SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Descargar para leer sin conexión
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI




                        ERSIT
                     NIV     A
                    U




                              S
                     OLEH

    NAMA             : MIFTA NUR RAHMAT

    STAMBUK          : F1C1 08 001




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

              UNIVERSITAS HALUOLEO

                    KENDARI

                      2011
I.     JUDUL

       Praktikum ini berjudul “Daya Kerja Antimikroba”

II.    TUJUAN

       Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja pengujian oligodinamik

dan zat antimikroba.

III.   PRINSIP DASAR

       Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme

hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu

menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada

awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah

didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995).

       Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai

berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme

patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik.

Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek

sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi

pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang.

Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan „keseimbangan alamiah‟ sehingga

memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula

dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988).

       Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang

secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin
ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Sebagian

besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuat

secara sintesis. Definisi dari antbiotik ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan oleh jasad

renik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat

merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996).

       Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril,

dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk

spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk

memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum

yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu

tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).

       Burahol (Stelechocarpus burahol) termasuk keluarga Annonaceae. Kebanyakan suku ini

dilaporkan mengandung senyawa sitotoksik, antimikroba, dan juga sebagai insektisidz

(Kusmiyati, 2005).

       Jenis bahan kimia pembersih dan sanitiser yang digunakan dalam industri pangan harus

sesuai persyaratan yang ditetapkan. Bahan kimia harus mampu mengendalikan pertumbuhan

bakteri (antimikroba). Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat

pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptik

dan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan

pada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat

membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan.

Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.
Bahan kimia yang umum digunakan sebagai pembersih atau sanitiser dalam industry

pangan biasanya mengandung klorin sebagai bahan aktifnya. Bahan kimia yang dapat digunakan

untuk menghambat pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservatif) (Afrianto, 2008).

Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam

benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam

kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk

makanan yang telah dibuka dari kemasannya (Lutfi, 2004).
IV.   CARA KERJA

      1. Pengujian zat antibiotik (ampicilin dan kunyit)

                 Media Nutrient Agar

                           - Dimasukkan ke dalam 2 cawan yang telah disterilisasi
                           - Dibiarkan sejenak hingga NA padat
                           - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan
                               menggunakan pipet mikro
                           -   Disebar biakan mikroba dengan metode spreader
                           -   Dibuat 2 lubang pada setiap media NA dengan menggunakan
                               crook bor
                           -   Pada setiap cawan diteteskan 15 μl cairan ampicilin dan kunyit
                               di lubang yang berbeda
                           -   Diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam
                           -   Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk
                           -   Diukur diameter zona bening

         Zona Bening Ampicilin          = 2,55 cm
         Zona Bening Kunyit             = 1,4 cm


      2. Pengujian zat disinfektan (alkohol dan wipol)

              Media Nutrient Agar

                           - Dimasukkan ke dalam 2 cawan yang telah disterilisasi
                           - Dibiarkan sejenak hingga NA padat
                           - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan
                               menggunakan pipet mikro
                           -   Disebar biakan mikroba dengan metode spreader
                           -   Dibuat 2 lubang pada setiap media NA dengan menggunakan
                               crook bor
                           -   Pada setiap cawan diteteskan 15 μl alkohol dan wipol di lubang
                               yang berbeda
                           -   Diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam
                           -   Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk
                           -   Diukur diameter zona bening

           Zona Bening Alkohol = 1,35 cm
           Zona Bening Wipol       = 0,9 cm
3. Pengujian pengaruh oligodinamik

        Media Nutrient Agar

                  - Dimasukkan ke dalam 1 cawan yang telah disterilisasi
                  - Dibiarkan sejenak hingga NA padat
                  - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan
                      menggunakan pipet mikro
                  -   Disebar biakan mikroba dengan metode spreader
                  -   Dibuat 1 lubang pada media NA dengan menggunakan crook
                      bor
                  -   Dibubuhkan serpihan logam Zn pada lubang
                  -   Disimpan uang logam pada sisi media yang berbeda
                  -   Diinkubas pada suhu ruang selama 2 x 24 jam
                  -   Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk
                  -   Diukur diameter zona bening

        Zona Bening Uang Logam       =-
        Zona Bening Logam Zn         = 0,85 cm
V.   HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

     1. Hasil Percobaan

        a. Pengujian zat antibiotik (ampicilin dan kunyit)

                                                   Diameter Ampicilin
                                                   Diameter 1 = 3,6 cm
                                                   Diameter 2 = 1,5 cm
                                                   Diemeter zona bening = D1 + D2
                                                                             2
                                                                       = 3,6 cm + 1,5 cm
                                                                                2
                                                                       = 2,55 cm
                                                   Diameter Kunyit
              Kunyit             Ampicilin
                                                   Diameter 1 = 1,7 cm
                                                   Diameter 2 = 1,1 cm
                                                   Diemeter zona bening = D1 + D2
                                                                             2
                                                                       = 1,7 cm + 1,1 cm
                                                                                2
                                                                       = 1,4 cm

        b. Pengujian zat disinfektan (alkohol dan wipol)

                                                     Diameter Alkohol
                                                     Diameter 1 = 1,6 cm
                                                     Diameter 2 = 1,1 cm
                                                     Diemeter zona bening = D1 + D2
                                                                               2
                                                                         = 1,6 cm + 1,1 cm
                                                                                  2
                                                                         = 1,35 cm
                                                     Diameter Wipol
                                                     Diameter 1 = 1,3 cm
             Alkohol               Wipol             Diameter 2 = 0,5 cm
                                                     Diemeter zona bening = D1 + D2
                                                                               2
                                                                         = 1,3 cm + 0,5 cm
                                                                                  2
                                                                         = 0,9 cm
c. Pengujian pengaruh oligodinamik

                                     Diameter Uang logam
                                     Diemeter zona bening = tidak terbentuk


                                     Diameter Zn
                                     Diameter 1 = 1 cm
                                     Diameter 2 = 0,7 cm
                                     Diemeter zona bening = D1 + D2
                                                              2
                                                         = 1 cm + 0,7 cm
                                                                2
                                                         = 0,85 cm
2. Pembahasan

       Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau

tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan

peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya.

       Pada praktikum ini, kemampuan suatu antimikroba dalam menghambat

pertumbuhan bakteri akan dibandingkan dengan kemampuan antimikroba lain melalui

modifikasi uji antimikroba metode Kirby-Bouer. Dalam metode Kirby-Bouer uji

menggunakan lempengan antibiotika kertas saring yang diletakkan pada cawan yang

telah berisi campuran medium NA dan biakan bakteri uji namun dalam metode

modifikasi pada Cawan NA dilobangi dengan Crookbor dimana pada lubang tersebut

akan dimasukkan zat antimikroba. Setelah itu penginkubasian dilakukan dalam suhu

kamar selama 2 x 24 jam, dari hasil inkubasi tersebut akan terbentuk zona bening di

media pertumbuhan. Zona bening ini terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan

pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat

sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu

antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat

berdifusinya zat antibiotika tersebut. Antimikroba yang berbeda memiliki laju difusi yang

berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba satu tidak sama dengan antimikroba

yang lain.
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini???

Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No:

ADMIN         : 0852 417 82228

Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa

kelompok sebagai berikut: 1. Merusak dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas sel 3.

Merusak molekul protein dan asam nukleat 4. Menghambat aktivitas enzim 5.

Menghambat sintesa asam nukleat Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara

langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak

dapat berkembang biak.

       Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan

disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu

yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh

bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk

menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan

disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada

benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua

kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan

juga terhadap konsentrasi antimikroba yang digunakan.

       Pada uji zat antibiotik digunakan zat antibiotik alami dan buatan. Zat anti biotic

alami yang digunakan adalah kunyit, sedangkan zat antibiotic sintetik yang digunakan

adalah ampicillin. Ampicilin termasuk golongan antibiotik penisilin. Ampicilin

mempunyai sifat bakterisida penisilin normal, disebut antibiotika berspektrum luas

karena antibiotik ini efektif terhadap banyak bakteri, baik gram-negatif maupun gram-

positif, dan lebih aktif melawan infeksi bakteri gram negatif dan enterokokal. Sedangkan

kunyit diberitakan memiliki aktivitas antibakteri yang cukup baik, namun dari hasil
pengamatan yang diperoleh kunyit hanya membentuk zona bening sebesar 1,4 cm

sedangkan ampicilin membentuk zona bening sebesar 2,55 cm. Dari hasil pengamatan

tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua zat ini memiliki aktivitas yang baik sebagai

antibiotic, akan tetapi dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa ampicilin merupakan zat

antibiotic yang lebih baik daripada kunyit.

        Uji selanjutnya adalah pengujian zat disinfektan, zat disinfektan yang diujikan

adalah alcohol dan fenol yang terdapat di pembersih wipol. Bahan kimia yang mematikan

bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan

disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi

rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi.

       Dalam menghambat aktivitas mikroba, alcohol 50-70% berperan sebagai

pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak

enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya

aktivitasnya terhenti. Dari hasil pengamatan yang dilakukan zona bening yang dibentuk

oleh alcohol ialah sebesar 1,35 cm. Senyawa fenol kerap digunakan dalam pembersih

porselen karena memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Fenol

memiliki aktivitas dalam merusak membran sel dan mendenaturasi protein. Dari hasil

pengamatan, diketahui fenol membentuk zona bening sebesar 0,9 cm. Sekilas dari hasil

tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa alcohol merupakan disinfektan yang baik

karena membentuk zona bening yang lebh besar, namun hal ini tidak sepenuhnya benar

karena perbedaan konsentrasi alcohol dan fenol yang digunakan sangatlah jauh, alcohol

berkadar 50% sedangkan fenol dalam pembersih porselen hanya berkadar 0,5%.
Dalam praktikum ini dilakukan juga uji oligodinamik, uji oligodinamik berprinsip

      pada interaksi antara logam yang terionisasi dengan gugus sulfihidril pada protein sel

      yang menyebabkan denaturasi. Oligodinamik sendiri memiliki arti sebagai daya hambat

      atau mematikan dari logam terhadap makhluk hidup, sehingga variasi yang diberikan

      pada ujiini adalah logam. Logam yang digunakan adalah logam Zn dan uang logam, dari

      kedua logam ini yang membentuk zona bening hanya logam Zn sementara zona bening

      tidak terbentuk pada uang logam.

             Dari ketiga uji tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas antimikroba suatu

      senyawa kimia ditentukan oleh konsentrasi dan sifat dari bahan yang digunakan.

      Umumnya hampir semua senyawa kimia pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat

      bersifat racun. Namun dari ketiga uji tersebut tidak dapat diketahui KHM (Kadar hambat

      minimal) dan KBM (Kadar bunuh minimal) dari bahan antimikroba sehingga masih

      diperlukan studi tambahan terkait daya kerja antimikroba.

VI.   KESIMPULAN

             Kesimpulan dari percobaan ini adalah ampicilin dan kunyit memiliki aktivitas

      yang baik untuk digunakan sebagai antibiotic, begitu pula dengan alcohol dan fenol

      (dalam kadar sedikit) dapat digunakan sebagai disinfektan, dan uang logam tidak

      membunuh bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy, 2008, Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan, Departemen Pendidikan
       Nasional, Jakarta.

Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Kusmiyati, Evi, 2005, Potensi Burahol Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Yang
      Terancam Punah, Info Hasil Hutan : Volume 11.No.1

Lutfi, Ahmad, 2004, Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Soekardjo, Siswandono B, 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press, Jakarta.

Widjajanti, U, Nuraini, 1996. Obat-obatan. Kanisus, Yogyakarta.

Wilson & Gisvold, 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik.
        IKIP Semarang Press, Semarang.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 

La actualidad más candente (20)

laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 

Más de Mifta Rahmat

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Mifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineralMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiMifta Rahmat
 
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino proteinMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat labMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikMifta Rahmat
 

Más de Mifta Rahmat (11)

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineral
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
 
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino protein
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
 
Reaksi reaksi sso
Reaksi reaksi ssoReaksi reaksi sso
Reaksi reaksi sso
 

Último

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Último (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI ERSIT NIV A U S OLEH NAMA : MIFTA NUR RAHMAT STAMBUK : F1C1 08 001 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011
  • 2. I. JUDUL Praktikum ini berjudul “Daya Kerja Antimikroba” II. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kerja pengujian oligodinamik dan zat antimikroba. III. PRINSIP DASAR Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995). Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan „keseimbangan alamiah‟ sehingga memungkinkan microbe yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988). Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin
  • 3. ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Sebagian besar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuat secara sintesis. Definisi dari antbiotik ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996). Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003). Burahol (Stelechocarpus burahol) termasuk keluarga Annonaceae. Kebanyakan suku ini dilaporkan mengandung senyawa sitotoksik, antimikroba, dan juga sebagai insektisidz (Kusmiyati, 2005). Jenis bahan kimia pembersih dan sanitiser yang digunakan dalam industri pangan harus sesuai persyaratan yang ditetapkan. Bahan kimia harus mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (antimikroba). Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptik dan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan pada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan. Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.
  • 4. Bahan kimia yang umum digunakan sebagai pembersih atau sanitiser dalam industry pangan biasanya mengandung klorin sebagai bahan aktifnya. Bahan kimia yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservatif) (Afrianto, 2008). Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya (Lutfi, 2004).
  • 5. IV. CARA KERJA 1. Pengujian zat antibiotik (ampicilin dan kunyit) Media Nutrient Agar - Dimasukkan ke dalam 2 cawan yang telah disterilisasi - Dibiarkan sejenak hingga NA padat - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan menggunakan pipet mikro - Disebar biakan mikroba dengan metode spreader - Dibuat 2 lubang pada setiap media NA dengan menggunakan crook bor - Pada setiap cawan diteteskan 15 μl cairan ampicilin dan kunyit di lubang yang berbeda - Diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam - Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk - Diukur diameter zona bening Zona Bening Ampicilin = 2,55 cm Zona Bening Kunyit = 1,4 cm 2. Pengujian zat disinfektan (alkohol dan wipol) Media Nutrient Agar - Dimasukkan ke dalam 2 cawan yang telah disterilisasi - Dibiarkan sejenak hingga NA padat - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan menggunakan pipet mikro - Disebar biakan mikroba dengan metode spreader - Dibuat 2 lubang pada setiap media NA dengan menggunakan crook bor - Pada setiap cawan diteteskan 15 μl alkohol dan wipol di lubang yang berbeda - Diinkubasi pada suhu ruang selama 2 x 24 jam - Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk - Diukur diameter zona bening Zona Bening Alkohol = 1,35 cm Zona Bening Wipol = 0,9 cm
  • 6. 3. Pengujian pengaruh oligodinamik Media Nutrient Agar - Dimasukkan ke dalam 1 cawan yang telah disterilisasi - Dibiarkan sejenak hingga NA padat - Diteteskan cairan berisi biakan mikroba sebanyak 50 μl dengan menggunakan pipet mikro - Disebar biakan mikroba dengan metode spreader - Dibuat 1 lubang pada media NA dengan menggunakan crook bor - Dibubuhkan serpihan logam Zn pada lubang - Disimpan uang logam pada sisi media yang berbeda - Diinkubas pada suhu ruang selama 2 x 24 jam - Diamati pertumbuhan mikroba dan zona bening yang terbentuk - Diukur diameter zona bening Zona Bening Uang Logam =- Zona Bening Logam Zn = 0,85 cm
  • 7. V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Percobaan a. Pengujian zat antibiotik (ampicilin dan kunyit) Diameter Ampicilin Diameter 1 = 3,6 cm Diameter 2 = 1,5 cm Diemeter zona bening = D1 + D2 2 = 3,6 cm + 1,5 cm 2 = 2,55 cm Diameter Kunyit Kunyit Ampicilin Diameter 1 = 1,7 cm Diameter 2 = 1,1 cm Diemeter zona bening = D1 + D2 2 = 1,7 cm + 1,1 cm 2 = 1,4 cm b. Pengujian zat disinfektan (alkohol dan wipol) Diameter Alkohol Diameter 1 = 1,6 cm Diameter 2 = 1,1 cm Diemeter zona bening = D1 + D2 2 = 1,6 cm + 1,1 cm 2 = 1,35 cm Diameter Wipol Diameter 1 = 1,3 cm Alkohol Wipol Diameter 2 = 0,5 cm Diemeter zona bening = D1 + D2 2 = 1,3 cm + 0,5 cm 2 = 0,9 cm
  • 8. c. Pengujian pengaruh oligodinamik Diameter Uang logam Diemeter zona bening = tidak terbentuk Diameter Zn Diameter 1 = 1 cm Diameter 2 = 0,7 cm Diemeter zona bening = D1 + D2 2 = 1 cm + 0,7 cm 2 = 0,85 cm
  • 9. 2. Pembahasan Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Pada praktikum ini, kemampuan suatu antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri akan dibandingkan dengan kemampuan antimikroba lain melalui modifikasi uji antimikroba metode Kirby-Bouer. Dalam metode Kirby-Bouer uji menggunakan lempengan antibiotika kertas saring yang diletakkan pada cawan yang telah berisi campuran medium NA dan biakan bakteri uji namun dalam metode modifikasi pada Cawan NA dilobangi dengan Crookbor dimana pada lubang tersebut akan dimasukkan zat antimikroba. Setelah itu penginkubasian dilakukan dalam suhu kamar selama 2 x 24 jam, dari hasil inkubasi tersebut akan terbentuk zona bening di media pertumbuhan. Zona bening ini terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut. Antimikroba yang berbeda memiliki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba satu tidak sama dengan antimikroba yang lain.
  • 10. Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini??? Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No: ADMIN : 0852 417 82228 Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
  • 11. Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut: 1. Merusak dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Merusak molekul protein dan asam nukleat 4. Menghambat aktivitas enzim 5. Menghambat sintesa asam nukleat Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi antimikroba yang digunakan. Pada uji zat antibiotik digunakan zat antibiotik alami dan buatan. Zat anti biotic alami yang digunakan adalah kunyit, sedangkan zat antibiotic sintetik yang digunakan adalah ampicillin. Ampicilin termasuk golongan antibiotik penisilin. Ampicilin mempunyai sifat bakterisida penisilin normal, disebut antibiotika berspektrum luas karena antibiotik ini efektif terhadap banyak bakteri, baik gram-negatif maupun gram- positif, dan lebih aktif melawan infeksi bakteri gram negatif dan enterokokal. Sedangkan kunyit diberitakan memiliki aktivitas antibakteri yang cukup baik, namun dari hasil
  • 12. pengamatan yang diperoleh kunyit hanya membentuk zona bening sebesar 1,4 cm sedangkan ampicilin membentuk zona bening sebesar 2,55 cm. Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua zat ini memiliki aktivitas yang baik sebagai antibiotic, akan tetapi dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa ampicilin merupakan zat antibiotic yang lebih baik daripada kunyit. Uji selanjutnya adalah pengujian zat disinfektan, zat disinfektan yang diujikan adalah alcohol dan fenol yang terdapat di pembersih wipol. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam menghambat aktivitas mikroba, alcohol 50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. Dari hasil pengamatan yang dilakukan zona bening yang dibentuk oleh alcohol ialah sebesar 1,35 cm. Senyawa fenol kerap digunakan dalam pembersih porselen karena memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Fenol memiliki aktivitas dalam merusak membran sel dan mendenaturasi protein. Dari hasil pengamatan, diketahui fenol membentuk zona bening sebesar 0,9 cm. Sekilas dari hasil tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa alcohol merupakan disinfektan yang baik karena membentuk zona bening yang lebh besar, namun hal ini tidak sepenuhnya benar karena perbedaan konsentrasi alcohol dan fenol yang digunakan sangatlah jauh, alcohol berkadar 50% sedangkan fenol dalam pembersih porselen hanya berkadar 0,5%.
  • 13. Dalam praktikum ini dilakukan juga uji oligodinamik, uji oligodinamik berprinsip pada interaksi antara logam yang terionisasi dengan gugus sulfihidril pada protein sel yang menyebabkan denaturasi. Oligodinamik sendiri memiliki arti sebagai daya hambat atau mematikan dari logam terhadap makhluk hidup, sehingga variasi yang diberikan pada ujiini adalah logam. Logam yang digunakan adalah logam Zn dan uang logam, dari kedua logam ini yang membentuk zona bening hanya logam Zn sementara zona bening tidak terbentuk pada uang logam. Dari ketiga uji tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas antimikroba suatu senyawa kimia ditentukan oleh konsentrasi dan sifat dari bahan yang digunakan. Umumnya hampir semua senyawa kimia pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat bersifat racun. Namun dari ketiga uji tersebut tidak dapat diketahui KHM (Kadar hambat minimal) dan KBM (Kadar bunuh minimal) dari bahan antimikroba sehingga masih diperlukan studi tambahan terkait daya kerja antimikroba. VI. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan ini adalah ampicilin dan kunyit memiliki aktivitas yang baik untuk digunakan sebagai antibiotic, begitu pula dengan alcohol dan fenol (dalam kadar sedikit) dapat digunakan sebagai disinfektan, dan uang logam tidak membunuh bakteri.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Afrianto, Eddy, 2008, Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. Kusmiyati, Evi, 2005, Potensi Burahol Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Yang Terancam Punah, Info Hasil Hutan : Volume 11.No.1 Lutfi, Ahmad, 2004, Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Soekardjo, Siswandono B, 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press, Jakarta. Widjajanti, U, Nuraini, 1996. Obat-obatan. Kanisus, Yogyakarta. Wilson & Gisvold, 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. IKIP Semarang Press, Semarang.