7. Kompetensi
Materi
Glosarium
LIHAT MATERI
Dini Rismayanti Faoziah
LIHAT MATERI
Tentang Penulis
Jaringan pada
Tumbuhan
Organ pada Tumbuhan
PENYUSUN
Villa Pamulang JL. Dara Raya Blok
DG.9 No. 11 Kel. Pondok Petir
Kec. Bojong Sari – Depok 16517.
Hp. 085694323827
Email : d2dini@ymail.com
Blog :
http://drismayantii.blogspot.com
LIHAT MATERI
BIOLOGI
SMA
Kelas XI
Hubungan Sifat
Totipotensi Jaringan
pada Teknologi
Kultur Jaringan
EXIT
Dini Rismayanti Faoziah | 2012
12. JARINGAN PADA TUMBUHAN
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel.
Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk
satu tubuh tumbuhan. Jaringan yang menyusun organ tumbuhan
mempunyai bentuk dan ukuran tidak sama serta masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda-beda pula.
Jaringan tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu
jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat
permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang
membentuk tubuh tumbuhan dan karakateristik dari kedua macam
jaringan tersebut secara rinci.
X
13. JARINGAN PADA TUMBUHAN
1. Jaringan Meristem (Jaringan Embrional)
Jaringan Meristem adalah jaringan yang mampu membelah diri dengan cara mitosis
secara terus menerus atau dapat disebut juga bersifat embrional untuk menambah
jumlah sel-sel pada tumbuhan. Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu : Meristem Apikal (Meristem Ujung)
Meristem apikal atau meristem ujung yang terletak di ujung akar dan batang lihat
(Gambar 1.1). Ujung akar dan ujung batang merupakan daerah titik tumbuh pada
tumbuhan sehingga keduanya mengandung sel sel embrionik.
X
14. JARINGAN PADA TUMBUHAN
Meristem Apikal
• Meristem Interkalar
Meristem inii terletak diantara jaringan dewasa. Contohnya terdapat pada ruas
rumput-rumputan.
• Meristem Lateral (Meristem Samping)
Meristem ini terletak sejajar dengan permukaan organ. Akibat aktivitas meristem
ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping.
Contohnya, kambium pembuluh dan kambium gabus. (lihat gambar 1.2)
X
15. JARINGAN PADA TUMBUHAN
Berdasarkanasalnya, meristemdapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
• Meristem Primer
Meristem primer merupakan meristem yang terbentuk langsung dari selsel initial yang disebut promeristem. Berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh Haberlandt, promeristem akan berkembang menjadi
protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan
berdeferensiasi menjadi sistem jaringan epidermis, prokambium akan
berdefersiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan meristem
dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
• Meristem sekunder
Meristem sekunder ini terbentuk dari jaringan dewasa dan selanjutnya
berubah menjadi meristematis. Sel-sel meristem sekunder berbentuk
pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat vakuola.
Contohnya, kambium dan kambium gabus.
X
16. JARINGAN PADA TUMBUHAN
2. Jaringan Dewasa ( Jaringan Permanen)
Seperti telah dikatakan diatas, bahwa jaringan dewasa merupakan jaringan yang
tidak dapatmembelah dalam artian jaringan ini merupakan kelompok sel
tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel - sel meristem dan telah mengalami
perubahan bentuk yang dikaitkan dengan fungsinya (diferensiasi). Jaringan dewasa
ini sudah tidak bersifat meristem lagi (sel penyusunnya tidak dapat membelah lagi)
sehingga disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan fungsinya jaringan
dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
• Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel yang umumnya berbentuk empat
persegi panjang, memiliki dinding sel yang tebal tetapi tidak mempunyai
kloroplas. Sel-sel epidermis terletak saling berdempetan sehingga terlihat
kompak. Jaringan epidermis biasanya menutupi permukaan organ akar, batang
dan daun.
X
17. JARINGAN PADA TUMBUHAN
•
Jaringan Parenkima
Jaringan parenkima disebut juga jaringan dasar karena dapat berdiferensiasi
menjadi jaringan lain. Jaringan parenkima merupakan jaringan yang memiliki
bentuk sel segi enam dan memiliki diameter yang sama ke berbagai arah. Jaringan
parenkima ini memiliki dinding sel yang tipis dengan ruang interseluler yang
banyak. Jaringan parenkima juga bersifat basalis yaitu letak inti sel mendekati
dasar sel. Sel parenkima berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan air
oleh tubuh tumbuhan pada vakuola atau dalam bentuk partikel padat pada
sitoplasma (Gambar 1.4).
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkima di bagi
menjadi 4, yaitu :
- Parenkim asimilasi
- Parenkim Penimbun
- Parenkim air
X
18. JARINGAN PADA TUMBUHAN
•
Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-sel
kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan bentuk jaringan
sederhana karena sel-selnya hanya terdiri atas satu tipe sel saja.
a) Jaringan Kolenkima
Jaringan kolenkim ini mempunyai ukuran dan bentuk yang beragam. Pada
umumnya, sel ini berbentuk segi enam. Sebagian besar dinding sel kolenkim terdiri
dari senyawa selulosa yang akan menebalkan dinding sel jaringan tersebut.
b)Jaringan Sklerenkima
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang hanya terdapat pada
organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau
organ tumbuhan yang telah tetap. Jaringan sklerenkim ini berfungsi untuk
menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringa-jaringan yang lebih
lemah.Jaringan ini tersusun atas sel-sel yang dindingnya telah mengalami penebalan
sekunder dengan adanya zat lignin. Sel sklerenkima dapat dibedakan berdasarkan
bentuk sel penyusunnya, sklerenkima dibedakan menjadi sklereid (sel batu) dan
serabut (serat).
X
19. JARINGAN PADA TUMBUHAN
•
Jaringan Pengangkut
Tumbuhan berpembuluh (Trachephyta) memiliki jaringan khusus yang disebut
jaringan vaskuler atau jaringan pembuluh. Jaringan tersebut berfungsi mengangkut
air dan zat-zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan sehingga
jaringan pembuluh disebut juga jaringan pengangkut. Selain sebagai jaringan
pengangkut, jaringan pembuluh juga berfungsi menyokong tumbuhan.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas dua macam, yaitu xilem atau
yang biasa disebut pembuluh kayu dan floem atau yang biasa disebut pembuluh
tapis.
a) Xilem
Xilem merupakan jaringan yang kompleks karena tersusun dari beberapa
tipe sel yang berbeda. Penyusun yang paling utamanya yaitu trakea dan trakeid.
Trakea merupakan saluran pengangkut air dengan dinding sel yang tebal dan
berfungsi sebagai saluran pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun dan
ke bagian tubuh tumbuhan
X
20. JARINGAN PADA TUMBUHAN
•
Jaringan Pengangkut
b) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas beberepa
tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis,, sel pengiring, parenkim, serabut dan
sklerenkim.
Parenkima floem berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan dan
sebagai pemisah antara floem yang satu dengan floem yang lain. Serabut floem
merupakan jaringan sklerenkima yang berfungsi memperkuat pembuluh floem.
Buluh floem (buluh tapis) adalah suatu saluran atau pembuluh yang berperan
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
X
21. JARINGAN PADA TUMBUHAN
•
Jaringan Gabus
Sel gabus merupakan sel yang dibentuk oleh kambium gabus atau felogen.
Felogen adalah kambium yang terletak dibawah epidermis batang dan akar yang
tua. Felogen yang membelah ke arah luar akan membentuk jaringan gabus
sehingga menutupi epidermis. Jaringan tersebut dinamakan felem. Felogen yang
membelah ke arah dalam akan membentuk jaringan yang dinamakan feloderm.
Kesatuan struktur yang terdiri atas epidermis, felem, felogen, dan feloderm
dinamakan periderm. Sel gabus berbentuk memanjang dan dinding selnya
bergabus.
X
22. ORGAN PADA TUMBUHAN
1. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang dan merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang banyak mengandung klorofil sehingga proses fotosintesis paling banyak
berlangsung di dalam daun. Secara morfologis dan anatomis, daun merupakan
organ tumbuhan yang paling bervariasi. Daun dapat dibedakan menjadi 3
bagian, yaitu pangkaL Daun tersusun atas tiga tipe jaringan,yaitu jaringan
epidermis, jaringan mesofil, dan jaringan pembuluh.l daun, tangkai daun, dan
helaian daun.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi menegakkan tubuh tumbuhan.
Batang berfungsi sebagai alat transportasi
yaitu menyalurkan air dan garam-garam
mineral dari akar ke daun dan
menyalurkan hasil fotosintesis dari daun
keseluruh tubuh. Batang tersusun dari 4
bagian,
yaitu
Gambar 1.8 (Lingkaran Tahun pada Batang)
Epidermis, Korteks,Empulur, Jaringan
Pembuluh.
X
23. ORGAN PADA TUMBUHAN
3. Akar
Akar merupakan bagian bawah tumbuhan yang biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah. Akan tetapi, ada beberapa tumbuhan yang memiliki akar yang
tumbuh di atas tanah. Bentuk dan struktur akar sangat beragam. fungsi akar yaitu
untuk melekatkan tumbuhan pada substrat, menyerap air dan berbagi garam
mineral, tempat menyimpan cadangan makanan, sebagai alat pernafasan, dan
menghasilkan hormon yang dapat merangsang pertumbuhan pada batang.
Anatomi akar dapat diamati dengan cara
melakukan pemotongan secara melintang.
Struktur anatomi akar dari urutan terluar ke
dalam,
yaitu
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder
pusat (stele).
X
24. Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau
organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam
botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagianbagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
yang lengkap.
Sitokinin dan auksin merupakan zat
pengatur tumbuh yang ditambahkan dalam
medium. Sitokinin dimaksudkan untuk
merangsang pembentukkan
pucuk, sedangkan auksin untuk merangsang
pembentukkan akar
(Narayanaswamy, 1973).
Gambar (SkemaKulturjaringan)
X
25. Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada
Teknologi Kultur Jaringan
• Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan
sifat
totipotensi
yang
terdapat
pada
jaringan
tanaman.Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang
dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi
jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C. Steward (1958).
X
26. Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
Keunggulan dari bibit yang diperoleh melalui kultur jaringan adalah sebagai berikut:
• Bibit yang didapat berjumlah banyak dan dihasilkan dalam waktu yang singkat.
• Sifat identik dengan induk.
• Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.
• Bibit aman dari serangan penyakit. Misalnya, bebas virus jika diambil dari meristem apikal.
• Kultur jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan Wijayani (1994:
95-109) mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di antaranya sebagai
berikut.
• Meristem culture, yaitu kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda
atau meristem.
• Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian tanaman
berupa serbuk sari atau benang sari.
• Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk keperluan
memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru.
• Somatic cross atau persilangan protplasma, yaitu penyilangan dua macam prortoplasma
menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat
baru.
X
27. Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi Kultur
Jaringan
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah :
• Pembuatan Media
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat
pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
• Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah
tunas.
• Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
X
28. Hubungan Sifat Totipotensi Jaringan pada Teknologi
Kultur Jaringan
• Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media.
• Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik
• Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan
aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan
bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
X
29. GLOSARIUM
Epidermis : lapisan pelindung terluar batang, akar, dan daun
Kambium : jaringan meristem yang melahirkan pertumbuhan
sekunder pada batang dan akar, merupakan
kumpulan sel yang sedang membelah yang terdapat
diantara xilem dan floem
Klorenkim : Jaringan parenkim yang mengandung klorofil
Kloroplas : Plastida hijau yang biasanya berbentuk cakram dan
tersusun atas sistem selaput yang mengandung
klorofil dan pigmen lain yang sangat penting untuk
fotosintesis
Korteks : Bagian kulit luar pada tumbuhan
X
30. GLOSARIUM
Meristem
Parenkim
Plastida
tumbuhan
Sklerenkim
Stomata
Totipotensi
: jaringan tumbuhan yang terdiri atas sel-sel
yang terus membelah, tidak
berdiferensiasi, terdapat pada titik-titik tumbuh
: jaringan yang tidak terspesialisasi
: organel yang terdapat pada sitoplasma sel-sel
: jaringan tumbuhan yang terdiri atas serat sel
pembuluh yang keras dan sklereid
: lubang kecil dengan dua sel pengiring
: kemampuan setiap sel tumbuhan untuk
mengadakan pembelahan dan membentuk
individu baru.
X
31. DAFTAR PUSTAKA
Karmana, oman. 2007. CerdasBelajarBiologi. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo:
Platinum
Campbell, Reece, Mitchel. 2002. BIOLOGI. Edisi kelima, jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi 2. Jakarta:
Yudhistira.
http://biocyberway.blogspot.com/2008/04/organ-padatumbuhan.html
http://erickbio.wordpress.com/2011/07/09/struktur-danfungsi-jaringan-tumbuhan/
X
33. TENTANG PENULIS
Dini Rismayanti Faoziah, biasa dipanggil dengan panggilan “DINI”.
Lahir di Cirebon, 11 Agustus 1991, menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SDN Wanayasa pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke
jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah di MTs Al-Hidayah
Sindangkasih dan lulus pada tahun 2007, pada jenjang Sekolah
Menengah Atas beliau melanjutkan di SMA Negeri 1 CILIMUS dan
lulus pada tahun 2010, sekarang beliau berstatus sebagai
Pelajar/Mahasiswa semester 3 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program
Studi Biologi.
Selain kuliah beliau juga aktif sebagai kader Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah dan menjadi Anggota bidang Dana
dan Usaha di HMI Distrik IPA,
BIOLOGI
SMA
EXIT
Dini Rismayanti Faoziah | 2012