4. ALUR PENATALAKSANAAN SERANGAN ASMA PADA ANAK
Nilai Derajat Serangan
(sesuai tabel)
Tatalaksana awal :
* nebulisasi ß-agonis 1-3x, selang 20 menit
* nebulisasi ketiga + antikolinergik
* jika serangan berat, nebulisasi 1x
SERANGAN RINGAN
(nebulisasi 1x, respon
baik, gejala hilang)
* observasi 1-2 jam
* jika efek bertahan,
boleh pulang
* jika gejala timbul lagi
perlakukan sebagai
serangan sedang
SERANGAN SEDANG
(nebulisasi 2-3x, respon
parsial)
* berikan oksigen
* nilai kembali derajat
serangan, jika sesuai
dengan serangan sedang,
observasi di ruang rawat
sehari
* pasang jalur parenteral
SERANGAN BERAT
(nebulisasi 3x, respon
buruk)
* sejak awal beri o2 saat/
di luar nebulisasi
* pasang jalur
parenteral
* nilai ulang gejala
klinik, jika sesuai
dengan serangan berat,
rawat di R. rawat inap
* foto rongten thorax
5. Boleh Pulang
* bekali dengan obat ß-
agonis (hirupan/oral)
* Jika sudah ada obat
pengendali, teruskan
* jika infeksi virus
sebagai pencetus, dapat
diberi steroid oral
* dalam 24-48 jam,
kontrol rawat jalan
untuk evaluasi
Ruang Rawat Sehari
* oksigen teruskan
* berikan steroid oral
* nebulisasi tiap 2 jam
* bila dalam 8-12 jam
perbaikan klinis stabil,
boleh pulang
* jika dalam 12 jam
klinis belum membaik,
alih rawat ke R.Rawat
Inap (dirujuk)
Ruang Rawat Inap
* oksigen diteruskan
* atasi dehidrasi dan
asidosis jika ada
* steroid IV tiap 6-8 jam
* nebulisasi tiap 1-2 jam
* Aminofilin IV awal,
lanjutkan rumatan
* Jika membaik dalam
4-6x nebulisasi, interval
jadi 4-6 jam
* jika dalam 24 jam
perbaikan klinis stabil,
boleh pulang
* jika dengan steroid
dan aminofilin
parenteral tidak
membaik, bahkan
timbul ancaman henti
napas, alih rawat ke R.
Rawat Intensif
catatan:
1. Jika menurut penilaian serangan berat, nebulisasi
cukup 1x langsung dengan ß agonis + antikolinergik
2. Jika tidak tersedia, nebulisasi dapat diganti
dengan adrenalin subkutan 0,01ml/kgBB/kali, maks
0,3ml/kali
3. Untuk serangan sedang dan terutama berat,
oksigen 2-4 l/menit diberikan sejak awal, termasuk
saat nebulasi
6.
7.
8. PENCEGAHAN
1. Pencegahan dini sensitisasi sejak masa fetus
beberapa klinik melakukan upaya pencegahan sensitisasi pada fetus dan
bayi --> diet hipo & non alergenik serta penghindaran asap rokok -->
tidak ada perbedaan dgn bayi tanpa perlakuan
2. pencegahan manifestasi asma bronkial pada pasien
penyakit atopi yg blm menderita asma
- setrizin
3. pencegahan serangan dan eksaserbasi asma
- sodium kromolin (sulit diaplikasikan pd anak kecil),
ketotifen, inhibitor dan antagonis leukotrien (anak >12 th),
serta kortikosteroid
* kontrol lingkungan --> cegah sensitisasi maupun penghindaran
pencetus
* alergen utama yg harus dihindari: tungau debu rumah, kecoak, bulu
hewan peliharaan, spora jamur, dan serbuk sari bunga, asap
tembakau, polutan (asap kendaraan,kayu bakar, ozon ddl)
9. PROGNOSIS
umumnya baik.
Sebagian asma anak hilang atau berkurang
dengan bertambahnya umur.
Sekitar 50% asma episodik jarang sudah
menghilang pada umur 10-14 tahun dan hanya
15% yang menjadi asma kronik pada umur 21
tahun
10. EDUKASI
Asma adalah penyakit inflamasi kronik yang sering
kambuh
- Kekambuhan dapat dicegah dgn obat anti inflamasi
& mengurangi paparan terhadap faktor pencetus
- Ada dua macam obat yaitu reliever dancontroller
- penggunaan obat-obatan dengan benar
- pemantauan gejala, aktivitas
-mengenali tanda awal memburuknya asma dan
segera melakukan rencana yang sudah
diprogramkan;
-segera mencari pertolongan yang tepat dan
berkomunikasi secara efektif dengan dokter yang
memeriksa;
- menjalankan strategi pengendalian lingkungan
guna mengurangi paparan alergen dan iritan
11. REFERENSI
Global Initiative for Asthma (GINA). Pocket
guide management andprevention asthma in
children. 2005
Sidhartani, M. Peran edukasi pada
penatalaksanaan asma pada anak. FKUNDIP8.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1023/Menkes/SK/XI 2008 Tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Arwin, A. P. 2002 .Asma Pada Anak. IDAI.
saripediatri.idai.or.id/pdfile/4-2-8.pdf