SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
BAB 5
PENILAIAN SURAT BERHARGA
Harga (nilai) surat berharga pada dasarnya adalah present
value dari aliran kas masa mendatang yang akan
diberikan kepada pemegang surat berharga tersebut.
Beberapa jenis surat berharga mempunyai skedul
pemberian aliran kas di masa mendatang yang cukup
jelas, sedangkan beberapa jenis yang lain mempunyai
skedul pemberian aliran kas yang tidak cukup jelas.
Meskipun demikian basis penilaian yang dipakai tetap
sama, yaitu present value aliran kas di masa mendatang.
1. Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau negara. Jangka waktu jatuh tempo
obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek
seperti satu tahun, dan ada yang jangka panjang, yaitu
30 tahun. Bahkan ada obligasi yang dikeluarkan
dengan jangka waktu jatuh tempo yang tidak terbatas.
Obligasi tersebut dinamakan consol. Obligasi
mempunyai ciri pembayaran bunga yang bersifat tetap
untuk setiap periodenya.
Beberapa istilah kunci yang berkaitan dengan obligasi
adalah sebagai berikut ini.
1.Nilai Nominal (Par Value) adalah harga yang tercantum
pada surat obligasi. Nilai tersebut mencerminkan harga
yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat
jatuh tempo.
2.Kupon Tingkat Bunga adalah tingkat bunga (dalam
persentase berdasarkan nilai nominal) yang akan
dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi.
3.Jatuh Tempo atau jangka waktu (usia) suatu obligasi
biasanya ditetapkan dalam satuan tahun. Pada saat jatuh
tempo, penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk
melunasi pemegang obligasi sebesar nilai nominalnya.
1.1. Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas
Nilai suatu obligasi bisa dihitung sebagai present value dari
aliran kas yang akan diterima di masa mendatang oleh
pemegang obligasi.
Harga obligasi tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.
n
Bunga
Nominal
Harga = ∑ -------------- + ---------------- ……… (1)
t=1 (1+kd)t
(1+kd)n
Biasanya perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan
menetapkan nilai nominalnya sedemikian rupa sehingga
harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.
Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia
obligasi tersebut. Tingkat keuntungan yang disyaratkan
(kd) bisa berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan
tersebut merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas
risiko dan premi risiko.
Tingkat keuntungan Tingkat keuntungan
yang disyaratkan
= aset bebas risiko + Premi risiko
Tingkat keuntungan aset bebas risiko dan premi risiko
tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut ini:
1.Premi maturity: Jangka waktu (jatuh tempo) yang
berbeda menyebabkan perbedaan tingkat keuntungan
yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan
semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
2.Premi kebangkrutan: perusahaan yang mempunyai risiko
kebangkrutan yang lebih tinggi akan meningkatkan
tingkat keuntungan yang disyaratkan.
3.Premi likuiditas: semakin likuid suatu aset, semakin
rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan.
4. Premi inflasi: secara umum jika inflasi meningkat maka
tingkat bunga nominal juga akan meningkat, termasuk
tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga
nominal bisa dituliskan sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Bila Nilai pasar obligasi lebih rendah dibandingkan dengan
nilai nominalnya, maka obligasi dikatakan dijual dengan
diskon (discount).
Bila nilai pasar obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai nominalnya. Obligasi dikatakan dijual dengan
premi (premium).
Nilai pasar obligasi akan menyatu (converge) menjadi
sama dengan nilai nominal pada saat jatuh tempo.
1.2.

Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC),
dan Yield
YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang
obligasi, jika obligasi tersebut dipegang sampai jatuh
tempo (mature).
Dalam beberapa situasi, perusahaan yang menerbitkan
obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi
sebelum jatuh tempo. Jika tingkat bunga pasar turun,
maka insentif untuk melunasi akan semakin besar.
Tingkat keuntungan yang diperoleh investor jika investor
tersebut memegang obligasi sampai dilunasi, disebut
sebagai Yield To Call (YTC).
Dalam beberapa publikasi keuangan, seringkali ditemui
istilah Yield Obligasi, atau sering disingkat menjadi
Yield saja. Yield dihitung sebagai berikut:
Yield =

Bunga / Harga Pasar Obligasi

Yield bukan merupakan tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh investor obligasi. Tetapi yield sering
dipakai sebagai indikator tingkat keuntungan, misal
untuk menghitung tingkat keuntungan yang disyaratkan,
atau dikaitkan dengan rating obligasi.
1.3. Obligasi dengan Tingkat Bunga Setiap Semester
Biasanya obligasi membayar bunga setiap semester
(setengah tahun). Perhitungan harga obligasi dengan
bunga setiap semester pada dasarnya sama, tetapi ada
beberapa penyesuaian:
1. Kupon bunga dibagi dua (karena bunga dibayar setiap
semester)
2. Jangka waktu obligasi dikalikan dua
3. Tingkat diskonto juga dibagi dua.
Formula untuk obligasi dengan karakteristik tersebut,
2N
Bunga/2
Nominal
Harga = ∑ -------------- + ---------------- ……… (2)
t=1 (1+kd/2)t (1+kd/2)n
1.4. Risiko Tingkat Bunga
Tingkat bunga bisa berubah-ubah tergantung banyak
faktor. Contoh, jika inflasi meningkat, maka tingkat
bunga juga cenderung akan meningkat.
1.4.1. Jangka Waktu Obligasi
Eksposur terhadap risiko tingkat bunga tersebut tergantung
dari beberapa faktor. Salah faktor adalah jangka waktu
obligasi. Obligasi dengan jangka waktu lebih panjang,
cateris paribus, mempunyai eksposur tingkat bunga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan dengan obligasi
dengan jangka waktu yang lebih pendek.
1.4.2. Obligasi Tanpa Bunga dan Obligasi dengan
Kupon Bunga
Obligasi tanpa bunga adalah obligasi yang tidak
membayarkan bunga sebelum jatuh tempo. Obligasi
tersebut dinamakan zero coupon bond atau zeroes.
Harga =
Nilai Nominal / (1 + r)n
……… (3)
dimana

r
n

= tingkat bunga
= periode

Dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, apakah
obligasi tanpa bunga lebih berisiko atau kurang berisiko?
Kita bisa membandingkan obligasi tanpa bunga tersebut
dengan obligasi yang membayarkan bunga 20% setiap
tahun, dengan jangka waktu lima tahun.
2. Penilain Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang
mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia
memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak
atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan. Sama
seperti pada penilaian obligasi, penilaian saham juga
didasarkan atas present value aliran kas yang akan
diterima oleh pemegang saham di masa mendatang.
Karena pemegang saham akan menerima dividen dan
capital gain (loss), maka aliran kas yang relevan untuk
pemegang saham adalah dividen dan capital gain.
Capital gain (loss) adalah selisih antara harga jual
dengan harga beli.
2.1. Penilaian Saham yang dipegang Satu Periode
Harga yang pantas tersebut bisa dihitung dengan formula
sebagai berikut ini.
D1
P1
Po = PV = -------------- + -------------(1 + ks)1
(1 + ks)1

……… (4)

dimana
Po = PV = harga saham yang pantas
D1 = dividen yang akan dibayarkan satu tahun
mendatang
P1 = harga saham satu tahun mendatang
ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk saham tersebut
2.2. Penilaian Saham yang dipegang Selamanya
Dalam situasi ini aliran kas yang relevan untuk pemegang
saham adalah dividen, karena diasumsikan saham akan
dipegang selamanya. Model penilaian tersebut sering
disebut juga sebagai model penilain dividen (dividend
valuation model). Dengan demikian harga saham
ditentukan oleh nilai sekarang dari aliran kas yang akan
diterima investor dalam bentuk dividen.
Ada beberapa variasi dalam model tersebut:
(a) Model dividen konstan
(b) Model dividen tumbuh dengan tingkat pertumbuhan
yang konstan
(c) Model dividen dengan tingkat pertumbuhan yang
berbeda (tidak konstan).
2.2.1. Model Dividen Konstan
Model ini mengasumsikan dividen tidak tumbuh, dan
saham dipegang selamanya.
D
D
Po = PV = -------------- + ……… + ------------- +
(1 + ks)1
(1 + ks)2
D
-------------(1 + ks)~
dimana
PV = Harga saham
D
= Dividen perperiode yang besarnya
konstan
ks
= tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh pemegang saham
Perhitungan di atas bisa disederhanakan menjadi sebagai
berikut ini.
Po = D / ks

……… (5)

Simbol ~ menandakan jangka waktu yang tidak terhingga,
yang berarti saham tersebut akan dipegang selamanya
(tidak terhingga). Model tersebut barangkali bisa
digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang sudah
tidak tumbuh lagi (misal beroperasi di industri yang
sudah dewasa), meskipun model tersebut nampak tidak
realistis. Tetapi setidaknya model tersebut memberikan
permulaan untuk penilaian saham.
2.2.2. Model Dividen Tumbuh dengan
Tingkat Pertumbuhan yang Konstan
Biasanya perusahaan membayarkan dividen yang tumbuh.
Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin
meningkat dividen yang dibayarkan. Dengan demikian
dividen bisa diharapkan akan tumbuh dengan tingkat
pertumbuhan tertentu.
Misalkan pertumbuhan dividen kita anggap konstan, dan
saham dipegang selamanya, harga saham dengan
karakteristik tersebut bisa dituliskan sebagai berikut ini.
D0 (1+g)1
D0(1+g)n
Po = PV = --------------- + ……… + -------------- +
(1 + ks)1
(1 + ks)n
D0 (1+g)~
--------------(1 + ks)~
dimana
PV = Harga saham
D0 = Dividen pada tahun ke 0 (awal tahun)
g
= tingkat pertumbuhan dividen
ks
= tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh pemegang saham
Formula di atas bisa disederhanakan menjadi sebagai
berikut ini.
Po = D1 / (ks – g)
dimana

……… (6)

D1 = Dividen pada tahun ke satu

Asumsi dalam formula di atas adalah ks > g. Jika ks < g,
maka akan diperoleh pembagi yang negatif, sehingga
nilai saham menjadi negatif. Karena nilai saham yang
negatif tidak mungkin, formula di atas tidak bisa dipakai
jika ks < g.
2.2.3. Model Dividen dengan Tingkat Pertumbuhan
yang Berbeda (tidak konstan)
Dalam model ini, saham diasumsikan tumbuh cepat pada
tahun-tahun awal, kemudian tumbuh melambat dengan
konstan selamanya. Skenario semacam itu bisa dipakai
untuk perusahaan yang (misal) mempunyai produk baru
yang tumbuh pesat pada tahun-tahun awal (sehingga
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi), kemudian
kompetisi dan kejenuhan pasar membuat produk masuk
dalam tahap kedewasaan. Pada tahap tersebut
pertumbuhan mulai melambat.
Formula untuk menghitung saham pada kondisi ini bisa
dituliskan sebagai berikut ini.
t

PV

~

= ∑ D0 (1+g)i / (1 + ks)i + ∑ Dt (1+g)j / (1 + ks)j
i=1
j=t+1
......... (7)

2.2.4. Sumber Pertumbuhan
Bagaimana menghitung tingkat pertumbuhan? Tingkat
pertumbuhan menurut model aliran kas ditentukan oleh
tingkat pertumbuhan aliran kas yang akan diterima oleh
investor di masa mendatang, yang berarti tingkat
pertumbuhan dividen. Meskipun demikian, dalam
praktek analis sering juga menggunakan tingkat
pertumbuhan EPS (Earning Per-Share) untuk
menghitung tingkat pertumbuhan.
Analis harus memilih, apakah menggunakan tingkat
pertumbuhan dividen, EPS, atau kombinasi antara
keduanya. Tingkat pertumbuhan bisa juga dihitung
dengan tingkat pertumbuhan geometris, sebagai berikut
ini.
Untuk Dividen: 120 = 100 (1 + g)4
g = 4,6%
Untuk EPS: 270 = 200 (1 + g)4
g = 7,7%
Tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai sebagai proksi
untuk tingkat pertumbuhan di masa mendatang. Tentu
saja dengan asumsi: pola yang terjadi adalah stabil,
sehingga data masa lalu bisa dipakai untuk memprediksi
masa mendatang.
Alternatif menghitung tingkat pertumbuhan adalah sebagai
berikut ini.
g = ROI × Investment Rate

……… (8)

Dasar dari formula tersebut adalah jika perusahaan
memperoleh keuntungan (laba), sebagian akan dibagikan
ke pemegang saham (dividen), sebagian lagi akan
ditanam kembali oleh perusahaan (investment rate).
2.3. Model Kelipatan (Multiple)
Alternatif metode penilaian saham adalah penggunaan
kelipatan (multiple) seperti Price Earning Ratio (PER),
Price to Book Value (PBV). PER bisa dituliskan sebagai
berikut ini.
Harga pasar saham perlembar
PER =
------------------------------------Earning perlembar saham
Bagaimana menentukan PER yang ‘pantas’? PER bisa
dilihat melalui beberapa cara, antara lain melalui PER
rata-rata industri (perusahaan lain yang bergerak pada
sektor yang sama) atau melalui PER satu atau beberapa
perusahaan yang mempunyai karakteristik yang sama.
Metode PBV mempunyai penggunaan yang sama dengan
metode PER. PBV bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Harga pasar saham per-lembar
Rasio PBV = ------------------------------------------Nilai buku modal saham per-lembar
Model kelipatan relatif sederhana dibandingkan model
penilaian berbasis present value aliran kas. Model
penilaian berbasis present value aliran kas dengan model
kelipatan bukan model yang saling menghilangkan.
Akan lebih baik jika kedua model tersebut digunakan
bersama, sehingga analis atau manajer keuangan bisa
memperoleh informasi yang lebih baik, dan bisa
mengambil kesimpulan lebih baik.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi PER? Harga saham
menurut model PV aliran kas bisa dituliskan sebagai
berikut ini.
Dividen (t+1)
P = -------------------ks – g
Jika kedua sisi dibagi dengan E (earning per-lembar), dan
karena dividen pada tahun pertama sama dengan dividen
tahun 0 × (1 + g), kita akan memperoleh,
P/E

=

[ Dividen 0 (1 + g) / (ks – g) ] × 1/E
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah tingkat
pertumbuhan, ks (tingkat keuntungan yang disyaratkan),
dividen pada tahun awal.
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,
akan semakin tinggi pengurang pada pembagi di atas,
berarti angka pembagi akan semakin kecil. Maka angka
PER akan semakin tinggi. Prediksi semacam itu
nampaknya didukung oleh kenyataan empiris.
Tingkat keuntungan (ks) yang disyaratkan tergantung dari
risiko. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi ks, maka
pembagai akan semakin besar, yang mengakibatkan
semakin kecilnya PER.
Faktor terakhir adalah dividen. Dengan menganggap faktor
lain konstan, perusahaan yang membayar dividen tinggi
akan mempunyai PER yang tinggi juga.
3. Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara
karakteristik saham dengan obligasi. Saham preferen
membayarkan dividen (mirip seperti saham), tetapi
dividen tersebut dibayar tetap berdasarkan persentase
tertentu dari nilai nominal saham preferen. Tetapi ada
perbedaan lain. Karena dividen yang dibayarkan,
perusahaan tidak mempunayi kewajiban untuk
membayarkan dividen tersebut. Jika perusahaan gagal
membayarkan dividen, maka perusahaan tidak bisa
dibangkrutkan. Hal semacam itu berbeda dengan
obligasi. Pada obligasi, jika perusahaan tidak bisa
membayar bunga, maka perusahaan dibangkrutkan.
Meskipun demikian, dividen saham preferen biasanya
harus dibayarkan jika perusahaan membayarkan
dividen untuk pemegang saham biasa.
Formula untuk menghitung harga saham preferen adalah
PV

= ( D / kp)

dimana

……… (9)

PV = Harga saham preferen
D = Dividen saham preferen
kp = tingkat keuntungan yang
disyaratkan untuk saham preferen
4. Penilaian Suatu Perusahaan[1]
Pembicaraan sebelumnya memfokuskan konsep penilaian
untuk surat berharga. Meskipun demikian, konsep
penilaian juga bisa dilakukan, dan sering dilakukan,
untuk menilai aset lainnya. Sebagai contoh, jika manajer
keuangan ingin mengakuisisi (membeli) perusahaan lain,
maka dia harus mengajukan harga penawaran. Untuk
mengajukan harga penawaran tersebut, akan lebih baik
jika ia mengetahui harga atau nilai yang pantas
(seharusnya) untuk perusahaan tersebut.
[1] McKinsey, Tom Copeland, Tim Koller, Jack Murrin, Valuation,
Measuring and Managing The Value of Companies, Wley, New
York, 2000.
Ada dua hal yang harus diperhatikan:
1.Fokus kita adalah aliran kas, bukannya laba/rugi
akuntansi
2.Kita memfokuskan pada aliran kas total yang akan
diterima oleh semua investor (pemegang saham dan
pemegang hutang).
Nilai continuing value (CV) dihitung dengan
menggunakan formula (lihat formula sebelumnya):
Free-cash flow (t+1)
Nilai CV

=

-----------------------WACC – g
t+1 dalam tabel di atas adalah tahun 2009. Jika kita
menggunakan NOPLAT (Net Operating Profit Less
Adjusted Taxes), formula di atas bisa dihitung sebagai
berikut ini.
NOPLAT t+1 ( 1 – (g/ROIC))
Nilai CV

=

----------------------------------WACC – g

Dimana
g = tingkat pertumbuhan
ROIC = return on invested capital
Formula di atas diturunkan sebagai berikut ini.
Pertama, FCF = NOPLAT (1 – IR).
IR adalah investment rate (tingkat penginvestasian
kembali). Sebagian dari laba perusahaan ada yang
dibagikan ke investor, ada yang diinvestasikan kembali.
Laba yang dibagikan tersebut sama dengan laba total
dikurangi jumlah yang diinvestasikan kembali. Formula
di atas pada dasarnya bisa dibaca seperti itu.
Kedua, g = ROIC × IR.
Tingkat pertumbuhan sama dengan return on invested
capital dikalikan investment rate. Tingkat pertumbuhan
diperoleh dari seberapa besar dana yang diinvestasikan
kembali (IR), dan seberapa besar dana tersebut
menghasilkan keuntungan (ROIC). Kemudian kita bisa
melakukan sedikit perubahan:
IR = g / ROIC
Setelah itu kita memasukkan kembali ke persamaan asal,
sehingga kita akan memperoleh formula sebagai berikut.
FCF = NOPLAT (1 – IR)
FCF = NOPLAT (1 – (g / ROIC)
Ilustrasi di atas menggambarkan penggunaan konsep
penilaian dengan mempresent valuekan aliran kas di
masa mendatang, untuk menilai suatu perusahaan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bankEva Andini
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of moneyPT Lion Air
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Rizky Akbar
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and returnyy rahmat
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoJudianto Nugroho
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiJudianto Nugroho
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASPuja Lestari
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 

La actualidad más candente (20)

KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bank
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Mk07 obligasi
Mk07 obligasiMk07 obligasi
Mk07 obligasi
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
 
Kebijakan deviden
Kebijakan devidenKebijakan deviden
Kebijakan deviden
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and return
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 

Destacado

Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Lia Ivvana
 
1x islam-overview-pp-slides-lb
1x islam-overview-pp-slides-lb1x islam-overview-pp-slides-lb
1x islam-overview-pp-slides-lbSamiullah Hamdard
 
D t graph cornell notes
D t graph cornell notesD t graph cornell notes
D t graph cornell notesTrnka
 
It project manager
It project managerIt project manager
It project managerkellylockett
 
Effective Tutoring
Effective TutoringEffective Tutoring
Effective Tutoringheyitssara
 
Vector scalarquantitiesppt
Vector scalarquantitiespptVector scalarquantitiesppt
Vector scalarquantitiespptTrnka
 
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahabSamiullah Hamdard
 
การคิดค่าเสื่อมราคา
การคิดค่าเสื่อมราคาการคิดค่าเสื่อมราคา
การคิดค่าเสื่อมราคาMay Manassanan
 
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PA
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PAInfrastrutture e reti per l’efficienza della PA
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PAPier Franco Nali
 
Renaissance of sculpture
Renaissance of sculptureRenaissance of sculpture
Renaissance of sculptureCamella Tagum
 
Motion 4 corners
Motion 4 cornersMotion 4 corners
Motion 4 cornersTrnka
 
Figurative language
Figurative languageFigurative language
Figurative languageTrnka
 

Destacado (20)

Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
 
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modalManajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
Manajemen keuangan bab 07 Penganggaran modal
 
Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04Manajemen keuangan bab 04
Manajemen keuangan bab 04
 
Media Pitch
Media PitchMedia Pitch
Media Pitch
 
1x islam-overview-pp-slides-lb
1x islam-overview-pp-slides-lb1x islam-overview-pp-slides-lb
1x islam-overview-pp-slides-lb
 
D t graph cornell notes
D t graph cornell notesD t graph cornell notes
D t graph cornell notes
 
Sa.sol e inclusion
Sa.sol e inclusionSa.sol e inclusion
Sa.sol e inclusion
 
It project manager
It project managerIt project manager
It project manager
 
Effective Tutoring
Effective TutoringEffective Tutoring
Effective Tutoring
 
Entrega final mediateca
Entrega final mediatecaEntrega final mediateca
Entrega final mediateca
 
Vector scalarquantitiesppt
Vector scalarquantitiespptVector scalarquantitiesppt
Vector scalarquantitiesppt
 
MIS Final Presentation 1
MIS Final Presentation 1MIS Final Presentation 1
MIS Final Presentation 1
 
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab
50 questions on aqeedah by muhammad bin abdul wahab
 
การคิดค่าเสื่อมราคา
การคิดค่าเสื่อมราคาการคิดค่าเสื่อมราคา
การคิดค่าเสื่อมราคา
 
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PA
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PAInfrastrutture e reti per l’efficienza della PA
Infrastrutture e reti per l’efficienza della PA
 
Renaissance of sculpture
Renaissance of sculptureRenaissance of sculpture
Renaissance of sculpture
 
Motion 4 corners
Motion 4 cornersMotion 4 corners
Motion 4 corners
 
Figurative language
Figurative languageFigurative language
Figurative language
 

Similar a Manajemen keuangan bab 05

Berinvestasi di saham
Berinvestasi di sahamBerinvestasi di saham
Berinvestasi di sahamgesanghadi
 
Materi pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalMateri pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalDeden Mohamad
 
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019Aminullah Assagaf
 
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019Aminullah Assagaf
 
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 ObligasiEKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 ObligasiAncilla Kustedjo
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03elisacholis
 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1yalifadli98
 
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxPPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxAhmadWp1
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748furkon choerul
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748furkon choerul
 
P5 manajamen investasi lanjutan
P5 manajamen investasi lanjutanP5 manajamen investasi lanjutan
P5 manajamen investasi lanjutanAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutan
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutanAminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutan
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutanAminullah Assagaf
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Yoyo Sudaryo
 
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxPERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxginanjarsuendro
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustikapuri99
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasyaNabila18
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Ayulestari1234
 

Similar a Manajemen keuangan bab 05 (20)

Berinvestasi di saham
Berinvestasi di sahamBerinvestasi di saham
Berinvestasi di saham
 
Materi pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalMateri pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modal
 
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
 
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
P5 manajemen investasi lanjutan 19 okt 2019
 
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 ObligasiEKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
EKSI 4203 - Modul 5 Obligasi
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
 
Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)
 
Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1
 
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptxPPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
PPT Tutor semester ganjil utang obligasi.pptx
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
 
P5 manajamen investasi lanjutan
P5 manajamen investasi lanjutanP5 manajamen investasi lanjutan
P5 manajamen investasi lanjutan
 
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutan
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutanAminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutan
Aminullah assagaf p5 manajamen investasi lanjutan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-ppt-sesi 5
 
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptxPERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
PERTEMUAN KE 4 Obligasi dan Instrumen Pendapatan Tetap lainnya.pptx
 
Yustika resume dan uts
Yustika resume dan utsYustika resume dan uts
Yustika resume dan uts
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
 
Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7Manajemen keuangan resume bab 1 7
Manajemen keuangan resume bab 1 7
 

Más de Lia Ivvana

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiLia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Lia Ivvana
 

Más de Lia Ivvana (20)

Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25Manajemen keuangan bab 25
Manajemen keuangan bab 25
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20Manajemen keuangan bab 20
Manajemen keuangan bab 20
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17Manajemen keuangan bab 17
Manajemen keuangan bab 17
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14Manajemen keuangan bab 14
Manajemen keuangan bab 14
 
Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13Manajemen keuangan bab 13
Manajemen keuangan bab 13
 
Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12Manajemen keuangan bab 12
Manajemen keuangan bab 12
 
Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11Manajemen keuangan bab 11
Manajemen keuangan bab 11
 
Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10Manajemen keuangan bab 10
Manajemen keuangan bab 10
 
Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09Manajemen keuangan bab 09
Manajemen keuangan bab 09
 
Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08Manajemen keuangan bab 08
Manajemen keuangan bab 08
 
Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28Manajemen keuangan bab 28
Manajemen keuangan bab 28
 

Manajemen keuangan bab 05

  • 1. BAB 5 PENILAIAN SURAT BERHARGA Harga (nilai) surat berharga pada dasarnya adalah present value dari aliran kas masa mendatang yang akan diberikan kepada pemegang surat berharga tersebut. Beberapa jenis surat berharga mempunyai skedul pemberian aliran kas di masa mendatang yang cukup jelas, sedangkan beberapa jenis yang lain mempunyai skedul pemberian aliran kas yang tidak cukup jelas. Meskipun demikian basis penilaian yang dipakai tetap sama, yaitu present value aliran kas di masa mendatang.
  • 2. 1. Penilaian Obligasi Obligasi adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangka waktu jatuh tempo obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek seperti satu tahun, dan ada yang jangka panjang, yaitu 30 tahun. Bahkan ada obligasi yang dikeluarkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tidak terbatas. Obligasi tersebut dinamakan consol. Obligasi mempunyai ciri pembayaran bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya.
  • 3. Beberapa istilah kunci yang berkaitan dengan obligasi adalah sebagai berikut ini. 1.Nilai Nominal (Par Value) adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebut mencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh tempo. 2.Kupon Tingkat Bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkan nilai nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. 3.Jatuh Tempo atau jangka waktu (usia) suatu obligasi biasanya ditetapkan dalam satuan tahun. Pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi mempunyai kewajiban untuk melunasi pemegang obligasi sebesar nilai nominalnya.
  • 4. 1.1. Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas Nilai suatu obligasi bisa dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima di masa mendatang oleh pemegang obligasi. Harga obligasi tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini. n Bunga Nominal Harga = ∑ -------------- + ---------------- ……… (1) t=1 (1+kd)t (1+kd)n Biasanya perusahaan pada saat menerbitkan obligasi akan menetapkan nilai nominalnya sedemikian rupa sehingga harga pasar akan sama dengan nilai nominalnya.
  • 5. Harga pasar obligasi tidak akan konstan sepanjang usia obligasi tersebut. Tingkat keuntungan yang disyaratkan (kd) bisa berubah. Tingkat keuntungan yang disyaratkan tersebut merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko dan premi risiko. Tingkat keuntungan Tingkat keuntungan yang disyaratkan = aset bebas risiko + Premi risiko Tingkat keuntungan aset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut ini: 1.Premi maturity: Jangka waktu (jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
  • 6. 2.Premi kebangkrutan: perusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akan meningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. 3.Premi likuiditas: semakin likuid suatu aset, semakin rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan. 4. Premi inflasi: secara umum jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akan meningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal bisa dituliskan sebagai berikut: Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi Bila Nilai pasar obligasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai nominalnya, maka obligasi dikatakan dijual dengan diskon (discount).
  • 7. Bila nilai pasar obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nominalnya. Obligasi dikatakan dijual dengan premi (premium). Nilai pasar obligasi akan menyatu (converge) menjadi sama dengan nilai nominal pada saat jatuh tempo. 1.2. Yield To Maturity (YTM), Yield To Call (YTC), dan Yield YTM adalah tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang obligasi, jika obligasi tersebut dipegang sampai jatuh tempo (mature). Dalam beberapa situasi, perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Jika tingkat bunga pasar turun, maka insentif untuk melunasi akan semakin besar.
  • 8. Tingkat keuntungan yang diperoleh investor jika investor tersebut memegang obligasi sampai dilunasi, disebut sebagai Yield To Call (YTC). Dalam beberapa publikasi keuangan, seringkali ditemui istilah Yield Obligasi, atau sering disingkat menjadi Yield saja. Yield dihitung sebagai berikut: Yield = Bunga / Harga Pasar Obligasi Yield bukan merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor obligasi. Tetapi yield sering dipakai sebagai indikator tingkat keuntungan, misal untuk menghitung tingkat keuntungan yang disyaratkan, atau dikaitkan dengan rating obligasi.
  • 9. 1.3. Obligasi dengan Tingkat Bunga Setiap Semester Biasanya obligasi membayar bunga setiap semester (setengah tahun). Perhitungan harga obligasi dengan bunga setiap semester pada dasarnya sama, tetapi ada beberapa penyesuaian: 1. Kupon bunga dibagi dua (karena bunga dibayar setiap semester) 2. Jangka waktu obligasi dikalikan dua 3. Tingkat diskonto juga dibagi dua. Formula untuk obligasi dengan karakteristik tersebut, 2N Bunga/2 Nominal Harga = ∑ -------------- + ---------------- ……… (2) t=1 (1+kd/2)t (1+kd/2)n
  • 10. 1.4. Risiko Tingkat Bunga Tingkat bunga bisa berubah-ubah tergantung banyak faktor. Contoh, jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga juga cenderung akan meningkat. 1.4.1. Jangka Waktu Obligasi Eksposur terhadap risiko tingkat bunga tersebut tergantung dari beberapa faktor. Salah faktor adalah jangka waktu obligasi. Obligasi dengan jangka waktu lebih panjang, cateris paribus, mempunyai eksposur tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek.
  • 11. 1.4.2. Obligasi Tanpa Bunga dan Obligasi dengan Kupon Bunga Obligasi tanpa bunga adalah obligasi yang tidak membayarkan bunga sebelum jatuh tempo. Obligasi tersebut dinamakan zero coupon bond atau zeroes. Harga = Nilai Nominal / (1 + r)n ……… (3) dimana r n = tingkat bunga = periode Dibandingkan dengan obligasi dengan bunga, apakah obligasi tanpa bunga lebih berisiko atau kurang berisiko? Kita bisa membandingkan obligasi tanpa bunga tersebut dengan obligasi yang membayarkan bunga 20% setiap tahun, dengan jangka waktu lima tahun.
  • 12. 2. Penilain Saham Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Pemegang saham berhak atas dividen, jika dividen tersebut dibayarkan. Sama seperti pada penilaian obligasi, penilaian saham juga didasarkan atas present value aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham di masa mendatang. Karena pemegang saham akan menerima dividen dan capital gain (loss), maka aliran kas yang relevan untuk pemegang saham adalah dividen dan capital gain. Capital gain (loss) adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.
  • 13. 2.1. Penilaian Saham yang dipegang Satu Periode Harga yang pantas tersebut bisa dihitung dengan formula sebagai berikut ini. D1 P1 Po = PV = -------------- + -------------(1 + ks)1 (1 + ks)1 ……… (4) dimana Po = PV = harga saham yang pantas D1 = dividen yang akan dibayarkan satu tahun mendatang P1 = harga saham satu tahun mendatang ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham tersebut
  • 14. 2.2. Penilaian Saham yang dipegang Selamanya Dalam situasi ini aliran kas yang relevan untuk pemegang saham adalah dividen, karena diasumsikan saham akan dipegang selamanya. Model penilaian tersebut sering disebut juga sebagai model penilain dividen (dividend valuation model). Dengan demikian harga saham ditentukan oleh nilai sekarang dari aliran kas yang akan diterima investor dalam bentuk dividen. Ada beberapa variasi dalam model tersebut: (a) Model dividen konstan (b) Model dividen tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang konstan (c) Model dividen dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda (tidak konstan).
  • 15. 2.2.1. Model Dividen Konstan Model ini mengasumsikan dividen tidak tumbuh, dan saham dipegang selamanya. D D Po = PV = -------------- + ……… + ------------- + (1 + ks)1 (1 + ks)2 D -------------(1 + ks)~ dimana PV = Harga saham D = Dividen perperiode yang besarnya konstan ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham
  • 16. Perhitungan di atas bisa disederhanakan menjadi sebagai berikut ini. Po = D / ks ……… (5) Simbol ~ menandakan jangka waktu yang tidak terhingga, yang berarti saham tersebut akan dipegang selamanya (tidak terhingga). Model tersebut barangkali bisa digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang sudah tidak tumbuh lagi (misal beroperasi di industri yang sudah dewasa), meskipun model tersebut nampak tidak realistis. Tetapi setidaknya model tersebut memberikan permulaan untuk penilaian saham.
  • 17. 2.2.2. Model Dividen Tumbuh dengan Tingkat Pertumbuhan yang Konstan Biasanya perusahaan membayarkan dividen yang tumbuh. Semakin berkembang suatu perusahaan, semakin meningkat dividen yang dibayarkan. Dengan demikian dividen bisa diharapkan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu.
  • 18. Misalkan pertumbuhan dividen kita anggap konstan, dan saham dipegang selamanya, harga saham dengan karakteristik tersebut bisa dituliskan sebagai berikut ini. D0 (1+g)1 D0(1+g)n Po = PV = --------------- + ……… + -------------- + (1 + ks)1 (1 + ks)n D0 (1+g)~ --------------(1 + ks)~ dimana PV = Harga saham D0 = Dividen pada tahun ke 0 (awal tahun) g = tingkat pertumbuhan dividen ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham
  • 19. Formula di atas bisa disederhanakan menjadi sebagai berikut ini. Po = D1 / (ks – g) dimana ……… (6) D1 = Dividen pada tahun ke satu Asumsi dalam formula di atas adalah ks > g. Jika ks < g, maka akan diperoleh pembagi yang negatif, sehingga nilai saham menjadi negatif. Karena nilai saham yang negatif tidak mungkin, formula di atas tidak bisa dipakai jika ks < g.
  • 20. 2.2.3. Model Dividen dengan Tingkat Pertumbuhan yang Berbeda (tidak konstan) Dalam model ini, saham diasumsikan tumbuh cepat pada tahun-tahun awal, kemudian tumbuh melambat dengan konstan selamanya. Skenario semacam itu bisa dipakai untuk perusahaan yang (misal) mempunyai produk baru yang tumbuh pesat pada tahun-tahun awal (sehingga mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi), kemudian kompetisi dan kejenuhan pasar membuat produk masuk dalam tahap kedewasaan. Pada tahap tersebut pertumbuhan mulai melambat.
  • 21. Formula untuk menghitung saham pada kondisi ini bisa dituliskan sebagai berikut ini. t PV ~ = ∑ D0 (1+g)i / (1 + ks)i + ∑ Dt (1+g)j / (1 + ks)j i=1 j=t+1 ......... (7) 2.2.4. Sumber Pertumbuhan Bagaimana menghitung tingkat pertumbuhan? Tingkat pertumbuhan menurut model aliran kas ditentukan oleh tingkat pertumbuhan aliran kas yang akan diterima oleh investor di masa mendatang, yang berarti tingkat pertumbuhan dividen. Meskipun demikian, dalam praktek analis sering juga menggunakan tingkat pertumbuhan EPS (Earning Per-Share) untuk menghitung tingkat pertumbuhan.
  • 22. Analis harus memilih, apakah menggunakan tingkat pertumbuhan dividen, EPS, atau kombinasi antara keduanya. Tingkat pertumbuhan bisa juga dihitung dengan tingkat pertumbuhan geometris, sebagai berikut ini. Untuk Dividen: 120 = 100 (1 + g)4 g = 4,6% Untuk EPS: 270 = 200 (1 + g)4 g = 7,7% Tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai sebagai proksi untuk tingkat pertumbuhan di masa mendatang. Tentu saja dengan asumsi: pola yang terjadi adalah stabil, sehingga data masa lalu bisa dipakai untuk memprediksi masa mendatang.
  • 23. Alternatif menghitung tingkat pertumbuhan adalah sebagai berikut ini. g = ROI × Investment Rate ……… (8) Dasar dari formula tersebut adalah jika perusahaan memperoleh keuntungan (laba), sebagian akan dibagikan ke pemegang saham (dividen), sebagian lagi akan ditanam kembali oleh perusahaan (investment rate).
  • 24. 2.3. Model Kelipatan (Multiple) Alternatif metode penilaian saham adalah penggunaan kelipatan (multiple) seperti Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV). PER bisa dituliskan sebagai berikut ini. Harga pasar saham perlembar PER = ------------------------------------Earning perlembar saham Bagaimana menentukan PER yang ‘pantas’? PER bisa dilihat melalui beberapa cara, antara lain melalui PER rata-rata industri (perusahaan lain yang bergerak pada sektor yang sama) atau melalui PER satu atau beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik yang sama.
  • 25. Metode PBV mempunyai penggunaan yang sama dengan metode PER. PBV bisa dituliskan sebagai berikut ini. Harga pasar saham per-lembar Rasio PBV = ------------------------------------------Nilai buku modal saham per-lembar Model kelipatan relatif sederhana dibandingkan model penilaian berbasis present value aliran kas. Model penilaian berbasis present value aliran kas dengan model kelipatan bukan model yang saling menghilangkan. Akan lebih baik jika kedua model tersebut digunakan bersama, sehingga analis atau manajer keuangan bisa memperoleh informasi yang lebih baik, dan bisa mengambil kesimpulan lebih baik.
  • 26. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi PER? Harga saham menurut model PV aliran kas bisa dituliskan sebagai berikut ini. Dividen (t+1) P = -------------------ks – g Jika kedua sisi dibagi dengan E (earning per-lembar), dan karena dividen pada tahun pertama sama dengan dividen tahun 0 × (1 + g), kita akan memperoleh, P/E = [ Dividen 0 (1 + g) / (ks – g) ] × 1/E
  • 27. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah tingkat pertumbuhan, ks (tingkat keuntungan yang disyaratkan), dividen pada tahun awal. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan semakin tinggi pengurang pada pembagi di atas, berarti angka pembagi akan semakin kecil. Maka angka PER akan semakin tinggi. Prediksi semacam itu nampaknya didukung oleh kenyataan empiris. Tingkat keuntungan (ks) yang disyaratkan tergantung dari risiko. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi ks, maka pembagai akan semakin besar, yang mengakibatkan semakin kecilnya PER. Faktor terakhir adalah dividen. Dengan menganggap faktor lain konstan, perusahaan yang membayar dividen tinggi akan mempunyai PER yang tinggi juga.
  • 28. 3. Saham Preferen Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara karakteristik saham dengan obligasi. Saham preferen membayarkan dividen (mirip seperti saham), tetapi dividen tersebut dibayar tetap berdasarkan persentase tertentu dari nilai nominal saham preferen. Tetapi ada perbedaan lain. Karena dividen yang dibayarkan, perusahaan tidak mempunayi kewajiban untuk membayarkan dividen tersebut. Jika perusahaan gagal membayarkan dividen, maka perusahaan tidak bisa dibangkrutkan. Hal semacam itu berbeda dengan obligasi. Pada obligasi, jika perusahaan tidak bisa membayar bunga, maka perusahaan dibangkrutkan. Meskipun demikian, dividen saham preferen biasanya harus dibayarkan jika perusahaan membayarkan dividen untuk pemegang saham biasa.
  • 29. Formula untuk menghitung harga saham preferen adalah PV = ( D / kp) dimana ……… (9) PV = Harga saham preferen D = Dividen saham preferen kp = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham preferen
  • 30. 4. Penilaian Suatu Perusahaan[1] Pembicaraan sebelumnya memfokuskan konsep penilaian untuk surat berharga. Meskipun demikian, konsep penilaian juga bisa dilakukan, dan sering dilakukan, untuk menilai aset lainnya. Sebagai contoh, jika manajer keuangan ingin mengakuisisi (membeli) perusahaan lain, maka dia harus mengajukan harga penawaran. Untuk mengajukan harga penawaran tersebut, akan lebih baik jika ia mengetahui harga atau nilai yang pantas (seharusnya) untuk perusahaan tersebut. [1] McKinsey, Tom Copeland, Tim Koller, Jack Murrin, Valuation, Measuring and Managing The Value of Companies, Wley, New York, 2000.
  • 31. Ada dua hal yang harus diperhatikan: 1.Fokus kita adalah aliran kas, bukannya laba/rugi akuntansi 2.Kita memfokuskan pada aliran kas total yang akan diterima oleh semua investor (pemegang saham dan pemegang hutang). Nilai continuing value (CV) dihitung dengan menggunakan formula (lihat formula sebelumnya): Free-cash flow (t+1) Nilai CV = -----------------------WACC – g
  • 32. t+1 dalam tabel di atas adalah tahun 2009. Jika kita menggunakan NOPLAT (Net Operating Profit Less Adjusted Taxes), formula di atas bisa dihitung sebagai berikut ini. NOPLAT t+1 ( 1 – (g/ROIC)) Nilai CV = ----------------------------------WACC – g Dimana g = tingkat pertumbuhan ROIC = return on invested capital Formula di atas diturunkan sebagai berikut ini. Pertama, FCF = NOPLAT (1 – IR).
  • 33. IR adalah investment rate (tingkat penginvestasian kembali). Sebagian dari laba perusahaan ada yang dibagikan ke investor, ada yang diinvestasikan kembali. Laba yang dibagikan tersebut sama dengan laba total dikurangi jumlah yang diinvestasikan kembali. Formula di atas pada dasarnya bisa dibaca seperti itu. Kedua, g = ROIC × IR. Tingkat pertumbuhan sama dengan return on invested capital dikalikan investment rate. Tingkat pertumbuhan diperoleh dari seberapa besar dana yang diinvestasikan kembali (IR), dan seberapa besar dana tersebut menghasilkan keuntungan (ROIC). Kemudian kita bisa melakukan sedikit perubahan: IR = g / ROIC
  • 34. Setelah itu kita memasukkan kembali ke persamaan asal, sehingga kita akan memperoleh formula sebagai berikut. FCF = NOPLAT (1 – IR) FCF = NOPLAT (1 – (g / ROIC) Ilustrasi di atas menggambarkan penggunaan konsep penilaian dengan mempresent valuekan aliran kas di masa mendatang, untuk menilai suatu perusahaan.