13. Peta Wilayah Gempa Indonesia yang dimuatdalampasaliniadalahhasilanalisisprobabilistikbahayagempa (probabilistic seismic hazard analysis) yang telahdilakukanuntukseluruhwilayah Indonesia berdasarkan data seismotektonikmutakhir yang tersediasaatini. Data masukanuntukanalisisiniadalahlokasisumbergempanya, distribusimagnitudogempadidaerahsumbergempa, fungsiatenuasi yang memberihubunganantaragerakantanahsetempat, magnitudogempadisumbergempadanjarakdaritempat yang ditinjausampaisumbergempa, magnitudo minimum danmaksimumsertafrikuensikejadiangempa per tahundidaerahsumbergempa, dan model matematikkejadiangempa. Sebagaidaerahsumbergempanya, telahditinjausemuasumbergempa yang telahtercatatdalamsejarahkegempaan Indonesia, baiksumbergempapadazonasubduksi, sumbergempadangkalpadalempengbumi, maupunsumbergempapadasesarsesaraktif yang sudahteridentifikasi. Mengenaidistribusimagnitudogempadidaerahgempa, halinitelahdihitungberdasarkan data kegempaan yang tersedia. Dalamanalisisprobabilistikbahayagempaini, percepatanpuncakbatuandasardiperolehmelaluiprosesperhitunganberturut-turutsebagaiberikut: (1) probabilitas total denganmeninjausemuakemungkinanmagnitudodanjarak, (2) probabilitas total dalamsatutahun, (3) probabilitassatukejadiandalamsatutahun (fungsi Poisson) dan (4) periodaulang (yang merupakankebalikandariprobabilitasdalamsatutahun). Hasilanalisisprobabilistikbahayagempaini, telahdiplotpadapeta Indonesia berupagaris-gariskonturpercepatanpuncakbatuandasardenganperiodaulang 500 tahun (periodaulangGempaRencana), yang kemudianmenjadidasarbagipenentuanbatas-bataswilayahgempa. Studiinitelahdilakukanolehbeberapakelompokpenelitisecaraindependen, yang masing-masinghasilnyaternyataagakberbeda yang satudari yang lainnya. Petawilayahgempa yang ditetapkandalampasaliniadalahhasilperata-rataanhasilstudisemuakelompokpeneliti
14. Percepatanbatuandasar rata-rata untuk Wilayah Gempa 1 s/d 6, telahditetapkanberturut-turutsebesar 0,03 g, 0,10 g, 015 g, 0,20 g, 0,25 g dan 0,30 g. Denganpercepatanbatuandasarsepertiitu, makaditetapkanlahpercepatanpuncakmukatanah (Ao) untuk Tanah Keras, Tanah Sedangdan Tanah LunakmenurutTabel 5, satudan lain sebagaihasilstudi banding denganstandardiluarnegeri, a.l. National Earthquake Hazards Reduction Program 1997 (NEHRP 1997) dan Uniform Building Code 1997 (UBC 1997). Apabilakitatinjau NEHRP 1997 misalnya, batuandasaradalahkira-kiraekuivalendengan S1, sedangkan Tanah Keras, Tanah Sedangdan Tanah Lunakadalahkira-kiraekuivalendenganberturut-turut S2, S3 dan S4
15. BencanaAlamdiKabupatenKarawang SudjanaRuswanamengatakansebanyak 21 dari total 30 kecamatandidaerahitumasukkategoriwilayahrawanbencanaalam. Bencanaalam yang rutinterjadisetiaptahundiKarawang banjir, air lautpasangatau rob, luapan air sungai, anginputingbeliung, orangtenggelamdan bencanaalamlongsor. Sumber: KepalaKesatuanKebangsaan, PolitikdanPerlindunganMasyarakatKarawang, Jawa Barat, SudjanaRuswana http://arsipberita.com/show/21-kecamatan-karawang-rawan-bencana-alam-144456.html
16.
17. Luapansungaicitarum Wilayah 21 desaditujuhkecamatan, Karawang Barat, KarawangTimur, TelukjambeTimur, Telukjambe Barat, Ciampel, Batujaya, dan Pakisjaya
18. Ciri Daerah rentanterhadapGempa “KondisiGeologidaerah yang terkenagempabumiumumnyatersusunolehendapankuarterberupa alluvial, endapan pantai, endapan rombakan gunungapi serta endapan batu gamping yang telahmengalamipelapukansehinggarentanterhadapgoncangan”, demikianmenurutKepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto
19. IrEngkon K Kertapati Jakarta diintaiolehbeberapasesaraktif yang siap ‘menyuplai’ getarangempa yang bisasampaikewilayah Jakarta. Di antaranyaadalahSesarCimandiridenganmagnitudogempa 7,2 SR dankecepatanpergerakantanah 4 mm per tahun, sesarLembangdenganmagnitudogempa 6,5 SR dankecepatanpergerakantanah 1,5 mm per tahun, danSesarSundadenganmagnitudogempa 7,2 SR dankecepatanpergerakantanah 5 mm per tahun. sejarahmencatatgempabesarpernahmeluluhlantakkan Jakarta yaitugempa yang terjadipada 1699 dan 1852
20. Gempatahun 1699, kataEngkonberpusatdiselatanGunungGede, yang menyebabkanterjadinyakerusakanbangunandankerusakanparahdisekitarHanjawar, Puncak. Sir Thomas Stamford Raffles jugamencatatdalambukunya History of Java, “Gempa 1699 memuntahkanlumpurdariperutbumi. Lumpur itumenutupaliransungai, menyebabkankondisilingkungantaksehat, kianparah.” MenurutbukuEncyclopedy of World Geography, gempainijugamenyebabkan Sungai Ciliwungtertutupolehlongsorlumpur, danpohon-pohon yang bertumbangan, sehinggaterjadibanjirdibanyaktempat. Taksampaiseabadkemudian, gempakembalimelanda Jakarta pada 1780.
21. Pada 27 Agustus 1883, Jakarta kembalidiguncanggempabesarakibatletusanGunung Krakatau yang memicu tsunami 35 meter danmenewaskan 36 ribujiwadiJawabagianbarat, dansebelahselatan Sumatera. Dari catatan-catatansejarahtadi, Jakarta memangpernahbeberapa kali mengalamigempahebat. ancamanbagipenduduk Jakarta adalahgempa-gempadangkal yang bersumberdariJawa Selatan yaknidariarahzonaSubduksi (Megathrust) sepertigempaTasik. Kerentanan Jakarta akansemakinparahbiladaerah-daerahtesebutpadatpendudukdanbangunan-bangunannyatidakataukurangmemperhatikanaspekbangunantahangempa
22.
23. High susceptibility microzonation (index's 7.5 - 10 ), covers the area of 18 km2 or 2.73% of the total region of Jakarta consisting of small area of North Jakarta city (Kapuk resort), Central Jakarta including the area of Setiabudi.
24. Moderately susceptibility microzonation (index's 5-7.5), covers the areas of 86.59 km2 or 13.11 % of the total region of Jakarta, including the North, Central, East and South Jakarta and the small area of West Jakarta .
25. Low susceptibility microzonation (index's 2.5 - 5), covers the area of 324 km2 or 49.18 % of the total region of Jakarta, and it occupies the western part of North Jakarta, eastern part of west Jakarta and the central part of central Jakarta.
26. Very low susceptibility microzonation (index's < 2.5 ), covers the area of 223.47 km2 or 33.83 % of th total region of Jakarta , the area includes a small part of the central Jakarta and the eastern part of west Jakarta.These earthquake hazard microzonations are one of important data base for regional planning in order to mitigate earthquake hazards and risks of the Jakarta city.
KecamatanCiampel, TelukJambeTimur, Karawang Barat, BatujayadanPakisjaya.Status gunungmuriaNeumann van Padang (1951) – “Indonesia”. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields; Tom Simkindan Lee Siebert (1994)-Volcanoes of the World: A Regional Directory, Gazetteer, and Chronology of Volcanism During the Last 10,000 Years; danVolcanic Program Smithsonian Institution,bisadisimpulkanbahwaGunungapiMuriasedangtidurpanjang (inactive, dormant). Gunungapiinibahkantakadadalamdaftargunungapiaftifatau dormant didaftarPVMBG; mengindikasibahwagunungMuriabukanuntukdikuatirkan.Pertanyaanahligeologitentunyatidakakanberhentisetelahmengetahui status gunungini. Lantasmengapatidurpanjang ? Letusanterakhirnyapada 160 BC +/- 300 tahun; jadisudahsekitar 2000 tahun yang lalu.