Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemikiran filosof Ahmad Fuad Al Ahwani mengenai filsafat Islam, ketuhanan, alam, dan manusia.
2. Al Ahwani memandang filsafat sebagai sesuatu yang berada di antara agama dan ilmu pengetahuan, serta menyatakan bahwa tasawuf melihat sesuatu melalui mujtahid dan musyahadah.
3. Menurut filsafat Islam
3. Biografi beliau
Aḥmad Fu ʾ al-AD Ahwānī (1908-1970) adalah seorang
profesor filsafat Islam Mesir yang diumumkan filsafat Barat
modern dan psikologi. Ia lahir di Kairo dan menghadiri Kuttab
dan sekolah negeri di sana. Pada tahun 1929, setelah empat
tahun di Universitas Mesir (sekarang Universitas Kairo), ia
lulus dengan gelar di bidang filsafat dan pada tahun 1931
menerima ijazah dari Institut Pendidikan Tinggi (Ma ʿ
memiliki al-Tarbiya al-ʿ Ali).Sampai 1944 ia mengajar di
sebuah sekolah menengah, melanjutkan penelitian, dan kuliah
di Spanyol, Jerman, Italia, dan Perancis.
5. Filsafat dan tasawuf
Dr. Ahmad Fuad Al ahwani, guru filsafat di Universitas di
Cairo, menyatakan dalam kitabnya “ Ma’anil Falsafah’ (
Cairo, 1974 ), bahwa filsafat itu adalah sesuatu yang terletak
diantara agama dan ilmu pengetahuan. Ia menyerupai agama
alam atu sisi karena ia mengandung permasalahan-
permasalahan yang tidak dapat diketahui da dipahami sebelum
orang memperoleh pengetahuan dan keyakinan disisi lain
karena ia merupakan sesuatau hasil daripada akal pikiran
manusia, tidak hanya sekedar mendasarkan kepada taklid dan
wahyu semata-mata. Dimana ilmu merupakan hasil-hasil
pengertian yang terjangkau dan terbatas, agama dan
keyakinannya dapat melangkahi/melamaui garis-garis
pengertian yang terbatas itu.
Tasawuf memandang sesuatu dengan jalan mujtadah (melatih
kekuatan rohani dengan membisakan penderitaan jasmani ) dan
musyahadah (penglihatan batin ) serta mengutamakan
rasa( dzauq )
6. ketuhanan
Ketika para filosof arab membahas soal tuhan dan
sifatnya , mereka tidak mungkin dapat meninggalkan
ajaran prinsi yang telah ditetapkan oleh agama
islam , yaitu kesaan-nya yang mutlak.
Sebagai telah termaktub di dalam surat al
ikhlas , allah berfirman : katakanlah wahai
Muhammad , dialah yang maha esa . Allah adalah
tuhan yang kepadnya bergantung, tidak beranak dan
juga tidak diberanakkan, dan tidak ada apapun yang
setara dengannya.
7. Tentang alami
Permasalahan dalam filsafat ialam tidak akan pernah lepas dengan
pembhasan alam. Yang sebagai salah satu pokok pembahasan yang
sangat intens dalam filsafat islam.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah alam itu qodim
(azali) taukah muhdats (diciptakan dari ketiadaan )?bagaimana alam
diciptakan .
Mengutip filsafat yunani bahwa alam ini adalah qodim ( azali) ini
dengan tegas dinyatakn secara terangan-terangan oleh aristoteeles
Plato berpendapat : alam itu qodim tapi tuhanlah yang
mengaturnya , sekalipun dala bab lain dari dialogue-nya ia
mengatakan kreator (pencipta ) yang mengharapkan ide azali
kemudian ia menciptakan alam seperti ide itu.
Semua teori itu sangat bertentangan dengan islam yang dengan tegas
menetapkan , bahwa tuhan sama sekali berlainan dengan alam dan
maha tinggi dari segala suatu apapun . Islam menegaskan tuhanlah
yang menciptakan alam dari ketiadaan , dan tuhan yang maha kuasa
mengganti ciptaanya dengan ciptaan yang lain atau mengembalikan
seperti semula.
8. manusia
Karya filsafat yunani yang ditinggakan oleh plato dan aristoteles lebih
mencurahkan pada hal jiwa dari pada masalah jasmani. Sebab menurut
mereka manusia adalah pada hakekatnya hewan yang dapat berbicara ,
berfikir dan mengerti . Yang dapat membedakan antara manusia dan hewan
terletak manusia dapat berfikir dan merasakan perasaan.
islam tidak memmandang manusia dari segi fikirinya saja atau dari
kejiwaanya saja sehingga melupakan segi jasmaninya. Sebaliknya islam
memandang manusia dengan kedunya yakni jiwa dan jasmani. Jasmani
mempunyai tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi agar agar manusia dapat
hidup lurus dan selamat. Dan rohanipun ada tuntutn yang harus dipenuhi
pula. Islam tidak melarang hidup keduniaan tapi menganjurkan untuk hidup
sedang-segang saja.