Dokumen tersebut membahas tentang peristiwa tutur atau speech event, yang merupakan interaksi linguistik antara dua pihak dalam satu situasi tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan delapan komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peristiwa tutur menurut Dell Hymes, serta jenis-jenis tindakan tutur dan contohnya.
2. PERISTIWA TUTUR/SPEECH
EVENT
• Adalah terjadinya atau
berlangsungnya interkasi linguistik
dalam satu bentuk ujaran atau
lebih yang mengakibatkan dua pihak,
yaitu penutur dan lawan tutur,
dengan satu pokok tuturan, didalam
waktu,tempat dan situasi tertentu.
3. Dell Hymes(1972) said that
Speech Event should be
fulfill 8 component :
1. Setting and Scene
2. Participants
3. Ends : Purpose and Goal
4. Act sequences
5. Key : Tone or Spirit of act
6. Instrumentalities
7. Norms of interaction and
Interpretation
8. Genres
4. 1. Setting and scene
Setting : berkenaan dengan waktu dan
tempat tutur berlangsung.
Scene : mengacu pada situasi tempat
dan waktu, atau situasi psikologis
pembicaraan.
5. 2. Participants
• Pihak-pihak yang terlibat dalam
pertuturan, bisa pembicara dan
pendengar atau pengirim dan
penerima (pesan).
6. 3. Ends : Purpose and Goal
Merujuk pada maksud dan tujuan
pertuturan.
Example : jaksa ingin membuktikan
kesalahan si terdakwa, pembela
berusaha membuktikan bahwa si
terdakwa tidak
bersalah, sedangkan hakim
berusaha memberikan keputusan
yang adil.
7. 4. Act Sequence
• Mengacu pada bentuk ujaran dan isi
ujaran. Bentuk ujaran ini berkenaan
dengan kata-kata yang digunakan,
bagaimana penggunaannya dan
hubungan antara apa yang dikatakan
dengan topik pembicaraan.
8. 5. Key : Tone or Spirit of
act
• Mengacu pada nada, cara, dan
semangat dimana suatu pesan
disampaikan.
6. Instrumentalities
• Mengacu pada jalur bahasa yang
digunakan, seperti jalur lisan,
tertulis, melalui telegraf atau
telepon.
9. 7. Norm of Interaction and
Interpretation
Mengacu pada norma atau aturan
dalam berinteraksi. Misalnya yang
berhubungan dengan cara
berinterupsi, bertanya, dan
sebagainya.
8. Genre
Mengacu pada jenis bentuk
penyampaian, seperti narasi, puisi,
pepatah, doa dan sebagainya.
10. TINDAK TUTUR/ SPEECH ACT
• Peristiwa tutur ini pada
dasarnya merupakan
rangkaian dari sejumlah
tindak tutur
11. 3 jenis kalimat menurut
Tata Bahasa Tradisional
• Kalimat Deklaratif : Kalimat yang
isinya hanya meminta pendengar
menaruh perhatian saja, tidak usah
melakukan apa-apa
• Kalimat Interogatif : kalimat yang
isinya meminta agar pendengar
memberi jawaban
• Kalimat Imperatif : kalimat yang
isinya meminta agar si pendengar
memberi tanggapan berupa tindakan
12. Kalimat Deklaratif
berdasarkan Makna
• Terbagi 2 bagian , yaitu :
Kalimat Konstatif :: yaitu kalimat
yang berisi pernyataan belaka.
Contoh : ‚Ibu dosen kami cantik
sekali‛
Kalimat Performatif : yaitu kalimat
yang berisi perlakuan. Artinya apa
yang diucapkan oleh si pengujar
berisi apa yang dilakukannya.
13. Syarat-syarat
terpenuhinya kalimat
Performatif
• Ucapannya harus dilakukan oleh
orang tertetu yang ditunjuk
• Urutan Pperistiwanya sudah
baku
• Yang hadir dalam upacara
tersebut harus turut serta
• Upacara itu harus dilakukan
secara lengkap, tidak
dibenarkan ada bagian dari
14. Austin(1962:150-163) membagi
kalimat performatif menjadi
5 kategori
• Verdictives sentence : yakni
kalimat perlakuan yang
menyatakan keputusan atau
penilaian
• Exercitives sentence : yakni
kalimat perlakuan yang
menyatakan
perjanjian, nasihat, peringatan dan
sebagainya
• Commissives sentence : kalimat
15. • On any occasion, the action
performed by producing an
utterance will consist of three
related acts :
• locutionary act: performing an
act of saying something
• illocutionary act: performing
an act in saying something
• perlocutionary act:
16. Example :
• ‚Mom‛ little Alexander asked, ‚does
God use our bathroom?‛
‚Why, no!‛ his mother said sweetly,
‚Why do you ask?‛
‚Cause every morning, dady kicks the
door and yells, ‘God, are you still in
there?‛
Lokusi ‘God, are you still in there?’
Ilokusi ‘Si ayah bertanya apakah Tuhan
ada didalam kamar mandi’
17. Tindak Tutur berdasarkan
konteks situasinya
• Direct Speech :
Tempat : Ruang kelas ketika
pelajaran berlangsung
Guru : Ketua kelas, tolong
ambilkan kapur(tulis) lagi!
Ketua kelas : Baik Pak, segera
saya ambilkan!
18. • Indirect Speech :
Tempat : Ruang kelas ketika
pelajaran berlangsung
Guru : Kapur tulisnya habis ya?
Ketua kelas : Baik Pak, segera
saya ambilkan!
19. Speech Act and Pragmatic
• Speech act adalah salah satu
fenomena dalam Pragmatik,
fenomena lain dalam Pragmatik
yaitu deiksis, presuposisi dan
implikatur percakapan.
• Contoh :
A dan B sedang bercakap-cakap,
bagian akhir dari percakapan itu
berupa :
A : Saya belum bayar SPP, belum
20. Penjelasan :
• Kata ‘saya’ pada percakapan
itu, pertama mengacu kepada A, lalu
mengacu pada B. Maka kata tersebut
bersifat deiksis.
Contoh 2 :
‚Kerjakan dulu soal yang mudah‛
Mempunyai arti presuposisi bahwa
soal-soal yang harus dikerjakan
ada yang sukar dan ada pula yang
21. Implikatur Percakapan
Contoh :
A : ‚wah, panas sekali ya sore ini!
Kamu ko tidak berkeringat, apa
enggak kegerahan?
B : Nggak! Aku sudah mandi tadi !
Penjelasan : Kalimat si B ‚Aku sudah
mandi tadi‛ secara literal tidak
mempunyai sangkut paut dengan
pertanyaan si A. Tetapi yang
tersirat dari kalimat jawaban itu