1. Makalah
MEMAHAMI DAN MEMAKNAI STANDAR ISI
SERTA MEMAHAMI DAN MENJABARKAN STANDAR
KOMPETENSI LULUSAN
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Curriculum and Material Development
yang diampu oleh Dra. Widyastuti, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Palupiningsih : 11310020
2. Nur Rofi’ah : 11310023
3. M. Khafidz A. : 11310024
4. Evin Masrochah : 11310055
5. Aris Zulfa : 11310047
6. Nur Ikhsan : 11310058
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
2. I. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam criteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi memuat kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
A. Kerangka Dasar Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan
tujuan pendidikan. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; yang dilaksanakan melalui
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang dilaksanakan
melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya,
serta pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi; yang dilaksanakan
melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
social, keterampilan, kejuruan, tekhnologi informasi dan komunikasi, serta muatan
local yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika; yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, seni
dan budaya, keterampilan, dan muatan local yang relevan.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani; yang dilaksanakan melalui kegiatan jasmani,
olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan local yang
relevan.
3. Setiap kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistic, sehingga
pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman dan penghayatan
peserta didik, dan semua kelompok pelajaran sama pentingnya dalam menentukan
kelulusan.
B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
setiap mata pelajaran setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum.
Struktur pendidikan dasar dan menengah mencakup struktur kurikulum
pendidikan umum dan pendidikan khusus.
1. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum
Struktur kurikulum pendidikan umum terdiri dari struktur kurikulum SD/MI,
kurikulum SMP/MTs, dan struktur kurikulum SMA/MA.
Struktur kurikulum pendidikan umum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan
Kelas VI. Untuk SMP/MTs ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga
tahun, mulai dari Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Sedangkan untuk SMA/MA
juga ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai dari Kelas X
sampai dengan Kelas XII. Semua struktur kurikulum jenjang-jenjang pendidikan
diatas disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran.
Untuk jenjang SMA/MA pengorganisasian kelas-kelas dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelas X yang merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh
peserta didik, dan kelas XI juga XII merupakan program penjuruan, yang terdiri atas
empat program, seperti (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program
Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk
MA.
4. 2. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki
stamina yang tinggi menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan tekhnologi, memiliki etos kerja tinggi, serta mampu berkomunikasi sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya, juga memiliki kemampuan mengembangkan diri.
Mata pelajaran Dasar Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang
bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan
kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikandiri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan
pembentukan karir peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK/MAK
terutama, ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
3. Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus
Struktur Kurikulum dikembangkan untuk peserta didik berkelainan fisik,
emosional, intelektual, dan/atau social berdasarkan standar kompetensi lulusan,
standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi mata pelajaran.
Peserta didik berkelainan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, (1) Peserta
didik berkelainan tanpa disertai denga kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dan
(2) Peserta didik berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-
rata.
Kurikulum Pendidikan Khusus terdiri atas delapan sampai sepuluh mata
pelajaran, muatan local, program khusus, dan pengembangan diri.
5. Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan local ditentukan oleh satuan pendidikan.
Program khusus berisi kegiatan yang bervariasi sesuai dengan jenis ketunaannya,
yaitu program orientasi dan mobilitas untuk peserta didik tunanetra, bina diri untuk
peserta didik tunagrahita dan tunadaksa, dan bina pribadi untuk peserta didik
tunalaras.
Peserta didik berkelainan tanpa disertai dengan kemampuan intelektual di bawah
rata-rata, dalam batas-batas tertentu masih memungkinkan dapat mengikuti
kurikulum standar meskipun harus dengan penyesuaian-penyesuaian. Peserta didik
berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, diperlukan
kurikulum yang sangat spesifik, sederhana dan bersifat tematik untuk mendorong
kemandirian dalam hidup sehari-hari.
Peserta didik berkelainan tanpa disertai kemampuan intelektual di bawah rata-
rata, yang ingin melanjutkan sampai ke jenjang pendidikan lebih tinggi, semaksimal
mungkin didorong untuk dapat mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan
pendidikan umum sejak Sekolah Dasar. Jika peserta didik mengikuti pendidikan
SDLB, setelah lulus, didorong untuk dapat melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama umum. Bagi mereka yang tidak memungkinkan dan/atau tidak berkeinginan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, setelah menyelesaikan pada
jenjang SDLB dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMPLB, dan SMALB.
C. Beban Belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui system tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
6. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit
c. SMA/MA/SMALB/SMK/MAK berlangsung selama 45 menit
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh pendidik untuk mencapai atandar kompetensi.
Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta
didik SD/MI/SDLB maksimum 40%, pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50%, dan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan.
D. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran
yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur.
II. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai criteria dalam menentukan
kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan; rujukan untuk penyusunan
standar-standar pendidikan lain; dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan
secara mendasar dan holistic pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta
7. merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, yang
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih lanjut. Pada satuan-satuan
pendidikan menengah umum, bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan pada satuan pendidikan menengah
kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran dan kelompok
mata pelajaran.
SKL pada jenjang pendidikan dasar betujuan untuk meletakkan dasar
keccerdasan, pengetahuan, keribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SKL pada jenjang pendidikan menengah
umum juga memiliki tujuan yang sama dengan SKL jenjang pendidikan dasar diatas.
Sedangkan SKL pada jenjang pendidikan menengah kejuruan untuk pemilihan
pendidikan lebih lanjut bisa disesuaikan dengan masing-masing jurusannya.
8. B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran
Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat
dan/atau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SKMP) terdiri atas kelompok-
kelompok mata pelajaran:
1. Agana dan Akhlak Mulia
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
4. Estetika
5. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)
Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan
penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian.
Dalam kaitanya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar (SKKD) berbagai mata pelajaran, untuk dijadikan acuan oleh para
pelaksana (guru) dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing.
Dengan demikian, tugas utama guru dalam KTSP adalah menjabarkan,
menganalisis, mengembangkan indicator, dan menyesuaikan SKKD dengan karakteristik
dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta kondisi dan kebutuhan
daerah. Selanjutnya mengemas hasil analisis terhadap SKKD tersebut dalam KTSP, yang
di dalamnya mencakup silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
D. Cara Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Kompetensi
Langkah penting yang harus dipahami guru dalam kaitannya dengan KTSP, ialah
bahwa guru harus mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indicator kompetensi,
9. yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian. Namun sebelumnya,
harus dipahami dulu apa itu kompetensi dasar dan apa itu indicator kompetensi.
Kompetensi dasar adalahsejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator kompetensi. Indicator
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
E. Daftar Pustaka
Mulyana.E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Remaja
Rosdakarya. 2011.