SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
BAB I

                                    PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG

       Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan dan memiliki ketertarikan pada

lawan jenisnya. Kodrat ini bisa disempurnakan fungsinya apabila dilegalkan dalam suatu

ikatan nikah. Menurut Tate Qomaruddin, pernikahan dalam Islam ditegakkan atas beberapa

prinsip besar dan mulia. Pertama, membangun ketaatan dan ibadah kepada Allah secara

bersama-sama dalam sebuah rumah tangga. Kedua, demi terwujudnya Sakinah, mawaddah

dan Rahmah melalui perjodohan laki-laki dan perempuan. Ketiga, pernikahan diiringi

pelaksanaan ibadah lainnya sebagai sarana untuk menciptakan kehidupan yang bersih dari

perilaku memperturutkan syahwat seksual.

       Keluarga adalah satuan terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga dalam bentuknya

yang sederhana atau asasi terdiri atas laki-laki dan perempuan yang hidup dalam ikatan

perkawinan beserta anak-anaknya yang diakui oleh anggota masyarakat. Secara umum,

keluarga dapat diartikan dengan terakumulasinya sejumlah orang yang saling berinteraksi dan

berkomunikasi untuk melakukan fungsi sosial sebagai suami istri, bapak, ibu, anak laki-laki

dan perempuan. Jalan pertama yang harus ditempuh dalam membentuk sebuah keluarga

(rumah tangga) ialah lembaga perkawinan. Perkawinan sebagaimana yang dimaksudkan

dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada dasarnya pernikahan bertujuan untuk

membentuk keluarga sakinah atau dapat pula dikatakan untuk mewujudkan ketentraman,

kasih sayang, dan kesenangan sebagaimana yang telah difirmankan Allah Ta’ala dalam Al

Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi:


                                             1
‫و من ا يا ته ا ن خلق لكم من انفسكم الز وا جا لتسكنوا اليها و جعل بينكم مود ة و رحمة‬

                                                           (۲۱:‫ا ن في ذ لك ل يا ت لقوم ييفكرون )الروم‬

           Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
           istri-istri dari jenis-jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tertram
           kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang.1


Dengan adanya ikatan perkawinan sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran sebagai

ikatan yang kuat (mitsaqon gholidoh) maka terbentuklah hak-hak dan kewajiban yang harus

dilaksanakan suami istri. Hak dan kewajiban yang muncul haruslah dilaksanakan dengan

seimbang agar dapat mencapai tujuan perkawinan yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah

dan rohmah.

           Semua orang akan mendambakan proses pernikahan yang akan dijalani sesuai dengan

peraturan agama sehingga akan mendapatkan kehidupan yang tentram (sakinah) sesuai

dengan janji agama. Namun kadang-kadang setiap orang-orang yang akan menikah, ketika

akan melangsungkan penikahan mereka menaruh harapan bisa membentuk keluarga yang

sakinah mawaddah warahmah namun secara definitif dan makna mereka belum mamahami

apa itu keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah. Cuma secara aktualisasi langka-langka

menuju keluarga sakinah yang mereka alami dalam menjalani kehidupan rumah tangga

mereka telah lakukan. Sebagaimana realita yang ada bahwa tidak semuanya orang yang

melangsungkan pernikahan itu tau makna kelurga sakinah, misalnya sesuai dengan penelitian

ini, yaitu tentang pemahaman keluarga sakinah yang masih sangat minim dikalangan

masyakat.

           Dari sisi inilah perlu ditegaskan bahwa perlunya pengetahuan pemahaman tentang

apa sebenanya keluarga sakinah tesebut, agar tidak terjadi yang namanya Kekerasan dalam

rumah tangga, seperti penganiayaan suami terhadap isteri, perlakuan kasar orang tua terhadap
1
    Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: 1992), 664

                                                      2
anak, perkosaan ayah/kakek terhadap anak/cucu maupun pembantu merupakan kedholiman

dalam keluarga yang saat ini banyak kita temui. Fenomena demikian tidak perlu terjadi andai

setiap anggota keluarga berbuat yang terbaik untuk keluarganya. Rumah tangga yang

diharapkan menjadi surga (baitii jannatii) justru menjadi suasana yang menegangkan karena

adanya saling menuntut dan menyalahkan. Rasulullah SAW bersabda: ?Berbahagialah

orangn-orang yang sibuk memperhatikan cacatnya (kesalahan) sendiri daripada (sibuk

memperhatikan) cacat(kesalahan) manusia yang lain (HR Abu Dzar) dalam hal ini termasuk

suami-isteri. Jika anggota keluarga merasa tertekan, teraniaya, dikhianati, bahkan disiksa,

maka bagaimana mungkin kedamaian rumah tangga dapat tercipta?

        Sebenarnya semua itu bisa dapat tewujud dengan adanya Kasih sayang, kejujuran,

keadilan, kesabaran, saling menghargai, menolong dan pengertian antar anggota keluarga

yang merupakan sarana agar pengabdiannya mendapat Ridha Allah yang maha bijaksana.

        Melihat fenemena masyarakat tersebut tentang pengetahuan pemahaman mereka

kelurga sakinah apakah sudah sudah sesuai dengan harapan. Dan apakah sudah sesuai dengan

ajaran islam sehingga bisa menemukan makna sesungguhnya tentang keluarga sakinah yang

itu bisa tercapai.

        Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat pemahaman masyarkat tentang

keluarga sakinah yang mereka jalankan dengan konsep ajaran islam berangkat dari sisi

sosiologis yang menyatakan bahwa tidak perlu mengetahui makana dari kelurga sakinah

tersebut yang penting bisa hidup bahagia selamat dunia akhirat. apakah pernikahan tersebut

akan menghasilkan keluarga yang benar-benar harmonis.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

        Permasalahan-permasalahan yang muncul dari latar belakang permasalahan yang

telah dipaparkan diatas antara lain seperti di bawah ini.

    1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang keluarga sakinah?


                                                3
2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga sakinah?

    3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan demi mewujudkan keluarga sakinah?



C. RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana konsep keluarga sakinah menurut Islam?

    2. Bagaimana Pemahaman masyakat Doko tentang kelurga sakinah?

    3. Bagaimana Upaya meningkatkan Pemahaman Keluarga Sakinah di Masyarakat

        Doko?

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

            Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memahami penelitian ini, maka

sistematika pembahasannya akan dipaparkan dalam 5 (lima) bab, dengan perincian sebagai

berikut: Bab I Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah dan sistematika pembahasan.

            Bab II akan dijelaskan mengenai kondisi objektif masyarakat dimana penelitian

ini dilaksanakan dalam rangka memberikan gambaran singkat bagaimana kondisi masyarakat

Desa Doko Kabupaten Kediri, agar supaya penelitian kali ini benar-benar memberikan

informasi yang kongkrit dan dapat dijadikan tambahan informasi atau data dalam penelitian

kali ini.

            Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: jenis penelitian, paradigma dan

pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data dan yang

terakhir adalah metode analisis data.

            Adapun Bab IV menjelaskan pemaparan dan analisis data. Yaitu bagaimana data

yang sudah terkumpul dapat disajikan dan dianalisis sehinggga dapat benar-benar

memberikan sebuah informasi yang berkaitan dengan penelitian kali ini. Dan Bab V adalah

Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.


                                              4
BAB II

                          DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN


   A. KONDISI OBJEKTIF MASYRAKAT

       Masyarakat Desa Doko, Kec Ngasem Kab. Kediri yang menjadi objek penelitian kami

tidak berbeda jauh dengan masyarakat yang lainnya yang masih disekitarnya. Maksudnya

dimasyarakat Doko tersebut juga ada kegiatan-kegiatan yang hubungannya dengan

kemasyarakatan. Seperti halnya Tahlil, manaqib dan lain-lain. Selain itu, juga ada kegiatan

dalam rangka memperingati hari –hari besar baik hari besar islam maupun hari nasional

seperti memperingati isro`mi`roj, maulud Nabi dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang

memperingati hari besar biasanya dalam bentuk Pengajian Akbar dengan mengundang para

Kyai. Sedangkan para remaja setiap malam Jum`at setelah sholat maghrib mengadakan

shalawat Al-Banjari di Mushola. Dan juga Bapak-Bapak setelah sholat Maghrib setiap malam

Jum`at kegiatannya Yasinan secara bergantian (rolling) dari rumah satu kerumah yang

lainnya.

       Menurut data yang kami peroleh dari tokoh-tokoh mayarakat baik dari Bapak Lurah,

Bapak RT maupun Pemimpin Jama`ah Masyarakat bahwa masyarakat setempat telah

mengaktualisasikan sebagian konsep Keluarga Sakinah. Namun secara definitive dan makna

belum mengetahui apa itu keluarga sakinah. mereka hanya megasumsikan bahwa keluarga

sakinah merupakan bagian dari do`a untuk keluarga saja. Pemahaman ini didorong oleh

pengetahuan mereka ketika acara pernikahan ( mantenan)dan juga acara-acara pengajian

yang hubungannya dengan keluarga. Seperti acara Aqiqah, Sunatan dan lain-lain.

   1. DATA PENDUDUK

       Lokasi penelitian terletak di Desa Doko, Kec Ngasem Kab. Kediri Sebelah Utara

Kelurahan Sukorejo Sebelah Timur Kelurahan Gogorante Sebelah Selatan Desa Burengan

dan Sebelah Barat Desa Banjaran dengan luas 141,89. Ha.

                                            5
Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Doko sampai dengan bulan Juni 2009 sebanyak

6.633 orang, terdiri dari laki-laki 3.334 orang dan perempuan 3.289 orang yang dibagi

menjadi 1.768 KK (Kepala Keluarga) sebagaimana terlampir.

   2. MATA PENCAHARIAN PENDUDUK

       Berdasarkan data yang kami teliti bahwasanya letak penelitian ini di wilayah

perbatasan Kabupaten dan Perkotaan dimana secara geografis lahan yang ada sebagaian besar

digunakan untuk instansi-instansi atau lembaga-lembaga baik negeri maupun swasta,

pertokoan, PERUMNAS dan pabrik-pabrik. Dan bisa dikatakan bahwasannya lahan untuk

pertanian terbilang masih terbatas bahkan sempit dan jarang ditemukan. Dari sini bisa

tergambarkan kondisi masyarakat Doko dari sisi mata pencahariannya.

   Data yang diperoleh dari kelurahan dapat memberikan informasi sebagai berikut:

        Pegawai Desa                     : 12   orang

        Pegawai Negeri Sipil             : 130 orang

        ABRI                             : 25   orang

        Guru                             : 62   orang

        Dokter                           :6     orang

        Bidan                            :3      orang

        Mantri KesehatanPerawat          : 12   orang

        Pekerja di Perbankan             : 12   orang

        Pekerja Pengkreditan Rakyat      : 62   orang

        Pekerja di Pegadaian             : 2    orang

        Pegawai Notaris                  : 15   orang

        Pengacara                        :1     orang

        Tukang Kayu                      : 12   orang

        Tukang Batu                      : 42   orang


                                           6
 Tukang Jahit                     :3     orang

        Tukang cukur                     :4     orang

        Persewaan                        : 20   orang



   3. PENDIDIKAN PENDUDUK

       Penduduk desa Doko bisa terbilang masyarakat yang agamis dan berpendidikan,

walaupun masih ada sebagian yang masih terbilang banyak yang belum bisa menyelesaikan

sampai ke jenjang perguruan tinggi. Dikatakan agamis karena masyarak tersebut berdekatan

dengan Pondok Pesantren Al-Fattah. Hal inilah bisa menjadi perbedaan yang signifikan

dengan penduduk lainnya walaupun tingkat pendidikan yang sama, penduduk Doko terbilang

penduduk yang agamanya kuat dan pengetahuannya menengah keatas karena disamping

hidup di perbatsan Kabupaten dan Perkotaan yang menghendaki hidup untuk kompetitif

tetapi mereka juga harus dituntut berfikir maju. Karena secara langsung mereka yang

berpendidikan rendah bersinggungan langsung dengan para lulusan sarjana untuk bersama-

sama mencari pekerjaan layak. Adapun latar belakang pendidikan penduduk desa Doko

adalah sebagai berikut:

   -   Tidak Lulus SD / MI                : 31   orang

   -   Lulusan SD / MI                    : 78   orang

   -   Lulusan SLTP / MTs/ Sederajat      : 984 orang

   -   Lulusan SLTA / MA/Sederajat        : 1.126 orang

   -   Lulusan D1-S3                      : 709 orang




                                           7
BAB III

                                      METODE PENELITIAN



A. Jenis Penelitian

        Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif. Adapun yang

dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati,2

data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.3 Dengan kata lain

penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai suatu

keadaan, melihat kaitan antar variable-variabel dan tidak menguji atau menggunakan

hipotesa.4. Jadi dalam penelitian ini penulis berusaha semaksimal mungkin mendeskripsikan

suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang atau mengambil masalah-

masalah aktual sebagaimana adanya pada penelitian. Dilaksanakan dengan pendekatan

konseptual dan analisis terhadap permasalahan yang diambil dengan membandingkan data-

data di lapangan dengan konsep-konsep baik dari buku-buku, majalah-majalah, makalah,

maupun dari sumber lain dengan kalimat yang tersusun secara sistematis.

B. Sumber data

        Berdasarkan pada sumber perolehan data, maka data dalam penelitian ini

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer, ialah sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

    (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara

    individual dan kelompok. Hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

    kegiatan dan hasil pengujian5.

2
  Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1999), 3.
3
  Ibid, 6
4
  Op.Cit. 26
5
  Gabriel Amin Silalahi, Metode Penelitian dan Studi Kasus (Sidoarjo: CV. Citra Media, 2003), 57.

                                                     8
Hilman Hadi Kusuma mendefinisikan data Primer adalah data dasar yang diperoleh

    peneliti dari tangan pertama, dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan

    diuraikan orang lain6.      Adapun dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh

    melalaui wawancara dengan para pelaku pernikahan dini dikalangan mahasiswa

    Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yaitu: pasangan Ahmadi dan Lailatul Masyhuroh,

    Istiono Dedi M dan Ana Aminatul M, Aldo Kelana dan Ulfi, Roni Al-Mughni dan Siska,

    Lukman Hidayat dan Indah Masrurin, Arman dan Umy Baity, Slamet Mujiono dan Ani

    Masruroh, dan pasangan Rudi Hartono dengan Dian Wahyu Ramadhani.

2. Data Sekunder, ialah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

    perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,

    catatan atau laporan historis yang telah tersusun dari arsip (dokumenter) yang sudah

    dipublikasikan7. Atau sumber informasi yang tidak secara langsung mempunyai

    wewenang dan tanggung jawab informasi padanya.8Dalam hal ini berupa data

    kepustakaan yang berkaitan dengan topik bahasan seperti kepustakaan dalam hukum

    perdata, khususnya dalam hukum pernikahan dan dampak yang mengikutinya, seperti

    masalah nafkah, termasuk juga studi dokumen berupa data tentang perundang-undangan,

    buku-buku, majalah dan sebagainya.

C. Metode pengumpulan data

        Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data dengan beberapa cara, yaitu:



1. Observasi




6
  Hilman Hadi Kusuma, Metodologi Pembuatan kertas kerja/Skripsi Ilmu Hukum (Bandung: CV. Mandar Maju,
1995), 65.
7
  Ibid., 57.
8
  Ali Muhammad, Penelitian Kependudukan Prosedur dan Strategi (Bandung: PN. Angkasa, 1987), 42.

                                                  9
Yang dimaksud dengan observasi adalah mengamati (watching) dan mendengar

(listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau

pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk

digunakan ke dalam tingkat penafsiran analitis.9 Observasi merupakan salah satu teknik

pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala

dan subjek yang diarahkan pada tingkah laku sosial yang alamiah, tanpa usaha melakukan

manipulasi terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan

terhadap para mahasiswa yang sudah menikah dan disekitar kehidupannya, khususnya

tentang pemberian nafkah seorang suami kepada isterinya

2. Wawancara atau Interview

        Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan menggunakan alat yang

dinamakan panduan wawancara (interview guide)10. Dalam penelitian ini, wawancara

dilakukan dengan para mahasiswa yang sudah menikah di lingkungan UIN Malang, yaitu

pasangan Ahmadi dan Lailatul Masyhuroh, Istiono Dedi M dan Ana Aminatul M, Aldo

Kelana dan Ulfi, Roni Al-Mughni dan Siska, Lukman Hidayat dan Inolah Masrurin, Arman

dan Umy Baity, Slamet Mujiono dan Ani Masruroh, dan pasangan Rudi Hartono dengan

Dian Wahyu Ramadhani. Dari wawancara tersebut peneliti memperoleh data tentang riwayat

pendidikan mereka, usia saat menikah, kegiatan sosial keagamaan mereka, faktor mereka

melakukan pernikahan dini, pekerjaan mereka, dan bagaimana model para suami menafkahi

para isterinya.

        Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara yang bermodel “Semi

Structured”. Disini mula-mula interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
9
  James A, Black, Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: PT) Refika Aditama,
1999), 286.
10
   Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 135

                                                   10
terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut.

Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan

yang lengkap dan mendalam.11

3. Dokumentasi

        Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, lengger, agenda dan sebagainya 12. Pada metode

ini penulis mengupayakan untuk memperoleh landasan teori dan dasar analisis yang

dibutuhkan dalam membahas permasalahan.

D. Metode pengolahan data

        Dalam sebuah penyusunan karya tulis ilmiah, pengolahan data merupakan salah satu

proses yang sangat penting, karena jika ada kesalahan atau kekeliruan dalam mengolah data

yang telah didapatkan di lapangan maka kesimpulan yang dihasilkan juga akan salah.

        Dalam mengolah data ini penulis akan melalui beberapa tahapan, yaitu : editing,

classifying, verifying, analyzing dan concluding.

Editing adalah menelti kembali data-data yang sudah diperoleh apakah data-data tersebut

sudah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan dalam proses selanjutnya13. Dalam hal ini

editing dilakukan pada catatan-catatan tentang nafkah dan pernikahan dini. Kemudian

Classifying, yatitu: proses klasifikasi seluruh data baik yang berasal dari wawancara,

observasi dan lain-lain hendaknya dibaca, ditelaah secara mendalam dan diklasifikasikan

sesuai dengan kebutuhan.14 Kemudian tahapan selanjutnya Verifying yaitu : langkah dan

kegiatan yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan harus di cross-

check agar validitasnya dapat diakui.15Pemeriksaan kembali ini dilaukan pada data dan


11
   Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 227
12
   Ibid., 231.
13
   LKP2M, Research Book for LKP2M (Malang: UIN Malang, 2005), 60-61.
14
   Lexy J. Moeleong, Op.Cit, 104-105.
15
   Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru Argasindo,
2002), 84-65.

                                                   11
informasi yang berhubungan dengan konsep nafkah dan pernikahan dini agar bisa terjamin

validitasnya. Selanjutnya Analyzing yaitu: Proses penyederhanaan kata ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan juga mudah untuk diinterpretasikan. Dalam analisa ini akan

digunakan teori-teori yang relevan16. Dalam hal ini analisa data yang di gunakan penulis

adalah deskriptif kualitatif        yaitu: analisis yang menggambarkan keadaan atau status

fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut kategorinya

untuk memperoleh kesimpulan. Baru kemudian tahapan terakhir Conluding yaitu:

pengambilan kesimpulan dari data-data yang diperoleh untuk memperoleh jawaban kepada

pembaca atas kegelisahan dari apa yang telah dipaparkan di latar belakang17.

        Bahwa yang dimaksud dengan analisis data adalah proses menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan

dalam pengamatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya.18 Dalam pembahasan ini penulis menganalisa tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan data atau membuat ringkasan yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sedangkan penyajian data adalah sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau untuk

verifikasi (pembuktian kebenaran), sedangkan penarikan kesimpulan adalah sebagian dari

suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh dengan menggunakan metode induksi yaitu analisa

data yang bersifat khusus yang mempunyi unsur-unsur kesamaan dan mengeneralisasikannya

ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum.



                                                 BAB IV

                              PEMAPARAN DAN ANALISI DATA
16
   Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1987), 263.
17
   Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, Op.Cit, 89.
18
   Lexi J. Moleong ,Op.Cit, 190

                                                    12
1. Penyajian Data

        Dari beberapa pasangan keluarga yang sudah berumah tangga yang ada di Kelurahan

Doko baik yang sudah menikah lama maupun yang baru yang telah kami teliti mengenai

keluarga sakinah mereka mayoritas tidak mengetahui apa itu keluarga sakinah. Akan tetapi,

mereka secara implikatif mereka sedikit sudah menerapkan konsep-konsep keluarga sakinah

yang dijelaskan dalam ilmu agama. Untuk itu, hal inilah yang menjadi konsentrasi

pembahasan kami dalam penelitian yang kami lakukan.

        Untuk kepentingan penelitian, kami menggunakan interview pada pasangan-pasangan

keluarga yang ada didaerah tersebut sebagai sample atau contoh agar penelitian kami lebih

terarah dan tertuju. Hal ini, kami lakukan dengan door to door pada sebagian masyarakat.

        Pertama keluarga Bapak Sumari dengan isteri Ibu Katmi, yang telah menikah pada

tahun 1979 dan mempunyai satu anak yang bernama Totok Sudarto.

        Berdasarkan hasil wawancara dari keluarga tersebut adalah sebagai berikut:

        Yang pertama pernyataan dari Bapak Sumari, beliau menyatakan:19

        Iya mas………kita sudah lama menikah dan punya anak satu. Dan juga kita

        jarang sekali ada pertengkaran. Kemudian dari kami (M.Misbah) bertanya lagi

        pada pasangan keluarga tersebut dengan bahasa jawa, yaitu : kinten-kinten

        resepe nopo pak kok jarang bertengkar……? (kira-kira resepenya apa pak kok

        jarang bertengkar). Kemudian sedikit senyum Bapak Sumari menjawab dengan

        bahasa jawa : yo nek resepe gak ono mas ning kami saling ngerti opo wahe sing

        dadi kewajibanne bebojohan. Kewajibane dadi isteri lan kewajibane dadi

        suami. Lan isterine gak akeh nuntut ning suami. Lan isterine nyadari kerjone

        bojone (suami). Nek saling ngerti insyaallah hidup keluargane tentrem, ayem,

        seneng. (ya kalau resepnya tidak ada mas tapi kita saling mengerti orang yang

19
  Keluarga bapak Sumari dan dengan isteri, Wawancara, (Desa Doko Kec. Ngasem, RT 38, 6 Juli, 2009, jam,
19.15 Wib)

                                                   13
berkeluarga. Kewajibannya isteri dan kewajibannya suami. Dan isteri tidak

           banyak menuntut pada suami, dan isteri menyadari pekerjaannya suami. Jika

           saling mengerti insya Allah hidup keluarganya tentram, damai dan senang ).

           Kemudian dari kami (Aziya Masyithoh) menanyakan pada keluarga tersebut

           lagi, yaitu : terus menurut bapak ibu, keluarga sakinah itu apa pak,bu…?Ibu,

           Katmi menjawab dengan bahasa. Yo nek keluarga sakinah kami ora ngerti

           mbak..(ya kalau kelurga sakinah kami tidak tahu mbak)Kami menanyakan lagi

           kira-kira menurut bapak ibu sendiri gimana….? Bapaknya menjawab dengan

           bahasa jawa lagi. Yo nek menurutte kami, keluarga sing ayem, tentrem, lan

           seneng ngono tok mbak..(ya kalau menurutnya             kami keluarga yang damai

           tentram dan senang )

           Yang kedua pernyataan dari bapak Bari yang berumur 47 tahun dan Ibu Sofyah yang

           umurnya sudah 42 dan, kami) bertanya kepada mereka.20

Hartono :

           sampon pinten tahun anggene omah-omahan pak, buk,(sudah berapa lama menikah

           pak, buk.

Ibu Sofyah :

           sampon wolu las tahun mas,(sudah delapan belas tahun mas),

Hartono :

           sampon gadah yogo pinten ( sudah punya anak berapa?)

Bapak Bari :

           sampon kaleh mas, engkang setunggal sampon sekola SMA, engkang setunggal maleh

           tasek SMP (sudah dua mas, yang satu sekolah SMP yang satu lagi sekolah SMP),

Hartono :

           nopo nate pernah padu buk, pak? (apa pernah bertengkar buk, pak?)
20
     Ibu Sofyah, wawancara (kediri, 6 Juli 2009, Pkl, 19,15 Wib)

                                                        14
Pak Bari :

       jarang mas, malah saget diomongne mboten nate, (jarang mas, malah bisa dikatakan

       tidak pernah).

Hartono :

       Oo.............mekaten to pak,,kok saget ngoten , carane pripon? (Oo……seperti itu ta

       pak, bagaimana caranya bisa seperti itu pak?)

       Pak Bari :

seng penteng geh sami-sami menghormati, jujur, mboten purikan,lan menawi wonten

masalah dirembug bareng dpikul barengi. ( yang penting yang sama-sama menghormati,

jujur, tidak cemburuan dan jika ada masalah dimusywarah dan ditanggung bersama)

Hartono :

       terus menurut jenengan Keluarga sakinah puniko nopo pak, bu…? (terus menurut

       kamu keluarga sakinah itu apa pak,bu…?)

Keduanya dengan tersenyum malu menjawabnya. Kemudian salah satunya menjawab.

Bapak Bari :

       Aku gak ngerti nopo-nopoe mas tentang keluarga sakinah (saya tidak apa-apa tentang

keluarga sakinah).

Hartono :

       geh sak ngertose jengengan pak,bu…(ya setahunya bapak ibu).

Bapak Bari :

       yo nek menurutku keluarga sing ayem, tentrem, gak sering padu. (ya kalau menurut

       saya keluarga yang damai, tentram tidak pernah padu)

       Dari pemaparan dan informasi yang diberikan oleh informan diketahui bahwa

masyarakat kelurahan Doko secara implikatif sudah menerapkan sebagian konsep-konsep

Keluarga sakinah yang dijelaskan di ilmu agama. Akan tetapi, mereka secara definitive dan


                                            15
makna kurang mengetahuinya. Denga hal ini kami mengkonsentrasikan penelitian kami

tentang pemahaman keluarga sakinah menurut Kelurahan Doko, Kecamatan Ngasem

Kabupaten Kediri.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Dalam Urusan Agama, Pendidikan Dan

     Keadaan Ekonomi.

a. Agama

           Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan terhadap responden atau informan,

kehidupan berkeluarga dimasyarakat Doko banyak yang agamanya kuat. Karena walau

bagaimanapun masyarakat Desa Doko banyak yang sering megikuti kegiatan-kegiatan

keagmaan apalagi juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Al-Fattah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan sebagian keluarga masyarakat Doko yang telah kami wawancarai, diantaranya

sebagai berikut:

           Yang pertama pernyataan dari Bapak Miftahul Huda yang rumahnya dekat Masjid

beliau menyatakan dengan bahasa jawa :21

           Ya menawi masalah keluarga sakinah dipengaruhi apa wahe yo gak ngerti

           mas…tapi, sing jelas Agama sing kuat tebel niku saget mempengarui keadaan

           keluarganipun. yo, masalah anak-anak supoyo gak mbeling enake di ngajekne

           nek madrasah diwarahi sholat lan ilmu agomo liyane. Sak liyane iku, goleke

           rejeki kudu didasari agomo supoyo sing dipangan gak barang harom. ( ya

           kalau masalah keluarga sakinah dipengaruhi apa saja ya tidak tahu mas..tapi,

           yang jelas agama yang kuat, tebal itu dapat mempenagruhi keadaan

           keluarganya. Ya masalah anak-anak supaya tidak nakal enaknya dingajikan di

           madrasah diajari tentang sholat dan ilmu-ilmu agama yang lain. Selain itu,

           mencari rezeki harus didasari agama supaya yang dimakan tidak barang

           haram).
21
     Pak Huda, wawancara, (Kediri, 6 juli, 2009, 19.20. Wib)

                                                        16
Yang kedua pernyataan dari Bapak Mulyadi yang berumur 55 tahun pendidikan SMP

dan Sri Mulyati berumur 43, pendidikan SD dan SMP tidak seleseai beliau menyatakan:

       Meskipun kulo wong biasa nek masalah keluarga bisa tentrem, ayem iku ya

       didasari kalian agomone. Jarene pak kyai-kyai nek pas pengajian-pengajian

       iku keluarga biso tentrem, ayem kudu sholat sing ajek nek iso jama`ah sak

       keluargo sering moco Qur`an lan sering melu ngaji nek masyarakat. Mulane

       mas..anak-anakku yo nek mari maghrib tak kon melu ngaji nek rumahe ustadz

       Mukti Ali yo supoyone ngerti ilmu agomo. (meskipun saya orang biasa kalau

       masalah keluarga bisa tentram, damai itu ya didasari dengan agamanya.

       Katanya pak kyai-kyai pada waktu pengajian-pengajian itu keluarga bisa

       tentram damai harus sholat yang rajin kalau bisa berjama`ah sekeluarga, sering

       membaca Al-Qur`an dan sering ikut ngaji di masyarakat. Makanya mas…

       anak-anak saya ya kalau sudah selesai Maghrib aku suruh ikut ngaji

       dirumahnya Bapak Mukti Ali ya agar mengetahui ilmu agama )

b. Ekonomi

       Menurut pendapat-pendapat dari masyarakat yang telah kami wawancarai mengenai

factor yang mempengaruhi keluarga sakinah salah satunya ekonomi. Sebagaimana pendapat

yang diutarakan oleh bapak Marjoyo dan isterinya ibu Siti Aminah yang telah menikah tahun

1996 dan dikaruniai dua orang anak. Beliau bapaknya mengatakan dengan bahasa jawa :

       Mbak menawi berkeluarga niku yang pokok inggih masalah ekonomi. Senajan

pekerjaane menopo kemawon sing penting tiyang bebojoan niku inggih kedah gadahi

pekerjaan. (Mbak kalau berkeluarga itu yang pokok ya masalah ekonomi. Walaupun

pekerjaannya apa saja yang penting orang yang berkeluarga itu ya harus punya pekerjaan).

Kemudian dari kami ( Anis yang mewanwancarai ) bertanya pada bapaknya dengan bahasa

jawa. La terus pekerjaannya bapak menopo…?( terus pekerjaanya Bapak apa ….?) Bapak


                                            17
Marjoyo jawab dengan bahasa jawa : kerjane wonten pabrik Rokok Gudang Garam.

( Kerjanya di Pabrik Rokok Gudang Garam) Lalu Anis bertanya lagi dengan bahasa jawa :

kinten-kinten penghasilanipun pinten pak….? (kira-kira hasilnya berapa pak…?) Bapaknya

menjawab dengan bahasa jawa : mboten kathahe mbak…. naming sangangatus sewu.(tidak

banyak mbak hanya Sembilan ratus rupiah) Kemudian dari kami (Anis) bertanya pada Ibu

Aminah isteri dari Bapak Marjoyo. Anis lalu bertanya pada Ibunya dengan bahasa jawa: la

menawi ibu kesibukan kerjanipun menopo bu…..? (Kalau ibu sibuk kerja apa bu…?)Ibu

menjawabnya dengan jawa : nek menawi kulo dados ibu rumah tangga. Ning, kadang-

kadang menawi wonten ngajak kerjo teng sawah kulo inggih nyanggupi kok mbak…. (Kalau

saya jadi rumah tangga. Tapi, kadanag-kadang kalau ada orang mengajak kerja disawah saya

juga menyanggupinya mbak..). Kemudian kami (Anis) bertanya lagi. La terus antaranipun

bapak lan ibu menopo inggih pernah wonten padudon….? (terus anatar bapak dan ibu apa ya

pernah ada pertengkaran…?).lalu bapaknya menjawab dengan bahasa jawa : la menawi wong

bebojoan niku inggih terkadang wonten padudon, ning inggih mboten nemen inggih biasa

benten pendapat kemawon. (Kalau orang yang berkeluarga itu ya terkadang ada

pertengkaran, tapi ya tidak parah ya biasa beda pendapat saja ). Terus Anis bertanya pada

ibunya menopo inggih ngoten bu….? ( Apa benar begitu bu…?). Ibunya jawab. Inggih

mbak….inggih salah setunggilipun kedah ngalah lan nyadari. Lan menurut kulo ingkang

dados isterinipun sing penting mboten nate mbantahi bapak ngeten.( ya mbak….ya salah

satunya harus ada yang mengalah dan menyadari. Dan menurut saya yang jadi isterinya yang

penting tidak pernah membantah bapaknya saja)

c. Pendidikan

       Sesuai yang telah di paparkan oleh masyarakat Doko tingkat pendidikan didesa

tersebut termasuk masyarakat yang tergolong berpendidikan. Seperti penjelasan diatas

mengenai tingkat pendidikan masyarakat Doko. Akan tetapi, apakah dengan adanya tingkat


                                           18
pendidikan yang tergolong tinggi itu menjadi factor yang mempengaruhi adanya keluarga

sakinah. Maka kami melakukan wawancara dengan masyarakat Doko. Adapun yang kami

wawancarai adalah keluarga Bapak Muhiddin umur 40. isterinya bernama Ibu Fathonah

berumur 35 Tahun pendidikan terakhir mereka sama-sama lulusan S1 di STAIN Kediri.

Beliau mengatakan bahwa : “ pokok-pokok keluarga itu banyak sekali. Salah satunya tingkat

pendidikan baik bagi suami maupun isteri. Sebab pengetahuan itu juga dapat mempengaruhi

keadaan lingkungan keluarganya” kemudian peneliti bertanya apakah pendidikan seseorang

juga mengurangi perbedaan pendapat yang terjadi dikeluarga..?biasanya kan begini pak…

kalau tingkat pendidikan antara suami dan isteri yang sama tingkatannya, bukannya

pengetahuan yang diperoleh tidak beda jauh,,,? yang akhirnya dapat menimbulkan perbedaan

dan pertengkaran antara suami isteri.

       Bapaknya menjawab : “ Begini mas… memang dapat itu dapat terjadi. Tapi, biasanya

kalau orang berkeluarga yang pendidikannya tergolong tinggi walaupun sama dalam

pengetahuannya mereka justru akan menyadari dan mengetahui apa kekurangannya. Apalagi

pengetahuan agamanya juga tergolong tinggi”. Jadi, tingkat pendidikan baik pendidikan

umum maupun agama itu sangat berpengaruh dalam kehidupan berkeluarga.(lanjutan paparan

bapak Muhiddin)




B. Klasifikasi dan Analisis data

1. Konsep Keluarga Sakinah

       Kata keluarga menurut makna sosiologi yaitu kesatuan kemasyarakatan (sosial)

berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Pertalian keluarga atau keteurunan

dapat diatur secara parental atau bilateral, artinya menurut orang tua (bapak, ibu), matrilineal

artinya menurut garis ibu, dan patrilineal artinya menurut garis bapak.


                                              19
Kata sakinah (arab) mempunyai arti ketenangan dan ketentraman jiwa. Kata ini

disebut sebanyak enam kali dalam al-Qur'an yaitu pada surat al-Baqarah ayat 248, surat at-

Taubah ayat 26 dan 40, surat al-Fath ayat 4, 18 dan 26. dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan

bahwa sakinah itu didatangkan allah SWT ke dalam hati para Nabi dan orang-orang beriman

agar tabah dan tidak gentar menghadapi tantangan dan rintangan, ujian, cobaan maupun

musibah. Sehingga sakinah dapat juga dipahami dengan sesuatu yang memuaskan hati dan

menyenangkan hati.

       Dari sejumlah ungkapan yang diabadikan dalam al-Qur'an tentang sakinah, maka

muncul beberapa pengertian, sebagai berikut:

a) Al-Isfahan (ahli fiqh dan tafsir) mengartikan sakinah dengan tidak adanya rasa gentar

   dalam menghadapi sesuatu

b) Menurut Al-Jurjani (ahli bahasa), sakinah adalah adanya ketentraman dalam hati pada

   saat datangnya sesuatu yang tidak diduga, dibarengi satu nur (cahaya) dalam hati yang

   memberi ketenangan dan ketentraman pada yang menyaksikannya, dan merupakan

   keyakinan berdasarkan penglihatan.

c) Adapula yang menyamakan sakinah itu dengan kata rahmah dan tuma'ninah, artinya

   tenang, tidak gundah dalam melaksanakan ibadah.

       Istilah kelurga sakinah merupakan dua kata yang saling melengkapi, kata sakinah

sebagai kata sifat, yaitu untuk menyifati atau menerangkan kata keluarga. Keluarga sakinah

digunakan dalam pengertian keluarga yang tenang, tentran, bahagia, dan sejahtera lahir batin

       Munculnya istilah kelurga sakinah ini sesuai dengan firman Allah surat ar-Rum ayat

21, yang menyatakan bahwa tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mencapai

ketenangan dan ketentraman atas dasar mawaddah dan rahmah saling mencintai, dan penuh

kasih sayang antara suami dan istri.




                                               20
Dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya merasakan suasana tentram, damai

bahagia, aman dan sejahtera lahir dan batin. Sejahtera lahir adalah bebas dari kemiskinan

harta dan tekanan-tekanan penyakit jasmani. Sedangkan sejahtera batin adalah bebas dari

kemiskinan iman, serta mampu mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat

2. Aspek-Aspek Pembinaan Keluarga Sakinah

       Keharmonisan akan tercipta dalam kehidupan keluarga bila diantara anggotanya

saling menyadari dan melaksanakannya bahwa masing-masing punya hak dan kewajiban.

Keharmonisan keluarga adalah adanya komunikasi aktif diantara mereka, terdiri dari suami-

istri atau anak atau siapapun yang tinggal bersama.

       Adapun beberapa aspek yang mendukung terwujudnya keluarga sakinah antara lain :

aspek agama dan aspek ekonomi. Keduanya harus tetap terbina dengan lestari.

       A. Pembinaan agama dalam hal ini meliputi beberapa obyek sasaran, yaitu :

d) Pembinaan agama bagi ayah dan ibu, yaitu dalam keluarga , ayah dan ibu merupakan

   pemimpin. Dan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, khususnya dalam pendidikan

   agama, maka ayah dan ibu dituntut untuk memahami, menghayati dan mengamalkan

   nilai-nilai ajaran agama.

e) Pengamalan amar ma'ruf nahi munkar

f) Pembentukan agama bagi anak-anak

g) Memperhatikan pendidikan anak-anak

       A. Pembinaan Ekonomi

       Kestabilan ekonomi merupakan salah satu penunjang terwujudnya keluarga sakinah.

Kondisi keuangan sebuah keluarga bisa dikatakan stabil apabila terdapat keseimbangan

pemasukan dan pengeluaran. Tidak sedikit kasus kegagalan menciptakan kelurga sakinah dan

bahkan menjadi retak dan berantakan, terjadi dalam keadaan ekonomi keluarga yang kurang


                                             21
stabil. Bahkan keadaan ekonomi ini juga sering kali mempengaruhi kadar keimanan

seseorang.

       Karena itu keluarga perlu memperhatikan kestabilan ekonomi untuk mencapai

predikat keluarga sakinah. Keperluan atau kebutuhan seseorang relatif tidak dapat disama

ratakan. Agar dapat menyeimbangkan kebutuhan dan pendapatan, seseorang minimal harus

mampu merencanakan belanja rumah tangga, menambah semangat kerja dan meninggkatkan

pendapatan.

3. Analisis Faktor yang Mempengaruhi pada Keluarga Sakinah

       Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, bahwa Kurangnya pemahaman

tentang kelurga sakinah yang terjadi di daerah di Desa Doko kecamatan Ngasem kabupaten

Kediri pada kenyataannya bisa dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

       Agama

       Masyarakat Doko merupakan masyarakat yang relijius hal ini bisa dilihat dari

kegiatan keagamaan-keagamaan yang sering mereka lakukan, dengan adanya kegiatan-

kegiatan keagamaan ini masyarakat mampu menerapkan tentang keluarga sakinah.

       Keluarga sakinah yang dipahami masyarakat Doko adalah keluarga yang harmonis

tentram, saling pengertian, tahu kewajiban suami Istri. Selain itu juga agamanya sebagaimana

pernyataan pa Miftahul Huda bahwa agama harus kuat sehingga dengan agama yang kuat

tersebut dia bisa bersabar bila menghadapi namanya permasalahan-permasalahan yang ada

dalam keluarga. dan mencari rizki yang halal.

       Sebagaimana dalam konsep dalam Islam bahwasanya keluarga sakinah adalah

keluarga yang tenang, tentram atas dasar saling mencintai dan kasih sayang suami isteri dan

anak-anaknya. Hal ini dijelaskan dalam Al-qur`an dengan menggunakan kata mawaddah dan

rahmah.

       Ekonomi


                                                22
Masalah ekonomi sangat menompang seseorang dalam berkeluarga. Masyarakat

Doko termasuk tergolong ekonomi menengah kebawah hal ini bisa dilihat dari profesi mereka

setiap harinya yang rata-rata PNS, Buruh dan tani. Walaupun pekerjaannya demikian

nyatanya mereka dapat hidup mapan dan sederhana. dan rata-rata pengendali dan yang

mengatur ekonomi keluarga adalah si istri.

       Pendidikan

       Pendidikan terakhir yang ada di masyarakat Doko rata-rata adalah lulusan SMA/MA

sederajat. Hal ini dan jarang sekali yang melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi karena

factor ekonomi. Akhirnya hingga lulus dari SMA mereka langsung menikah dan berkeluarga

walaupun banyak diantara mereka belum mengetahui banyak bagaimana cara berkeluarga

sesuai dengan ajaran islam. Sebagaimana pendapat pak Muhidin bahwa tingkat pendidikan

baik pendidikan umum maupun agama itu sangat berpengaruh dalam kehidupan berkeluarga.

       Jika pemahaman masyarakat Doko tersebut dikaitkan dengan teori keluarga sakinah

baik itu dari sisi agama, ekonomi pendidikan maka adanya titik temu pertama, masyarakat

Doko sering melakukan kegiatan keagamaan yang itu merupakan wujud mereka dalam

memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Sehigga dapat terwujud

keluarga yang sesuai dengan nilai-nilai islam.

        Sebagaimana pernyataan diatas bahwa dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya

merasakan suasana tentram, damai bahagia, aman dan sejahtera lahir dan batin. Sejahtera

lahir adalah bebas dari kemiskinan harta dan tekanan-tekanan penyakit jasmani. Sedangkan

sejahtera batin adalah bebas dari kemiskinan iman, serta mampu mengkomunikasikan nilai-

nilai keagamaan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat




                                                 23
BAB V

                                      PENUTUP


A. Kesimpulan

      Berdasarkan pemaparan data-data di atas dapat kami simpulkan bahwa:

 1. Pada dasarnya pembentukan keluarga sakinah sebenarnya secara prinsipil terletak pada

    upaya anggota keluarga untuk menciptakan suasana ketenangan dan merupakan lawan

    dari goncangan batin dan kekalutan, sehingga keluarga tidak gentar dalam menghadapi

    sesuatu.

                                           24
2. Upaya-upaya pembentukan kelurga sakinah di masyarakat Doko telah terealisasikan

     Melihat dari hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan. Namun mereka belum

     mengetahui makna secara definitif dari keluarga sakinah tersebut

 3. bahwa melihat permasalahan yang ada yakni kurangnya pemahaman masyarakat Doko

     mengenai makna Keluarga sakinah,, perlu adanya upaya pengetahuan pemahaman

     peningkatan tentang keluarga sakinah dengan mengadakan sebuah seminar yang telah

     kami lakukan agar masyarakat tidak hanya pada pengetahuan praktik tapi juga secara

     teoritik.

B. Saran-Saran

   Dari kesimpulan diatas, kami menyarankan bagi mereka yang sudah berkeluarga

(berumah tangga) demi menjaga kelanggengan sebuah keluarga haruslah mapan dari sisi lahir

dan batin sehingga kebutuhan–kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Serta lebih

meningkatkan lagi pemahamannya tentang keluarga sakinah melalui media pembelajaran

seperti membaca dan mengakji buku, menghadiri seminar/ acara (pengajian, diskusi) tentang

keluarga sakinah , agar dapat menemukan dan menjalankan keluarga sakinah yang

sesungguhnya yang sesuai dengan ajaran islam.



                                 DAFTAR sPUSTAKA



Ali Muhammad, (1987), Penelitian Kependudukan Prosedur dan Strategi, Bandung: PN.

       Angkasa

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka

       Cipta.

Dean J. Champion, James A, Black, (1999), Metode dan Masalah Penelitian Sosial ,

       Bandung: PT Refika Aditama.


                                            25
Gabriel Amin Silalahi, (2003), Metode Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo: CV. Citra

Media.

Hilman Hadi Kusuma, (1995), Metodologi Pembuatan kertas kerja/Skripsi Ilmu Hukum

         Bandung: CV. Mandar Maju.

Lexy Maleong, (1999), Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

LKP2M, (2005), Research Book for LKP2M ,Malang: UIN Malang.

Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, (1987), Metode penelitian Survey, Jakarta: LP3ES.

Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, (2002), Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi ,Bandung:

         Sinar Baru Argasindo.




                                           26

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’anVia Dewi Syahara
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al AyyubiyahPerkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al AyyubiyahBaitinnajmah
 
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -EPPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -ERigenMaulana
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikIstna Zakia Iriana
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAHeny Larasatii
 
Aqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaAqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaHazana Itriya
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointsknramadhaniah
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Rian Ramdani
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Marhamah Saleh
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist qoida malik
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahRahman Ghifari
 

La actualidad más candente (20)

KB 3 Bunga Bank dan Fee
KB 3 Bunga Bank dan FeeKB 3 Bunga Bank dan Fee
KB 3 Bunga Bank dan Fee
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Rpp akidah akhlak kelas vii
Rpp akidah akhlak kelas viiRpp akidah akhlak kelas vii
Rpp akidah akhlak kelas vii
 
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al AyyubiyahPerkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Perkembangan Islam Pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
 
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -EPPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
 
Pemberdayaan Ranting Muhammadiyah
Pemberdayaan Ranting MuhammadiyahPemberdayaan Ranting Muhammadiyah
Pemberdayaan Ranting Muhammadiyah
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
Makalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikanMakalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikan
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGAPERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
PERBEDAAN RIBA DENGAN BUNGA
 
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinanMakalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
 
Aqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.smaAqidah akhlak ma.sma
Aqidah akhlak ma.sma
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist
 
Maqashid Syariah
Maqashid SyariahMaqashid Syariah
Maqashid Syariah
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 

Similar a Bab 1 Bab5

1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di bacarizkyanaoke
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahIra Setyarini
 
Makalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaMakalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaRachman B. Prasetyo
 
Pelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdfPelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdfkesgagizi6
 
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahKeluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahvia audina
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agamapjj_kemenkes
 
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptxTataListiyawati19
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Rendra Fahrurrozie
 
Hikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanHikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanikafia maulidia
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & WarohmahAgam Real
 
Membentuk keluarga muslim ppt
Membentuk keluarga muslim pptMembentuk keluarga muslim ppt
Membentuk keluarga muslim ppthepriyansah
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Anton Saja
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamapjj_kemenkes
 
Aqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shalehAqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shalehRachma Agustin
 

Similar a Bab 1 Bab5 (20)

1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
 
Membangun keluarga
Membangun keluargaMembangun keluarga
Membangun keluarga
 
Keluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalamKeluarga sakinah dalam
Keluarga sakinah dalam
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
 
Makalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaMakalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agama
 
Pendidikan keluarga
Pendidikan keluargaPendidikan keluarga
Pendidikan keluarga
 
Pelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdfPelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdf
 
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahKeluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
 
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx
5. Dasar-Dasar Pernikahan Dalam Islam.pptx
 
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
Konsep Keluarga dalam Islam - (Secara Ringkas)
 
Agama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islamiAgama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islami
 
Hikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanHikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahan
 
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & WarohmahMembentuk Keluarga Bahagia Yang  Sakinah , Mawadah , & Warohmah
Membentuk Keluarga Bahagia Yang Sakinah , Mawadah , & Warohmah
 
BAB I ku.docx
BAB I ku.docxBAB I ku.docx
BAB I ku.docx
 
Membentuk keluarga muslim ppt
Membentuk keluarga muslim pptMembentuk keluarga muslim ppt
Membentuk keluarga muslim ppt
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
 
Aqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shalehAqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shaleh
 

Último

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Último (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Bab 1 Bab5

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan dan memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya. Kodrat ini bisa disempurnakan fungsinya apabila dilegalkan dalam suatu ikatan nikah. Menurut Tate Qomaruddin, pernikahan dalam Islam ditegakkan atas beberapa prinsip besar dan mulia. Pertama, membangun ketaatan dan ibadah kepada Allah secara bersama-sama dalam sebuah rumah tangga. Kedua, demi terwujudnya Sakinah, mawaddah dan Rahmah melalui perjodohan laki-laki dan perempuan. Ketiga, pernikahan diiringi pelaksanaan ibadah lainnya sebagai sarana untuk menciptakan kehidupan yang bersih dari perilaku memperturutkan syahwat seksual. Keluarga adalah satuan terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga dalam bentuknya yang sederhana atau asasi terdiri atas laki-laki dan perempuan yang hidup dalam ikatan perkawinan beserta anak-anaknya yang diakui oleh anggota masyarakat. Secara umum, keluarga dapat diartikan dengan terakumulasinya sejumlah orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi untuk melakukan fungsi sosial sebagai suami istri, bapak, ibu, anak laki-laki dan perempuan. Jalan pertama yang harus ditempuh dalam membentuk sebuah keluarga (rumah tangga) ialah lembaga perkawinan. Perkawinan sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada dasarnya pernikahan bertujuan untuk membentuk keluarga sakinah atau dapat pula dikatakan untuk mewujudkan ketentraman, kasih sayang, dan kesenangan sebagaimana yang telah difirmankan Allah Ta’ala dalam Al Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi: 1
  • 2. ‫و من ا يا ته ا ن خلق لكم من انفسكم الز وا جا لتسكنوا اليها و جعل بينكم مود ة و رحمة‬ (۲۱:‫ا ن في ذ لك ل يا ت لقوم ييفكرون )الروم‬ Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenis-jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tertram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang.1 Dengan adanya ikatan perkawinan sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran sebagai ikatan yang kuat (mitsaqon gholidoh) maka terbentuklah hak-hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan suami istri. Hak dan kewajiban yang muncul haruslah dilaksanakan dengan seimbang agar dapat mencapai tujuan perkawinan yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah dan rohmah. Semua orang akan mendambakan proses pernikahan yang akan dijalani sesuai dengan peraturan agama sehingga akan mendapatkan kehidupan yang tentram (sakinah) sesuai dengan janji agama. Namun kadang-kadang setiap orang-orang yang akan menikah, ketika akan melangsungkan penikahan mereka menaruh harapan bisa membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah namun secara definitif dan makna mereka belum mamahami apa itu keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah. Cuma secara aktualisasi langka-langka menuju keluarga sakinah yang mereka alami dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka telah lakukan. Sebagaimana realita yang ada bahwa tidak semuanya orang yang melangsungkan pernikahan itu tau makna kelurga sakinah, misalnya sesuai dengan penelitian ini, yaitu tentang pemahaman keluarga sakinah yang masih sangat minim dikalangan masyakat. Dari sisi inilah perlu ditegaskan bahwa perlunya pengetahuan pemahaman tentang apa sebenanya keluarga sakinah tesebut, agar tidak terjadi yang namanya Kekerasan dalam rumah tangga, seperti penganiayaan suami terhadap isteri, perlakuan kasar orang tua terhadap 1 Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: 1992), 664 2
  • 3. anak, perkosaan ayah/kakek terhadap anak/cucu maupun pembantu merupakan kedholiman dalam keluarga yang saat ini banyak kita temui. Fenomena demikian tidak perlu terjadi andai setiap anggota keluarga berbuat yang terbaik untuk keluarganya. Rumah tangga yang diharapkan menjadi surga (baitii jannatii) justru menjadi suasana yang menegangkan karena adanya saling menuntut dan menyalahkan. Rasulullah SAW bersabda: ?Berbahagialah orangn-orang yang sibuk memperhatikan cacatnya (kesalahan) sendiri daripada (sibuk memperhatikan) cacat(kesalahan) manusia yang lain (HR Abu Dzar) dalam hal ini termasuk suami-isteri. Jika anggota keluarga merasa tertekan, teraniaya, dikhianati, bahkan disiksa, maka bagaimana mungkin kedamaian rumah tangga dapat tercipta? Sebenarnya semua itu bisa dapat tewujud dengan adanya Kasih sayang, kejujuran, keadilan, kesabaran, saling menghargai, menolong dan pengertian antar anggota keluarga yang merupakan sarana agar pengabdiannya mendapat Ridha Allah yang maha bijaksana. Melihat fenemena masyarakat tersebut tentang pengetahuan pemahaman mereka kelurga sakinah apakah sudah sudah sesuai dengan harapan. Dan apakah sudah sesuai dengan ajaran islam sehingga bisa menemukan makna sesungguhnya tentang keluarga sakinah yang itu bisa tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat pemahaman masyarkat tentang keluarga sakinah yang mereka jalankan dengan konsep ajaran islam berangkat dari sisi sosiologis yang menyatakan bahwa tidak perlu mengetahui makana dari kelurga sakinah tersebut yang penting bisa hidup bahagia selamat dunia akhirat. apakah pernikahan tersebut akan menghasilkan keluarga yang benar-benar harmonis. B. IDENTIFIKASI MASALAH Permasalahan-permasalahan yang muncul dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas antara lain seperti di bawah ini. 1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang keluarga sakinah? 3
  • 4. 2. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga sakinah? 3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan demi mewujudkan keluarga sakinah? C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana konsep keluarga sakinah menurut Islam? 2. Bagaimana Pemahaman masyakat Doko tentang kelurga sakinah? 3. Bagaimana Upaya meningkatkan Pemahaman Keluarga Sakinah di Masyarakat Doko? D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memahami penelitian ini, maka sistematika pembahasannya akan dipaparkan dalam 5 (lima) bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah dan sistematika pembahasan. Bab II akan dijelaskan mengenai kondisi objektif masyarakat dimana penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memberikan gambaran singkat bagaimana kondisi masyarakat Desa Doko Kabupaten Kediri, agar supaya penelitian kali ini benar-benar memberikan informasi yang kongkrit dan dapat dijadikan tambahan informasi atau data dalam penelitian kali ini. Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: jenis penelitian, paradigma dan pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data dan yang terakhir adalah metode analisis data. Adapun Bab IV menjelaskan pemaparan dan analisis data. Yaitu bagaimana data yang sudah terkumpul dapat disajikan dan dianalisis sehinggga dapat benar-benar memberikan sebuah informasi yang berkaitan dengan penelitian kali ini. Dan Bab V adalah Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran. 4
  • 5. BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. KONDISI OBJEKTIF MASYRAKAT Masyarakat Desa Doko, Kec Ngasem Kab. Kediri yang menjadi objek penelitian kami tidak berbeda jauh dengan masyarakat yang lainnya yang masih disekitarnya. Maksudnya dimasyarakat Doko tersebut juga ada kegiatan-kegiatan yang hubungannya dengan kemasyarakatan. Seperti halnya Tahlil, manaqib dan lain-lain. Selain itu, juga ada kegiatan dalam rangka memperingati hari –hari besar baik hari besar islam maupun hari nasional seperti memperingati isro`mi`roj, maulud Nabi dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang memperingati hari besar biasanya dalam bentuk Pengajian Akbar dengan mengundang para Kyai. Sedangkan para remaja setiap malam Jum`at setelah sholat maghrib mengadakan shalawat Al-Banjari di Mushola. Dan juga Bapak-Bapak setelah sholat Maghrib setiap malam Jum`at kegiatannya Yasinan secara bergantian (rolling) dari rumah satu kerumah yang lainnya. Menurut data yang kami peroleh dari tokoh-tokoh mayarakat baik dari Bapak Lurah, Bapak RT maupun Pemimpin Jama`ah Masyarakat bahwa masyarakat setempat telah mengaktualisasikan sebagian konsep Keluarga Sakinah. Namun secara definitive dan makna belum mengetahui apa itu keluarga sakinah. mereka hanya megasumsikan bahwa keluarga sakinah merupakan bagian dari do`a untuk keluarga saja. Pemahaman ini didorong oleh pengetahuan mereka ketika acara pernikahan ( mantenan)dan juga acara-acara pengajian yang hubungannya dengan keluarga. Seperti acara Aqiqah, Sunatan dan lain-lain. 1. DATA PENDUDUK Lokasi penelitian terletak di Desa Doko, Kec Ngasem Kab. Kediri Sebelah Utara Kelurahan Sukorejo Sebelah Timur Kelurahan Gogorante Sebelah Selatan Desa Burengan dan Sebelah Barat Desa Banjaran dengan luas 141,89. Ha. 5
  • 6. Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Doko sampai dengan bulan Juni 2009 sebanyak 6.633 orang, terdiri dari laki-laki 3.334 orang dan perempuan 3.289 orang yang dibagi menjadi 1.768 KK (Kepala Keluarga) sebagaimana terlampir. 2. MATA PENCAHARIAN PENDUDUK Berdasarkan data yang kami teliti bahwasanya letak penelitian ini di wilayah perbatasan Kabupaten dan Perkotaan dimana secara geografis lahan yang ada sebagaian besar digunakan untuk instansi-instansi atau lembaga-lembaga baik negeri maupun swasta, pertokoan, PERUMNAS dan pabrik-pabrik. Dan bisa dikatakan bahwasannya lahan untuk pertanian terbilang masih terbatas bahkan sempit dan jarang ditemukan. Dari sini bisa tergambarkan kondisi masyarakat Doko dari sisi mata pencahariannya. Data yang diperoleh dari kelurahan dapat memberikan informasi sebagai berikut:  Pegawai Desa : 12 orang  Pegawai Negeri Sipil : 130 orang  ABRI : 25 orang  Guru : 62 orang  Dokter :6 orang  Bidan :3 orang  Mantri KesehatanPerawat : 12 orang  Pekerja di Perbankan : 12 orang  Pekerja Pengkreditan Rakyat : 62 orang  Pekerja di Pegadaian : 2 orang  Pegawai Notaris : 15 orang  Pengacara :1 orang  Tukang Kayu : 12 orang  Tukang Batu : 42 orang 6
  • 7.  Tukang Jahit :3 orang  Tukang cukur :4 orang  Persewaan : 20 orang 3. PENDIDIKAN PENDUDUK Penduduk desa Doko bisa terbilang masyarakat yang agamis dan berpendidikan, walaupun masih ada sebagian yang masih terbilang banyak yang belum bisa menyelesaikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Dikatakan agamis karena masyarak tersebut berdekatan dengan Pondok Pesantren Al-Fattah. Hal inilah bisa menjadi perbedaan yang signifikan dengan penduduk lainnya walaupun tingkat pendidikan yang sama, penduduk Doko terbilang penduduk yang agamanya kuat dan pengetahuannya menengah keatas karena disamping hidup di perbatsan Kabupaten dan Perkotaan yang menghendaki hidup untuk kompetitif tetapi mereka juga harus dituntut berfikir maju. Karena secara langsung mereka yang berpendidikan rendah bersinggungan langsung dengan para lulusan sarjana untuk bersama- sama mencari pekerjaan layak. Adapun latar belakang pendidikan penduduk desa Doko adalah sebagai berikut: - Tidak Lulus SD / MI : 31 orang - Lulusan SD / MI : 78 orang - Lulusan SLTP / MTs/ Sederajat : 984 orang - Lulusan SLTA / MA/Sederajat : 1.126 orang - Lulusan D1-S3 : 709 orang 7
  • 8. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati,2 data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.3 Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai suatu keadaan, melihat kaitan antar variable-variabel dan tidak menguji atau menggunakan hipotesa.4. Jadi dalam penelitian ini penulis berusaha semaksimal mungkin mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang atau mengambil masalah- masalah aktual sebagaimana adanya pada penelitian. Dilaksanakan dengan pendekatan konseptual dan analisis terhadap permasalahan yang diambil dengan membandingkan data- data di lapangan dengan konsep-konsep baik dari buku-buku, majalah-majalah, makalah, maupun dari sumber lain dengan kalimat yang tersusun secara sistematis. B. Sumber data Berdasarkan pada sumber perolehan data, maka data dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Data Primer, ialah sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual dan kelompok. Hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian5. 2 Lexy Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1999), 3. 3 Ibid, 6 4 Op.Cit. 26 5 Gabriel Amin Silalahi, Metode Penelitian dan Studi Kasus (Sidoarjo: CV. Citra Media, 2003), 57. 8
  • 9. Hilman Hadi Kusuma mendefinisikan data Primer adalah data dasar yang diperoleh peneliti dari tangan pertama, dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan orang lain6. Adapun dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh melalaui wawancara dengan para pelaku pernikahan dini dikalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yaitu: pasangan Ahmadi dan Lailatul Masyhuroh, Istiono Dedi M dan Ana Aminatul M, Aldo Kelana dan Ulfi, Roni Al-Mughni dan Siska, Lukman Hidayat dan Indah Masrurin, Arman dan Umy Baity, Slamet Mujiono dan Ani Masruroh, dan pasangan Rudi Hartono dengan Dian Wahyu Ramadhani. 2. Data Sekunder, ialah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dari arsip (dokumenter) yang sudah dipublikasikan7. Atau sumber informasi yang tidak secara langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab informasi padanya.8Dalam hal ini berupa data kepustakaan yang berkaitan dengan topik bahasan seperti kepustakaan dalam hukum perdata, khususnya dalam hukum pernikahan dan dampak yang mengikutinya, seperti masalah nafkah, termasuk juga studi dokumen berupa data tentang perundang-undangan, buku-buku, majalah dan sebagainya. C. Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data dengan beberapa cara, yaitu: 1. Observasi 6 Hilman Hadi Kusuma, Metodologi Pembuatan kertas kerja/Skripsi Ilmu Hukum (Bandung: CV. Mandar Maju, 1995), 65. 7 Ibid., 57. 8 Ali Muhammad, Penelitian Kependudukan Prosedur dan Strategi (Bandung: PN. Angkasa, 1987), 42. 9
  • 10. Yang dimaksud dengan observasi adalah mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analitis.9 Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala dan subjek yang diarahkan pada tingkah laku sosial yang alamiah, tanpa usaha melakukan manipulasi terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap para mahasiswa yang sudah menikah dan disekitar kehidupannya, khususnya tentang pemberian nafkah seorang suami kepada isterinya 2. Wawancara atau Interview Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide)10. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan para mahasiswa yang sudah menikah di lingkungan UIN Malang, yaitu pasangan Ahmadi dan Lailatul Masyhuroh, Istiono Dedi M dan Ana Aminatul M, Aldo Kelana dan Ulfi, Roni Al-Mughni dan Siska, Lukman Hidayat dan Inolah Masrurin, Arman dan Umy Baity, Slamet Mujiono dan Ani Masruroh, dan pasangan Rudi Hartono dengan Dian Wahyu Ramadhani. Dari wawancara tersebut peneliti memperoleh data tentang riwayat pendidikan mereka, usia saat menikah, kegiatan sosial keagamaan mereka, faktor mereka melakukan pernikahan dini, pekerjaan mereka, dan bagaimana model para suami menafkahi para isterinya. Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara yang bermodel “Semi Structured”. Disini mula-mula interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah 9 James A, Black, Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: PT) Refika Aditama, 1999), 286. 10 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 135 10
  • 11. terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.11 3. Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, lengger, agenda dan sebagainya 12. Pada metode ini penulis mengupayakan untuk memperoleh landasan teori dan dasar analisis yang dibutuhkan dalam membahas permasalahan. D. Metode pengolahan data Dalam sebuah penyusunan karya tulis ilmiah, pengolahan data merupakan salah satu proses yang sangat penting, karena jika ada kesalahan atau kekeliruan dalam mengolah data yang telah didapatkan di lapangan maka kesimpulan yang dihasilkan juga akan salah. Dalam mengolah data ini penulis akan melalui beberapa tahapan, yaitu : editing, classifying, verifying, analyzing dan concluding. Editing adalah menelti kembali data-data yang sudah diperoleh apakah data-data tersebut sudah memenuhi syarat untuk dijadikan bahan dalam proses selanjutnya13. Dalam hal ini editing dilakukan pada catatan-catatan tentang nafkah dan pernikahan dini. Kemudian Classifying, yatitu: proses klasifikasi seluruh data baik yang berasal dari wawancara, observasi dan lain-lain hendaknya dibaca, ditelaah secara mendalam dan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan.14 Kemudian tahapan selanjutnya Verifying yaitu : langkah dan kegiatan yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan harus di cross- check agar validitasnya dapat diakui.15Pemeriksaan kembali ini dilaukan pada data dan 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 227 12 Ibid., 231. 13 LKP2M, Research Book for LKP2M (Malang: UIN Malang, 2005), 60-61. 14 Lexy J. Moeleong, Op.Cit, 104-105. 15 Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi (Bandung: Sinar Baru Argasindo, 2002), 84-65. 11
  • 12. informasi yang berhubungan dengan konsep nafkah dan pernikahan dini agar bisa terjamin validitasnya. Selanjutnya Analyzing yaitu: Proses penyederhanaan kata ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan juga mudah untuk diinterpretasikan. Dalam analisa ini akan digunakan teori-teori yang relevan16. Dalam hal ini analisa data yang di gunakan penulis adalah deskriptif kualitatif yaitu: analisis yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut kategorinya untuk memperoleh kesimpulan. Baru kemudian tahapan terakhir Conluding yaitu: pengambilan kesimpulan dari data-data yang diperoleh untuk memperoleh jawaban kepada pembaca atas kegelisahan dari apa yang telah dipaparkan di latar belakang17. Bahwa yang dimaksud dengan analisis data adalah proses menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam pengamatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.18 Dalam pembahasan ini penulis menganalisa tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi data adalah proses pemilihan data atau membuat ringkasan yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sedangkan penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau untuk verifikasi (pembuktian kebenaran), sedangkan penarikan kesimpulan adalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh dengan menggunakan metode induksi yaitu analisa data yang bersifat khusus yang mempunyi unsur-unsur kesamaan dan mengeneralisasikannya ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum. BAB IV PEMAPARAN DAN ANALISI DATA 16 Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1987), 263. 17 Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, Op.Cit, 89. 18 Lexi J. Moleong ,Op.Cit, 190 12
  • 13. 1. Penyajian Data Dari beberapa pasangan keluarga yang sudah berumah tangga yang ada di Kelurahan Doko baik yang sudah menikah lama maupun yang baru yang telah kami teliti mengenai keluarga sakinah mereka mayoritas tidak mengetahui apa itu keluarga sakinah. Akan tetapi, mereka secara implikatif mereka sedikit sudah menerapkan konsep-konsep keluarga sakinah yang dijelaskan dalam ilmu agama. Untuk itu, hal inilah yang menjadi konsentrasi pembahasan kami dalam penelitian yang kami lakukan. Untuk kepentingan penelitian, kami menggunakan interview pada pasangan-pasangan keluarga yang ada didaerah tersebut sebagai sample atau contoh agar penelitian kami lebih terarah dan tertuju. Hal ini, kami lakukan dengan door to door pada sebagian masyarakat. Pertama keluarga Bapak Sumari dengan isteri Ibu Katmi, yang telah menikah pada tahun 1979 dan mempunyai satu anak yang bernama Totok Sudarto. Berdasarkan hasil wawancara dari keluarga tersebut adalah sebagai berikut: Yang pertama pernyataan dari Bapak Sumari, beliau menyatakan:19 Iya mas………kita sudah lama menikah dan punya anak satu. Dan juga kita jarang sekali ada pertengkaran. Kemudian dari kami (M.Misbah) bertanya lagi pada pasangan keluarga tersebut dengan bahasa jawa, yaitu : kinten-kinten resepe nopo pak kok jarang bertengkar……? (kira-kira resepenya apa pak kok jarang bertengkar). Kemudian sedikit senyum Bapak Sumari menjawab dengan bahasa jawa : yo nek resepe gak ono mas ning kami saling ngerti opo wahe sing dadi kewajibanne bebojohan. Kewajibane dadi isteri lan kewajibane dadi suami. Lan isterine gak akeh nuntut ning suami. Lan isterine nyadari kerjone bojone (suami). Nek saling ngerti insyaallah hidup keluargane tentrem, ayem, seneng. (ya kalau resepnya tidak ada mas tapi kita saling mengerti orang yang 19 Keluarga bapak Sumari dan dengan isteri, Wawancara, (Desa Doko Kec. Ngasem, RT 38, 6 Juli, 2009, jam, 19.15 Wib) 13
  • 14. berkeluarga. Kewajibannya isteri dan kewajibannya suami. Dan isteri tidak banyak menuntut pada suami, dan isteri menyadari pekerjaannya suami. Jika saling mengerti insya Allah hidup keluarganya tentram, damai dan senang ). Kemudian dari kami (Aziya Masyithoh) menanyakan pada keluarga tersebut lagi, yaitu : terus menurut bapak ibu, keluarga sakinah itu apa pak,bu…?Ibu, Katmi menjawab dengan bahasa. Yo nek keluarga sakinah kami ora ngerti mbak..(ya kalau kelurga sakinah kami tidak tahu mbak)Kami menanyakan lagi kira-kira menurut bapak ibu sendiri gimana….? Bapaknya menjawab dengan bahasa jawa lagi. Yo nek menurutte kami, keluarga sing ayem, tentrem, lan seneng ngono tok mbak..(ya kalau menurutnya kami keluarga yang damai tentram dan senang ) Yang kedua pernyataan dari bapak Bari yang berumur 47 tahun dan Ibu Sofyah yang umurnya sudah 42 dan, kami) bertanya kepada mereka.20 Hartono : sampon pinten tahun anggene omah-omahan pak, buk,(sudah berapa lama menikah pak, buk. Ibu Sofyah : sampon wolu las tahun mas,(sudah delapan belas tahun mas), Hartono : sampon gadah yogo pinten ( sudah punya anak berapa?) Bapak Bari : sampon kaleh mas, engkang setunggal sampon sekola SMA, engkang setunggal maleh tasek SMP (sudah dua mas, yang satu sekolah SMP yang satu lagi sekolah SMP), Hartono : nopo nate pernah padu buk, pak? (apa pernah bertengkar buk, pak?) 20 Ibu Sofyah, wawancara (kediri, 6 Juli 2009, Pkl, 19,15 Wib) 14
  • 15. Pak Bari : jarang mas, malah saget diomongne mboten nate, (jarang mas, malah bisa dikatakan tidak pernah). Hartono : Oo.............mekaten to pak,,kok saget ngoten , carane pripon? (Oo……seperti itu ta pak, bagaimana caranya bisa seperti itu pak?) Pak Bari : seng penteng geh sami-sami menghormati, jujur, mboten purikan,lan menawi wonten masalah dirembug bareng dpikul barengi. ( yang penting yang sama-sama menghormati, jujur, tidak cemburuan dan jika ada masalah dimusywarah dan ditanggung bersama) Hartono : terus menurut jenengan Keluarga sakinah puniko nopo pak, bu…? (terus menurut kamu keluarga sakinah itu apa pak,bu…?) Keduanya dengan tersenyum malu menjawabnya. Kemudian salah satunya menjawab. Bapak Bari : Aku gak ngerti nopo-nopoe mas tentang keluarga sakinah (saya tidak apa-apa tentang keluarga sakinah). Hartono : geh sak ngertose jengengan pak,bu…(ya setahunya bapak ibu). Bapak Bari : yo nek menurutku keluarga sing ayem, tentrem, gak sering padu. (ya kalau menurut saya keluarga yang damai, tentram tidak pernah padu) Dari pemaparan dan informasi yang diberikan oleh informan diketahui bahwa masyarakat kelurahan Doko secara implikatif sudah menerapkan sebagian konsep-konsep Keluarga sakinah yang dijelaskan di ilmu agama. Akan tetapi, mereka secara definitive dan 15
  • 16. makna kurang mengetahuinya. Denga hal ini kami mengkonsentrasikan penelitian kami tentang pemahaman keluarga sakinah menurut Kelurahan Doko, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Dalam Urusan Agama, Pendidikan Dan Keadaan Ekonomi. a. Agama Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan terhadap responden atau informan, kehidupan berkeluarga dimasyarakat Doko banyak yang agamanya kuat. Karena walau bagaimanapun masyarakat Desa Doko banyak yang sering megikuti kegiatan-kegiatan keagmaan apalagi juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Al-Fattah. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagian keluarga masyarakat Doko yang telah kami wawancarai, diantaranya sebagai berikut: Yang pertama pernyataan dari Bapak Miftahul Huda yang rumahnya dekat Masjid beliau menyatakan dengan bahasa jawa :21 Ya menawi masalah keluarga sakinah dipengaruhi apa wahe yo gak ngerti mas…tapi, sing jelas Agama sing kuat tebel niku saget mempengarui keadaan keluarganipun. yo, masalah anak-anak supoyo gak mbeling enake di ngajekne nek madrasah diwarahi sholat lan ilmu agomo liyane. Sak liyane iku, goleke rejeki kudu didasari agomo supoyo sing dipangan gak barang harom. ( ya kalau masalah keluarga sakinah dipengaruhi apa saja ya tidak tahu mas..tapi, yang jelas agama yang kuat, tebal itu dapat mempenagruhi keadaan keluarganya. Ya masalah anak-anak supaya tidak nakal enaknya dingajikan di madrasah diajari tentang sholat dan ilmu-ilmu agama yang lain. Selain itu, mencari rezeki harus didasari agama supaya yang dimakan tidak barang haram). 21 Pak Huda, wawancara, (Kediri, 6 juli, 2009, 19.20. Wib) 16
  • 17. Yang kedua pernyataan dari Bapak Mulyadi yang berumur 55 tahun pendidikan SMP dan Sri Mulyati berumur 43, pendidikan SD dan SMP tidak seleseai beliau menyatakan: Meskipun kulo wong biasa nek masalah keluarga bisa tentrem, ayem iku ya didasari kalian agomone. Jarene pak kyai-kyai nek pas pengajian-pengajian iku keluarga biso tentrem, ayem kudu sholat sing ajek nek iso jama`ah sak keluargo sering moco Qur`an lan sering melu ngaji nek masyarakat. Mulane mas..anak-anakku yo nek mari maghrib tak kon melu ngaji nek rumahe ustadz Mukti Ali yo supoyone ngerti ilmu agomo. (meskipun saya orang biasa kalau masalah keluarga bisa tentram, damai itu ya didasari dengan agamanya. Katanya pak kyai-kyai pada waktu pengajian-pengajian itu keluarga bisa tentram damai harus sholat yang rajin kalau bisa berjama`ah sekeluarga, sering membaca Al-Qur`an dan sering ikut ngaji di masyarakat. Makanya mas… anak-anak saya ya kalau sudah selesai Maghrib aku suruh ikut ngaji dirumahnya Bapak Mukti Ali ya agar mengetahui ilmu agama ) b. Ekonomi Menurut pendapat-pendapat dari masyarakat yang telah kami wawancarai mengenai factor yang mempengaruhi keluarga sakinah salah satunya ekonomi. Sebagaimana pendapat yang diutarakan oleh bapak Marjoyo dan isterinya ibu Siti Aminah yang telah menikah tahun 1996 dan dikaruniai dua orang anak. Beliau bapaknya mengatakan dengan bahasa jawa : Mbak menawi berkeluarga niku yang pokok inggih masalah ekonomi. Senajan pekerjaane menopo kemawon sing penting tiyang bebojoan niku inggih kedah gadahi pekerjaan. (Mbak kalau berkeluarga itu yang pokok ya masalah ekonomi. Walaupun pekerjaannya apa saja yang penting orang yang berkeluarga itu ya harus punya pekerjaan). Kemudian dari kami ( Anis yang mewanwancarai ) bertanya pada bapaknya dengan bahasa jawa. La terus pekerjaannya bapak menopo…?( terus pekerjaanya Bapak apa ….?) Bapak 17
  • 18. Marjoyo jawab dengan bahasa jawa : kerjane wonten pabrik Rokok Gudang Garam. ( Kerjanya di Pabrik Rokok Gudang Garam) Lalu Anis bertanya lagi dengan bahasa jawa : kinten-kinten penghasilanipun pinten pak….? (kira-kira hasilnya berapa pak…?) Bapaknya menjawab dengan bahasa jawa : mboten kathahe mbak…. naming sangangatus sewu.(tidak banyak mbak hanya Sembilan ratus rupiah) Kemudian dari kami (Anis) bertanya pada Ibu Aminah isteri dari Bapak Marjoyo. Anis lalu bertanya pada Ibunya dengan bahasa jawa: la menawi ibu kesibukan kerjanipun menopo bu…..? (Kalau ibu sibuk kerja apa bu…?)Ibu menjawabnya dengan jawa : nek menawi kulo dados ibu rumah tangga. Ning, kadang- kadang menawi wonten ngajak kerjo teng sawah kulo inggih nyanggupi kok mbak…. (Kalau saya jadi rumah tangga. Tapi, kadanag-kadang kalau ada orang mengajak kerja disawah saya juga menyanggupinya mbak..). Kemudian kami (Anis) bertanya lagi. La terus antaranipun bapak lan ibu menopo inggih pernah wonten padudon….? (terus anatar bapak dan ibu apa ya pernah ada pertengkaran…?).lalu bapaknya menjawab dengan bahasa jawa : la menawi wong bebojoan niku inggih terkadang wonten padudon, ning inggih mboten nemen inggih biasa benten pendapat kemawon. (Kalau orang yang berkeluarga itu ya terkadang ada pertengkaran, tapi ya tidak parah ya biasa beda pendapat saja ). Terus Anis bertanya pada ibunya menopo inggih ngoten bu….? ( Apa benar begitu bu…?). Ibunya jawab. Inggih mbak….inggih salah setunggilipun kedah ngalah lan nyadari. Lan menurut kulo ingkang dados isterinipun sing penting mboten nate mbantahi bapak ngeten.( ya mbak….ya salah satunya harus ada yang mengalah dan menyadari. Dan menurut saya yang jadi isterinya yang penting tidak pernah membantah bapaknya saja) c. Pendidikan Sesuai yang telah di paparkan oleh masyarakat Doko tingkat pendidikan didesa tersebut termasuk masyarakat yang tergolong berpendidikan. Seperti penjelasan diatas mengenai tingkat pendidikan masyarakat Doko. Akan tetapi, apakah dengan adanya tingkat 18
  • 19. pendidikan yang tergolong tinggi itu menjadi factor yang mempengaruhi adanya keluarga sakinah. Maka kami melakukan wawancara dengan masyarakat Doko. Adapun yang kami wawancarai adalah keluarga Bapak Muhiddin umur 40. isterinya bernama Ibu Fathonah berumur 35 Tahun pendidikan terakhir mereka sama-sama lulusan S1 di STAIN Kediri. Beliau mengatakan bahwa : “ pokok-pokok keluarga itu banyak sekali. Salah satunya tingkat pendidikan baik bagi suami maupun isteri. Sebab pengetahuan itu juga dapat mempengaruhi keadaan lingkungan keluarganya” kemudian peneliti bertanya apakah pendidikan seseorang juga mengurangi perbedaan pendapat yang terjadi dikeluarga..?biasanya kan begini pak… kalau tingkat pendidikan antara suami dan isteri yang sama tingkatannya, bukannya pengetahuan yang diperoleh tidak beda jauh,,,? yang akhirnya dapat menimbulkan perbedaan dan pertengkaran antara suami isteri. Bapaknya menjawab : “ Begini mas… memang dapat itu dapat terjadi. Tapi, biasanya kalau orang berkeluarga yang pendidikannya tergolong tinggi walaupun sama dalam pengetahuannya mereka justru akan menyadari dan mengetahui apa kekurangannya. Apalagi pengetahuan agamanya juga tergolong tinggi”. Jadi, tingkat pendidikan baik pendidikan umum maupun agama itu sangat berpengaruh dalam kehidupan berkeluarga.(lanjutan paparan bapak Muhiddin) B. Klasifikasi dan Analisis data 1. Konsep Keluarga Sakinah Kata keluarga menurut makna sosiologi yaitu kesatuan kemasyarakatan (sosial) berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Pertalian keluarga atau keteurunan dapat diatur secara parental atau bilateral, artinya menurut orang tua (bapak, ibu), matrilineal artinya menurut garis ibu, dan patrilineal artinya menurut garis bapak. 19
  • 20. Kata sakinah (arab) mempunyai arti ketenangan dan ketentraman jiwa. Kata ini disebut sebanyak enam kali dalam al-Qur'an yaitu pada surat al-Baqarah ayat 248, surat at- Taubah ayat 26 dan 40, surat al-Fath ayat 4, 18 dan 26. dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa sakinah itu didatangkan allah SWT ke dalam hati para Nabi dan orang-orang beriman agar tabah dan tidak gentar menghadapi tantangan dan rintangan, ujian, cobaan maupun musibah. Sehingga sakinah dapat juga dipahami dengan sesuatu yang memuaskan hati dan menyenangkan hati. Dari sejumlah ungkapan yang diabadikan dalam al-Qur'an tentang sakinah, maka muncul beberapa pengertian, sebagai berikut: a) Al-Isfahan (ahli fiqh dan tafsir) mengartikan sakinah dengan tidak adanya rasa gentar dalam menghadapi sesuatu b) Menurut Al-Jurjani (ahli bahasa), sakinah adalah adanya ketentraman dalam hati pada saat datangnya sesuatu yang tidak diduga, dibarengi satu nur (cahaya) dalam hati yang memberi ketenangan dan ketentraman pada yang menyaksikannya, dan merupakan keyakinan berdasarkan penglihatan. c) Adapula yang menyamakan sakinah itu dengan kata rahmah dan tuma'ninah, artinya tenang, tidak gundah dalam melaksanakan ibadah. Istilah kelurga sakinah merupakan dua kata yang saling melengkapi, kata sakinah sebagai kata sifat, yaitu untuk menyifati atau menerangkan kata keluarga. Keluarga sakinah digunakan dalam pengertian keluarga yang tenang, tentran, bahagia, dan sejahtera lahir batin Munculnya istilah kelurga sakinah ini sesuai dengan firman Allah surat ar-Rum ayat 21, yang menyatakan bahwa tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mencapai ketenangan dan ketentraman atas dasar mawaddah dan rahmah saling mencintai, dan penuh kasih sayang antara suami dan istri. 20
  • 21. Dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya merasakan suasana tentram, damai bahagia, aman dan sejahtera lahir dan batin. Sejahtera lahir adalah bebas dari kemiskinan harta dan tekanan-tekanan penyakit jasmani. Sedangkan sejahtera batin adalah bebas dari kemiskinan iman, serta mampu mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat 2. Aspek-Aspek Pembinaan Keluarga Sakinah Keharmonisan akan tercipta dalam kehidupan keluarga bila diantara anggotanya saling menyadari dan melaksanakannya bahwa masing-masing punya hak dan kewajiban. Keharmonisan keluarga adalah adanya komunikasi aktif diantara mereka, terdiri dari suami- istri atau anak atau siapapun yang tinggal bersama. Adapun beberapa aspek yang mendukung terwujudnya keluarga sakinah antara lain : aspek agama dan aspek ekonomi. Keduanya harus tetap terbina dengan lestari. A. Pembinaan agama dalam hal ini meliputi beberapa obyek sasaran, yaitu : d) Pembinaan agama bagi ayah dan ibu, yaitu dalam keluarga , ayah dan ibu merupakan pemimpin. Dan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, khususnya dalam pendidikan agama, maka ayah dan ibu dituntut untuk memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. e) Pengamalan amar ma'ruf nahi munkar f) Pembentukan agama bagi anak-anak g) Memperhatikan pendidikan anak-anak A. Pembinaan Ekonomi Kestabilan ekonomi merupakan salah satu penunjang terwujudnya keluarga sakinah. Kondisi keuangan sebuah keluarga bisa dikatakan stabil apabila terdapat keseimbangan pemasukan dan pengeluaran. Tidak sedikit kasus kegagalan menciptakan kelurga sakinah dan bahkan menjadi retak dan berantakan, terjadi dalam keadaan ekonomi keluarga yang kurang 21
  • 22. stabil. Bahkan keadaan ekonomi ini juga sering kali mempengaruhi kadar keimanan seseorang. Karena itu keluarga perlu memperhatikan kestabilan ekonomi untuk mencapai predikat keluarga sakinah. Keperluan atau kebutuhan seseorang relatif tidak dapat disama ratakan. Agar dapat menyeimbangkan kebutuhan dan pendapatan, seseorang minimal harus mampu merencanakan belanja rumah tangga, menambah semangat kerja dan meninggkatkan pendapatan. 3. Analisis Faktor yang Mempengaruhi pada Keluarga Sakinah Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, bahwa Kurangnya pemahaman tentang kelurga sakinah yang terjadi di daerah di Desa Doko kecamatan Ngasem kabupaten Kediri pada kenyataannya bisa dilihat dari beberapa aspek, antara lain: Agama Masyarakat Doko merupakan masyarakat yang relijius hal ini bisa dilihat dari kegiatan keagamaan-keagamaan yang sering mereka lakukan, dengan adanya kegiatan- kegiatan keagamaan ini masyarakat mampu menerapkan tentang keluarga sakinah. Keluarga sakinah yang dipahami masyarakat Doko adalah keluarga yang harmonis tentram, saling pengertian, tahu kewajiban suami Istri. Selain itu juga agamanya sebagaimana pernyataan pa Miftahul Huda bahwa agama harus kuat sehingga dengan agama yang kuat tersebut dia bisa bersabar bila menghadapi namanya permasalahan-permasalahan yang ada dalam keluarga. dan mencari rizki yang halal. Sebagaimana dalam konsep dalam Islam bahwasanya keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang, tentram atas dasar saling mencintai dan kasih sayang suami isteri dan anak-anaknya. Hal ini dijelaskan dalam Al-qur`an dengan menggunakan kata mawaddah dan rahmah. Ekonomi 22
  • 23. Masalah ekonomi sangat menompang seseorang dalam berkeluarga. Masyarakat Doko termasuk tergolong ekonomi menengah kebawah hal ini bisa dilihat dari profesi mereka setiap harinya yang rata-rata PNS, Buruh dan tani. Walaupun pekerjaannya demikian nyatanya mereka dapat hidup mapan dan sederhana. dan rata-rata pengendali dan yang mengatur ekonomi keluarga adalah si istri. Pendidikan Pendidikan terakhir yang ada di masyarakat Doko rata-rata adalah lulusan SMA/MA sederajat. Hal ini dan jarang sekali yang melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi karena factor ekonomi. Akhirnya hingga lulus dari SMA mereka langsung menikah dan berkeluarga walaupun banyak diantara mereka belum mengetahui banyak bagaimana cara berkeluarga sesuai dengan ajaran islam. Sebagaimana pendapat pak Muhidin bahwa tingkat pendidikan baik pendidikan umum maupun agama itu sangat berpengaruh dalam kehidupan berkeluarga. Jika pemahaman masyarakat Doko tersebut dikaitkan dengan teori keluarga sakinah baik itu dari sisi agama, ekonomi pendidikan maka adanya titik temu pertama, masyarakat Doko sering melakukan kegiatan keagamaan yang itu merupakan wujud mereka dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Sehigga dapat terwujud keluarga yang sesuai dengan nilai-nilai islam. Sebagaimana pernyataan diatas bahwa dalam keluarga sakinah, setiap anggotanya merasakan suasana tentram, damai bahagia, aman dan sejahtera lahir dan batin. Sejahtera lahir adalah bebas dari kemiskinan harta dan tekanan-tekanan penyakit jasmani. Sedangkan sejahtera batin adalah bebas dari kemiskinan iman, serta mampu mengkomunikasikan nilai- nilai keagamaan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat 23
  • 24. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan data-data di atas dapat kami simpulkan bahwa: 1. Pada dasarnya pembentukan keluarga sakinah sebenarnya secara prinsipil terletak pada upaya anggota keluarga untuk menciptakan suasana ketenangan dan merupakan lawan dari goncangan batin dan kekalutan, sehingga keluarga tidak gentar dalam menghadapi sesuatu. 24
  • 25. 2. Upaya-upaya pembentukan kelurga sakinah di masyarakat Doko telah terealisasikan Melihat dari hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan. Namun mereka belum mengetahui makna secara definitif dari keluarga sakinah tersebut 3. bahwa melihat permasalahan yang ada yakni kurangnya pemahaman masyarakat Doko mengenai makna Keluarga sakinah,, perlu adanya upaya pengetahuan pemahaman peningkatan tentang keluarga sakinah dengan mengadakan sebuah seminar yang telah kami lakukan agar masyarakat tidak hanya pada pengetahuan praktik tapi juga secara teoritik. B. Saran-Saran Dari kesimpulan diatas, kami menyarankan bagi mereka yang sudah berkeluarga (berumah tangga) demi menjaga kelanggengan sebuah keluarga haruslah mapan dari sisi lahir dan batin sehingga kebutuhan–kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Serta lebih meningkatkan lagi pemahamannya tentang keluarga sakinah melalui media pembelajaran seperti membaca dan mengakji buku, menghadiri seminar/ acara (pengajian, diskusi) tentang keluarga sakinah , agar dapat menemukan dan menjalankan keluarga sakinah yang sesungguhnya yang sesuai dengan ajaran islam. DAFTAR sPUSTAKA Ali Muhammad, (1987), Penelitian Kependudukan Prosedur dan Strategi, Bandung: PN. Angkasa Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta. Dean J. Champion, James A, Black, (1999), Metode dan Masalah Penelitian Sosial , Bandung: PT Refika Aditama. 25
  • 26. Gabriel Amin Silalahi, (2003), Metode Penelitian dan Studi Kasus, Sidoarjo: CV. Citra Media. Hilman Hadi Kusuma, (1995), Metodologi Pembuatan kertas kerja/Skripsi Ilmu Hukum Bandung: CV. Mandar Maju. Lexy Maleong, (1999), Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. LKP2M, (2005), Research Book for LKP2M ,Malang: UIN Malang. Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, (1987), Metode penelitian Survey, Jakarta: LP3ES. Nana Sudjana, Ahwal Kusuma, (2002), Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi ,Bandung: Sinar Baru Argasindo. 26