SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Identifikasi Aldehida dan Keton
Senin, 12 November 2012
I. Tujuan
1.

Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa
berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2.
Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan
keton.
II. Dasar Teori
Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom
hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran
“ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan
akhiran dehida (Petrucci, 1987).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada
nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai
berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana,
reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997).
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam
karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator
yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam
karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa
organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak
mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir
semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3),
phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4)
(Respati, 1986).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi
oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan
keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat
lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol,
reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan
tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
A. Iodoform
Iodoform merupakan salah satu haloform yang terbentuk kristal berwarna
kuning, dan sedikit larut dalam air. Secara umum haloform dibuat dari suatu senyawa metil
keton / metil aldehida atau dari senyawa yang bila teroksidasi menghasilkan senyawa
tersebut. Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan
NaOH.
R-C-CH3+ 3 I2+ 4NaOH èR-C-ONa + 3 NaI + 3 H2O + CHI3
Metil keton
Iodoform kuning
Untuk pembahasan ini, diasumsikan bahwa pereaksi yang kita gunakan adalah larutan iodin
dan natrium hidroksida. Tahap pertama melibatkan substitusi ketiga atom hidrogen dalam
gugus metil dengan atom-atom iodin. Keberadaan ion-ion hidroksida cukup penting untuk
berlangsungnya reaksi ion-ion ini terlibat dalam mekanisme reaksi.
Pada tahap kedua, ikatan antara C I3 dan ikatan lainnya pada molekul terputus menghasilkan
triiodometana (iodoform) dan garam dari sebuah asam.
B.

Tes Benedict
Tes benedict memberikan hasil positif bila terbentuk endapan merah bata. Aldehida
alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict( kompleks ion Cu(II)
sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan berwarna merah
bata). Aldehida aromatik dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.
R-CHO + 2Cu2+ + 5 OH  R-COO- + Cu2O + 3 H2O
Biru
merah bata
III. Alat dan Bahan
a. Tes Iodoform.
Alat :
Gelas Beaker
Batang Pengaduk
Kertas Saring
Penanggas Air
Timbangan Analitik
Bahan :
KI
NaOCl
Aseton
Alkohol
b. Tes Benedict.
Alat :
Pipet Tetes
Tabung Reaksi
Gelas Beaker
Penanggas Air
Bahan :
Formaldehida
Aseton
Benzaldehida
Pereaksi Benedict
IV. Cara Kerja
A. Tes Iodoform

B. Tes Benedict

V. Hasil Pengamatan
a. Tes Iodoform
Berat kertas saring
: 0,44 gram.
Berat kertas saring + kristal : 0,6 gram.
Berat kristal yang dihasilkan : 0,16 gram.
b. Tes Benedict
No
Larutan Campuran
1

Aseton + Pereaksi
Benedict

2

Formaldehid + Pereaksi
Benedict
Benzaldehid + Pereaksi
Benedict

3

Perubahan
Tidak dipanaskan
Dipanaskan
Homogen, warna
2 fase, bagian atas
biru
aseton bagian bawah
pereaksi benedict
Homogen, warna
Homogen, warna biru
hijau muda
Homogen, warna
Homogen, warna biru
biru

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat didefinisikan aldehida
adaLah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu
berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen, rumus struktur aldehida ialah RCHO.
Sedangkan keton adalah senyawa oprgnaik yang senyawa karbon-karbonilya dihubungkan
dengan dua karbon lain, rumus struktur keton ialah RCOR.
Aldehida dan keton dalam air bercampur sempurna. Keduanya juga dapat dikenali
dengan memperhatikan namanya yaitu berakhiran –al untuk aldehida dan berakhiran –on
untuk keton. Aldehida dan keton juga mempunyai bau khas. Aldehid berbau merangsang dan
keton berbau harum.
Percobaan pertama adalah tes iodoform, reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang
spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil dari suatu metil
keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk Iodoform padat berwarna kuning
Gugus metil keton yang dipakai dalam percobaan ini adalah aseton, yang akan
direaksikan dengan iodium suasana basa menghasilkan Iodoform. Dan selanjutnya dilakukan
proses rekristalisasi.
Dalam percobaan ini dilakukan pengenceran aseton dengan air. Hal ini dikarenakan
pada daerah tropis aseton mudah menguap. Dengan adanya penambahan air dapat mencegah
penguapan aseton.
NaOCl berfungsi sebagai suasana basa. Dalam percobaan ini,
setelah iodoform habis bereaksi harus segera ditambahkan sejumlah air karena bila
iodoform telah habis bereaksi berarti sudah terbentuk kristal iodoform. Tujuan penambahan
air sesegera mungkin adalah untuk menyempurnakan reaksi agar kristal yang dihasilkan
bagus.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan adalah p e n a m b a h a n
N a O C l ya n g t e r l a l u s e d i k i t d a n b e r l e b i h . P e n a m b a h a n N a O C l harus tepat
karena jika terlalu sedikit, suasananya menjadi kurang basa dan akibatnya kristal yang
terbentuk sedikit. Sedangkan jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut
dalam NaOCl.
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dimana dalam keadaan panas larut dalam
suatu pelarut tertentu, tetapi dalam keadaan dingin atau pada suhu kamar, zat atau kristalnya
akan terjadi. Cara rekristalisasi dengan memanaskan pelarut tertentu yang sesuai (dalam hal
ini alkohol panas). Alkohol ± 50 ml dipanaskan di atas hot plate dengan diberi corong yang
sudah disumbat dengan kertas saring. Dimasukkan kristal iodoform yang sudah disaring
tersebutke dalam erlenmeyer, yang kemudian dilarutkan ke dalam alkohol panas.
Alkohol dipanaskan di atas hot plate bukan di atas api bebas karena alkohol sifatnya
mudah terbakar maka menggunakan erlenmeyer yang ditutupdengan corong dan ditutup dengan
kertas saring untuk menghindari terjadinya penguapan alkohol.
alkohol panas tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer lain yang sudah berisi kristal
iodoform, penambahannya dilakukan sedikit demi sedikitsampai kristal iodoformnya tepat
larut. Jika alkohol ditambahkan berlebih maka kristal iodoform yang larut saat panas nantinya
akan sulit mengendap atau mengkristal kembali.
Setelah itu dinginkan, lalu menambahkan air dan segera disaringdengan corong. Hasil
kristalnya yang terbentuk dikeringkan, setelah kering hasilnya ditimbang. Diperoleh berat
kristal iodoform sebesar 0,16 gram.
Selanjutnya adalah tes benedict, pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
reaksi pada aldehid dan keton dengan direaksikan dengana benedict. Larutan yang akan di uji
dengan benedict adalah formaldehid, aseton dan benzaldehid.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 3 buah tabung reaksi masingmasing diisi dengan 10 tetes formaldehid, aseton dan benzaldehid. kemudian pada masingmasing tabung ditambahkan 2 ml pereaksi benedict. Kemudian ditempatkan dalam penangas
air yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh adalah negatif,
karena dari ketiga hasil reaksi tersebut tidak membentuk endapan merah bata. Kemungkinan
yang terjadi adalah karena faktor kesalahan praktikan. seperti kurangnya pemanasan dan
kurang teliti. Menurut teori, larutan yang membentuk endapan merah bata adalah campuran
formaldehid dengan pereaksi benedict dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
O

O
||
||
+
H – C – H + 2Cu + OH  H – C – OH + CuO2 ↓
Merah bata + 3H2O

VII. Kesimpulan
1.

Formaldehid (aldehida) bereaksi dengan reagen Benedict membentuk endapan

merah bata Cu2O
2.

Aseton dan benzaldehida (keton) tidak bereaksi dengan benedict

3.

Berat kristal iodoform yang diperoleh sebesar 0,16 gram

VIII. Daftar Pustaka
Fesenden, J Ralp, dan Joan s. Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid1.
Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siti Nurbayti, M.Si.2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jakarta:UIN Syarif
Hidayatullah.
http://lilyanisemuelraga.blogspot.com/2012/03/identifikasi-senyawa-aldehid-dan-keton.html

IX. Pertanyaan
2.

3.
a.

b.

c.

1. Sebutkan fungsi aseton dan NaOCl dalam kristalisasi iodoform ?
Fungsi aseton :
Untuk menghasilkan kristal iodoform.
Sebagai gugus metil yang dapat menghasilkan kristal iodoform.
Fungsi NaOCl :
Sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform.
Sebagai oksidator, yang akan bereaksi dengan I2 membentuk NaOI ,kemudian akan terurai
menjadi NaI dan Onasen yang memiliki sifat sebagai oksidator yang mengubah asetan
menjadi triiodoaseton.
Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi
dan ion CI3 yang tidak stabil yang segeramembentuk CHI3 (iodoform).
Sebutkan komponen dari reagent benedict ?
Natrium sitrat.
Natrium karbonat.
Kupri sulfat.
Air suling.
Jelaskan cara lain untuk melakukan identifikasi terhadap senyawa aldehida dan dan
keton ?
Uji Tollens
Mencuci satu tabung reaksi dengan sabun dan sikat, dan cuci dengan air suling.
Memasukkan 2ml larutan 5% perak nitrat kemudian menambahkan 2 tetes larutan 5%
natrium hidroksida dan campur dengan baik. Kemudian menambahkan tetes demi tetes
sambil dikocok larutan 2% amonium hidroksida hanya secukupnya untuk melarutkan
endapan.
Menyiapkan empat tabung reaksi yang berisi reagen tollens. Kemudiam menguji
benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin 2 tetes ke satu tabung 1 senyawa.
Kemudian dikocok beberapa menit. Jika tidak bereaksi dipanaskan (35-50)oC selama 5 menit.
Selanjutnya melakukan pengamatan.
Uji Fehling dan Benedict
Menyiapka 4 tabung reaksi kemudian masing-masing ditambahkan 5 mL reagen
benedict atau 5 ml reagen Fehling yang baru dibuat . masing-masing tabung reaksi
menambahkan beberapa tetes bahan yaitu formaldehid, n-heptaldehid, aseton dan
sikloheksanon. Kemudian 4 tabung dimasukkan kedalam air mendidih kemudian mengamati
periubahannya setelah 10-15 menit.
Adisi bisulfit
Memasukkan 5 ml larutan jenuh natrium bisulfit ke dalam erlenmeyer 50 mL dan
mendinginkan larutan didalam air es. Kemudian menambahkan 2,5 mL aseton tetes demi
setetes sambil dikocok. Setelah 5 menit menambahkan 10 ml etanol untuk memulai
penghabluran. Kemudian disaring kemudian di tetesi HCl dan diamati apa yang terjadi.

d. Pengujian dengan Fenilhidrasin
Memasukkan 5 ml fenil hidrasil kedalam 2 tabung reaksi kemudian menambahkan 10
tetes pada tabung pertama benzal dehid pada tabung ke-2sikloheksanon. Kemudian menutup
dengan goncangan dengan kuat selama 1-2 menit hingga menghablur. Selanjutnya menyaring
fenil hidrazon yang menghablur dengan sedikit air dingin.dan menghablurkan kembali
dengan sedikit metanol atau etanol dan di diaman hingga keering. Kemudian mengukur titik
lelehnya
e. Reaksi Haloform
Memasukkan 5 tetes aseton ke dalam 3 ml larutan 5% natrium hidroksida, kemudian
menambahkan larutan iodium sambil menggoncangnya sampai warna iodium tidak hilang
lagi. Kemudian menunggu iodoform yang berwarna kuning mengendap dan mencium bau
dan mencatat baunya.
f. Kondensasi Aldol
Mereaksikan 4 ml larutan 1% NaOH dengan 0,5 ml asetaldehid. Kemudian
memasukkan ke dala ttabung reaksi, menggoncang dengan baik dicatat baunya (dari
asetaldehid yang tidak bereaksi). Kemudian mendidihkan campuran selama 3 menit dan
dicatat baunya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonDM12345
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...anandajpz
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Larutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutanLarutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutanDokter Tekno
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 

La actualidad más candente (20)

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Reaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan ketonReaksi adisi aldehid dan keton
Reaksi adisi aldehid dan keton
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Larutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutanLarutan dan kelarutan
Larutan dan kelarutan
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 

Similar a Identifikasi aldehida dan keton

Similar a Identifikasi aldehida dan keton (20)

Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
 
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
 
Laporan awal 6
Laporan awal 6Laporan awal 6
Laporan awal 6
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
ASS KIMIA (BY MASYARAKAT).pdf
ASS KIMIA (BY MASYARAKAT).pdfASS KIMIA (BY MASYARAKAT).pdf
ASS KIMIA (BY MASYARAKAT).pdf
 
Aldehida dan Keton
Aldehida dan KetonAldehida dan Keton
Aldehida dan Keton
 
Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )
 
Yuni
YuniYuni
Yuni
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Lap kimor-5-6-3rd-fa09
Lap kimor-5-6-3rd-fa09Lap kimor-5-6-3rd-fa09
Lap kimor-5-6-3rd-fa09
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
6. alkohol.ppt
6. alkohol.ppt6. alkohol.ppt
6. alkohol.ppt
 
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
Soal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloidSoal & pembahasan kimia koloid
Soal & pembahasan kimia koloid
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Aldehid dan keton
Aldehid dan ketonAldehid dan keton
Aldehid dan keton
 

Más de muhlisun_azim

Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinmuhlisun_azim
 
Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasmuhlisun_azim
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara ivmuhlisun_azim
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 

Más de muhlisun_azim (6)

Kimia organik-5
Kimia organik-5Kimia organik-5
Kimia organik-5
 
Jurnal -sintha
Jurnal  -sinthaJurnal  -sintha
Jurnal -sintha
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uas
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara iv
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 

Identifikasi aldehida dan keton

  • 1. Identifikasi Aldehida dan Keton Senin, 12 November 2012 I. Tujuan 1. Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi. 2. Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan keton. II. Dasar Teori Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987). Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997). Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987). Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992). Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986). Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992). Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997). A. Iodoform Iodoform merupakan salah satu haloform yang terbentuk kristal berwarna
  • 2. kuning, dan sedikit larut dalam air. Secara umum haloform dibuat dari suatu senyawa metil keton / metil aldehida atau dari senyawa yang bila teroksidasi menghasilkan senyawa tersebut. Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH. R-C-CH3+ 3 I2+ 4NaOH èR-C-ONa + 3 NaI + 3 H2O + CHI3 Metil keton Iodoform kuning Untuk pembahasan ini, diasumsikan bahwa pereaksi yang kita gunakan adalah larutan iodin dan natrium hidroksida. Tahap pertama melibatkan substitusi ketiga atom hidrogen dalam gugus metil dengan atom-atom iodin. Keberadaan ion-ion hidroksida cukup penting untuk berlangsungnya reaksi ion-ion ini terlibat dalam mekanisme reaksi. Pada tahap kedua, ikatan antara C I3 dan ikatan lainnya pada molekul terputus menghasilkan triiodometana (iodoform) dan garam dari sebuah asam. B. Tes Benedict Tes benedict memberikan hasil positif bila terbentuk endapan merah bata. Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict( kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict. R-CHO + 2Cu2+ + 5 OH  R-COO- + Cu2O + 3 H2O Biru merah bata III. Alat dan Bahan a. Tes Iodoform. Alat : Gelas Beaker Batang Pengaduk Kertas Saring Penanggas Air Timbangan Analitik Bahan : KI NaOCl Aseton Alkohol b. Tes Benedict. Alat : Pipet Tetes Tabung Reaksi Gelas Beaker Penanggas Air
  • 3. Bahan : Formaldehida Aseton Benzaldehida Pereaksi Benedict IV. Cara Kerja A. Tes Iodoform B. Tes Benedict V. Hasil Pengamatan a. Tes Iodoform Berat kertas saring : 0,44 gram. Berat kertas saring + kristal : 0,6 gram. Berat kristal yang dihasilkan : 0,16 gram.
  • 4. b. Tes Benedict No Larutan Campuran 1 Aseton + Pereaksi Benedict 2 Formaldehid + Pereaksi Benedict Benzaldehid + Pereaksi Benedict 3 Perubahan Tidak dipanaskan Dipanaskan Homogen, warna 2 fase, bagian atas biru aseton bagian bawah pereaksi benedict Homogen, warna Homogen, warna biru hijau muda Homogen, warna Homogen, warna biru biru VI. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat didefinisikan aldehida adaLah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen, rumus struktur aldehida ialah RCHO. Sedangkan keton adalah senyawa oprgnaik yang senyawa karbon-karbonilya dihubungkan dengan dua karbon lain, rumus struktur keton ialah RCOR. Aldehida dan keton dalam air bercampur sempurna. Keduanya juga dapat dikenali dengan memperhatikan namanya yaitu berakhiran –al untuk aldehida dan berakhiran –on untuk keton. Aldehida dan keton juga mempunyai bau khas. Aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Percobaan pertama adalah tes iodoform, reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi dalam suasana basa sampai terbentuk Iodoform padat berwarna kuning Gugus metil keton yang dipakai dalam percobaan ini adalah aseton, yang akan direaksikan dengan iodium suasana basa menghasilkan Iodoform. Dan selanjutnya dilakukan proses rekristalisasi. Dalam percobaan ini dilakukan pengenceran aseton dengan air. Hal ini dikarenakan pada daerah tropis aseton mudah menguap. Dengan adanya penambahan air dapat mencegah penguapan aseton. NaOCl berfungsi sebagai suasana basa. Dalam percobaan ini, setelah iodoform habis bereaksi harus segera ditambahkan sejumlah air karena bila iodoform telah habis bereaksi berarti sudah terbentuk kristal iodoform. Tujuan penambahan air sesegera mungkin adalah untuk menyempurnakan reaksi agar kristal yang dihasilkan bagus. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan adalah p e n a m b a h a n N a O C l ya n g t e r l a l u s e d i k i t d a n b e r l e b i h . P e n a m b a h a n N a O C l harus tepat karena jika terlalu sedikit, suasananya menjadi kurang basa dan akibatnya kristal yang terbentuk sedikit. Sedangkan jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut dalam NaOCl. Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dimana dalam keadaan panas larut dalam suatu pelarut tertentu, tetapi dalam keadaan dingin atau pada suhu kamar, zat atau kristalnya akan terjadi. Cara rekristalisasi dengan memanaskan pelarut tertentu yang sesuai (dalam hal ini alkohol panas). Alkohol ± 50 ml dipanaskan di atas hot plate dengan diberi corong yang
  • 5. sudah disumbat dengan kertas saring. Dimasukkan kristal iodoform yang sudah disaring tersebutke dalam erlenmeyer, yang kemudian dilarutkan ke dalam alkohol panas. Alkohol dipanaskan di atas hot plate bukan di atas api bebas karena alkohol sifatnya mudah terbakar maka menggunakan erlenmeyer yang ditutupdengan corong dan ditutup dengan kertas saring untuk menghindari terjadinya penguapan alkohol. alkohol panas tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer lain yang sudah berisi kristal iodoform, penambahannya dilakukan sedikit demi sedikitsampai kristal iodoformnya tepat larut. Jika alkohol ditambahkan berlebih maka kristal iodoform yang larut saat panas nantinya akan sulit mengendap atau mengkristal kembali. Setelah itu dinginkan, lalu menambahkan air dan segera disaringdengan corong. Hasil kristalnya yang terbentuk dikeringkan, setelah kering hasilnya ditimbang. Diperoleh berat kristal iodoform sebesar 0,16 gram. Selanjutnya adalah tes benedict, pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pada aldehid dan keton dengan direaksikan dengana benedict. Larutan yang akan di uji dengan benedict adalah formaldehid, aseton dan benzaldehid. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 3 buah tabung reaksi masingmasing diisi dengan 10 tetes formaldehid, aseton dan benzaldehid. kemudian pada masingmasing tabung ditambahkan 2 ml pereaksi benedict. Kemudian ditempatkan dalam penangas air yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh adalah negatif, karena dari ketiga hasil reaksi tersebut tidak membentuk endapan merah bata. Kemungkinan yang terjadi adalah karena faktor kesalahan praktikan. seperti kurangnya pemanasan dan kurang teliti. Menurut teori, larutan yang membentuk endapan merah bata adalah campuran formaldehid dengan pereaksi benedict dengan persamaan reaksi sebagai berikut : O O || || + H – C – H + 2Cu + OH  H – C – OH + CuO2 ↓ Merah bata + 3H2O VII. Kesimpulan 1. Formaldehid (aldehida) bereaksi dengan reagen Benedict membentuk endapan merah bata Cu2O 2. Aseton dan benzaldehida (keton) tidak bereaksi dengan benedict 3. Berat kristal iodoform yang diperoleh sebesar 0,16 gram VIII. Daftar Pustaka Fesenden, J Ralp, dan Joan s. Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid1. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Penerbit Erlangga. Siti Nurbayti, M.Si.2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah. http://lilyanisemuelraga.blogspot.com/2012/03/identifikasi-senyawa-aldehid-dan-keton.html IX. Pertanyaan
  • 6. 2. 3. a. b. c. 1. Sebutkan fungsi aseton dan NaOCl dalam kristalisasi iodoform ? Fungsi aseton : Untuk menghasilkan kristal iodoform. Sebagai gugus metil yang dapat menghasilkan kristal iodoform. Fungsi NaOCl : Sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform. Sebagai oksidator, yang akan bereaksi dengan I2 membentuk NaOI ,kemudian akan terurai menjadi NaI dan Onasen yang memiliki sifat sebagai oksidator yang mengubah asetan menjadi triiodoaseton. Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang terhalogenasi dan ion CI3 yang tidak stabil yang segeramembentuk CHI3 (iodoform). Sebutkan komponen dari reagent benedict ? Natrium sitrat. Natrium karbonat. Kupri sulfat. Air suling. Jelaskan cara lain untuk melakukan identifikasi terhadap senyawa aldehida dan dan keton ? Uji Tollens Mencuci satu tabung reaksi dengan sabun dan sikat, dan cuci dengan air suling. Memasukkan 2ml larutan 5% perak nitrat kemudian menambahkan 2 tetes larutan 5% natrium hidroksida dan campur dengan baik. Kemudian menambahkan tetes demi tetes sambil dikocok larutan 2% amonium hidroksida hanya secukupnya untuk melarutkan endapan. Menyiapkan empat tabung reaksi yang berisi reagen tollens. Kemudiam menguji benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin 2 tetes ke satu tabung 1 senyawa. Kemudian dikocok beberapa menit. Jika tidak bereaksi dipanaskan (35-50)oC selama 5 menit. Selanjutnya melakukan pengamatan. Uji Fehling dan Benedict Menyiapka 4 tabung reaksi kemudian masing-masing ditambahkan 5 mL reagen benedict atau 5 ml reagen Fehling yang baru dibuat . masing-masing tabung reaksi menambahkan beberapa tetes bahan yaitu formaldehid, n-heptaldehid, aseton dan sikloheksanon. Kemudian 4 tabung dimasukkan kedalam air mendidih kemudian mengamati periubahannya setelah 10-15 menit. Adisi bisulfit Memasukkan 5 ml larutan jenuh natrium bisulfit ke dalam erlenmeyer 50 mL dan mendinginkan larutan didalam air es. Kemudian menambahkan 2,5 mL aseton tetes demi setetes sambil dikocok. Setelah 5 menit menambahkan 10 ml etanol untuk memulai penghabluran. Kemudian disaring kemudian di tetesi HCl dan diamati apa yang terjadi. d. Pengujian dengan Fenilhidrasin Memasukkan 5 ml fenil hidrasil kedalam 2 tabung reaksi kemudian menambahkan 10 tetes pada tabung pertama benzal dehid pada tabung ke-2sikloheksanon. Kemudian menutup dengan goncangan dengan kuat selama 1-2 menit hingga menghablur. Selanjutnya menyaring fenil hidrazon yang menghablur dengan sedikit air dingin.dan menghablurkan kembali dengan sedikit metanol atau etanol dan di diaman hingga keering. Kemudian mengukur titik lelehnya e. Reaksi Haloform
  • 7. Memasukkan 5 tetes aseton ke dalam 3 ml larutan 5% natrium hidroksida, kemudian menambahkan larutan iodium sambil menggoncangnya sampai warna iodium tidak hilang lagi. Kemudian menunggu iodoform yang berwarna kuning mengendap dan mencium bau dan mencatat baunya. f. Kondensasi Aldol Mereaksikan 4 ml larutan 1% NaOH dengan 0,5 ml asetaldehid. Kemudian memasukkan ke dala ttabung reaksi, menggoncang dengan baik dicatat baunya (dari asetaldehid yang tidak bereaksi). Kemudian mendidihkan campuran selama 3 menit dan dicatat baunya.