Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi tumbuhan, dimulai dari pengertian klasifikasi tumbuhan hingga pembahasan mengenai kingdom Plantae yang terdiri atas Bryophyta, Alga, Pteridophyta, dan Spermatophyta.
3. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan adalah
pembentukan kelompok-kelompok dari
seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini
hingga dapat disusun takson-takson
secara teratur mengikuti suatu
hierarki.Taksonomi tumbuhan adalah
ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian,
pengenalan (identifikasi),
pengelompokan (klasifikasi), dan
penamaan tumbuhan.
5. Tumbuhan lumut / Bryophyta
Lumut mempunyai bagian-bagian
tubuh yang menyerupai
akar, batang, dan daun. Akar
tetapi, bagian-bagian itu
sebenarnya bukan
akar, batang, dan daun sejati.
Bagian yang menyerupai akar
disebut rizoid. Rizoid berupa
benang-benang halus. Bagian ini
6. Divisio dibagi beberapa kelas
Musci (lumut
daun)
Hepaticae
(lumut hati)
Anthocerotacea
e (lumut
tanduk)
7. Musci (lumut daun)
Disebut lumut daun karena pada
jenis lumut ini telah ditemukan daun
meskipun ukurannya masih kecil.
Lumut daun merupakan jenis lumut
yang banyak dijumpai sehingga
paling banyak dikenal. Lumut daun
selalu tumbuh berkelompok di
tempat-tempat yang lembab atau
tempat dengan sedikit air.
8. Contoh lumut daun adalah Sphagnum
dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
9. Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau Hepaticae dapat
bereproduksi secara seksual
dengan peleburan gamet jantan
dan betina, secara aseksual
dengan pembentukan gemmae.
Tubuh lumut hati terdiri atas
lembaran yang ujung-ujungnya
terbelah. Lumut hati tumbuh di
tempat-tempat basah atau di hutan
10. Contoh lumut hati adalah
Marchantia, Riccia, dan
Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species :
12. Bentuk tubuhnya seperti lumut
hati yaitu berupa talus, tetapi
sporifitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk
hanya mempunyai satu
kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang
selokan. Reproduksi seperti
lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp
13. Peranan Tumbuhan Lumut dalam
Kehidupan
Dalam ekosistem yang masih alami, lumut
merupakan tumbuhan perintis karena dapat
melapukkan batuan sehingga dapat
ditempati oleh tumbuhan yang lain.
Lumut dapat menyerap air yang berlebih,
sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat
digunakan sebagai obat radang hati.
Lumut Sphagnum dapat dijadikan sebagai
bahan pengganti kapas.
14. ALGA/GANGGANG
Alga (jamak Algae) adalah
sekelompok organisme autotrof
yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga
bahkan dapat dianggap tidak
memiliki "organ" seperti yang
dimiliki tumbuhan
(akar, batang, daun, dan
sebagainya). Karena itu, alga
15. Alga dibagi dalam beberapa
kelas
Chlorophyta: Ganggang Hijau
Chrysophyta: Ganggang Keemasan
Phaeophyta: Ganggang
Pirang/Coklat
Rhodophyta: Ganggang Merah
16. Chlorophyta: Ganggang Hijau
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut,
tanah – tanah yang basah , ada pula yang
hidup di tempat – tempat kering.
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospore, yaitu spora yang
dapat bergerak atau berpindah tempat.
Reproduksi aseksualnya berlangsung secara
konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu
zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain :
spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan
stigeoslonium.
17. Chrysophyta: Ganggang
Keemasan
Kelompok ini paling beragam dalam
komposisi pigmennya, dinding selnya,
dan tipe flagella selnya. Dan
mengandung klorofil a , klorofil c,
karoten dan xactofil.
Habitatnya di air tawar atau air laut,
tempat – tempat yang basah, dan
merupakan anggota penyusun plankton
Ganggang keemasan hidup secara
fotoautotrof, artinya dapat mensintesis
18. Phaeophyta: Ganggang
Pirang/Coklat
warna ganggang coklat disebabkan oleh
pigmen coklat (pikosantin), yang secara
dominan menyelubungi warna hijau dari
klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga
mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a,
klorofil c, violak xantin, b-karioten,
diadinoxcatin, dan fukosantin
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut,
khusunya laut yang agak dingin dan sedang
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian
yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ketangkai yang menyerupai
19. Rhodophyta: Ganggang Merah.
Ganggang merah berwarna merah sampai
ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau
pirang atau kemerah –
merahan, chromatofora berbentuk cakram
atau lemabaran dan mengandung klorofil
a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna
lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin
sebagai pigmen utama yang mengadakan
fluoresensi
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada
tempat hidup ganggang coklat. Hidup
diperairan tawar
20. PTERIDOPHYTA: PAKU-
PAKUAN
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan
pelindung sel (jaket steril) di sekeliling
organ reproduksi, sistem transpor
internal, hidup di tempat yang lembap.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam
kotak spora . Kumpulan sporangium
disebut sorus. Sorus muda sering
dilindungi oleh selaput yang disebut
indusium
21. Dapat dibagi menjadi beberapa kelas
Kelas
Psilophytinae
Kelas
Equisetinae
Kelas
Lycopodinae
Kelas
Filicinae
22. Kelas Psilophytinae
Jenis paku ini sebagian besar telah punah,
tumbuhan ini belum berdaun dan berakar,
batang telah mempunyai berkas pengangkut,
bercabangcabang menggarpu dengan
sporangium pada ujung cabang-cabangnya.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora
(homospora). Untuk memperoleh makanan
gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur,
karena tidak mempunyaiklorofil. Berdasarkan
ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku
dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia
major dan Psilotum
23. Kelas Equisetinae
Tumbuhan ini sampai sekarang masih hidup,
umumnya berupa herba yang menyukai
tempat-tempat lembap, biasanya hidup di
dataran tinggi. Paku ekor kuda mempunyai
daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun
seperti karang, daunnya terdapat di setiap
buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun
batangnya mirip dengan daun cemara,
berongga, berbuku-buku, dan
tumbuh tegak. Semua sporofil tersusun dan
merupakan suatu badan berbentuk
gada/kerucut pada ujung batang/cabang.
24. Kelas Lycopodinae
Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri
bentuk daun kecil-kecil, tidak bertangkai,
batang seperti kawat dan akarnya
bercabang-cabang, selalu bertulang
satu. Pada beberapa jenis, daunnya
mempunyai lidah-lidah (ligula), daunnya
yang amat banyak tersusun rapat
menurut garis spiral. Sporangium
terdapat pada ketiak daun dan
berkumpul membentuk seperti kerucut
yang disebut strobilus, misalnya
25. Kelas Filicinae
Dalam bahasa sehari-hari, paku sejati
dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis
yang sebenarnya atau paku sejati,
mempunyai daun-daun besar makrofil),
bertangkai, mempunyai banyak tulang,
pada waktu masih muda daun itu
tergulung pada ujungnya, dan pada sisi
bawah mempunyai banyak sporangium.
Paku ini banyak tumbuh di tempat-
tempat yang teduh/lembap, sehingga di
tempat yang terbuka dapat mengalami
26. SPERMATOPHYTA ATAU
TUMBUHAN BERBIJI
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
memiliki ciri-ciri antara lain:
makroskopis dengan ketinggian
bervariasi, bentuk tubuhnya
bervariasi, cara hidup
fotoautotrof, habitatnya kebanyakan
di darat tapi ada juga yang
mengapung di air
(teratai), mempunyai pembuluh
27. Tumbuhan biji dibedakan menjadi
dua golongan yaitu
tumbuhan
berbiji terbuka
(Gymnosperma
e)
tumbuhan
berbiji tertutup
(Angiospermae
).
28. Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka)
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari
tumbuhan paku (Pteridophyta) ke
Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah
punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang
sebagian besar menyerupai pohon palma, agak
berkayu, tidak bercabang, akar
tunggang, batang memanjang, serta berdaun
majemuk dan terdapat di ujung batang.
Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin
29. 3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba
(pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat
mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai
tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena
tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun
Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan
lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara
Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling
tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini
ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua,
serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh
tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum
gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan
30. 5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan
didominasi pinus yang meliputi lebih dari
80 spesies. Kebanyakan memiliki daun
yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan
ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah
dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini
berumah satu (biseksual). Bagian
tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu
pinus (Pinus merkusii) berguna untuk
pembuatan kertas serta korek api dan
getah dammar (Agathis alba) untuk
pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies
31. Angiospermae (tumbuhan berbiji
tertutup)
Tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) adalah tumbuhan
biji yang letak bijinya tertutup oleh
daun buah. Angiospermae sudah
memiliki organ yang berkembang
sempurna sehingga dianggap
sebagai golongan tumbuhan
dengan tingkat perkembangan
evolusi tinggi, dan angiospermae
32. Monocotyledoneae
Berasal dari kata mono yang berarti satu atau
tunggal dan kotiledonae yang artinya keping
biji. Jadi, tumbuhan monokotil adalah tumbuhan
yang hanya memiliki satu keping atau daun biji.
Tumbuhan ini memiliki perakaran serabut dan
secara umum tumbuhan ini tidak bercabang.
Daun yang dimiliki memiliki tulang daun sejajar
ataupun melengkung. Bagian-bagian bunga
yang dimiliki berjumlah kelipatan tiga. Secara
anatomi, baik pada bagian batang ataupun akar
tidak akan dijumpai kambium, sehingga pada
tumbuhan monokotil hanya mengalami
pertumbuhan memanjang saja, tumbuhan
33. Dicotyledoneae
Pada biji dikotil akan didapatkan dua keping
atau daun biji. Itulah ciri pokok dari tumbuhan
dikotil. Selain itu, secara umum pada
batang tumbuhan dikotil didapatkan cabang,
serta memiliki sistem perakaran
tunggang. Tumbuhan dikotil memiliki sistem
tulang daun menyirip atau menjari. Baik di
dalam akar ataupun batang akan dijumpai
adanya kambium yang memiliki fungsi untuk
pertumbuhan. Selain tumbuh
memanjang, tumbuhan dikotil juga mengalami
pertumbuhan membesar atau
melebar, dikarenakan aktivitas kambium.
34. BERKEPING 1 BERKEPING 2
KELOPAK BUNGA KELOPAK KELIPATAN
KELIPATAN 3 4 ATAU 5
TULANG DAUN TULANG DAUN
SEJAJAR BERCABANG
SERBUK SARI MEMILIKI SERBUK SARI MEMILIKI
1 PORI-PORI ATAU LEBIH 3 PORI-PORI ATAU LEBIH
JARINGAN PENGANGKUT JARINGAN PENGANGKUT
TERSEBAR PADA BATANG TERATUR PADA BATANG
TAK BERKAMBIUM BERKAMBIUM