SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
Descargar para leer sin conexión
PERAN PERKANTORAN DALAM PENERAPAN
GREEN OFFICE
Maria Ratnaningsih
Dosen BPH YPT Tarakanita/Konsultan Bidang Ekonomi Lingkungan, E-mail : rmoko@cbn.net.id

Abstract
Concerns on environmental problems now are increasing. Government,
community, and entrepreneurs are interested in doing business by applying the green
concept such as green purchasing and green office. By so doing, it can be used as a
positive campaign to improve the awareness of the consumers and in turns to
influence the producers to produce more environmentally friendly products. Office
management can be a leader in doing green business by applying the green office
concept. In addition to making efficiency in cost of production, it may also affect the
clean production and its the products sale. In turn it may guarantee the existance of
the business in the long run.
Keywords: green office, green purchasing, office management, efficiency

Pendahuluan
Masalah lingkungan telah menjadi isu penting di berbagai belahan dunia. Isu
lingkungan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, ekonomi, sosial,
budaya dan politik. Keterkaitan antara lingkungan dan berbagai sektor kegiatan,
khususnya sektor perdagangan dan industri menjadi topik diskusi di berbagai forum
internasional karena

banyaknya anggapan bahwa kebijakan lingkungan di suatu

negara, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berperan sebagai pembatas
atau pengganggu kebijakan perdagangan bagi negara lainnya. Kekhawatiran tersebut
menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara faktor ekonomi dan faktor ekologi yang
sudah tidak dapat dipungkiri lagi keberadaannya, sehingga jaminan bahwa masalah
lingkungan harus

dipertimbangkan dalam perjanjian perdagangan internasional.

Karenanya masalah lingkungan perlu menjadi bagian integral dari masalah
pembangunan.
Dampak kebijakan perdagangan terhadap lingkungan pada umumnya
berkaitan dengan pola produksi dan konsumsi serta pola eksploitasi sumber daya
alam.

Dalam World Summit on Sustainable Development (WSSD) yang

diselenggarakan di Rio de Janeiro tahun 1992 di mana Indonesia menjadi salah satu

1
pesertanya, disepakati bahwa pola produksi dan konsumsi yang tidak ramah
lingkungan harus diubah menjadi pola produksi dan konsumsi yang

ramah

lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup saat ini sedang berupaya untuk
menyusun kebijakan tentang pengadaan barang dan jasa perkantoran guna
merealisasikan komitmen tersebut.
Untuk mengubah pola produksi dan konsumsi diperlukan dukungan dan
keterlibatan dari semua pihak mulai dari masyarakat, pelaku usaha hingga pemerintah
atau regulator. Pemerintah berperan untuk mengarahkan dan membina semua pihak
untuk mulai mengkonsumsi dan memproduksi barang dan jasa ramah lingkungan.
Namun yang menjadi kendala adalah ketersediaan barang dan jasa yang ramah
lingkungan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan untuk mengadakan barang dan jasa
tersebut biasanya memerlukan tambahan perlakuan yang akan terkait dengan biaya
sehingga harga barang dan jasa tersebut menjadi relatif lebih tinggi. Sementara pola
konsumsi masyarakat pada umumnya adalah memilih produk dan jasa yang murah
harganya.
Sektor swasta dan masyarakat umum lainnya memerlukan arahan guna
mendukung pola produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan. Dari sisi produsen
perlu disosialisasikan bahwa dalam jangka panjang hanya produk yang memenuhi
kriteria ramah lingkungan yang akan diterima pasar, khususnya bagi keperluan
pengadaan barang dan jasa di lingkungan kantor. Sedangkan dari sisi konsumen,
sosialisasi atau pemahaman tentang bahaya atau dampak mengkonsumsi barang dan
jasa yang tidak ramah lingkungan harus terus dilakukan. Dengan demikian diharapkan
bahwa kesadaran antara produsen dan konsumen tentang produk barang dan jasa yang
ramah lingkungan akan tercipta sehingga tujuan pengadaan barang yang ramah
lingkungan akan dapat direalisasikan.

Metode
Pembahasan dalam tulisan ini didasarkan atas metode deskriptif analitis di mana
untuk pembahasan tentang pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan sebagian
besar disarikan dari laporan penelitian Kajian dan Penyusunan Kebijakan Pengadaan
Barang dan Jasa Ramah Lingkungan, Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup
dan Wacana Mulia, Desember 2006 dan penulis terlibat di dalamnya. Sedangkan

2
untuk pembahasan tentang green office dan peran sekretaris didasarkan pada sumbersumber lain.

Kajian Pustaka
Untuk mencapai tujuan pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan di
lingkup perkantoran, ada beberapa istilah atau pengertian dasar yang harus dipahami
yaitu:
•

pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan (green purchasing)

•

perkantoran ramah lingkungan (green office)

•

efisiensi

a. Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan (Green
Purchasing)
Menurut Fujitsuka (2004:79) pengertian green purchasing adalah pengadaan
barang-barang atau jasa yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan,
sedangkan menurut Pollution Prevention Regional Information Center (P2RIC),
green purchasing adalah pengadaan atau pembelian sebuah produk yang memiliki
salah satu kriteria seperti daur ulang maupun efisiensi energi. Kriteria produk ramah
lingkungan bersifat multi kriteria dan beragam, seperti kandungan kimia, kandungan
bahan beracun dan biodegradability. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
memilih barang atau jasa yang memiliki identitas ramah lingkungan dapat dilihat dari
masing-masing kriteria seperti tampak pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1
Beragam Kriteria Pembelian (Multi Criteria Purchasing)
Karakteristik
produk/jasa

Pencegahan Polusi

Siklus hidup (life
cycle)

Efisiensi
sumberdaya

Komposisi Material

• Tidak beracun
• dapat diurai
• ramah lingkungan

• Daur ulang
• Dapat digunakan
lagi
• sumberdaya yang
dapat diperbarui

• Sedikit konsumsi
air atau energi,
• kandungan dapat
didaur ulang

Transportasi

• menggunakan
transportasi

• Biaya administrasi
dan logistik

• Dalam kuantitas
banyak

3
berbahan bakar
bukan bensin

menggunakan
truk/container
• Pengiriman dalam
jumlah sedikit
dengan
menggunakan
kereta atau kapal.

Pabrik

• Menggunakan cara
terbaik,
• perbaikan terus
menerus

• Sistem pengelolaan • Mengurangi
lingkungan
pembuangan
limbah
• perbaikan ketaatan

Pengemasan

• Dapat digunakan
lagi
• tidak dapat
digunakan lagi

• Tidak memerlukan • Pengemasan lebih
penanganan khusus
tipis,
• kandungan yang
dapat didaur ulang

Penggunaan produk

• dapat diperbaiki,
• dapat digunakan
lagi,
• dapat ditingkatkan
• aman, tidak
mencemari
• Dapat digunakan
lagi
• bahaya minimal

• Tahan lama
• dapat digunakan
lagi

Akhir usia produk
• Pembuangan tanpa
(setelah tidak
menimbulkan
digunakan atau
resiko jangka
habis pakai)
panjang
Sumber: Pollution Prevention Regional Information Center

• Hemat energi
• mudah digunakan
dan efisien

• Lebih sedikit
membuang atau
menghasilkan
limbah

Sektor swasta sebagai konsumen
Peran sektor swasta sebagai konsumen dalam pelaksanaan green purchasing
dapat meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. melaksanakan green purchasing dengan mengacu kepada standar kriteria
nasional maupun internasional
2. menggunakan material, barang, subkontraktor dan partner bisnis yang
menerapkan konsep ramah lingkungan

Standar green purchasing untuk sektor swasta meliputi:
1. Standar seleksi material
a. material yang sedikit berdampak terhadap lingkungan:
-

material daur ulang

-

efisiensi energi
4
b. tidak mengandung atau sedikit mengandung zat berbahaya

2. Standar seleksi pemasok
a. konstruksi dan operasi sistem manajemen lingkungan
b. kegiatan bisnis yang ramah lingkungan
c. melaksanakan konsep green purchasing

b. Pengertian Perkantoran Ramah Lingkungan (Green Office)
Penerapan green office di sebuah perkantoran sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan

dari pengertian green purchasing karena apabila sebuah perkantoran

menerapkan green office maka secara otomatis perkantoran tersebut juga menerapkan
green purchasing. Kriteria green office oleh World Wild Fund (WWF) dapat
digunakan untuk memahami pengertian penerapan perkantoran yang ramah
lingkungan.
WWF mendukung gerakan pengadaan barang dan jasa di lingkungan
perkantoran. Untuk itu WWF mengeluarkan kriteria green office yang disyaratkan
bagi sistem pengelolaan lingkungan di suatu lingkungan perkantoran dengan
minimum kriteria sebagai berikut:

-

Program Lingkungan: suatu kantor harus memiliki program pengelolaan
lingkungan meskipun dalam bentuk sederhana tetapi secara nyata terus
diterapkan dalam setiap langkah operasional kantor. Untuk memudahkan
semua orang yang akan terlibat, maka perlu dibuat daftar program-program
apa saja yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan
lingkungan yang berasal dari kegiatan operasional kantor seperti, tujuan,
ukuran, dan jadwal, serta tindakan yang dilakukan. Tindakan yang dilakukan
dapat berupa penghematan penggunaan kertas, secara intensif melakukan
penghematan air dan melakukan recycle air sehingga dapat digunakan
kembali, menghemat energi, meningkatkan kepedulian lingkungan dari
masing-masing

individu,

menggunakan

produk–produk

yang

ramah

lingkungan untuk mendukung aktivitas kegiatan kantor.
-

Pengembangan secara terus menerus: program ramah lingkungan yang
dicanangkan harus dievaluasi sehingga dapat dilakukan perbaikan terus

5
menerus, dan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan program dalam
jangka panjang.
-

Koordinator pelaksana: harus ada penujukan siapa yang menjadi koordinator
pelaksana program ramah lingkungan di kantor sehingga pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan dapat dikoordinasikan antar-bagian yang ada di
seluruh wilayah kerja. Hal ini penting agar tujuan yang ditetapkan dalam
program dapat tercapai dan didukung oleh semua pihak.

-

Menumbuhkan kesadaran personel: tanpa kesadaran dan kepedulian mereka
maka program yang disusun akan menjadi sia-sia. Untuk itu sosialisasi tentang
pentingnya program ramah lingkungan yang dimulai dari tempat bekerja,
maksud dan tujuan dari program yang telah ditetapkan perlu terus dilakukan.
Lebih lanjut, para personel juga perlu diberi instruksi, pelatihan, dan
bimbingan sehingga mereka

tahu

ukuran penerapan atau pelaksanaan

kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai kondisi green office.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
pemakaian produk yang pada akhirnya juga akan mengurangi terciptanya
limbah yang disarankan oleh WWF antara lain adalah:
-

menggunakan alat komunikasi elektronik selain menggunakan kertas

-

mengaktifkan setting hemat energi dalam penggunaan PC dan alat elektronik
lainnya

-

mengurangi

perjalanan

bisnis

untuk

mengadakan

negosiasi

dan

menggantikannya dengan teleconference atau telepon
-

pergunakan tansportasi publik untuk menuju ke tempat pekerjaan

-

reduce, reuse, dan recycle barang-barang yang dipergunakan

-

mengurangi pembelian barang dengan beralih pada sewa murni sehingga tidak
ada barang bekas yang akan menumpuk

Untuk mencapai semua yang disebutkan di atas, maka diperlukan suatu
kemauan dari semua pihak untuk saling belajar dari yang lain, seperti yang disarankan
oleh Emma Faure, dkk dari Swinburne University of Technology, yaitu:

6
-

menyebarkan pesan yang termaksud dalam program ramah lingkungan yang
ditetapkan di lingkungan kerja, apabila memungkinkan bekerja sebagai suatu
tim

-

membiasakan diri untuk menerima perubahan, yang diawali dari perubahan
kecil hingga besar

-

dapatkan komitmen dari atasan dan seluruh staf atau karyawan yang ada

-

membuat program dan pelaksanaannya secara sederhana dengan memberikan
beberapa pilihan kegiatan

-

pertimbangkan anggaran dalam penentuan produk yang akan digunakan,
seperti semakin mahal harga kertas, semakin sedikit digunakan

-

jangan hanya berargumentasi untuk melaksanakan program tetapi bersikap
persuasif

-

siap untuk menerima masukan, baik positif maupun negatif

-

tahu kapan saatnya memerlukan bantuan apabila program yang ditetapkan
tidak berjalan

c. Perkantoran
Yang dimaksud dengan perkantoran dalam tulisan ini adalah seluruh personel
dalam suatu organisasi kerja yang terdiri dari jajaran pimpinan dan staf serta
karyawan umum lainnya yang dapat diartikan sebagai office management. Peran
jajaran pimpinan dalam penerapan green office adalah menerjemahkan
kemampuan manajerial untuk menangkap peluang efisiensi yang dapat dilakukan
dengan cara mengurangi pemborosan pembelian dan penggunaan alat-alat
perkantoran (reduce) melalui penggunaan barang-barang yang bersifat ramah
lingkungan yang dapat digunakan kembali (reused), atau diolah kembali (recycle)
(Ian Brooks and Jamie Weatherston, 2000).

Keputusan pimpinan untuk

menerapkan konsep green office harus dapat dipahami oleh seluruh staf dan
karyawan perusahaan dan dapat dilaksanakan secara menyeluruh di lingkungan
perkantoran sehingga tujuan green office dapat tercapai.

d. Efisiensi
Efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan usaha tidak sepenuhnya hanya
dipengaruhi oleh keputusan manajemen untuk mengurangi pengeluaran-

7
pengeluaran yang tidak diharapkan tetapi juga dapat berasal dari pola kerja dan
kesadaran dari seluruh karyawan dalam perusahaan. Tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan keuntungan. (Patrick Forsyth, 2002:6-11). Melalui efisiensi
diharapkan pengeluaran atau biaya perusahaan dapat ditekan sehingga marjin
keuntungan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, penerapan green office
sesungguhnya dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi biaya perusahaan
karena banyaknya efisiensi yang dilakukan mulai dari penggunaan kertas secara
efisien, efisien dalam penggunaan air, penggunaan pendingin ruangan sesuai
dengan kebutuhan, penggunaan alat-alat kantor dengan sistem sewa, penggunaan
faktor produksi secara efisien, pengurangan pemakaian energi baik listrik maupun
bahan bakar, dan sebagainya. Namun sekali lagi perlu ditekankan bahwa efisiensi
ini dapat dicapai apabila seluruh personel di perusahaan atau perkantoran bekerja
bersama-sama untuk menerapkan konsep green office.

Contoh Pelaksanaan Green Office di Australia
Pemerintah Australia telah memiliki Cross Portfolio Audit untuk pengadaan
barang kantor yang ramah lingkungan seperti yang dikeluarkan oleh Australian
National Audit Office tahun 2005. Pemerintah Australia melihat bahwa untuk
melaksanakan tujuan pengadaan barang dan peralatan kantor

yang ramah

lingkungan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan dapat
dilakukan melalui:
-

pembelian barang dan jasa yang memberikan dampak lingkungan yang
terkecil

-

bekerja sama dengan industri dengan cara mendorong pengurangan secara
terus menerus penggunaan bahan yang merusak lingkungan dan hasil produksi
yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan pula,

baik pada saat

penggunaan maupun pada saat habis masa pemakaian produk yang dihasilkan
-

melakukan

penilaian

atas

barang

dan

jasa

yang

ditawarkan

dan

membandingkannya dengan standar lingkungan internasional yang ada

Melalui ketiga hal tersebut di atas, pemerintah Australia berharap dapat mulai
mengurangi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pemakaian barang dan
jasa perkantoran. Hal ini cukup beralasan karena anggaran yang dikeluarkan oleh

8
pemerintah Australia selama tahun anggaran 2003 – 2004 untuk pengadaan barang
dan jasa perkantoran mencapai lebih dari 17 milyar US dólar. Ini berarti bahwa
pengadaan barang dan jasa perkantoran termasuk jasa gedung perkantoran sangat
signifikan terhadap kerusakan lingkungan, baik dari jumlah sampah atau limbah
perkantoran yang dihasilkan maupun dari jumlah kerusakan lingkungan lainnya. Hal
ini dapat dilihat dari emisi yang tercipta karena konsumsi atau pemakaian listrik di
gedung perkantoran maupun karena penggunaan alat transportasi karyawan untuk
menuju ke tempat kerja dan waktu kembali ke rumah masing-masing. Beberapa
prosedur dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Australia untuk menerapkan
pengadaan barang dan jasa perkantoran yang ramah lingkungan antara lain adalah:

-

keputusan

pengadaan barang dan jasa perkantoran harus sesuai dengan

pedoman pembelian barang dan jasa yang ramah lingkungan
-

untuk mencapai tujuan tersebut, Departemen Lingkungan Hidup melakukan
konsultasi dengan Departemen Keuangan dan Administrasi serta kantor
lainnya meningkatkan akses untuk memperoleh informasi antara lain tentang:
o pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan
o memberikan

contoh

tentang

barang

yang

memenuhi

kriteria

lingkungan dari awal pembuatan produk hingga akhir pemanfaatan
(whole of life cycle)
o menyakinkan bahwa semua informasi

diperbaharui secara terus

menerus dan didukung dengan contoh kegiatan yang baik
o menerapkan sistem pengelolaan lingkungan (EMS) berdasarkan ISO
14001 atau standar lain yang sejenis bila memungkinkan bagi kantor
yang ada
o menargetkan pencapaian hasil melalui program yang realistis dalam
hal penggunaan kertas, air, energi, limbah, dan kendaraan

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan atas barang yang akan
dikonsumsi secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal:
1. faktor internal
2. faktor eksternal lokal dan global

9
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu sendiri dalam memilih
barang, misalnya keterbatasan anggaran dan selera. Faktor eksternal lokal dapat
berupa pengaruh sosial, ekonomi dan budaya sedangkan secara global dipengaruhi
juga oleh pasar dunia.
Masalah sosial menjadi masalah tersendiri bagi individu. Pengambilan
keputusan dalam membeli barang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, terutama
barang-barang mewah yang sifatnya bukan kebutuhan pokok. Individu seringkali
membeli barang yang sebenarnya lebih dari yang dibutuhkan atau bahkan sama sekali
tidak dibutuhkan. Konsumsi yang berlebihan ini dapat menyebabkan terekploitasinya
sumberdaya

alam

secara

berlebihan

sehingga

menyebabkan

tidak

adanya

keberlanjutan dalam usaha.
Secara ekonomi, konsumsi didefinisikan sebagai total pengeluaran pada
penggunaan barang dan jasa. Dalam teori ekonomi disebutkan juga bahwa permintaan
suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga barang itu sendiri, harga
barang subsitusi, pendapatan dan selera. Demikian pula dalam proses pengambilan
keputusan untuk mengkonsumsi barang. Konsumsi dapat dikatakan dilakukan untuk
mengoptimalkan utilitas atau kepuasan individu (konsumen) yang dibatasi oleh
kendala anggaran atau pendapatan. Dengan anggaran tertentu, konsumen berusaha
mengkonsumsi kombinasi barang-barang untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi
yang dapat ia jangkau (Suparmoko dan Maria Suparmoko, 2000:8) Semakin besar
anggaran atau pendapatan yang ia miliki, semakin tinggi utilitas yang dapat ia capai.
Dengan semakin meningkatnya permintaan akan suatu jenis barang, maka produksi
juga akan semakin meningkat. Dampak yang harus diperhatikan adalah meningkatnya
tingkat pencemaran karena adanya kenaikan produksi dan konsumsi.
Terkait dengan dampak lingkungan dari konsumsi, ada dua kemungkinan yang
dapat terjadi. Pertama, individu dengan pendapatan yang lebih tinggi lebih berpotensi
untuk “mencemari” lingkungannya. Ini dapat terjadi karena ia memiliki kemampuan
untuk mengkonsumsi lebih banyak barang dibandingkan individu yang memiliki
anggaran yang lebih rendah. Kedua, individu dengan pendapatan yang lebih tinggi
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memilih. Pada tingkat tertentu, ia dapat
memilih barang-barang yang dianggap lebih ramah lingkungan meskipun relatif lebih
mahal harganya namun tetap dapat mencapai utilitas yang diinginkan.

10
Telaah Kebijakan
Kebijakan pengadaan barang dan jasa di Indonesia telah diatur sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Keppres

ini

secara jelas

menunjukkan bahwa pengadaan barang harus bersifat efektif dan efisien dengan
prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan adil bagi semua pihak
(pasal 3). Tetapi sayang, pengawasan pengadaan barang ini hanya dilakukan oleh
lingkungan internal instansi, sementara fungsi masyarakat sebagaimana tertuang
dalam pasal 48 hanya

“jika tidak puas dapat mengadukan kepada aparat

pemerintah“ sementara jaminan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi demi
transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang tidak diatur dalam keppres ini.
Sementara itu kebijakan pengadaan barang dan jasa sebagaimana tertuang
dalam keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 juga belum mengatur pengadaan barang dan
jasa dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup. Namun demikian ada
beberapa prinsip dalam kebijakan tersebut yang membuka peluang pengadaan barang
dan jasa ramah lingkungan atau yang dikenal dengan green procurement atau green
purchasing. Sesungguhnya peran pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa yang
ramah lingkungan sangat besar. Hal ini dapat ditunjukkan melalui gambar berikut:

Gambar 1: Peran Pemerintah dalam Pengadaan Barang dan
Jasa Ramah Lingkungan
Standar & syarat
lingk utk produk &
jasa

Pemerintah

Manufaktur
(produk,
peralatan,
material)

Supplier/penyedia jasa

Sub kontraktor
(bidang jasa)
Menghasilkan
barang & jasa
ramah lingk

Sumber: Government Procurement and Environmental
Environmental Sustainability, Victoria, Melbourne, 2006

Sustainability,

Commissioner

for

11
Dari gambar di atas tampak bahwa pemerintah memiliki hak untuk
menetapkan standar dan syarat lingkungan untuk pembuatan produk dan penyediaan
jasa

yang

dilakukan

oleh

supplier

atau

penyedia

jasa

yang

kemudian

menerjemahkannya sebagai acuan bagi para pengusaha manufaktur untuk
menghasilkan barang yang ramah lingkungan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Pihak manufaktur akan bekerja sama dengan pihak subkontraktor penyedia input agar menyediakan barang ramah lingkungan yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Rangkaian kegiatan ini akan menghasilkan produk
dan jasa yang ramah lingkungan yang akhirnya akan diterima oleh konsumen dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pembahasan
Dari uraian di atas tampak bahwa penyediaan barang dan jasa yang ramah
lingkungan merupakan kebutuhan yang mendesak yang harus segera diwujudkan
untuk menggantikan produk barang dan jasa yang tidak ramah lingkungan. Tekad
untuk menggantikan produk barang dan jasa yang tidak ramah lingkungan sudah
dimulai di negara-negara maju seperti Jepang, Australia, Swiss, Amerika, dan lainnya.
Meskipun penekanan dalam kajian pustaka lebih pada penerapan pengadaan barang
dan jasa yang ramah lingkungan yang diawali oleh kantor-kantor pemerintah, namun
ini tidak berarti bahwa sektor swasta tidak dapat berperan dalam waktu yang
bersamaan.
Beberapa kenyataan di lapangan bahkan menunjukkan bahwa sesungguhnya
sektor swasta sudah terlebih dahulu menerapkan

pendekatan produk ramah

lingkungan, khususnya bagi perusahaan yang dituntut oleh pasar untuk menghasilkan
barang dan jasa yang ramah lingkungan. Tuntutan klien atau pengguna jasa lebih
merupakan aturan yang mengikat dibandingkan dengan aturan pemerintah yang
terkadang masih bersifat lunak karena lemahnya hukum dan pengawasan.
Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi tuntutan klien akan berakibat pada
hilangnya pelanggan yang berarti kerugian bagi perusahaan.
Sesungguhnya banyak pihak yang tidak menyadari bahwa dengan menerapkan
konsep green office maka banyak hal yang dapat dihemat, baik secara finansial
maupun dalam bentuk penghematan pemakaian sumberdaya alam dan pengurangan

12
pencemaran. Beberapa bentuk penghematan yang secara langsung dapat dirasakan
oleh perusahaan adalah:
-

membeli dan menggunakan peralatan hemat energi dapat mengurangi biaya
tagihan listrik.

Peralatan hemat energi akan mengurangi panas yang

dihasilkan oleh peralatan yang digunakan sehingga akan mengurangi kerja airconditioning (AC)
-

mencetak dokumen dengan cara bolak-balik (double sided) dapat menghemat
penggunaan toner, tinta, dan kertas serta mengurangi limbah kertas, tinta, dan
toner yang tidak terpakai

-

menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dapat menambah usia pakai
kendaraan

-

mengurangi perjalanan bisnis untuk mengurangi biaya perjalanan dan
penghematan bahan bakar

-

menerapkan sistem sewa peralatan kantor untuk mengurangi penumpukan
barang sisa pakai

Sedangkan hal berikut merupakan bentuk penghematan yang tidak secara
langsung dirasakan oleh perusahaan.
-

Dengan menghemat energi, maka akan mengurangi kebutuhan air penggerak
turbin PLTA dan mengurangi pencemaran air dan udara yang dihasilkan oleh
PLTA tersebut.

-

Dengan menggunakan toner, tinta, dan kertas yang dapat didaur ulang akan
mengurangi jumlah limbah yang menumpuk menjadi sampah dan menjadi
beban pemerintah dalam pengolahan limbahnya.

Penelitian di Australian

menunjukkan bahwa pengurangan jumlah limbah plastik, logam, dan material
lainnya akan mengurangi sedikitnya dua kilogram gas rumah kaca
-

Penggunaan kertas daur ulang dapat mengurangi jumlah pohon yang ditebang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Australia dikatakan
bahwa setiap 100 rim kertas memerlukan dua batang pohon untuk
membuatnya.

Penghematan kertas berarti menyelamatkan bumi dari

pemanasan global karena tidak ditebangnya pohon yang ada di hutan.
-

Penerapan green office akan melibatkan seluruh karyawan di perusahaan
bertindak ramah lingkungan. Dengan mengetahui bahwa usaha mereka untuk

13
bertindak ramah terhadap lingkungan perusahaan dapat memberikan hasil
yang positif bagi perusahaan di mana mereka bekerja maupun bagi lingkungan
global

akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama di

lingkungan kehidupan mereka sehari-hari seperti di rumah, di jalan, atau
dimanapun mereka berada.

Peran Karyawan Dalam Penerapan Green Office
Staf atau karyawan yang termotivasi untuk melakukan green office biasanya
adalah karyawan yang produktif dan mempunyai pemikiran luas sehingga
peningkatan produktivitas mereka dapat diharapkan.

Seorang karyawan dituntut

untuk memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan karena karyawan berperan
serta dalam pencapaian tujuan perusahaan dan membantu pimpinan perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Setiap karyawan dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pekerjaannya sehingga tidak
akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugasnya yang berakibat pada
pemborosan.
Selain peran seluruh jajaran perkantoran atau office management, lingkungan
kerja secara fisik juga dapat mempengaruhi efisiensi pekerjaan. Sebagai contoh
adalah penataan ruang kerja yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pekerjaan.
Saat ini konsep tata ruang kerja modern yang banyak diterapkan di gedung
perkantoran dirancang dengan model terbuka sehingga mempermudah komunikasi
dan terjalinnya hubungan kerja yang harmonis meskipun kebebasan pribadi tetap
dapat terjaga dengan pemasangan sekat yang dapat diubah atau digeser. Pengaturan
ruang kerja yang tepat akan berpengaruh terhadap sikap dan produktivitas kerja.
Konsep tata ruang kantor yang terbuka memiliki berbagai keuntungan dibandingkan
dengan konsep ruang tertutup diantaranya adalah:
-

sirkulasi udara cukup lancar sehingga kebutuhan alat pendingin udara (AC)
dapat dikurangi karena dapat digunakan bersama-sama dalam satu ruangan
kerja

-

penerangan merata sehingga mengurangi penggunaan alat penerangan

-

ruangan yang terbuka lebih memberikan rasa kelegaan dibandingkan dengan
ruang tertutup sehingga semangat kerja dapat tetap terjaga

-

arus pekerjaan lebih mudah dilakukan dan lebih mudah diawasi

14
Dari berbagai jenis kegiatan pekerjaan tampak bahwa banyak peluang yang
dapat dilakukan oleh seorang karyawan untuk menerapkan konsep green office baik
untuk keperluan pelaksanaan tugasnya sendiri maupun untuk dapat menjadi contoh
bagi teman sejawat maupun rekanan bisnis perusahaan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh karyawan guna mendukung pelaksanaan green office antara lain
dengan cara:
-

menggunakan alat tulis dan kantor yang ramah lingkungan dan dapat didaur
ulang

-

menggunakan draft dan pencetakan bolak-bolak untuk setiap konsep surat atau
laporan yang ditulis sebelum menjadi surat atau laporan final

-

laporan perusahaan dibuat dalam bentuk digital untuk mengurangi penggunaan
kertas dan kebutuhan ruang penyimpan arsip

-

menggunakan alat komunikasi elektronik dibandingkan dengan menggunakan
surat tertulis

-

menggunakan tinta printer atau tinta fotocopy yang ramah lingkungan

-

menggunakan peralatan kantor yang menggunakan sistem energy saver

-

menggunakan sistem sewa peralatan kantor seperti mesin fotocopy, komputer,
dispenser, AC, dan sebagainya

-

mengatur ruangan kerja maupun ruangan rapat yang memungkinkan
minimisasi penggunaan AC maupun alat penerang

-

untuk keperluan konsumsi rapat menggunakan perabot yang dapat dicuci atau
digunakan kembali, bukan yang terbuat dari bahan sekali pakai

-

mengusulkan pemakaian teleconference untuk mengurangi perjalanan bisnis
sehingga mengurangi biaya perjalanan maupun pemakaian bahan bakar sarana
transportasi yang digunakan

-

menyarankan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk
kendaraan operasional perusahaan

-

pemakaian bahan atau faktor input yang ramah lingkungan seperti penggunaan
obat-obatan yang mengandung unsur kimia yang ramah lingkungan atau tidak
mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3)

-

mengusulkan program-program apa saja yang akan dilakukan sebagai upaya
untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang berasal dari kegiatan

15
operasional kantor seperti, tujuan, ukuran, dan jadwal, serta tindakan yang
dilakukan

5. Kesimpulan dan rekomendasi
Dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa office management memiliki
peran penting dalam penerapan konsep green office. Peran ini dapat berguna bagi
dirinya sendiri yaitu melatih untuk menggunakan peralatan kantor seefisien mungkin
yang pada akhirnya dapat diterapkan dalam pola kehidupan sehari-hari. maupun bagi
perusahaan secara keseluruhan. Kepedulian tentang masalah lingkungan yang saat ini
mendapat perhatian tinggi dari berbagai kalangan masyarakat termasuk para
pengusaha, khususnya yang berasal dari negara-negara maju, dapat dijadikan modal
atau promosi positif yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan apabila perusahaan
tersebut sudah menerapkan konsep green office.
Keterbukaan

karyawan dan staf dengan jajaran pimpinan juga dapat

dimanfaatkan untuk mempengaruhi perubahan pola pikir pimpinan perusahaan dari
yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Upaya ini harus terus
dilakukan agar perubahan lingkungan kerja yang awalnya belum berpikir ramah
lingkungan dapat berubah menjadi lingkungan kerja yang ramah lingkungan yang
diikuti oleh seluruh komponen perusahaan, mulai dari karyawan hingga teknologi
produksi yang digunakan.
Mengingat bahwa tulisan ini lebih didasari pada kajian pustaka, maka akan
menjadi suatu kesimpulan yang menarik apabila pemikiran ini dapat ditindaklanjuti
dengan sebuah penelitian lapangan untuk melihat sejauh mana kepedulian sebuah
perkantoran terhadap masalah lingkungan, dan sejuah mana mereka dapat berperan
untuk melaksanakan konsep green office. Melalui penelitian tersebut diharapkan dapat
diperoleh hasil yang dapat mendukung konsep green office yang telah diuraikan di
atas.

16
DAFTAR PUSTAKA
Australian National Audit Office. 2005. Cross Portfolio Audit of Green Office
Procurement. Canberra ACT. 22 December.
Brooks, Ian and Jamie Weatherston. 2000. The Business Environment, Challenges
and Changes. Financial Times. Prentice Hall. Second Edition.
Department of the Environment and Water Resources. 2001. Australian Government.
Green Office Guide.
Commissioner for Environmental Sustainability. 2006. Government Procurement and
Environmental Sustainability. An Overview. Victoria. Melbourne.
Faure, Emma, Lisa Ly, and Linda. 2005. The Green Office Program. Swinburne:
University of Technology.
Forsyth, Patrick. 2002. Business Planning. Express Exec.com. Oxford. UK.
Fujitsuka, Tetsuro. 2004. Green Procurement. Japanese Experience. JICA.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2006. Kajian dan Penyusunan Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan. Desember.
Keppres No. 80 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah
Tahun 2005.
Ministry of the Environment. 2005. Basic Policy on Promoting Green Purchasing
(Provisional Translation)., Japan. February.
Nakahara, Hideki, Green Procurement will Change the Market: Report on the
Sustainable Consumption Project and Green Purchasing in Japan,
International Seminar on Sustainable Procurement, Using the Government’s
Purchasing Power to Promote Sustainable Development, May 7th, 2004, Sao
Paulo
Slavin, Steve.1999. Economics, A Self Teaching Guide. Canada: John Wiley and
Sons. Second Edition.

17
Suparmoko

dan

Maria

Suparmoko.

2000.

Ekonomika

Lingkungan.

,

Yogyakarta:BPFE. Edisi Pertama.
Suparmoko. 2001. Ekonomika untuk Manajer. Yogyakarta: BPFE. Edisi ke-3.
Sustainable Office Equipment, National center for Sustainability, Swinburne
University of Technology (Green Office Criteria – PDF download June 2006)
WWF Finland, Green Office, www.wwf.fi/go

18

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
penggunaan lahan dan pola pemukiman
penggunaan lahan dan pola pemukimanpenggunaan lahan dan pola pemukiman
penggunaan lahan dan pola pemukimanAbdul Hafiz
 
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.ppt
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.pptBab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.ppt
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.pptRoni Kurniawan
 
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdf
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdfFINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdf
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdfSONYJEREMIA
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Makalah manajemen logistik
Makalah manajemen logistikMakalah manajemen logistik
Makalah manajemen logistikAgung Widarman
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenDessy Arifina
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptNursidiq 92
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA Anton Riyanto
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHWahyu Ojan
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirAdi Prayogo
 
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang Tirta Mandiri
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang  Tirta MandiriProposal Ukm Air Minum Isi Ulang  Tirta Mandiri
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang Tirta MandiriTirta Kalimaya
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Tri Widodo W. UTOMO
 

La actualidad más candente (20)

Bank sampah
Bank sampahBank sampah
Bank sampah
 
E business dan e-commerce
E business dan e-commerceE business dan e-commerce
E business dan e-commerce
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
penggunaan lahan dan pola pemukiman
penggunaan lahan dan pola pemukimanpenggunaan lahan dan pola pemukiman
penggunaan lahan dan pola pemukiman
 
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.ppt
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.pptBab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.ppt
Bab_1_PENGERTIAN_E-COMMERCE.ppt
 
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdf
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdfFINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdf
FINAL Paparan Kuliah Umum IKN 2022.01.14.pdf
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Makalah manajemen logistik
Makalah manajemen logistikMakalah manajemen logistik
Makalah manajemen logistik
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
PPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumenPPT1. perilaku konsumen
PPT1. perilaku konsumen
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.ppt
 
KARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAHKARYA ILMIAH SAMPAH
KARYA ILMIAH SAMPAH
 
Bank Sampah
Bank SampahBank Sampah
Bank Sampah
 
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
PENGEMBANGAN KERJASAMA PEMERINTAH- SWASTA
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhirPresentasi bank sampah hasil revisi akhir
Presentasi bank sampah hasil revisi akhir
 
Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampahTempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampah
 
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang Tirta Mandiri
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang  Tirta MandiriProposal Ukm Air Minum Isi Ulang  Tirta Mandiri
Proposal Ukm Air Minum Isi Ulang Tirta Mandiri
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
 

Similar a 99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)

Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganAshar Asham
 
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance? Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance? Indra Yudhistira
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamDoris Agusnita
 
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptx
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptxSUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptx
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptxSuciHati8
 
Green Management
Green ManagementGreen Management
Green ManagementOwen Vinson
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Muthia12
 
Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Muthia12
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alammafle kh
 
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...IcaDamayanti
 
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxIlhamFajar14
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
Green Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptxGreen Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptxLukmanulHakim625691
 
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdf
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdfchapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdf
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdfVhynaAmelia
 

Similar a 99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria) (20)

Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
 
Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance? Green Business Part of Good Corporate Governance?
Green Business Part of Good Corporate Governance?
 
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamPpt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Ppt Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Green Product.pptx
Green Product.pptxGreen Product.pptx
Green Product.pptx
 
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptx
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptxSUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptx
SUCI HATI PPT INVERONMENT ACCOUNTING.pptx
 
Green Management
Green ManagementGreen Management
Green Management
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6
 
Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6Green Accounting_Kelompok 6
Green Accounting_Kelompok 6
 
Business sustainability
Business sustainabilityBusiness sustainability
Business sustainability
 
Green marketing
Green marketingGreen marketing
Green marketing
 
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...
4,BE & GG, Ica Damayanti,Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ,Environmental Ethi...
 
4. Pengurangan.ppt
4. Pengurangan.ppt4. Pengurangan.ppt
4. Pengurangan.ppt
 
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptxPPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
PPT GREEN ECONOMY BAHAN.pptx
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIESANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
 
Green Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptxGreen Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptx
 
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdf
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdfchapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdf
chapter9-greensupplychainmanagement-221204021702-ea37c7c4.pdf
 
Bab 17
Bab 17Bab 17
Bab 17
 

Último

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)

  • 1. PERAN PERKANTORAN DALAM PENERAPAN GREEN OFFICE Maria Ratnaningsih Dosen BPH YPT Tarakanita/Konsultan Bidang Ekonomi Lingkungan, E-mail : rmoko@cbn.net.id Abstract Concerns on environmental problems now are increasing. Government, community, and entrepreneurs are interested in doing business by applying the green concept such as green purchasing and green office. By so doing, it can be used as a positive campaign to improve the awareness of the consumers and in turns to influence the producers to produce more environmentally friendly products. Office management can be a leader in doing green business by applying the green office concept. In addition to making efficiency in cost of production, it may also affect the clean production and its the products sale. In turn it may guarantee the existance of the business in the long run. Keywords: green office, green purchasing, office management, efficiency Pendahuluan Masalah lingkungan telah menjadi isu penting di berbagai belahan dunia. Isu lingkungan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Keterkaitan antara lingkungan dan berbagai sektor kegiatan, khususnya sektor perdagangan dan industri menjadi topik diskusi di berbagai forum internasional karena banyaknya anggapan bahwa kebijakan lingkungan di suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berperan sebagai pembatas atau pengganggu kebijakan perdagangan bagi negara lainnya. Kekhawatiran tersebut menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara faktor ekonomi dan faktor ekologi yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi keberadaannya, sehingga jaminan bahwa masalah lingkungan harus dipertimbangkan dalam perjanjian perdagangan internasional. Karenanya masalah lingkungan perlu menjadi bagian integral dari masalah pembangunan. Dampak kebijakan perdagangan terhadap lingkungan pada umumnya berkaitan dengan pola produksi dan konsumsi serta pola eksploitasi sumber daya alam. Dalam World Summit on Sustainable Development (WSSD) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro tahun 1992 di mana Indonesia menjadi salah satu 1
  • 2. pesertanya, disepakati bahwa pola produksi dan konsumsi yang tidak ramah lingkungan harus diubah menjadi pola produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup saat ini sedang berupaya untuk menyusun kebijakan tentang pengadaan barang dan jasa perkantoran guna merealisasikan komitmen tersebut. Untuk mengubah pola produksi dan konsumsi diperlukan dukungan dan keterlibatan dari semua pihak mulai dari masyarakat, pelaku usaha hingga pemerintah atau regulator. Pemerintah berperan untuk mengarahkan dan membina semua pihak untuk mulai mengkonsumsi dan memproduksi barang dan jasa ramah lingkungan. Namun yang menjadi kendala adalah ketersediaan barang dan jasa yang ramah lingkungan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan untuk mengadakan barang dan jasa tersebut biasanya memerlukan tambahan perlakuan yang akan terkait dengan biaya sehingga harga barang dan jasa tersebut menjadi relatif lebih tinggi. Sementara pola konsumsi masyarakat pada umumnya adalah memilih produk dan jasa yang murah harganya. Sektor swasta dan masyarakat umum lainnya memerlukan arahan guna mendukung pola produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan. Dari sisi produsen perlu disosialisasikan bahwa dalam jangka panjang hanya produk yang memenuhi kriteria ramah lingkungan yang akan diterima pasar, khususnya bagi keperluan pengadaan barang dan jasa di lingkungan kantor. Sedangkan dari sisi konsumen, sosialisasi atau pemahaman tentang bahaya atau dampak mengkonsumsi barang dan jasa yang tidak ramah lingkungan harus terus dilakukan. Dengan demikian diharapkan bahwa kesadaran antara produsen dan konsumen tentang produk barang dan jasa yang ramah lingkungan akan tercipta sehingga tujuan pengadaan barang yang ramah lingkungan akan dapat direalisasikan. Metode Pembahasan dalam tulisan ini didasarkan atas metode deskriptif analitis di mana untuk pembahasan tentang pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan sebagian besar disarikan dari laporan penelitian Kajian dan Penyusunan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan, Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Wacana Mulia, Desember 2006 dan penulis terlibat di dalamnya. Sedangkan 2
  • 3. untuk pembahasan tentang green office dan peran sekretaris didasarkan pada sumbersumber lain. Kajian Pustaka Untuk mencapai tujuan pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan di lingkup perkantoran, ada beberapa istilah atau pengertian dasar yang harus dipahami yaitu: • pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan (green purchasing) • perkantoran ramah lingkungan (green office) • efisiensi a. Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan (Green Purchasing) Menurut Fujitsuka (2004:79) pengertian green purchasing adalah pengadaan barang-barang atau jasa yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan, sedangkan menurut Pollution Prevention Regional Information Center (P2RIC), green purchasing adalah pengadaan atau pembelian sebuah produk yang memiliki salah satu kriteria seperti daur ulang maupun efisiensi energi. Kriteria produk ramah lingkungan bersifat multi kriteria dan beragam, seperti kandungan kimia, kandungan bahan beracun dan biodegradability. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memilih barang atau jasa yang memiliki identitas ramah lingkungan dapat dilihat dari masing-masing kriteria seperti tampak pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Beragam Kriteria Pembelian (Multi Criteria Purchasing) Karakteristik produk/jasa Pencegahan Polusi Siklus hidup (life cycle) Efisiensi sumberdaya Komposisi Material • Tidak beracun • dapat diurai • ramah lingkungan • Daur ulang • Dapat digunakan lagi • sumberdaya yang dapat diperbarui • Sedikit konsumsi air atau energi, • kandungan dapat didaur ulang Transportasi • menggunakan transportasi • Biaya administrasi dan logistik • Dalam kuantitas banyak 3
  • 4. berbahan bakar bukan bensin menggunakan truk/container • Pengiriman dalam jumlah sedikit dengan menggunakan kereta atau kapal. Pabrik • Menggunakan cara terbaik, • perbaikan terus menerus • Sistem pengelolaan • Mengurangi lingkungan pembuangan limbah • perbaikan ketaatan Pengemasan • Dapat digunakan lagi • tidak dapat digunakan lagi • Tidak memerlukan • Pengemasan lebih penanganan khusus tipis, • kandungan yang dapat didaur ulang Penggunaan produk • dapat diperbaiki, • dapat digunakan lagi, • dapat ditingkatkan • aman, tidak mencemari • Dapat digunakan lagi • bahaya minimal • Tahan lama • dapat digunakan lagi Akhir usia produk • Pembuangan tanpa (setelah tidak menimbulkan digunakan atau resiko jangka habis pakai) panjang Sumber: Pollution Prevention Regional Information Center • Hemat energi • mudah digunakan dan efisien • Lebih sedikit membuang atau menghasilkan limbah Sektor swasta sebagai konsumen Peran sektor swasta sebagai konsumen dalam pelaksanaan green purchasing dapat meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. melaksanakan green purchasing dengan mengacu kepada standar kriteria nasional maupun internasional 2. menggunakan material, barang, subkontraktor dan partner bisnis yang menerapkan konsep ramah lingkungan Standar green purchasing untuk sektor swasta meliputi: 1. Standar seleksi material a. material yang sedikit berdampak terhadap lingkungan: - material daur ulang - efisiensi energi 4
  • 5. b. tidak mengandung atau sedikit mengandung zat berbahaya 2. Standar seleksi pemasok a. konstruksi dan operasi sistem manajemen lingkungan b. kegiatan bisnis yang ramah lingkungan c. melaksanakan konsep green purchasing b. Pengertian Perkantoran Ramah Lingkungan (Green Office) Penerapan green office di sebuah perkantoran sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari pengertian green purchasing karena apabila sebuah perkantoran menerapkan green office maka secara otomatis perkantoran tersebut juga menerapkan green purchasing. Kriteria green office oleh World Wild Fund (WWF) dapat digunakan untuk memahami pengertian penerapan perkantoran yang ramah lingkungan. WWF mendukung gerakan pengadaan barang dan jasa di lingkungan perkantoran. Untuk itu WWF mengeluarkan kriteria green office yang disyaratkan bagi sistem pengelolaan lingkungan di suatu lingkungan perkantoran dengan minimum kriteria sebagai berikut: - Program Lingkungan: suatu kantor harus memiliki program pengelolaan lingkungan meskipun dalam bentuk sederhana tetapi secara nyata terus diterapkan dalam setiap langkah operasional kantor. Untuk memudahkan semua orang yang akan terlibat, maka perlu dibuat daftar program-program apa saja yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang berasal dari kegiatan operasional kantor seperti, tujuan, ukuran, dan jadwal, serta tindakan yang dilakukan. Tindakan yang dilakukan dapat berupa penghematan penggunaan kertas, secara intensif melakukan penghematan air dan melakukan recycle air sehingga dapat digunakan kembali, menghemat energi, meningkatkan kepedulian lingkungan dari masing-masing individu, menggunakan produk–produk yang ramah lingkungan untuk mendukung aktivitas kegiatan kantor. - Pengembangan secara terus menerus: program ramah lingkungan yang dicanangkan harus dievaluasi sehingga dapat dilakukan perbaikan terus 5
  • 6. menerus, dan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan program dalam jangka panjang. - Koordinator pelaksana: harus ada penujukan siapa yang menjadi koordinator pelaksana program ramah lingkungan di kantor sehingga pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan dapat dikoordinasikan antar-bagian yang ada di seluruh wilayah kerja. Hal ini penting agar tujuan yang ditetapkan dalam program dapat tercapai dan didukung oleh semua pihak. - Menumbuhkan kesadaran personel: tanpa kesadaran dan kepedulian mereka maka program yang disusun akan menjadi sia-sia. Untuk itu sosialisasi tentang pentingnya program ramah lingkungan yang dimulai dari tempat bekerja, maksud dan tujuan dari program yang telah ditetapkan perlu terus dilakukan. Lebih lanjut, para personel juga perlu diberi instruksi, pelatihan, dan bimbingan sehingga mereka tahu ukuran penerapan atau pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai kondisi green office. Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi pemakaian produk yang pada akhirnya juga akan mengurangi terciptanya limbah yang disarankan oleh WWF antara lain adalah: - menggunakan alat komunikasi elektronik selain menggunakan kertas - mengaktifkan setting hemat energi dalam penggunaan PC dan alat elektronik lainnya - mengurangi perjalanan bisnis untuk mengadakan negosiasi dan menggantikannya dengan teleconference atau telepon - pergunakan tansportasi publik untuk menuju ke tempat pekerjaan - reduce, reuse, dan recycle barang-barang yang dipergunakan - mengurangi pembelian barang dengan beralih pada sewa murni sehingga tidak ada barang bekas yang akan menumpuk Untuk mencapai semua yang disebutkan di atas, maka diperlukan suatu kemauan dari semua pihak untuk saling belajar dari yang lain, seperti yang disarankan oleh Emma Faure, dkk dari Swinburne University of Technology, yaitu: 6
  • 7. - menyebarkan pesan yang termaksud dalam program ramah lingkungan yang ditetapkan di lingkungan kerja, apabila memungkinkan bekerja sebagai suatu tim - membiasakan diri untuk menerima perubahan, yang diawali dari perubahan kecil hingga besar - dapatkan komitmen dari atasan dan seluruh staf atau karyawan yang ada - membuat program dan pelaksanaannya secara sederhana dengan memberikan beberapa pilihan kegiatan - pertimbangkan anggaran dalam penentuan produk yang akan digunakan, seperti semakin mahal harga kertas, semakin sedikit digunakan - jangan hanya berargumentasi untuk melaksanakan program tetapi bersikap persuasif - siap untuk menerima masukan, baik positif maupun negatif - tahu kapan saatnya memerlukan bantuan apabila program yang ditetapkan tidak berjalan c. Perkantoran Yang dimaksud dengan perkantoran dalam tulisan ini adalah seluruh personel dalam suatu organisasi kerja yang terdiri dari jajaran pimpinan dan staf serta karyawan umum lainnya yang dapat diartikan sebagai office management. Peran jajaran pimpinan dalam penerapan green office adalah menerjemahkan kemampuan manajerial untuk menangkap peluang efisiensi yang dapat dilakukan dengan cara mengurangi pemborosan pembelian dan penggunaan alat-alat perkantoran (reduce) melalui penggunaan barang-barang yang bersifat ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali (reused), atau diolah kembali (recycle) (Ian Brooks and Jamie Weatherston, 2000). Keputusan pimpinan untuk menerapkan konsep green office harus dapat dipahami oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan dan dapat dilaksanakan secara menyeluruh di lingkungan perkantoran sehingga tujuan green office dapat tercapai. d. Efisiensi Efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan usaha tidak sepenuhnya hanya dipengaruhi oleh keputusan manajemen untuk mengurangi pengeluaran- 7
  • 8. pengeluaran yang tidak diharapkan tetapi juga dapat berasal dari pola kerja dan kesadaran dari seluruh karyawan dalam perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. (Patrick Forsyth, 2002:6-11). Melalui efisiensi diharapkan pengeluaran atau biaya perusahaan dapat ditekan sehingga marjin keuntungan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, penerapan green office sesungguhnya dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi biaya perusahaan karena banyaknya efisiensi yang dilakukan mulai dari penggunaan kertas secara efisien, efisien dalam penggunaan air, penggunaan pendingin ruangan sesuai dengan kebutuhan, penggunaan alat-alat kantor dengan sistem sewa, penggunaan faktor produksi secara efisien, pengurangan pemakaian energi baik listrik maupun bahan bakar, dan sebagainya. Namun sekali lagi perlu ditekankan bahwa efisiensi ini dapat dicapai apabila seluruh personel di perusahaan atau perkantoran bekerja bersama-sama untuk menerapkan konsep green office. Contoh Pelaksanaan Green Office di Australia Pemerintah Australia telah memiliki Cross Portfolio Audit untuk pengadaan barang kantor yang ramah lingkungan seperti yang dikeluarkan oleh Australian National Audit Office tahun 2005. Pemerintah Australia melihat bahwa untuk melaksanakan tujuan pengadaan barang dan peralatan kantor yang ramah lingkungan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan dapat dilakukan melalui: - pembelian barang dan jasa yang memberikan dampak lingkungan yang terkecil - bekerja sama dengan industri dengan cara mendorong pengurangan secara terus menerus penggunaan bahan yang merusak lingkungan dan hasil produksi yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan pula, baik pada saat penggunaan maupun pada saat habis masa pemakaian produk yang dihasilkan - melakukan penilaian atas barang dan jasa yang ditawarkan dan membandingkannya dengan standar lingkungan internasional yang ada Melalui ketiga hal tersebut di atas, pemerintah Australia berharap dapat mulai mengurangi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat pemakaian barang dan jasa perkantoran. Hal ini cukup beralasan karena anggaran yang dikeluarkan oleh 8
  • 9. pemerintah Australia selama tahun anggaran 2003 – 2004 untuk pengadaan barang dan jasa perkantoran mencapai lebih dari 17 milyar US dólar. Ini berarti bahwa pengadaan barang dan jasa perkantoran termasuk jasa gedung perkantoran sangat signifikan terhadap kerusakan lingkungan, baik dari jumlah sampah atau limbah perkantoran yang dihasilkan maupun dari jumlah kerusakan lingkungan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari emisi yang tercipta karena konsumsi atau pemakaian listrik di gedung perkantoran maupun karena penggunaan alat transportasi karyawan untuk menuju ke tempat kerja dan waktu kembali ke rumah masing-masing. Beberapa prosedur dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Australia untuk menerapkan pengadaan barang dan jasa perkantoran yang ramah lingkungan antara lain adalah: - keputusan pengadaan barang dan jasa perkantoran harus sesuai dengan pedoman pembelian barang dan jasa yang ramah lingkungan - untuk mencapai tujuan tersebut, Departemen Lingkungan Hidup melakukan konsultasi dengan Departemen Keuangan dan Administrasi serta kantor lainnya meningkatkan akses untuk memperoleh informasi antara lain tentang: o pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan o memberikan contoh tentang barang yang memenuhi kriteria lingkungan dari awal pembuatan produk hingga akhir pemanfaatan (whole of life cycle) o menyakinkan bahwa semua informasi diperbaharui secara terus menerus dan didukung dengan contoh kegiatan yang baik o menerapkan sistem pengelolaan lingkungan (EMS) berdasarkan ISO 14001 atau standar lain yang sejenis bila memungkinkan bagi kantor yang ada o menargetkan pencapaian hasil melalui program yang realistis dalam hal penggunaan kertas, air, energi, limbah, dan kendaraan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan atas barang yang akan dikonsumsi secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal: 1. faktor internal 2. faktor eksternal lokal dan global 9
  • 10. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu sendiri dalam memilih barang, misalnya keterbatasan anggaran dan selera. Faktor eksternal lokal dapat berupa pengaruh sosial, ekonomi dan budaya sedangkan secara global dipengaruhi juga oleh pasar dunia. Masalah sosial menjadi masalah tersendiri bagi individu. Pengambilan keputusan dalam membeli barang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, terutama barang-barang mewah yang sifatnya bukan kebutuhan pokok. Individu seringkali membeli barang yang sebenarnya lebih dari yang dibutuhkan atau bahkan sama sekali tidak dibutuhkan. Konsumsi yang berlebihan ini dapat menyebabkan terekploitasinya sumberdaya alam secara berlebihan sehingga menyebabkan tidak adanya keberlanjutan dalam usaha. Secara ekonomi, konsumsi didefinisikan sebagai total pengeluaran pada penggunaan barang dan jasa. Dalam teori ekonomi disebutkan juga bahwa permintaan suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti harga barang itu sendiri, harga barang subsitusi, pendapatan dan selera. Demikian pula dalam proses pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi barang. Konsumsi dapat dikatakan dilakukan untuk mengoptimalkan utilitas atau kepuasan individu (konsumen) yang dibatasi oleh kendala anggaran atau pendapatan. Dengan anggaran tertentu, konsumen berusaha mengkonsumsi kombinasi barang-barang untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang dapat ia jangkau (Suparmoko dan Maria Suparmoko, 2000:8) Semakin besar anggaran atau pendapatan yang ia miliki, semakin tinggi utilitas yang dapat ia capai. Dengan semakin meningkatnya permintaan akan suatu jenis barang, maka produksi juga akan semakin meningkat. Dampak yang harus diperhatikan adalah meningkatnya tingkat pencemaran karena adanya kenaikan produksi dan konsumsi. Terkait dengan dampak lingkungan dari konsumsi, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, individu dengan pendapatan yang lebih tinggi lebih berpotensi untuk “mencemari” lingkungannya. Ini dapat terjadi karena ia memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi lebih banyak barang dibandingkan individu yang memiliki anggaran yang lebih rendah. Kedua, individu dengan pendapatan yang lebih tinggi memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memilih. Pada tingkat tertentu, ia dapat memilih barang-barang yang dianggap lebih ramah lingkungan meskipun relatif lebih mahal harganya namun tetap dapat mencapai utilitas yang diinginkan. 10
  • 11. Telaah Kebijakan Kebijakan pengadaan barang dan jasa di Indonesia telah diatur sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Keppres ini secara jelas menunjukkan bahwa pengadaan barang harus bersifat efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan adil bagi semua pihak (pasal 3). Tetapi sayang, pengawasan pengadaan barang ini hanya dilakukan oleh lingkungan internal instansi, sementara fungsi masyarakat sebagaimana tertuang dalam pasal 48 hanya “jika tidak puas dapat mengadukan kepada aparat pemerintah“ sementara jaminan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi demi transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang tidak diatur dalam keppres ini. Sementara itu kebijakan pengadaan barang dan jasa sebagaimana tertuang dalam keppres RI Nomor 80 Tahun 2003 juga belum mengatur pengadaan barang dan jasa dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup. Namun demikian ada beberapa prinsip dalam kebijakan tersebut yang membuka peluang pengadaan barang dan jasa ramah lingkungan atau yang dikenal dengan green procurement atau green purchasing. Sesungguhnya peran pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan sangat besar. Hal ini dapat ditunjukkan melalui gambar berikut: Gambar 1: Peran Pemerintah dalam Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan Standar & syarat lingk utk produk & jasa Pemerintah Manufaktur (produk, peralatan, material) Supplier/penyedia jasa Sub kontraktor (bidang jasa) Menghasilkan barang & jasa ramah lingk Sumber: Government Procurement and Environmental Environmental Sustainability, Victoria, Melbourne, 2006 Sustainability, Commissioner for 11
  • 12. Dari gambar di atas tampak bahwa pemerintah memiliki hak untuk menetapkan standar dan syarat lingkungan untuk pembuatan produk dan penyediaan jasa yang dilakukan oleh supplier atau penyedia jasa yang kemudian menerjemahkannya sebagai acuan bagi para pengusaha manufaktur untuk menghasilkan barang yang ramah lingkungan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pihak manufaktur akan bekerja sama dengan pihak subkontraktor penyedia input agar menyediakan barang ramah lingkungan yang dibutuhkan untuk proses produksi. Rangkaian kegiatan ini akan menghasilkan produk dan jasa yang ramah lingkungan yang akhirnya akan diterima oleh konsumen dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Pembahasan Dari uraian di atas tampak bahwa penyediaan barang dan jasa yang ramah lingkungan merupakan kebutuhan yang mendesak yang harus segera diwujudkan untuk menggantikan produk barang dan jasa yang tidak ramah lingkungan. Tekad untuk menggantikan produk barang dan jasa yang tidak ramah lingkungan sudah dimulai di negara-negara maju seperti Jepang, Australia, Swiss, Amerika, dan lainnya. Meskipun penekanan dalam kajian pustaka lebih pada penerapan pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan yang diawali oleh kantor-kantor pemerintah, namun ini tidak berarti bahwa sektor swasta tidak dapat berperan dalam waktu yang bersamaan. Beberapa kenyataan di lapangan bahkan menunjukkan bahwa sesungguhnya sektor swasta sudah terlebih dahulu menerapkan pendekatan produk ramah lingkungan, khususnya bagi perusahaan yang dituntut oleh pasar untuk menghasilkan barang dan jasa yang ramah lingkungan. Tuntutan klien atau pengguna jasa lebih merupakan aturan yang mengikat dibandingkan dengan aturan pemerintah yang terkadang masih bersifat lunak karena lemahnya hukum dan pengawasan. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi tuntutan klien akan berakibat pada hilangnya pelanggan yang berarti kerugian bagi perusahaan. Sesungguhnya banyak pihak yang tidak menyadari bahwa dengan menerapkan konsep green office maka banyak hal yang dapat dihemat, baik secara finansial maupun dalam bentuk penghematan pemakaian sumberdaya alam dan pengurangan 12
  • 13. pencemaran. Beberapa bentuk penghematan yang secara langsung dapat dirasakan oleh perusahaan adalah: - membeli dan menggunakan peralatan hemat energi dapat mengurangi biaya tagihan listrik. Peralatan hemat energi akan mengurangi panas yang dihasilkan oleh peralatan yang digunakan sehingga akan mengurangi kerja airconditioning (AC) - mencetak dokumen dengan cara bolak-balik (double sided) dapat menghemat penggunaan toner, tinta, dan kertas serta mengurangi limbah kertas, tinta, dan toner yang tidak terpakai - menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dapat menambah usia pakai kendaraan - mengurangi perjalanan bisnis untuk mengurangi biaya perjalanan dan penghematan bahan bakar - menerapkan sistem sewa peralatan kantor untuk mengurangi penumpukan barang sisa pakai Sedangkan hal berikut merupakan bentuk penghematan yang tidak secara langsung dirasakan oleh perusahaan. - Dengan menghemat energi, maka akan mengurangi kebutuhan air penggerak turbin PLTA dan mengurangi pencemaran air dan udara yang dihasilkan oleh PLTA tersebut. - Dengan menggunakan toner, tinta, dan kertas yang dapat didaur ulang akan mengurangi jumlah limbah yang menumpuk menjadi sampah dan menjadi beban pemerintah dalam pengolahan limbahnya. Penelitian di Australian menunjukkan bahwa pengurangan jumlah limbah plastik, logam, dan material lainnya akan mengurangi sedikitnya dua kilogram gas rumah kaca - Penggunaan kertas daur ulang dapat mengurangi jumlah pohon yang ditebang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pemerintah Australia dikatakan bahwa setiap 100 rim kertas memerlukan dua batang pohon untuk membuatnya. Penghematan kertas berarti menyelamatkan bumi dari pemanasan global karena tidak ditebangnya pohon yang ada di hutan. - Penerapan green office akan melibatkan seluruh karyawan di perusahaan bertindak ramah lingkungan. Dengan mengetahui bahwa usaha mereka untuk 13
  • 14. bertindak ramah terhadap lingkungan perusahaan dapat memberikan hasil yang positif bagi perusahaan di mana mereka bekerja maupun bagi lingkungan global akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama di lingkungan kehidupan mereka sehari-hari seperti di rumah, di jalan, atau dimanapun mereka berada. Peran Karyawan Dalam Penerapan Green Office Staf atau karyawan yang termotivasi untuk melakukan green office biasanya adalah karyawan yang produktif dan mempunyai pemikiran luas sehingga peningkatan produktivitas mereka dapat diharapkan. Seorang karyawan dituntut untuk memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan karena karyawan berperan serta dalam pencapaian tujuan perusahaan dan membantu pimpinan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Setiap karyawan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pekerjaannya sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugasnya yang berakibat pada pemborosan. Selain peran seluruh jajaran perkantoran atau office management, lingkungan kerja secara fisik juga dapat mempengaruhi efisiensi pekerjaan. Sebagai contoh adalah penataan ruang kerja yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pekerjaan. Saat ini konsep tata ruang kerja modern yang banyak diterapkan di gedung perkantoran dirancang dengan model terbuka sehingga mempermudah komunikasi dan terjalinnya hubungan kerja yang harmonis meskipun kebebasan pribadi tetap dapat terjaga dengan pemasangan sekat yang dapat diubah atau digeser. Pengaturan ruang kerja yang tepat akan berpengaruh terhadap sikap dan produktivitas kerja. Konsep tata ruang kantor yang terbuka memiliki berbagai keuntungan dibandingkan dengan konsep ruang tertutup diantaranya adalah: - sirkulasi udara cukup lancar sehingga kebutuhan alat pendingin udara (AC) dapat dikurangi karena dapat digunakan bersama-sama dalam satu ruangan kerja - penerangan merata sehingga mengurangi penggunaan alat penerangan - ruangan yang terbuka lebih memberikan rasa kelegaan dibandingkan dengan ruang tertutup sehingga semangat kerja dapat tetap terjaga - arus pekerjaan lebih mudah dilakukan dan lebih mudah diawasi 14
  • 15. Dari berbagai jenis kegiatan pekerjaan tampak bahwa banyak peluang yang dapat dilakukan oleh seorang karyawan untuk menerapkan konsep green office baik untuk keperluan pelaksanaan tugasnya sendiri maupun untuk dapat menjadi contoh bagi teman sejawat maupun rekanan bisnis perusahaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh karyawan guna mendukung pelaksanaan green office antara lain dengan cara: - menggunakan alat tulis dan kantor yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang - menggunakan draft dan pencetakan bolak-bolak untuk setiap konsep surat atau laporan yang ditulis sebelum menjadi surat atau laporan final - laporan perusahaan dibuat dalam bentuk digital untuk mengurangi penggunaan kertas dan kebutuhan ruang penyimpan arsip - menggunakan alat komunikasi elektronik dibandingkan dengan menggunakan surat tertulis - menggunakan tinta printer atau tinta fotocopy yang ramah lingkungan - menggunakan peralatan kantor yang menggunakan sistem energy saver - menggunakan sistem sewa peralatan kantor seperti mesin fotocopy, komputer, dispenser, AC, dan sebagainya - mengatur ruangan kerja maupun ruangan rapat yang memungkinkan minimisasi penggunaan AC maupun alat penerang - untuk keperluan konsumsi rapat menggunakan perabot yang dapat dicuci atau digunakan kembali, bukan yang terbuat dari bahan sekali pakai - mengusulkan pemakaian teleconference untuk mengurangi perjalanan bisnis sehingga mengurangi biaya perjalanan maupun pemakaian bahan bakar sarana transportasi yang digunakan - menyarankan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk kendaraan operasional perusahaan - pemakaian bahan atau faktor input yang ramah lingkungan seperti penggunaan obat-obatan yang mengandung unsur kimia yang ramah lingkungan atau tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) - mengusulkan program-program apa saja yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang berasal dari kegiatan 15
  • 16. operasional kantor seperti, tujuan, ukuran, dan jadwal, serta tindakan yang dilakukan 5. Kesimpulan dan rekomendasi Dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa office management memiliki peran penting dalam penerapan konsep green office. Peran ini dapat berguna bagi dirinya sendiri yaitu melatih untuk menggunakan peralatan kantor seefisien mungkin yang pada akhirnya dapat diterapkan dalam pola kehidupan sehari-hari. maupun bagi perusahaan secara keseluruhan. Kepedulian tentang masalah lingkungan yang saat ini mendapat perhatian tinggi dari berbagai kalangan masyarakat termasuk para pengusaha, khususnya yang berasal dari negara-negara maju, dapat dijadikan modal atau promosi positif yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut sudah menerapkan konsep green office. Keterbukaan karyawan dan staf dengan jajaran pimpinan juga dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi perubahan pola pikir pimpinan perusahaan dari yang tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Upaya ini harus terus dilakukan agar perubahan lingkungan kerja yang awalnya belum berpikir ramah lingkungan dapat berubah menjadi lingkungan kerja yang ramah lingkungan yang diikuti oleh seluruh komponen perusahaan, mulai dari karyawan hingga teknologi produksi yang digunakan. Mengingat bahwa tulisan ini lebih didasari pada kajian pustaka, maka akan menjadi suatu kesimpulan yang menarik apabila pemikiran ini dapat ditindaklanjuti dengan sebuah penelitian lapangan untuk melihat sejauh mana kepedulian sebuah perkantoran terhadap masalah lingkungan, dan sejuah mana mereka dapat berperan untuk melaksanakan konsep green office. Melalui penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh hasil yang dapat mendukung konsep green office yang telah diuraikan di atas. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Australian National Audit Office. 2005. Cross Portfolio Audit of Green Office Procurement. Canberra ACT. 22 December. Brooks, Ian and Jamie Weatherston. 2000. The Business Environment, Challenges and Changes. Financial Times. Prentice Hall. Second Edition. Department of the Environment and Water Resources. 2001. Australian Government. Green Office Guide. Commissioner for Environmental Sustainability. 2006. Government Procurement and Environmental Sustainability. An Overview. Victoria. Melbourne. Faure, Emma, Lisa Ly, and Linda. 2005. The Green Office Program. Swinburne: University of Technology. Forsyth, Patrick. 2002. Business Planning. Express Exec.com. Oxford. UK. Fujitsuka, Tetsuro. 2004. Green Procurement. Japanese Experience. JICA. Kementerian Lingkungan Hidup. 2006. Kajian dan Penyusunan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan. Desember. Keppres No. 80 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Tahun 2005. Ministry of the Environment. 2005. Basic Policy on Promoting Green Purchasing (Provisional Translation)., Japan. February. Nakahara, Hideki, Green Procurement will Change the Market: Report on the Sustainable Consumption Project and Green Purchasing in Japan, International Seminar on Sustainable Procurement, Using the Government’s Purchasing Power to Promote Sustainable Development, May 7th, 2004, Sao Paulo Slavin, Steve.1999. Economics, A Self Teaching Guide. Canada: John Wiley and Sons. Second Edition. 17
  • 18. Suparmoko dan Maria Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. , Yogyakarta:BPFE. Edisi Pertama. Suparmoko. 2001. Ekonomika untuk Manajer. Yogyakarta: BPFE. Edisi ke-3. Sustainable Office Equipment, National center for Sustainability, Swinburne University of Technology (Green Office Criteria – PDF download June 2006) WWF Finland, Green Office, www.wwf.fi/go 18