Dokumen tersebut membahas fungsi dan nilai sejarah dalam 3 kalimat. Fungsi sejarah meliputi sebagai ilmu, alat untuk mengetahui masa lampau, profesi, latar belakang, rujukan, pendidikan moral, penalaran, perubahan, masa depan, dan keindahan. Nilai sejarah mencakup strategis pembelajaran, materi sejarah, dan nilai-nilai luhur seperti nasionalisme, patriotisme, dan kerelaan berkorban.
1. Alif Muhammad Ikbal
Danu Alfarizi
Donita Kirana
Linda Falasifah
Ratna Mintarsih
NILAI, FUNGSI DAN KEGUNAAN
SEJARAH
2. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah merupakan ilmu yang terbuka. Banyak
contoh sejarawan yang tidak berlatar belakang
pendidikan sejarah secara khusus. Kenyataan
seperti ini menegaskan bahwa penulis sejarah
dapat datang dari kalangan mana saja.
Dan kalangan mana pun pada dasarnya dapat saja
meneliti dan menulis sejarah.
3. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Alat untuk Mengetahui Peristiwa pada Masa
Lampau
Sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau, bangsa yang
belum mengenal tulisan hanya akan mengandalkan mitos. Sejarah
akan menyuguhkan informasi yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sementara informasi yang
diperoleh melalui mitos, legenda, hikayat, tambo, babad, dan
berbagai bentuk cerita rakyat lainnya tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
4. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Profesi
Sejarah merupakan ilmu yang terbuka, siapa pun dapat mengaku
sebagai sejarawan selama dapat melakukan penelitian dan
sekaligus penulisan sejarah dengan kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dalam arti sesuai dengan
ketentuan menurut tuntutan metodologi penelitian dan penulisan
sejarah.
Sejarah terbukti telah menarik minat di beberapa kalangan untuk
melakukan penelitian dan penulisan sesuai dengan tema-tema
sejarah yang menjadi bidang kajian.
5. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Latar Belakang
Siapa pun, baik bersifat individual maupun kelompok,
mustahil dapat menempuh masa depan dengan baik
tanpa mengetahui latar belakangnya secara baik. Siapa
pun individunya dan apa pun institusinya akan
memerlukan latar belakang sejarahnya, mengingat latar
belakang sejarah memang memiliki implikasi yang
sangat luas dan sekaligus amat penting.
6. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Rujukan
Piagam Jakarta atau dikenal juga dengan istilah Jakarta Charter
telah menjadi rujukan bagi dasar negara Republik Indonesia
merdeka, yakni Pancasila. Dengan adanya sebuah peristiwa
sejarah yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal
dengan istilah Panitia Sembilan, yang dalam sidangnya pada
tanggal 22 Juni 1945 telah menghasilkan sebuah dokumen yang
pada gilirannya akan menjadi rujukan bagi asas dan tujuan negara
yang bernama Republik Indonesia.
7. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Pendidikan Moral
Sebuah peristiwa, selain terkait dengan pertanyaan apa yang terjadi, di mana,
kapan, mengapa, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi juga menyangkut
pertanyaan siapa para pelaku dalam peristiwa tersebut. Dari para pelaku
sejarah itulah kita mendapatkan tolak ukur tentang benar dan salah, baik dan
buruk, berhak dan tidak, merdeka dan terjajah, cinta dan benci, dermawan dan
pelit, pahlawan dan pengkhianat, terpuji dan tercela, beradab dan biadab,
berani dan takut dan beberapa tolak ukur moralitas lainnya yang berkaitan
dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenyataannya seperti ini
menunjukkan bahwa sejarah bersentuhan langsung dengan pendidikan moral.
8. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran
Sejarah mengajarkan pola pikir plurikausal, bahwa penyebab suatu peristiwa
adalah banyak hal. Terdapat banyak faktor pendukung sehingga
mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa sejarah. Jika terbiasa dengan pola
pikir plurikausal, kita akan terbiasa melihat segala sesuatu dari berbagai segi.
Dengan demikian, sejarah mengajarkan kita untuk berpikir secara
multidimensional.
Suatu peristiwa sejarah akan terjadi secara alamiah seiring dengan berjalannya
waktu. Dengan demikian, sejarah juga mengajarkan kepada kita untuk berpikir
bedasarkan perkembangan atau berpikir secara kronologis.
9. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Pendidikan Perubahan
Dalam dunia yang semakin sempit ini, tidak ada yang lebih cepat
daripada perubahan. Untuk dapat melestarikan kepemimpinan,
perlu diketahui perubahan apa yang sedang alami oleh para
pengikut. Untuk pribadi, kiranya membaca autobiografi dan
biografi tokoh-tokoh dalam dunianya sangat penting.
Autobiografi dan biografi yang pasti bercerita tentang perubahan,
akan memberi inspirasi untuk melangkah.
10. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan
Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan bahwa sejarah
juga bisa sebagai pandangan di masa depan. Contoh,
dari sejarah Malaysia kita bisa belajar bagaimana dalam
waktu yang relatif singkat mereka dapat mengangkat
ekonomi bumiputra.
11. F
U
N
G
S
I
S
E
J
A
R
A
H
Sejarah sebagai Pendidikan Keindahan
Sejarah sebagai Pendidikan Masa Depan bahwa sejarah
juga bisa sebagai pandangan di masa depan. Contoh,
dari sejarah Malaysia kita bisa belajar bagaimana dalam
waktu yang relatif singkat mereka dapat mengangkat
ekonomi bumiputra.
12. K
E
G
U
N
A
A
N
S
E
J
A
R
A
H
Kegunaan Edukatif
Sejarah bisa memberikan kearifan atau
kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya.
Oleh karena itu, penting pula ungkapan-
ungkapan seperti belajarlah dari sejarah atau
sejarah mengajarkan kepada kita.
13. K
E
G
U
N
A
A
N
S
E
J
A
R
A
H
Kegunaan Inspiratif
Sejarah juga sangat berguna untuk mendapatkan
inspirasi dan semangat untuk mewujudkan
identitas sebagai suatu bangsa. Inspirasi yang
digali dari pelajaran sejarah sejalan dengan
semangat nasionalisme dan patrioitisme, terutama
untuk mengembangakan identitas kebanggaan.
14. M
A
T
E
R
I
Kegunaan Rekreatif
Ketika membaca suatu cerita sejarah dengan penuh
penghayatan, kita akan dapat menerobos ke masa
lampau dan ke tempat-tempat yang tak terbatas untuk
mengikuti suatu peristiwa sejarah. Kondisi seperti
inilah yang menghadirkan apa yang dikenal dengan
istilah kegunaan rekreatif dari sejarah.
15. N
I
L
A
I
S
E
J
A
R
A
H
Nilai Strategis Pembelajaran Sejarah
Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah
terus ditulis orang di semua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya cukup
menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.
Sekarang ini yang paling penting adalah bagaimana sejarah yang diajarkan di sekolah
bisa memiliki peran strategis di dalam menanamkan nilai-nilai di dalam diri siswa
sehingga memiliki kesadaran terhadap eksistensi bangsanya. Dalam pembangunan
bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberi pengetahuan
sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi juga bertujuan menyadarkan
anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya.
16. N
I
L
A
I
S
E
J
A
R
A
H
Materi sejarah, sesuai dengan Permendiknas no 22 tahun 2006:
1. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme,
nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik
2. Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban bangsa
Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses
pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan
3. Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi
perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis
multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam
memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
17. N
I
L
A
I
S
E
J
A
R
A
H
Oleh karena itu, pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar
mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat
digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa
sekarang serta menentukan masa yang akan datang. Artinya sejarah perlu
dipelajari sejak dini oleh setiap individu baik secara formal maupun
nonformal, Keterkaitan individu dengan masyarakat atau bangsanya
memerlukan terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah terhadap persoalan
kehidupan bersama seperti: nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas
nasional. Terwujudnya cita-cita suatu masyarakat atau bangsa sangat
ditentukan oleh generasi penerus yang mampu memahami sejarah masyarakat
atau bangsanya.
18. N
I
L
A
I
S
E
J
A
R
A
H
Nilai-nilai Luhur Dalam Ilmu Sejarah
Driyarkara menjelaskan bahwa nilai itu erat berkaitaan dengan kebaikan,
kendati keduanya memang tidak sama, mengingat bahwa sesuatu yang
baik tidak selalu bernilai tinggi bagi seseorang atau sebaliknya.
Sementara itu, apa yang disebut nilai sebenarnya amat beragam dilhat dari
sudut sifat dan manfaatnya. Menyangkut persoalan nilai, maka dalam
ilmu sejarah ada beberapa nilai baik dan tinggi untuk ditanamkan atau
dikembangkan dalam rangka pendidikan nilai pada peserta didik atau
generasi penerus.