SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
BIMBINGAN DAN KONSELING
JENIS-JENIS MASALAH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
KELOMPOK LIMA
ANGGOTA :
MAWAR DEFI ANGGRAINI 4101412007
JEANET EVA CHRISNA 4101412041
PRAWITA NINGRUM 4101412074
YULIA PURNAWATI 41014120
CATUR KHASNAWATI 5401412005
CINTIA AGTASIA PUTRI 4201412030
AHMAD JALU WIJAYANTO 6101410038
ROMBEL 59 (JUMAT, 407)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, karunia,
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Umum
Bimbingan dan Konseling dengan judul “Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah Menengah”
dengan tepat waktu.
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum
Bimbingan dan Konseling guna menambah wawasan kami tentang masalah-masalah yang terjadi
di sekolah menengah sebagai bekal kami. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan agar kami
dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan Anda yang membacanya. Amin.
Semarang, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …….…………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… 2
2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah……. ……………………………… 2
2.2 Kriteria Masalah……………………………………………………… 2
2.3 Jenis-Jenis Masalah……………………….………………………….. 5
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..
3.1 Simpulan ………………………………………………………….. 8
3.2 Saran ………………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia tidak
dapat dipisahkan dari masalah. Peran manusia sebagai makhluk social dan makhluk individu
sering kali menciptakan masalah, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan sesamanya,
termasuk siswa.
Siswa di sekolah menengah berada pada masa puber atau masa mencari jati diri. Di masa
itulah siswa rentan mengalami masalah. Egoisme yang tinggi, merasa sudah dewasa sehingga
bisa mengatasi masalahnya sendiri. Namun sebenarnya mereka masih memerlukan
bimbingan dari orangtua, guru dan masyarakat.
Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui jenis-jenis masalah yang di hadapi
siswa, terutama siswa di sekolah menengah yang rentan dengan masalah. Hal ini bertujuan
agar kita memperoleh gambaran secara rinci mengenai berbagai permasalahan siswa usia
SLTP dan SLTA dengan mengaitkan ciri-ciri perkembangan yang terjadi pada remaja awal
hingga akhir. Sehingga kita mengetahui apa yang harus kita lakukan dan kita berikan ke
siswa- siswi kita nantinya.
Bimbingan dan konseling diharapkan mampu membantu siswa untuk mandiri sehingga
dia mampu untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalahnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan ciri-ciri masalah?
2. Bagaimana kriteria-kriteria masalah?
3. Apa saja jenis-jenis masalah yang dihadapi siswa di sekolah menengah?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa kependidikan mempunyai pemahaman tentang
masalah siswa di sekolah menengah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Ciri-Ciri Masalah
Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin menemui
berbagai permasalahan, baik oleh individu secara perorangan maupun kelompok.
Permasalahan yang dihadapi individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh pada dirinya
sendiri juga berpengaruh pada orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Pada hakekatnya proses pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-
pribadi yang matang, dengan kemampuan sosial yang baik, kesusilaan yang tinggi, serta
keimanan dan ketakwaan.
Ketidakmampuan individu untuk mewujudkan perkembangan yang optimal pada
keempat dimensi (individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas) tersebut dikarenakan
oleh berbagai permasalahan yang dialami selama proses perkembangannya.
Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Masalah yang dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu
kehidupan dirinya sendiri maupun orang lain. Adapun ciri-ciri masalah dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das
sein).
b. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.
c. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda.
d. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri
maupun oleh lingkungan.
e. Masalah muncul akibat dari proses belajar yang keliru.
f. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar ( Basic Question) yang perlu dijawab
g. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.
2.2 Kriteria Masalah
Pada dasarnya, masalah ditandai oleh adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Namun, tidak semua masalah perlu ditangani melalui pendekatan konseling. Suatu masalah
perlu ditangani melalui konseling, bila memenuhi kriteria tertentu. Pada dasarnya, masalah
tersebut berasal dari suatu masalah yang cukup serius, cukup mengguncangkan pribadi
konseli, masalah tersebut senantiasa mencekam sehingga pikiran dan perasaan konseli tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan berpengaruh terhadap perubahan fisiologik
tubuh. Disisi lain, masalah tersebut sudah berada diluar jangkauan konseli untuk mereda,
menghalau ataupun untuk menyelesaikannya sendiri. Sementara itu, bila masalah tersebut
tidak diatasi maka akan merugikan diri sendiri maupun pihak lain, terjadinya hambatan
perkembangan, penyimpangan sikap dan perilaku, salah perilaku dan inadekuat lain.
Selanjutnya, secara sadar konseli butuh bantuan dari orang lain untuk menghadapi,
mengatasi, dan memecahkan masalahnya yang berada di luar kemampuannya. Jadi, masalah
tersebut perlu digarap dengan cara-cara khusus, cara-cara yang memadai. Dengan kata lain,
masalah tersebut diatasi dengan bantuan orang lain yang memiliki kompetensi atau keahlian
sesuai dengan karakteristik dan kadar permasalahanya perlu penanganan secara profesional.
Meski masalah tersebut cukup serius dan sifatnya spesifik, menimbulkan ketegangan,
kecemasan, ketakutan, frustasi ataupun konflik namun masalah tersebut masih dalam
jangkauan profesi bimbingan dan konseling, masih dalam kategori “normal”, belum termasuk
“abnormal”. Bila masalah konseli mencapai kadar yang sangat berat, neuosus, diluar
jangkauan konselor, maka perlu di “referal” kepada psikologis klinis. Terlebih-lebih bila
diagnosa masalah mengidentifikasi adanya simtoma abnormalitas atau psikosis, maka
merupakan kewenangan psikiater untuk menanganinya.
Berikut ini adalah kriteria masalah dalam konseling secara prinsip, antara lain:
a. Masalah sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang tergolong
serius, sifatnya khas dan cukup mengguncangkan kehidupan secara sosial
maupum pribadi dari konseli. Masalah yang dihadapi oleh konseli itu
mempengaruhi kehidupan pribadi maupun sosial dari konselinya.
b. Masalah yang cukup serius itu, selalu mengganggu pikiran dan perasaan, serta
masalah tersebut diluar jangkauan subjek untuk mangatasi atau menyelesaikan
sendiri. Masalah tersebut adalah suatu masalah dimana konseli sudah merasa
tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan dirinya sendiri.
Maka, disini konseli membutuhkan bantuan dari konselor untuk membantu salam
upaya pemecahan masalahnya tersebut.
c. Bila masalah tersebut tak terpecahkan ataupun tak terselesaikan, maka akan
mengakibatkan kerugian bagi subjek maupun pihak lain yang boleh jadi
berdampak memunculkan masalah baru. Jika suatu masalah yang dihadapi oleh
konseli tidak segera terpecahkan atau terselesaikan, maka masalah tersebut dapat
memunculkan suatu masalah yang baru dan akan mengganggu kehidupan dari
konseli. Oleh sebab itu, suatu masalah yang dihadapi oleh konseli harus
secepatnya dapat terselesaikan dengan baik.
d. Pada gilirannya, konseli butuh bantuan pertolongan untuk memecahkan
masalahnya secara memadai, sehingga dapat mengembangkan pribadi yang
“balance”, produktif dan sehat. Konseli akan selalu membutuhkan pertolongan
bantuan dari seorang konselor dalam upaya pemecahan masalah yang sedang
dihadapi. Setelah memperoleh bantuan dari konselor, maka diharapkan konseli
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, serta dapat
hidup dengan seimbang, produktif, dan sehat.
e. Dengan kata lain, masalah tersebut perlu ditangani secara profesional oleh figur
yang kompeten dan berwenang. Dalam menangani suatu permasalahan yang
dihadapi oleh konseli memang sudah seharusnya ditangani oleh orang yang
profesional dan sudah ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Jika dalam
menangani suatu masalah itu tidak ditangani oleh orang yang sudah profesional,
maka akan menjadi ketakutan, apabila pemecahannya tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh konseli atau tidak sesuai dengan tugas perkembangan dari
konseli yang bersangkutan.
f. Akhirnya, masalah yang dimaksud berada dalam ruang lingkup kewenangan
konselor yaitu masalah-masalah melanda pada orang-orang normal. Seorang
konselor hanya akan membantu memecahkan masalah dari konseli yang masih
dalam keadaan normal, atau tidak sedang mengalami gangguan jiwa (abnormal).
Jika konseli sudah berada dalam suatu keadaan yang abnormal, maka hal itu
sudah tidak menjadi kewenangan dari seorang konselor. Dengan kata lain,
masalah itu bisa dialih tangankan kasus ke orang yang lebih ahli, misalnya
seorang psikiater.
2.3 Jenis-Jenis Masalah
Ada pendapat yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko.
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak
mengalami berbagai hambatan dan rintangan. Terlebih bagi siswa sekolah menengah yang
berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami berbagai
perubahan baik secara fisik maupun secara psikis.
Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan perilaku sebagai akibat
dari perubahan yang terjadi pada masa puber, yaitu:
a. Ingin menyendiri. Jika perubahan pada masa puber sudah mulai terjadi, anak-anak
biasanya mulai menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga, juga
sering bertengkar dengan sesama teman bermain. Anak puber lebih sering melamun, dan
mulai bereksperimen seks melalui masturbasi.
b. Bosan. Dengan datangnya masa puber, anak mulai merasa bosan dengan sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang dilakukan pada masa sebelumnya. Pada
masa puber ini biasanya terjadi penurunan prestasi belajar.
c. Inkoordinasi. Anak akan mengalami ketidakseimbangan gerakan.
d. Antagonisme sosial. Anak puber sering tidak mau kerja sama, sering membantah dan
menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan. Pada umumnya
diungkapkan dengan kritik dan komentar-komentar yang cenderung merendahkan.
e. Emosi yang meninggi. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah yang berlebihan hanya
dikarenakan oleh hal-hal sepele. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, sedih,
cepat tersinggung, dan cepat marah.
f. Hilangnya kepercayaan diri. Sebagai akibat terjadinya perubahan fisik pada diri anak
pada masa puber ini mengakibatkan anak merasa rendah diri, lebih-lebih bagi anak yang
sering mendapat kritik yang bertubi-tubi tentang dirinya.
Sikap dan perilaku anak yang berada dalam masa puber tersebut sering mengganggu
tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu pada masa remaja, dan sebagai
akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada masa remaja.
Beberapa masalah yang dialami oleh remaja:
2.3.1 Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak
irasional.
Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk
membantu subjek didik menuju ke arah kedewasaan yang optimal harus mempunyai
langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah emosional ini. Dalam
layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat berlatih bagaimana cara menjadi
pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan masalah, bagaimana cara
mengendalikan diri. Melalui wahan kelompok siswa dapat berlatih mengendalikan diri.
2.3.2 Masalah Penyesuaian Diri
Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan dengan
penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus
membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak diluar rumah
bersama teman-temannya sebagai kelompok, maka pengaruh teman sebaya dalam segala
pola perilaku, sikap, minat, dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari
keluarga. Dalam keadaan demikian, remaja cenderung mengikutinya tanpa
memperdulikan berbagai akibat yang akan menimpa dirinya. Kebutuhan akan penerimaan
dirinya dalam kelompok sebaya merupakan kebutuhan yang dianggap paling penting.
Untuk itu, maka sekolah harus ikut membantu tugas-tugas perkembangan remaja
tersebut agar mereka tidak mengalami kesalahan dalam penyesuaian dirinya. Melalui
penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat dan minat yang baik,
lewat kegiatan kurikuler maupun kokurikuler di sekolah, untuk mencegah dan mengatasi
kesalahan pergaulan.
2.3.3 Masalah Perilaku Seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubungan dengan
kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan
lawan jenis dan belajar memerankan peran seks yang diakuinya. Pada masa ini remaja
sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti oleh
keinginan yang kuat unuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai
akibatnya, remaja mempunyai minat yang tinggi pada seks. Seharusnya mereka mencari
atau memperoleh informasi mengenai seluk beluk seks dari orang tua, tetapi
kenyataannya mereka lebih banyak mencari informasi dari sumber-sumber yang kadang
tidak dapat dipertanggunggjawabkan yang kadang lebih menjurus ke pornografi. Sebagai
akibatnya, dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang apabila ditinjau dari segi moral
dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan, seperti ciuman, bercumbu, masturbasi, dan
bersenggama. Bahkan hubungan seks di luar nikah dianggap “benar” apabila orang-orang
yang terlibat saling mencintai dan saling merasa terikat. (Hurlock, 1980:229).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada hakekatnya, setiap manusia senantiasa ingin mewujudkan kebahagiaan dalam
hidupnya. Akan tetapi pada kenyataannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai
permasalahan yang dapat menghambat dan menggangu tercapainya kebahagaiaan tersebut.
Demikian juag bagi subjek didik yang berada pada tingkat pendidikan sekolah menengah
yang sedang berada dalam fase masa perkembangan remaja juga mengalami berbagai
permasalahan hidup, yang apabila dibiarkan akan mengganggu dan menghambat tercapainya
tujuan pendidikan yang sedang dilaluinya. Terdapat berbagai jenis masalah yang dialami oleh
siswa sekolah menengah, diantaranya adalah masalah yang berhubungan dengan dimensi-
dimensi kehidupan remaja, yaitu masalah yang bersifat individualitas, sosialitas moraritas,
dan keagamaan serta ketakwaan. Dengan demikian, kehadiran layanan bimbingan dan
konseling (BK) dalam sekolah, khususnya pada sekolah menengah ini sangat bermanfaat
demi tercapainya kehidupan peserta didik yang lebih baik dan agar peserta didik mampu
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Namun, kewenangan seorang konselor untuk
membantu konselinya dalam menyelesaikan masalah berada dalam kriteria masalah yang
masih normal, bukan kriteria masalah yang sudah abnormal.
3.2 Saran
Sebagai seorang guru harus memahami jenis-jenis masalah yang dihadapi siswa di
sekolah menengah agar mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya.
Harapanya bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa mampu menjadikan siswa
untuk berperilaku mandiri, sehingga siswa tidak senantiasa menggantukan dirinya kepada
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Supriyo dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Perc. Swadaya Manunggal
Semarang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatDini1115500023
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanPujiati Puu
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalMetode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalSunawan Sunawan
 
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingBentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingZakki Nurul Amin
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)Rizka Lubis
 
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa Puja Lestari
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkbaiq wulan
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)May Eq
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bkasm
 

La actualidad más candente (20)

Program tahunan bk
Program tahunan bkProgram tahunan bk
Program tahunan bk
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
 
Etika konseling
Etika konselingEtika konseling
Etika konseling
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Makalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikanMakalah pengembangan profesi kependidikan
Makalah pengembangan profesi kependidikan
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalMetode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
 
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konselingBentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
Bentuk bentuk layanan bimbingan dan konseling
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
 
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa
Pancasila sebagai karakter dan identitas bangsa
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Analisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bkAnalisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bk
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
Konsep Bimbingan Dan Konseling (PPT ALAY)
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 

Similar a Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah

catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxcatatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxencounter447
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingsreedewi
 
7 pengenalan kepada kaunseling
7 pengenalan kepada kaunseling7 pengenalan kepada kaunseling
7 pengenalan kepada kaunselingHerney Aqilah Kay
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingdirta07
 
Apa itu kaunseling
Apa itu kaunselingApa itu kaunseling
Apa itu kaunselinghany_zulfa
 
ppt kelompok 5 peng program.pptx
ppt kelompok 5 peng program.pptxppt kelompok 5 peng program.pptx
ppt kelompok 5 peng program.pptxTengkuAldyHatta
 
01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunselingridzuangrik
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
Tujuan dan aspek aspek konseling
Tujuan dan aspek aspek konselingTujuan dan aspek aspek konseling
Tujuan dan aspek aspek konselingArgo pusoro
 
Tugas Kelompok Psikologi Pendidikan
Tugas Kelompok Psikologi PendidikanTugas Kelompok Psikologi Pendidikan
Tugas Kelompok Psikologi PendidikanNono Tarsono
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konselinghusnulks
 
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxalihafiz5577
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)Subekti Bano
 
Materi_Modul 3.1 Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdf
Materi_Modul 3.1  Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdfMateri_Modul 3.1  Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdf
Materi_Modul 3.1 Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdfAndiWindayaniSPd
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stressMis Faralia
 

Similar a Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah (20)

catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxcatatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
 
7 pengenalan kepada kaunseling
7 pengenalan kepada kaunseling7 pengenalan kepada kaunseling
7 pengenalan kepada kaunseling
 
Asigmen
AsigmenAsigmen
Asigmen
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Pastoral care
Pastoral carePastoral care
Pastoral care
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Apa itu kaunseling
Apa itu kaunselingApa itu kaunseling
Apa itu kaunseling
 
ppt kelompok 5 peng program.pptx
ppt kelompok 5 peng program.pptxppt kelompok 5 peng program.pptx
ppt kelompok 5 peng program.pptx
 
01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling01 pengenalan kaunseling
01 pengenalan kaunseling
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
Tujuan dan aspek aspek konseling
Tujuan dan aspek aspek konselingTujuan dan aspek aspek konseling
Tujuan dan aspek aspek konseling
 
Tugas Kelompok Psikologi Pendidikan
Tugas Kelompok Psikologi PendidikanTugas Kelompok Psikologi Pendidikan
Tugas Kelompok Psikologi Pendidikan
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptxASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
ASAS PSIKOLOGI DAN KAUNSELING.pptx
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
 
Materi_Modul 3.1 Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdf
Materi_Modul 3.1  Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdfMateri_Modul 3.1  Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdf
Materi_Modul 3.1 Elaborasi Pemahaman CGP Angk 5_Okt 22.pdf
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stress
 

Último

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 

Último (20)

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 

Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah

  • 1. BIMBINGAN DAN KONSELING JENIS-JENIS MASALAH SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KELOMPOK LIMA ANGGOTA : MAWAR DEFI ANGGRAINI 4101412007 JEANET EVA CHRISNA 4101412041 PRAWITA NINGRUM 4101412074 YULIA PURNAWATI 41014120 CATUR KHASNAWATI 5401412005 CINTIA AGTASIA PUTRI 4201412030 AHMAD JALU WIJAYANTO 6101410038 ROMBEL 59 (JUMAT, 407) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, karunia, dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Umum Bimbingan dan Konseling dengan judul “Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah Menengah” dengan tepat waktu. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Bimbingan dan Konseling guna menambah wawasan kami tentang masalah-masalah yang terjadi di sekolah menengah sebagai bekal kami. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan agar kami dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan Anda yang membacanya. Amin. Semarang, Oktober 2013 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN …….…………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 1 1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 1 BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… 2 2.1 Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah……. ……………………………… 2 2.2 Kriteria Masalah……………………………………………………… 2 2.3 Jenis-Jenis Masalah……………………….………………………….. 5 BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….. 3.1 Simpulan ………………………………………………………….. 8 3.2 Saran ………………………………………………………………… 8 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 9
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan manusia tidak dapat dipisahkan dari masalah. Peran manusia sebagai makhluk social dan makhluk individu sering kali menciptakan masalah, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan sesamanya, termasuk siswa. Siswa di sekolah menengah berada pada masa puber atau masa mencari jati diri. Di masa itulah siswa rentan mengalami masalah. Egoisme yang tinggi, merasa sudah dewasa sehingga bisa mengatasi masalahnya sendiri. Namun sebenarnya mereka masih memerlukan bimbingan dari orangtua, guru dan masyarakat. Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui jenis-jenis masalah yang di hadapi siswa, terutama siswa di sekolah menengah yang rentan dengan masalah. Hal ini bertujuan agar kita memperoleh gambaran secara rinci mengenai berbagai permasalahan siswa usia SLTP dan SLTA dengan mengaitkan ciri-ciri perkembangan yang terjadi pada remaja awal hingga akhir. Sehingga kita mengetahui apa yang harus kita lakukan dan kita berikan ke siswa- siswi kita nantinya. Bimbingan dan konseling diharapkan mampu membantu siswa untuk mandiri sehingga dia mampu untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah : 1. Apa pengertian dan ciri-ciri masalah? 2. Bagaimana kriteria-kriteria masalah? 3. Apa saja jenis-jenis masalah yang dihadapi siswa di sekolah menengah? 1.3 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa kependidikan mempunyai pemahaman tentang masalah siswa di sekolah menengah.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dan Ciri-Ciri Masalah Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, baik oleh individu secara perorangan maupun kelompok. Permasalahan yang dihadapi individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh pada dirinya sendiri juga berpengaruh pada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Pada hakekatnya proses pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi- pribadi yang matang, dengan kemampuan sosial yang baik, kesusilaan yang tinggi, serta keimanan dan ketakwaan. Ketidakmampuan individu untuk mewujudkan perkembangan yang optimal pada keempat dimensi (individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas) tersebut dikarenakan oleh berbagai permasalahan yang dialami selama proses perkembangannya. Masalah merupakan sesuatu atau persoalan yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah yang dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan dirinya sendiri maupun orang lain. Adapun ciri-ciri masalah dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das sein). b. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat. c. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. d. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan. e. Masalah muncul akibat dari proses belajar yang keliru. f. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar ( Basic Question) yang perlu dijawab g. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok. 2.2 Kriteria Masalah Pada dasarnya, masalah ditandai oleh adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Namun, tidak semua masalah perlu ditangani melalui pendekatan konseling. Suatu masalah
  • 6. perlu ditangani melalui konseling, bila memenuhi kriteria tertentu. Pada dasarnya, masalah tersebut berasal dari suatu masalah yang cukup serius, cukup mengguncangkan pribadi konseli, masalah tersebut senantiasa mencekam sehingga pikiran dan perasaan konseli tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan berpengaruh terhadap perubahan fisiologik tubuh. Disisi lain, masalah tersebut sudah berada diluar jangkauan konseli untuk mereda, menghalau ataupun untuk menyelesaikannya sendiri. Sementara itu, bila masalah tersebut tidak diatasi maka akan merugikan diri sendiri maupun pihak lain, terjadinya hambatan perkembangan, penyimpangan sikap dan perilaku, salah perilaku dan inadekuat lain. Selanjutnya, secara sadar konseli butuh bantuan dari orang lain untuk menghadapi, mengatasi, dan memecahkan masalahnya yang berada di luar kemampuannya. Jadi, masalah tersebut perlu digarap dengan cara-cara khusus, cara-cara yang memadai. Dengan kata lain, masalah tersebut diatasi dengan bantuan orang lain yang memiliki kompetensi atau keahlian sesuai dengan karakteristik dan kadar permasalahanya perlu penanganan secara profesional. Meski masalah tersebut cukup serius dan sifatnya spesifik, menimbulkan ketegangan, kecemasan, ketakutan, frustasi ataupun konflik namun masalah tersebut masih dalam jangkauan profesi bimbingan dan konseling, masih dalam kategori “normal”, belum termasuk “abnormal”. Bila masalah konseli mencapai kadar yang sangat berat, neuosus, diluar jangkauan konselor, maka perlu di “referal” kepada psikologis klinis. Terlebih-lebih bila diagnosa masalah mengidentifikasi adanya simtoma abnormalitas atau psikosis, maka merupakan kewenangan psikiater untuk menanganinya. Berikut ini adalah kriteria masalah dalam konseling secara prinsip, antara lain: a. Masalah sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang tergolong serius, sifatnya khas dan cukup mengguncangkan kehidupan secara sosial maupum pribadi dari konseli. Masalah yang dihadapi oleh konseli itu mempengaruhi kehidupan pribadi maupun sosial dari konselinya. b. Masalah yang cukup serius itu, selalu mengganggu pikiran dan perasaan, serta masalah tersebut diluar jangkauan subjek untuk mangatasi atau menyelesaikan sendiri. Masalah tersebut adalah suatu masalah dimana konseli sudah merasa tidak mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan dirinya sendiri. Maka, disini konseli membutuhkan bantuan dari konselor untuk membantu salam upaya pemecahan masalahnya tersebut.
  • 7. c. Bila masalah tersebut tak terpecahkan ataupun tak terselesaikan, maka akan mengakibatkan kerugian bagi subjek maupun pihak lain yang boleh jadi berdampak memunculkan masalah baru. Jika suatu masalah yang dihadapi oleh konseli tidak segera terpecahkan atau terselesaikan, maka masalah tersebut dapat memunculkan suatu masalah yang baru dan akan mengganggu kehidupan dari konseli. Oleh sebab itu, suatu masalah yang dihadapi oleh konseli harus secepatnya dapat terselesaikan dengan baik. d. Pada gilirannya, konseli butuh bantuan pertolongan untuk memecahkan masalahnya secara memadai, sehingga dapat mengembangkan pribadi yang “balance”, produktif dan sehat. Konseli akan selalu membutuhkan pertolongan bantuan dari seorang konselor dalam upaya pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Setelah memperoleh bantuan dari konselor, maka diharapkan konseli mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, serta dapat hidup dengan seimbang, produktif, dan sehat. e. Dengan kata lain, masalah tersebut perlu ditangani secara profesional oleh figur yang kompeten dan berwenang. Dalam menangani suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli memang sudah seharusnya ditangani oleh orang yang profesional dan sudah ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Jika dalam menangani suatu masalah itu tidak ditangani oleh orang yang sudah profesional, maka akan menjadi ketakutan, apabila pemecahannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konseli atau tidak sesuai dengan tugas perkembangan dari konseli yang bersangkutan. f. Akhirnya, masalah yang dimaksud berada dalam ruang lingkup kewenangan konselor yaitu masalah-masalah melanda pada orang-orang normal. Seorang konselor hanya akan membantu memecahkan masalah dari konseli yang masih dalam keadaan normal, atau tidak sedang mengalami gangguan jiwa (abnormal). Jika konseli sudah berada dalam suatu keadaan yang abnormal, maka hal itu sudah tidak menjadi kewenangan dari seorang konselor. Dengan kata lain, masalah itu bisa dialih tangankan kasus ke orang yang lebih ahli, misalnya seorang psikiater.
  • 8. 2.3 Jenis-Jenis Masalah Ada pendapat yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami berbagai hambatan dan rintangan. Terlebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun secara psikis. Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber, yaitu: a. Ingin menyendiri. Jika perubahan pada masa puber sudah mulai terjadi, anak-anak biasanya mulai menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga, juga sering bertengkar dengan sesama teman bermain. Anak puber lebih sering melamun, dan mulai bereksperimen seks melalui masturbasi. b. Bosan. Dengan datangnya masa puber, anak mulai merasa bosan dengan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang dilakukan pada masa sebelumnya. Pada masa puber ini biasanya terjadi penurunan prestasi belajar. c. Inkoordinasi. Anak akan mengalami ketidakseimbangan gerakan. d. Antagonisme sosial. Anak puber sering tidak mau kerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan. Pada umumnya diungkapkan dengan kritik dan komentar-komentar yang cenderung merendahkan. e. Emosi yang meninggi. Kemurungan, merajuk, ledakan amarah yang berlebihan hanya dikarenakan oleh hal-hal sepele. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah, sedih, cepat tersinggung, dan cepat marah. f. Hilangnya kepercayaan diri. Sebagai akibat terjadinya perubahan fisik pada diri anak pada masa puber ini mengakibatkan anak merasa rendah diri, lebih-lebih bagi anak yang sering mendapat kritik yang bertubi-tubi tentang dirinya. Sikap dan perilaku anak yang berada dalam masa puber tersebut sering mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu pada masa remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada masa remaja. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja: 2.3.1 Masalah Emosi
  • 9. Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu subjek didik menuju ke arah kedewasaan yang optimal harus mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah emosional ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat berlatih bagaimana cara menjadi pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan masalah, bagaimana cara mengendalikan diri. Melalui wahan kelompok siswa dapat berlatih mengendalikan diri. 2.3.2 Masalah Penyesuaian Diri Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman-temannya sebagai kelompok, maka pengaruh teman sebaya dalam segala pola perilaku, sikap, minat, dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Dalam keadaan demikian, remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan berbagai akibat yang akan menimpa dirinya. Kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam kelompok sebaya merupakan kebutuhan yang dianggap paling penting. Untuk itu, maka sekolah harus ikut membantu tugas-tugas perkembangan remaja tersebut agar mereka tidak mengalami kesalahan dalam penyesuaian dirinya. Melalui penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pembinaan bakat dan minat yang baik, lewat kegiatan kurikuler maupun kokurikuler di sekolah, untuk mencegah dan mengatasi kesalahan pergaulan. 2.3.3 Masalah Perilaku Seksual Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubungan dengan kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis dan belajar memerankan peran seks yang diakuinya. Pada masa ini remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantis, yang diikuti oleh keinginan yang kuat unuk memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunyai minat yang tinggi pada seks. Seharusnya mereka mencari
  • 10. atau memperoleh informasi mengenai seluk beluk seks dari orang tua, tetapi kenyataannya mereka lebih banyak mencari informasi dari sumber-sumber yang kadang tidak dapat dipertanggunggjawabkan yang kadang lebih menjurus ke pornografi. Sebagai akibatnya, dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan, seperti ciuman, bercumbu, masturbasi, dan bersenggama. Bahkan hubungan seks di luar nikah dianggap “benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai dan saling merasa terikat. (Hurlock, 1980:229).
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Pada hakekatnya, setiap manusia senantiasa ingin mewujudkan kebahagiaan dalam hidupnya. Akan tetapi pada kenyataannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai permasalahan yang dapat menghambat dan menggangu tercapainya kebahagaiaan tersebut. Demikian juag bagi subjek didik yang berada pada tingkat pendidikan sekolah menengah yang sedang berada dalam fase masa perkembangan remaja juga mengalami berbagai permasalahan hidup, yang apabila dibiarkan akan mengganggu dan menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang sedang dilaluinya. Terdapat berbagai jenis masalah yang dialami oleh siswa sekolah menengah, diantaranya adalah masalah yang berhubungan dengan dimensi- dimensi kehidupan remaja, yaitu masalah yang bersifat individualitas, sosialitas moraritas, dan keagamaan serta ketakwaan. Dengan demikian, kehadiran layanan bimbingan dan konseling (BK) dalam sekolah, khususnya pada sekolah menengah ini sangat bermanfaat demi tercapainya kehidupan peserta didik yang lebih baik dan agar peserta didik mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Namun, kewenangan seorang konselor untuk membantu konselinya dalam menyelesaikan masalah berada dalam kriteria masalah yang masih normal, bukan kriteria masalah yang sudah abnormal. 3.2 Saran Sebagai seorang guru harus memahami jenis-jenis masalah yang dihadapi siswa di sekolah menengah agar mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya. Harapanya bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa mampu menjadikan siswa untuk berperilaku mandiri, sehingga siswa tidak senantiasa menggantukan dirinya kepada orang lain.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES. Supriyo dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Perc. Swadaya Manunggal Semarang.