SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 3
Arsenik; Limbah Tambang Berbahaya
                                             Oleh:
                               Dr. Ir. Markus T. Lasut, M.Sc
              (Dosen & Peneliti di Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT)


Tulisan ini disajikan sebagai bagian dari paket pembelajaran tentang lingkungan yang diramu
berdasarkan beberapa kajian pustakan dan tinjauan secara ilmiah.

Pada dasarnya, habitat manusia di alam ini (lingkungan hidup) merupakan tempat yang secara
kimiawi aman untuk dihuni, di mana baik komponen biotik (misalnya: tumbuhan dan hewan)
maupun abiotik (misalnya: bebatuan) tidak memberikan dampak yang merugikan bagi tubuh
manusia, baik secara langsung ataupun tidak. Namun, kadang-kadang lingkungan hidup
manusia berubah menjadi tidak aman (berbahaya) oleh karena 2 hal, yaitu: Pertama, bencana
alam (misalnya: letusan gunung api yang mengeluarkan bahan-bahan berbahaya). Kedua, ulah
manusia (misalnya: membuat, menggunakan, dan/atau mengolah bahan berbahaya kemudian
membuang bahan berbahaya tersebut, atau sisa-sisanya, atau bahan sampingannya ke
lingkungan hidup).

Semua yang merugikan dan membahayakan lingkungan hidup dan manusia yang hidup di
dalamnya sebagai akibat dari 'ulah manusia' disebut pencemaran. Salah satu 'ulah manusia' yang
dapat menimbulkan pencemaran adalah kegiatan penambangan emas, karena kegiatan ini bisa
menyebabkan bahan-bahan yang berbahaya hadir di lingkungan hidup dan konsentrasinya
berada pada tingkat yang merugikan bagi manusia. Salah satu bahan sisa tambang yang
berbahaya adalah Arsenik (As).

Arsenik merupakan polutan (bahan pencemar) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Menurut NIOSH (National Institute for Ocupational Safety and Health) bahwa bahaya senyawa
arsenik (bentuk inorganik) terhadap manusia adalah dapat merusak hati, ginjal, kulit, paru-paru,
dan sistem limfa, karena organ tubuh manusia tersebut adalah organ sasaran (target organ)
apabila terkontaminasi arsenik. Selain itu, arsenik adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
kanker (karsinogen).

Pencemaran arsenik pernah terjadi di Bangladesh pada tahun 1998. Dalam kasus ini, oleh
karena ulah manusia, arsenik yang berada di dalam bebatuan bumi mengkontaminasi
masyarakat dan menimnulkan berbagai dampak terhadap kesehatan, misalnya: melanosis,
keratosis, gangrene, kanker kulit, dll. Kurang lebih 7000 (tujuh ribu) pasien yang mengalami
dampak dari arsenik dalam kasus tersebut. Oleh karena itu, WHO menetapkan batas arsenik
dalam air minum tidak melebih 0,01 ppm (1 bagian dalam 100 juta bagian).

Oleh karena telah tebukti sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia di mana dapat
merusak kesehatan maka arsenik digolongkan ke dalam kelompok logam berat (heavy metals).
Bahan kimia lain yang tergabung dalam kelompok logam berat dan sama berbahayanya dengan
arsenik, di antaranya, adalah merkuri dan kadmium.

Mungkin tidak banyak orang tahu dari mana bahan berbahaya arsenik itu berasal. Logam berat
arsenik secara alamiah berasal dari bebatuan di dalam perut bumi. Menurut GESAMP (1988),
konsentrasi rata-rata arsenik di alam adalah berkisar antara 1,5 - 2 ppm (1,5 - 2 bagian dalam 1
juta bagian). Namun, pada daerah-daerah tertentu, misalnya daerah yang mengandung deposit
biji emas, arsenik berada pada konsentrasi yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena bebatuan
yang membungkus biji emas adalah bebatuan yang mengandung arsenik, misalnya: arsenopyrit.


                                               1
Sebagai contoh, di daerah Buyat-Ratatotok, berdasarkan Laporan Akhir Studi ANDAL PT
Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) tahun 1994, arsenik terukur dari padatan tailing sebesar
840 ppm. Tailing tersebut merupakan sisa olahan biji emas. Di Pegunungan Toka Tindung juga
demikian, di mana berdasarkan Studi ANDAL PT Maeres Soputan Mining (PT. MSM) tahun
2006 yang tertulis dalam Lampiran, arsenik terukur dalam 'master composite' dari deposit biji
emas adalah mencapai 84 ppm.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi arsenik di kedua daerah yang mengandung
emas tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrasi rata-rata dalam bebatuan
bumi yang diberikan oleh GESAMP (1988). Oleh karena itu, PT NMR melakukan proses
detoksifikasi (menurunan kadar racun) arsenik dalam tailingnya. Namun, untuk PT. MSM,
sejauh informasi yang ditelusuri, belum ketahui.

Sebenarnya konsentrasi arsenik yang tinggi (seperti di daerah-daerah tersebut di atas) tidak
berada di biosfir (lingkungan hidup) sebagai habitat manusia, melainkan berada pada bebatuan
di dalam perut bumi di mana tidak ada kehidupan. Sehingga, keberadaan arsenik di dalam perut
bumi tersebut tidak pernah memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan hidup dan
kesehatan manusia.

Namun, oleh karena 'ulah' manusia yang menyebabkan pencemaran, misalnya: menambang
bebatuan bumi untuk mendapatkan biji emas (khusunya dalam skala besar), maka arsenik yang
sangat berbahaya tersebut dapat hadir di habitat manusia dalam konsentrasi yang tinggi. Proses
alamiah juga dapat membawa arsenik 'hadir' di lingkungan hidup, tetapi hal tersebut jarang
terjadi.

Pada umumnya, kegiatan penambangan emas terbuka skala besar akan menghadirkan arsenik
pada tingkat konsentrasi yang tinggi di lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh 2 hal, yaitu:
Pertama, pada tambang emas terbuka skala besar, lubang (open pit) digali dengan ukuran yang
besar dan kedalaman yang sangat dalam. Open pit akan membuka (ekspose) bebatuan yang
mengandung arsenik untuk teroksidasi menjadi aliran asam tambang yang sangat beracun.
Apabila hujan, aliran air dari daaerah tersebut dapat mengairi aliran sungai dan menuju ke
pantai. Dampak merugikan akan semakin besar apabila sungai yang dialiri air limpasan dari
tambang terbuka tersebut digunakan oleh masyarkat untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga
daerah wilayah yang luas, dari daerah di mana tambang terbuka tersebut berada sampai di
daerah pesisir di mana muara sungai berada akan terkontaminasi dengan asam tambang. Oleh
karena itu, mengkaji dampak lingkungan kegiatan pertambangan harus mencakup daerah
sampai di daerah pesisir dan laut (Opini, Manado Post, Januari 2008).

Kedua, oleh karena jenis biji emas yang diolah maka penambangan emas skala besar dapat
menyebabkan pencemaran arsenik. Dr. A.R. Ginting (1999) dalam kajiannya mengenai
"perkimiaan pada ekstraksi emas dan detoksifikasi limbah" menjelaskan bahwa sumber logam
mulia (emas) adalah berasal dari deposit biji, biasa dikenal dengan 'ore', khususnya biji 'primer'.
Kalau ada biji 'primer' maka ada biji 'sekunder'.

Mengenai kedua jenis deposit biji ini dapat dijelaskan sebagai berikut: deposit biji sekunder
adalah deposit yang telah mengalami berbagai beristiwa alamiah (misalnya: oksidasi, pelapukan
batuan induk, transportasi, dan lain-lain). Dengan demikian, deposit biji sekunder umumnya
ditemukan di lapisan dekat permukaan bumi, terdapat di aliran atau bekas aliran sungai berupa
endapan aluvial. Pada biji sekunder, derajat pelepasan butiran emas cukup tinggi dan ukuran
butiran relatif kasar.




                                                2
Dengan kondisi dan sifat deposit biji sekunder demikian maka dapat dipahami bahwa baik
teknik penambangan maupun sistem ekstraksi tidak memerlukan metode yang rumit. Pada
umumnya, kegiatan penambangan emas yang menggunakan deposit biji sekunder ini, misalnya,
adalah penambangan skala-kecil (penambangan rakyat).

Deposit biji primer umumnya terdapat pada lapisan bebatuan dalam perut bumi yang jauh lebih
dalam dibandingkan dengan deposit bijih sekunder. Untuk menggali bijih primer ini diperlukan
teknik penambangan dengan teknologi dan peralatan yang canggih. Umumnya, penambangan
deposit biji primer dilakukan melalui tenaga terampil dengan alat modern dan modal yang
relatif besar.

Dari informasi di atas, mudah-mudahan, kita dapat membedakan antara deposit biji sekunder
dan primer, dan kegiatan penambangan mana yang mengolah masing-masing jenis deposit biji
ini. Atau, dengan kata lain bahwa penambang skala kecil, karena dengan peralatan yang
'tradisional' menambang bijih sekunder, sedangkan penambang skala besar, dengan kecanggihan
teknologi yang dimiliki, menambang deposit biji primer.

Sudah umum diketahui bahwa butiran emas pada deposit biji primer umumnya terbungkus
secara alamiah dengan mineral sulfida membentuk senyawa induk. Sebagai contoh jenis Sinabar
(mengandung unsur merkuri), Arsenopirit (mengandung unsur arsenik). Unsur-unsur ikutan
tersebut (merkuri dan arsenik) merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan
manusia. Untuk memperoleh butiran emas lebih efektif dari senyawa induk maka diperlukan
berbagai proses kimiawi. Dari proses tersebut, selain biji emas yang diperoleh, diperoleh juga
unsur-unsur ikutan yang merupakan bahan beracun dan berbahaya, yaitu arsenik dan merkuri,
yang umumnya dikenal sebagai aliran asam tambang (acid mine drainage). Karena tidak
digunakan maka bahan-bahan ikutan yang berbahaya tersebut dibuang atau ditempatkan sebagai
limbah (tailing). Oleh karena sangat berbahaya maka kegiatan pertambangan 'harus' melakukan
proses detoksifikasi (penurunan kadar racun) terhadap tailing tersebut sebelum dibuang atau
ditempatkan di lingkungan hidup.

Untuk mencegah pencemaran arsenik dalam lingkungan hidup kita, janganlah kita melihat
kecil-besarnya konsentrasi arsenik yang dilepaskan karena sekecil apapun konsentrasi arsenik
yang ada dilingkungan hidup sebagai habitat kita maka ia akan tetap berbaya karena unsur
kimia ini secara alamiah dapat terakumulasi dan dapat memberikan dampak kumulatif bagi
lingkungan hidup dan merugikan kesehatan manusia@




                                              3

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingUDIN MUHRUDIN
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Qiqi Gobel
 
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)Muhammad Kurniawan
 
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020Era Wibowo
 
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tanidewi inne kumalasari
 
Power point tugas mekatronika tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...
Power point tugas mekatronika  tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...Power point tugas mekatronika  tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...
Power point tugas mekatronika tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...Bayuardika
 
Powerpoint bunga mawar
Powerpoint bunga mawarPowerpoint bunga mawar
Powerpoint bunga mawarfadiah nadhila
 

La actualidad más candente (20)

Jurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringanJurnal kultur jaringan
Jurnal kultur jaringan
 
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )
 
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan (POM)
 
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020
Modul belajar eco enzyme nusantara (final) 2020
 
Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu
 
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
 
Power point tugas mekatronika tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...
Power point tugas mekatronika  tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...Power point tugas mekatronika  tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...
Power point tugas mekatronika tugas mekatronika - bayu ardika (perancangan m...
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Budidaya Tanaman (Cangkok)
Budidaya Tanaman (Cangkok)Budidaya Tanaman (Cangkok)
Budidaya Tanaman (Cangkok)
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
Powerpoint bunga mawar
Powerpoint bunga mawarPowerpoint bunga mawar
Powerpoint bunga mawar
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Industri semen
Industri semenIndustri semen
Industri semen
 

Similar a Arsenik; Limbah Tambang Berbahaya

Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiVioniYuliza
 
148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emasChaerani Rusli
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut432414005
 
Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam beratyolaprisci31
 
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdftanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdfImamSafirAlwanNurza
 
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alampengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya AlamRodhiyah N. Zulaikhoh
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaAhdiat Celebes
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitLukman
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangVallery Tesalonika
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
 
Karbon aktif tempurung kenari
Karbon aktif tempurung kenariKarbon aktif tempurung kenari
Karbon aktif tempurung kenarimegasekeon
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
Perairan sumberdaya karang - Pak Rahim
Perairan sumberdaya karang - Pak RahimPerairan sumberdaya karang - Pak Rahim
Perairan sumberdaya karang - Pak RahimHASANUDDIN UNIVERSITY
 
Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Didik Prasetya
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraAlfi Nugraha
 
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaMargareth Pandaleke
 

Similar a Arsenik; Limbah Tambang Berbahaya (20)

Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
 
Makalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi utsMakalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi uts
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emas
 
148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas
 
185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut
 
Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam berat
 
fungsi
fungsifungsi
fungsi
 
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdftanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
 
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alampengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
pengertian, klasifikasi Sumber Daya Alam
 
Bab1fixmerap revisi 2
Bab1fixmerap revisi 2Bab1fixmerap revisi 2
Bab1fixmerap revisi 2
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
Karbon aktif tempurung kenari
Karbon aktif tempurung kenariKarbon aktif tempurung kenari
Karbon aktif tempurung kenari
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Perairan sumberdaya karang - Pak Rahim
Perairan sumberdaya karang - Pak RahimPerairan sumberdaya karang - Pak Rahim
Perairan sumberdaya karang - Pak Rahim
 
Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1
 
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
 
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
 

Más de Markus T Lasut

Mt lasut 2007-dissertation-ait-th
Mt lasut 2007-dissertation-ait-thMt lasut 2007-dissertation-ait-th
Mt lasut 2007-dissertation-ait-thMarkus T Lasut
 
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekotonMt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekotonMarkus T Lasut
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMarkus T Lasut
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbcMt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbcMarkus T Lasut
 
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbc
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbcMt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbc
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbcMarkus T Lasut
 
Mt lasut 1998-polinices-pmbc
Mt lasut 1998-polinices-pmbcMt lasut 1998-polinices-pmbc
Mt lasut 1998-polinices-pmbcMarkus T Lasut
 
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbc
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbcMt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbc
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbcMarkus T Lasut
 
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dk
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dkMt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dk
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dkMarkus T Lasut
 
Limbah Cair Peternakan
Limbah Cair PeternakanLimbah Cair Peternakan
Limbah Cair PeternakanMarkus T Lasut
 
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di Bunaken
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di BunakenMeningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di Bunaken
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di BunakenMarkus T Lasut
 
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Markus T Lasut
 
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, Indonesia
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, IndonesiaProspect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, Indonesia
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, IndonesiaMarkus T Lasut
 
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold Mining
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold MiningPotential Contamination of Mercury from Artisanal Gold Mining
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold MiningMarkus T Lasut
 
Strategi Mitigasi Dampak Limbah Cair
Strategi Mitigasi Dampak Limbah CairStrategi Mitigasi Dampak Limbah Cair
Strategi Mitigasi Dampak Limbah CairMarkus T Lasut
 
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan LautDampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan LautMarkus T Lasut
 

Más de Markus T Lasut (20)

Mt lasut 2007-dissertation-ait-th
Mt lasut 2007-dissertation-ait-thMt lasut 2007-dissertation-ait-th
Mt lasut 2007-dissertation-ait-th
 
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekotonMt lasut 2002-ngo-ekoton
Mt lasut 2002-ngo-ekoton
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
Mt lasut 2009-hg-jms
Mt lasut 2009-hg-jmsMt lasut 2009-hg-jms
Mt lasut 2009-hg-jms
 
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
 
Mt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cmsMt lasut 2008-hg-cms
Mt lasut 2008-hg-cms
 
Mt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cmsMt lasut 2005-ww-cms
Mt lasut 2005-ww-cms
 
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbcMt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
Mt lasut 1999-oil-littoraria-pmbc
 
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbc
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbcMt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbc
Mt lasut 1999-cyanide-haliotis-pmbc
 
Mt lasut 1998-polinices-pmbc
Mt lasut 1998-polinices-pmbcMt lasut 1998-polinices-pmbc
Mt lasut 1998-polinices-pmbc
 
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbc
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbcMt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbc
Mt lasut 1998-diazinon-septifer-pmbc
 
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dk
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dkMt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dk
Mt lasut 1996-tesis-aarhus univ-dk
 
Limbah Cair Peternakan
Limbah Cair PeternakanLimbah Cair Peternakan
Limbah Cair Peternakan
 
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di Bunaken
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di BunakenMeningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di Bunaken
Meningkatkan Keuntungan Tanpa Merusak Komitmen “Kolaborasi” di Bunaken
 
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
 
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, Indonesia
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, IndonesiaProspect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, Indonesia
Prospect on pelagic fisheries in northern Sulawesi, Indonesia
 
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold Mining
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold MiningPotential Contamination of Mercury from Artisanal Gold Mining
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold Mining
 
Strategi Mitigasi Dampak Limbah Cair
Strategi Mitigasi Dampak Limbah CairStrategi Mitigasi Dampak Limbah Cair
Strategi Mitigasi Dampak Limbah Cair
 
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan LautDampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
 

Último

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 

Último (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 

Arsenik; Limbah Tambang Berbahaya

  • 1. Arsenik; Limbah Tambang Berbahaya Oleh: Dr. Ir. Markus T. Lasut, M.Sc (Dosen & Peneliti di Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT) Tulisan ini disajikan sebagai bagian dari paket pembelajaran tentang lingkungan yang diramu berdasarkan beberapa kajian pustakan dan tinjauan secara ilmiah. Pada dasarnya, habitat manusia di alam ini (lingkungan hidup) merupakan tempat yang secara kimiawi aman untuk dihuni, di mana baik komponen biotik (misalnya: tumbuhan dan hewan) maupun abiotik (misalnya: bebatuan) tidak memberikan dampak yang merugikan bagi tubuh manusia, baik secara langsung ataupun tidak. Namun, kadang-kadang lingkungan hidup manusia berubah menjadi tidak aman (berbahaya) oleh karena 2 hal, yaitu: Pertama, bencana alam (misalnya: letusan gunung api yang mengeluarkan bahan-bahan berbahaya). Kedua, ulah manusia (misalnya: membuat, menggunakan, dan/atau mengolah bahan berbahaya kemudian membuang bahan berbahaya tersebut, atau sisa-sisanya, atau bahan sampingannya ke lingkungan hidup). Semua yang merugikan dan membahayakan lingkungan hidup dan manusia yang hidup di dalamnya sebagai akibat dari 'ulah manusia' disebut pencemaran. Salah satu 'ulah manusia' yang dapat menimbulkan pencemaran adalah kegiatan penambangan emas, karena kegiatan ini bisa menyebabkan bahan-bahan yang berbahaya hadir di lingkungan hidup dan konsentrasinya berada pada tingkat yang merugikan bagi manusia. Salah satu bahan sisa tambang yang berbahaya adalah Arsenik (As). Arsenik merupakan polutan (bahan pencemar) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Menurut NIOSH (National Institute for Ocupational Safety and Health) bahwa bahaya senyawa arsenik (bentuk inorganik) terhadap manusia adalah dapat merusak hati, ginjal, kulit, paru-paru, dan sistem limfa, karena organ tubuh manusia tersebut adalah organ sasaran (target organ) apabila terkontaminasi arsenik. Selain itu, arsenik adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker (karsinogen). Pencemaran arsenik pernah terjadi di Bangladesh pada tahun 1998. Dalam kasus ini, oleh karena ulah manusia, arsenik yang berada di dalam bebatuan bumi mengkontaminasi masyarakat dan menimnulkan berbagai dampak terhadap kesehatan, misalnya: melanosis, keratosis, gangrene, kanker kulit, dll. Kurang lebih 7000 (tujuh ribu) pasien yang mengalami dampak dari arsenik dalam kasus tersebut. Oleh karena itu, WHO menetapkan batas arsenik dalam air minum tidak melebih 0,01 ppm (1 bagian dalam 100 juta bagian). Oleh karena telah tebukti sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia di mana dapat merusak kesehatan maka arsenik digolongkan ke dalam kelompok logam berat (heavy metals). Bahan kimia lain yang tergabung dalam kelompok logam berat dan sama berbahayanya dengan arsenik, di antaranya, adalah merkuri dan kadmium. Mungkin tidak banyak orang tahu dari mana bahan berbahaya arsenik itu berasal. Logam berat arsenik secara alamiah berasal dari bebatuan di dalam perut bumi. Menurut GESAMP (1988), konsentrasi rata-rata arsenik di alam adalah berkisar antara 1,5 - 2 ppm (1,5 - 2 bagian dalam 1 juta bagian). Namun, pada daerah-daerah tertentu, misalnya daerah yang mengandung deposit biji emas, arsenik berada pada konsentrasi yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena bebatuan yang membungkus biji emas adalah bebatuan yang mengandung arsenik, misalnya: arsenopyrit. 1
  • 2. Sebagai contoh, di daerah Buyat-Ratatotok, berdasarkan Laporan Akhir Studi ANDAL PT Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) tahun 1994, arsenik terukur dari padatan tailing sebesar 840 ppm. Tailing tersebut merupakan sisa olahan biji emas. Di Pegunungan Toka Tindung juga demikian, di mana berdasarkan Studi ANDAL PT Maeres Soputan Mining (PT. MSM) tahun 2006 yang tertulis dalam Lampiran, arsenik terukur dalam 'master composite' dari deposit biji emas adalah mencapai 84 ppm. Dari data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi arsenik di kedua daerah yang mengandung emas tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsentrasi rata-rata dalam bebatuan bumi yang diberikan oleh GESAMP (1988). Oleh karena itu, PT NMR melakukan proses detoksifikasi (menurunan kadar racun) arsenik dalam tailingnya. Namun, untuk PT. MSM, sejauh informasi yang ditelusuri, belum ketahui. Sebenarnya konsentrasi arsenik yang tinggi (seperti di daerah-daerah tersebut di atas) tidak berada di biosfir (lingkungan hidup) sebagai habitat manusia, melainkan berada pada bebatuan di dalam perut bumi di mana tidak ada kehidupan. Sehingga, keberadaan arsenik di dalam perut bumi tersebut tidak pernah memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Namun, oleh karena 'ulah' manusia yang menyebabkan pencemaran, misalnya: menambang bebatuan bumi untuk mendapatkan biji emas (khusunya dalam skala besar), maka arsenik yang sangat berbahaya tersebut dapat hadir di habitat manusia dalam konsentrasi yang tinggi. Proses alamiah juga dapat membawa arsenik 'hadir' di lingkungan hidup, tetapi hal tersebut jarang terjadi. Pada umumnya, kegiatan penambangan emas terbuka skala besar akan menghadirkan arsenik pada tingkat konsentrasi yang tinggi di lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh 2 hal, yaitu: Pertama, pada tambang emas terbuka skala besar, lubang (open pit) digali dengan ukuran yang besar dan kedalaman yang sangat dalam. Open pit akan membuka (ekspose) bebatuan yang mengandung arsenik untuk teroksidasi menjadi aliran asam tambang yang sangat beracun. Apabila hujan, aliran air dari daaerah tersebut dapat mengairi aliran sungai dan menuju ke pantai. Dampak merugikan akan semakin besar apabila sungai yang dialiri air limpasan dari tambang terbuka tersebut digunakan oleh masyarkat untuk kegiatan sehari-hari. Sehingga daerah wilayah yang luas, dari daerah di mana tambang terbuka tersebut berada sampai di daerah pesisir di mana muara sungai berada akan terkontaminasi dengan asam tambang. Oleh karena itu, mengkaji dampak lingkungan kegiatan pertambangan harus mencakup daerah sampai di daerah pesisir dan laut (Opini, Manado Post, Januari 2008). Kedua, oleh karena jenis biji emas yang diolah maka penambangan emas skala besar dapat menyebabkan pencemaran arsenik. Dr. A.R. Ginting (1999) dalam kajiannya mengenai "perkimiaan pada ekstraksi emas dan detoksifikasi limbah" menjelaskan bahwa sumber logam mulia (emas) adalah berasal dari deposit biji, biasa dikenal dengan 'ore', khususnya biji 'primer'. Kalau ada biji 'primer' maka ada biji 'sekunder'. Mengenai kedua jenis deposit biji ini dapat dijelaskan sebagai berikut: deposit biji sekunder adalah deposit yang telah mengalami berbagai beristiwa alamiah (misalnya: oksidasi, pelapukan batuan induk, transportasi, dan lain-lain). Dengan demikian, deposit biji sekunder umumnya ditemukan di lapisan dekat permukaan bumi, terdapat di aliran atau bekas aliran sungai berupa endapan aluvial. Pada biji sekunder, derajat pelepasan butiran emas cukup tinggi dan ukuran butiran relatif kasar. 2
  • 3. Dengan kondisi dan sifat deposit biji sekunder demikian maka dapat dipahami bahwa baik teknik penambangan maupun sistem ekstraksi tidak memerlukan metode yang rumit. Pada umumnya, kegiatan penambangan emas yang menggunakan deposit biji sekunder ini, misalnya, adalah penambangan skala-kecil (penambangan rakyat). Deposit biji primer umumnya terdapat pada lapisan bebatuan dalam perut bumi yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan deposit bijih sekunder. Untuk menggali bijih primer ini diperlukan teknik penambangan dengan teknologi dan peralatan yang canggih. Umumnya, penambangan deposit biji primer dilakukan melalui tenaga terampil dengan alat modern dan modal yang relatif besar. Dari informasi di atas, mudah-mudahan, kita dapat membedakan antara deposit biji sekunder dan primer, dan kegiatan penambangan mana yang mengolah masing-masing jenis deposit biji ini. Atau, dengan kata lain bahwa penambang skala kecil, karena dengan peralatan yang 'tradisional' menambang bijih sekunder, sedangkan penambang skala besar, dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki, menambang deposit biji primer. Sudah umum diketahui bahwa butiran emas pada deposit biji primer umumnya terbungkus secara alamiah dengan mineral sulfida membentuk senyawa induk. Sebagai contoh jenis Sinabar (mengandung unsur merkuri), Arsenopirit (mengandung unsur arsenik). Unsur-unsur ikutan tersebut (merkuri dan arsenik) merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Untuk memperoleh butiran emas lebih efektif dari senyawa induk maka diperlukan berbagai proses kimiawi. Dari proses tersebut, selain biji emas yang diperoleh, diperoleh juga unsur-unsur ikutan yang merupakan bahan beracun dan berbahaya, yaitu arsenik dan merkuri, yang umumnya dikenal sebagai aliran asam tambang (acid mine drainage). Karena tidak digunakan maka bahan-bahan ikutan yang berbahaya tersebut dibuang atau ditempatkan sebagai limbah (tailing). Oleh karena sangat berbahaya maka kegiatan pertambangan 'harus' melakukan proses detoksifikasi (penurunan kadar racun) terhadap tailing tersebut sebelum dibuang atau ditempatkan di lingkungan hidup. Untuk mencegah pencemaran arsenik dalam lingkungan hidup kita, janganlah kita melihat kecil-besarnya konsentrasi arsenik yang dilepaskan karena sekecil apapun konsentrasi arsenik yang ada dilingkungan hidup sebagai habitat kita maka ia akan tetap berbaya karena unsur kimia ini secara alamiah dapat terakumulasi dan dapat memberikan dampak kumulatif bagi lingkungan hidup dan merugikan kesehatan manusia@ 3