Dokumen tersebut menceritakan kisah cinta seorang siswi bernama Oliv terhadap gurunya, Pak Eka. Oliv jatuh cinta pada Pak Eka yang mengajar mata pelajaran komputer. Namun kisah cinta mereka berhadapan dengan berbagai rintangan karena status Pak Eka sebagai guru Oliv.
1. Black valentine
Kalau ada mata pelajaran yang gak ada
hubungannya sama jurusan bahasa tapi paling disukai
Oliv, jawabannya tentu pelajaran kosong! Eh, salah…
KOMPUTER. Yup! Pelajaran komputer ini bukannya
menarik secara materi, tapi menarik secara gurunya pun
menarik becak (eh salah, menarik hati setiap wanita
tentunya). Namanya pak Eka. Kulitnya putih bersih,
rambutnya model Adly Fairuz, hemnya selalu disetrika
rapi, dan memakai sepatu sport trendy. Cara
mengajarnya enak, suaranya merdu, pandai menghibur
siswa, pintar main gitar, dan gemar menabung, he he
he. Pokoknya meskipun cuma ketemu seminggu sekali,
tapi kenangan bersamanya membekas hingga minggu
berikutnya. Oliv benar-benar jatuh cinta padanya.
Pak Eka jelas menjadi guru favorit anak bahasa.
Erly aja nyampe ngiri kepengin masuk kelas bahasa.
Engel malah terang-terangan bilang suka sama pak Eka.
Kelewatan bener tuh anak! Emang sih, pak Eka masih
muda, umurnya paling baru 25 tahun. Dia seorang
sarjana komputer yang kompeten di bidangnya. Pas
pelajaran ada-ada aja tingkah Oliv untuk menarik
perhatian pak guru. Misalnya “Pak, maaf mousenya kok
gak bisa gerak ya pak” Pak Eka datang menghampiri,
menyentuh mouse, mencoba klik kanan, klik kiri, drag
2. and drop dan gak ada masalah sama sekali. Oliv sengaja
mencuri-curi pandang kepada wajah ganteng di
sebelahnya (genit deh). “Mouse nya baik-baik saja Oliv”
katanya sabar. Beberapa menit kemudian Oliv kembali
bertanya, “maaf pak, ini yang dipencet yang mana?
Kalo’ mau nyimpen dokumen yang gambar disket apa
yang gambar kertas ditekuk ya pak” “maksudnya kertas
ditekuk apa ya?” oooh, ternyata tombol open.
“paaaaak, ini tombol buat apa sih, kok bentuknya aneh
banget, kalo’ yang gambar cat berarti buat warna ya
pak?” Oliv nanya lagi, tapi pak Eka udah mampir ke
bangkunya Dela. Dela nyengir kuda memperlihatkan
giginya yang kuning, seperti warna cat kukunya hari ini.
Sial! Oliv komat kamit sendiri.
Pelajaran yang paling disukai dari komputer
adalah saat materi internet diajarkan. Oliv yang udah
punya alamat e-mail seneng banget bisa kirim-kiriman
surat sama Andy yang lagi kuliah di Thailand. Oliv juga
buat account facebook, dan tidak lupa nge-blog. Wah,
pokoknya asyik banget deh. Oliv jadi kecanduan nge-
net. Tiap hari pasti kirim komen buat pak Eka,
meskipun isinya cuma itu – itu doang, bikin bosen yang
baca.
“Pak Eka kalo’ ngasih soal ulangan jangan susah-susah
ya pak…”
“pak tolong kalo’ ngajar tiap hari aja, jangan seminggu
sekali”
“pak btw tau aku gak sih, anak bahasa pak, absen 27”
“pak rumahnya sebelah mana?”
“bapak udah punya istri belum?”
De el el yang gak usah disebutin satu-satu karena sama
sekali gak penting buat dibaca.
3. Satu hal yang bikin Oliv bête. Ternyata beredar gossip
kalo’ pak Eka naksir seseorang. Ini bisa terbaca dari isi
blognya
Dara manis usia belasan
Pantaskah aku mencintaimu?
Kau muda dan cantik
Kau lincah dan menarik
Dara manis usia belasan
Pantaskah aku jadi milikmu?
Sedangkan aku tak mampu ungkapkan
Hingga aku merasa tertekan
Dara manis usia belasan
Pantaskah aku menyayangimu?
Aku takut menerima kehendak
Jika cinta ini ditolak
Dara manis usia belasan
Pantaskah aku bersanding denganmu?
Sedang batin terus menggebu
Untuk katakan aku mencintaimu
Puisi romantis karya pak Eka yang seniman. Siapa dara
manis usia belasan? Mungkinkah Dela? Ooooh, pak Eka,
andaikan itu aku batin Oliv.
4. Tapi, eeeiiiiit! Tunggu dulu, bukankah Oliv sudah ada
yang punya? Kemana saja si Aldo? Playboy tengik yang
mengumbar kata sayang setiap waktu?
Kasihan benar kau Oliv, rasa sayangnya sebatas bibir
aja, nggak nyampe ke hati. Buktinya? Dia berjanji akan
datang pada valentine’s day di kafe “marisa” langganan
mereka. Namun, Aldo bagaikan hilang ditelan buto ijo
hwe he he. Tahu tuh, Oliv merana banget mengingat
hari itu. 14 febuary merupakan black valentine baginya.
Coba kita intip buku harian Oliv lewat
http://ceritacinta.blogspot.com
5 Juni
Ini ketiga kalinya dalam satu minggu aku kemari, do.
Bahkan mas Roni, si pelayan kafe mulai akrab
mengenaliku. Itu lho, cowok yang rambutnya kayak
Tintin, kita bahkan setiap datang ke sini hampir selalu
membicarakannya. Aku tahu namanya setelah beberapa
kali mengobrol dengannya.
Aku duduk disini do, di bangku pojok belakang, tempat
favorit kita. Dan seperti biasa, kita akan memandangi
ikan-ikan Koi yang lincah berenang kesana kemari,
kemudian bersembunyi di antara bebatuan. Kau akan
mulai bercerita tentang pengalamanmu di sekolah
dengan Koko dan Doni sahabatmu, lalu kita akan
tertawa bersama mengingat tingkah mereka yang lucu
nan konyol. Lalu kita berlanjut pada kisah apa saja yang
ingin kita keluarkan dari hati kita. Kemudian tidak
ketinggalan kita sisipkan pembicaraan tentang si rambut
5. Tintin, yang angkuh dan sombong itu. Do, besok hari
ulang tahunku. Masih maukah kau datang di hari
istimewaku do?
8 Juli
Kau memang keras kepala do! Tidakkah kau rindu pada
diriku? Sudah dua bulan kau pergi ke Jakarta, tapi tak
pernah sedikitpun kau memberi alamat dimana
sekarang kau berada, bahkan pada dua sahabatmu yang
konyol itu. Surat-suratku tak pernah kau balas. Begitu
juga telepon dariku tak pernah kau angkat. Harus
kemana aku mencarimu do?
Kau sangat gila! Di sampul suratmu hanya bertuliskan
Aldo-Jakarta. Kau piker seluruh orang di Jakarta tahu
kamu semua?
20 Januari
Aku sudah semester genap di kelas tiga do.
Pelajarannya makin sulit. Aku masuk jurusan bahasa,
sama seperti kamu dulu. Do, aku tak tahu entah apa
yang membuatku sangat menyayangimu. Kau bahkan
milik siapa sekarang, aku tak tahu. Aku juga tak tahu
apakah kau masih mencintaiku atau tidak. Namun,
seperti kena sihir, aku selalu memikirkanmu setiap saat,
di setiap detak jantungku. Aku tidak bisa melupakanmu
begitu saja, walaupun kita sudah lama berpisah.
Akankah penantian ini sia-sia do?
14 Febuari
6. Aku pulang ke rumah. Kepalaku pusing dan agak
demam. Di hari kasih sayang pertama yang hanya bisa
kutelan sendiri seluruh kenangannya. Mawar plastikmu
masih kusimpan do, hadiah perpisahan darimu.
Walaupun bukan mawar sungguhan. Tapi mawar
pemberianmu tak pernah layu do. Aku selalu
merawatnya dengan baik. Sebenarnya aku tidak percaya
valentine. Bagiku setiap hari adalah hari kasih sayang.
Tapi kau menganggapnya sebagai hari istimewa. Dan
kau berjanji, valentine pertama kita akan dirayakan di
kafe “marissa”. Tapi, kau yang mengingkarinya. Tidak
ada cokelat, juga tidak ada bunga di hari valentine kali
ini. Biarlah kutelan sendiri kesedihan dan kenangan
indah bersamamu. Tanpa mu, aku hidup bagai sayur
kurang garam, bagai balado tanpa cabe, anyep, senyap,
sunyi…..
Gitu deh, nggak ada berita apapun setelah Aldo pergi ke
Jakarta. Telepon selalu dijawab mailbox terus. Untuk itu
Oliv gak mau bersedih lama-lama. Oliv merasa harus
bangkit meninggalkan kisahnya yang lalu. STOP berpikir
tentang cowok angkuh nan playboy cap duren tiga!
So,…. Mungkinkah ada kesempatan buat pak
Eka tuk singgah di hatinya? Pak Eka? Ya ampun! Mimpi
kali yeee! Mana ada sih murid pacaran sama guru. Yang
ada nanti malah dapet poin 50! Karena berani
menggoda guru sendiri. Hwe he he he he.
Oliv pun dengan segala pengharapan dan keisengannya
sengaja ngirim pesan ke fb nya pak Eka. “Pak boleh tahu
nggak, siapa gadis usia belasan itu?”
7. Pak Eka jijik kali ye liat tingkah laku Oliv yang sok agresif
itu. Mungkin juga Oliv bukan cewek idamannya. Gitu
pikir Oliv menjawab pertanyaannya sendiri tentang
kenapa testinya gak dijawab juga.
Hari ini, keempat sobat yang manis itu
berkumpul di kantin sambil menikmati Pop Ice rasa
moka. “Lu tau gak, kemarin Dela jalan loh sama pak
Eka!” kata Engel membuka pembicaraan. “Kata siapa
kamu? Jangan nge gossip yang gak jelas gitu ah!” sergah
Oliv. Kayaknya dia cemburu. “aku liat sendiri, tau! Lagi
ke KFC! Lagi makan bareng!” “Masa sih?” Kiki
penasaran. “Sumpah!.... Ya Ampun masa aku boong?”
Engel meykinkan.
“Ayo liv! Sabet dia mumpung janur kuning belum
melengkung!” Erly berkomentar riang sambil menepuk
pundak Oliv. Oliv ampir keselek sedotan dibuatnya. Dia
cuma nyengir antara menahan sakit tenggorokan sama
sakit hati. Soal pesan yang gak dijawab, Oliv
menyimpulkan, bahwa memang pak Eka gak ada
ketertarikan sama Oliv. Mungkin juga Oliv bagai
pungguk merindukan bulan. Secara, Oliv bukan siapa-
siapa. Dari segi fisik Oliv gak cantik seperti Dela.
Tubuhnya pendek, dan rambutnya ikal. Oliv akhirnya
menyerah pada nasib. Oliv gak pernah kirim pesan lagi,
gak pernah nanya lagi pas pelajaran, gak pernah
mengganggu kehidupan pak Eka.
Sepucuk e-mail ditemukan Oliv di inbox-nya.
Dibaca subjectnya: balasan dariku, pengirimnya
eka_82@yahoo.com. Wow! Kejutan berat baginya.
Segera di “klik” dan terbukalah surat elektronik itu.
8. Dear Oliv,
Mengapa sekarang kamu jadi sangat pendiam?
Padahal aku merindukan keceriaanmu
Aku merindukan tawa dan candamu
Mengapa sekarang kamu jadi sangat pendiam,
hai dara ku!
Ayolah tersenyum, jangan cemberut
Kaulah dara usia belasan itu
Eka
Oh Tuhan! Benarkah ini? Oliv langsung mengklik reply.
Pak Eka,
Semua yang bapak tulis itu,… benarkah?
Lalu tombol send…..
Tak berapa lama muncul e-mail baru, isinya:
Cepat buka Yahoo! Messengermu! Kita perlu bicara!
Oliv segera membuka YM, dan menemui nama Eka yang
telah on line
Eka : Semua itu benar
Eka : Apa yang saya tulis itu benar adanya
9. Oliv: Tapi, apa mungkin kita bersatu?
Oliv: Bukankah pak Eka dengan Dela?
Eka : Kamu udah kemakan gossip Oliv…
Oliv : Ada yang lihat bapak jalan berdua dengan dia
Eka : Bukan berarti kami jadian
Oliv : Apa mungkin kita bersatu?
Eka : Kenapa gak?
Oliv : Bapak kan guru saya?
Eka : Emang kenapa?
Oliv : Rasanya aneh aja
Eka : Bukankah kamu mencintaiku?
Oliv :
Oliv : Aku rasa iya
Eka : Lalu, kenapa gak bisa Oliv?
Oliv : Oliv pikir mungkin tak pantas bagi Oliv
Eka : Kau periang, ceria, cerdas, dan… kau menarik
perhatianku
Eka : Aku tak akan berani mendekatimu jika kau tak
berikan sinyal itu
Oliv : Jadi?
Eka : Maukah kau jadi kekasihku, duhai dara usia
belasan?
Oliv : maaf, aku gak bisa…
Eka : Oke, gak papa
Oliv : Mungkin, belum saatnya…, saya…., sebenarnya
masih cinta juga sama Aldo
Oliv : saya belum siap aja
Oliv : Semoga bapak mengerti saya
Eka : No, problem
Oliv : Terima kasih…
Eka : jangan panggil bapak dong
Oliv : trus panggil apaan?
10. Eka : Kalo’ di luar panggil mas aja, kita bisa jadi kakak
adik aja
Oliv :
Oliv tersenyum, lalu menekan tombol sign out.