SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Pentingnya       wilayah
Indonesia sebagai ruang
hidup bangsa
         Meita Purnamasari.A, M.Pd
          STIKES AISYIYAH BANDUNG
Landasan Wawasan Nusantara
                  • Pancasila adalah falsafah ideologi bangsa
                    dan dasar negara. Berkedudukan sebagai
                    landasan idiil pada wawasan nusantara.
 LANDASAN IDIIL     Karena     pada   hakikatnya     wawasan
                    nusantara merupakan perwujudan dari
                    Pancasila.




                  • UUD 1945 yang merupakan landasan
                    konstitusi dasar negara, yang menjadi
   LANDASAN         pedoman pokok dalam kehidupan
                    berbangsa dan bernegara.
 KONSTITUSIONIL   • Indonesia adalah negara kesatuan yang
                    berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945)
                    yang kekuasaan tertingginya ada pada
                    rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
                    MPR.
Landasan Wawasan Nusantara
  LANDASAN     • mencapai dan mewujudkan cita-cita
                 dan dan tujuan nasional yang
   VISIONIL      tercantum dalam pembukaan UUD
                 1945 alinea keempat

               • Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi
                 dinamis yang berisi keuletan dan ketangguhan
  LANDASAN       yang mengandung kemampuan mengembangkan
                 kemampuan     sebagai     konsepsi   nasional,
KONSEPSIONAL
                 berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
                 Dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan
                 nasionalnya, bangsa Indonesia mengahadapi
                 berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
                 gangguan.


 LANDASAN      • Propenas
OPERASIONAL
PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA
cara      pandang        dan       sikap
bangsaIndonesia mengenai diri dan
bentuk                       geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam      pelaksanannya,       wawasan
nusantara    mengutamakan       kesatuan
wilayah dan menghargai kebhinekaan
untuk mencapai tujuan nasional.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1.     Wadah (Contour)
        Wadah kehidupan bermasyarakat,
     berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
     wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba
     nusantara dengan kekayaan alam dan
     penduduk serta keanekaragaman budaya.
     Bangsa Indonesia memiliki organisasi
     kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
     kegiatan kenegaraan dalam wujud
     suprastruktur politik dan wadah dalam
     kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
     kelembagaan dalam wujud infrastruktur
     politik.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
2.                                    Isi        (Content)
               Isi (content) adalah aspirasi bangsa yang
     berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
     nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
     Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di
     masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
     seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus
     mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
     ke-bhineka-an dalam kehidupan nasional yang berupa
     politik, ekonomi, social, dan budaya serta hankam. Isi
     menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi
     bangsa      sebagai    kesepakatan    bersama    dan
     perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan
     nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan
     dalam ke-bhineka-an yang meliputi semua aspek
     kehidupan nasional.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
3.    Tata laku (conduct)
          Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang
     terdiri dari :

     • Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan
     mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.
     • Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan, perbuatan dan
     perilaku dari bangsa Indonesia.

     Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati
     diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan
     kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
     bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme
     yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Hakikat Wawasan Nusantara
• Adalah                          keutuhan
  nusantara/nasional, dalam pengertian :
  cara    pandang    yang    selalu   utuh
  menyeluruh dalam lingkup nusantara dan
  demi kepentingan nasional. Berarti setiap
  warga Negara dan aparat Negara harus
  berpikir, bersikap dan bertindak secara
  utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi
  kepentingan bangsa termasuk produk-
  produk yang di hasilkan oleh lembaga
  Negara
Implementasi wawasan nusantara
• Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola
  pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan
  kepentingan Negara.




           Implementasi     Implementasi     Implementasi
           dalam bidang   dalam kehidupan     dalam sosial
              politik         ekonomi            budaya




                            Implementasi
                          dalam pertahanan
                              keamanan
Implementasi dalam bidang politik
• menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan
  dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, di
  percaya.
Implementasi dalam bidang ekonomi
• menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
  pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
  rakyat secara merata dan adil.
Implementasi dalam sosial budaya




• menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
  mengakui, menerima, dan menghormati segala
  bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di
  sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
Implementasi dalam Pertahanan Keamanan

• menumbuhkan kesadaran cinta tanah air
  dan membentuk sikap bela Negara pada
  setiap WNI
TANTANGAN IMPLEMENTASI WANUS


   PEMBER    DUNIA
   DAYAAN
   MASYARA   TANPA
     KAT     BATAS

        ERA
      KAPITALIS
         ME
Konsep Otonomi daerah
• Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos
  yang berarti sendiri dan namos yang berarti
  Undang-undang atau aturan. Dengan demikian
  otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan
  untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
  sendiri
• Dengan otonomi daerah tersebut, menurut
  Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan yang
  dimiliki pemerintah daerah memungkinkan
  untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan
  mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya
  kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu
  dasar pemberian otonomi daerah, karena dasar
  pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat
  sesuai dengan kebutuhan setempat.
Prinsip otonomi daerah
   Otonomi daerah pada prinsipnya mempunyai tiga
   aspek, yaitu :
1.      Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur
   dan mengurus rumah tangganya sendiri.
2.         Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti
   peraturan dan ketentuan dari pemerintahan di
   atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka
   pemerintahan nasional.
3.          Aspek kemandirian dalam pengelolaan
   keuangan baik dari biaya sebagai perlimpahan
   kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga
   terutama       kemampuan     menggali    sumber
   pembiayaan sendiri.
Prinsip otonomi daerah
   Bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang
   Nomor 23 Tahun 2004, maka otonomi daerah
   mempunyai arti bahwa daerah harus mampu :
1.          Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu
   menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan
   sendiri.
2.      Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta
   peraturan pelaksanaannya.
3.     Menggali sumber-sumber keuangan sendiri.
4.           Memiliki alat pelaksana baik personil
   maupun sarana dan prasarananya.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah
• Daerah otonomi adalah wilayah administrasi
  pemerintahan dan kependudukan yang dikenal
  dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
  tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian
  jenjang daerah otonom ada dua bagian, walau
  titik   berat    pelaksanaan   otonomi    daerah
  dilimpahkan pada pemerintah kabupaten/kota.
  Adapun daerah provinsi, berotonomi secara
  terbatas      yakni     menyangkut    koordinasi
  antar/lintas kabupaten/kota, serta kewenangan
  pusat yang dilimpahkan pada provinsi, dan
  kewenangan kabupaten/kota yang belum mampu
  dilaksanakan maka diambil alih oleh provinsi.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah
• Secara    konsepsional,   jika     dicermati
  berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun
  2004, dengan tidak adanya perubahan
  struktur daerah otonom, maka memang
  masih lebih banyak ingin mengatur
  pemerintah daerah baik provinsi maupun
  kabupaten/kota. Disisi lain, pemerintah
  kabupaten/kota yang daerah otonomnya
  terbentuk hanya berdasarkan kesejahteraan
  pemerintahan, maka akan sulit untuk
  berotonomi      secara       nyata      dan
  bertanggungjawab di masa mendatang.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah
• Otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor
  22 tahun 1999 adalah otonomi luas yaitu adanya
  kewenangan daerah untuk menyelenggarakan
  pemerintahan yang mencakup semua bidang
  pemerintahan kecuali kewenangan di bidang
  politik       luar     negeri,      pertahanan
  keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama
  serta kewenangan-kewenangan bidang lainnya
  yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Di
  samping itu, keleluasaan otonomi maupun
  kewenangan yang utuh dan bulat dalam
  penyelenggaraannya,          mulai         dari
  perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengend
  alian dan evaluasi.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah

     Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah dalam Undang-
     Undang Nomor 22 tahun 1999 adalah sebagai berikut :
a.           Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan
     memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta
     potensi dan keanekaragaman daerah yang terbatas.
b.       Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas,
     nyata dan bertanggung jawab.
c.        Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan
     pada daerah Kabupaten dan daerah kota, sedang otonomi
     daerah provinsi merupakan otonomi yang terbatas.
d.       Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan kontibusi
     negara sehingga tetap terjalin hubungan yang serasi antara
     pusat dan daerah serta antar daerah.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah
e.           Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan
   kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah
   Kabupaten/daerah kota tidak ada lagi wilayah administrasi.
f.      Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan
   dan fungsi badan legislatif daerah, baik fungsi legislatif, fungsi
   pengawas maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah
   daerah.
g.     Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi
   dalam    kedudukannya     sebagai    wilayah    administrasi untuk
   melaksanakan kewenangan sebagai wakil daerah.
h.      Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya
   dari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan
   daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan
   prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
   pelaksanaan    dan   mempertanggung       jawabkan    kepada  yang
   menugaskannya.
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah
adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan guna
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sejalan dengan pendapat di atas, The Liang Gie dalam
Abdurrahman (1987) mengemukakan bahwa tujuan
pemberian otonomi daerah adalah :
a.                       Mengemukakan      kesadaran
bernegara/berpemerintah yang mendalam kepada
rakyat diseluruh tanah air Indonesia.
 b.        Melancarkan penyerahan dana dan daya
masyarakat di daerah terutama dalam bidang
perekonomian.
Permasalahan otonomi daerah
   Pemahaman terhadap konsep desentralisasi
   dan                           otonomi
   daerah yang belum mantap


   Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi
   daerah yang belum memadai dan
   penyesuaian peraturan perundangan-
   undangan yang ada dengan UU 22/ 1999
   masih sangat terbatas

    Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih
    sangat lemah
    Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum
    menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi daerah
Permasalahan otonomi daerah



Realisasi otda mendorong perkembangan aspirasi untuk menuntut
pemekaran daerah. Dengan bertambahnya daerah baru, tentu tidak
semua daerah otonom tersebut bisa berjalan dengan baik



Daerah pemekaran dengan kinerja tidak memadai tentu berpengaruh
terhadap pelayanan publik serta menjadi kendala dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ada kebijakan tegas
mencabut status kabupaten/kota yang dinilai tidak mampu
menyelenggarakan otonomi daerah dan harus dilakukan evaluasi
reguler    atas    kemampuan      pemerintah     daerah     dalam
menyelenggarakan otda tersebut,
Permasalahan otonomi daerah


Pengaruh perkembangan dinamika politik dan
aspirasi masyarakat serta pengaruh globalisasi
yang tidak mudah masyarakat serta pengaruh
globalisasi yang tidak mudah dikelola

Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum
menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi
daerah
Pentingnya penyelenggaraan pemerintahan
       yang baik, bersih dan demokratis
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang- undangan. Wewenang pemerintah daerah
dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pemerintah daerah
melaksanakan sistem pemerintahanya sesuai dengan undang-
undang pemerintah pusat.

Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan
identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang
dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari
pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di
daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak
daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah
pusat.
Pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang
baik,       bersih       dan       demokratis

 Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong
 pembangunan daerah serta membangun program promosi
 kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan
 pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak
 membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien.

  Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya
 kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk
 melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan
 antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya
 kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi
 dangan daerah yang masih berkembang.
Karakteristik pemerintahan yang baik,
          bersih dan demokratis
  Ciri tata pemerintahan yang baik, yaitu:
 Mengikutsertakan masyarakat.
 Transparan dan bertanggung jawab.
 Efektif dan adil.
 Menjamin adanya supremasi hukum.
 Menjamin prioritas-prioritas politik, sosial dan
  ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat.
 Memerhatikan kepentingan mereka yang paling
  miskin dan lemah dalam proses pengambilan
  keputusan, termasuk menyangkut alokasi sumber
  daya pembangunan.
KESIMPULAN
Dengan      terpenuhinya    prinsip   Good
governance       dalam     penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan
nasional Indonesia, diharapkan upaya
penataan kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik akan terwujud mantap sejalan
perkembangan       peradaban     masyarakat
madani. Masyarakat madani adalah tatanan
mv; kualitas sumber daya manusia aparatur;
dan sistem pengawasan dan pemeriksaan
yang efektif.

More Related Content

What's hot

Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat Rudi Wicaksana
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...idasilfia
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMujid Rical
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasionalMardiah Ahmad
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila  Sebagai  Sistem  FilsafatPancasila  Sebagai  Sistem  Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatOpissen Yudisyus
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Lela Warni
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaPajeg Lempung
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...Syaiful Ahdan
 

What's hot (20)

Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Essay kse
Essay kseEssay kse
Essay kse
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila  Sebagai  Sistem  FilsafatPancasila  Sebagai  Sistem  Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945 Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
Dinamika pelaksanaan undang – undang dasar 1945
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswaBuku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan pancasila perguruan tinggi mahasiswa
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...
Bab iii urgensi internasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesa...
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 

Similar to Pentingnya wilayah indonesia sebagai ruang hidup bangsa

Similar to Pentingnya wilayah indonesia sebagai ruang hidup bangsa (20)

Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
geopolitik
 geopolitik geopolitik
geopolitik
 
geopolitik
geopolitikgeopolitik
geopolitik
 
Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3Wawasan nusantara kelompok 3
Wawasan nusantara kelompok 3
 
Wawasan Nusantara (pkn).pptx
Wawasan Nusantara (pkn).pptxWawasan Nusantara (pkn).pptx
Wawasan Nusantara (pkn).pptx
 
Wawasan nusantara dan otonomi daerah
Wawasan nusantara dan otonomi daerahWawasan nusantara dan otonomi daerah
Wawasan nusantara dan otonomi daerah
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Wawasan Kebangsaan.pptx
Wawasan Kebangsaan.pptxWawasan Kebangsaan.pptx
Wawasan Kebangsaan.pptx
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
WAWASAN KEBANGSAAN.pptx
WAWASAN KEBANGSAAN.pptxWAWASAN KEBANGSAAN.pptx
WAWASAN KEBANGSAAN.pptx
 
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARAPPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
PPT PPKn KELAS X BAB 7 MATERI WAWASAN NUSANTARA
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
3 kb 2 modul 3
3 kb 2 modul 33 kb 2 modul 3
3 kb 2 modul 3
 
Makalah kuli ah
Makalah kuli ahMakalah kuli ah
Makalah kuli ah
 
PKN Wawasan nusantara
PKN Wawasan nusantaraPKN Wawasan nusantara
PKN Wawasan nusantara
 
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2Makalah  wawasan nusantara dalam globalisasi 2
Makalah wawasan nusantara dalam globalisasi 2
 
Modul 3 kwn kb 2
Modul 3 kwn kb 2Modul 3 kwn kb 2
Modul 3 kwn kb 2
 
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Unsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraUnsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantara
 
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIAPRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
PRESENTATION GEOPOLITIK INDONESIA
 

More from Meita Purnamasari

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANMeita Purnamasari
 
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilanNorma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilanMeita Purnamasari
 
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...Meita Purnamasari
 
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negaraMeita Purnamasari
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaMeita Purnamasari
 
Pers yang bebas dan bertanggung jawab
Pers yang bebas dan bertanggung jawabPers yang bebas dan bertanggung jawab
Pers yang bebas dan bertanggung jawabMeita Purnamasari
 
Sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Sosiologi sbg ilmu pengetahuanSosiologi sbg ilmu pengetahuan
Sosiologi sbg ilmu pengetahuanMeita Purnamasari
 
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganSosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganMeita Purnamasari
 
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakatSosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakatMeita Purnamasari
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalMeita Purnamasari
 
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianMeita Purnamasari
 

More from Meita Purnamasari (20)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
 
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilanNorma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
 
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...
Harmonisasi dalam keberagaman suku,agama, ras, budaya sosial, ekonomi dan gen...
 
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian  kekuasaan negaraKe 1 sistem pembagian  kekuasaan negara
Ke 1 sistem pembagian kekuasaan negara
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Pers yang bebas dan bertanggung jawab
Pers yang bebas dan bertanggung jawabPers yang bebas dan bertanggung jawab
Pers yang bebas dan bertanggung jawab
 
Hubungan internasional
Hubungan internasional Hubungan internasional
Hubungan internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Sosiologi sbg ilmu pengetahuanSosiologi sbg ilmu pengetahuan
Sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 
Tipe budaya politik
Tipe budaya politikTipe budaya politik
Tipe budaya politik
 
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkunganSosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
Sosiologi sebagai kajian tentang masyarakat dan lingkungan
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakatSosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
Sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosial
 
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadianSosialisasi sbg pembentukan kepribadian
Sosialisasi sbg pembentukan kepribadian
 
Hubungan internasional
Hubungan internasionalHubungan internasional
Hubungan internasional
 
NILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASINILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASI
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Konstitusi
KonstitusiKonstitusi
Konstitusi
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Pentingnya wilayah indonesia sebagai ruang hidup bangsa

  • 1. Pentingnya wilayah Indonesia sebagai ruang hidup bangsa Meita Purnamasari.A, M.Pd STIKES AISYIYAH BANDUNG
  • 2. Landasan Wawasan Nusantara • Pancasila adalah falsafah ideologi bangsa dan dasar negara. Berkedudukan sebagai landasan idiil pada wawasan nusantara. LANDASAN IDIIL Karena pada hakikatnya wawasan nusantara merupakan perwujudan dari Pancasila. • UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusi dasar negara, yang menjadi LANDASAN pedoman pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. KONSTITUSIONIL • Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945) yang kekuasaan tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
  • 3. Landasan Wawasan Nusantara LANDASAN • mencapai dan mewujudkan cita-cita dan dan tujuan nasional yang VISIONIL tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat • Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan ketangguhan LANDASAN yang mengandung kemampuan mengembangkan kemampuan sebagai konsepsi nasional, KONSEPSIONAL berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia mengahadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. LANDASAN • Propenas OPERASIONAL
  • 4. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA cara pandang dan sikap bangsaIndonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
  • 5. Unsur Dasar Wawasan Nusantara 1. Wadah (Contour) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta keanekaragaman budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.
  • 6. Unsur Dasar Wawasan Nusantara 2. Isi (Content) Isi (content) adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social, dan budaya serta hankam. Isi menyangkut dua hal, pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
  • 7. Unsur Dasar Wawasan Nusantara 3. Tata laku (conduct) Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari : • Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. • Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
  • 8. Hakikat Wawasan Nusantara • Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian : cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Berarti setiap warga Negara dan aparat Negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk- produk yang di hasilkan oleh lembaga Negara
  • 9. Implementasi wawasan nusantara • Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan Negara. Implementasi Implementasi Implementasi dalam bidang dalam kehidupan dalam sosial politik ekonomi budaya Implementasi dalam pertahanan keamanan
  • 10. Implementasi dalam bidang politik • menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, di percaya.
  • 11. Implementasi dalam bidang ekonomi • menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
  • 12. Implementasi dalam sosial budaya • menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan merupakan karunia Sang Pencipta.
  • 13. Implementasi dalam Pertahanan Keamanan • menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela Negara pada setiap WNI
  • 14. TANTANGAN IMPLEMENTASI WANUS PEMBER DUNIA DAYAAN MASYARA TANPA KAT BATAS ERA KAPITALIS ME
  • 15. Konsep Otonomi daerah • Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri • Dengan otonomi daerah tersebut, menurut Mariun (1979) bahwa dengan kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya daerah. Adanya kebebasan untuk berinisiatif merupakan suatu dasar pemberian otonomi daerah, karena dasar pemberian otonomi daerah adalah dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan setempat.
  • 16. Prinsip otonomi daerah Otonomi daerah pada prinsipnya mempunyai tiga aspek, yaitu : 1. Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. 2. Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan di atasnya, serta tetap berada dalam satu kerangka pemerintahan nasional. 3. Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai perlimpahan kewenangan dan pelaksanaan kewajiban, juga terutama kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri.
  • 17. Prinsip otonomi daerah Bila dikaji lebih jauh isi dan jiwa undang-undang Nomor 23 Tahun 2004, maka otonomi daerah mempunyai arti bahwa daerah harus mampu : 1. Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan sendiri. 2. Membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta peraturan pelaksanaannya. 3. Menggali sumber-sumber keuangan sendiri. 4. Memiliki alat pelaksana baik personil maupun sarana dan prasarananya.
  • 18. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah • Daerah otonomi adalah wilayah administrasi pemerintahan dan kependudukan yang dikenal dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian jenjang daerah otonom ada dua bagian, walau titik berat pelaksanaan otonomi daerah dilimpahkan pada pemerintah kabupaten/kota. Adapun daerah provinsi, berotonomi secara terbatas yakni menyangkut koordinasi antar/lintas kabupaten/kota, serta kewenangan pusat yang dilimpahkan pada provinsi, dan kewenangan kabupaten/kota yang belum mampu dilaksanakan maka diambil alih oleh provinsi.
  • 19. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah • Secara konsepsional, jika dicermati berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dengan tidak adanya perubahan struktur daerah otonom, maka memang masih lebih banyak ingin mengatur pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Disisi lain, pemerintah kabupaten/kota yang daerah otonomnya terbentuk hanya berdasarkan kesejahteraan pemerintahan, maka akan sulit untuk berotonomi secara nyata dan bertanggungjawab di masa mendatang.
  • 20. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah • Otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 adalah otonomi luas yaitu adanya kewenangan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang pemerintahan kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan-kewenangan bidang lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Di samping itu, keleluasaan otonomi maupun kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengend alian dan evaluasi.
  • 21. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah dalam Undang- Undang Nomor 22 tahun 1999 adalah sebagai berikut : a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah yang terbatas. b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah Kabupaten dan daerah kota, sedang otonomi daerah provinsi merupakan otonomi yang terbatas. d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan kontibusi negara sehingga tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
  • 22. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah Kabupaten/daerah kota tidak ada lagi wilayah administrasi. f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah, baik fungsi legislatif, fungsi pengawas maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah. g. Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan sebagai wakil daerah. h. Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya.
  • 23. Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan pendapat di atas, The Liang Gie dalam Abdurrahman (1987) mengemukakan bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah : a. Mengemukakan kesadaran bernegara/berpemerintah yang mendalam kepada rakyat diseluruh tanah air Indonesia. b. Melancarkan penyerahan dana dan daya masyarakat di daerah terutama dalam bidang perekonomian.
  • 24. Permasalahan otonomi daerah Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum mantap Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai dan penyesuaian peraturan perundangan- undangan yang ada dengan UU 22/ 1999 masih sangat terbatas Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih sangat lemah Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi daerah
  • 25. Permasalahan otonomi daerah Realisasi otda mendorong perkembangan aspirasi untuk menuntut pemekaran daerah. Dengan bertambahnya daerah baru, tentu tidak semua daerah otonom tersebut bisa berjalan dengan baik Daerah pemekaran dengan kinerja tidak memadai tentu berpengaruh terhadap pelayanan publik serta menjadi kendala dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ada kebijakan tegas mencabut status kabupaten/kota yang dinilai tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dan harus dilakukan evaluasi reguler atas kemampuan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan otda tersebut,
  • 26. Permasalahan otonomi daerah Pengaruh perkembangan dinamika politik dan aspirasi masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah dikelola Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi daerah
  • 27. Pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pemerintah daerah melaksanakan sistem pemerintahanya sesuai dengan undang- undang pemerintah pusat. Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat.
  • 28. Pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga akan lebih efisien. Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.
  • 29. Karakteristik pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis Ciri tata pemerintahan yang baik, yaitu:  Mengikutsertakan masyarakat.  Transparan dan bertanggung jawab.  Efektif dan adil.  Menjamin adanya supremasi hukum.  Menjamin prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat.  Memerhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan, termasuk menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
  • 30. KESIMPULAN Dengan terpenuhinya prinsip Good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan nasional Indonesia, diharapkan upaya penataan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik akan terwujud mantap sejalan perkembangan peradaban masyarakat madani. Masyarakat madani adalah tatanan mv; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.