7. Konsep Menuntut Ilmu
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar
dari „alima – ya‟lamu yang berarti tahu atau mengetahui.
“Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
„‟Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya
adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran
dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan
mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orangorang yang berpengetahuan pada derajat tinggi‟‟
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
8. Kedudukan Ilmu Dalam Islam
Kebahagian di dunia dan akhirat akan dapat diraih dengan syarat memiliki ilmu yang
dimanfa‟tkan. Manfa‟at ilmu pengetahun bagi kehidupan manusia, antara lain :
1. Ilmu merupakan cahaya kehidupan dalam kegelapan, yang akan membimbing
manusia kepada jalan yang benar
2. Orang yang berilmu dijanjikan Allah akan ditinggikan derajatnya menjadi orang
yang mulia beserta orang-orang yang beriman
3. Ilmu dapat membantu manusia untuk meningkatkan taraf hidup menuju
kesejahteraan, baik rohani maupun jasmani
4. Ilmu merupakan alat untuk membuka rahasia alam, rahasia kesuksesan hidup baik
di dunia maupun di akhirat
Al-Qur‟an dan Hadits telah mengajarkan bahwa ilmu dan
para ulama menempati kedudukan yang sangat terhormat
dan menunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu
kewajiban bagi setiap muslim. Hukum menuntut Ilmu bagi
Muslim adalah Fardu „Ain.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
9. Dalil – Dalil Mengenai Hukum Menuntut Ilmu
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al Mujadalah ayat 11.)
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
10. "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama." (QS. Faathir : 28).
Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang lurus dan
pemahaman yang mendalam, Allah Ta'ala berfirman:
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu." (Al-'Ankabuut : 43)
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
11. "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang orang
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakal-lah yang dapat
menerima pelajaran." ( Az - Zumar :9 )
"Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan AsSunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi AlHikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran." (Al-Baqarah:269)
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
13. Hadits
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia
tentang agama(nya)." (Muttafaqun 'alaih)
•
•
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang
mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
•
•
• Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat” (HR. Ibnu Abdil Bari)
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
14. •
(
)
Artinya: Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan
barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan
barangsiapa yang menginginkan keduanya itupun harus dengan ilmu (HR. Thabrani)
•
•
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka
kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Muslim).
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
16. Keutamaan Menuntut Ilmu dan Kedudukan Ulama
Tidak diragukan lagi bahwasanya pengetahuan para penuntut ilmu
terhadap kemuliaan yang besar yang akan mereka dapati dengan
menuntut ilmu dan kedudukan yang tinggi yang akan mereka peroleh,
akan menjadikan mereka paling bersemangat dalam menempuh
jalannya ilmu dan belajar, dan beradab dengan adab-adab yang syar'i
yang akan menambah kedudukan dan keutamaan mereka di sisi Allah
Subhaanah, serta akan meninggikan kemuliaan mereka dan akan
terbuktilah kemanfaatan mereka terhadap manusia.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
17. Daulah Abassiyah
Adalah sebuah Bangsa Kolonial Muslim yang berdiri sejak Runtuhnya Bani Umayyah. Di
Masa inilah Ilmuwan Muslim berhasil mengembangkan IPTEK dengan pesat.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
19. Ibnu Sina (Avicenna)
•
•
•
•
•
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun
980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara.
Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar falsafah kedokteran dan ilmu - ilmu agama Islam.
Ketika usia sepuluh tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal
Al-Qur‟an seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina mendapat bimbingan
mengenai ilmu logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan
Porphyry, Euclid dan Al-Magest-Ptolemus.
ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi usianya
melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal
orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup
dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang - orang
sakit.Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku - buku filsafat dan setiap kali
menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk
Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit bengkak
yang ganas, dan menjahitnya. Dan last but not list dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa
dengan cara - cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan
sebelum dan sesudahnya.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
20. Al Khawarizmi
Al-Khawarizmi sebagai “Bapak Aljabar” di Eropa dan Dunia.
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan
astronomi. Beliau bekerja dalam sebuah observasi yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan
angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang
penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang
matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan
sampai sekarang.
PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI
1. Al-Jabr wa‟l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi.
2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika dan
mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh
Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor pada
zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan
trigonometri, teorema segitiga sama kaki, perhitungan luas segitiga, segi empat dan lingkaran geometri.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
21. Abu Rayhan Al - Biruni
•
•
•
Selain menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al - Biruni juga fasih dengan sederet bahasa seperti Arab,
Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi dan Suriah. Semasa muda dia menimba ilmu Matematika dan Astronomi.
Menginjak usia 20 tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya dibidang sains. Dia juga kerap bertukar
pikiran dan pengalaman dengan Ibnu Sina.
Selama hidupnya, Al-Biruni menghasilkan karya besar dalam bidang Astronomi lewat Masudic Canon yang
didedikasikan kepada putra Mahmud, yaitu Ma‟sud. Atas karyanya itu, Ma‟sud menghadiahkan seekor gajah
bermuatan penuh dengan perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang ditermanya itu ke kas
Negara. Al-Biruni lalu menulis buku astrologi, yaitu The Elements of Astrology. Selain itu, sang ilmuwan
itupun menulis sederet karya dalam kedokteran, geografi, serta fisika.
•
Al-Biruni telah menulis risalah tentang astrolabe serta memformulasikan tabel Astronomi untuk Sultan
Ma‟sud, “Papar Will Durant tentang kontribusi Al-Biruni dalam bidang Astronomi. Selain itu, Al-Biruni juga
berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere. Dia bahkan mengatakan bahwa
bentuk bumi adalah bulat. Dalam ilmu bumi, Al-Biruni menghasilkan sejumlah sumbangan penting sehingga
dia dinobatkan sebagai “Bapak Geodesi”. Dia juga memberi kontribusi signifikan katografi, geologi, geografi
dan mineralogy. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam kartografi, yakni sebuah
setudi tentang proyeksi pembuatan peta.
•
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khwarizmi dengan
menggunakan ketinggian matahari. Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah
satunya dia menulis tentang geologi India. Sementara itu dalam bidang mineralogy dia menulis kitab
berjudul Al-Jawahir atau Book of Precious Stones yang menjelaskan beragam mineral.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
22. Al-Biruni telah berperan mengenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang dipelajarinya. Misalnya,
dalam Al-Jamawir yang sangat eksperimental. Pada bidang Optik, Al-Biruni bersama Ibnu Al-Haitham
termasuk ilmuwan pertama yang mengkaji dan mempelajari ilmu Optik. Dialah yang pertama kali
menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
•
Dalam ilmu sosial, Al-Biruni didapuk sebagai Antropolog pertama didunia. Dia menulis secara detail studi
kompertaif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, dan Asia
Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia juga
mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi antropologi.
•
Al-Biruni tercatat sebagai pelopor eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu. Pad usia 27 tahun,
dia telah menulis buku sejarah yang berjudul Chronology. Dalam kitab yang ditulisnya, Fi Tahqiq ma Li‟IHid atau penelitian tentang India, dia membedakan metode saintifik dengan metode histories. Dia juga
memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori
dan praktik aritmatika, bilangan irasional, teori rasio, geometri, dan lainnya. Sejarah juga mencatat Al-Biruni
sebagai Sarjana Muslim Pertama yang mengkaji dan mempelajari seluk-beluk India dan tradisi Brahminical.
Kerja kerasnya ini menobatkannya sebagai “Bapak Idiologi”.
•
Sejarah Sains mencatat, ilmuwan yang hidup diera kekuasaan dinasti Samanid itu merupakan salah satu
Pelopor metode Saintifik Eksperimental. Dialah ilmuwan yang bertanggunag jawab memperkenalkan
metode eksperimental dalam ilmu mekanik. Al-Biruni pun tidak hanya menguasai beragam ilmu seperti
fisika, Antropologi, Psikologi, Kimia, Astrologi, Sejarah, Geografi, Geodesi, Matematika, Farmasi,
Kedokteran dan Filsafat, tetapi juga turut memberikan kontribusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang
dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup
27. Kiat – Kiat Menuntut Ilmu
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Belajar dengan Sungguh – Sungguh
Niatkan Belajar karena Allah SWT.
Selalu ingat prinsip Bersakit sakit dahulu, bersenang – senang kemudian.
Tekadkan Belajar demi membahagiakan Orangtua dan Keluargamu nanti.
Sebagai Balas Budi kepada Orangtua dan Guru yang telah berjuang untuk
kita.
Meningat Jasa – Jasa Guru yang telah Membimbing kita sebaik Mungkin.
Berdoalah sebelum Belajar.
Tidak Malu untuk Bertanya pada siapapun.
Mengingat bahwa Islam sangat mengutamakan orang – orang yang
menuntut Ilmu.
Mengingat prinsip: “Man Jadda Wa Jadda.”
Oleh: Kelompok 3
Nama Kelompok
Penutup