SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Descargar para leer sin conexión
Opini                                                        Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




                Memacu Minat Membaca
                 Siswa Sekolah Dasar



                               Esther Kartika *)

Abstraksi
        enulis ingin mengajak rekan-rekan guru terutama di sekolah dasar

P       untuk memberikan pelajaran bahasa Indonesia dengan benar. Siswa-
        siswa jangan hanya dijejali dengan pengetahuan bahasa saja tapi
        melalui pelajaran bahasa Indonesia siswa dibimbing untuk terampil
menggunakan bahasa.
Guru membimbing siswa untuk terampil/mempunyai kompetensi dalam
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Semuanya ini berguna untuk
menunjang mata pelajaran lain.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini keterampilan membaca sebagai langkah
awal untuk membangkitkan minat baca siswa.
Marilah disadari bahwa dalam mengajar siswa untuk membaca bukan hal
sepele, yang dapat diabaikan begitu saja, yang dapat diberi tugas lalu kelas
ditinggalkan, lalu guru datang lagi dengan “segudang” pertanyaan. Karena itu
marilah belajar bersama untuk mempelajari jenis-jenis membaca sehingga
dapat memacu siswa untuk dapat gemar membaca dan menjadikan pelajaran
membaca sesuatu yang menyenangkan.

Kata Kunci : Membaca, bahasa Indonesia, minat

Abstract
In this article, the writer wants to invite teachers especially in the primary
school level to give their students a proper learning in Bahasa Indonesia.
With a proper Bahasa Indonesia lessons, students are not just getting knowl-
edge about bahasa, but they can actually be taught in using Bahasa profi-
ciently.


*) Kepala SDK 4 BPK PENABUR Jakarta


                                      Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   113
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




    Teachers are to guide the students to be competent in 4 strands, that is
reading, listening, speaking and writing in Bahasa. These skills is also very
useful for learning other subjects.
    This article will discuss the importance of reading proper Bahasa Indone-
sia, which will eventually lead to nurture students interest in reading books.
    Therefore it is very important for teachers to realize that teaching students
is very crucial and not something that can be overlook. Hence, lets us all start
learning to read and encourage students to be keen in reading books and
make reading something that is fun to learn.


                                                 Pendahuluan
Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah
keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu
membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil
membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tanpa
memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan
mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi
dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi
mata pelajaran lain. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar,
sosial, dan emosionalnya. Membaca bagi manusia sebenarnya merupakan
kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan makan, pakaian, dan
lain sebagainya.
    Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan
kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca
sangat perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan
pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik,
sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat
dapat membuka “jendela dunia”. Dengan membaca dapat dihindari sikap picik
dan fanatisme yang negatif.
    Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi perkembangan siswa
maka guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar dan selektif.
Secanggih atau sebaik apapun suatu metode membaca tidak akan berhasil
jika gurunya tidak mampu melaksanakannya serta hasilnya pun tidak sesuai
dengan harapan. Karena itu peranan guru sangat mendukung keberhasilan
siswanya.




114       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




                   Manfaat Memiliki Minat Baca
Minat dan kebiasaan membaca perlu dikembangkan secara terprogram dan
terencana. Anak memiliki berbagai potensi yang dapat dan perlu dikembangkan,
terutama potensi “ingin tahu”. Anak memang serba ingin tahu, hal ini perlu
disalurkan secara positif. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan melalui
buku.1) Untuk menjadikan anak menyenangi buku perlu dimulai dan dipupuk
sejak dini, sejak TK atau masuk SD.
    Kondisi anak didik saat ini umumnya kurang menyenangi buku, minat baca
tidak menonjol, dan mereka lebih suka menonton televisi.2) Membaca dilakukan
terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu pun
bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulangan, atau karena guru memberi
pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak
saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, penguasaan
bahasa menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah.
Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa
“minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan.3) Apabila minat baca “tinggi”
guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak
akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan. Anak akan mengisi sendiri
wadah rasa “ingin tahunya”. Suasana kelas akan lebih hidup, anak belajar
aktif di kelas dan belajar akan lebih mempunyai makna.
    Menurut seorang ahli, “Katakanlah kepada saya apa bacaan anda, saya
akan segera dapat menilai sikap anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa pribadi
seseorang dapat dikenal melalui bacaannya karena bahan bacaan dapat
membentuk kepribadian. Oleh karena itu perlu mengajari anak untuk selektif
dalam memilih bacaannya.4)
    Dalam memasuki era globalisasi pada saat ini, peran membaca sangat
penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk
mencapai kemajuan dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Derasnya arus informasi dan komunikasi dewasa ini menyebabkan
apa yang kita ketahui hari ini, tentang kemarin, mungkin tadi pagi atau tadi
malam telah berubah.
    Pengembangan minat baca ini perlu ditingkatkan secara berkesinambungan
agar terbentuk masyarakat yang berbudaya membaca. Khususnya di negara
ini, cara yang efektif populer untuk memperoleh informasi adalah melalui
bacaan. Oleh karena itu sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang
dan biasa membaca.
    Para guru harus mempunyai kemampuan dan kemauan untuk membaca
sehingga dalam melaksanakan proses pembelajaran guru tidak hanya
mengandalkan ilmu yang pernah dipelajarinya sebelum menjadi guru. Apabila

                                   Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   115
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




guru menganggap bahwa ilmu yang dimilikinya sudah memadai dan tidak
mengikuti perekembangan ilmu itu, maka dapat menimbulkan konflik antara
guru dengan anak didik, karena materi yang diajarkan kepada anak didik
mungkin sudah “basi”. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila guru senantiasa
mengikuti perkembangan zaman dengan membaca.

   Sebenarnya tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk:
1. mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang
     berbudaya membaca;
2. meningkatkan layanan perpustakaan;
3. menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam
     semua aspek pembangunan;
4. memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”;5)
5. meningkatkan kemampuan berpikir; dan
6. mengisi waktu luang.
   Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi
kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca
yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik.

             Teknik-teknik Membaca dan Langkah-langkah
                             Pelaksanaan
Membaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk
membaca yaitu siswa mengenal/ mengetahui huruf dan terampil mengubah
huruf menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini bukan lagi tentang
teknik membaca permulaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan dibahas tentang
teknik membaca lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar). Tujuan membaca
lanjutan ialah untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan lengkap.

                                   Teknik Membaca Lanjutan
Berikut ini akan dibahas enam teknik membaca lanjutan yang perlu diketahui
guru, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca.

                         Membaca Teknik (Membaca Bersuara)
Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuara, teks agak pendek, teks agak
panjang, atau teks panjang (dilihat dari kompetensi yang ingin dicapai).
Membaca teknis bertujuan untuk menambah kelancaran siswa mengubah
lambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna.
Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan yang dibaca “. Pada
tahap ini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaimana menyuarakan lambang

116       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




tertulis itu. Membaca teknis masih merupakan bagian terbesar dari kegiatan
membaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makin
menurun frekuensinya pada kelas tinggi sekolah dasar dan kegiatan membaca
ini lebih ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca.6)
Contoh membaca teknis ialah orang membacakan berita di televisi atau radio,
membacakan puisi atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknik
membaca.
    Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal
maupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,
pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
    Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalah
sebagai berikut:
a. Siswa diberi waktu ± 5 menit untuk membaca bacaan yang disajikan
      dengan caranya sendiri. Tujuan kegiatan ini agar siswa mempunyai
      gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat
      mempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau menentukan
      pemenggalan kalimat.
b. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau
      sulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam
      menghayati maksud bacaan.
      Ada dua kemungkinan jika siswa tidak mengerti arti/makna kata :
      1. belum mengenal kata-kata yang dimaksud.
      2. tidak mengenal konsep/makna sebuah kata.
      Jika siswa tidak mengenal/tidak mengerti kata-kata yang dimaksud, guru
      menjelaskan dengan mengganti kata lain yang sama artinya. Tetapi jika
      disebabkan oleh kemungkinan yang kedua, guru diharapkan menunjukkan
      benda, gambar, atau memperagakan dengan perbuatan.
c.    Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang
      dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan
      kalimat.
d. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal
      kata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula
      dilaksanakan dengan jalan menunjuk dua atau tiga orang siswa yang
      dianggap cakap dalam membaca. Guru hendaknya memberikan penjelasan
      tentang :
      1. perkataan mana yang penting dan harus dibaca dengan tekanan.
      2. berhenti dan bernafas pada tempatnya.
      3. tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

                                   Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   117
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




e.      Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari
        paragraf pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk
        menolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan,
        sebelum siswa mendapat giliran membaca.
f.      Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberapa siswa,
        sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.

   Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indo-
nesia dalam keterampilan membaca, karena itu tidak dibenarkan menggunakan
satu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk mengindari kebosanan
setelah memberikan giliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, di lanjutkan
dengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau
keterampilan menulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut.

                                         Membaca Dalam Hati.
Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis
membaca ini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam
kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindai, membaca
intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan ke dalam
membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis.
Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata,
sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut.
Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, maka
membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena
itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membaca
dalam hati dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan siswa
membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karena
kegiatan ini akan menghambat kecepatan siswa dalam membaca.
    Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak siswa berada di kelas II
sekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada siswa kelas III dengan tujuan
membaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami isi
wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan
menambah ilmu pengetahuan / informasi. Setelah siswa membaca diberi tugas
untuk menjawab pertanyaan, bacaan ditutup. Pertanyaan yang diberikan berupa
pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.7) Guru hendaknya tidak hanya
memberi pertanyaan ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan
pikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkan
pertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami /
menanggapi seluruh isi bacaan. Pada saat awal siswa dikenalkan dengan
membaca dalam hati, pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan.

118       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




Makin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian guru,
sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
   Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hati
adalah sebagai berikut:
   Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa.
Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan
guru, dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau
kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata-
kata tersebut.
a. Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu
      bacaan yang disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu
      yang disediakan tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut.
b. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan
      yang sudah dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaan
      tersebut pada waktu ia menjawab pertanyaan bacaan.
c.    Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatan
      maupun pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan
      untuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat pula secara tertulis
      untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.
d. Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan,
      biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa.
Catatan :
Merupakan cacat membaca dalam hati bila :
1. membaca dengan suara berbisik / bergumam.
2. bibir bergerak-gerak (komat-kamit)
3. kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau
4. menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.8)

                             Membaca Cepat
Dalam kurikulum 2004 tertulis membaca intensif, membaca sekilas, dan
membaca ekstensif. Semuanya itu dapat masuk ke dalam jenis membaca cepat.
Tujuan yang hendak dicapai melalui membaca cepat ialah melatih kecepatan
gerakan mata para siswa pada saat membaca. Membaca cepat perlu diajarkan
kepada para siswa, karena pada saatnya kelak siswa harus dapat membaca
suatu pengumuman, pemberitahuan, berita, dan tulisan-tulisan lain dalam
waktu yang cepat.
   Dalam kehidupan sehari-hari membaca cepat sangat dibutuhkan karena
pada abad informasi ini kita dihadapkan pada berbagai sumber informasi yang

                                   Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   119
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




sangat banyak jumlahnya dan tentunya kita tidak ingin tertinggal informasi.
Pada tahap permulaan mengenalkan membaca cepat kepada siswa kelas III
dan IV sekolah dasar, bahan bacaan hendaknya yang pernah dibaca siswa
supaya tidak terhambat oleh istilah yang belum dikenal. Pada kelas ini para
siswa sudah mampu membaca dengan baik dan lancar. Sedangkan pada
kelas V dan VI dapat dilakukan 3 (tiga) kali dalam sebulan karena mustahil
seseorang dapat membaca cepat tanpa latihan yang intensif dan
berkesinambungan.
   Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan membaca cepat adalah
sebagai berikut:
a. Untuk menghindari pemusatan perhatian dan melangkah mundur
     (mengulang bagian yang sudah dibaca sebelumnya), guru membicarakan
     bagian yang diperkirakan sulit.
b. Siswa diberi kesempatan membaca suatu bacaan dengan cepat dalam
     waktu telah ditentukan dengan aba-aba guru pada waktu memulai dan
     mengakhirinya. Kemudian memberikan siswa batas mengenai bahan yang
     sudah dibaca dan menghitung jumlah kata yang telah dibacanya.
c.   Siswa diberi tugas menyebutkan/menuliskan bagian bacaan yang penting,
     mungkin berupa kata kunci, kalimat, atau paragraf.
d. Pada bagian akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk
     mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap isi bacaan yang telah
     dibacanya.

   Kalau seorang siswa dapat membaca cepat namun tidak memahami isi
bacaan tersebut, maka tujuan membaca cepat tidak tercapai.

Catatan :
-    Untuk mengetahui kecepatan rata-rata membaca siswa hitunglah dengan
     rumus:
          Jumlah kata yang dibaca
                                         x 60 = kata / menit
          Jumlah detik waktu membaca

-       Untuk menghitung kecepatan efektif :

            Jumlah kata yang dibaca
                                    x % pemahaman isi bacaan = kata/menit
            Waktu tempuh baca




120       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




Contoh :
Siswa yang berhasil membaca ± 600 kata dalam tempo 2 menit dan berhasil
menjawab 3 buah pertanyaan bacaan dengan benar dari 5 soal yang tersedia,
artinya kecepatan efektif siswa tersebut = 300 kata x 60% = 180 kata per
menit 9)

                            Membaca Bahasa.
Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolong dalam membaca
bahasa.
    Tujuan yang hendak dicapai dengan membaca bahasa ialah untuk menambah
keterampilan siswa dalam menggunakan makna bahasa, makna kalimat/kata
yang digunakan dalam konteks kalimat tertentu, penggunaan suatu kata dalam
konteks yang berbeda-beda, ketepatan penggunaan imbuhan, tanda baca, dan
susunan kata/kalimat. Membaca bahasa sudah dapat diajarkan kepada siswa
kelas III sekolah dasar, sebab pada tahap ini siswa sudah mulai lancar membaca.
Mula-mula bahan yang dibaca adalah bacaan yang pernah diajarkan kepada
siswa, kelas IV, V, dan VI guru perlu mencari bacaan lain yang belum pernah
diajarkan.
    Dalam kegiatan membaca bahasa, guru perlu menanyakan :
a. arti kata yang digunakan dalam pelajaran dan penggunaan kata tersebut
      dalam kalimat lain;
b. tepat atau tidaknya pemakaian kata dalam situasi yang digambarkan dalam
      suatu pelajaran;
c.    penggunaan awalan, akhiran, dan sisipan;
d. penggunaan tanda baca seperti koma, tanda seru, tanda tanya, titik dua,
      dan sebagainya.
e. Penyusunan kata/kalimat baru yang lain

    Dalam pelaksanaan membaca bahasa, dilakukan langkah-langkah berikut :
a    Para siswa diberi kesempatan membaca dalam hati ± 5 menit.
     Kesempatan ini boleh diberikan lebih dari satu kali.
b    Guru bertanya tentang kata, ungkapan, atau kalimat yang dianggap baru
     oleh siswa. Sebenarnya langkah ini hanya untuk mencocokkan apakah
     hal yang dianggap baru oleh siswa dan hal yang diperkirakan baru oleh
     guru itu sama.
c    Pembahasan kata, ungkapan atau struktur kalimat disesuaikan dengan
     indikator yang akan dicapai.
d    Latihan-latihan bahasa dikaitkan dengan hal yang dibahas. Latihan ini
     dapat berupa penggunaan kata atau ungkapan dalam kalimat, dapat

                                    Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   121
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




        berupa latihan membuat kalimat dengan struktur baru menggunakan kata
        yang dibahas tersebut. 10)

                                      Membaca Indah (Estetis)
Pokok masalah dalam membaca indah ialah cara membaca yang meng-
gambarkan penghayatan keindahan dan keharuan yang terdapat pada bacaan.
Dengan membaca indah siswa digugah rasa estetiknya, untuk terus diasah.
Dalam kurikulum 2004 membaca indah dikaitkan dengan apresiasi sastra. Di
Sekolah Dasar biasanya membaca indah bersuara, misalnya membaca puisi.
   Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca indah.
a. Diberi tugas membaca dalam hati suatu bacaan; untuk dapat memahami
     isi bacaan dan siswa menghayati isi bacaan dan memiliki persiapan
     pengungkapan diri pada waktu membaca bersuara.
b. Pertanyaan ringan diajukan untuk mengetahui atau menyeragamkan
     pemahaman siswa terhadap bacaan yang disajikan.
c.   Bersama siswa dibahas kesukaran bahasa yang ada agar tidak
     mengganggu pemahaman.
d. Guru memberikan contoh membaca yang baik, siswa ditugaskan menandai
     bacaan/ wacana yang perlu dibaca dengan suara lemah, kuat, atau cepat
     dan lambat.
e. Siswa diberi kesempatan untuk membaca bacaan tersebut dengan
     ekspresi yang tepat.

                               Membaca Bebas (Perpustakaan)
Tujuan membaca bebas ini ialah untuk menumbuhkan kegemaran membaca
dan menambah pengetahuan. Di samping itu membaca juga merupakan
rekreasi. Latihan membaca bebas pada hakekatnya bertujuan untuk
menanamkan kebiasaan membaca.11) Dengan membaca bebas ini siswa
dimotivasi untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca.
   Guru/pustakawan dapat mengontrol membaca bebas ini dengan
menugaskan siswa menuliskan laporan dari buku yang telah dibaca, misalnya
dengan menuliskan ringkasan isi atau pesan dari buku tersebut, kesimpulan
dari bacaan tersebut, dsb.
   Langkah-langkah pelaksanaan membaca bebas (Perpustakaan) ialah
sebagai berikut :
a. Apabila di dalam kelas para siswa telah menyelesaikan tugas mata
      pelajaran tertentu, sedangkan waktu masih ada, hendaknya siswa
      dianjurkan untuk memanfaatkan perpustakaan kelas/sekolah.


122       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




b.    Siswa disuruh memilih buku yang disukai agar mereka gemar membaca.
c.    Guru hendaknya ikut membaca bacaan yang dibaca siswa meskipun
      hanya garis besarnya saja. Hal ini perlu karena guru dapat mengetahui
      isi bacaan tersebut. Jika ada buku yang tidak pantas dibaca para siswa
      maka buku tersebut dikeluarkan dari perpustakaan kelas/sekolah.
d.    Guru hendaknya selalu menanyakan isi buku yang dibaca siswa. Misalnya
      tentang tokoh cerita, alur cerita, atau hal-hal yang menarik bagi siswa.
      Dengan demikian guru dapat mengendalikan apa yang dibaca siswa dan
      pemanfaatan waktu luang tetap terjamin.
e.    Siswa disuruh menceritakan kembali isi buku yang dibaca, baik di depan
      kelas untuk menumbuhkan keberanian berbicara, atau membuat
      rangkuman secara teratur untuk memupuk kemampuan menulis.


                       Cara Penilaian Membaca
   Salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan belajar mengajar
(PBM) ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program, kegiatan,
dan hasil proses belajar mengajar.
Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada kesempatan ini perhatian
dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan anak dalam PBM, terutama
penilaian pelajaran membaca.
   Sebagai pelaksana kegiatan pelajaran membaca di kelas III sampai kelas
VI Sekolah Dasar penilaian tentu sangat berkaitan dengan tiap-tiap jenis
teknik membaca.

                Membaca teknis (Membaca Bersuara)
Dalam membaca teknis yang dinilai ialah :
a. Ketepatan ucapan atau lafal.
b. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat.
c.  Kewajaran nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian
    bahasa dalam kehidupan sehari-hari.
d. Kelancaran siswa dalam membaca.

     Membaca dalam hati (Membaca sekilas, memindai, intensif,
                           ekstensif)
Hal-hal yang dinilai ialah :
a. Kemampuan siswa menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun
     yang tersirat.
b. Kemampuan menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri/
     kata-kata sendiri.

                                    Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   123
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




c.      Kemampuan menemuan pikiran pokok setiap paragraf.
d.      Kemampuan menemukan ide atau pengertian pokok wacana.
e.      Kemampuan menjawab pertanyaan dengan lengkap.
f.      Kemampuan mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam
        membaca.

                                               Membaca bahasa
Hal-hal yang dinilai berkaitan dengan unsur-unsur kebebasan yang diperlukan
dalam membaca.
a. Ketepatan pemakaian kata (kosakata), struktur kalimat, dan penyusunan
     paragraf.
b. Pemakaian ejaan yang benar.
c.   Pemakaian tanda baca yang tepat

                              Membaca indah (Apresiasi Sastra)
Hal-hal yang dinilai meliputi :
a. Pemahaman terhadap wacana.
b. Ketepatan ucapan atau lafal, nada, irama, lagu kalimat.
c.   Kuat dan lemah, keras atau lambat suara (termasuk volume).
d. Penghayatan dan penjiwaan terhadap wacana yang dibaca.
e. Penampilan atau ekspresi pada waktu membaca.

                     Membaca bebas (Membaca Perpustakaan)
Penilaian terhadap membaca bebas hendaknya bersifat mendorong pribadi
siswa/kelas dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Guru memberikan
tugas-tugas yang dapat memberikan gambaran keaktifan, ketelitian, dan
kerajinan siswa. Yang dinilai antara lain hasil laporan bacaan, rangkuman isi
wacana,hasil diskusi kelompok mengenai buku atau wacana yang dibaca, dan
sebagainya.
   Dalam setiap jenis membaca, guru hendaknya telah mempunyai skala
penilaian berdasarkan materi yang akan dinilai. Hal ini untuk memperkecil
perasaan guru ikut dalam menilai, misalnya rasa suka / tidak suka sehingga
menimbulkan kesan pilih kasih. Sebagai contoh saja, skala penilaian dalam
menilai membaca teknis :
a. Ketepatan ucapan atau lafal.                                    = 3
b. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat               = 3
c.   Kewajaran nada irama, lagu, dan intonasi kalimat
     sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari          = 4
                                                       Jumlah      = 10

124       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




    Jadi, kalau siswa A dapat membaca teknis dengan baik dan mulus sesuai
kriteria penilaian maka ia akan mendapat maksimal 10, dst.
    Perlu diperhatikan bahwa guru harus melihat tujuan dari tiap jenis membaca
lalu membuat skala penilaiannya.

        Upaya-upaya untuk Meningkatkan Minat Baca
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa penanaman kebiasaan membaca harus
dimulai pada usia dini, dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah
merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan
membaca bagi anak-anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru. Guru perlu memotivasi
siswa untuk mencintai buku sejak awal. 12) Karena itu upaya pengembangan/
peningkatan minat dan kebiasaan membaca juga diadakan di sekolah-sekolah.
   Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca
antara lain :
1. penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah;
2. pemberian tugas membaca;
3. pemberian tugas pembuatan abstraksi;
4. pemotivasian penyelenggaraan majalah dinding;
5. penyelenggaraan lomba membaca;
6. penyelenggaraan lomba pembuatan kliping;
7.   pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah;
8. penyelenggaraan pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari-
     hari besar nasional dan agama;
9. penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan sekolah; 13)
10. penyelenggaraan program membaca;
11. pemberian bimbingan teknis membaca.
   Dari semua kegiatan yang dilaksanakan di atas, tidak akan ada artinya
kalau tidak didukung oleh para guru. Guru mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan minat baca siswa-siswanya.
   Jika guru salah atau kurang tepat dalam menggunakan metode mengajar
maka akan membuat siswa malas membaca, tidak memberikan motivasi
(dorongan) pada anak didik untuk gemar membaca. Guru yang tidak
memberikan kesempatan atau tidak menciptakan suasana diskusi di dalam
kelas, akan mematikan minat anak didik untuk ingin tahu atau mencari sesuatu
jawaban. Guru yang mengajar dengan metode ceramah saja atau yang lebih
buruk lagi dengan menyalin saja (baik di papan tulis atau didiktekan), akan
menjadikan kelas itu kelas yang pasif, kelas yang siswa-siswanya selalu
menunggu apa yang akan diberikan oleh gurunya.

                                    Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   125
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




   Seharusnya seorang guru harus menciptakan kelas yang interaktif, kelas
yang siswa-siswanya selalu mencari jawaban dan memecahkan masalah.
   Sebagai contoh kegiatan guru untuk mengajak siswanya berminat untuk
membaca dilakukan kegiatan sebagai berikut:

                  Memperkenalkan buku kepada anak sejak dini.
Guru yang bijak akan mulai suatu langkah, mencoba melangkah tapi penuh
kepastian. Dipilihnya buku-buku dari perpustakaan sebanyak jumlah siswanya
di kelas. Seawal mungkin, ketika anak mulai duduk di bangku kelas I anak
diberi buku. “Mengapa ? Bukankah anak belum bisa membaca ? “. Memang
benar, tapi guru yang bijak tadi bukan menyuruh anak membaca buku-buku
itu. Guru ingin merangsang siswanya dengan berusaha agar siswa sadar,
mulai “cinta buku”.
    Misalnya dengan menanyakan gambar-gambar yang terdapat dalam buku,
pada kesempatan lain guru bercerita singkat tentang isi suatu buku yang menarik
siswa. Cerita disajikan dengan maksud untuk menumbuhkan dan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang isi buku. Maksudnya agar siswa
terdorong dan memiliki motivasi. “Apabila kamu sudah pandai membaca, banyak
cerita-cerita menarik yang dapat diperoleh dalam buku-buku semacam ini.”
Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi hal ini dapat mendorong/
memberikan motivasi pada siswa untuk cepat belajar membaca.
    Saat ini keberadaan perpustakaan kelas sangat diperhatikan oleh para
pengelola sekolah, sekali lagi tingal peran guru yang sangat diperlukan dalam
memotivasi siswa untuk membaca.

                      Mengisi waktu luang anak didik dalam kelas.
Bila anak sudah memiliki kemampuan membaca, maka kemampuan guru yang
bijak tadi mencoba berkreasi. Anak didiknya dianjurkan mengumpulkan atau
membuat kliping, misalnya dari surat kabar, mingguan, atau majalah yang
memuat bacaan atau cerita untuk anak. Kliping yang terhimpun dibuat bermakna
bagi proses belajar siswa.
    Tentunya masih banyak cara lain untuk membangkitkan minat siswa dalam
membaca. Dan jangan lupa seleksilah buku-buku yang dibaca siswa-siswi/
anak-anak kita supaya sesuai dengan perkembangan bahasa anak.




126       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




                             Kesimpulan
Kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pengembangan
kemampuan lain yang lebih tinggi. Karena itu pengajaran membaca di sekolah
dasar harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan sehingga memberi
manfaat bagi siswa dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan lain.
   Kesabaran dan ketelatenan guru dalam membimbing, mengarahkan, dan
melatih siswa sangat berperan dalam mendorong siswa untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
   Begitu pula guru pustakawan dapat membantu meningkatkan minat baca
siswa dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Menerbitkan daftar buku untuk buku anak-anak.
2. Merencanakan kegiatan promosi minat baca seperti membentuk kelompok
     pencinta buku-buku, lomba minat baca dan lain-lain.
3. Mengorganisasikan lomba minat baca di sekolah.
4. Memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak.
5. Memberikan tugas baru setiap minggu dan melaporkan hasil pelaksanaan
     tugas.
6. Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil membaca.
7.   Mengajak siswa belajar ke perpustakaan.
8. Mengajak guru untuk mengajar teknik-teknik membaca kepada siswa.
9. Memotivasi siswa agar banyak membaca pada waktu terluang.
10. Menyelenggarakan jam cerita (story telling) kepada para siswa secara
     periodik.
   Dengan diketahuinya teknik-teknik membaca, langkah-langkah pelaksanaan,
dan upaya untuk meningkatkan minat baca, maka diharapkan guru dapat
mengambil perannya sebagai pendidik yang mendorong siswanya untuk gemar
membaca.


                           Daftar Pustaka


Ahmad S. Harjasujana, Membaca, Universitas Terbuka.
Depdikbud. (1992/1993). Petunjuk pengajaran membaca dan menulis kelas III,
     IV, V dan VI di sekolah dasar.
Depdikbud. Mutu Volume 1 no. edisi April– Juni 1992
Depdikbud. Mutu Volume 1 no. 2 edisi Juli–September 1992
Depdikbud. Mutu Volume 1 no. 4 edisi Januari–Maret 1993.


                                  Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004   127
Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif




Depdinas. Kurikulum 2004: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Tarigan, Henry Guntur, Prof. Dr,. (1995). Psikosastra. Bandung : Penerbit Angkasa
Harian Kompas, tanggal 29 September 2004 hlm. 9.

Catatan kaki :
1) Psikosastra, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, hlm.2
2)   Depdikbud. Mutu Volume 1 no.1 Edisi April-Juni 1992
3)   Psikosastra, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, hlm. 13-18
4)   Mutu Volume 1 no.2 Edisi Juli–September 1992
5)   Modul Universitas Terbuka
     Pendidikan Bahasa Indonesia 2 hlm. 131, Prof. Dr. Ahmad Slamet Harjasajana
6)   Petunjuk pengajaran Membaca dan Menulis kelas III – VI hlm. 14-15
7)   Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis kelas III – VI hlm.21
8)   Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis hlm. 22
9)   Pendidikan Bahasa Indonesia 2, Prof Dr. Ahmad Slamet Harjasujana, hlm.
     142-143
10) Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar, hlm. 25-26
11) Petunjuk Pengajaran Membaca kelas 3-6, hlm 30-31
12) Harian Kompas, Rabu, 29 September 2004, hlm. 9
13) Mutu Volume I no. 4 Edisi Januari – Maret 1993




128       Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISANTEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
Rasit Masrii
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Mul Yadi
 
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
Adi Sodikin
 
Apakah dia nilam
Apakah dia nilamApakah dia nilam
Apakah dia nilam
HUSNA85
 
Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan PerpustakaanPengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan
WARGA SALAPAN
 

La actualidad más candente (18)

Bacaan intensif
Bacaan intensifBacaan intensif
Bacaan intensif
 
TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISANTEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
TEKNIK PENGAJARAN YANG BOLEH MENCAPAI OBJEKTIF PENGAJARAN KEMAHIRAN LISAN
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
 
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
 
Kemahiran Membaca (PKP 3107)
Kemahiran Membaca (PKP 3107)Kemahiran Membaca (PKP 3107)
Kemahiran Membaca (PKP 3107)
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulis
 
Document1 fanny tik
Document1 fanny tikDocument1 fanny tik
Document1 fanny tik
 
FAKTOR MEMBACA DALAM KALANGAN PELAJAR
FAKTOR MEMBACA DALAM KALANGAN PELAJARFAKTOR MEMBACA DALAM KALANGAN PELAJAR
FAKTOR MEMBACA DALAM KALANGAN PELAJAR
 
Gess
GessGess
Gess
 
Bacaan ekstensif
Bacaan ekstensifBacaan ekstensif
Bacaan ekstensif
 
Teknik membaca
Teknik membacaTeknik membaca
Teknik membaca
 
Resensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksiResensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksi
 
Sp bm kbsm
Sp bm kbsmSp bm kbsm
Sp bm kbsm
 
Document2
Document2Document2
Document2
 
Apakah dia nilam
Apakah dia nilamApakah dia nilam
Apakah dia nilam
 
Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan PerpustakaanPengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan
 
Perencanaan pengajaran membaca
Perencanaan pengajaran membacaPerencanaan pengajaran membaca
Perencanaan pengajaran membaca
 

Destacado

Pengelolaan perpus sklh 1
Pengelolaan perpus sklh 1Pengelolaan perpus sklh 1
Pengelolaan perpus sklh 1
airsoko
 
Daftar pustaka br
Daftar pustaka brDaftar pustaka br
Daftar pustaka br
nur_mila
 
Transformasi perpustakaan nasional
Transformasi perpustakaan nasionalTransformasi perpustakaan nasional
Transformasi perpustakaan nasional
rambomanis
 
Prinsip prinsip penulisan resensi
Prinsip prinsip penulisan resensiPrinsip prinsip penulisan resensi
Prinsip prinsip penulisan resensi
rachmat61258
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah
Manajemen Perpustakaan SekolahManajemen Perpustakaan Sekolah
Manajemen Perpustakaan Sekolah
LiaCuby
 
Bahan pustaka
Bahan pustakaBahan pustaka
Bahan pustaka
asepia
 
Asyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaanAsyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaan
Ikhsan Nendi
 
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan KakiB. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
Ramadhani Sardiman
 
Laporan Tahap Akhir Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
Laporan Tahap Akhir  Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...Laporan Tahap Akhir  Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
Laporan Tahap Akhir Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
Prasetyo Bondan
 
B. Indonesia Kelas 3
B. Indonesia Kelas 3B. Indonesia Kelas 3
B. Indonesia Kelas 3
asyafiul
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
Nopiputri
 
Bahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SDBahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SD
Farohhh26
 

Destacado (20)

Pengelolaan perpus sklh 1
Pengelolaan perpus sklh 1Pengelolaan perpus sklh 1
Pengelolaan perpus sklh 1
 
Daftar pustaka br
Daftar pustaka brDaftar pustaka br
Daftar pustaka br
 
Meresensi buku
Meresensi bukuMeresensi buku
Meresensi buku
 
Transformasi perpustakaan nasional
Transformasi perpustakaan nasionalTransformasi perpustakaan nasional
Transformasi perpustakaan nasional
 
Perpustakaan keliling
Perpustakaan kelilingPerpustakaan keliling
Perpustakaan keliling
 
Prinsip prinsip penulisan resensi
Prinsip prinsip penulisan resensiPrinsip prinsip penulisan resensi
Prinsip prinsip penulisan resensi
 
Laporan akhir pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat mi...
Laporan akhir pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat mi...Laporan akhir pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat mi...
Laporan akhir pengaruh penggunaan internet oleh mahasiswa terhadap tingkat mi...
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah
Manajemen Perpustakaan SekolahManajemen Perpustakaan Sekolah
Manajemen Perpustakaan Sekolah
 
Bahan pustaka
Bahan pustakaBahan pustaka
Bahan pustaka
 
Perpustakaan Berbasisi Teknologi
Perpustakaan Berbasisi TeknologiPerpustakaan Berbasisi Teknologi
Perpustakaan Berbasisi Teknologi
 
Asyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaanAsyiknya belajar perpustakaan
Asyiknya belajar perpustakaan
 
Konsep pengembangan perpustakaan desa berbasis komunitas
Konsep pengembangan perpustakaan desa berbasis komunitasKonsep pengembangan perpustakaan desa berbasis komunitas
Konsep pengembangan perpustakaan desa berbasis komunitas
 
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan KakiB. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
B. Indonesia - KD 4.3 Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka & Catatan Kaki
 
Laporan Tahap Akhir Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
Laporan Tahap Akhir  Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...Laporan Tahap Akhir  Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
Laporan Tahap Akhir Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Mahasiswa Dan Hubunganny...
 
Penilaian kelas depdiknas
Penilaian kelas depdiknasPenilaian kelas depdiknas
Penilaian kelas depdiknas
 
Undang-Undang Perpustakaan
Undang-Undang PerpustakaanUndang-Undang Perpustakaan
Undang-Undang Perpustakaan
 
B. Indonesia Kelas 3
B. Indonesia Kelas 3B. Indonesia Kelas 3
B. Indonesia Kelas 3
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
 
Minat Membaca
Minat MembacaMinat Membaca
Minat Membaca
 
Bahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SDBahasa indonesia kelas 3 SD
Bahasa indonesia kelas 3 SD
 

Similar a Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Nona Mere
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolah
Ahmad NazRi
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek
33335
 
Apakah dia nilam
Apakah dia nilamApakah dia nilam
Apakah dia nilam
HUSNA85
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
Zelda Gates
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
aMaLiA sHoOp
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Mul Yadi
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linus
Ahmad NazRi
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
SitiMaesaroh69255
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Thufailarwin
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
Deju Salju
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and game
Anie01
 

Similar a Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar (20)

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolah
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek
 
SLIDE ISU MURID.pptx
SLIDE ISU MURID.pptxSLIDE ISU MURID.pptx
SLIDE ISU MURID.pptx
 
PENGUATAN LITERASI SD.pptx
PENGUATAN LITERASI SD.pptxPENGUATAN LITERASI SD.pptx
PENGUATAN LITERASI SD.pptx
 
Apakah dia nilam
Apakah dia nilamApakah dia nilam
Apakah dia nilam
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
Ptk'ku
Ptk'kuPtk'ku
Ptk'ku
 
Refleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaranRefleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaran
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linus
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
 
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdfBuku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar-1.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Improving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and gameImproving vocabulary through drilling method and game
Improving vocabulary through drilling method and game
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar

  • 1. Opini Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Memacu Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar Esther Kartika *) Abstraksi enulis ingin mengajak rekan-rekan guru terutama di sekolah dasar P untuk memberikan pelajaran bahasa Indonesia dengan benar. Siswa- siswa jangan hanya dijejali dengan pengetahuan bahasa saja tapi melalui pelajaran bahasa Indonesia siswa dibimbing untuk terampil menggunakan bahasa. Guru membimbing siswa untuk terampil/mempunyai kompetensi dalam mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Semuanya ini berguna untuk menunjang mata pelajaran lain. Yang akan dibahas dalam tulisan ini keterampilan membaca sebagai langkah awal untuk membangkitkan minat baca siswa. Marilah disadari bahwa dalam mengajar siswa untuk membaca bukan hal sepele, yang dapat diabaikan begitu saja, yang dapat diberi tugas lalu kelas ditinggalkan, lalu guru datang lagi dengan “segudang” pertanyaan. Karena itu marilah belajar bersama untuk mempelajari jenis-jenis membaca sehingga dapat memacu siswa untuk dapat gemar membaca dan menjadikan pelajaran membaca sesuatu yang menyenangkan. Kata Kunci : Membaca, bahasa Indonesia, minat Abstract In this article, the writer wants to invite teachers especially in the primary school level to give their students a proper learning in Bahasa Indonesia. With a proper Bahasa Indonesia lessons, students are not just getting knowl- edge about bahasa, but they can actually be taught in using Bahasa profi- ciently. *) Kepala SDK 4 BPK PENABUR Jakarta Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 113
  • 2. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Teachers are to guide the students to be competent in 4 strands, that is reading, listening, speaking and writing in Bahasa. These skills is also very useful for learning other subjects. This article will discuss the importance of reading proper Bahasa Indone- sia, which will eventually lead to nurture students interest in reading books. Therefore it is very important for teachers to realize that teaching students is very crucial and not something that can be overlook. Hence, lets us all start learning to read and encourage students to be keen in reading books and make reading something that is fun to learn. Pendahuluan Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa di sekolah dasar adalah keterampilan membaca yang didasari oleh kemampuan membaca. Mampu membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Akan tetapi terampil membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa juga akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi mata pelajaran lain. Dengan membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Membaca bagi manusia sebenarnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan makan, pakaian, dan lain sebagainya. Sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca sangat perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat membuka “jendela dunia”. Dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi perkembangan siswa maka guru perlu memacu siswanya untuk membaca dengan benar dan selektif. Secanggih atau sebaik apapun suatu metode membaca tidak akan berhasil jika gurunya tidak mampu melaksanakannya serta hasilnya pun tidak sesuai dengan harapan. Karena itu peranan guru sangat mendukung keberhasilan siswanya. 114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 3. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Manfaat Memiliki Minat Baca Minat dan kebiasaan membaca perlu dikembangkan secara terprogram dan terencana. Anak memiliki berbagai potensi yang dapat dan perlu dikembangkan, terutama potensi “ingin tahu”. Anak memang serba ingin tahu, hal ini perlu disalurkan secara positif. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan melalui buku.1) Untuk menjadikan anak menyenangi buku perlu dimulai dan dipupuk sejak dini, sejak TK atau masuk SD. Kondisi anak didik saat ini umumnya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjol, dan mereka lebih suka menonton televisi.2) Membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulangan, atau karena guru memberi pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, penguasaan bahasa menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan.3) Apabila minat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan. Anak akan mengisi sendiri wadah rasa “ingin tahunya”. Suasana kelas akan lebih hidup, anak belajar aktif di kelas dan belajar akan lebih mempunyai makna. Menurut seorang ahli, “Katakanlah kepada saya apa bacaan anda, saya akan segera dapat menilai sikap anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa pribadi seseorang dapat dikenal melalui bacaannya karena bahan bacaan dapat membentuk kepribadian. Oleh karena itu perlu mengajari anak untuk selektif dalam memilih bacaannya.4) Dalam memasuki era globalisasi pada saat ini, peran membaca sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan membaca diperlukan untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Derasnya arus informasi dan komunikasi dewasa ini menyebabkan apa yang kita ketahui hari ini, tentang kemarin, mungkin tadi pagi atau tadi malam telah berubah. Pengembangan minat baca ini perlu ditingkatkan secara berkesinambungan agar terbentuk masyarakat yang berbudaya membaca. Khususnya di negara ini, cara yang efektif populer untuk memperoleh informasi adalah melalui bacaan. Oleh karena itu sejak dini masyarakat perlu dimotivasi agar senang dan biasa membaca. Para guru harus mempunyai kemampuan dan kemauan untuk membaca sehingga dalam melaksanakan proses pembelajaran guru tidak hanya mengandalkan ilmu yang pernah dipelajarinya sebelum menjadi guru. Apabila Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 115
  • 4. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif guru menganggap bahwa ilmu yang dimilikinya sudah memadai dan tidak mengikuti perekembangan ilmu itu, maka dapat menimbulkan konflik antara guru dengan anak didik, karena materi yang diajarkan kepada anak didik mungkin sudah “basi”. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila guru senantiasa mengikuti perkembangan zaman dengan membaca. Sebenarnya tujuan dari pengembangan minat baca ini antara lain untuk: 1. mendorong minat dan kebiasaan membaca agar tercipta masyarakat yang berbudaya membaca; 2. meningkatkan layanan perpustakaan; 3. menciptakan masyarakat informasi yang siap berperan serta dalam semua aspek pembangunan; 4. memiliki pengetahuan yang terkini, bukan yang sudah “basi”;5) 5. meningkatkan kemampuan berpikir; dan 6. mengisi waktu luang. Minat baca dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik. Teknik-teknik Membaca dan Langkah-langkah Pelaksanaan Membaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar untuk membaca yaitu siswa mengenal/ mengetahui huruf dan terampil mengubah huruf menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini bukan lagi tentang teknik membaca permulaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan dibahas tentang teknik membaca lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar). Tujuan membaca lanjutan ialah untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan lengkap. Teknik Membaca Lanjutan Berikut ini akan dibahas enam teknik membaca lanjutan yang perlu diketahui guru, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca. Membaca Teknik (Membaca Bersuara) Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuara, teks agak pendek, teks agak panjang, atau teks panjang (dilihat dari kompetensi yang ingin dicapai). Membaca teknis bertujuan untuk menambah kelancaran siswa mengubah lambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna. Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan yang dibaca “. Pada tahap ini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaimana menyuarakan lambang 116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 5. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif tertulis itu. Membaca teknis masih merupakan bagian terbesar dari kegiatan membaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makin menurun frekuensinya pada kelas tinggi sekolah dasar dan kegiatan membaca ini lebih ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca.6) Contoh membaca teknis ialah orang membacakan berita di televisi atau radio, membacakan puisi atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknik membaca. Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalah sebagai berikut: a. Siswa diberi waktu ± 5 menit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan caranya sendiri. Tujuan kegiatan ini agar siswa mempunyai gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau menentukan pemenggalan kalimat. b. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud bacaan. Ada dua kemungkinan jika siswa tidak mengerti arti/makna kata : 1. belum mengenal kata-kata yang dimaksud. 2. tidak mengenal konsep/makna sebuah kata. Jika siswa tidak mengenal/tidak mengerti kata-kata yang dimaksud, guru menjelaskan dengan mengganti kata lain yang sama artinya. Tetapi jika disebabkan oleh kemungkinan yang kedua, guru diharapkan menunjukkan benda, gambar, atau memperagakan dengan perbuatan. c. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat. d. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan dengan jalan menunjuk dua atau tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam membaca. Guru hendaknya memberikan penjelasan tentang : 1. perkataan mana yang penting dan harus dibaca dengan tekanan. 2. berhenti dan bernafas pada tempatnya. 3. tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 117
  • 6. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif e. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraf pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan, sebelum siswa mendapat giliran membaca. f. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberapa siswa, sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa. Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indo- nesia dalam keterampilan membaca, karena itu tidak dibenarkan menggunakan satu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk mengindari kebosanan setelah memberikan giliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, di lanjutkan dengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau keterampilan menulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut. Membaca Dalam Hati. Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindai, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan ke dalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis. Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membaca dalam hati dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan siswa membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan siswa dalam membaca. Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak siswa berada di kelas II sekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada siswa kelas III dengan tujuan membaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami isi wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan / informasi. Setelah siswa membaca diberi tugas untuk menjawab pertanyaan, bacaan ditutup. Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.7) Guru hendaknya tidak hanya memberi pertanyaan ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaan pikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkan pertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami / menanggapi seluruh isi bacaan. Pada saat awal siswa dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan. 118 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 7. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Makin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian guru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hati adalah sebagai berikut: Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru, dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata- kata tersebut. a. Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut. b. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia menjawab pertanyaan bacaan. c. Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatan maupun pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis. d. Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa. Catatan : Merupakan cacat membaca dalam hati bila : 1. membaca dengan suara berbisik / bergumam. 2. bibir bergerak-gerak (komat-kamit) 3. kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau 4. menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.8) Membaca Cepat Dalam kurikulum 2004 tertulis membaca intensif, membaca sekilas, dan membaca ekstensif. Semuanya itu dapat masuk ke dalam jenis membaca cepat. Tujuan yang hendak dicapai melalui membaca cepat ialah melatih kecepatan gerakan mata para siswa pada saat membaca. Membaca cepat perlu diajarkan kepada para siswa, karena pada saatnya kelak siswa harus dapat membaca suatu pengumuman, pemberitahuan, berita, dan tulisan-tulisan lain dalam waktu yang cepat. Dalam kehidupan sehari-hari membaca cepat sangat dibutuhkan karena pada abad informasi ini kita dihadapkan pada berbagai sumber informasi yang Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 119
  • 8. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif sangat banyak jumlahnya dan tentunya kita tidak ingin tertinggal informasi. Pada tahap permulaan mengenalkan membaca cepat kepada siswa kelas III dan IV sekolah dasar, bahan bacaan hendaknya yang pernah dibaca siswa supaya tidak terhambat oleh istilah yang belum dikenal. Pada kelas ini para siswa sudah mampu membaca dengan baik dan lancar. Sedangkan pada kelas V dan VI dapat dilakukan 3 (tiga) kali dalam sebulan karena mustahil seseorang dapat membaca cepat tanpa latihan yang intensif dan berkesinambungan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan membaca cepat adalah sebagai berikut: a. Untuk menghindari pemusatan perhatian dan melangkah mundur (mengulang bagian yang sudah dibaca sebelumnya), guru membicarakan bagian yang diperkirakan sulit. b. Siswa diberi kesempatan membaca suatu bacaan dengan cepat dalam waktu telah ditentukan dengan aba-aba guru pada waktu memulai dan mengakhirinya. Kemudian memberikan siswa batas mengenai bahan yang sudah dibaca dan menghitung jumlah kata yang telah dibacanya. c. Siswa diberi tugas menyebutkan/menuliskan bagian bacaan yang penting, mungkin berupa kata kunci, kalimat, atau paragraf. d. Pada bagian akhir membaca cepat, guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menangkap isi bacaan yang telah dibacanya. Kalau seorang siswa dapat membaca cepat namun tidak memahami isi bacaan tersebut, maka tujuan membaca cepat tidak tercapai. Catatan : - Untuk mengetahui kecepatan rata-rata membaca siswa hitunglah dengan rumus: Jumlah kata yang dibaca x 60 = kata / menit Jumlah detik waktu membaca - Untuk menghitung kecepatan efektif : Jumlah kata yang dibaca x % pemahaman isi bacaan = kata/menit Waktu tempuh baca 120 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 9. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Contoh : Siswa yang berhasil membaca ± 600 kata dalam tempo 2 menit dan berhasil menjawab 3 buah pertanyaan bacaan dengan benar dari 5 soal yang tersedia, artinya kecepatan efektif siswa tersebut = 300 kata x 60% = 180 kata per menit 9) Membaca Bahasa. Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolong dalam membaca bahasa. Tujuan yang hendak dicapai dengan membaca bahasa ialah untuk menambah keterampilan siswa dalam menggunakan makna bahasa, makna kalimat/kata yang digunakan dalam konteks kalimat tertentu, penggunaan suatu kata dalam konteks yang berbeda-beda, ketepatan penggunaan imbuhan, tanda baca, dan susunan kata/kalimat. Membaca bahasa sudah dapat diajarkan kepada siswa kelas III sekolah dasar, sebab pada tahap ini siswa sudah mulai lancar membaca. Mula-mula bahan yang dibaca adalah bacaan yang pernah diajarkan kepada siswa, kelas IV, V, dan VI guru perlu mencari bacaan lain yang belum pernah diajarkan. Dalam kegiatan membaca bahasa, guru perlu menanyakan : a. arti kata yang digunakan dalam pelajaran dan penggunaan kata tersebut dalam kalimat lain; b. tepat atau tidaknya pemakaian kata dalam situasi yang digambarkan dalam suatu pelajaran; c. penggunaan awalan, akhiran, dan sisipan; d. penggunaan tanda baca seperti koma, tanda seru, tanda tanya, titik dua, dan sebagainya. e. Penyusunan kata/kalimat baru yang lain Dalam pelaksanaan membaca bahasa, dilakukan langkah-langkah berikut : a Para siswa diberi kesempatan membaca dalam hati ± 5 menit. Kesempatan ini boleh diberikan lebih dari satu kali. b Guru bertanya tentang kata, ungkapan, atau kalimat yang dianggap baru oleh siswa. Sebenarnya langkah ini hanya untuk mencocokkan apakah hal yang dianggap baru oleh siswa dan hal yang diperkirakan baru oleh guru itu sama. c Pembahasan kata, ungkapan atau struktur kalimat disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai. d Latihan-latihan bahasa dikaitkan dengan hal yang dibahas. Latihan ini dapat berupa penggunaan kata atau ungkapan dalam kalimat, dapat Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 121
  • 10. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif berupa latihan membuat kalimat dengan struktur baru menggunakan kata yang dibahas tersebut. 10) Membaca Indah (Estetis) Pokok masalah dalam membaca indah ialah cara membaca yang meng- gambarkan penghayatan keindahan dan keharuan yang terdapat pada bacaan. Dengan membaca indah siswa digugah rasa estetiknya, untuk terus diasah. Dalam kurikulum 2004 membaca indah dikaitkan dengan apresiasi sastra. Di Sekolah Dasar biasanya membaca indah bersuara, misalnya membaca puisi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca indah. a. Diberi tugas membaca dalam hati suatu bacaan; untuk dapat memahami isi bacaan dan siswa menghayati isi bacaan dan memiliki persiapan pengungkapan diri pada waktu membaca bersuara. b. Pertanyaan ringan diajukan untuk mengetahui atau menyeragamkan pemahaman siswa terhadap bacaan yang disajikan. c. Bersama siswa dibahas kesukaran bahasa yang ada agar tidak mengganggu pemahaman. d. Guru memberikan contoh membaca yang baik, siswa ditugaskan menandai bacaan/ wacana yang perlu dibaca dengan suara lemah, kuat, atau cepat dan lambat. e. Siswa diberi kesempatan untuk membaca bacaan tersebut dengan ekspresi yang tepat. Membaca Bebas (Perpustakaan) Tujuan membaca bebas ini ialah untuk menumbuhkan kegemaran membaca dan menambah pengetahuan. Di samping itu membaca juga merupakan rekreasi. Latihan membaca bebas pada hakekatnya bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca.11) Dengan membaca bebas ini siswa dimotivasi untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca. Guru/pustakawan dapat mengontrol membaca bebas ini dengan menugaskan siswa menuliskan laporan dari buku yang telah dibaca, misalnya dengan menuliskan ringkasan isi atau pesan dari buku tersebut, kesimpulan dari bacaan tersebut, dsb. Langkah-langkah pelaksanaan membaca bebas (Perpustakaan) ialah sebagai berikut : a. Apabila di dalam kelas para siswa telah menyelesaikan tugas mata pelajaran tertentu, sedangkan waktu masih ada, hendaknya siswa dianjurkan untuk memanfaatkan perpustakaan kelas/sekolah. 122 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 11. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif b. Siswa disuruh memilih buku yang disukai agar mereka gemar membaca. c. Guru hendaknya ikut membaca bacaan yang dibaca siswa meskipun hanya garis besarnya saja. Hal ini perlu karena guru dapat mengetahui isi bacaan tersebut. Jika ada buku yang tidak pantas dibaca para siswa maka buku tersebut dikeluarkan dari perpustakaan kelas/sekolah. d. Guru hendaknya selalu menanyakan isi buku yang dibaca siswa. Misalnya tentang tokoh cerita, alur cerita, atau hal-hal yang menarik bagi siswa. Dengan demikian guru dapat mengendalikan apa yang dibaca siswa dan pemanfaatan waktu luang tetap terjamin. e. Siswa disuruh menceritakan kembali isi buku yang dibaca, baik di depan kelas untuk menumbuhkan keberanian berbicara, atau membuat rangkuman secara teratur untuk memupuk kemampuan menulis. Cara Penilaian Membaca Salah satu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan belajar mengajar (PBM) ialah penilaian, baik yang menyangkut penilaian program, kegiatan, dan hasil proses belajar mengajar. Lingkup kegiatan ini amat luas karena itu pada kesempatan ini perhatian dipusatkan pada penilaian terhadap kemajuan anak dalam PBM, terutama penilaian pelajaran membaca. Sebagai pelaksana kegiatan pelajaran membaca di kelas III sampai kelas VI Sekolah Dasar penilaian tentu sangat berkaitan dengan tiap-tiap jenis teknik membaca. Membaca teknis (Membaca Bersuara) Dalam membaca teknis yang dinilai ialah : a. Ketepatan ucapan atau lafal. b. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat. c. Kewajaran nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari. d. Kelancaran siswa dalam membaca. Membaca dalam hati (Membaca sekilas, memindai, intensif, ekstensif) Hal-hal yang dinilai ialah : a. Kemampuan siswa menangkap isi wacana, baik yang tersurat maupun yang tersirat. b. Kemampuan menceritakan kembali isi wacana dengan bahasanya sendiri/ kata-kata sendiri. Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 123
  • 12. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif c. Kemampuan menemuan pikiran pokok setiap paragraf. d. Kemampuan menemukan ide atau pengertian pokok wacana. e. Kemampuan menjawab pertanyaan dengan lengkap. f. Kemampuan mengatasi kebiasaan tidak efisien atau cacat dalam membaca. Membaca bahasa Hal-hal yang dinilai berkaitan dengan unsur-unsur kebebasan yang diperlukan dalam membaca. a. Ketepatan pemakaian kata (kosakata), struktur kalimat, dan penyusunan paragraf. b. Pemakaian ejaan yang benar. c. Pemakaian tanda baca yang tepat Membaca indah (Apresiasi Sastra) Hal-hal yang dinilai meliputi : a. Pemahaman terhadap wacana. b. Ketepatan ucapan atau lafal, nada, irama, lagu kalimat. c. Kuat dan lemah, keras atau lambat suara (termasuk volume). d. Penghayatan dan penjiwaan terhadap wacana yang dibaca. e. Penampilan atau ekspresi pada waktu membaca. Membaca bebas (Membaca Perpustakaan) Penilaian terhadap membaca bebas hendaknya bersifat mendorong pribadi siswa/kelas dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Guru memberikan tugas-tugas yang dapat memberikan gambaran keaktifan, ketelitian, dan kerajinan siswa. Yang dinilai antara lain hasil laporan bacaan, rangkuman isi wacana,hasil diskusi kelompok mengenai buku atau wacana yang dibaca, dan sebagainya. Dalam setiap jenis membaca, guru hendaknya telah mempunyai skala penilaian berdasarkan materi yang akan dinilai. Hal ini untuk memperkecil perasaan guru ikut dalam menilai, misalnya rasa suka / tidak suka sehingga menimbulkan kesan pilih kasih. Sebagai contoh saja, skala penilaian dalam menilai membaca teknis : a. Ketepatan ucapan atau lafal. = 3 b. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat = 3 c. Kewajaran nada irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari = 4 Jumlah = 10 124 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 13. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Jadi, kalau siswa A dapat membaca teknis dengan baik dan mulus sesuai kriteria penilaian maka ia akan mendapat maksimal 10, dst. Perlu diperhatikan bahwa guru harus melihat tujuan dari tiap jenis membaca lalu membuat skala penilaiannya. Upaya-upaya untuk Meningkatkan Minat Baca Tidak dapat disangsikan lagi bahwa penanaman kebiasaan membaca harus dimulai pada usia dini, dan tidak dapat disangsikan pula bahwa sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan membaca bagi anak-anak. Salah satu dukungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru. Guru perlu memotivasi siswa untuk mencintai buku sejak awal. 12) Karena itu upaya pengembangan/ peningkatan minat dan kebiasaan membaca juga diadakan di sekolah-sekolah. Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca antara lain : 1. penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah; 2. pemberian tugas membaca; 3. pemberian tugas pembuatan abstraksi; 4. pemotivasian penyelenggaraan majalah dinding; 5. penyelenggaraan lomba membaca; 6. penyelenggaraan lomba pembuatan kliping; 7. pemotivasian penerbitan majalah atau buletin sekolah; 8. penyelenggaraan pameran buku yang dikaitkan dengan peringatan hari- hari besar nasional dan agama; 9. penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan sekolah; 13) 10. penyelenggaraan program membaca; 11. pemberian bimbingan teknis membaca. Dari semua kegiatan yang dilaksanakan di atas, tidak akan ada artinya kalau tidak didukung oleh para guru. Guru mempunyai peranan penting untuk meningkatkan minat baca siswa-siswanya. Jika guru salah atau kurang tepat dalam menggunakan metode mengajar maka akan membuat siswa malas membaca, tidak memberikan motivasi (dorongan) pada anak didik untuk gemar membaca. Guru yang tidak memberikan kesempatan atau tidak menciptakan suasana diskusi di dalam kelas, akan mematikan minat anak didik untuk ingin tahu atau mencari sesuatu jawaban. Guru yang mengajar dengan metode ceramah saja atau yang lebih buruk lagi dengan menyalin saja (baik di papan tulis atau didiktekan), akan menjadikan kelas itu kelas yang pasif, kelas yang siswa-siswanya selalu menunggu apa yang akan diberikan oleh gurunya. Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 125
  • 14. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Seharusnya seorang guru harus menciptakan kelas yang interaktif, kelas yang siswa-siswanya selalu mencari jawaban dan memecahkan masalah. Sebagai contoh kegiatan guru untuk mengajak siswanya berminat untuk membaca dilakukan kegiatan sebagai berikut: Memperkenalkan buku kepada anak sejak dini. Guru yang bijak akan mulai suatu langkah, mencoba melangkah tapi penuh kepastian. Dipilihnya buku-buku dari perpustakaan sebanyak jumlah siswanya di kelas. Seawal mungkin, ketika anak mulai duduk di bangku kelas I anak diberi buku. “Mengapa ? Bukankah anak belum bisa membaca ? “. Memang benar, tapi guru yang bijak tadi bukan menyuruh anak membaca buku-buku itu. Guru ingin merangsang siswanya dengan berusaha agar siswa sadar, mulai “cinta buku”. Misalnya dengan menanyakan gambar-gambar yang terdapat dalam buku, pada kesempatan lain guru bercerita singkat tentang isi suatu buku yang menarik siswa. Cerita disajikan dengan maksud untuk menumbuhkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang isi buku. Maksudnya agar siswa terdorong dan memiliki motivasi. “Apabila kamu sudah pandai membaca, banyak cerita-cerita menarik yang dapat diperoleh dalam buku-buku semacam ini.” Kelihatannya sangat sederhana, akan tetapi hal ini dapat mendorong/ memberikan motivasi pada siswa untuk cepat belajar membaca. Saat ini keberadaan perpustakaan kelas sangat diperhatikan oleh para pengelola sekolah, sekali lagi tingal peran guru yang sangat diperlukan dalam memotivasi siswa untuk membaca. Mengisi waktu luang anak didik dalam kelas. Bila anak sudah memiliki kemampuan membaca, maka kemampuan guru yang bijak tadi mencoba berkreasi. Anak didiknya dianjurkan mengumpulkan atau membuat kliping, misalnya dari surat kabar, mingguan, atau majalah yang memuat bacaan atau cerita untuk anak. Kliping yang terhimpun dibuat bermakna bagi proses belajar siswa. Tentunya masih banyak cara lain untuk membangkitkan minat siswa dalam membaca. Dan jangan lupa seleksilah buku-buku yang dibaca siswa-siswi/ anak-anak kita supaya sesuai dengan perkembangan bahasa anak. 126 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004
  • 15. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Kesimpulan Kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan lain yang lebih tinggi. Karena itu pengajaran membaca di sekolah dasar harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan sehingga memberi manfaat bagi siswa dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan lain. Kesabaran dan ketelatenan guru dalam membimbing, mengarahkan, dan melatih siswa sangat berperan dalam mendorong siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu pula guru pustakawan dapat membantu meningkatkan minat baca siswa dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Menerbitkan daftar buku untuk buku anak-anak. 2. Merencanakan kegiatan promosi minat baca seperti membentuk kelompok pencinta buku-buku, lomba minat baca dan lain-lain. 3. Mengorganisasikan lomba minat baca di sekolah. 4. Memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak. 5. Memberikan tugas baru setiap minggu dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas. 6. Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil membaca. 7. Mengajak siswa belajar ke perpustakaan. 8. Mengajak guru untuk mengajar teknik-teknik membaca kepada siswa. 9. Memotivasi siswa agar banyak membaca pada waktu terluang. 10. Menyelenggarakan jam cerita (story telling) kepada para siswa secara periodik. Dengan diketahuinya teknik-teknik membaca, langkah-langkah pelaksanaan, dan upaya untuk meningkatkan minat baca, maka diharapkan guru dapat mengambil perannya sebagai pendidik yang mendorong siswanya untuk gemar membaca. Daftar Pustaka Ahmad S. Harjasujana, Membaca, Universitas Terbuka. Depdikbud. (1992/1993). Petunjuk pengajaran membaca dan menulis kelas III, IV, V dan VI di sekolah dasar. Depdikbud. Mutu Volume 1 no. edisi April– Juni 1992 Depdikbud. Mutu Volume 1 no. 2 edisi Juli–September 1992 Depdikbud. Mutu Volume 1 no. 4 edisi Januari–Maret 1993. Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 127
  • 16. Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatif Depdinas. Kurikulum 2004: Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tarigan, Henry Guntur, Prof. Dr,. (1995). Psikosastra. Bandung : Penerbit Angkasa Harian Kompas, tanggal 29 September 2004 hlm. 9. Catatan kaki : 1) Psikosastra, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, hlm.2 2) Depdikbud. Mutu Volume 1 no.1 Edisi April-Juni 1992 3) Psikosastra, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, hlm. 13-18 4) Mutu Volume 1 no.2 Edisi Juli–September 1992 5) Modul Universitas Terbuka Pendidikan Bahasa Indonesia 2 hlm. 131, Prof. Dr. Ahmad Slamet Harjasajana 6) Petunjuk pengajaran Membaca dan Menulis kelas III – VI hlm. 14-15 7) Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis kelas III – VI hlm.21 8) Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis hlm. 22 9) Pendidikan Bahasa Indonesia 2, Prof Dr. Ahmad Slamet Harjasujana, hlm. 142-143 10) Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar, hlm. 25-26 11) Petunjuk Pengajaran Membaca kelas 3-6, hlm 30-31 12) Harian Kompas, Rabu, 29 September 2004, hlm. 9 13) Mutu Volume I no. 4 Edisi Januari – Maret 1993 128 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004