SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Seperti yang kita ketahui bersama tanah kita yang semakin hari semakin 
miskin akan unsur haranya karena dampak negatif dari pupuk buatan, maka perlu 
adanya suatu tindakan yang perlu dibudidayakan yaitu memupuk tanaman dengan 
menggunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan 
produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran 
lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan 
pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan 
dapat mencegah degradasi lahan, selain itu, peranannya cukup besar terhadap 
perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. 
Pupuk organik salah satunya adalah pupuk kompos. Kompos adalah bahan-bahan 
organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikro 
organisme yang bekerja didalamnya. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk 
organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan 
bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku 
berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa 
mikroorganisme ataupun makroorganisme. Pupuk kompos mudah dibuat dan 
teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala 
pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Atas dasar inilah penulis membuat 
makalah yang berjudul “Pembuatan Pupuk Kompos”. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa pengertian kompos? 
2. Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos? 
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengomposan? 
4. Apa manfaat pupuk kompos?
C. TUJUAN PEMBAHASAN 
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Green Chemistry; 
2. Untuk menjelaskan pengertian kompos; 
3. Untuk menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos; 
4. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan. 
5. Untuk menjelaskan manfaat/keunggulan pupuk kompos.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A.Pengertian Kompos 
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik 
seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara ilmiah, organik dapat diartikan 
sebagai partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga dapat dikogulasikan oleh 
kation dan partikel tanah untuk membentuk granula tanah. 
Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling 
lingkungan kita, bahkan kadang-kadang barang yang tidak terpakai, seperti sampah 
rumah tangga, dedaunan jerami, alang-alang, rerumputan, sekam, batang jagung dan 
kotoran hewan. 
Kompos yang merupakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara 
yang ramah lingkungan. Unsur hara yang terdapat dalam kompos tidak akan merusak 
tanah seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Kompos bersifat slow release 
sehingga tidak berbahaya bagi tanaman walaupun jumlah yang digunakan cukup 
banyak. 
Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R, 
sehingga dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu 
mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang 
dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media tanam ataupun pupuk organik. 
B. Cara Pembuatan Kompos 
Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh 
siapa saja, di mana saja dan dengan berbagai cara. Pembuatan kompos dapat 
dilakukan dengan 3 cara yaitu cara Krantz, Indore, dan Macdonald. 
1).Cara Krantz 
yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah organic, 
dll) ditumpuk sampai setinggi 50 cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang
sebagai aktifator, setelah beberapa hari temperature mencapai 50⁰C-60⁰C, temperatur 
ini bisa mematikan kuman-kuman serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan 
diinjak-injak sehingga keadaan menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan 
mentah sehingga tumpukan mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya 
perlakuan penamabahan dilakukan sampai tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. 
kemudian tumpukan harus ditutup dengan lapisan tanah bagian atasnya, perlakuan 
demikian untuk mencegah kehilangan N lebih lanjut dan juga melindungi kompos 
dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya kompos telah matang 
dan dapat dipergunakan. 
2). Cara Indore 
yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah, bahan 
organik, dll) ditumpuk berlapis-lapis setinggi ± 60 cm dengan ukuran panjang, Lebar 
2,5 x 2,5 cm. Setiap lapis tingginya sekitar 15 cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus 
dibuat 4 lapis. Diantara lapisan- lapisan diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang 
tipis, atau disiram dengan cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, 
lapisan-lapisan kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke 15, 30 dan 60. 
Pembalikan ini dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan 1 
dan ke 4 disatukan dan juga lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1 
diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60 hari kedua 
tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata, agar kompos tetap 
dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap agar tidak terkena air hujan 
(Sutedjo, 2008). 
3). Cara Macdonald 
menggunakan bahan-bahan mentah, (batang-batang kecil dan daun-daunan, 
serasah atau sampah tanaman) dimasukkan kedalam tempat tumpukan bahan-bahan 
mentah dan mencapai tinggi sekitar 1 m, setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi 
aktifator misalnya pupuk kandang atau sayuran yang telah busuk untuk 
pengembangan bakteri. Didalam tumpukan itu akan menimbulkan panas, dalam
keadaan panas biji-biji tanaman dan larva hama tanaman dapat terbunuh, pada waktu 
kering segera siramkan cairan pupuk kandang secukupnya dan kemudian tutup 
kembali, setelah 2 sampai 3 bulan kompos dapat digunakan. 
C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan 
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu; 
1. Nilai C/N Bahan Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan 
untuk pengomposan semakin singkat 
2. Ukuran Bahan Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses 
pengomposannya, karena semakin luas bahan yang tersentuh bakteri, untuk 
itu bahan perlu dicacah agar berukuran kecil. Bahan yang keras sebaiknya 
dicacah hingga 0,5-1 cm, sedngkan benda yang tidak keras dicacah dengan 
ukuran agak besar sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak terlalu keras 
sebaiknya tidak terlalu kecil, karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) 
kurang baik ( kelembapannya terlalu tinggi) 
3. Komposisi Bahan Pengomposan dari berbagai bahan akan lebih baik dan 
lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat 
bila ditambah dengan kotoran hewan, ada juga yang menambah bahan 
makanan dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga 
selain dari bahan organik, mikroorganisme juga mendapat makanan dari 
luar. 
4. Jumlah Mikroorganisme Biasanya dalam proses ini yang bekerja adalah 
bakteri, fungi, Actinomycetes, dan protozoa, sering ditambahkan 
mikroorganisme dalam bahan yang akan dikomposkan, dengan 
bertambahnya mikroorgisme maka semakin cepat pengomposan . 
5. Kelembapan dan Aerasi Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja 
dengan kelembapan sekitar 40- 60%. Kondisi tersebut harus dijaga agar 
mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih 
rendah atau lebih timggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak
berkembanng atau mati. Adapun kebutuhan aerasi tergantung dari proses 
berlanngsungnya pengomposan tersebut aerobik atau anaerobik. 
6. Temperatur Temperatur optimal sekitar 30⁰-50⁰ C (hangat). Temperatur 
tinggi maka organisme akan mati. Temperatur relatif rendah 
mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman. 
Aktivitas mikroorganisme dalam pengomposan tersebut juga menghasilkan 
panas sehingga untuk menjaga temperatur yang tetap optimal sering 
dilakukan pembalikan. Namun ada mikrobe yang bekerja pada temperatur 
yang relatife tinggi yaitu 80o C seperti trichoderma pseudokoningi dan 
cytopagha sp. Kedua mikrobe ini dijadikn aktivator dalam proses 
pengomposan skala besar atau skala industri, seperti pengomposan tandan 
kosong kelapa sawit. 
7. Keasaman pH Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga 
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu 
sekitar 6,5-7,5 (netral). Oleh karne itu dalam pengomposan sering ditambah 
kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH 
D. Manfaat/Keunggulan Pupuk Kompos 
Pupuk kompos memiliki keunggulan sebagai berikut: 
1. Memperbaiki struktur tanah. Lahan pertanian yang sudah terlalu lama dipupuk 
dengan pupuk kimia, terutama urea ( pupuk dengan kandungan N tinggi) akan 
menjadi keras, liat, dan asam. Pupuk kompos yang remah, gembur akan memperbaiki 
pH dan struktur tanah 
2. Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, meskipun kandungan mikro 
dan makro dalam kompos sedikit, tetapi kelengkapannya sangat di butuhkan tanaman. 
Tanaman yang kehilangan salah satu mikro maupun makro akna terhambat
pertumbuhannya, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak bisa menyerap unsur 
hara yang diperlukan . 
3. Ramah Lingkungan. Pemakaian kompos dalam pertanian maupun hobi bercocok 
tanam yang ramah lingkungan, dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia, akan 
menjaga kelestarian lingkungan 
4. Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri 
5. Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibandingkan dengan pupuk 
kimia 
6. Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat 
meningkatkan unsur hara.
BAB III PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik 
seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari bahan yang 
sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita. Pembuatan kompos dapat 
dilakukan dengan 3 Cara yaitu: 1) Cara Krantz, 2) Cara Indore, dan 3) Cara 
Macdonald. 
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu : Nilai C/N 
Bahan, Ukuran Bahan, Komposisi Bahan, Jumlah Mikroorganisme, Kelembapan dan 
Aerasi, Temperatur, dan Keasaman pH 
Keunggulan pupuk kompos yakni : Memperbaiki struktur tanah, Memiliki 
kandungan mikro dan makro yang lengkap, Ramah Lingkungan, Mudah didapat 
bahkan dapat di buat sendiri, Mampu menyerap dan menampung air lebih lama, dan 
Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat 
meningkatkan unsur hara. 
B. SARAN 
Kesadaran akan lingkungan yang perlu dijaga, diolah, dan dirawat sangatlah 
penting. Lingkungan sekitar kita memiliki banyak potensi sebagai sumber daya alam, 
sebagai contoh pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, menjadi suatu hal yang 
berguna bukan. 
Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial bertanggung jawab mengolah 
lingkungan sekitar, mendaur ulang sampah organik dan anorganik, mengolah sampah 
yang bisa dijadikan kompos. Sehingga nilai sampah itu sendiri tidak hanya terletak 
pada hal negatif namun setelah diolah menjadi hal yang positif bagi kita semua.
TEKNIK PENGOLAHAN SAMPAH 
“TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI 
PUPUK KOMPOS” 
Oleh 
HAFIZ 
NIM.1007133523 
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS RIAU 
PEKANBARU 
2014

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan komposeka42853
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan komposdhanitriono
 
Jurnal sampah organik
Jurnal sampah organikJurnal sampah organik
Jurnal sampah organikrandaadhiya
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposJuleha Usmad
 
Pembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiPembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiMasyithahRachmat30
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakuraWila Dantika
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Manado State University
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairElsa S Pujiantari Husin
 
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashi
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashiTaklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashi
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashiinyaanchai
 
Minyak Organik
Minyak OrganikMinyak Organik
Minyak Organikalicnono
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organikAris Sam
 

La actualidad más candente (20)

Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Kompos jerami
Kompos jeramiKompos jerami
Kompos jerami
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Komposting
KompostingKomposting
Komposting
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos
 
1. dasar dasar pengomposan
1. dasar dasar pengomposan1. dasar dasar pengomposan
1. dasar dasar pengomposan
 
Jurnal sampah organik
Jurnal sampah organikJurnal sampah organik
Jurnal sampah organik
 
Laporan 5
Laporan 5Laporan 5
Laporan 5
 
Laporan 6
Laporan 6Laporan 6
Laporan 6
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
Pembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiPembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padi
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashi
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashiTaklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashi
Taklimat kaedah pengkomposan menggunakan kaedah em bokashi
 
Minyak Organik
Minyak OrganikMinyak Organik
Minyak Organik
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 

Similar a OPTIMALKAN_TANAH

Similar a OPTIMALKAN_TANAH (20)

Pupuk Organik
Pupuk OrganikPupuk Organik
Pupuk Organik
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
 
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahTeknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
 
Cara membuat kompos super
Cara membuat kompos superCara membuat kompos super
Cara membuat kompos super
 
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptxAgnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
Agnes POC dan Kompos Plus rev.pptx
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman Sayur
 
Teknis pembuatan pupuk organik padat
Teknis pembuatan  pupuk organik padatTeknis pembuatan  pupuk organik padat
Teknis pembuatan pupuk organik padat
 
8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukini8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukini
 
Komposting(7)
Komposting(7)Komposting(7)
Komposting(7)
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 
74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx
 
Penanganan Limbah Padat III
Penanganan Limbah Padat IIIPenanganan Limbah Padat III
Penanganan Limbah Padat III
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
PROKER 1 - Presentasi.pdf
PROKER 1 - Presentasi.pdfPROKER 1 - Presentasi.pdf
PROKER 1 - Presentasi.pdf
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
 
MATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.pptMATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.ppt
 
Makalah copy
Makalah   copyMakalah   copy
Makalah copy
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
 
Slide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSlide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakura
 

Último

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Último (8)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

OPTIMALKAN_TANAH

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seperti yang kita ketahui bersama tanah kita yang semakin hari semakin miskin akan unsur haranya karena dampak negatif dari pupuk buatan, maka perlu adanya suatu tindakan yang perlu dibudidayakan yaitu memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan, selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik salah satunya adalah pupuk kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikro organisme yang bekerja didalamnya. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Atas dasar inilah penulis membuat makalah yang berjudul “Pembuatan Pupuk Kompos”. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian kompos? 2. Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengomposan? 4. Apa manfaat pupuk kompos?
  • 2. C. TUJUAN PEMBAHASAN 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Green Chemistry; 2. Untuk menjelaskan pengertian kompos; 3. Untuk menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos; 4. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan. 5. Untuk menjelaskan manfaat/keunggulan pupuk kompos.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Kompos Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara ilmiah, organik dapat diartikan sebagai partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga dapat dikogulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk granula tanah. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita, bahkan kadang-kadang barang yang tidak terpakai, seperti sampah rumah tangga, dedaunan jerami, alang-alang, rerumputan, sekam, batang jagung dan kotoran hewan. Kompos yang merupakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang ramah lingkungan. Unsur hara yang terdapat dalam kompos tidak akan merusak tanah seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Kompos bersifat slow release sehingga tidak berbahaya bagi tanaman walaupun jumlah yang digunakan cukup banyak. Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R, sehingga dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media tanam ataupun pupuk organik. B. Cara Pembuatan Kompos Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan dengan berbagai cara. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu cara Krantz, Indore, dan Macdonald. 1).Cara Krantz yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah organic, dll) ditumpuk sampai setinggi 50 cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang
  • 4. sebagai aktifator, setelah beberapa hari temperature mencapai 50⁰C-60⁰C, temperatur ini bisa mematikan kuman-kuman serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan diinjak-injak sehingga keadaan menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan mentah sehingga tumpukan mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya perlakuan penamabahan dilakukan sampai tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. kemudian tumpukan harus ditutup dengan lapisan tanah bagian atasnya, perlakuan demikian untuk mencegah kehilangan N lebih lanjut dan juga melindungi kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya kompos telah matang dan dapat dipergunakan. 2). Cara Indore yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah, bahan organik, dll) ditumpuk berlapis-lapis setinggi ± 60 cm dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm. Setiap lapis tingginya sekitar 15 cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4 lapis. Diantara lapisan- lapisan diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang tipis, atau disiram dengan cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, lapisan-lapisan kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke 15, 30 dan 60. Pembalikan ini dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan 1 dan ke 4 disatukan dan juga lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1 diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60 hari kedua tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata, agar kompos tetap dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap agar tidak terkena air hujan (Sutedjo, 2008). 3). Cara Macdonald menggunakan bahan-bahan mentah, (batang-batang kecil dan daun-daunan, serasah atau sampah tanaman) dimasukkan kedalam tempat tumpukan bahan-bahan mentah dan mencapai tinggi sekitar 1 m, setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi aktifator misalnya pupuk kandang atau sayuran yang telah busuk untuk pengembangan bakteri. Didalam tumpukan itu akan menimbulkan panas, dalam
  • 5. keadaan panas biji-biji tanaman dan larva hama tanaman dapat terbunuh, pada waktu kering segera siramkan cairan pupuk kandang secukupnya dan kemudian tutup kembali, setelah 2 sampai 3 bulan kompos dapat digunakan. C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu; 1. Nilai C/N Bahan Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan semakin singkat 2. Ukuran Bahan Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposannya, karena semakin luas bahan yang tersentuh bakteri, untuk itu bahan perlu dicacah agar berukuran kecil. Bahan yang keras sebaiknya dicacah hingga 0,5-1 cm, sedngkan benda yang tidak keras dicacah dengan ukuran agak besar sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak terlalu keras sebaiknya tidak terlalu kecil, karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik ( kelembapannya terlalu tinggi) 3. Komposisi Bahan Pengomposan dari berbagai bahan akan lebih baik dan lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat bila ditambah dengan kotoran hewan, ada juga yang menambah bahan makanan dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga selain dari bahan organik, mikroorganisme juga mendapat makanan dari luar. 4. Jumlah Mikroorganisme Biasanya dalam proses ini yang bekerja adalah bakteri, fungi, Actinomycetes, dan protozoa, sering ditambahkan mikroorganisme dalam bahan yang akan dikomposkan, dengan bertambahnya mikroorgisme maka semakin cepat pengomposan . 5. Kelembapan dan Aerasi Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40- 60%. Kondisi tersebut harus dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau lebih timggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak
  • 6. berkembanng atau mati. Adapun kebutuhan aerasi tergantung dari proses berlanngsungnya pengomposan tersebut aerobik atau anaerobik. 6. Temperatur Temperatur optimal sekitar 30⁰-50⁰ C (hangat). Temperatur tinggi maka organisme akan mati. Temperatur relatif rendah mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam pengomposan tersebut juga menghasilkan panas sehingga untuk menjaga temperatur yang tetap optimal sering dilakukan pembalikan. Namun ada mikrobe yang bekerja pada temperatur yang relatife tinggi yaitu 80o C seperti trichoderma pseudokoningi dan cytopagha sp. Kedua mikrobe ini dijadikn aktivator dalam proses pengomposan skala besar atau skala industri, seperti pengomposan tandan kosong kelapa sawit. 7. Keasaman pH Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu sekitar 6,5-7,5 (netral). Oleh karne itu dalam pengomposan sering ditambah kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH D. Manfaat/Keunggulan Pupuk Kompos Pupuk kompos memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Memperbaiki struktur tanah. Lahan pertanian yang sudah terlalu lama dipupuk dengan pupuk kimia, terutama urea ( pupuk dengan kandungan N tinggi) akan menjadi keras, liat, dan asam. Pupuk kompos yang remah, gembur akan memperbaiki pH dan struktur tanah 2. Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, meskipun kandungan mikro dan makro dalam kompos sedikit, tetapi kelengkapannya sangat di butuhkan tanaman. Tanaman yang kehilangan salah satu mikro maupun makro akna terhambat
  • 7. pertumbuhannya, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak bisa menyerap unsur hara yang diperlukan . 3. Ramah Lingkungan. Pemakaian kompos dalam pertanian maupun hobi bercocok tanam yang ramah lingkungan, dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia, akan menjaga kelestarian lingkungan 4. Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri 5. Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibandingkan dengan pupuk kimia 6. Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
  • 8. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 Cara yaitu: 1) Cara Krantz, 2) Cara Indore, dan 3) Cara Macdonald. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu : Nilai C/N Bahan, Ukuran Bahan, Komposisi Bahan, Jumlah Mikroorganisme, Kelembapan dan Aerasi, Temperatur, dan Keasaman pH Keunggulan pupuk kompos yakni : Memperbaiki struktur tanah, Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, Ramah Lingkungan, Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri, Mampu menyerap dan menampung air lebih lama, dan Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara. B. SARAN Kesadaran akan lingkungan yang perlu dijaga, diolah, dan dirawat sangatlah penting. Lingkungan sekitar kita memiliki banyak potensi sebagai sumber daya alam, sebagai contoh pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, menjadi suatu hal yang berguna bukan. Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial bertanggung jawab mengolah lingkungan sekitar, mendaur ulang sampah organik dan anorganik, mengolah sampah yang bisa dijadikan kompos. Sehingga nilai sampah itu sendiri tidak hanya terletak pada hal negatif namun setelah diolah menjadi hal yang positif bagi kita semua.
  • 9. TEKNIK PENGOLAHAN SAMPAH “TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK KOMPOS” Oleh HAFIZ NIM.1007133523 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2014