1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Parallel Port
Tahun 1981, ketika IBM memperkenalkan IBM PC (Personal Computer), ia
menyertakan parallel port di dalamnya sebagai alternative dari serial port (yang lambat).
Fungsi parallel port ketika itu “hanya” untuk mengkomunikasikan computer dengan
printer (itu pun dot matrix). Oleh karena perkembangan teknologi maka kebutuhan akan
konektivitas computer dengan piranti eksternal menjadi meningkat, tidak lagi hanya
antara computer dengan printer, namun juga dengan disk drive portable, tape back-up,
juga CD-ROM.
Kini ada tiga persoalan yang harus diatasi sehubungan dengan parallel port.
Pertama, walaupun kemampuan computer meningkat, ternyata tidak ada perubahan
yang nyata pada arsitektur parallel port, sehingga transfer data maksimum tetap terbatas
pada 150 kBps. Kedua, tidak ada interface standar yang mengakibatkan munculnya
banyak masalah pada saat dilakukan operasi antar platflom yang berbeda. Dan ketiga,
desain standar parallel port hanya memungkinkan panjang kabel maksimum 2 meter.
Tahun 1991 ada pertemuan antara pembuat printer (waktu itu) seperti Lexmark,
IBM, Texas Instrumen, dan juga yang lain. Mereka kemudian membentuk Network
Printing Alliance, NPA. NPA kemudian menetapkan hal-hal yang harus diikuti pembuat
perngkat keras agar tidak terjadi in-compatible antar berbagai peralatan yang berbeda.
agar lebih diakui, NPA kemudian mengajukan ke Institute of Electric and Electronic
Engineer (IEEE) dan disetujui sehingga menjadi keputusan IEEE 1284, yaitu metode
pensinyalan standar interface parallel dua arah untuk komputer, yang dirilis tahun 1994.
IEEE 1284 ini dalah standar baru parallel port yang masih kompatibel dengan parallel
port sebelumnya namun lebih handal karens mampu menangani transfer data hingga
1MBps, panjang kabel hingga 10 meter (maksimum), dan juga komunikasi dua-arah (bi-
directional).
1.2 Permasalahan
Interfacing port parallel sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, hal ini
dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin maju dan keterbatasan pengetahuan
tentang port parallel dan banyaknya buku yang mengupas tentang port parallel sehingga
memungkinkan untuk memudahkan pembelajaran. Dengan terjun langsung dalam
Number Display 1
2. interfacing dengan port parallel dapat membantu memahami tentang teori-teori yang
telah ada.
1.3 Pembatasan Masalah
Interfacing dengan menggunakan port paralel sebagai konektor dengan
rangkaian Number Displayer. Program aplikasi yang digunakan untuk mengontrol alat
menggunakan Visual Basic 6. Program ini hanya sebatas menampilkan angka-angka
yang kita ketikkan pada program aplikasi yang nantinya akan ditampilkan di displayer.
1.4 Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud dari penulisan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
interfacing dalam ruang lingkup port parallel.
b. Tujuan
Interfacing dengan port parallel yang berupa alat, mahasiswa bisa
membuat aplikasi program pengontrol alat sehingga mahasiswa bisa lebih
memahami kerja dari port parallel.
1.5 Metodologi
Penulisan tugas ini didasari atas studi dan permasalahan yang sehingga dapat
dilakukan pembelajaran lebih lanjut yang diambil dari buku-buku teks, jurnal, kliping,
sumber-sumber informasi yang ada di internet, serta data dari hasil percobaan yang
dilakukan langsung pada alat tersebut.
Dari semua data dan informasi yang didapat tersebut maka dilakukan
perancangan dan pengujian pada alat untuk membuktikan sejauh mana alat tersebut
bekerja dan berfungsi dengan baik.
Number Display 2
3. 1.6 Sistematika Laporan
Untuk memudahkan didalam penulisan dan pembahasan, maka tugas ini ditulis
ke dalam lima sub pokok bahasan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,
tujuan, metodologi, dan sistematika laporan.
Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini akan dibahas tentang landasan teori dari aplikasi interfacing yang
menggunakan Port parallel.
Bab III Perancangan Alat
Pada bab ini akan dibahas cara kerja dari Number displayer dengan kontrol
menggunakan software Visual Basic.
Bab IV Pengujian Alat
Dalam bab ini didapat hasil pengujian alat secara umum
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab penutup ini merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan dan saran yang
memaparkan seluruh hasil kesimpulan dari tugas yang dibuat.
Number Display 3
4. BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas teori dan komponen penunjang yang akan digunakan
dalam pembuatan rangkaian karakter bergerak. Disini dibahas tentang paralel Port, Port
Paralel Pada Visual Basic dan optoelektronika.
2.1 Parallel Port
2.1.1 Konfigurasi Parallel Port
Ada dua macam konektor parallel port, yaitu 36 pin dan 25 pin, konektor 36 pin
dikenal dengan nama Centronics dan konektor 25 pin dikenal dengan DB-25.centronic
lebih dahulu ada dan digunakan daripad DB-25. DB-25 diperkenalkan oleh IBM
(bersama dengan DB-9, untuk serial port) ketika memperkenalkan IBM PC pertama
kali, yang bertujuan untuk menghemat tempat. Karena DB-25 lebih praktis, maka untuk
koneksitor parallel port pada komputer sekarang hanya digunakan DB-25, sedang
Centronic masih dugunakan sebagai konektor pada printer (dan/atau piranti luar
lainnya).
Layaknya komponen dalam untai elektronika, parallel port dilabuhkan dengan
konektor betine dan jantan. Di komputer,konektor parllel port yang terpasang adalah
DB-25 betina, sehingga kabel penghubung keluar adalah DB-25 jantan. Susunan/bentuk
DB-25 betina dan jantan tersebut tampak seperti gambar berikut ini :
Tabel 2.1. Diagram Pin konektor DB-25
Dari 25 pin konektor DB-25 tersebut, hanya 7 pin yang digunakan untuk saluran
pembawa imformasi .
Tabel 1.2. berikut menggambarkan fungsi dari pin konektor DB-25 (maupun
Centronic).
Number Display 4
5. Standart Parallel Port
DB-25 Centronics In/Out Nama sinyal Register bit
1 1 Out nSTROBE C0-
2 2 Out Data 0 D0
3 3 Out Data 1 D1
4 4 Out Data 2 D2
5 5 Out Data 3 D3
6 6 Out Data 4 D4
7 7 Out Data 5 D5
8 8 out Data 6 D6
Tabel 2.2. Fungsi pin konektor DB-25 dan Centronic
Note : ground dihubungkan dengan (jika memungkinkan) semua pin ground di atas
(18-25).
jangan menghubungkan ground dengan chasing atau piranti lain.
Tanda “n” di depan nama sinyal menunjukkan pin tersebut aktif rendah
(logika 0)
Tanda “-“ (minus) pada status dan control menunjukkan bahwa bit tersebut
bersifat hardware inverted, yaitu bahwa sinyal “dibalik” oleh interface parallel port.
Misal jalur BUSY, jika +5V (logika 1) dimasukkan ke pin ini dan kemudian status
registernya dibaca, maka akan dihasilkan 0 Volt (logika 0) di bit 7 pada status register
tersebut.
Selain pin yng hardware ivterted diatas, output parallel port berlogika TTL
(Transistor Transistor Logic), logika 0 berarti 0 Volt, logika 1 adalah +5 Volt. Jika
merancang hardware untuk dihubungkan ke komputer melalui parallel port, perlu
dicatat bahwa arus yang dapat ditarik maupun dimasukkan kepadanya bekisar ±12 mA.
Namun hal ini dalam prakteknya berbeda dari sau card interfaca (pabrikan) dengan yang
lain. Jika perlu gunakan buffer agar tidak menarik atau memasukkan arus terlalu besar
ke parallel port yang dapat mengakibatkan hardware secara permanen.
Number Display 5
6. 2.1.2 Sinyal Parallel Port (SPP)
Deskripsi singkat dari sinyal-sinyal pada parallel port (standar) adalah sebagai berikut :
Nama Sinyal Deskripsi Sinyal SPP
nSTROBE : Set pulsa rendah 0,5 µdetik untuk menyatakan data di D7:D0
adalah valid
Data 0 : Least significant data (LSB)
Data 1 : Data bit 1
Data 2 : Data bit 2
Data 3 : Data bit 3
Data 4 : Data bit 4
Data 5 : Data bit 5
Data 6 : Data bit 6
Data 7 : Most significant data (MSB)
nACK : Pulsa rendah ≈ 5 µdetik menunjukkan data sudah diterima; IRQ
BUSY : Bernilai tinggi jika printer sibuk/offline
PaperEnd : Bernilai tinggi jika printerkehabisan kertas
Select : Bernilai tinggi jika priner on-line J
nAutoFeed : jika diset rendah, printer akan pindah baris setiap menemui karakter
carriage return
nError : Bernilai rendah jika printer error
nlnit : Pulsa rendah ≈ 50 µdetik untuk inisialisasi atau me-reset printer
nSelectln : Bernilai tinggi jika printer dipilih (oleh komputer)
Ground : Ground
Tabel 2.3. Deskripsi sinyal-sinyal pada parallel port (standar)
Standard Parallel Port (SPP) untuk melakukan jabat tangan dalam komunikasi
masih dilakukan secara “manual”, yakni dilakukan oleh software.
Number Display 6
7. Keterangan :
1. Tulis byte ke port data.
2. Cek apakah printer busy, jika busy, printer tidak bisa menerima data.
3. Set nStribe ke rendah. Ini untuk memberitahu printer bahwa data di jalur data
(pin2-9) adalah data valid.
4. Kembalikan nStrobe ke tinggi setelah selama ± 1-5 µdetik dalam posisi rendah.
Dalam mode Extended Capability Port (ECP) dan Enhanced Parallel Port (EPP),
jabat tangan oleh hardware. Sangat praktis karena software hanya menuliskan data ke
alamat (awal) parallel port, dan dalam kondisi normal maka semua dijamin beres.
Telah disinggung bahwa dalam parallel port terdapat 7 jalur data. Karena
komputer memiliki 8 bit per-alamat maka dibutuhkan 3 alamat fisik untuk setiap alamat
parallel port, alamat fisik yang digunakan untuk keperluan ini disebut juga dengan
register, sehingga dikenal register data, register status, dan register control. Untuk
menetahui alamtnya, Base address LPTI biasanya adalah 888 (378h) dan LPT2 biasanya
632 (278h). Alamat tersebut adalah alamat yang umumnya digunakan, tergantung dan
jenis komputer. Tepatnya kita bisa melihat pada peta memori tempat menyimpan alamat
tersebut, yaitu memori 0000.0408h untuk base address LPTI dan memori 0000.040Ah
untuk base address LPT2.
Setelah kita mengetahui alamat dari port parallel, maka kita dapat menentukan
alamat DP, PC, dan PS. Alamat DP adalah base address dari Port Paralel tersebut,
alamat PS adalah base address + 1, dan alamat PC adalah base address + 2. Tabel 1.3
adalah tabel alamat masing-masing port yang umurnnya digunakan.
Nama port Alamat register
LPT I DP 378h / 888
LPT1 PS 379h / 889
LPTI PC 37Ah / 890
Tabel 2.4
Alamat register tersebut berurutan, yakni jika alamat awal parallel port adalah
0378h, maka alamat 0378H ini untuk register data, 0379H untuk status, dan 037AH
untuk control. Alamat demikian ini biasanya disebut offset, yakni jarak dari alamat
awal.
Number Display 7
8. Dari hal tersebut jelas bahwa register status hanya memakai 5 bit dari 8 bit yang
ada, dan register control hanya menggunakan 4 bit dari 8 bit. Sedang register data
memakai seluruh dari 8 bit yang ada. Selengkapnya pemakaian alamat 8 bit untuk
masing-masing register tersebut adalah sebagai berikut :
Offset Nama Read / Write Bit ke Properti
Bit 7 Data 7
+0 Data port Write (Note 1) Bit 6 Data 6
Bit 5 Data 5
Bit 4 Data 4
Bit 3 Data 3
Bit 2 Data 2
Bit 1 Data 1
Bit 0 Data 0
Tabel 2.5. Register data parallel port
Note 1 : Jika port adalah bi-direksional (dua arah), maka di register data ini dapat
dilakukan operasi Read dan Write.
Seperti namanya, register data, offset +0 digunakan untuk mengeluarkan
(menuliskan, write) data. Pada parallel port bidireksional, register ini juga digunakan
untuk memasukkan (membaca, read) data dari luar.
Offset Nama Read / Write Bit ke Properti
Bit 7 Busy
+1 Status port Read Only Bit 6 Ack
Bit 5 Paper Out
Bit 4 Select In
Bit 3 Error
Bit 2 IRQ (Not)
Bit 1 -
Bit 0 -
Tabel 2.6. Register status parallel port
Register status ini adlah port yang Read Only. Dalam proses jabat tangan,
register status digunakan untuk mengecek status printer manakala komputer akan
mengeluarkan data melalui parallel port.
Number Display 8
9. Offset Nama Read / Write Bit ke Properti
Bit 7 -
+2 Data port Read / Write Bit 6 -
Bit 5 Enable Bi-direksional
Bit 4 Enable IRQ Via Ack
Bit 3 Select Printer
Bit 2 Initial Printer (reset)
Bit 1 Auto Linefeed
Bit 0 Strobe
Tabel 2.7. Register control parallel port
Pada mulanya register control ini adalah Write Only, karena digunakan untuk
mengirimkan sinyal pemberitahuan ke printer seperti inisial, auto linefeed, dsb. Namun
demikian register control ini dapat juga di gunakan sebagai input (Read).
Bit ke 5 dari register cintrol, yakni Enable bi-direksional (dua arah) dugunakan
pada portprinter komputer (mulai) IBM PS/2 dan sesudahnya, dimana jalur data pada
port printer (register data) bisa berfungsi dua-arah : input/output. Jika bit Enable Bi-
direksional ini bernilai 1 (tinggi), maka jalur data akan dapat berfungsi sebagai input.
Namun jika tidak diperlukan untuk berkomunikasi dua arah, maka akan lebih baik bila
mengeset bit ini (bit5) ke rendah (0) daripada membeiarkannya tetap dalam kondisi
default.
Ringkasan fungsi pin pada parallel port standar seperti tampak pada gambar 2.2.
pin 18-25 semuanya dihubungkan ke ground.
Gambar 2.2. Ringkasan diagram pin parallel port (SPP) betina
Parallel port pada umumnya juga memiliki resistor pull-up intenal, namun tidak
semuanya. Internal resistor akan berfungsi sebagai beban jika rangkaian terbuka (tak
ada piranti yang terhubung).
Number Display 9
10. 2.2 Optoelektronika
Optoelektronika adalah teknologi yang menggabungkan ilmu-ilmu optika dan
elektronika. Dalam hal ini banyak alat-alat yang digunakan yang didasarkan pada
perilaku persambungan pn. Contoh alat-alat optoelektronika adalah dioda pemancar
cahaya (Light Emiting Dioda), LCD (Liquid crystal Dysplay), detektor sel foto
konduktif, sel surya silikon, photo dioda, transistor foto, pemancar cahaya dan
pengkopel dengan sumber infra red dan penyambungannya.
2.2.1 Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah suatu dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya bila diberi
tegangan panjar maju. Kalau pada waktu membangkitkan pasangan lubang elektron
dalam pertemuan pn dibutuhkan energi, maka bila ada elektron yang bergabung kembali
dengan lubang dilepaskanlah energi tersebut. Bila hal ini terjadi dalam pertemuan
silikon, energi dalam bentuk panas, tetapi dalam beberapa bahan Galium arseinida
energi dipancarkan sebagai radiasi infra merah. Dengan mencampurkan zat-zat lain
seperti galium dapat dibuat LED yang memancarkan cahaya.
Pada dioda pemancar cahaya mempunyai tegangan biasnya antara 1,5 sampai
2,5 V dan arus biasanya antara 10 dan 150 mA. LED akan memancarkan cahaya terang
atau redup tergantung dari arus yang melewatinya. Cara yang paling baik untuk
mendapatkan cahaya LED yang cemerlang adalah dengan dihubungkan dengan sumber
arus atau tegangan catu besar dan resistansi seri yang besar.
Dengan menggunakan unsur-unsur seperti galium, fosfor, arsen pabrikasi dapat
membuat LED yang memancarkan cahaya merah, kuning, hijau dan infra merah (infra
red) yang tak tampak. Gambar 2.3 menunjukan lambang LED. Dalam sejumlah
penerapan modern lampu pijar sudah banyak digantikan oleh LED karena mempunyai
keuntungan-keuntungan sebgai berikut :
1. Tegangan operasi yang rendah
2. Umur penggunaan panjang
3. Penyaklaran (switching) sambungan – putus (on – off) yang cepat.
Number Display 10
11. Vcc
Gambar 2.3 LED (Ligh Emiting Dioda)
2.3 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic
Visual Basic (atau sering disingkat VB) adalah perangkat lunak untuk menyusun
program aplikasi yang bekerja dalarn lingkungan sistem operasi Windows.
Karena keterbatasn dalam VB maka dalam melakukan pengaksesan hardware
secara langsung harus menambahkan sebuah file DLL yang diberi nama Port_IO.dll
yang harus diletakkan dalam direktori//windows/system atau diikutkan dalam satu
folder program yang di buat sendiri.
Sebelum mengunakan fungsi-fungsi yang ada dalam file DLL ini, terlebih dulu
harus mendeklarasikan file DLL tersebut ke dalarn VB. Pendekalrasiannya sebagai
berikut :
Private Declare sub Port_Out lib
"Port-IO.dll" (ByVal nPort As Integer, ByVal nData As
byte)
Private Declare Function Port-In
lib"Port-IO.dll" (ByVal nPort As Integer) As byte
Jika file DLL tersebut telah dideklarasikan seperti di atas, maka fungsi Port-Out
dan Port-In siap digunakan pada VB. Untuk mengirimkan data pada port paralel, kita
menggunakan fungsi Port-Out. Sintak penggunaannya adalah sebagai berikut :
Port_Out [Alamat.Port], [Nilai]
Perintah di atas membutuhkan dua parameter, yaitu Alamat_Port dan Nilai yang
merupakan alamat port dan nilai data yang akan di kirim pada port itu. Karena tiap port
hanya 8 jalur data, maka dari itu hanya bisa mengirim Nilai maksimum = 255 (FFh / I I
I I I I I l b) ke port yang diinginkan.
Contoh berikut mengilustrasikan cara menset bit ke port 888 (DP).
'Men-set bit 0 pada port 888
Port_Out 888, 1 '1 = 00000001b
'Men-set bit 1 pada port 888
Port_Out 888, 2 '2 = 00000010b
Number Display 11
12. BAB III
PERANCANGAN
3.1. Perancangan Perangkat Keras
3.1.1. Komunikasi Parallel Port antara Alat dengan Komputer
Komunikasi dilakukan menggunakan mode komunikasi data asinkron standar
melalui paralel port. Komputer akan mengirimkan untai data satu per satu (byte per
byte).
3.1.2. Rangkaian Number Displayer
DATA BIT 0
DATA BIT 1
DATA BIT 2
DATA BIT 3
DATA BIT 4
DATA BIT 5
DATA BIT 6
Gambar 3.1 Rangkaian Number Displayer
Number Display 12
13. 3.2. Perangkat Lunak
Dalam merancang perangkat lunak, penyusun menggunakan komputer dengan
spesifikasi sebagai berikut :
A. Hardware :
1. Processor Intel Pentium IV 2100 MHz;
2. Matherboard Intel;
3. Harddisk Seagate 40 GB;
4. Memori 128 MB.
B. Software :
1. Sistem Operasi Windows 98 Second Edition;
2. Program Aplikasi Visual Basic 6.0
Number Display 13
14. BAB IV
PENGUJIAN ALAT
1. Sambungkan alat dengan komputer melalui parallel port
2. Jalankan program yang telah dibuat pada Visual Basic untuk mengaktifkan alat.
3. Klik salah satu karakter yang ingin ditampilkan di displayer.
4. Tekan Tombol EXIT untuk keluar dari proses.
Number Display 14
16. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Program pada Visual Basic adalah salah satu program yang dapat digunakan
untuk mengontrol alat.
2. pengontrolan alat menjadi lebih mudah dan praktis.
3. dengan menguasai dasar ini, kita dapat membuat alat yang lebih kompleks lagi
misal, membuat papan pergantian pemain pada olah raga sepak bola.
4. Lebih cepat memahami mata kuliah Interfacing dengan menerapkannya secara
langsung..
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan dalam aplikasi ini
sehingga dapat menjadi masukkan. Saran terseut antara lain sebagai berikut :
1. Memahami sintax yang tepat agar lebih mudah dalam pembuatan program
aplikasi.
2. Membandingkan penggunaan port paralel dengan port serial dan USB sehingga
dapat dihasilkanpenggunaan port mana yang lebih tepat untuk aplikasi ini.
3. Memcoba membuat alat lain dengan program aplikasinya agar lebih memahami
lagi cara kerja dari port paralel.
Number Display 16
17. DAFTAR PUSTAKA
Retna Prasetia dan Catur Edi Wododo. 2004. “Teori dan Praktek Interfacing Port
Parallel dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0”. Penerbit: Andi
Offset. Yogyakarta.
Dwi Sutadi. 2004. “I/O Bus dan Motherboard Edisi 2”. Andi Offset. Yogyakarta.
Sudono, Agus. 2004. “Memanfaatkan Prot Printer Komputer menggunakan DELPHI”.
Penerbit: Smartbooks. Yogyakarta.
Number Display 17
18. LAMPIRAN PROGRAN NUMBER DISPLAYER
Private Declare Sub Port_Out Lib "Port_IO.dll" (ByVal nPort As Integer, ByVal nData
As Byte)
Private Declare Function Port_In Lib "Port_IO.dll" (ByVal nPort As Integer) As Byte
Private Declare Sub Tunda Lib "Port_IO.dll" (ByVal lama As Integer)
Private Sub Form_Load()
Port_Out 888, 0 Dim datatampil As Byte
End Sub Dim data(10) As Byte
Private Sub angka0_Click() Dim ulang As Integer
Port_Out 888, 63 Dim jml As Integer
End Sub data(0) = 63
data(1) = 48
Private Sub angka1_Click() data(2) = 109
Port_Out 888, 48 data(3) = 121
End Sub data(4) = 114
data(5) = 91
Private Sub angka2_Click() data(6) = 94
Port_Out 888, 109 data(7) = 49
End Sub data(8) = 127
data(9) = 115
Private Sub angka3_Click() 'Do
Port_Out 888, 121 For jml = 9 To 0 Step -1
End Sub 'For ulang = 0 To 30000
datatampil = data(jml)
Private Sub angka4_Click() Port_Out 888, datatampil
Port_Out 888, 114 Tunda 1000
End Sub 'Next ulang
Next jml
Private Sub angka5_Click() Port_Out 888, 0
Port_Out 888, 91 'Loop Until coba = 100
End Sub End Sub
Private Sub inc_Click()
Private Sub angka6_Click() Dim datatampil As Byte
Port_Out 888, 94 Dim data(10) As Byte
End Sub Dim ulang As Integer
Dim jml As Integer
Private Sub angka7_Click() data(0) = 63
Port_Out 888, 49 data(1) = 48
End Sub data(2) = 109
data(3) = 121
Private Sub angka8_Click() data(4) = 114
Port_Out 888, 127 data(5) = 91
End Sub data(6) = 94
data(7) = 49
Private Sub angka9_Click() data(8) = 127
Port_Out 888, 115 data(9) = 115
End Sub 'Do
For jml = 0 To 9
Private Sub dec_Click() 'For ulang = 0 To 30000
Number Display 18
19. datatampil = data(jml)
Port_Out 888, datatampil
Tunda 1000
'Next ulang
Next jml
Port_Out 888, 0
'Loop Until coba = 100
End Sub
Private Sub STOP_Click()
Port_Out 888, 0
Unload Me
End Sub
Number Display 2