SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
1




MASALAH PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN




                       Pemakalah:

             Ella Tampubolon (20112506017)

            Kuntum Trilestari (20112506002)




Landasan-landasan dan Problematika Kependidikan
                    Dosen Pengampu:

                Dr. Effendi Nawawi, M.Si.

                   Dr. Sanjaya, M.Si.




           Bidang Kajian Umum Bahasa Inggris

          Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

                  Universitas Sriwijaya

                          2012
2




       MASALAH PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

                                    Abstrak

           Dinamika dalam dunia pendidikan telah lama menjadi
           pembahasan pemerintah agar dapat mendapatkan solusi
           dari permasalahan-permasalahan yang timbul di dalamnya
           salah satunya kendala dalam meningkatkan mutu
           pendidikan Indonesia. Salah satu upaya dalam
           meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah Indonesia
           telah menerapkan Standar Nasional Pendidikan yang
           diatur dalam PP RI nomor 15 tahun 2005 tentang Standar
           Nasional Pendidikan. Terdapat 8 standar yang menjadi
           kriteria minimal yang harus dimiliki oleh setiap sekolah
           agar dapat memenuhi standar nasional. Dalam
           menerjemahkan kedelapan standar nasional pendidikan,
           Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah
           menjabarkan kebijakan mengenai hal-hal terkait dengan
           fungsi dan tujuan standar pendidikan.
           Makalah ini akan menjabarkan apa saja kedelapan standar
           nasional pendidikan serta permasalahan yang timbul
           dalam pencapaian standar nasional. Lebih lanjut, dengan
           adanya pembahasan permasalahan dalam meningkatkan
           mutu pendidikan, makalah ini akan mencoba memberi
           solusi dari setiap permasalahan yang timbul.
           Kata kunci: PP RI no.15 tahun 2005, Standar Nasional
                           Pendidikan, BSNP.


                             PENDAHULUAN


      Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah suatu
bangsa dapat menjadi bangsa yang bermartabat. Pendidikan di Indonesia ber-asas
pada falsafah bangsa, yaitu pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Jabaran UUD
1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003.
Pasal 3 menyebutkan,
3




           "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
           kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
           bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
           kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
           potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
           dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
           mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
           menjadi warga negara yang demokratis serta
           bertanggung jawab."


       Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah tentu selalu ada
hambatan dan dinamika yang membayangi. Permasalahan-permasalahan yang
melingkupi dunia pendidikan kita saat ini menurut Suryati Sidharto (Hadisusanto,
Sidharto, & Siswoyo, 1995), problem yang dihadapi bangsa Indonesia mencakup
lima pokok problem, yaitu: Pemerataan Pendidikan, Daya Tampung Pendidikan,
Relevansi Pendidikan, Kualitas/Mutu Pendidikan, dan Efisiensi & Efektifitas
Pendidikan.
       Penulisan makalah ini membahas mengenai permasalahan dalam
meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. Mendefinisikan
kualitas dan mutu adalah cara untuk menelaah apa yang menjadi tujuan utama dari
penulisan makalah. Zamroni berpendapat bahwa,


           Mutu bisa diartikan ke arah kualitas input. Seperti, kualitas
           kepala sekolah, guru, kurikulum, perpustakaan, dan
           lingkungan baik fisik maupun sosial kultural. Mutu bisa
           juga diartikan sebagai proses. Seperti, bagaimana kualitas
           proses belajar mengajar, interaksi antara guru dengan
           guru, guru dengan kepala sekolah, dan interaksi antar
           komponen sekolah yang lain. Mutu juga dapat diartikan
           sebagai kualitas lulusan, seperti nilai ujian nasional (UN),
           prestasi peserta didik di berbagai bidang ilmu dan
           keterampilan, baik buruknya watak perilaku peserta didik
           dan sebagainya. (Zamroni, 2011, p. 1)


Menanggapi pendapat diatas, makna mutu dan kualitas dalam kaitannya dengan
pendidikan adalah dimana aspek prestasi, perangkat sekolah dan proses
4




pendidikan menjadi suatu titik berat atau acuan dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
         Ada tujuh permasalahan khusus dalam dunia pendidikan (Kasim, 2009),
yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.

         Secara umum, permasalahan di atas telah diatur dalam 8 Standar Nasional
Pendidikan. Dengan demikian, pembahasan makalah akan dikaji apa saja
kedelapan standar nasional pendidikan di Indonesia serta permasalahan yang
timbul dalam mencapai standarisasi tersebut. Namun untuk mengawali
pembahasan, ada baiknya untuk membahas seperti apa sistem pendidikan
Indonesia.


Sistem Pendidikan Indonesia

         Dalam dunia pendidikan, mutu merupakan produk dari suatu sistem
pendidikan yang ada. Tidak akan ada pendidikan bermutu yang lahir dari sistem
pendidikan yang tidak bermutu (Zamroni, 2011, p. 2). Dengan pernyataan seperti
itu, maka yang menjadi fokus pembahasan pertama adalah bagaimana ciri-ciri
sistem pendidikan di Indonesia. Apakah sistem pendidikan yang telah diterapkan
di Indonesia telah memenuhi syarat sebagai sistem yang berkualitas demi
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia?

         Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang tumbuh dari
falsafah bangsa, sesuai dengan kebutuhan, serta dapat memberikan arahan yang
menuju masa depan yang lebih baik (Zamroni, 2011, p. 2). Jelas bahwa sistem
5




pendidikan suatu bangsa haruslah berlandaskan atas kepribadian bangsa. Artinya,
sistem yang diaplikasikan di Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak begitu saja menganut, meniru atau
mengimpor dari bangsa lain, betapa pun baiknya sistem pendidikan bangsa lain
itu.

8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia

       Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
(BSNP, 2012).

Fungsi dan Tujuan Standar (BSNP, 2012) :

       Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
       pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
       pendidikan nasional yang bermutu
       Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
       nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
       watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
       Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
       berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
       dan global.

       Pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia sebagai
pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar
Nasional Pendidikan Indonesia (BSNP, 2012):

1.     Standar Kompetensi Lulusan
       Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
6




Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.

2.       Standar Isi
         Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.

3.       Standar Proses
         Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses    pembelajaran,   pelaksanaan    proses   pembelajaran,   penilaian   hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.

4.       Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
         Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan
di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
7




usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional, dan Kompetensi Sosial.
       Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan
Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan
meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola
kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.

5.     Standar Sarana dan Prasarana
       Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

6.     Standar Pengelolaan Pendidikan
       Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan
oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah.

7.     Standar Pembiayaan Pendidikan
       Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta
didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
8




Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan
habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

8.     Standar Penilaian Pendidikan
       Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-
masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Masalah dalam Pencapaian Standar Nasional
       Dalam pemenuhan standar nasional, terdapat kendala dan masalah yang
timbul baik dari aspek materi, proses serta pelaku pendidikan.

1.     Masalah Kompetensi Lulusan
       Pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik ditentukan
oleh pencapaian kompetensi baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar
mata pelajaran sesuai level sekolah yang telah di atur dalam kurikulum. Standar
nilai yang di capai akan mempunyai porsi yang berbeda sesuai dengan guru,
kebijakan sekolah atau daerah masing-masing. Angka 8 yang di dapat di kelas A
mungkin berbeda dengan kelas B karena guru yang berbeda dari mata pelajaran
tersebut. Tak menutup kemungkinan bahwa angka 6 di satu sekolah akan
sebanding dengan angka 7 di sekolah lain dengan standar porsi nilai yang lebih
rendah. Apakah standar penilaian tersebut dapat menjadi acuan dalam standar
kompetensi lulusan? Demikian pula dengan pencapaian kompetensi, apakah
evaluasi yang telah dilakukan telah mencapai standar dalam memutuskan siswa
telah memenuhi kompetensi yang diinginkan? Jika memang setiap guru telah
9




menerapkan standar kompetensi lulusan, maka tidak akan ada jenjang perbedaan
nilai antar sekolah atau daerah.

2.     Masalah Isi
       Masalah yang timbul dalam standar isi adalah ketika lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal di tuangkan dalam penulisan sistematis
yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru.
Dalam mata kuliah Evaluasi, terdapat 13 jenis RPP Bahasa Inggris dari 13 sekolah
berbeda yang dievaluasi dan memberikan hasil akhir yang tidak memuaskan.
Secara umum, format penulisan tersebut sudah mengacu pada PERMENDIKNAS
nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. Namun masih banyak kekurangan
dalam segi konten terutama materi ajar dan materi belajar. Sangat disayangkan
bila acuan proses pembelajaran menitik beratkan pada buku teks. Artinya,
kebanyakan guru hanya mengacu pada apa yang ada pada buku teks sehingga
melupakan hal utama yaitu pencapaian kompetensi. Standar kompetensi dan
kompetensi dasar hanya berupa acuan dasar namun tidak sepenuhnya pada
praktiknya. Hal ini berdampak pada hasil akhir belajar siswa.

3.     Masalah Proses
       Berbicara mengenai proses, hal ini adalah aplikasi dari RPP yang telah
direncanakan guru. Yang menjadi masalah dalam pencapaian standar proses
adalah metode pembelajaran yang konvensional. Adapun metode „ceramah‟ yang
telah diterapkan selama ini lebih mendominasi proses pembelajaran di Indonesia.
       Berbicara    masalah    metode   pengajaran,   tentu     saja   akan   banyak
mendapatkan masalah, karena kebanyakan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa hanya dengan metode yang klasik yaitu metode ceramah
dan tanya jawab saja. Akibatnya proses pembelajaran yang terjadi lebih terfokus
pada guru, sementara siswa kurang aktif. Guru selalu menjadi pusat dalam
pembelajaran yang dikenal dengan istilah teacher center. Dalam pelajaran Bahasa
Inggris, language skill yang dilatih terfokus pada kemampuan menulis dan
membaca. Sedangkan mendengar dan berbicara sangat jarang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Guru berpendapat bahwa proses penjelasan merupakan
10




pelatihan mendengar, sedangkan proses tanya jawab merupakan pelatihan
berbicara. Hal seperti ini menjadikan problem dalam pencapaian standar proses.


4.     Masalah Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
       Sasaran utama peningkatan mutu adalah meningkatkan prestasi peserta
didik. Suka atau tidak suka, yang dimaksud dengan prestasi peserta didik tidak
lain yang paling utama adalah ditunjukkan oleh nilai rapor atau ujian nasional
(Zamroni, 2011, p. 227). Prestasi peserta didik ini didapat dari hasil proses
pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran di sekolah ini, ditentukan dari
kualitas guru, yaitu kemampuan dan kemauan (dedikasi guru). Dengan demikian,
jika kualitas pembelajaran ingin meningka salah satunya dengan meningkatkan
kualitas dan profesionalisme guru.


1.     Problema dalam peningkatan kualitas guru
       Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas guru (Zamroni, 2011, p. 122)
antara lain:
        a. Penguasaan guru atas bidang studi
        b. Penguasaan guru atas metode pengajaran
        c. Kualitas pendidikan guru
        d. Rekruitmen guru
        e. Kompensasi guru
        f. Status guru di masyarakat
        g. Manajemen sekolah
        h. Dukungan masyarakat dan,
        i. Dukungan pemerintah
       Menurut data tahun 2007 (Zamroni, 2011, p. 50), sebanyak 687.906 guru
di Indonesia berasal dari lulusan SLTA, 106.117 guru lulusan D1, 664.861 lulusan
D2, 198.457 lulusan D3, dan 971.934 lulusan S1. Untuk data per provinsi tahun
2007, di Sumatera Selatan terdata 20.639 guru lulusan SLTA, 2.823 lulusan D1,
16.784 lulusan D2, 4.887 lulusan D3 dan 14.930 lulusan S1. Maka, pemerintah
11




menerapkan       sistem   sertifikasi   dimana   salah   satunya   bertujuan   untuk
meningkatkan latar belakang pendidikan guru menjadi Strata 1.
2.        Profesionalisme Guru
          Profesional terkait dengan kemampuan memahami tugas-tugas serta hal-
hal yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut serta lebih mendalam. Orang yang
profesional tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga
mampu melaksanakan hal-hal yang terkait dengan keberhasilan tugas pokoknya
tersebut. Profesional juga dapat berarti memiliki karakteristik pemahaman teknik
pekerjaan yang lebih baik dan luas.
          Seseorang dikatakan profesional apabila memiliki karakter sebagai berikut
(Lensiana, 2011):
     1. Memiliki komitmen yang kuat dan berjangka panjang terhadap keahlian
          mereka.
     2. Memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap pekerjaannya daripada
          kepada pimpinannya.
     3. Selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan
          perkembangan zaman, dan
     4. Dalam bekerja tidak terikat dengan jadwal regulernya.


          Berbicara tentang profesional guru sangat komprehensif. Profesi guru
harus dilihat dari kemampuan menguasai kurikulum, materi pembelajaran, teknik
dan metode pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, sikap komitmen pada
tugas, harus dapat menjaga kode etik profesi, di sekolah ia harus menjadi
“manusia percontohan” yang akan ditiru siswanya, di masyarakat menjadi teladan.
          Beberapa hambatan menjadi guru yang profesional antara lain (Ananto,
2011) :

      1. Gaji yang gajinya “terlalu pas-pasan” bahkan mungkin “kurang”. Hal ini
           memaksa seorang guru mencari nafkah tambahan seusai jam kerja.
           Kebiasaan ini berjalan sampai sekarang, akibatnya guru tidak memiliki
           kesempatan untuk membuat persiapan mengajar dengan baik dan matang
12




   untuk pembelajaran di kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi
   tidak efektif.
2. Tugas – tugas administrasi guru yang dianggap memberatkan. Guru
   beranggapan bahwa merasa cukup lama dan berpengalaman menjadi
   guru, semuanya sudah dimengerti dan hapal di “luar kepala”. Akibatnya,
   sebagian besar tugas administrasi dibuat dengan setengah terpaksa hanya
   untuk menyenangkan hati atasan.
3. Minimnya niat guru untuk menjadi guru yang profesional (pasrah dengan
   kemampuan dan keadaan). Ada anggapan bahwa guru berprestasi
   maupun tidak berprestasi pun gajinya sama, inilah yang membuat
   sebagian guru kurang termotivasi untuk meningkatkan kompetensi dan
   kualitas pendidikannya.
4. Kurangnya memanfaatkan waktu di sekolah untuk bertukar pengalaman
   dengan guru sejawat tentang pengalaman – pengalaman proses belajar
   mengajar (PBM) yang baik. Guru beranggapan kewajiban atau tugasnya
    hanya sekadar mengajar di kelas, tanpa mau mengembangkan aspek
   lainnya yang berkaitan dengan peningkatan atau pengembangan kualitas
   akademik dan kompetensi        secara berkelanjutan sejalan dengan
   perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan tanpa malu-
   malu, kecenderungan guru kini ada kebiasaan yang kurang produktif di
   ruang guru yaitu pada saat PBM di kelas berakhir sebagian guru
   membahas atau bertukar pikiran tentang hal-hal yang tidak ada kaitannya
   dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran melainkan membicarakan
   hal-hal yang berkaitan dengan pola – pola kehidupan materialistis,
   konsumtif, ngegosip, membicarakan kelemahan orang lain, dan
   sejenisnya.
5. Kurangnya minat guru untuk berinovasi. Guru beranggapan bahwa apa
   yang sudah dilakukan pada PBM di nilai masih baik dan tidak ada
   kendala. Hal inilah yang membuat merasa nyaman dan tidak perlu “aneh-
   aneh” dalam memberikan pendidikan pada siswa.
13




     6. Kurang tersedianya fasilitas pendidikan yang menunjang PBM.
        Akibatnya pelaksanaan PBM berjalan tidak efektif dan cenderung
        penyampaian materi bahan ajar dari guru tidak berkembang dengan
        semestinya, yaitu dengan strategi pembelajarn yang inovati, bervariasi
        dalam alat dan media, namun cenderung monoton.


5.     Masalah Sarana dan Prasarana
       Untuk sarana dan prasarana, banyak sekali sekolah yang gedungnya rusak,
kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak
lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi
tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak
memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki
laboratorium dan sebagainya (Sudarmi, 2007).
       Artikel pada koran Kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa
sampai saat ini 88,8 persen sekolah di indonesia mulai SD hingga SMA/SMK,
belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Pada pendidikan dasar hingga
kini layanan pendidikan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan
dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih
minim. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) baru 3,29% dari 146.904 yang masuk
kategori sekolah standar nasional, 51,71% katekori standar minimal dan 44,84%
dibawah standar pendidikan minimal. pada jenjang SMP 28,41% dari 34.185,
44,45% berstandar minimal dan 26% tidak memenuhi standar pelayanan minimal.
Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan di indonesia tidak terpenuhi sarana
prasarananya (Sosiologimaexis, 2011).

6.     Masalah Pengelolaan Pendidikan
       Da

7.     Masalah Pembiayaan Pendidikan
       Pem

8.     Masalah Penilaian Pendidikan
14




       Pen


                                 Kesimpulan


                                    Saran


       Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencoba untuk
memberikan saran dan solusi dari setiap masalah yang timbul dalam pencapaian
standar nasional pendidikan.

       Standar Kompetensi Lulusan

       Untuk mencapai standar kompetensi lulusan, setidaknya pemerintah harus
       menyamaratakan penilaian yang ada di setiap sekolah karena hal tersebut
       dapat berpengaruh pada nilai akhir siswa yang berbeda porsi pada setiap
       sekolah. Evaluasi yang dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi
       juga harus disesuaikan dengan apa yang siswa pelajari selama ini, bukan
       dari apa yang telah ditetapkan oleh suatu instansi atau lembaga tertentu
       yang menyebabkan ketidakrataan pendidikan.

       Standar Isi

       Untuk mensiasati agar standar isi terlaksana dengan baik, RPP yang telah
       di atur dalam permendiknas nomor 41 tahun 2007 sudah cukup baik secara
       umum. Namun pengertian tentang konten sangat kurang. Misalkan
       membedakan antara tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang
       sudah menjadi masalah umum dalam penulisan RPP di kalangan guru,
       seharusnya ada penjabaran bagaimana membedakannya. Disamping itu,
       pembedaan antara materi ajar dan materi belajar harus dicantumkan agar
       guru tidak hanya fokus untuk memberi latihan kepada siswa melainkan
       mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi pencapaian
       kurikulum.
15




Standar Proses

Dalam menjalankan RPP, standar proses yang berlaku belum memiliki
variasi metode pembelajaran yang baru. Adapun pendidikan berkarakter
yang sedang diterapkan masih sangat abstrak bagi guru untuk
melaksanakannya dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran
juga masih mengandalkan metode konvensional sehingga situasi yang
terjadi selalu sama. Sebaiknya guru mempunyai inisiatif dan kreatif dalam
membentuk suasana belajar yang efektif dan efisien serta interaktif dan
edukatif.

Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Jika pendidik dan tenaga pendidik sendiri belum bisa memenuhi standar
nasional, sebaiknya pemerintah mencanangkan suatu program yang dapat
menanggulangi hal ini. Program sertifikasi sudah cukup baik bagi guru
untuk mencapai standar pendidikan. Namun tidak serta merta program
sertifikasi akan menghasilkan guru yang profesional pula. Pemerintah
telah menerapkan peraturan bahwa seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan harus menyelesaikan pendidikan S1 sebagai syarat utama.
Namun program CPNS yang menyaring guru hanya melalui test cognitif
tidak bisa menjadi patokan bahwa sang guru profesional. Sebaiknya
diadakan test kompetensi dan performance untuk menilai cognitif dan
emotional apakah guru sudah dapat menguasai materi serta menguasai
situasi kelas yang sebenarnya.

Standar Sarana dan Prasarana

Bila pemerintah telah menerapkan standar untuk sarana dan prasarana, apa
saja yang telah di lakukan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana tersebut? Seharusnya pemerintah mendata berapa banyak
jumlah sekolah yang ada di daerahnya lalu mengevaluasi apa saja
16




       kekurangan yang ada pada sekolah tersebut. Memang memerlukan dana
       yang tidak sedikit, namun dengan adanya peraturan standar sarana dan
       prasarana sebaiknya pemerintah turut serta membantu terlaksananya
       standar tersebut. Akan sangat memalukan bagi pemerintah bila bobroknya
       sarana dan prasarana pendidikan diketahui oleh orang asing sehingga
       sekolah atau daerah tersebut diberi bantuan dari orang luar seolah
       pemerintah Indonesia tidak mampu mendanai kebutuhan rakyatnya
       sendiri.

       Standar Pengelolaan
       Standar Pembiayaan Pendidikan
       Standar Penilaian Pendidikan




                              DAFTAR PUSTAKA


Ananto, S. (2011, April 2). Tarsisius. Dipetik April 29, 2012, dari Sekolah
      Tarsisius 2 Jakarta:
      http://www.tarsisius2.sch.id/artikel/sd/profesionalisme-guru-hambatan-
      dan-upaya-pemecahannya
Anonim. (2008). eprint. Dipetik April 30, 2012, dari pdf:
      http://etd.eprints.ums.ac.id/13781/4/Bab_I.pdf
17




BSNP. (2012). BSNP RSS. Dipetik April 28, 2012, dari BSNP-Indonesia:
      http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=61
Hadisusanto, D., Sidharto, S., & Siswoyo, D. (1995). Pengantar ilmu pendidikan.
      Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta.
Kasim, M. (2009, March 8). Wordpress. Dipetik April 27, 2012, dari
      Meilanikasim's blog:
      http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-
      pendidikan-di-indonesia/
Lensiana. (2011). Scribd. Dipetik April 29, 2012, dari Scribd Inc:
       http://www.scribd.com/doc/9742771/PENGARUH-KOMPETENSI-
       GURU-DALAM-MENINGKATKAN-MUTU-LULUSAN-DI-SD-
       NEGERI-RAYON-IV-KECAMATAN-ILIR-BARAT-I-PALEMBANG
Sosiologimaexis. (2011, May 11). wordpress.com. Dipetik April 29, 2012, dari
       Sosiologimarxis:
       http://sosiologimarxis.wordpress.com/2011/05/11/104/#_ftn3
Sudarmi. (2007, July 20). blogspot.com. Dipetik April 28, 2012, dari All about
      pendidikan: http://darmi.blogspot.com/2007/07/peningkatan-kualitas-
      mutu-pendidikan.html
Waspada. (2011). Portal Harian Waspada. Dipetik April 30, 2012, dari Waspada
     medan.com:
     http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&
     id=3100:paradigma-baru-penerimaan-siswa-
     baru&catid=59:opini&Itemid=215
Zamroni. (2011). Dinamika peningkatan mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
geriya
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
Indra Arrohman
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
ImaaELF
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Dewi Kurnia
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
dodikdomek
 
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanPPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Ersa Nabela
 

La actualidad más candente (20)

Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen KelasPeran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran Guru dalam Manajemen Kelas
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
TEKNIK ANALISIS DATA "PENELITIAN TINDAKAN KELAS"
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPANPPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistemMindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanPPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
 
Standar Proses
Standar ProsesStandar Proses
Standar Proses
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
 

Similar a Problem Peningkatan Mutu Pendidikan

Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Nuruddin Arranirri
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
Eko Pratiwiningsih
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
Michant Lhoo
 
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
meyta kharisma
 
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdfBUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
fikrialfiana1
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Mastudiar Daryus
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Mastudiar Daryus
 

Similar a Problem Peningkatan Mutu Pendidikan (20)

Rahmi
RahmiRahmi
Rahmi
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
TUGAS BAHASA INDONESIA "MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA"
 
6. ktsp bab i v
6. ktsp bab i v6. ktsp bab i v
6. ktsp bab i v
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdfBUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
BUKU-KURIKULUM-PG-PAUD_UNIVERSITAS-SULAWESI-TENGGARA.pdf
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikanUpaya peningkatan mutu pendidikan
Upaya peningkatan mutu pendidikan
 
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA PENDIDIKANPROBLEMATIKA PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
 
Pendidikan.docx
Pendidikan.docxPendidikan.docx
Pendidikan.docx
 
Pendidikan.pdf
Pendidikan.pdfPendidikan.pdf
Pendidikan.pdf
 
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptxSISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
 
Kajian teori
Kajian teoriKajian teori
Kajian teori
 
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan KurikulumPengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Kurikulum
 
Standar Pendidikan Tenaga Kesehatan 2016.pptx
Standar Pendidikan Tenaga Kesehatan 2016.pptxStandar Pendidikan Tenaga Kesehatan 2016.pptx
Standar Pendidikan Tenaga Kesehatan 2016.pptx
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
 

Más de Kuntum Trilestari

Más de Kuntum Trilestari (9)

Masalah peningkatan mutu pendidikan
Masalah peningkatan mutu pendidikanMasalah peningkatan mutu pendidikan
Masalah peningkatan mutu pendidikan
 
Mode and syntax
Mode and syntaxMode and syntax
Mode and syntax
 
Communication theory
Communication theoryCommunication theory
Communication theory
 
Discourse Analysis Paper
Discourse Analysis PaperDiscourse Analysis Paper
Discourse Analysis Paper
 
The bucket rider
The bucket riderThe bucket rider
The bucket rider
 
Semester test
Semester testSemester test
Semester test
 
COMMON MISTAKES IN CREATING ENGLISH TEACHING LESSON PLAN
COMMON MISTAKES IN CREATING ENGLISH TEACHING LESSON PLANCOMMON MISTAKES IN CREATING ENGLISH TEACHING LESSON PLAN
COMMON MISTAKES IN CREATING ENGLISH TEACHING LESSON PLAN
 
Sociolinguistics
SociolinguisticsSociolinguistics
Sociolinguistics
 
Comprehension and memory
Comprehension and memoryComprehension and memory
Comprehension and memory
 

Último

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Último (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Problem Peningkatan Mutu Pendidikan

  • 1. 1 MASALAH PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Pemakalah: Ella Tampubolon (20112506017) Kuntum Trilestari (20112506002) Landasan-landasan dan Problematika Kependidikan Dosen Pengampu: Dr. Effendi Nawawi, M.Si. Dr. Sanjaya, M.Si. Bidang Kajian Umum Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya 2012
  • 2. 2 MASALAH PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Abstrak Dinamika dalam dunia pendidikan telah lama menjadi pembahasan pemerintah agar dapat mendapatkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang timbul di dalamnya salah satunya kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Pendidikan yang diatur dalam PP RI nomor 15 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Terdapat 8 standar yang menjadi kriteria minimal yang harus dimiliki oleh setiap sekolah agar dapat memenuhi standar nasional. Dalam menerjemahkan kedelapan standar nasional pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menjabarkan kebijakan mengenai hal-hal terkait dengan fungsi dan tujuan standar pendidikan. Makalah ini akan menjabarkan apa saja kedelapan standar nasional pendidikan serta permasalahan yang timbul dalam pencapaian standar nasional. Lebih lanjut, dengan adanya pembahasan permasalahan dalam meningkatkan mutu pendidikan, makalah ini akan mencoba memberi solusi dari setiap permasalahan yang timbul. Kata kunci: PP RI no.15 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, BSNP. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang bermartabat. Pendidikan di Indonesia ber-asas pada falsafah bangsa, yaitu pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan,
  • 3. 3 "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah tentu selalu ada hambatan dan dinamika yang membayangi. Permasalahan-permasalahan yang melingkupi dunia pendidikan kita saat ini menurut Suryati Sidharto (Hadisusanto, Sidharto, & Siswoyo, 1995), problem yang dihadapi bangsa Indonesia mencakup lima pokok problem, yaitu: Pemerataan Pendidikan, Daya Tampung Pendidikan, Relevansi Pendidikan, Kualitas/Mutu Pendidikan, dan Efisiensi & Efektifitas Pendidikan. Penulisan makalah ini membahas mengenai permasalahan dalam meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. Mendefinisikan kualitas dan mutu adalah cara untuk menelaah apa yang menjadi tujuan utama dari penulisan makalah. Zamroni berpendapat bahwa, Mutu bisa diartikan ke arah kualitas input. Seperti, kualitas kepala sekolah, guru, kurikulum, perpustakaan, dan lingkungan baik fisik maupun sosial kultural. Mutu bisa juga diartikan sebagai proses. Seperti, bagaimana kualitas proses belajar mengajar, interaksi antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, dan interaksi antar komponen sekolah yang lain. Mutu juga dapat diartikan sebagai kualitas lulusan, seperti nilai ujian nasional (UN), prestasi peserta didik di berbagai bidang ilmu dan keterampilan, baik buruknya watak perilaku peserta didik dan sebagainya. (Zamroni, 2011, p. 1) Menanggapi pendapat diatas, makna mutu dan kualitas dalam kaitannya dengan pendidikan adalah dimana aspek prestasi, perangkat sekolah dan proses
  • 4. 4 pendidikan menjadi suatu titik berat atau acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ada tujuh permasalahan khusus dalam dunia pendidikan (Kasim, 2009), yaitu: (1). Rendahnya sarana fisik, (2). Rendahnya kualitas guru, (3). Rendahnya kesejahteraan guru, (4). Rendahnya prestasi siswa, (5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, (6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, (7). Mahalnya biaya pendidikan. Secara umum, permasalahan di atas telah diatur dalam 8 Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, pembahasan makalah akan dikaji apa saja kedelapan standar nasional pendidikan di Indonesia serta permasalahan yang timbul dalam mencapai standarisasi tersebut. Namun untuk mengawali pembahasan, ada baiknya untuk membahas seperti apa sistem pendidikan Indonesia. Sistem Pendidikan Indonesia Dalam dunia pendidikan, mutu merupakan produk dari suatu sistem pendidikan yang ada. Tidak akan ada pendidikan bermutu yang lahir dari sistem pendidikan yang tidak bermutu (Zamroni, 2011, p. 2). Dengan pernyataan seperti itu, maka yang menjadi fokus pembahasan pertama adalah bagaimana ciri-ciri sistem pendidikan di Indonesia. Apakah sistem pendidikan yang telah diterapkan di Indonesia telah memenuhi syarat sebagai sistem yang berkualitas demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia? Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang tumbuh dari falsafah bangsa, sesuai dengan kebutuhan, serta dapat memberikan arahan yang menuju masa depan yang lebih baik (Zamroni, 2011, p. 2). Jelas bahwa sistem
  • 5. 5 pendidikan suatu bangsa haruslah berlandaskan atas kepribadian bangsa. Artinya, sistem yang diaplikasikan di Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak begitu saja menganut, meniru atau mengimpor dari bangsa lain, betapa pun baiknya sistem pendidikan bangsa lain itu. 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (BSNP, 2012). Fungsi dan Tujuan Standar (BSNP, 2012) : Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia sebagai pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia (BSNP, 2012): 1. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
  • 6. 6 Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. 2. Standar Isi Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. 3. Standar Proses Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
  • 7. 7 usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. 5. Standar Sarana dan Prasarana Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 6. Standar Pengelolaan Pendidikan Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. 7. Standar Pembiayaan Pendidikan Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
  • 8. 8 Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. 8. Standar Penilaian Pendidikan Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing- masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masalah dalam Pencapaian Standar Nasional Dalam pemenuhan standar nasional, terdapat kendala dan masalah yang timbul baik dari aspek materi, proses serta pelaku pendidikan. 1. Masalah Kompetensi Lulusan Pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik ditentukan oleh pencapaian kompetensi baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran sesuai level sekolah yang telah di atur dalam kurikulum. Standar nilai yang di capai akan mempunyai porsi yang berbeda sesuai dengan guru, kebijakan sekolah atau daerah masing-masing. Angka 8 yang di dapat di kelas A mungkin berbeda dengan kelas B karena guru yang berbeda dari mata pelajaran tersebut. Tak menutup kemungkinan bahwa angka 6 di satu sekolah akan sebanding dengan angka 7 di sekolah lain dengan standar porsi nilai yang lebih rendah. Apakah standar penilaian tersebut dapat menjadi acuan dalam standar kompetensi lulusan? Demikian pula dengan pencapaian kompetensi, apakah evaluasi yang telah dilakukan telah mencapai standar dalam memutuskan siswa telah memenuhi kompetensi yang diinginkan? Jika memang setiap guru telah
  • 9. 9 menerapkan standar kompetensi lulusan, maka tidak akan ada jenjang perbedaan nilai antar sekolah atau daerah. 2. Masalah Isi Masalah yang timbul dalam standar isi adalah ketika lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal di tuangkan dalam penulisan sistematis yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Dalam mata kuliah Evaluasi, terdapat 13 jenis RPP Bahasa Inggris dari 13 sekolah berbeda yang dievaluasi dan memberikan hasil akhir yang tidak memuaskan. Secara umum, format penulisan tersebut sudah mengacu pada PERMENDIKNAS nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. Namun masih banyak kekurangan dalam segi konten terutama materi ajar dan materi belajar. Sangat disayangkan bila acuan proses pembelajaran menitik beratkan pada buku teks. Artinya, kebanyakan guru hanya mengacu pada apa yang ada pada buku teks sehingga melupakan hal utama yaitu pencapaian kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar hanya berupa acuan dasar namun tidak sepenuhnya pada praktiknya. Hal ini berdampak pada hasil akhir belajar siswa. 3. Masalah Proses Berbicara mengenai proses, hal ini adalah aplikasi dari RPP yang telah direncanakan guru. Yang menjadi masalah dalam pencapaian standar proses adalah metode pembelajaran yang konvensional. Adapun metode „ceramah‟ yang telah diterapkan selama ini lebih mendominasi proses pembelajaran di Indonesia. Berbicara masalah metode pengajaran, tentu saja akan banyak mendapatkan masalah, karena kebanyakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa hanya dengan metode yang klasik yaitu metode ceramah dan tanya jawab saja. Akibatnya proses pembelajaran yang terjadi lebih terfokus pada guru, sementara siswa kurang aktif. Guru selalu menjadi pusat dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah teacher center. Dalam pelajaran Bahasa Inggris, language skill yang dilatih terfokus pada kemampuan menulis dan membaca. Sedangkan mendengar dan berbicara sangat jarang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru berpendapat bahwa proses penjelasan merupakan
  • 10. 10 pelatihan mendengar, sedangkan proses tanya jawab merupakan pelatihan berbicara. Hal seperti ini menjadikan problem dalam pencapaian standar proses. 4. Masalah Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sasaran utama peningkatan mutu adalah meningkatkan prestasi peserta didik. Suka atau tidak suka, yang dimaksud dengan prestasi peserta didik tidak lain yang paling utama adalah ditunjukkan oleh nilai rapor atau ujian nasional (Zamroni, 2011, p. 227). Prestasi peserta didik ini didapat dari hasil proses pembelajaran. Kualitas proses pembelajaran di sekolah ini, ditentukan dari kualitas guru, yaitu kemampuan dan kemauan (dedikasi guru). Dengan demikian, jika kualitas pembelajaran ingin meningka salah satunya dengan meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. 1. Problema dalam peningkatan kualitas guru Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas guru (Zamroni, 2011, p. 122) antara lain: a. Penguasaan guru atas bidang studi b. Penguasaan guru atas metode pengajaran c. Kualitas pendidikan guru d. Rekruitmen guru e. Kompensasi guru f. Status guru di masyarakat g. Manajemen sekolah h. Dukungan masyarakat dan, i. Dukungan pemerintah Menurut data tahun 2007 (Zamroni, 2011, p. 50), sebanyak 687.906 guru di Indonesia berasal dari lulusan SLTA, 106.117 guru lulusan D1, 664.861 lulusan D2, 198.457 lulusan D3, dan 971.934 lulusan S1. Untuk data per provinsi tahun 2007, di Sumatera Selatan terdata 20.639 guru lulusan SLTA, 2.823 lulusan D1, 16.784 lulusan D2, 4.887 lulusan D3 dan 14.930 lulusan S1. Maka, pemerintah
  • 11. 11 menerapkan sistem sertifikasi dimana salah satunya bertujuan untuk meningkatkan latar belakang pendidikan guru menjadi Strata 1. 2. Profesionalisme Guru Profesional terkait dengan kemampuan memahami tugas-tugas serta hal- hal yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut serta lebih mendalam. Orang yang profesional tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait dengan keberhasilan tugas pokoknya tersebut. Profesional juga dapat berarti memiliki karakteristik pemahaman teknik pekerjaan yang lebih baik dan luas. Seseorang dikatakan profesional apabila memiliki karakter sebagai berikut (Lensiana, 2011): 1. Memiliki komitmen yang kuat dan berjangka panjang terhadap keahlian mereka. 2. Memiliki loyalitas yang lebih tinggi terhadap pekerjaannya daripada kepada pimpinannya. 3. Selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan zaman, dan 4. Dalam bekerja tidak terikat dengan jadwal regulernya. Berbicara tentang profesional guru sangat komprehensif. Profesi guru harus dilihat dari kemampuan menguasai kurikulum, materi pembelajaran, teknik dan metode pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, sikap komitmen pada tugas, harus dapat menjaga kode etik profesi, di sekolah ia harus menjadi “manusia percontohan” yang akan ditiru siswanya, di masyarakat menjadi teladan. Beberapa hambatan menjadi guru yang profesional antara lain (Ananto, 2011) : 1. Gaji yang gajinya “terlalu pas-pasan” bahkan mungkin “kurang”. Hal ini memaksa seorang guru mencari nafkah tambahan seusai jam kerja. Kebiasaan ini berjalan sampai sekarang, akibatnya guru tidak memiliki kesempatan untuk membuat persiapan mengajar dengan baik dan matang
  • 12. 12 untuk pembelajaran di kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif. 2. Tugas – tugas administrasi guru yang dianggap memberatkan. Guru beranggapan bahwa merasa cukup lama dan berpengalaman menjadi guru, semuanya sudah dimengerti dan hapal di “luar kepala”. Akibatnya, sebagian besar tugas administrasi dibuat dengan setengah terpaksa hanya untuk menyenangkan hati atasan. 3. Minimnya niat guru untuk menjadi guru yang profesional (pasrah dengan kemampuan dan keadaan). Ada anggapan bahwa guru berprestasi maupun tidak berprestasi pun gajinya sama, inilah yang membuat sebagian guru kurang termotivasi untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pendidikannya. 4. Kurangnya memanfaatkan waktu di sekolah untuk bertukar pengalaman dengan guru sejawat tentang pengalaman – pengalaman proses belajar mengajar (PBM) yang baik. Guru beranggapan kewajiban atau tugasnya hanya sekadar mengajar di kelas, tanpa mau mengembangkan aspek lainnya yang berkaitan dengan peningkatan atau pengembangan kualitas akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan tanpa malu- malu, kecenderungan guru kini ada kebiasaan yang kurang produktif di ruang guru yaitu pada saat PBM di kelas berakhir sebagian guru membahas atau bertukar pikiran tentang hal-hal yang tidak ada kaitannya dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran melainkan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pola – pola kehidupan materialistis, konsumtif, ngegosip, membicarakan kelemahan orang lain, dan sejenisnya. 5. Kurangnya minat guru untuk berinovasi. Guru beranggapan bahwa apa yang sudah dilakukan pada PBM di nilai masih baik dan tidak ada kendala. Hal inilah yang membuat merasa nyaman dan tidak perlu “aneh- aneh” dalam memberikan pendidikan pada siswa.
  • 13. 13 6. Kurang tersedianya fasilitas pendidikan yang menunjang PBM. Akibatnya pelaksanaan PBM berjalan tidak efektif dan cenderung penyampaian materi bahan ajar dari guru tidak berkembang dengan semestinya, yaitu dengan strategi pembelajarn yang inovati, bervariasi dalam alat dan media, namun cenderung monoton. 5. Masalah Sarana dan Prasarana Untuk sarana dan prasarana, banyak sekali sekolah yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya (Sudarmi, 2007). Artikel pada koran Kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa sampai saat ini 88,8 persen sekolah di indonesia mulai SD hingga SMA/SMK, belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) baru 3,29% dari 146.904 yang masuk kategori sekolah standar nasional, 51,71% katekori standar minimal dan 44,84% dibawah standar pendidikan minimal. pada jenjang SMP 28,41% dari 34.185, 44,45% berstandar minimal dan 26% tidak memenuhi standar pelayanan minimal. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan di indonesia tidak terpenuhi sarana prasarananya (Sosiologimaexis, 2011). 6. Masalah Pengelolaan Pendidikan Da 7. Masalah Pembiayaan Pendidikan Pem 8. Masalah Penilaian Pendidikan
  • 14. 14 Pen Kesimpulan Saran Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencoba untuk memberikan saran dan solusi dari setiap masalah yang timbul dalam pencapaian standar nasional pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan Untuk mencapai standar kompetensi lulusan, setidaknya pemerintah harus menyamaratakan penilaian yang ada di setiap sekolah karena hal tersebut dapat berpengaruh pada nilai akhir siswa yang berbeda porsi pada setiap sekolah. Evaluasi yang dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi juga harus disesuaikan dengan apa yang siswa pelajari selama ini, bukan dari apa yang telah ditetapkan oleh suatu instansi atau lembaga tertentu yang menyebabkan ketidakrataan pendidikan. Standar Isi Untuk mensiasati agar standar isi terlaksana dengan baik, RPP yang telah di atur dalam permendiknas nomor 41 tahun 2007 sudah cukup baik secara umum. Namun pengertian tentang konten sangat kurang. Misalkan membedakan antara tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang sudah menjadi masalah umum dalam penulisan RPP di kalangan guru, seharusnya ada penjabaran bagaimana membedakannya. Disamping itu, pembedaan antara materi ajar dan materi belajar harus dicantumkan agar guru tidak hanya fokus untuk memberi latihan kepada siswa melainkan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi pencapaian kurikulum.
  • 15. 15 Standar Proses Dalam menjalankan RPP, standar proses yang berlaku belum memiliki variasi metode pembelajaran yang baru. Adapun pendidikan berkarakter yang sedang diterapkan masih sangat abstrak bagi guru untuk melaksanakannya dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran juga masih mengandalkan metode konvensional sehingga situasi yang terjadi selalu sama. Sebaiknya guru mempunyai inisiatif dan kreatif dalam membentuk suasana belajar yang efektif dan efisien serta interaktif dan edukatif. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Jika pendidik dan tenaga pendidik sendiri belum bisa memenuhi standar nasional, sebaiknya pemerintah mencanangkan suatu program yang dapat menanggulangi hal ini. Program sertifikasi sudah cukup baik bagi guru untuk mencapai standar pendidikan. Namun tidak serta merta program sertifikasi akan menghasilkan guru yang profesional pula. Pemerintah telah menerapkan peraturan bahwa seluruh pendidik dan tenaga kependidikan harus menyelesaikan pendidikan S1 sebagai syarat utama. Namun program CPNS yang menyaring guru hanya melalui test cognitif tidak bisa menjadi patokan bahwa sang guru profesional. Sebaiknya diadakan test kompetensi dan performance untuk menilai cognitif dan emotional apakah guru sudah dapat menguasai materi serta menguasai situasi kelas yang sebenarnya. Standar Sarana dan Prasarana Bila pemerintah telah menerapkan standar untuk sarana dan prasarana, apa saja yang telah di lakukan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana tersebut? Seharusnya pemerintah mendata berapa banyak jumlah sekolah yang ada di daerahnya lalu mengevaluasi apa saja
  • 16. 16 kekurangan yang ada pada sekolah tersebut. Memang memerlukan dana yang tidak sedikit, namun dengan adanya peraturan standar sarana dan prasarana sebaiknya pemerintah turut serta membantu terlaksananya standar tersebut. Akan sangat memalukan bagi pemerintah bila bobroknya sarana dan prasarana pendidikan diketahui oleh orang asing sehingga sekolah atau daerah tersebut diberi bantuan dari orang luar seolah pemerintah Indonesia tidak mampu mendanai kebutuhan rakyatnya sendiri. Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan DAFTAR PUSTAKA Ananto, S. (2011, April 2). Tarsisius. Dipetik April 29, 2012, dari Sekolah Tarsisius 2 Jakarta: http://www.tarsisius2.sch.id/artikel/sd/profesionalisme-guru-hambatan- dan-upaya-pemecahannya Anonim. (2008). eprint. Dipetik April 30, 2012, dari pdf: http://etd.eprints.ums.ac.id/13781/4/Bab_I.pdf
  • 17. 17 BSNP. (2012). BSNP RSS. Dipetik April 28, 2012, dari BSNP-Indonesia: http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=61 Hadisusanto, D., Sidharto, S., & Siswoyo, D. (1995). Pengantar ilmu pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta. Kasim, M. (2009, March 8). Wordpress. Dipetik April 27, 2012, dari Meilanikasim's blog: http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah- pendidikan-di-indonesia/ Lensiana. (2011). Scribd. Dipetik April 29, 2012, dari Scribd Inc: http://www.scribd.com/doc/9742771/PENGARUH-KOMPETENSI- GURU-DALAM-MENINGKATKAN-MUTU-LULUSAN-DI-SD- NEGERI-RAYON-IV-KECAMATAN-ILIR-BARAT-I-PALEMBANG Sosiologimaexis. (2011, May 11). wordpress.com. Dipetik April 29, 2012, dari Sosiologimarxis: http://sosiologimarxis.wordpress.com/2011/05/11/104/#_ftn3 Sudarmi. (2007, July 20). blogspot.com. Dipetik April 28, 2012, dari All about pendidikan: http://darmi.blogspot.com/2007/07/peningkatan-kualitas- mutu-pendidikan.html Waspada. (2011). Portal Harian Waspada. Dipetik April 30, 2012, dari Waspada medan.com: http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article& id=3100:paradigma-baru-penerimaan-siswa- baru&catid=59:opini&Itemid=215 Zamroni. (2011). Dinamika peningkatan mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.