SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 21
“ PERSEROAN TERBATAS ”

Oleh :

Muhammad Harry Supriyadi
( 1710022 )
Hukum Bisnis
Manajemen Bisnis Industri (MBI)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penyusun sampaikan ke-Hadirat Allah
SWT, atas rahmat, kasih, dan anugerahNya serta segala kenikmatan kekuatan
lahir dan batin yang masih diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik.
Tugas makalah yang berjudul “Perseroan Terbatas” ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas secara umum
dengan struktur, sistem pertanggung jawaban, dan permodalan dalam pendirian
Perseroan Terbatas dan juga untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
penyusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) untuk mata
kuliah Hukum Bisnis.
.
Penyusun sangat menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan
dalam tugas makalah ini, yang mana masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Terimakasih

Jakarta,

Januari 2012

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................2
1.4 Tujuan Pembuatan...........................................................................................3
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Perseroan Terbatas.........................................................................4
2.2 Proses Pendirian Perseroan Terbatas................................................................5
2.2.1. Tahap Pembuatan akta............................................................................5
2.2.2. Tahap Pengesahan..................................................................................6
2.2.3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman....................................................8
2.3 Struktur dalam Perseroan Terbatas (Organ PT)...............................................8
2.3.1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)................................................9
2.3.2. Direksi (Pengurus).................................................................................10
2.3.3. Dewan Komisaris..................................................................................14
2.4 Sistem Pertanggung jawaban dalam Perseroan Terbatas................................15
2.5 Permodalan Dalam Perseroan Terbatas...........................................................16
Bab III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Badan Hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi. Ada

yang mengenal badan hukum perseorangan atau pribadi, dan juga badan hukum
yang merupakan organisasi. Badan hukum tersebut merupakan segala sesuatu
yang mempunyai hak dan kewajiban , dapat melakukan perbuatan hukum, dapat
menjadi subjek hukum, dan dapat dipertanggungjawabkan seperti halnya manusia.
Jika dikaitkan dengan perbuatan hukum, itu berarti badan hukum juga mempunyai
hak dan kewajiban, harta kekayaan, dan tanggung jawab yang terpisah dari orang
perseorangan.
Beberapa sumber pengertian tentang Badan Hukum yaitu antara lain
menurut Maijers Badan Hukum adalah meliputi segala sesuatu yang menjadi
pendukung hak dan kewajiban. Sedangkan menurut Logemann, Badan Hukum
adalah suatu personifikatic (personifikasi) yaitu suatu bestendigheid (perwujudan,
penjelmaan) hak dan kewajiban. Sedang menurut E. Utrcht menyatakan, Badan
Hukum (rechrtspersoon), yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang)
menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan, bahwa Badan Hukum ialah setiap
pendukung hak yang tidak berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia.
Menurut R. Subekti, Badan Hukum pada pokoknya adalah suatu badan
atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti
manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat didepan
hakim.

R.

Rochmat

Soemitro

mengemukakan

bahwa

Badan

Hukum

(rechtspersoon) ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta
kewajiban seperti orang pribadi. Sri Soedewi Maschun Sofwan menjelaskan
bahwa manusia adalah badan pribadi, itu adalah manusia tunggal. Selain dari
manusia tunggal, dapat juga oleh hukum diberikan kedudukan sebagai badan
pribadi kepada wujud lain, disebut badan hukum yaitu kumpulan dari orang—
orang bersama—sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan
harta kekayaan, yang tersendirikan untuk tujuan tertentu.
Dalam melaksanakan kewajiban badan hukum tersebut, sudah pasti
terdapat pengurus atau anggota badan hukum yang melaksanakannya. Tentu
pengurus tersebut telah ditunjuk sesuai dengan anggaran dasarnya. Jadi, sesuatu
yang dilakukan para pengurusnya pasti mengikat badan hukum itu sendiri, tetapi
tidak mengikat pengurusnya secara pribadi, dan yang bertanggung jawab nantinya
adalah badan hukum tersebut, bukan secara pribadi pengurusnya sepanjang hal itu
dilakukan sesuai dengan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada pengurus
sesuai anggaran dasar yang telah ditetapkan.

1.2.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
-

Bagaimanakah proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas ?

-

Bagaimanakah struktur dalam Perseroan Terbatas ?

-

Bagaimana fungsi dari Perseroan Terbatas ?

-

Bagaimanakah sistem pertanggung jawaban dalam Perseroan Terbatas ?

-

Bagaimana pemodalan dalam Perseroan Terbatas ?

1.3.

Apa pengertian Perseroan Terbatas ?

Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini lebih fokus, maka pembahasan

perlu dibatasi dalam pengertian Perseroan Terbatas, bagaimana proses pendirian,
struktur, fungsi, sistem pertanggung jawaban, dan pemodalan dalam Perseroan
Terbatas saja.

1.4.

Tujuan Pembuatan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas dan juga untuk memenuhi tugas yang
diberikan kepada penulis sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester
(UAS) untuk mata kuliah Hukum Bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas (PT) atau dalam bahasa belanda disebut Naamloze

Vennootschaap (NV) adalah suatu bentuk usaha persekutuan perdata yang
modalnya dari para sekutu yang disebut Persero atau suatu persekutuan untuk
menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham, yang pemiliknya
memiliki bagian sebanyak atau sesuai dengan saham yang dimilikinya.
Perkumpulan

persekutuan perdatanya

disebut perseroan. Sesuai dengan

pengertiannya, istilah terbatas menggambarkan batas tanggung jawab persero
(pemegang saham) adalah terbatas pada nilai nominal yang tertera pada surat sero
(surat saham) yang dimilikinya. Perseroan Terbatas merupakan Badan Hukum
yang besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar.
Kekayaan perusahaan dalam Perseroan Terbatas terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan, sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap
orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Apabila perusahaan memiliki hutang, dan hutang perusahaan
melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan hutang tersebut tidak menjadi
tanggung jawab para pemegang saham. Dan apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan (Deviden) yang
besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan
terbatas. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi.
Keuntungan yang diperoleh dari para pemilik obligasi adalh mereka mendapatkan
bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya PT tersebut.
Terdapat 2 jenis dari perseroan terbatas, yaitu Terbuka dan Tertutup.
PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada
umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk
membeli saham perusahaan tersebut. PT Tertutup adalah perseroan terbatas yang
modalnya berasal dari kalangan tertentu, misalnya pemegang sahamnya hanya
dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada
umum.
Perseroan Terbatas spada hakikatnya merupakan asosiasi atau
perkumpulan modal yang oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas diberikan
setatus Badan Hukum dan PT merupakan wadah kerja sama usaha dari para
pemegang saham untuk menjalankan usahanya. Keanggotaan pemegang saham
(persero) didalam PT sangat mudah untuk dialihkan kepada pihak lain sehingga
sifat kepribadian PT sudah tidak diutamakan. PT juga merupakan subjek hukum
yang mandiri yang dapat memiliki hak dan kewajiban seperti yang dimiliki
manusia. Keberadaan PT tidak tergantung pada keadaan Direksi dan Komisaris
walaupun posisi Direksi dan Komisaris tersebut kosong, PT tetap merupakan
Badan Hukum.
2.2.

Proses Pendirian Perseroan Terbatas

Dalam prosedur pembahasan mengenai pendirian Perseroan Terbatas
(PT) menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dengan UndangUndang Perseroan Terbatas (UUPT) tahap-tahap yang harus ditempuh pada
umumnya sama. Beberapa tahap yang harus dilakukan antara lain adalah tahap
pembuatan akta, pengesahan, pendaftaran, dan pengumuman.
1. Tahap Pembuatan Akta
Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 7 (ayat 1) Undang-Undang
Perseroan Terbatas (UUPT) dinyatakan bahwa perseroan didirikan oleh 2
(dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indinesia. Dan juga disebutkan dalam pengertian Perseroan Terbatas, bahwa
PT didirikan berdasarkan perjanjian, juga menunjukkan PT harus didirikan
setidaknya oleh 2 (dua) orang atau lebih , karena perjanjian seridaknya
diadakan oleh minimal 2 (dua) orang. Disamping itu PT harus didirikan
dengan fakta otentik dalam hal ini oleh dan dihadapan pejabat yang
berwenang yaitu Notaris, yang didalamnya memuat Anggran Dasar dan
keterangan lainnya. Pada saat pendirian, dipersyaratkan para pendiri wajib
mengambil bagian saham atau modal.
2. Tahap Pengesahan
Setelah dibuat akta pendirian yang didalamnya memuat Anggaran Dasar
dan keterangan lainnya, kemudian dimintakan pengesahannya. Pengesahan
yang dimaksud disini adalah pengesahan oleh pemerintah dalam hal ini oleh
Menteri. Pengesahan ini mengandung arti penting bagi pendirian Perseroan
Terbatas, karena menentukan kapan perseroan tersebut memperoleh setatus
Badan Hukum. Dalam hal ini berdasarka pasal 7 (ayat 6) UUPT, disebutkan
bahwa

perseroan

memperoleh

setatus

Badan

Hukum

setelah

akta

pendiriannya disahkan oleh Menteri, sedangkan didalam KUHD pengesahan
ini tidak ada.
Didalam KUHD bedasarkan pasal 36 hanya disebutkan bahwa sebelum
Perseroan Terbatas didirikan, maka akta pendiriannya harus dimintakan
pembenaran kepada Gubernur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu.
Dari ketentuan ini pengesahan pada dasarnya sama dengan pembenaran,
sehungga dilihat dari persyaratan itu baik KUHD maupun UUPT sama-sama
bahwa akta pendirian Perseroan Terbatas harus dimintakan pengesahan atau
pembenaran. Hanya masalah kapan perseroan terbatas itu memperoleh status
Badan Hukum dalam KUHD tidak ditegaskan. Sedangkan dalam UUPT
ditegaskan yaitu, sejak diberikannya pengesahan akta pendiriannya oleh
Menteri.
Mengenai prosedur pengesahan dijelaskan dalam UUPT pasal 9 yang
menyatakan bahwa, untuk memperoleh pengesahan Menteri, para pendiri
bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan
melampirkan akta pendirian PT. Biasanya permohonan pengesahan ini
sekaligus ditangani dan diajukan oleh notarisnya yang membuat akta. Karena
pada umumnya para pendiri tidak mau repot mengurus sendiri pengesahan
ini, sehingga biasanya notarius yang membuatkan akta pendirian sekaligus
diminta untuk menguruskan pengesahannya. Pengesahan tersebut sesuai
dengan pasal 9 (ayat 2) harus diberikan paling lama dalam waktu 60 (enam
puluh) hari setelah permohonan diterima.
Dibandingkan dengan KUHD yang tidak mengatur mengenai jangka
waktu kapan pengesahan harus diberikan sehingga pada waktu itu orang
mendirikan PT dapat memakan waktu yang cukup lama, maka pengesahan
menurut UUPT ini lebih tegas dan relatif cepat sepanjang dilaksanakan
dengan benar. Hanya persoalannya apakah waktu 60 (enam puluh) hari itu
benar-benar dapat dipenuhi atau tidak. Proses pemberian pengesahan yang
cukup lama akan menimbulkan persoalan tersendiri, manakala Perseroan
Terbatas itu sudah melaksanakan kegiatannya, sedangkan setatus hukumnya
belum jelas. Persoaln ini akan timbul berkaitan dengan tanggung jawab
terutama terhadap pihak ketiga, dalam hal ini siapakah yang harus
bertanggung jawab ?
Persoalan lain yang menjadi pertanyaan apabila ternyata dalam waktu 60
hari itu ternyata pengesahan tidak dapat diberikan, atau ditolak, sedang semua
persyaratan

telah

terpenuhi

sehingga

tidak

ada

alasan

untuk

menolak/memberikan pengesahan, maka apakah bagi pendiri dapat
mengajukan Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) bagi Pejabat
yang harusnya memberikan keputusan pengesahan. Dalam hal permohonan
ditolak maka penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada
pemohon beserta alasannya, juga dalam waktu 60 (enam puluh) hari. Dengan
ketentuan batas ketentuan 60 (enam puluh) hari itu memang akan
mempermudah dan mempercepat, dan yang lebih penting lebih efisien,
sehingga batas waktu itu benar-benar dapat dipenuhi.
Ringkasnya syarat perusahaan untuk mendapatkan pengesahan atau izin
dari pejabat terkait adalah :
- Perseroan Terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
- Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang.
- Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal
dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007
keduanya tentang perseroan terbatas).
3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman
Didalam UUPT pendaftaran dan pengumuman dijadikan satu dalam satu
bagian ketentuan yaitu bagian ketiga pasal 21, 22, dan 23. Yang perlu
diperhatika mengenai pendaftaran dan pengumuman menurut UUPT ini
adalah bahwa yang dimaksud pendaftaran disini adalah, pendaftaran dalam
Daftar Perusahaan, yang didalama penjelasannya dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan “Daftar Perusahaan” adalah daftar perusahaan sebagaimana
dimaksud dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan. Sehingga dengan demikian penadftarannya dilakukan di kantor
pendaftaran perusahaan yaitu didalam UU nomor 3 tahun 1982 sperti halnya
kewajiban kewajiban pendaftaran perusahaan pada umunya. Sedangkan untuk
pengumuman tetap berlaku dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).
Menurut UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupaka
kewajiban Direksi PT yang bersangkutan, akan tetapi sesuai dengan UU No.
40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan atau kewajiban
Menteri Hukum dan HAM.
Setelah tahapan tersebut dilalui, maka perseroan telah sah sebagai badan
hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan
perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.
2.3.

Struktur Dalam Perseroan Terbatas (Organ PT)
Perseroan Terbatas yang bersetatus sebagai Badan Hukum, maka dalam

kepengurusannya memiliki organ, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Direksi (Pengurus), Dewan Komisaris, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT. Jika dibandingkan dengan ketentuan yang tertera
dalam KUHD terdapat perbedaan yang berkaitan dengan pengurus, sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 44 KUHD bahwa Perseroan diurus oleh pengurus, dengan
atau tidak dengan komisaris pengawas. Dari ketentuan tersebut menurut KUHD,
komisaris atau pengawas bukan merupakan suatu keharusan, dalam hal ini dapat
dilihat dari kalimat dengan atau tidak dengan komisaris, yang mengandung makna
tidak harus. Sedangkan menurut UUPT, komisaris merupakan salah satu organ
perseroan yang harus ada, bahkan didalam ketentuan selanjutnya bagi Perseroan
yang bidang usahanya mengerahkna dana masyarakat, menerbitkan surat
pengakuan utang atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua)
orang Pengurus dan 2 (dua) orang komisaris. Berikut penjelasan masing-masing
organ PT teserbut, baik tugas dan kewenangan masing-masing :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah satu kelengkapan organisasi PT yang paling utama dan
merupakan forum rapat dari para pemegang saham atau pemilik perusahaan
(pemilik modal) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas
dan memegang segala kewenangan yang ada pada perseroan terbatas yang
tidak diserahkan atau diberikan pada Direksi atau Komisaris serta RUPS
berhak memperoleh segala penjelasan yang berkaitan dengan semua kegiatan
PT. RUPS mempunyai kewenangan :
- Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris.
- Membuat dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah
Tangga Perusahaan.
- Menyetujui atau mengesahkan laporan tahunan perusahaan. Laporan
tahunan tersebut terdiri dari :
 Laporan keuangan yang menyangkut sekurang-kurangnya :
 Laporan tentang kegiatan perusahaan, laporan tanggung jawab sosial
perusahaan (Coorporate Social Responsibility).
 Masalah-masalah yang timbul selama tahun buku yang bersangkutan
yang mempengaruhi kegiatan usaha, misalnya mogok karyawan atau
karyawan yang cuti.
 Laporan tugas pengawasan yang dilakukan oleh komisaris.
 Daftar gaji dan honorarium serta tunjangan bagi anggota Direksi dan
Komisaris tahun yang lalu.
“ Persetujuan dan pengesahan RUPS terhadao laporan tahunan
perusahaan mengandung arti bahwa seluruh pemegang saham
melalui forum RUPS telah menerima dan menyetujui serta
membebaskan semua tindakan-tindakan kepengurusan Direksi dan
pengawasan oleh Komisaris yang telah dilakukan selama tahun
buku yang lalu yang kemudian tanggung jawabnya diambil alih
menjadi tanggung jawab perusahaan (pembebasan tanggung jawab)
‘Acquit Et Decharge’ “
- Menyetujui dan mengesahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan
yang akan datang.
- Menetapkan Merger (penggabungan) akuisisi, konsolidasi, pemisahan
perusahaan dan pembubaran perusahaan.
Dengan demikian, RUPS merupakan organ tertinggi didalam Perseroan
Terbatas. RUPS terdiri dari rapat Rapat Tahunan dan rapat-rapat lainnya.
Didalam RUPS ini setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara,
kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.
2. Direksi (Pengurus)
Direksi (pengurus) adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab
penuh atas kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan,
serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar. Jadi, kepengurusan perseroan dilakukan
oleh Direksi yang diangkat oleh RUPS sesuai dengan Anggaran Dasarnya.

- Persyaratan Menjadi Direksi (Direktur)
Kepengurusan Perseroan Terbatas dilakukan oleh Direksi yang
diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dalam jangka waktu tertentu.
Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai Direksi adalah :
 Orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum
(perbuatan yang melahirkan hak dan kewajiban).
 Tidak pernah dinyatakan pailid atau bangkrut.
 Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum tahun
pengangkatannya.
 Diantara para anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga,
saudara sampai derajat ketiga.
Bagi Perseroan Terbatas yang usahanya berkaitan dengan
menghimpun atau mengelola dana masyarakat atau mengeluarkan surat
pengakuan hutang, PT tersebut wajib mempunyai Direksi sedikitnya 2
(dua) orang Direksi.
Pengangkatan pertama kali Direksi bagi PT yang baruj didirikan
dilakukan oleh para pendiri perusahaan yang kemudian dituangkan dalam
Anggaran Dasar Pendirian Perseroan Terbatas. Hal demikian dengan
pertimbangan karena perseroan terbatas atau Direksi belum dapat
menyelenggarakan RUPS.
- Tugas Direksi
 Sebagai Perwakilan Perusahaan, sebagaimana ditegaskan dalam
pasal 82 UUPT bahwa “ Direksi bertanggung jawab penuh atas
kepengurusan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam
maupun diluar pengadilan”. Kecuali terjadi perkara di pengadilan PT
dengan Direksi yang bersangkutan, tetapi Direksi yang bersangkutan
memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan PT.
Pengecualian tersebut dimaksudkan untuk menghindari benturan
kepentingan antara kepentingan pribadi Direksi dengan kepentingan
PT dimana yang bersangkutan menjadi Direksi. Dalam keadaan yang
demikian, maka yang ditugaskan untuk mewakili PT adalah Direksi
yang lain atau Komisaris yang tidak memiliki pertentangan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan

perusahaan pada saat

terjadinya perkara pada PT. Dalam hal ini terlihat adanya dua sisi
tanggung jawab, yaitu :
Tanggung jawab ke dalam (intern), yaitu berkaitan dengan
kepengurusan jalannya dan maju mundurnya perseroan maka Direksi
bertanggung jawab penuh. Artinya, apabila perseroan mengalami
kerugian

akibat

kepengurusannya,

dari

kesalahan

Direksi

dalam

menjalankan

maka pengurus bertanggung jawab. Dalam

menyampaikan pertanggung jawaban intern ini Direksi dapat melalui
RUPS, sebagai organ tertinggi dalam perseroan. Dengan demikian
tanggung jawab intern ini lebih kepada tanggung jawab Direksi dalam
mencapai tujuan perseroan, sehingga ia harusa bertanggung jawab
kepada pemilik perseroan yaitu para pemegang saham.
Tanggung jawab keluar (extern), yaitu tanggung jawab terhadap pihak
ketiga, atau kepada siapa perseroan itu melakukan perbuatan atau
perjanjian. Dalam hal ini kedudukan pengurus menjalankan tugas
kepengurusannya adalah sebagai wakil yang bertindak untuk dan atas
nama perseroan. Sehingga tanggung jawab terhadap pihak ketiga,
yang terikat adalah PT, bukan pengurus secara pribadi, sepanjang
dilakukan berdasarkan etikad baik, sesuai dengan tugas dan
kewenangannya, untuk kepentingan dan tujuan perseroan berdasarkan
Anggaran Dasar.
 Sebagai Pengurusan (pengelolaan Perusahaan), pengelolaan suatu
PT dilaksanakan oleh Direksi dan berpedoman pada Anggaran Dasar
atau Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan RUPS.
Pelaksanaan tugas pengelolaan PT sangat luas, namun perbuatanperbuatan Direksi dibatasioleh maksud dan tujuan didirikannya PT.
Maksud dan tujuan PT masuk sebagai :
a. Sumber kekuasaan dan kewenangan Direksi.
b. Sebagai pembatas kewenangan bertindak Direksi baik sebagai
pengurus maupun sebagai perwakilan perbuatan-perbuatan yang
dilakukan oleh Direksi yang masih dalam ruang lingkup maksud
dan tujuan PT didirikan. Perbuatan tersebut disebut perbuatan
Intra Vires. Perbuatan-perbuatan yang masih dalam lingkup Intra
Vires menjadi tanggung jawab PT. Perbuatan-perbuatan hukum
Direksi baik yang bersifat pengelolaan maupun perwakilan yang
tidak termasuk ruang lingkup maksud dan tujuan PT didirikan
disebut perbuatan Ultra Vires, dan perbuatan tersebut menjadi
tanggung jawab Direksi yang bersangkutan. Setiap anggota
Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
perusahaan

apabila

yang

bersangkutanbersalah

atau

lalai

menjalankan tugasnya. Tanggung jawab ini baik secara pidana
ataupun secara perdata. Hal ini ditentukan dalam pasal 85 UUPT
yang antara lain menyebutkan, bahwa setiap Direksi wajib dengan
etikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dan usaha perseroan. Setiap anggota Direksi
bertanggung

jawab

penuh

secara

pribadi

apabila

yang

bersangkutan bersalah atau lalai daam menjalankan tugasnya,
kecuali apabila dapat membuktikan bahwa :
1. Kerugian tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya.
2. Direksi telah melakukan pengelolaan dengan itikad baik dan
berhati-hati.
3. Dapat

membuktikan

Direksi

yang

bersangkutan

tidak

mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak atas
tindakannya yang mengakibatkan kerugian.
4. Direksi telah mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya
atau berlanjutnya kerugian.
3. Dewan Komisaris
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi baik
diminta ataupun tidak dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan
tugasnya, Komisaris dapat membentuk komite audit untuk membantu
pelaksanaan tugas komisaris. Jumlah komite audit disesuaikan dengan
keperluannya. Misalnya komite audit keuangan tahunan, SDM, dll.
Pada dasarnya, Komisaris tidak mempunyai kewenangan dan tidak
mempunyai fungsi kepengurusan. Namun, apabila Direksi berhalangan, maka
Komisaris dapat diberikan kewenangan untuk melakukan pengurusan atau
pengelolaan sesuai dengan atau dengan keputusan RUPS. Alasan kedua,
apabila Direksi terdapat benturan antara kepentingan Direksi dengan
kepentingan PT. Wewenang dan kewajiban Komisaris ditetapkan dalam
Anggaran Dasar. Seperti halnya

pengurus, maka Komisaris

dapat

menjalankan tugasnya wajib dengan etikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan.
Setiap perseroan terbatas, wajib mempunyai komisaris dan jumlah
anggota Komisaris disesuaikan dengan keperluan PT. Namun, bagi PT yang
mengelola dana masyarakat atau telah menjual sahamnya dipasar modal (PT
Tbk.), yang telah mengeluarkan surat pengakuan hutang (obligasi), wajib
memiliki Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.
Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Komisaris, sama dengan
persyaratan menjadi Direksi. Pengangkatan menjadi Komisaris untuk yang
pertama kali pada proses pendirian PT dilakukan oleh para pendiri
perusahaan (bukan RUPS) yang kemudian diungkapkan dalam akta notaris
Anggaran Dasar Pendirian PT. Setiap anggota dewan Komisaris wajib
bekerja dengan itikad baik, hati-hati dan bertanggung jawab dala menjalankan
tugas pengawasan dan pemberian nasihat jalannya kepengurusan oleh Direksi
agar perseroan terbatas tetap sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rencana
Kerja Perusahaan. Setiap anggota dewan Komisaris bertanggung jawab atas
kerugian PT apabila Komisaris bersalah atau lalai dalam menjalankan
tugasnya, kecuali Komisaris dapat membuktikan bahwa :
 Komisaris telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan hati-hati
sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.
 Komiksaris tidak memiliki kepentingan pribadi baik langsung maupun
tidak atas tindakan kepengurusan atau kepengelolaan yang Dilakukan
Direksi yang kemudian tindakan tersebut mengakibatkan kerugian/
 Komisaris telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah
timbulnya atau berlanjutnya kerugian.
 Apabila perusahaan pailid bukan karena kesalahan atau kelalaian
Komisaris.

2.4.

Sistem Pertanggungjawaban Dalam Perseroan Terbatas
Perinsip pertanggung jawaban pemegang saham dalam perseroan terbatas

dikenal dengan istilah “ Fiercing The Coorporate Veil “ yang berarti pemegang
saham (persero) tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan-perikatan
atau perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk dan atas nama PT, dan pemegang
saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai nominal saham
yang telah diambilnya atau dimilikinya, kecuali apabila :
a. Persyaratan pendirian PT sebagai Badan Hukum tidak atau belum terpenuhi,
atau
b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak,
mempunyai itikad buruk hanya memanfaatkan PT semata-mata hanya untuk
kepentingan pribadi, atau
c. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
secara hukum menggunakan kekayaan PT yang menyebabkan kekayaan PT
jadi tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang PT, atau
d. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh PT.
Penjelasan : Apabila terjadi hal-hal tersebut diatas, maka dianggap telah
terjadi pencampuran harta kekayaan pribadi pemegang saham yang
bersangkutan dengan harta kekayaan PT. Sehingga, PT didirikan hanya
dipakai sebagai alat untuk kepentingan pribadi pemegang saham yang
bersangkutan , dan sebagai konsekuensinya, maka tanggung jawab
pemegang saham yang bersangkutan menjadi tidak terbatas pada nilai
saham yang dimilikinya. Tetapi, bertanggung jawab secara pribadi untuk
keseluruhan terhadap hutang-hutang perseroan terbatas.

2.5.

Permodalan Dalam Perseroan Terbatas
Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam

akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain
modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modala yang ditempatkan,
modal yang disetorkan, dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan
jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya
merupakan jumlah yang disertakan oleh para pendiri (persero). Modal yang
disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar
merupakan modak yang diwujudkan dalam jumlah uang.
Sebagaimana dijelaskan dalam UUPT bahwa modal Perseroan Terbatas
terbagi dalam saham-saham, yang masing-masing saham mempunyai nominal
tertentu. Keikutsertaan modal bagi pendiri menurut UUPT merupakan suatu
keharusan, sebagaimana ditentukan dalam pasal 7 (ayat 2) bahwa setiap pendiri
PT wajib mengambil bagian saham pada saat peseroan didirikan. Untuk
mendirikan Perseroan Terbatas harus ada modal dasar paling sedikit
Rp.20.000.000,00- (dua puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam pasal
25 (ayat 1) UIJPT.
Dibandingkan dengan KUHD mengenai batas minimal modal dasar tidak
ditentukan. Dengan ketentuan batas minimal modal dasar ini memang dalam
perkembangannya harus ada penyesuaian, karena nilai rupiah yang selalu tidak
stabil dan mengalami perubahan, sehingga batas minimal ini untuk beberapa
tahun yang akan datang sudah tidak sesuai lagi. Disamping batas minimal modal
dasar juga ditetukan bahwa, pada saat pendirian Perseroan, paling sedikit 25%
(dua puuh lima persen) dari modal harus sudah ditempatkan, dan setiap
penempatan modal tersebut harus sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh
persen) dan nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan, dan seluruh nominal
saham yang telah dikeluarkan harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan
perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Sedangkan pengeluaran saham
selanjutnya setiap kali harus disetor penuh.
Dari ketentuan permodalan ini menggambarkan bahwa para pendiri
perseroan tidak hanya sekedar mendirikan perseroan saja, tapi ia juga harus benarbenar turut serta dalam permodalan perseroan yang dengan sendirinya turut
bertanggung jawab atas jalannya perseroan.

BAB III
KESIMPULAN

3.1.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari beberapa bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa :
1. Mengenai prosedur pendirian Perseroan Terbatas menurut KUHD
dengan UUPT tahap-tahap yang harus ditempuh pada prinsipnya sama.
Yaitu ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk pendirian
Perseroan Terbatas, antara lain : tahap pembuatan akta, pengesahan,
pendaftaran, dan pengumuman.
2. Sebagai Badan Hukum, dalam menjalankan kepengurusan Perseroan
Terbatas mempunyai organ, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Direksi (Pengurus), dan Dewan Komisaris, sebagaimana
disebutkan dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT.
3. Pemegang saham (persero) tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan-perikatan atau perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk dan atas
nama PT, dan pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian
PT melebihi nilai nominal saham yang telah diambilnya atau dimilikinya.
4. Untuk mendirikan Perseroan Terbatas harus ada modal dasar paling
sedikit Rp.20.000.000,00- (dua puluh juta rupiah), sebagaimana
ditentukan dalam pasal 25 (ayat 1) UIJPT.
Disamping batas minimal modal dasar juga ditentuka bahwa, pada saat
pendirian Perseroan, paing sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari
modal dasar harus sudah ditempatkan, dan setiap penempatan modal
tersebut harus sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan
nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan, dan seluruh saham yang
telah dikeluarkan harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan
perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Sedangkan pengeluaran
saham yang selanjutnya setiap kali harus disetor penuh.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad.2006. Hukum Perusahaan Indonesia.Bandung: Citra
Aditya Bakti
Chidir Ali, SH.2002. Badan Hukum. Bandung: Alumni 1987 Paramita
Undang—No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Eva Yusinta
 
Kumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumKumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumEko Nainggolan
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiHilde194
 
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3Ervina Nurjanah
 
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisirinawlnsr
 
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranMakalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranFahmy Metala
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliyanatal kristiono
 

La actualidad más candente (20)

Pengantar Hukum Dagang
Pengantar Hukum DagangPengantar Hukum Dagang
Pengantar Hukum Dagang
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN HUKUM PERUSAHAAN
HUKUM PERUSAHAAN
 
Kumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumKumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukum
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Laporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuanganLaporan presentasi keuangan
Laporan presentasi keuangan
 
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam OrganisasiKonsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
Konsep Kekuasaan, Politik dan Hukum dalam Organisasi
 
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
 
Identitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasiIdentitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasi
 
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
 
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaranMakalah riset-pasar-dan-pemasaran
Makalah riset-pasar-dan-pemasaran
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Makalah rule of law
Makalah rule of lawMakalah rule of law
Makalah rule of law
 
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
Latihan soal pasar modal
Latihan soal pasar modalLatihan soal pasar modal
Latihan soal pasar modal
 
Presentasi Koperasi
Presentasi KoperasiPresentasi Koperasi
Presentasi Koperasi
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAANWAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
 
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliyaKetahanan nasional di bidang politik   luthfatul amaliya
Ketahanan nasional di bidang politik luthfatul amaliya
 

Destacado

Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Adendum perjanjian
Adendum perjanjianAdendum perjanjian
Adendum perjanjianLegal Akses
 

Destacado (6)

surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Adendum perjanjian
Adendum perjanjianAdendum perjanjian
Adendum perjanjian
 

Similar a PERSEROAN TERBATAS (Proses Pendirian PT)

3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...
3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...
3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...Ferdy123456789
 
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...Rinytrianas21
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...farizsatiano32
 
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buana
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buanaHbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buana
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buanaMeikaSihombimg
 
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...WennaSustiany
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018febrysaragih
 
Hbl agnes monica,hapzi ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...
Hbl agnes monica,hapzi  ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...Hbl agnes monica,hapzi  ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...
Hbl agnes monica,hapzi ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...AgnesMonica14
 
Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatZainal Abidin
 
hkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfhkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfRokiitlay
 
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...WennaSustiany
 
ALVIN HUSNI.pptx
ALVIN HUSNI.pptxALVIN HUSNI.pptx
ALVIN HUSNI.pptxSreziuss
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,20183. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018indah kayani
 
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...Chives Radin
 
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...chivesradin1
 
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,20193,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019An Nisa Rizki Yulianti
 
Bahan peng. bisnis
Bahan peng. bisnisBahan peng. bisnis
Bahan peng. bisnishudanolips
 
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataZainal Abidin
 
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...Naufal Alwan
 

Similar a PERSEROAN TERBATAS (Proses Pendirian PT) (20)

3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...
3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...
3, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universits ...
 
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...
Hbl 3, riny triana savitri, prof. hapzi ali, bentuk badan usaha perseoan terb...
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
 
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buana
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buanaHbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buana
Hbl 3, mei ika, hapzi ali, perseroan terbatas, mercu buana
 
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, aspek hu...
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
 
Hbl agnes monica,hapzi ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...
Hbl agnes monica,hapzi  ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...Hbl agnes monica,hapzi  ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...
Hbl agnes monica,hapzi ali,bentuk bentuk badan usaha dan perseroan terbatas,...
 
Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi Advokat
 
hkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdfhkm bisnis.pdf
hkm bisnis.pdf
 
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...
Tm 3, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, aspek hukum bentuk badan usaha , mak...
 
ALVIN HUSNI.pptx
ALVIN HUSNI.pptxALVIN HUSNI.pptx
ALVIN HUSNI.pptx
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,20183. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
3. hbl, indah kayani, hapzi ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas,2018
 
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...
3. hbl,chives radin ,prof.hapzi ali,bentuk badan hukum perseroan terbatas,uni...
 
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...
HBL (2), Chives radin, Hapzi Ali, bentuk badan hukum perseroan terbatas, Univ...
 
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,20193,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019
3,hbl,an nisa rizki ,hapzi ali,bentuk badan hukum,universitas mercu buana,2019
 
Bahan peng. bisnis
Bahan peng. bisnisBahan peng. bisnis
Bahan peng. bisnis
 
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
 
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Aspek Hukum Bentuk Badan Usaha, Universitas Mer...
 
Badan usaha
Badan usahaBadan usaha
Badan usaha
 

Último

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 

Último (20)

PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 

PERSEROAN TERBATAS (Proses Pendirian PT)

  • 1. “ PERSEROAN TERBATAS ” Oleh : Muhammad Harry Supriyadi ( 1710022 ) Hukum Bisnis Manajemen Bisnis Industri (MBI) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur Alhamdulillah penyusun sampaikan ke-Hadirat Allah SWT, atas rahmat, kasih, dan anugerahNya serta segala kenikmatan kekuatan lahir dan batin yang masih diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tugas makalah yang berjudul “Perseroan Terbatas” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas secara umum dengan struktur, sistem pertanggung jawaban, dan permodalan dalam pendirian Perseroan Terbatas dan juga untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penyusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) untuk mata kuliah Hukum Bisnis. . Penyusun sangat menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dalam tugas makalah ini, yang mana masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terimakasih Jakarta, Januari 2012 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar....................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................2 1.3 Batasan Masalah..............................................................................................2 1.4 Tujuan Pembuatan...........................................................................................3 Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Perseroan Terbatas.........................................................................4 2.2 Proses Pendirian Perseroan Terbatas................................................................5 2.2.1. Tahap Pembuatan akta............................................................................5 2.2.2. Tahap Pengesahan..................................................................................6 2.2.3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman....................................................8 2.3 Struktur dalam Perseroan Terbatas (Organ PT)...............................................8 2.3.1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)................................................9 2.3.2. Direksi (Pengurus).................................................................................10 2.3.3. Dewan Komisaris..................................................................................14 2.4 Sistem Pertanggung jawaban dalam Perseroan Terbatas................................15 2.5 Permodalan Dalam Perseroan Terbatas...........................................................16 Bab III Kesimpulan 3.1 Kesimpulan......................................................................................................18 Daftar Pustaka
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi. Ada yang mengenal badan hukum perseorangan atau pribadi, dan juga badan hukum yang merupakan organisasi. Badan hukum tersebut merupakan segala sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban , dapat melakukan perbuatan hukum, dapat menjadi subjek hukum, dan dapat dipertanggungjawabkan seperti halnya manusia. Jika dikaitkan dengan perbuatan hukum, itu berarti badan hukum juga mempunyai hak dan kewajiban, harta kekayaan, dan tanggung jawab yang terpisah dari orang perseorangan. Beberapa sumber pengertian tentang Badan Hukum yaitu antara lain menurut Maijers Badan Hukum adalah meliputi segala sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. Sedangkan menurut Logemann, Badan Hukum adalah suatu personifikatic (personifikasi) yaitu suatu bestendigheid (perwujudan, penjelmaan) hak dan kewajiban. Sedang menurut E. Utrcht menyatakan, Badan Hukum (rechrtspersoon), yaitu badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan, bahwa Badan Hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia. Menurut R. Subekti, Badan Hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat didepan hakim. R. Rochmat Soemitro mengemukakan bahwa Badan Hukum (rechtspersoon) ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi. Sri Soedewi Maschun Sofwan menjelaskan bahwa manusia adalah badan pribadi, itu adalah manusia tunggal. Selain dari manusia tunggal, dapat juga oleh hukum diberikan kedudukan sebagai badan pribadi kepada wujud lain, disebut badan hukum yaitu kumpulan dari orang—
  • 5. orang bersama—sama mendirikan suatu badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan, yang tersendirikan untuk tujuan tertentu. Dalam melaksanakan kewajiban badan hukum tersebut, sudah pasti terdapat pengurus atau anggota badan hukum yang melaksanakannya. Tentu pengurus tersebut telah ditunjuk sesuai dengan anggaran dasarnya. Jadi, sesuatu yang dilakukan para pengurusnya pasti mengikat badan hukum itu sendiri, tetapi tidak mengikat pengurusnya secara pribadi, dan yang bertanggung jawab nantinya adalah badan hukum tersebut, bukan secara pribadi pengurusnya sepanjang hal itu dilakukan sesuai dengan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada pengurus sesuai anggaran dasar yang telah ditetapkan. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam makalah ini adalah : - Bagaimanakah proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas ? - Bagaimanakah struktur dalam Perseroan Terbatas ? - Bagaimana fungsi dari Perseroan Terbatas ? - Bagaimanakah sistem pertanggung jawaban dalam Perseroan Terbatas ? - Bagaimana pemodalan dalam Perseroan Terbatas ? 1.3. Apa pengertian Perseroan Terbatas ? Batasan Masalah Agar pembahasan dalam makalah ini lebih fokus, maka pembahasan perlu dibatasi dalam pengertian Perseroan Terbatas, bagaimana proses pendirian,
  • 6. struktur, fungsi, sistem pertanggung jawaban, dan pemodalan dalam Perseroan Terbatas saja. 1.4. Tujuan Pembuatan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pendirian sebuah Perseroan Terbatas dan juga untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) untuk mata kuliah Hukum Bisnis. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (PT) atau dalam bahasa belanda disebut Naamloze Vennootschaap (NV) adalah suatu bentuk usaha persekutuan perdata yang modalnya dari para sekutu yang disebut Persero atau suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak atau sesuai dengan saham yang dimilikinya. Perkumpulan persekutuan perdatanya disebut perseroan. Sesuai dengan pengertiannya, istilah terbatas menggambarkan batas tanggung jawab persero (pemegang saham) adalah terbatas pada nilai nominal yang tertera pada surat sero (surat saham) yang dimilikinya. Perseroan Terbatas merupakan Badan Hukum yang besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan dalam Perseroan Terbatas terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan, sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Apabila perusahaan memiliki hutang, dan hutang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan hutang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Dan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan (Deviden) yang
  • 7. besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh dari para pemilik obligasi adalh mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya PT tersebut. Terdapat 2 jenis dari perseroan terbatas, yaitu Terbuka dan Tertutup. PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli saham perusahaan tersebut. PT Tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari kalangan tertentu, misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum. Perseroan Terbatas spada hakikatnya merupakan asosiasi atau perkumpulan modal yang oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas diberikan setatus Badan Hukum dan PT merupakan wadah kerja sama usaha dari para pemegang saham untuk menjalankan usahanya. Keanggotaan pemegang saham (persero) didalam PT sangat mudah untuk dialihkan kepada pihak lain sehingga sifat kepribadian PT sudah tidak diutamakan. PT juga merupakan subjek hukum yang mandiri yang dapat memiliki hak dan kewajiban seperti yang dimiliki manusia. Keberadaan PT tidak tergantung pada keadaan Direksi dan Komisaris walaupun posisi Direksi dan Komisaris tersebut kosong, PT tetap merupakan Badan Hukum. 2.2. Proses Pendirian Perseroan Terbatas Dalam prosedur pembahasan mengenai pendirian Perseroan Terbatas (PT) menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dengan UndangUndang Perseroan Terbatas (UUPT) tahap-tahap yang harus ditempuh pada umumnya sama. Beberapa tahap yang harus dilakukan antara lain adalah tahap pembuatan akta, pengesahan, pendaftaran, dan pengumuman. 1. Tahap Pembuatan Akta Sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 7 (ayat 1) Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) dinyatakan bahwa perseroan didirikan oleh 2
  • 8. (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indinesia. Dan juga disebutkan dalam pengertian Perseroan Terbatas, bahwa PT didirikan berdasarkan perjanjian, juga menunjukkan PT harus didirikan setidaknya oleh 2 (dua) orang atau lebih , karena perjanjian seridaknya diadakan oleh minimal 2 (dua) orang. Disamping itu PT harus didirikan dengan fakta otentik dalam hal ini oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang yaitu Notaris, yang didalamnya memuat Anggran Dasar dan keterangan lainnya. Pada saat pendirian, dipersyaratkan para pendiri wajib mengambil bagian saham atau modal. 2. Tahap Pengesahan Setelah dibuat akta pendirian yang didalamnya memuat Anggaran Dasar dan keterangan lainnya, kemudian dimintakan pengesahannya. Pengesahan yang dimaksud disini adalah pengesahan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Menteri. Pengesahan ini mengandung arti penting bagi pendirian Perseroan Terbatas, karena menentukan kapan perseroan tersebut memperoleh setatus Badan Hukum. Dalam hal ini berdasarka pasal 7 (ayat 6) UUPT, disebutkan bahwa perseroan memperoleh setatus Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri, sedangkan didalam KUHD pengesahan ini tidak ada. Didalam KUHD bedasarkan pasal 36 hanya disebutkan bahwa sebelum Perseroan Terbatas didirikan, maka akta pendiriannya harus dimintakan pembenaran kepada Gubernur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu. Dari ketentuan ini pengesahan pada dasarnya sama dengan pembenaran, sehungga dilihat dari persyaratan itu baik KUHD maupun UUPT sama-sama bahwa akta pendirian Perseroan Terbatas harus dimintakan pengesahan atau pembenaran. Hanya masalah kapan perseroan terbatas itu memperoleh status Badan Hukum dalam KUHD tidak ditegaskan. Sedangkan dalam UUPT ditegaskan yaitu, sejak diberikannya pengesahan akta pendiriannya oleh Menteri. Mengenai prosedur pengesahan dijelaskan dalam UUPT pasal 9 yang menyatakan bahwa, untuk memperoleh pengesahan Menteri, para pendiri
  • 9. bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan akta pendirian PT. Biasanya permohonan pengesahan ini sekaligus ditangani dan diajukan oleh notarisnya yang membuat akta. Karena pada umumnya para pendiri tidak mau repot mengurus sendiri pengesahan ini, sehingga biasanya notarius yang membuatkan akta pendirian sekaligus diminta untuk menguruskan pengesahannya. Pengesahan tersebut sesuai dengan pasal 9 (ayat 2) harus diberikan paling lama dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah permohonan diterima. Dibandingkan dengan KUHD yang tidak mengatur mengenai jangka waktu kapan pengesahan harus diberikan sehingga pada waktu itu orang mendirikan PT dapat memakan waktu yang cukup lama, maka pengesahan menurut UUPT ini lebih tegas dan relatif cepat sepanjang dilaksanakan dengan benar. Hanya persoalannya apakah waktu 60 (enam puluh) hari itu benar-benar dapat dipenuhi atau tidak. Proses pemberian pengesahan yang cukup lama akan menimbulkan persoalan tersendiri, manakala Perseroan Terbatas itu sudah melaksanakan kegiatannya, sedangkan setatus hukumnya belum jelas. Persoaln ini akan timbul berkaitan dengan tanggung jawab terutama terhadap pihak ketiga, dalam hal ini siapakah yang harus bertanggung jawab ? Persoalan lain yang menjadi pertanyaan apabila ternyata dalam waktu 60 hari itu ternyata pengesahan tidak dapat diberikan, atau ditolak, sedang semua persyaratan telah terpenuhi sehingga tidak ada alasan untuk menolak/memberikan pengesahan, maka apakah bagi pendiri dapat mengajukan Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) bagi Pejabat yang harusnya memberikan keputusan pengesahan. Dalam hal permohonan ditolak maka penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada pemohon beserta alasannya, juga dalam waktu 60 (enam puluh) hari. Dengan ketentuan batas ketentuan 60 (enam puluh) hari itu memang akan mempermudah dan mempercepat, dan yang lebih penting lebih efisien, sehingga batas waktu itu benar-benar dapat dipenuhi. Ringkasnya syarat perusahaan untuk mendapatkan pengesahan atau izin dari pejabat terkait adalah :
  • 10. - Perseroan Terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum. - Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang. - Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007 keduanya tentang perseroan terbatas). 3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman Didalam UUPT pendaftaran dan pengumuman dijadikan satu dalam satu bagian ketentuan yaitu bagian ketiga pasal 21, 22, dan 23. Yang perlu diperhatika mengenai pendaftaran dan pengumuman menurut UUPT ini adalah bahwa yang dimaksud pendaftaran disini adalah, pendaftaran dalam Daftar Perusahaan, yang didalama penjelasannya dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Daftar Perusahaan” adalah daftar perusahaan sebagaimana dimaksud dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Sehingga dengan demikian penadftarannya dilakukan di kantor pendaftaran perusahaan yaitu didalam UU nomor 3 tahun 1982 sperti halnya kewajiban kewajiban pendaftaran perusahaan pada umunya. Sedangkan untuk pengumuman tetap berlaku dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI). Menurut UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupaka kewajiban Direksi PT yang bersangkutan, akan tetapi sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan atau kewajiban Menteri Hukum dan HAM. Setelah tahapan tersebut dilalui, maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. 2.3. Struktur Dalam Perseroan Terbatas (Organ PT) Perseroan Terbatas yang bersetatus sebagai Badan Hukum, maka dalam kepengurusannya memiliki organ, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi (Pengurus), Dewan Komisaris, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT. Jika dibandingkan dengan ketentuan yang tertera
  • 11. dalam KUHD terdapat perbedaan yang berkaitan dengan pengurus, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 44 KUHD bahwa Perseroan diurus oleh pengurus, dengan atau tidak dengan komisaris pengawas. Dari ketentuan tersebut menurut KUHD, komisaris atau pengawas bukan merupakan suatu keharusan, dalam hal ini dapat dilihat dari kalimat dengan atau tidak dengan komisaris, yang mengandung makna tidak harus. Sedangkan menurut UUPT, komisaris merupakan salah satu organ perseroan yang harus ada, bahkan didalam ketentuan selanjutnya bagi Perseroan yang bidang usahanya mengerahkna dana masyarakat, menerbitkan surat pengakuan utang atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang Pengurus dan 2 (dua) orang komisaris. Berikut penjelasan masing-masing organ PT teserbut, baik tugas dan kewenangan masing-masing : 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah satu kelengkapan organisasi PT yang paling utama dan merupakan forum rapat dari para pemegang saham atau pemilik perusahaan (pemilik modal) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas dan memegang segala kewenangan yang ada pada perseroan terbatas yang tidak diserahkan atau diberikan pada Direksi atau Komisaris serta RUPS berhak memperoleh segala penjelasan yang berkaitan dengan semua kegiatan PT. RUPS mempunyai kewenangan : - Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris. - Membuat dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah Tangga Perusahaan. - Menyetujui atau mengesahkan laporan tahunan perusahaan. Laporan tahunan tersebut terdiri dari :  Laporan keuangan yang menyangkut sekurang-kurangnya :  Laporan tentang kegiatan perusahaan, laporan tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility).  Masalah-masalah yang timbul selama tahun buku yang bersangkutan yang mempengaruhi kegiatan usaha, misalnya mogok karyawan atau karyawan yang cuti.  Laporan tugas pengawasan yang dilakukan oleh komisaris.
  • 12.  Daftar gaji dan honorarium serta tunjangan bagi anggota Direksi dan Komisaris tahun yang lalu. “ Persetujuan dan pengesahan RUPS terhadao laporan tahunan perusahaan mengandung arti bahwa seluruh pemegang saham melalui forum RUPS telah menerima dan menyetujui serta membebaskan semua tindakan-tindakan kepengurusan Direksi dan pengawasan oleh Komisaris yang telah dilakukan selama tahun buku yang lalu yang kemudian tanggung jawabnya diambil alih menjadi tanggung jawab perusahaan (pembebasan tanggung jawab) ‘Acquit Et Decharge’ “ - Menyetujui dan mengesahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang akan datang. - Menetapkan Merger (penggabungan) akuisisi, konsolidasi, pemisahan perusahaan dan pembubaran perusahaan. Dengan demikian, RUPS merupakan organ tertinggi didalam Perseroan Terbatas. RUPS terdiri dari rapat Rapat Tahunan dan rapat-rapat lainnya. Didalam RUPS ini setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali Anggaran Dasar menentukan lain. 2. Direksi (Pengurus) Direksi (pengurus) adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Jadi, kepengurusan perseroan dilakukan oleh Direksi yang diangkat oleh RUPS sesuai dengan Anggaran Dasarnya. - Persyaratan Menjadi Direksi (Direktur)
  • 13. Kepengurusan Perseroan Terbatas dilakukan oleh Direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dalam jangka waktu tertentu. Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai Direksi adalah :  Orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum (perbuatan yang melahirkan hak dan kewajiban).  Tidak pernah dinyatakan pailid atau bangkrut.  Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum tahun pengangkatannya.  Diantara para anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga, saudara sampai derajat ketiga. Bagi Perseroan Terbatas yang usahanya berkaitan dengan menghimpun atau mengelola dana masyarakat atau mengeluarkan surat pengakuan hutang, PT tersebut wajib mempunyai Direksi sedikitnya 2 (dua) orang Direksi. Pengangkatan pertama kali Direksi bagi PT yang baruj didirikan dilakukan oleh para pendiri perusahaan yang kemudian dituangkan dalam Anggaran Dasar Pendirian Perseroan Terbatas. Hal demikian dengan pertimbangan karena perseroan terbatas atau Direksi belum dapat menyelenggarakan RUPS. - Tugas Direksi  Sebagai Perwakilan Perusahaan, sebagaimana ditegaskan dalam pasal 82 UUPT bahwa “ Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan”. Kecuali terjadi perkara di pengadilan PT dengan Direksi yang bersangkutan, tetapi Direksi yang bersangkutan memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan PT. Pengecualian tersebut dimaksudkan untuk menghindari benturan kepentingan antara kepentingan pribadi Direksi dengan kepentingan PT dimana yang bersangkutan menjadi Direksi. Dalam keadaan yang demikian, maka yang ditugaskan untuk mewakili PT adalah Direksi
  • 14. yang lain atau Komisaris yang tidak memiliki pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan pada saat terjadinya perkara pada PT. Dalam hal ini terlihat adanya dua sisi tanggung jawab, yaitu : Tanggung jawab ke dalam (intern), yaitu berkaitan dengan kepengurusan jalannya dan maju mundurnya perseroan maka Direksi bertanggung jawab penuh. Artinya, apabila perseroan mengalami kerugian akibat kepengurusannya, dari kesalahan Direksi dalam menjalankan maka pengurus bertanggung jawab. Dalam menyampaikan pertanggung jawaban intern ini Direksi dapat melalui RUPS, sebagai organ tertinggi dalam perseroan. Dengan demikian tanggung jawab intern ini lebih kepada tanggung jawab Direksi dalam mencapai tujuan perseroan, sehingga ia harusa bertanggung jawab kepada pemilik perseroan yaitu para pemegang saham. Tanggung jawab keluar (extern), yaitu tanggung jawab terhadap pihak ketiga, atau kepada siapa perseroan itu melakukan perbuatan atau perjanjian. Dalam hal ini kedudukan pengurus menjalankan tugas kepengurusannya adalah sebagai wakil yang bertindak untuk dan atas nama perseroan. Sehingga tanggung jawab terhadap pihak ketiga, yang terikat adalah PT, bukan pengurus secara pribadi, sepanjang dilakukan berdasarkan etikad baik, sesuai dengan tugas dan kewenangannya, untuk kepentingan dan tujuan perseroan berdasarkan Anggaran Dasar.  Sebagai Pengurusan (pengelolaan Perusahaan), pengelolaan suatu PT dilaksanakan oleh Direksi dan berpedoman pada Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan RUPS. Pelaksanaan tugas pengelolaan PT sangat luas, namun perbuatanperbuatan Direksi dibatasioleh maksud dan tujuan didirikannya PT. Maksud dan tujuan PT masuk sebagai : a. Sumber kekuasaan dan kewenangan Direksi. b. Sebagai pembatas kewenangan bertindak Direksi baik sebagai pengurus maupun sebagai perwakilan perbuatan-perbuatan yang
  • 15. dilakukan oleh Direksi yang masih dalam ruang lingkup maksud dan tujuan PT didirikan. Perbuatan tersebut disebut perbuatan Intra Vires. Perbuatan-perbuatan yang masih dalam lingkup Intra Vires menjadi tanggung jawab PT. Perbuatan-perbuatan hukum Direksi baik yang bersifat pengelolaan maupun perwakilan yang tidak termasuk ruang lingkup maksud dan tujuan PT didirikan disebut perbuatan Ultra Vires, dan perbuatan tersebut menjadi tanggung jawab Direksi yang bersangkutan. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perusahaan apabila yang bersangkutanbersalah atau lalai menjalankan tugasnya. Tanggung jawab ini baik secara pidana ataupun secara perdata. Hal ini ditentukan dalam pasal 85 UUPT yang antara lain menyebutkan, bahwa setiap Direksi wajib dengan etikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai daam menjalankan tugasnya, kecuali apabila dapat membuktikan bahwa : 1. Kerugian tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. 2. Direksi telah melakukan pengelolaan dengan itikad baik dan berhati-hati. 3. Dapat membuktikan Direksi yang bersangkutan tidak mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak atas tindakannya yang mengakibatkan kerugian. 4. Direksi telah mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya kerugian. 3. Dewan Komisaris Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi baik diminta ataupun tidak dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan
  • 16. tugasnya, Komisaris dapat membentuk komite audit untuk membantu pelaksanaan tugas komisaris. Jumlah komite audit disesuaikan dengan keperluannya. Misalnya komite audit keuangan tahunan, SDM, dll. Pada dasarnya, Komisaris tidak mempunyai kewenangan dan tidak mempunyai fungsi kepengurusan. Namun, apabila Direksi berhalangan, maka Komisaris dapat diberikan kewenangan untuk melakukan pengurusan atau pengelolaan sesuai dengan atau dengan keputusan RUPS. Alasan kedua, apabila Direksi terdapat benturan antara kepentingan Direksi dengan kepentingan PT. Wewenang dan kewajiban Komisaris ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Seperti halnya pengurus, maka Komisaris dapat menjalankan tugasnya wajib dengan etikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan. Setiap perseroan terbatas, wajib mempunyai komisaris dan jumlah anggota Komisaris disesuaikan dengan keperluan PT. Namun, bagi PT yang mengelola dana masyarakat atau telah menjual sahamnya dipasar modal (PT Tbk.), yang telah mengeluarkan surat pengakuan hutang (obligasi), wajib memiliki Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Komisaris, sama dengan persyaratan menjadi Direksi. Pengangkatan menjadi Komisaris untuk yang pertama kali pada proses pendirian PT dilakukan oleh para pendiri perusahaan (bukan RUPS) yang kemudian diungkapkan dalam akta notaris Anggaran Dasar Pendirian PT. Setiap anggota dewan Komisaris wajib bekerja dengan itikad baik, hati-hati dan bertanggung jawab dala menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat jalannya kepengurusan oleh Direksi agar perseroan terbatas tetap sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rencana Kerja Perusahaan. Setiap anggota dewan Komisaris bertanggung jawab atas kerugian PT apabila Komisaris bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya, kecuali Komisaris dapat membuktikan bahwa :  Komisaris telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan hati-hati sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan.
  • 17.  Komiksaris tidak memiliki kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak atas tindakan kepengurusan atau kepengelolaan yang Dilakukan Direksi yang kemudian tindakan tersebut mengakibatkan kerugian/  Komisaris telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya kerugian.  Apabila perusahaan pailid bukan karena kesalahan atau kelalaian Komisaris. 2.4. Sistem Pertanggungjawaban Dalam Perseroan Terbatas Perinsip pertanggung jawaban pemegang saham dalam perseroan terbatas dikenal dengan istilah “ Fiercing The Coorporate Veil “ yang berarti pemegang saham (persero) tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan-perikatan atau perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk dan atas nama PT, dan pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai nominal saham yang telah diambilnya atau dimilikinya, kecuali apabila : a. Persyaratan pendirian PT sebagai Badan Hukum tidak atau belum terpenuhi, atau b. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak, mempunyai itikad buruk hanya memanfaatkan PT semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi, atau c. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara hukum menggunakan kekayaan PT yang menyebabkan kekayaan PT jadi tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang PT, atau d. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PT. Penjelasan : Apabila terjadi hal-hal tersebut diatas, maka dianggap telah terjadi pencampuran harta kekayaan pribadi pemegang saham yang bersangkutan dengan harta kekayaan PT. Sehingga, PT didirikan hanya dipakai sebagai alat untuk kepentingan pribadi pemegang saham yang bersangkutan , dan sebagai konsekuensinya, maka tanggung jawab pemegang saham yang bersangkutan menjadi tidak terbatas pada nilai
  • 18. saham yang dimilikinya. Tetapi, bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan terhadap hutang-hutang perseroan terbatas. 2.5. Permodalan Dalam Perseroan Terbatas Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modala yang ditempatkan, modal yang disetorkan, dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para pendiri (persero). Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modak yang diwujudkan dalam jumlah uang. Sebagaimana dijelaskan dalam UUPT bahwa modal Perseroan Terbatas terbagi dalam saham-saham, yang masing-masing saham mempunyai nominal tertentu. Keikutsertaan modal bagi pendiri menurut UUPT merupakan suatu keharusan, sebagaimana ditentukan dalam pasal 7 (ayat 2) bahwa setiap pendiri PT wajib mengambil bagian saham pada saat peseroan didirikan. Untuk mendirikan Perseroan Terbatas harus ada modal dasar paling sedikit Rp.20.000.000,00- (dua puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam pasal 25 (ayat 1) UIJPT. Dibandingkan dengan KUHD mengenai batas minimal modal dasar tidak ditentukan. Dengan ketentuan batas minimal modal dasar ini memang dalam perkembangannya harus ada penyesuaian, karena nilai rupiah yang selalu tidak stabil dan mengalami perubahan, sehingga batas minimal ini untuk beberapa tahun yang akan datang sudah tidak sesuai lagi. Disamping batas minimal modal dasar juga ditetukan bahwa, pada saat pendirian Perseroan, paling sedikit 25% (dua puuh lima persen) dari modal harus sudah ditempatkan, dan setiap penempatan modal tersebut harus sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan, dan seluruh nominal saham yang telah dikeluarkan harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan
  • 19. perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Sedangkan pengeluaran saham selanjutnya setiap kali harus disetor penuh. Dari ketentuan permodalan ini menggambarkan bahwa para pendiri perseroan tidak hanya sekedar mendirikan perseroan saja, tapi ia juga harus benarbenar turut serta dalam permodalan perseroan yang dengan sendirinya turut bertanggung jawab atas jalannya perseroan. BAB III KESIMPULAN 3.1. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dari beberapa bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Mengenai prosedur pendirian Perseroan Terbatas menurut KUHD dengan UUPT tahap-tahap yang harus ditempuh pada prinsipnya sama. Yaitu ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk pendirian Perseroan Terbatas, antara lain : tahap pembuatan akta, pengesahan, pendaftaran, dan pengumuman. 2. Sebagai Badan Hukum, dalam menjalankan kepengurusan Perseroan Terbatas mempunyai organ, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi (Pengurus), dan Dewan Komisaris, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 (ayat 2) UUPT. 3. Pemegang saham (persero) tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan-perikatan atau perjanjian-perjanjian yang dibuat untuk dan atas nama PT, dan pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai nominal saham yang telah diambilnya atau dimilikinya.
  • 20. 4. Untuk mendirikan Perseroan Terbatas harus ada modal dasar paling sedikit Rp.20.000.000,00- (dua puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam pasal 25 (ayat 1) UIJPT. Disamping batas minimal modal dasar juga ditentuka bahwa, pada saat pendirian Perseroan, paing sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus sudah ditempatkan, dan setiap penempatan modal tersebut harus sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan, dan seluruh saham yang telah dikeluarkan harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Sedangkan pengeluaran saham yang selanjutnya setiap kali harus disetor penuh.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad.2006. Hukum Perusahaan Indonesia.Bandung: Citra Aditya Bakti Chidir Ali, SH.2002. Badan Hukum. Bandung: Alumni 1987 Paramita Undang—No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas