     NIP ..........................


Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan)
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ................;
4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                      Halaman 46
Contoh Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan

                                           KOP SURAT


                  SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN
                     Nomor :…………………………………………


Yang bertanda tangan dibawah ini :

       Nama                          : ............................................................
       NIP.                          : ............................................................
       Pangkat/Golongan Ruang        : ............................................................
       Jabatan                       : ............................................................

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa :

       Nama                          : ............................................................
       NIP.                          : ............................................................
       Pangkat/Golongan Ruang        : ............................................................
       Jabatan                       : ............................................................
       Eselon                        : ............................................................

pada tanggal 31 Desember …… telah menduduki jabatan ………………………… berdasarkan
Surat Keputusan …………………. Nomor ………………. tanggal ……………. dan pada
tanggal 1 Januari ……… masih menduduki jabatan tersebut.
        Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat
sumpah jabatan dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang
mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut.
Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
………………..


                                                            ……………………., ………….
                                                            Pejabat yang membuat pernyataan



                                                            (……………………………………..)



Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan)
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Kepala Bagian Keuangan Setditjen Perbendaharaan/Kepala Bagian Umum/Kepala Subbag
   Umum ............................;
4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.




Panduan Administrasi Kepegawaian                                                                      Halaman 47
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian

More Related Content

What's hot

-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--temanna #LABEDDU
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Dadang Solihin
 
Pengajuan kesekretariatan
Pengajuan kesekretariatanPengajuan kesekretariatan
Pengajuan kesekretariatanMohammad Abidin
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahanrifkidita24
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjamuhammad hamdi
 
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdf
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdfPERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdf
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdfSimpegBKDDIY
 
Analisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja Mus kamal
 
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan KaryawanSosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawaniyandri tiluk wahyono
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiTri Widodo W. UTOMO
 
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptx
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptxANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptx
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptxBayuKurniawan458691
 

What's hot (20)

Manajemen Kinerja
Manajemen KinerjaManajemen Kinerja
Manajemen Kinerja
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Perencanaan pelatihan dan pengembangan
Perencanaan pelatihan dan pengembanganPerencanaan pelatihan dan pengembangan
Perencanaan pelatihan dan pengembangan
 
Contoh KPI SDM dan HR
Contoh KPI SDM dan HR Contoh KPI SDM dan HR
Contoh KPI SDM dan HR
 
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
 
Pengajuan kesekretariatan
Pengajuan kesekretariatanPengajuan kesekretariatan
Pengajuan kesekretariatan
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 
HR People Development
HR People Development HR People Development
HR People Development
 
Budaya Kerja
Budaya KerjaBudaya Kerja
Budaya Kerja
 
Evaluasi kinerja (18 1-07)
Evaluasi kinerja (18 1-07)Evaluasi kinerja (18 1-07)
Evaluasi kinerja (18 1-07)
 
Fungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerjaFungsi dan peran serikat pekerja
Fungsi dan peran serikat pekerja
 
Contoh pengisian anjab
Contoh pengisian anjabContoh pengisian anjab
Contoh pengisian anjab
 
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdf
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdfPERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdf
PERMENPAN NO 41 TAHUN 2018. jabatan pelaksana (1).pdf
 
Analisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja Analisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja
 
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan KaryawanSosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
Sosialisasi, pelatihan , dan pengembangan Karyawan
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptx
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptxANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptx
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptx
 
5. peneetapan tujuan
5. peneetapan tujuan5. peneetapan tujuan
5. peneetapan tujuan
 
ppt berakhlak.pptx
ppt berakhlak.pptxppt berakhlak.pptx
ppt berakhlak.pptx
 

Viewers also liked

HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1
HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1
HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1Joko Susanto
 
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...Bambang Sugianto
 
53 buku-klapper-siswa
53 buku-klapper-siswa53 buku-klapper-siswa
53 buku-klapper-siswaBeny Murdhani
 
Cara menyusun manual book
Cara menyusun manual bookCara menyusun manual book
Cara menyusun manual bookdhoan Evridho
 
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makan
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makanManual book Software aplikasi restoran / rumah makan
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makanItank Js
 
Kartu induk dan daftar isi
Kartu induk dan daftar isi Kartu induk dan daftar isi
Kartu induk dan daftar isi Alfan Fazan Jr.
 
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusi
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan InstitusiPenelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusi
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusistiemberau2
 
Sistem komunikasibergerak pendahuluan
Sistem komunikasibergerak pendahuluanSistem komunikasibergerak pendahuluan
Sistem komunikasibergerak pendahuluanMateri Kuliah Online
 
Format s4 buku induk siswa
Format s4 buku induk siswaFormat s4 buku induk siswa
Format s4 buku induk siswaDedi Kuswandi
 
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaan
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaanContoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaan
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaandhoan Evridho
 

Viewers also liked (20)

Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawaiMakalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
 
Buku induk pegawai
Buku induk pegawaiBuku induk pegawai
Buku induk pegawai
 
Cilok
CilokCilok
Cilok
 
HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1
HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1
HUMAN RESOURCE MANUAL BOOK - Rev 1
 
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...
Kamus data (data dictionary) - (Bambang Sugianto - Politeknik Sawunggalih Aji...
 
mobile based ui
mobile based uimobile based ui
mobile based ui
 
53 buku-klapper-siswa
53 buku-klapper-siswa53 buku-klapper-siswa
53 buku-klapper-siswa
 
Sistem dan model
Sistem dan modelSistem dan model
Sistem dan model
 
Cara menyusun manual book
Cara menyusun manual bookCara menyusun manual book
Cara menyusun manual book
 
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makan
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makanManual book Software aplikasi restoran / rumah makan
Manual book Software aplikasi restoran / rumah makan
 
Kartu induk dan daftar isi
Kartu induk dan daftar isi Kartu induk dan daftar isi
Kartu induk dan daftar isi
 
Modul kamus data
Modul kamus dataModul kamus data
Modul kamus data
 
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusi
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan InstitusiPenelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusi
Penelitian untuk Pengembangan Diri dan Institusi
 
Sistem komunikasibergerak pendahuluan
Sistem komunikasibergerak pendahuluanSistem komunikasibergerak pendahuluan
Sistem komunikasibergerak pendahuluan
 
Format s4 buku induk siswa
Format s4 buku induk siswaFormat s4 buku induk siswa
Format s4 buku induk siswa
 
File system
File systemFile system
File system
 
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaan
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaanContoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaan
Contoh buku petunjuk operasi-admin-perusahaan
 
E-education
E-educationE-education
E-education
 
Buku manual
Buku manualBuku manual
Buku manual
 
WLAN workshop
WLAN workshopWLAN workshop
WLAN workshop
 

More from kppnpelaihari

Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilPp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilkppnpelaihari
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangankppnpelaihari
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negarakppnpelaihari
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjkppnpelaihari
 
Review pengajuan spm
Review pengajuan spmReview pengajuan spm
Review pengajuan spmkppnpelaihari
 

More from kppnpelaihari (9)

Excel2007
Excel2007Excel2007
Excel2007
 
Word2007
Word2007Word2007
Word2007
 
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilPp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
Modul span
Modul spanModul span
Modul span
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangan
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negara
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
 
Review pengajuan spm
Review pengajuan spmReview pengajuan spm
Review pengajuan spm
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 

Administrasi kepegawaian

  • 1. Tim Penyusun Panduan Administrasi Kepegawaian Pelindung Direktur Jenderal Perbendaharaan Pengarah Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Ketua Tim Ludiro Dewan Editor Heran Subagio Bimanyu Eka Yuda Raden Bagus Nursalim Muhammad Arif Kontributor Koordinator Sigid Mulyadi Anggota Nurmalindah Ethica Wijayanti Suyono Ahmad Nurholis Bambang Wisnugroho Arif Setyawan Hery Yulianto Samsul Huda Ari Indarti Desainer Grafis Ethica Wijayanti Hak Cipta © 2011 Bagian Administrasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Perbendaharaan Diterbitkan dan didistribusikan oleh Sekretariat Ditjen Perbendaharaan
  • 2. SAMBUTAN SEKRETARIS DITJEN PERBENDAHARAAN Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini dapat disusun. Kami menyambut baik diterbitkannya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian untuk para pengelola kepegawaian khususnya dan bagi seluruh pegawai di lingkungan Ditjen Perbendaharaan. Kami menyampaikan terima kasih atas kerjasama serta partisipasi dari semua elemen di lingkungan Sekretariat Ditjen Perbendaharaan. Buku ini dapat terwujud atas inisiatif Tim Penyusun di Bagian Administrasi Kepegawaian, dengan tujuan agar buku ini dapat menjadi panduan bagi para pengelola kepegawaian unit kerja terkait tugas pokok dan fungsinya. Pengelolaan kepegawaian terkadang sering dianggap hal yang remeh oleh sebagian orang, padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, mengingat pegawai merupakan sumber daya terbesar organisasi kita, oleh karenanya patut dikelola dengan baik. Kepuasan pegawai atas pengelolaan kepegawaian akan menghasilkan kinerja pegawai yang baik, sebaliknya ketidakpuasan pegawai atas pengelolaan kepegawaian dapat menghasilkan penurunan kinerja. Diharapkan dengan buku ini dapat terwujud keseragaman pemahaman mengenai pengelolaan kepegawaian, sehingga para pengelola kepegawaian dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat, tidak hanya sebagai panduan bagi para pengelola kepegawaian, tapi juga dampaknya terhadap seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan. Jakarta, September 2011 Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Ttd Tata Suntara Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 1
  • 3. KATA PENGANTAR Selamat datang di Buku Panduan Administrasi Kepegawaian !!! Kami harap Buku ini dapat membantu dan memudahkan Anda sebagai pengelola kepegawaian dalam melaksanakan tugas rutin dalam urusan kepegawaian. Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif dari Tim Penyusun Bagian Administrasi Kepegawaian. Dengan adanya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini, maka pihak-pihak yang terkait diharapkan lebih terarah dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kepegawaian, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Menyadari segala keterbatasan yang ada, kami mengharapkan segala saran untuk penyempurnaan buku ini. Kami menyadari bahwa dinamika perubahan peraturan akan berpengaruh kepada materi buku ini. Maka, kedepan buku ini akan terus dilakukan penyempurnaan dan penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta, September 2011 Bagian Administrasi Kepegawaian Tim Penyusun Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 2
  • 4. KALIMAT INSPIRATIF Pria diburu oleh keabadian, dan kita bertanya pada diri sendiri, …akankah sikap kita dikenang hingga berabad kemudian? …akankah orang asing yang mendengar nama kita lama setelah kita mati, ingin tahu siapa kita, betapa gagah berani kita berperang, betapa besar kita mencintai…” (opening – film TROY) Jika tinggal di Larissa......kau akan temukan kedamaian. Kau akan menemukan wanita cantik. Kau akan punya putra dan putri dan mereka akan punya keturunan. Dan mereka akan menyayangimu. Jika kau mati, mereka akan mengingatmu. Tapi jika anakmu mati, juga keturunan mereka......namamu akan hilang. Jika kau pergi ke Troya......kau akan mendapatkan kemuliaan. Selama ribuan tahun mereka akan menulis cerita kemenanganmu. Dunia akan mengingat namamu. Tapi jika kau pergi ke Troya......kau takkan pernah kembali. Karena kemuliaanmu berjalan seiring dengan kematianmu. (Pesan untuk Achilles dari Ibunya) Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 3
  • 5. DAFTAR ISI Sambutan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan 1 Kata Pengantar 2 Kalimat Inspiratif 3 Daftar Isi 4 Bab I Pendahuluan 5 Bab II Penatausahaan Dosir Pegawai 7 Bab III Usulan Kenaikan Pangkat 11 Bab IV Kenaikan Gaji Berkala 20 Bab V Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 24 Bab VI Cuti Pegawai 29 Bab VII Cuti Yang Dijalankan Di Luar Negeri Dan Izin ke Luar Negeri 38 Bab VIII Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat Pernyataan Pelantikan, dan Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan 41 Bab IX Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian 49 Bab X Pedoman Administrasi Kehadiran Pegawai 54 Bab XI Pedoman Penyusunan Laporan Kepegawaian 68 Bab XII Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga, Laporan Perkawinan dan Perceraian Dan Laporan Pegawai Meninggal Dunia 75 Bab XIII Prosedur Teknis Izin Perceraian dan Surat Keterangan Untuk Melakukan Perceraian 84 Bab XIV Penegakan Disiplin Pegawai 95 Bab XV Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai 117 Bab XVI Bantuan Hukum dan Saksi /Saksi Ahli 129 Bab XVII Mutasi Pegawai Mengikuti Suami 132 Bab XVIII Evaluasi dan Penilaian Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana 138 Bab XIX Pengusulan Penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Satya 149 Bab XX Kesejahteraan Pegawai 159 Bab XXI Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 164 Bab XXII Tugas Belajar/Beasiswa 168 Bab XXIII Ijin Melanjutkan Pendidikan Atas Inisiatif Sendiri 175 Bab XXIV Standar Kompetensi Jabatan 184 Bab XXV Pelaksanaan Tugas Kepegawaian Lainnya (Kartu PNS, Karis/Karsu, Sumpah PNS, Hari Libur Pilkada, LP2P dan Laporan Gratifikasi) 187 Bab XXVI Pegawai Yang Diperkerjakan/Diperbantukan 199 Bab XXVII Penutup 201 Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 4
  • 6. BAB I PENDAHULUAN Sebagai aparatur pemerintah, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya selama menjalankan tugas, sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepegawaian. Hal ini juga menjadi tuntutan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terhadap seluruh pegawainya. Beban tugas Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang semakin berat harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, disamping memiliki kepribadian yang baik, etos kerja yang tinggi, cakap, tanggap terhadap kondisi yang terjadi, kreatif dan inovatif, sehingga banyak berperan luas dalam menunjang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam memahami peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil maka disusunlah buku ini agar dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Selama ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pengelola kepegawaian di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dihadapkan pada sejumlah peraturan yang tersebar dan belum dibukukan. Meski telah disusun SOP dalam pengelolaan tugas-tugas kepegawaian, tetapi pedoman yang menjadi dasar pijakan pengelola kepagawaian masih harus dicari dan terkadang tidak ada dalam kantor tersebut. Di masing-masing lingkungan eselon I tentunya memiliki kekhasan masing-masing dalam urusan administrasi kepegawaian. Terkadang beberapa pelaksanaan tugas kepegawaian belum memiliki dasar peraturan yang diterbitkan Pemerintah dan BKN. Atau di lingkungan tersebut telah menetapkan kriteria tertentu dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah di bidang kepegawaian. Begitu juga dengan di Ditjen Perbendaharaan yang memiliki instansi vertikal yang tersebar di seluruh nusantara. Pengelolaan kepegawaian yang baik dan terstandar memiliki tujuan, diantaranya adalah menjamin hak-hak para pegawai terkait penghasilan, validitas data-data kepegawaian yang merupakan dasar untuk penetapan kebijakan karier seseorang dan tujuan-tujuan lainnya, seperti penyeragaman pengelolaan yang memudahkan dalam proses evaluasi dan monitoring. Berangkat dari gagasan bahwa harus ada yang dihasilkan dan menjadikan sesuatu yang akan terus dikenang, Bagian Administrasi Kepegawaian memiliki kemauan besar untuk mewujudkan dan menerbitkan sebuah buku pedoman administrasi kepegawaian bagi pengelola kepegawaian baik di tingkat pusat maupun di daerah. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 5
  • 7. Buku ini harus dibaca berdampingan dengan beberapa ketentuan/peraturan kepegawaian yang berlaku selama ini. Buku ini dimaksudkan juga memberikan metode penyelenggaraan tata usaha kepegawaian secara garis besar. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 6
  • 8. BAB II PENATAUSAHAAAN DOSIR PEGAWAI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan; 2. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tentang Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor Induk Pegawai dan Kartu Pegawai Negara Sipil. B. KEARSIPAN Fungsi arsip bagi organisasi sangat strategis, sebab dalam sebuah lembaga, segala sesuatunya dimulai dengan surat sebagai alat komunikasi tertulis resmi. Arsip bukan saja sebagai sarana komunikasi dan informasi belaka, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengelola arsip itu berguna dalam mendukung dan menyusun perencanaan dan kebijakan organisasi. Agar kegiatan administrasi dapat berjalan lancar dan teratur maka diperlukan sistem kearsipan yang baik. Arsip-arsip yang dimiliki tidak semuanya akan terus digunakan. Ada arsip- arsip tertentu yang harus dimusnahkan atau dipindah menjadi arsip inaktif. Dalam kegiatan pengarsipan, terutama dalam proses penyimpanan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tenaga- tenaga profesional juga dibutuhkan dalam kegiatan pengarsipan supaya arsip dapat dengan mudah ditemukan jika sewaktu-waktu diperlukan. Jika sistem kearsipan berjalan dengan baik maka kegiatan administrasi akan berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya jika sistem kearsipan kurang diperhatikan, maka kegiatan adminstrasi akan sedikit terhambat. Hal ini dikarenakan arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang sulit ditemukan atau bahkan tidak diketahui keberadaannya. Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Menurut kamus administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi, dokumen-dokumen itu dapat ditemukan kembali secara cepat. Arsip menurut fungsinya terbagi menjadi : 1. Arsip Statis, yaitu arsip yang dihasilkan oleh kementerian atau unit organisasi karena memiliki nilai guna kesejarahan, yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak langsung oleh Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Contoh Arsip Statis : Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 7
  • 9. Arsip Pendirian, Arsip Mantan Pimpinan, Arsip Pembangunan Gedung Kantor, Arsip Bantuan Pemerintah untuk pembangunan masjid, dsb. 2. Arsip Dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi pada unit-unit organisasi dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Contoh Arsip Dinamis : Laporan Bulanan th. 2009 – 2010, Surat Edaran th. 2009 – 2010, dll. Arsip Dinamis dibedakan lagi menjadi Arsip Aktif dan Arsip Inaktif. Pengelompokkan arsip menurut subjek dan isinya dapat dibagi sebagai berikut : 1. Arsip Keuangan. Arsip keuangan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah keuangan. Contoh : laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, surat perintah membayar, dsb. 2. Arsip Kepegawaian. Arsip kepegawaian adalah arsip yang berhubungan dengan masalah- masalah kepegawaian. Contoh : data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan pegawai, rekaman presensi, dsb. 3. Arsip Pemasaran. Arsip pemasaran adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pemasaran. Contoh : surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar pelanggan, daftar harga, surat perjanjian sewa,dsb. 4. Arsip Pendidikan. Arsip pendidikan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan. Contoh : kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, rapor, transkrip mahasiswa, dsb. C. DOSIR PEGAWAI Dosir adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan urusan atau kegiatan. Dalam kegiatan administrasi yang dilakukan, pasti dihasilkan produk-produk kantor seperti surat, formulir, dan laporan. Jadi, kegiatan administrasi pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima, mengolah, dan menyimpan berbagai surat, formulir laporan dan lain sebagainya. Kata "dosir" sendiri berasal dari istilah Belanda "dossier" yang berarti kumpulan dokumen. Penyelenggaraan tata usaha kepegawaian dapat diartikan merupakan segala rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penelitian, pencatatan, penyimpanan, pengolahan, penyusunan dan pemeliharaan setiap berkas mutasi kepegawaian perorangan pegawai sesuai dengan Nomor Induk Pegawai. Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tentang Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor Induk Pegawai dan Kartu Pegawai Negara Sipil, antara lain ditentukan bahwa satu NIP hanya untuk satu pegawai negeri dan tidak boleh dialihkan, diantaranya berfungsi sebagai dasar penyusunan dan memelihara Tata Usaha Kepegawaian. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 8
  • 10. Dengan fungsi tersebut, penyimpanan, pemeliharaan, dan pembinaan segala mutasi kepegawaian, harus dicantumkan NIP untuk mempermudah pengelolaan data kepegawaian. Dalam hal ini mutasi kepegawaian merupakan setiap perubahan mengenai seseorang pegawai negeri, sejak pengangkatan pertama kali sampai pegawai negeri tersebut berhenti, yang dituangkan dalam suatu keputusan resmi dan sah, baik yang menyangkut kedinasan maupun pribadi beserta keluarganya, yang pada hakekatnya adalah berupa perkembangan data kepegawaian. Dosir Kepegawaian adalah himpunan arsip dari seorang pegawai yang disusun secara kronologis dari mulai lamaran sampai dengan pemberhentiannya. Dosir kepegawaian dapat dikemas dalam sebuah map atau odner. Kadang-kadang, isi dosir diklasifikasi menurut kelompok-kelompok, misalnya kelompok surat keputusan, kelompok DP3, dan sebagainya. Untuk keseragaman, keindahan dan untuk mempermudah dalam proses pencarian, odner dosir pegawai agar diberi label dengan mencantumkan data-data, seperti : nama pegawai, NIP, tanggal lahir, tmt. CPNS dan tanggal pensiun serta ditempelkan foto pegawai. Dokumen-dokumen kepegawaian yang harus ada dalam dosir pegawai, terdiri dari : 1. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil; 2. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil; 3. Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala; 4. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat; 5. Surat Keputusan Inpassing Gaji; 6. Surat Keputusan Pengangkatan/Pembebasan/Mutasi Jabatan; 7. Surat Keputusan Pemberhentian dan Pensiun; 8. Surat Keputusan Pemberian Uang Tunggu; 9. Surat Keputusan Hukuman Disiplin/Surat Peringatan; 10. Surat Tanda Lulus Pendidikan Formal & Sertifikat Diklat; 11. Surat Ijin Tugas Belajar/Surat Ijin Melanjutkan Pendidikan AIS; 12. Surat Nikah/Cerai; 13. Surat Izin Pernikahan/Perceraian/Melaksanakan perceraian; 14. Surat Kematian Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya; 15. Akte Kelahiran Anak; 16. KP4 2 tahun terakhir; 17. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil; 18. Sumpah Jabatan/Surat Pernyataan Pelantikan/menduduki jabatan dan SPMT; 19. DP3; 20. Tanda Penghargaan; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 9
  • 11. 21. Surat izin cuti dan atau Surat Izin ke luar negeri; 22. Surat Keputusan Pengangkatan kembali untuk cuti di luar tanggungan negara; 23. Surat Keputusan Pelimpahan/Pencabutan perbantuan/dipekerjakan; 24. KARPEG, KARIS/KARSU, Kartu Taspen; 25. Surat Keputusan Peringkat Jabatan/Grading; 26. Evaluasi Kinerja terkait penilaian Peringkat Jabatan/Grading; 27. dan lain-lain yang menyangkut kepegawaian. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 10
  • 12. BAB III USULAN KENAIKAN PANGKAT A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tanggal 10 November 2000 jo. PP No. 12 tahun 2002 tanggal 17 April 2002; 2. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002; 3. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian Setjen Depkeu Nomor SE-01/SJ.2/2005 tanggal 25 Juli 2005; 4. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia Setjen Depkeu Nomor S-144/SJ.5/2010 tanggal 25 Januari 2010; 5. Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010. B. JENIS-JENIS KENAIKAN PANGKAT Berdasarkan PP Nomor 99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002 kenaikan pangkat dibagi menjadi 5 jenis yaitu : Pilihan, Reguler, Anumerta, Pengabdian dan Prajurit Wajib. 1. Kenaikan Pangkat Pilihan Jenis Kenaikan Pengkat Pilihan : a. PNS yang menduduki jabatan struktural b. PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu c. PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya d. PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara e. PNS yang diangkat menjadi pejabat Negara f. PNS yang memperoleh STTB/Ijazah g. PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu h. PNS yang telah selesai dan lulus tugas belajar i. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu j. PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 11
  • 13. a. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Struktural Kenaikan pangkat pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan dapat diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan ybs. Jenjang Pangkat dalam Jabatan tsb adalah sbb : Jenjang Pangkat Golongan No Eselon Terendah Tertinggi 1 Ia IV/d IV/e 2 Ib IV/c IV/e 3 IIa IV/c IV/d 4 IIb IV/b IV/c 5 IIIa IV/a IV/b 6 IIIb III/d IV/a 7 IVa III/c III/d 8 IVb III/b III/c 1) PNS mempunyai pangkat yg masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat terendah suatu jabatan dapat dinaikkan pangkatnya apabila : a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir; b) Telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya terhitung sejak pelantikan, dan bersifat kumulatif tetapi tidak terputus dalam tingkat jabatan struktural yang sama. c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 2) PNS telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk suatu jabatan, dapat diberikan kenaikan pangkat apabila : a) Sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam pangkat terakhir b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 3) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah SK pangkat terakhir; b) copy sah SK jabatan terakhir; c) Surat Pernyataan Pelantikan d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir b. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional tertentu 1) Syarat : a) Telah 2 tahun dalam pangkat terakhir b) Memenuhi angka kredit yang ditentukan Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 12
  • 14. c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 2) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah SK jabatan terakhir; b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir; d) Asli penetapan angka kredit c. Kenaikan Pangkat PNS Yang Menunjukkan Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya 1) Syarat : a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir b) DP3 bernilai amat baik dalam 1 tahun terakhir. 2) Yang dimaksud perestasi kerja luar biasa baiknya adalah prestasi kerja yang menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungan kerjanya, sehingga PNS yang bersangkutan secara nyata menjadi teladan bagi pegawai lainnya. 3) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya diberikan tanpa terikat ketentuan ujian dinas. 4) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya dapat melampaui pangkat atasan langsungnya. 5) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan b) copy sah SK pangkat terakhir; c) Tembusan keputusan yang ditandatangani asli oleh Pejabat Pembina Kepegawaian tentang penetapan prestasi kerja luar biasa baiknya d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir. d. Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS Yang Menemukan Penemuan Baru Yang Bermanfaat Bagi Negara 1) Kenaikan pangkat dapat diberikan : a) tanpa terikat dengan jenjang pangkat b) tanpa terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas. c) dapat melampaui pangkat atasan langsungnya. 2) Syarat : a) 1 tahun dalam pangkat terakhir b) DP3 dalam 1 tahun terakhir rata-rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian prestasi kerja yang bernilai kurang. 3) Kriteria penemuan baru dan kriteria kemanfaatan terhadap Negara diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1981 dan peraturan pelaksanaannya diatur Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 13
  • 15. dengan SE Kepala BAKN dan Ketua LIPI Nomor 15/SE/1982 dan Nomor 704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982. 4) Kelengkapan Administrasi: a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi Badan/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden; d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir. e. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS Yang Menjadi Pejabat Negara 1) Syarat : a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. 2) Kelengkapan Administrasi: a) copy sah SK sebagai pejabat negara; b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir; d) copy sah keputusan pemberhentian dari jabatan organiknya; 3) PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari jabatan organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan jabatan organiknya. 4) Kelengkapan Administrasi: a) Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :  copy sah SK jabatan terakhir;  copy sah SK pangkat terakhir;  copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;  Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional. b) Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :  copy sah SK pangkat terakhir;  copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir. f. Kenaikan Pangkat PNS yang Memperoleh STTB/Ijazah/ Diploma PNS yang memperoleh ijasah dapat dinaikkan pangkatnya sehingga menjadi : Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 14
  • 16. No Ijazah Golongan 1 SLTP atau yang setingkat I/c 2 SLTA, Diploma I, atau yang setingkat II/a 3 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II Sarjana II/b 4 Muda, Akademi, atau Diploma III II/c 5 Sarjana (S1) atau Diploma IV III/a 6 Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan Magister (S2) III/b atau Ijazah lain yang setara 7 Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II III/c 1) Kenaikan pangkat diatas, dapat diberikan apabila : a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai Ijazah yang diperoleh; b) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir; c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir; d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan fungsional e) Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah 2) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah STTB/Ijazah/Diploma; b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir; d) Asli Penetapan Angka Kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional e) Surat Keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya pejabat eselon II tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang bersangkutan kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu; f) copy sah surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu. g. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas Belajar dan Sebelumnya Menduduki Jabatan Struktural Atau Jabatan Fungsional Tertentu 1) Syarat : a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 2) Kenaikan pangkat di atas, diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu yang terakhir didudukinya sebelum melaksanakan tugas belajar. 3) Kelengkapan Administrasi : Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 15
  • 17. a) copy sah SK jabatan terakhir; b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah keputusan/perintah tugas belajar; d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir. h. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Telah Selesai Mengikuti dan Lulus Tugas Belajar PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh ijasah dapat dinaikkan pangkatnya menjadi : No Ijazah Golongan 1 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II II/b 2 Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III II/c 3 Sarjana (S1) atau Diploma IV III/a 4 Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan III/b Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara 5 Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II III/c 1) Syarat : a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;dan b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. 2) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah SK jabatan terakhir; b) copy SK pangkat terakhir; c) copy sah kepututusan/perintah untuk tugas belajar; d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir; e) copy sah Ijazah/Diploma yang diperolehnya. i. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan 1) Syarat : a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir; b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 2) Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan sesuai jenjang pangkat yang ditetapkan untuk eselon jabatannya. 3) Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Pemerintah hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3 kali kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga kependidikan, sosial, kesehatan, dan perusahaan jawatan. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 16
  • 18. 4) PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan di luar instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi. 5) Kelengkapan Administrasi : a) copy sah SK jabatan terakhir; b) copy sah SK pangkat terakhir; c) copy sah keputusan tentang penugasan di luar instansi induknya; d) Tembusan penetapan angka kredit bagi yang menduduki jabatan fungsional e) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir. 2. Kenaikan Pangkat Reguler a. Syarat kenaikan pangkat reguler : 1) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;dan 2) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. 3) Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya b. Batas tertinggi kenaikan pangkat reguler yang dapat dicapai berdasarkan ijasah yang dimiliki PNS adalah sbb : Golongan No Bagi yang mempunyai Ijazah Tertinggi 1 SD atau yang setingkat II/a 2 SLTP atau yang setingkat II/c 3 Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama II/d 4 SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (3 tahun), Sekolah III/b Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (4 tahun), Diploma I, Diploma II 5 Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa , Diploma III, Sarjana Muda, III/c Akademi, Ijasah Bakaloreat 6 Sarjana (S1) atau Diploma IV III/d 7 Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara IV/a 8 Doktor (S3) IV/b c. PNS yang Kenaikan Pangkat Regulernya mengakibatkan pindah golongan dari golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan IV, harus telah mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi PNS yang : 1) Telah mengikuti dan lulus Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian dinas Tingkat I; 2) Telah mengikuti dan lulus Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat III untuk ujian dinas Tingkat II; 3) Telah memperoleh Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas Tingkat I; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 17
  • 19. 4) Telah memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian Dinas Tingkat I atau Ujian Dinas Tingkat II. d. Kelengkapan Administrasi : 1) copy sah SK pangkat terakhir; 2) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir; 3) copy sah STTB/Ijazah/Diploma bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan; 4) copy sah SK mutasi lainnya apabila terjadi perubahan data kepegawaian (misalnya SK Pindah Kerja, SK Alih Status, dan sebagainya). 5) copy sah surat perintah tugas belajar (Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas Belajar dan Sebelumnya Tidak Menduduki Jabatan Struktural atau Fungsional Tertentu) 6) Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya. (bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar Instansi Induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu) 3. Kenaikan Pangkat Anumerta PNS yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi. yakni : a. Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya. b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya. c. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat jasmani atau cacat rohani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya. d. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu 4. Kenaikan Pangkat Pengabdian Kenaikan pangkat pengabdian diberikan bagi PNS yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, apabila : a. Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama : 1) 30 tahun secara terus-menerus dan telah 1 bulan dalam pangkat terakhir. 2) 20 tahun secara terus-menerus dan telah 1 tahun dalam pangkat terakhir. 3) 10 tahun secara terus-menerus dan telah 2 tahun dalam pangkat terakhir. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 18
  • 20. b. DP3 bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 tahun terakhir. Kenaikan pangkat pengabdian juga diberikan kepada PNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri. 5. Kenaikan Pangkat Prajurit Wajib PNS selama menjalani dinas prajurit wajib tidak diberikan kenaikan pangkat. Pemberian pangkatnya dapat dipertimbangkan pada saat pengangkatan kembali pada instansi induknya setelah ia selesai menjalankan dinas prajurit wajib dengan memperhitungkan penuh masa kerja selama menjalankan dinas prajurit wajib dan dengan memperhatikan pangkat yang dimilikinya sebagai prajurit wajib. C. KELENGKAPAN TAMBAHAN USUL KENAIKAN PANGKAT Untuk internal Ditjen Perbendaharaan, sesuai dengan Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010, terdapat tambahan kelengkapan untuk usul kenaikan pangkat, yaitu: 1. copy sah surat keputusan jabatan terakhir atasan langsung pegawai yang diusulkan kenaikan pangkatnya; 2. copy sah surat keputusan/surat/nota dinas penempatan terakhir pegawai yang diusulkan kenaikan pangkatnya. Bagi PNS yang lokasi pada saat memperoleh ijazah berbeda dengan tempat tugas saat pengusulan kenaikan pangkat, maka usul kenaikan pangkat disertai pula dengan surat keterangan kronologis penempatan yang dibuktikan dengan SK mutasi. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 19
  • 21. BAB IV KENAIKAN GAJI BERKALA A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil; 2. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN. B. KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji pokok berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji calon pegawai negeri sipil sebesar 80% dari gaji pokoknya; 2. Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala yaitu setiap 2 (dua) tahun sekali dan apabila telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Kenaikan gaji berkala untuk pertama kali bagi seorang pegawai negeri sipil yang diangkat dalam golongan I, II, III diberikan setelah mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun sejak diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil dan selanjutnya 2 (dua) tahun sekali, kecuali untuk pegawai negeri sipil yang pertama kali diangkat dalam golongan II/a diberikan kenaikan gaji berkala pertama kali setelah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun dan selanjutnya setiap 2 (dua) tahun sekali; 4. Pegawai Negeri Sipil mendapatkan kenaikan gaji berkala apabila : a. telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala b. penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya “cukup” 5. Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan oleh kepala kantor/satuan organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang dan diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum kenaikan gaji berkala itu berlaku; 6. Keputusan kenaikan gaji berkala tidak dapat berlaku surut lebih dari 2 (dua) tahun; 7. Sebelum diterbitkan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, agar dilakukan proses penilaian dengan Nota Rahasia. C. PENUNDAAN KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Seorang Pegawai Negeri Sipil yang belum memenuhi syarat (nilai rata-rata DP-3 kurang dari “cukup”), maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu) tahun; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 20
  • 22. 2. Apabila dalam waktu penundaan 1 (satu) tahun tersebut Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap- tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun; 3. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji berkala tersebut diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu; 4. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang; 5. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya; 6. Penundaan kenaikan gaji berkala dimaksud bukan merupakan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil melainkan sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan. D. DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Foto copy sah keputusan dalam pangkat terakhir; 2. Foto copy sah berkala terakhir; 3. DP-3 1 (satu) tahun terakhir. E. CONTOH FORMAT DOKUMEN Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 21
  • 23. Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala KOP SURAT Nomor : PEM- ............. 2011 Lampiran :- Hal : Kenaikan Gaji Berkala a.n.: ................................. NIP ................................. Yth. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ................................. di ................................. Dengan ini diberitahukan, bahwa berhubung telah dipenuhinya masa kerja dan syarat-syarat lainnya kepada : 1. Nama : ................................. 2. NIP / No.Karpeg : ................................. / ................................. 3. Pangkat : ................................. 4. Jabatan : ................................. 5. Unit Organisasi : ................................. 6. Gaji Pokok Lama : Rp. ................................. (.................................) (PP No. .................................) atas dasar Surat Keputusan terakhir tentang gaji/pangkat yang ditetapkan : a. oleh pejabat : ................................. b. tanggal : ................................. nomor : ................................. c. terhitung mulai tanggal : ................................. d. masa kerja golongan : ................................. pada tanggal tersebut diberikan kenaikan gaji berkala hingga memperoleh : 7. Gaji Pokok Baru : Rp. ................................. (.................................) (PP No. ................................. ) 8. Berdasarkan masa kerja : ................................. 9. Dalam Golongan : ................................. 10. Terhitung Mulai Tanggal : ................................. Diharapkan agar sesuai dengan pasal 29 ayat (1) Keppres nomor 42 tahun 2002 kepada pegawai tersebut dapat dibayarkan penghasilannya berdasarkan gaji pokok yang baru. a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kepala ................................. ................................. NIP ................................. Tembusan : (disesuaikan dengan pihak yang berkebutuhan) ……………………… Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 22
  • 24. Nota Rahasia KOP SURAT Nota Rahasia Dari : Kepala Subbagian Umum ……………. Kepada : Yth. Kepala Seksi …………… Dengan ini diberitahukan bahwa pegawai tersebut dibawah ini : Nama : …………. Pangkat : …………. Sudah saatnya diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI PNS *) terhitung mulai tanggal ………………. Diminta agar dapat diberikan penegasan mengenai daftar penilaian pegawai tersebut dengan berpedoman pada pertanyaan sebagaimana tersebut dibawah ini : Kepala Subbagian Umum ………………………… Pertimbangan Kepala Seksi ……………. Mengenai Sdr………………………. NIP………………… Gol………………….. a. Kecakapan teknis : b. Kerajinan : c. Kelakuan (Watak) : d. Bakat kecakapan memimpin **) : e. Hubungan pergaulan dengan : Teman-teman sekerja (baik dg Pimpinan atau bawahan) Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas pegawai tersebut DAPAT/BELUM DAPAT *) diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI PNS *) terhitung mulai tanggal …………… Menyetujui/Tidak Menyetujui ………………………….. Kepala ……………………… Kepala Seksi …………… ……………………………… …………………………… Pertimbangan agar dinyatakan dengan istilah : 1. Amat baik 4. Sedang 2. Baik 5. Kurang 3. Cukup *) Coret yang tidak perlu **) Hanya diisi untuk yang memangku jabatan Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 23
  • 25. BAB V DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil; 2. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor SE-02/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil; 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 256/KMK.01/2011 tanggal 3 Agustus 2011 tentang Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan atau Diperbantukan di Luar Kementerian Keuangan. B. UMUM 1. Unsur-unsur yang dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah: a. kesetiaan; b. prestasi kerja; c. tanggung jawab; d. ketaatan; e. kejujuran; f. kerjasama; g. prakarsa; dan h. kepemimpinan. Unsur kepemimpinan hanya dinilai bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a ke atas yang memangku suatu jabatan. 2. Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan, apabila telah membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan. 3. Apabila PNS yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam DP3, maka dapat mengajukan keberatan disertai dengan alasan-alasannya, kepada atasan pejabat penilai melalui hirarkis dalam jangka waktu 14 hari sejak diterimanya DP3 tersebut. C. PEJABAT PENILAI DP3 1. Pejabat penilai baru dapat memberikan penilaian apabila telah membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan. 2. Apabila DP3 diperlukan, sedang pejabat penilai belum 6 bulan membawahi PNS yang dinilai, maka pejabat penilai tersebut dapat melakukan penilaian dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai yang lama. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 24
  • 26. 3. Pejabat yang berwenang membuat DP3 wajib membuat dan memelihara catatan tentang PNS di lingkungannya. 4. Jangka waktu penilaian adalah mulai bulan Januari s.d bulan Desember dalam tahun yang bersangkutan. D. DP3 CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), DP3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan apabila sampai dengan bulan Desember telah mencapai 6 bulan menjadi CPNS. Apabila CPNS dalam tahun yang bersangkutan belum 6 bulan menjadi CPNS, penilaian DP3 dilakukan dalam tahun berikutnya. 2. Contoh: seorang CPNS diangkat pada awal bulan Agustus 1980. Dalam hal ini, ia tidak dapat dinilai dalam tahun 1980, tetapi baru dapat dinilai pada tahun 1981. 3. Bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah sekurang-kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai melaksanakan tugas secara nyata. 4. CPNS yang telah dibuat DP3-nya untuk kepentingan pengangkatan menjadi PNS, tidak usah lagi dibuat DP3nya pada bulan Desember tahun yang bersangkutan. 5. Contoh: seorang diangkat menjadi CPNS terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1980. Untuk pengangkatan sebagai PNS, maka DP3 dibuat tanggal 1 September 1981. Dalam hal ini, DP3 tersebut berlaku untuk tahun 1982 atau DP3nya tidak usah dibuat lagi pada bulan Desember 1981. 6. Pada saat seseorang yang diangkat menjadi PNS tetapi DP3-nya belum 1 tahun, maka pengangkatannya sebagai PNS tidak sah. E. DP3 PEGAWAI TUGAS BELAJAR 1. DP3 bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, dibuat oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-bahan yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi, sekolah atau kursus yang bersangkutan. 2. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar negeri, bahan-bahan penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di negara yang bersangkutan. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 25
  • 27. F. DP3 PEGAWAI DIPEKERJAKAN/PEGAWAI DIPERBANTUKAN 1. Pegawai Dipekerjakan yang penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan u.p. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 2. Pegawai Dipekerjakan yang penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Menteri Keuangan u.p. Sekretaris Jenderal. 3. DP3 bagi Pegawai Diperbantukan dibuat oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai di unit eselon I terakhir tercatat sebagai pegawai, dengan bahan dari atasan langsung di tempat penugasannya, dengan ketentuan: a. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon I, pejabat penilai dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan; b. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan; c. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah Sekretaris Jenderal dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan; d. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana, dan penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat penilai adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan; e. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana, dan penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah Kepala Biro SDM dan atasan pejabat penilai adalah Sekretaris Jenderal. G. PENGAJUAN KEBERATAN 1. PNS yang merasa keberatan atas nilai dalam DP3, baik secara keseluruhan maupun sebagian, dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasannya kepada atasan pejabat penilai melalui hirarkis. Keberatan tersebut dituliskan dalam DP3 pada ruangan yang telah disediakan. 2. Keberatan harus sdh diajukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung mulai ia menerima DP3. Keberatan yang melebihi batas waktu 14 hari menjadi kedaluwarsa, sehingga tidak dapat dipertimbangkan lagi. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 26
  • 28. 3. Walaupun PNS yang dinilai keberatan, ia harus membubuhkan tanda tangan. 4. Setelah menerima keberatan, pejabat penilai membuat tanggapan secara tertulis pada ruangan yang telah disediakan dalam DP3. 5. Atasan pejabat penilai wajib memeriksa dan memperhatikan keberatan dan tanggapan. 6. Apabila atasan pejabat penilai mempunyai alasan yang cukup, maka ia dapat mengadakan perubahan terhadap nilai baik menaikan atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yang dilakukan oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat lagi diajukan keberatan. 7. Perubahan nilai dicantumkan dalam DP3 yang bersangkutan dengan mencoret nilai yang lama dan mencantumkan nilai yang baru. Nilai lama yang dicoret harus tetap terbaca. Setiap coretan harus diparaf oleh atasan pejabat penilai. 8. DP3 yang dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat. H. HAL-HAL PENTING LAINNYA 1. Tanggal penilaian DP3 tahun 20X1 (tanggal dibuat oleh pejabat penilai) adalah tanggal 31 Desember 20X1 tanpa dibatasi jam kerja atau hari libur. Sedangkan tanggal diterima pegawai yang dinilai dan atasan pejabat penilai adalah setelah 31 Desember 20X1. Misalnya: tanggal diterima pegawai yang dinilai: 5 Januari 20X2 dan tanggal diterima atasan pejabat penilai: 5 Januari 20X2. 2. Dalam Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 02/SE/1980 angka romawi V perihal Tata Cara Penilaian, angka 2 tentang Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan contoh bahwa setiap unsur penilaian selalu dinilai dengan angka bulat dan hasil penilaian pejabat penilai selalu angka bulat. Sehingga apabila setelah dirata-rata dalam penilaian unsur yang dinilai diperoleh angka pecahan < 0,50 (lebih kecil atau sama dengan 0,50) maka dibulatkan ke bawah dan apabila mendapatkan angka pecahan >0,50 (lebih besar dari 0,50) maka dibulatkan keatas. 3. Dalam rangka penilaian DP3, untuk para pejabat/pegawai yang pangkatnya lebih tinggi dari pejabat penilai dan/atau pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari atasan pejabat penilai, maka pejabat penilai dan atasan pejabat penilai agar secara berjenjang ditarik naik satu tingkat. Contoh: a. untuk penilaian DP3 pejabat eselon IV (yang pangkatnya lebih tinggi daripada pejabat eselon III), pejabat penilainya adalah Kepala Kanwil dan atasan pejabat penilai adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 27
  • 29. b. untuk penilaian DP3 pelaksana (dimana pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari atasan pejabat penilai), atasan pejabat penilai adalah Kepala Bagian Umum Kanwil; c. contoh tersebut berlaku juga bagi instansi yang pejabat eselon III definitif belum ditetapkan (tidak ada). Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) tidak berhak memberikan penilaian DP3. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 28
  • 30. BAB VI CUTI PEGAWAI A. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil; 3. Keputusan Bersama Tiga Menteri mengenai Cuti Bersama; 4. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559 /MK.1/2009 tanggal 10 Desember 2009. B. CUTI TAHUNAN Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani. 1. Hak Cuti Tahunan a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1 (satu) tahun. b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN. 2. Penggunaan Cuti Tahunan a. Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling sedikit menjadi 3 (tiga) hari kerja. b. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya dapat ditambah untuk paling lama 14 hari termasuk hari libur. Ketentuan ini tidak berlaku apabila cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 hari. c. Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan berdasarkan surat tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS. 3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang bersangkutan. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 29
  • 31. b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya. c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti tahunan paling lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan. d. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. 4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama: ● 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan ● 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun. b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus mencantumkan jumlah cuti tahunan yang tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan. c. Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, lamanya cuti tahunan yang dapat diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi paling lama 18 (delapan belas) hari kerja. d. Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. C. CUTI BESAR 1. Hak Cuti Besar a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus menerus. b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan. c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan jabatan dan tidak memperoleh TKPKN. 2. Penggunaan Cuti Besar a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun. b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk ● memenuhi kewajiban agama; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 30
  • 32. persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau ● keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti. c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan mengambil cuti besar pada tahun yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN yang diterimanya selama melaksanakan cuti tahunan. d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; ● cuti sakit; ● cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga; ● cuti karena alasan penting. e. Apabila kepentingan dinas mendesak cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 tahun,. f. Selama menjalankan cuti besar, PNS menerima penghasilan penuh namun tunjangan jabatan tidak dibayarkan. g. Cuti besar yang tidak diambil PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya tetapi keterlambatan pengambilan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya. Seseorang diangkat sbg CPNS pada 1 April 2000. Pada tanggal 1 April 2001 ia diangkat menjadi PNS. Pada tanggal 1 April 2006, PNS yang bersangkutan baru berhak atas cuti besar. D. CUTI SAKIT 1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur kandungan. 2. Penggunaan Cuti Sakit a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas. b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti sakit; ● cuti besar; ● cuti bersalin; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 31
  • 33. cuti karena alasan penting. c. PNS yang sakit selama 1 atau 2 hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya. d. Cuti sakit lebih dari 2 hari sampai dengan 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan surat keterangan dokter e. Cuti sakit lebih dari 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. f. Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun dan dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. g. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di atas, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Apabila berdasarkan hasil pengujian yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu. h. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 ½ bulan. Permohonan cuti harus dilampiri surat keterangan dokter atau bidan. i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. E. CUTI BERSALIN 1. Hak Cuti Bersalin a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga. b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama akan mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS. 2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti bersalin; ● cuti besar; ● cuti sakit; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 32
  • 34. cuti karena alasan penting. b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat, apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan. c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan. d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; ● cuti sakit; ● cuti karena alasan penting. e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan anaknya yang kelima dan seterusnya. f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara; ● cuti besar setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus- menerus; ● cuti sakit; ● cuti karena alasan penting. g. Lamanya cuti bersalin adalah 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan. h. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. F. CUTI KARENA ALASAN PENTING 1. Hak Cuti Karena Alasan Penting a. Merupakan hak PNS. b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan tidak memperoleh TKPKN. 2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting a. Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena: ● ibu, bapak, Isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 33
  • 35. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu; ● melangsungkan perkawinan yang pertama; ● alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden b. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan penting karena terjadinya kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan gempa bumi. c. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas: ● cuti bersama; ● cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting; ● cuti besar; ● cuti sakit; ● cuti bersalin. d. Cuti paling lama 2 bulan. e. Selama menjalankan cuti menerima penghasilan penuh yakni gaji pokok dan penghasilan lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan pimpinan. G. HAK CUTI BAGI PNS YANG SEDANG TUGAS BELAJAR 1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas: a. cuti bersama; b. cuti bersalin; c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; 2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan permohonan cuti kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui Pimpinan Perguruan Tinggi atau Kepala Perwakilah Republik Indonesia di nagara yang bersangkutan. H. HAK CUTI BAGI PNS YANG TELAH SELESAI TUGAS BELAJAR 1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian Keuangan berhak atas: Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 34
  • 36. a. cuti bersama; b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; c. cuti sakit; d. cuti bersalin; e. cuti karena alasan penting. 2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas: a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan; b. cuti besar. I. PENGAJUAN PERMOHONAN HAK CUTI 1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan cuti, kecuali permohonan: a. cuti sakit; b. cuti karena alasan penting. 2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari Menteri Keuangan. 3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri dibuat sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan diajukan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan secara hirarkis. J. CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA 1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak. 2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya. 3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh atasan langsung PNS yang bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang mendukung. 4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan Kementerian Keuangan setelah melaksanakan cuti di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas: ● cuti bersama; Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 35
  • 37. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3 (tiga) bulan; ● cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus- menerus; ● cuti sakit; ● cuti bersalin; ● cuti karena alasan penting. 5. PNS ybs. dibebaskan dari jabatannnya, jabatan yang menjadi lowong tsb. dengan segera dapat diisi. Kecuali cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan anak ke 4 dst ybs tidak dibebaskan dari jabatannya. 6. Cuti diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. 7. Selama cuti tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. 8. Selama cuti tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. 9. PNS yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. 10. PNS yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti, maka : a. apabila ada lowongan di tempatkan kembali; b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya kepada kepala Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada instansi lain; c. apabila penempatan yang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka PNS yang bersangkutan diberhentikan dari PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian. K. IZIN CUTI KURANG DARI 3 HARI 1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS menyatakan bahwa cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja. Terkait hal tersebut, Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : SE-3559/MK.1/2009 tentang Pelaksanaan Cuti di Lingkungan Kementerian Keuangan, juga menyatakan bahwa penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling sedikit menjadi tiga hari kerja. 2. Untuk itu, pelaksanaan cuti tahunan agar berpedoman pada ketentuan tersebut. Adapun ijin cuti tahunan kurang dari tiga hari dapat diberikan kepada pegawai yang : a. memang sisa hak cuti pada tahun berkenaan dengan jumlah kurang dari tiga hari Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 36
  • 38. b. cuti tahunan tersebut disambung dengan cuti bersama, sehingga jumlah cuti tahunan ditambah cuti bersama jumlahnya minimal 3 hari. Contoh : Badu masih memiliki hak cuti 6 hari kerja. Cuti bersama idul fitri tahun 2011 adalah 3 hari yaitu 29 Agustus, 1 dan 2 September 2011. Dalam hal ini Badu dapat diberikan ijin cuti satu hari pada tanggal 26 Agustus 2011 atau pada tanggal 4 September 2011. Atau dapat pula diberikan ijin cuti dua hari pada tanggal 26 Agustus dan 4 September, atau 25 – 26 Agustus, atau 4 – 5 September. 3. Untuk kepentingan dinas yang mendesak, pegawai yang sedang menjalankan cuti tahunan dapat dipanggil untuk kembali masuk kerja. Sisa cuti yang belum dijalani tetap menjadi hak pegawai yang bersangkutan dan dapat diambil kembali pada kesempatan selanjutnya. L. PELAKSANAAN CUTI TAHUNAN DAN CUTI BERSAMA PADA HARI RAYA IDUL FITRI 1. Pelaksanaan cuti tahunan dan cuti bersama dapat digabungkan sepanjang tidak mengganggu kegiatan organisasi dan pelayanan kepada masyarakat. Pejabat yang berwenang memberikan cuti mengatur pemberian cuti pegawai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 dan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil serta Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009; 2. Setiap pimpinan unit kerja/satuan organisasi yang berfungsi memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat di Pusat dan Daerah yang mencakup kepentingan masyarakat luas, mengatur penugasan pegawai pada hari libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan, sehingga pemberian pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya; 3. Setiap pimpinan unit kerja melakukan pengaturan dan pemantauan terhadap pelaksanaan hari libur nasional dan cuti bersama di lingkungannya masing-masing dan apabila ada pegawai negeri sipil yang tidak masuk kerja/pulang sebelum waktunya/terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas sebelum dan sesudah melaksanakan cuti bersama, hendaknya diambil langkah-langkah peningkatan disiplin pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 37
  • 39. BAB VII CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN IZIN KE LUAR NEGERI A. DASAR HUKUM 1. Keputusan Menteri Keuangan nomor 180/KMK.01/2009 tanggal 12 Mei 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Kepada Para Pejabat Eselon I Di Lingkungan Departemen Keuangan Untuk Menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian Dan Lain Sebagainya Di Bidang Kepegawaian; 2. Surat Edaran Menteri Keuangan RI nomor SE-49/MK.1/1999 tanggal 27 Agustus 1999; 3. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia nomor S-1122/SJ.4/2007 tanggal 5 September 2007; 4. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor SE-38/PB/2007 tanggal 2 Oktober 2007 tentang izin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar kedinasan. B. PERMOHONAN CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN IZIN KE LUAR NEGERI Dalam hal cuti yang dijalankan di luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar kedinasan, pengajuan permohonan dimaksud diatur dengan ketentuan sebagaimana dibawah ini. 1. Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri tidak dalam rangka dinas diwajibkan untuk mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang. 2. Guna mendapatkan izin dimaksud, PNS yang bersangkutan mengajukan surat permohonan kepada Menteri Keuangan RI u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui Dirjen Perbendaharaan dan disampaikan kepada Sekretaris Ditjen secara hirarkis. 3. Permohonan dimaksud agar mencantumkan keperluan cuti, tanggal pelaksanaan dan jenis cuti yang digunakan (sesuai ketentuan mengenai cuti PNS yang berlaku) dengan contoh format terlampir. 4. Permohonan tersebut diajukan sedini mungkin dengan maksud agar pada saat keberangkatan ke luar negeri yang bersangkutan sudah menerima surat izin dimaksud. 5. Berkas permohonan tersebut agar sudah diterima di Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan paling lambat 20 hari kerja sebelum saat pelaksanaan keberangkatan ke luar negeri (usulan dalam keadaan lengkap), kecuali permohonan cuti sakit dan cuti karena alasan penting. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 38
  • 40. 6. Bagi PNS di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya, sebelum mendapatkan izin secara tertulis dari Menteri Keuangan tidak diperkenankan berangkat ke luar negeri. 7. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti besar (maksimal 50 hari kalender) dan tidak diperkenankan menggunakan cuti karena alasan penting. 8. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti tahunan apabila jangka waktu pelaksanaannya tidak melebihi jumlah maksimal hak cuti tahunan yang diperkenankan pada tahun berkenaan dan pemohon masih memiliki hak tersebut. 9. Dalam hal di kemudian hari terjadi perbedaan atau perubahan jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji dari Kementerian Agama, agar tanggal pelaksanaan cuti pegawai yang bersangkutan disesuaikan oleh Kepala Kantor masing-masing dengan jumlah hari cuti sesuai permohonan awal; 10. Surat izin cuti besar untuk keperluan ibadah keagamaan yang dijalankan di luar negeri lingkup Ditjen Perbendaharaan ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan setelah surat izin ke luar negeri berkenaan ditetapkan Menteri Keuangan. Untuk pelaksanaan cuti (kecuali cuti besar untuk keperluan ibadah keagamaan) yang dijalankan di luar negeri termasuk cuti tahunan untuk keperluan ibadah keagamaan, surat izin cuti akan ditetapkan oleh Menteri Keuangan bersama dengan surat izin ke luar negerinya. 11. Dalam hal keadaan yang memaksa yakni hal-hal yang di luar rencana atau darurat dan mengharuskan PNS yang bersangkutan ke luar negeri, segera memberitahukan dan mengajukan izin kepada pejabat yang berwenang melalui saluran hirarkis. C. CONTOH FORMAT DOKUMEN Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 39
  • 41. Surat Permohonan Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun Yth. Menteri Keuangan R.I. u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan Jakarta Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : NIP : Pangkat/Golongan : Jabatan : Unit Kerja : Masa Kerja Golongan : Dengan ini mengajukan permohonan izin melakukan perjalanan keluar negeri selama .......... untuk ....................... yang diperkirakan berangkat pada tanggal .............. dan kembali ke tanah air pada tanggal ...................... Adapun untuk keperluan tersebut saya bermaksud menggunakan cuti ................. Selanjutnya perlu disampaikan pula bahwa perjalanan keluar negeri tersebut saya laksanakan .......... (sendiri/bersama-sama dengan isteri/suami). Demikian permohonan ini saya sampaikan, mohon kiranya Bapak mempertimbangkannya. Mengetahui Atasan Langsung Hormat saya, ............................. ....................... NIP...................... NIP..................... Tembusan : Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 40
  • 42. BAB VIII SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS, SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN DAN SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Kepala BKN Nomor 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2005; 2. Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan CPNS; 3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. B. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS (SPMT) CPNS/PNS Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan CPNS, dalam Romawi II Huruf C angka 2 c, dinyatakan bahwa Surat Perintah Melaksanakan Tugas ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan Surat Keputusan pengangkatan menjadi CPNS, dengan demikian SPMT seharunya dibuat setelah tanggal ditetapkan SK CPNS. Beberapa Ketentuan tentang SPMT dan Hak atas Gaji CPNS sesuai Peraturan Kepala BKN Nomor : 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2005, antara lain menyatakan : CPNS yang telah menerima surat keputusan pengangkatan sebagai CPNS, segera diperintahkan untuk melaksanakan tugas pada instansi pemerintah. CPNS yang telah melaksanakan tugas, segera dibuat Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) oleh pejabat pimpinan unit kerja selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas. SPMT ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan surat keputusan pengangkatan menjadi CPNS. Gaji CPNS dibayarkan setelah yang bersangkutan dinyatakan telah melaksanakan tugas berdasarkan SPMT. Pelaksanaan tugas yang dimulai tanggal 1, maka gajinya dibayarkan pada bulan yang bersangkutan/bulan berjalan. Dalam hal tanggal 1 bertepatan dengan hari libur sehingga pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pada tanggal berikutnya, maka gajinya dibayarkan mulai bulan itu juga. Pelaksanaan tugas yang dimulai pada tanggal 2 (apabila tanggal 1 bukan hari Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 41
  • 43. libur) dan seterusnya, maka gajinya dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah dinyatakan melaksanakan tugas. Pegawai yang dimutasi dan telah melapor/bekerja ditempat tugas yang baru agar dibuatkan SPMT terhitung sejak tanggal pegawai tersebut melapor. Begitu halnya dengan pegawai yang telah selesai tugas belajar agar dibuatkan SPMT. C. SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN (SPP) DAN SPMT PEJABAT STRUKTURAL 1. Ketentuan tentang Pelantikan Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu organisasi negara. Seorang PNS yang diangkat dalam jabatan struktural harus dilakukan pelantikan. Selain itu, pelantikan juga menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan tunjangan jabatan struktural. a. Tunjangan jabatan struktural dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 bulan berikutnya setelah PNS yang bersangkutan dilantik. b. Apabila PNS ybs dilantik pada tanggal 1 maka tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan pada bulan itu juga. c. Dalam hal tanggal 1 merupakan hari libur, dan pelantikan dilakukan pada tanggal 2, maka tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan pada bulan itu juga. d. Untuk mengajukan usul permintaan pembayaran tunjangan jabatan struktural bersamaan dengan permintaan gaji, harus dilampirkan SPP dan SPMT. e. SPP dan SPMT dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan instansi ybs atau pejabat lain yang ditunjuk. f. SPP dan SPMT sekurang-kurangnya dibuat dalam rangkap 5, dengan ketentuan asli disampaikan kepada Kepala KPPN/Pemegang Kas/Kepala Biro/Bagian Keuangan ybs sebagai dasar pembayaran, dan tembusannya kepada : 1) Kepala BKN up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 2) Kepala Kanreg BKN ybs; 3) Pejabat Pembuat Daftar Gaji ybs; 4) Pejabat lain yang dipandang perlu. 2. Pelaksanaan Pelantikan Untuk pelaksanaan pelantikan, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan dan agar dibuat ceklist Dokumen Pelantikan, sebagai berikut : a. Pra Acara 1) Surat Panggilan Pelantikan Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 42
  • 44. 2) Surat Undangan 3) Surat Permohonan Rohaniwan 4) Nota Dinas Para Saksi 5) Nota Dinas Petugas Pelantikan 6) Registrasi Peserta Pelantikan 7) Honor Rohaniwan 8) Honor Petugas Pelantikan bila dana tersedia 9) Nota Dinas Permohanan tempat, perlengkapan dan konsumsi ke unit yang menangani b. Hari – H : 1) Berita Acara Pelantikan/Pengangkatan Sumpah Jabatan (BAP) masing-masing agama 2) Naskah Pelantikan 3) Naskah Sumpah 4) Ringkasan SK Plus Ringkasan Lampiran SK 5) Susunan Acara 6) Name Table (Rohaniwan, Saksi (Saksi,I+II), Undangan, Dirjen/Direktur/Kepala…. , Masing-Masing Agama, Petugas Pembawa Naskah) c. Pasca Acara: 1) Nota Dinas Penandatangan BAP ke masing-masing saksi 2) Nota Dinas Penandatangan BAP ke Dirjen setelah ditandatangani oleh para saksi 3) Surat Pernyataan Pelantikan (SPP) 4) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) 5) Surat Pengantar ke KPKN dengan tembusan seperlunya Secara umum tata tertib dalam pelaksanaan pelantikan adalah :  Peserta, rohaniwan, undangan dan para saksi hadir 30 menit sebelum acara dimulai  Pakaian Putih Hitam (Gelap), berdasi atau disesuaikan  Barisan Peserta sesuai dengan kelompok agama masing-masing  Ditunjuk peserta yang mewakili masing-masing agama untuk penandatanganan BAP secara simbolis.  BAP yang bukan simbolis sebaiknya ditandatangani segera setelah acara pelantikan. Untuk itu, perlu diatur agar peserta pelantikan untuk menunggu dan tidak meninggalkan lokasi acara terlebih dulu sebelum menandatangani BAP. D. SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN (SPMMJ) 1. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 43
  • 45. Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, dijelaskan bahwa setiap permulaan tahun anggaran, pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk membuat Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan (SPMMJ). 2. Untuk kepastian dan memperlancar pelaksanaan pembayaran tunjangan jabatan struktural, diminta agar SPMMJ tahun berkenaan disampaikan kepada PPABP masing-masing selambat-lambatnya minggu pertama bulan Januari tahun berkenaan dan tembusan kepada Bagian Administrasi Kepegawaian. E. PEJABAT YANG MENETAPKAN Pejabat yang berwenang menetapkan SPMT CPNS/PNS, SPP/SPMT dan SPMMJ agar berpedoman pada Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-97/PB/2011 tanggal 27 Juni 2011 tentang Pemberian Kuasa Dari Dirjen Perbendaharaan kepada Para Pejabat Lingkup Ditjen Perbendaharaan untuk atas nama Dirjen Perbendaharaan Menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian dan Lain Sebagainya di Bidang Kepegawaian. F. CONTOH FORMAT DOKUMEN Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 44
  • 46. 1. Contoh Surat Pernyataan Pelantikan KOP SURAT SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN NOMOR : S-............................. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Direktur Jenderal Perbendaharaan dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ......................... Eselon : II.A berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari 2011 telah diangkat dalam jabatan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ............................. dan telah dilantik oleh Menteri Keuangan pada tanggal 21 Januari 2011. Demikian Surat Pernyataan Pelantikan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah jabatan, dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara .............................. Jakarta, Januari 2011 Direktur Jenderal, ............................. NIP ............................. Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan) 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ..................; 4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 45
  • 47. 2. Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas KOP SURAT SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS NOMOR : S- ............................. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Direktur Jenderal Perbendaharaan menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Pegawai Negeri Sipil yang tersebut di bawah ini: Nama : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi .................. Eselon : II.A berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari 2011 telah nyata melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ............................. dan diberi tunjangan jabatan sebesar Rp 3.250.000,00 (tiga juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya terhitung mulai tanggal 1 Februari 2011. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah jabatan dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara .......................... Jakarta, Januari 2011 Direktur Jenderal, ............................. NIP .......................... Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan) 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ................; 4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 46
  • 48. Contoh Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan KOP SURAT SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN Nomor :………………………………………… Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ............................................................ NIP. : ............................................................ Pangkat/Golongan Ruang : ............................................................ Jabatan : ............................................................ dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : ............................................................ NIP. : ............................................................ Pangkat/Golongan Ruang : ............................................................ Jabatan : ............................................................ Eselon : ............................................................ pada tanggal 31 Desember …… telah menduduki jabatan ………………………… berdasarkan Surat Keputusan …………………. Nomor ………………. tanggal ……………. dan pada tanggal 1 Januari ……… masih menduduki jabatan tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah jabatan dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ……………….. ……………………., …………. Pejabat yang membuat pernyataan (……………………………………..) Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan) 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Bagian Keuangan Setditjen Perbendaharaan/Kepala Bagian Umum/Kepala Subbag Umum ............................; 4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 47