1. KARYA ILMIAH PERTUMBUHAN JAGUNG
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Saya mengucapkan puji syukur Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga karya ilmiah yang berjudul
“PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG“ ini dapat diselesaikan.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Saya menyadari bahwa Saya merupakan
manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu pula dengan
karya ilmiah ini yang telah Saya selesaikan. Tidak semua hal yang dapat Saya
deskripsikan dengan sempurna dalam karya ilmiah ini. Saya melakukannya
dengan kamampuan yang Saya miliki. Maka dari itu, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa Saya memiliki keterbatasan dan kekurangan, Saya
bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya menerima
kritik dan saran tersebut guna memperbaiki karya ilmiah di masa yang akan
datang.
Dengan menyelesaikan karya ilmiah ini peneliti mengharapkan banyak
manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.
Tulungagung, 15 Mei 2014
Peneliti
Krisna Dayu Ludiantoro
2. PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan pada tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam
maupun dari luar. Salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dari luar yaitu faktor cahaya yang dapat menghambat proses pertumbuhan batang
tanaman karena cahaya dapat menguraikan auksin yaitu salah satu hormon
pertumbuhan. Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas
terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan
dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus
ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih
menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan
reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidka adanya perencanaan yang
disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Campbell, 2002).
Perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, dan
persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga merupakan persyaratan
bagi perkecambahan banyak biji sebagai contoh, biji buah apel hanya dapat
berkecambah setelah masa dingin yang lama. Ada bukti bahwa perkecambahan
kimia terbentuk di dalam bijinya ketika terbentuk. Pencegahan ini lambat laun
akan dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi
perkecambahan ketika kondisi lainnya membaik.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan
yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara
(dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Latunra, dkk.,
2009).Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman dimana pada penelitian kali ini mengambil tanaman
jagung.
3. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
-Menyimpulkan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan jagung.
-Memenuhi tugas Bahasa inggris
-Pengembangan Tanggung jawab
-Peningkatan kedewasaan
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah cahaya matahari mempengaruhi proses pertumbuhan jagung ?
2. Bagaimanakah pertumbuhan jagung di tempat yang terang dan di tempat
yang kurang cahaya ?
1.4 Hipotesis
1. Cahaya matahari mempengaruhi proses pertumbuhan jagung.
2. Pertumbuhan tanaman jagung di tempat gelap batangnya akan lebih panjang
daripada pertumbuhan tanaman jagung di tempat terang
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMK NU Tulungagung dan waktunya pada hari
Jumat, 16 Mei 2014 sampai dengan Jumat, 23 Mei 2014
4. Tentang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal
jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah
dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke
Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik
menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan
langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses
domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana.
Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies
dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan
jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara
liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun
kultivar.
Jagung merupakan salah satu dari tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
5. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi
6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah
cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh
pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus
pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga
dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah
dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
6. Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu
memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
Tinjauan Tentang Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses pertambahan ukuran atau volume
serta jumlah sel secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan suatu
bilangan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu factor dari dalam
maupun dari luar tumbuhan. Salah satu factor pertumbuhan dari luar yaitu
cahaya. Cahaya khusunya cahaya matahari merupakan sumber energi yang
penting untuk melaksanakan fotosintesis pada tanaman. Cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan setiap organ atau terhadap keseluruhan tumbuhan secara
langsung. Tanpa adanya cahaya tumbuhan hijau tak mungkin dapat bertahan
hidup dalam waktu yang lama. Banyaknya cahaya yang diperlukan oleh
tumbuhan berbeda – beda antara tumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya.
Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Boysen-Jensen (1910) menyimpulkan
bahwa bahan kimia yang dihasilkan dari bagian ujung daerah perpanjangan akan
turun apabila terkena cahaya matahari dan berpindah ke sisi yang tidak ada sinar
matahari. Sebagai akibatnya sisi tersebut menimbun banyak bahan kimia.
Dengan demikian, pertumbuhan pada bagian yang tidak kena cahaya akan lebih
cepat dari pada bagian yang terkena cahaya. Kesimpulannya ada bahan yang
diproduksi oleh sel pada ujung daerah perpanjangan yang turun dari ujung pada
sisi yang tidak kena cahaya dan menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang
lebih cepat di derah gelap. Pertumbuhan yang cepat di daerah gelap disebut etiolasi.
Frits Wewl (1928) dalam percobaannya menyimpilkan, bahwa bahan kimia
tersebut dapat mempercepat proses pertumbuhan dan dinamakan auksin. Auksin
merupakan hormone pertumbuhan yang ditemukan di ujung batang dan akar
serta di tempat pembentukan bunga, buah dan daun.
7. Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap, biji-
biji itu memerlukan rangsangan cahaya. Karena itu kelihatannya perkecambahan
yang dikendalikan cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang tidak toleran
terhadap penaungan. Beberapa peneliti telah memperlihatkan bahwa biji yang peka
terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun. Cahaya sendiri
memiliki suatu intensitas, kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan
pengaruh primernya terhadap fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada
morfogenetika pada intensitas rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang
lebih besar (Mancinelli dan Rabino, 1987). Ekologi tanaman dalam kaitannya
dengan intensitas cahaya diatur oleh dua hal :
1. Penempatan daun dalam posisi dimana akan diterima intersepsi cahaya
maksimum. Berarti diatas kanopi dan didalam komunitas yang kompleks
sebagian besar daun tesebut tidak dapat mencapainya. Karena itu sebagian besar
dari daun akan berada pada intensitas cahaya yang kurang dari yang
dibutuhkan
2. Fotosintesis dimaksimumkan untuk energi yang diterima, dengan anggapan
keadaan ini menjadi dibawah titik jenuh cahaya untuk fotosintesis normal,
sehingga tetap dalam kesinambungan neto karbon yang positif (pengikatan CO2
untuk fotosintesis lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan pada respirasi
dan hasil karbohidrat). Sehelai daun yang berada pada keseimbangan C yang
negative akan memerlukan gula yang diambil dari sisa tanaman dan akan
mengurangi ketegaran secara menyeluruh
Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya. Sedang cahaya
sangat dibutuhkan untuk
Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll)
Pertumbuhan tanaman dan kwalitas daripada produksi. Tanaman yang kurang
cahayamatahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang
Setiap jenis sayuran menghendaki syarat-syarat yang sangat berlawanan, ada
suatu jenis yang menghendaki penyinaran panjang, ada pula yang pendek. Yang
dimaksud penyinaran panjang ialah lebih dari 12 jam, sedang penyinaran pendek
kurang dari 12 jam.
8. Ketersediaan cahaya bagi pertumbuhan tanaman sangat bermanfaat, karena
beberapa proses dalam perkembangan tanaman dikendalikan oleh cahaya, yang
antara lain adalah
Perkecambahan
Perpanjangan batang
Membukanya hypocotyls
Perluasan daun
Sistesis klorofil
Gerakan batang
9. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
a. penggaris
b. 2 buah Aqua Gelas sebagai pot
c. tanah
d. air 150 ml
e. x biji jagung
3.2 Cara Kerja
Isilah pot A dan B dengan tanah dalam jumlah yang sama pada kedua pot.
Tanam setiap pot dengan 1 biji jagung
Siramlah kedua pot dengan air
Simpan pot B di tempat yang sama sekali tidak terkena cahaya, tetapi memiliki
cukup udara sedangkan pot A simpan pada tempat yang terkena cahaya.
Periksa pertumbuhan setiap biji jagung di wadah A dan B. Ukurlah tinggi jagung
dalam setiap wadah setiap hari
Pengamatan dilakukan selama 1 minggu
3.3 Teknik Analisis Data
Analisis data yang akan kami gunakan di dalam melakukan penelitian ini
adalah analisis data kualitatif yaitu analisis data dari pengamatan alat indra
yaitu seperti tinggi tanaman dan analisis data kuantitatif yaitu analisis data
melalui bantuan alat ukur berupa penggaris. Pada penelitian yang akan kami
lakukan kami akan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel, dan diagram
10. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang kami lakukan selama satu minggu tentang pengaruh
cahaya matahari terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman jagung dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel pertumbuhan jagung pada pot A yang ditempatkan pada tempat yang cukup
cahaya.
Pot A
Tinggi kecambah hari ke- ( cm )
Rata-Rata
( cm )
1. 0 cm
Tabel pertumbuhan tanaman jagung pada pot B yang ditempatkan di tempat gelap
atau kurang cahaya.
Pot
Biji
Tinggi kecambah hari ke- ( cm )
Rata-Rata
( cm )
11. #GAMBAR TUMBUHAN JAGUNG DI TEMPAT KURANG CAHAYA
SELAMA TUJUH HARI
#GAMBAR PERTUMBUHAN JAGUNG DI TEMPAT YANG CUKUP CAHAYA
SELAMA TUJUH HARI
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari tinjauan diatas telah dipaparkan bahwa ketersediaan cahaya sangat
dibutuhkan salah satunya dalam proses perpanjangan batang. Dari hasil
pengamatan selama 7 hari ( lihat pada tabel )
12. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah memang benar cahaya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung, dimana tanaman jagung yang ditempatkan di tempat yang
gelap batangnya lebih tinggi daripada batang tanaman jagung yang
ditempatkan di tempat yang terang.
5.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan
agar kami dapat mengembangkan penelitian yang lebih luas untuk kemajuan
ilmu dan pembangunan. Kami juga menyarankan kepada peneliti yang
selanjutnya agar lebih hati-hati dalam melakukan penelitian.
DAFTAR SITUS INTERNET
www.google.com
www.wikipedia.com
http://abangraya.blogspot.com/2011/12/karya-ilmiah-pertumbuhan-jagung.html